MAKALAH
BAHASA INDONESIA
PENERAPAN KAIDAH EJAAN
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga
penyusunan makalah ini dapat diselesaikan sesuai pada waktunya.Makalah kami
yang berjudul “Penerapan Kaidah Ejaan” ini berisikan tentang pengertian ejaan
dan perkembangan jenis-jenis ejaan. Mulai dari Ejaan Van Ophuijsen, Ejaan
Soewandi, Ejaan Melindo, Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan. serta
mencakup aturan-aturan dalam pemakaian huruf, penulisan huruf, penulisan kata
penulisan unsur serapan, dan pemakaian tanda baca.
Tidak lupa ucapan terima kasih kepada ibu Novia Winda S.Pd M.Pd. selaku
dosen pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia semester ini atas kesempatan yang
diberikan kepada kami untuk menyusun makalah yang berjudul “Penerapan
Kaidah Ejaan” ini. Serta kami ucapkan pula terima kasih kepada para penulis,
penerbit, editor, serta siapa saja yang terlibat dalam proses penulisan dan percetakan
buku serta jurnal yang hasil tulisannya kami pakai sebagai referensi.
Akhir kata, kami sangat berharap semoga dengan disusunnya makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi kami dan kepada seluruh pembaca serta mendapat
keridhaan dari Tuhan Yang Maha Esa. Aamiin.
Penulis,
Kelompok 1
3
Daftar Isi
Cover 1
Kata Pengantar 2
Daftar Isi 3
BAB I PENDAHULUAN 4
1.1 Latar Belakang Masalah 4
1.2 Rumusan Masalah 5
1.3 Tujuan Penulisan 5
BAB II PEMBAHASAN 6
2.1 Definisi Ejaan 6
A. Ejaan Van Ophuijsen 7
B. Ejaan Soewandi 8
C. Ejaan Melindo 8
D. Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan 9
a.) Pemakaian Huruf 9
b.) Penulisan Huruf 11
c.) Penulisan kata 12
d.) Penulisan Unsur Serapan 14
e.) Pemakaian tanda baca 15
BAB III PENUTUP 19
3.1 Kesimpulan 19
3.2 Saran 19
Daftar Pustaka 20
4
BAB I
PENDAHULUAN
Beberapa masalah yang akan kami bahas dalam makalah ini sebagai batasan
dalam pembahasan bab isi. Beberapa masalah tersebut antara lain:
1. Apa itu definisi dari ejaan.
2. Bagaimana perkembangan dari ejaan.
3. Bagaimana isi dan contoh dari ejaan ophuijsen.
4. Bagaimana isi dan contoh dari ejaan melindo.
5. Bagaimana isi dan contoh dari ejaan soewandi.
6. Bagaimana isi dan contoh dari ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan.
7. Bagaimana panduan dalam pemakaian huruf.
8. Bagaimana panduan dalam penulisan huruf.
9. Bagaimana panduan dalam pemakaian kata.
10. Bagaimana panduan dalan pemakaian kata unsur serapan.
11. Bagaimana panduan dalam pemakaian tanda baca.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Ejaan
B. Ejaan Soewandi
Pada tanggal 19 Maret 1947 ejaan Soewandi diresmikan untuk menggantikan
ejaan Van ophuijsen. Ejaan baru ini disebut juga Ejaan Republik. Adapun
penggantian ejaan ini sebagai berikut.
● Huruf oe di ganti dengan u, seperti pada suhu,umur,pilu .
● Bunyi Hamzah dan bunyi sentak ditulis dengan k, seperti pada kata-kata
tak,pak, maklum, rakjat.
● Kata ulang boleh ditulis dengan angka-2, seperti anak2 ,berjalan2,
kebarat2-an.
● Awalan di- dan kata depan di kedua-duanya ditulis serangkai dengan kata
yang mengikutinya, seperti kata depan di pada dirumah, dikebun, disamakan
dengan imbuhan di- pada ditulis, dikarang.
● Tanda trema tidak dipakai lagi sehingga tidak ada perbedaan antarsuku kata
diftong, seperti, dihargai, moelai, menjadi dihargai dan mulai.
● Bunyi sengau /ny/ ditulis /n/ apabila bertemu dengan konsonan /dj/ dan /tj/
seperti mendjual, mentjuri, menjadi menjual, mencuri.
● Kata-kata yang berada di ujung baris, awalan, dan akhiran dianggap sebagai
suku kata terpisah, seperti be-rangkat menjadi ber-angkat.
● Huruf q, x, dan y tidak diatur pemakaianya dalam ejaan.
C. Ejaan Melindo
Tindak lanjut perjanjian persahabatan antara Republik Indonesia dan
Persekutuan Tanah Melayu pada tahun 1959, antara lain usaha mempersamakan
ejaan bahasa kedua negara ini. Pada akhir tahun 1959 sidang perutusan Indonesia
Melayu (Slamet Mulyana-Syed Nasir bin Ismail, Ketua) menghasilkan konsep ejaan
9
Pada pemakaian huruf ini, huruf yang digunakan adalah huruf latin dari A
sampai Z. Huruf – huruf A dan X tidak digunakan untuk menuliskan kata – kata
bahasa indonesia. Kecuali, untuk menuliskan nama atau istilah. Huruf yang tidak
dapat menempati posisi akhir adalah C,NY,V,W, dan Y.
Dalam hal ini pemakaian huruf dibagi menjadi 7 bidang antara lain :
10
● Abjad
Antara lain terdiri dari :
A,B,C,D,E,F,G,H,I,J,K,L,M,N,O,P,Q,R,S,T,U,V,W,X,Y, dan Z
● Vokal
Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf
a, e, I, o, dan u.
● Huruf Konsonan
Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia terdiri atas
huruf-huruf b, c, d, f, h, j, k, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z
● Huruf Diftong
Di dalam bahasa Indonesia terdapat diftong yang dilambangkan dengan ai,
au dan oi. Misalnya : pandai, saudara, dan amboi.
● Gabungan Huruf Konsonan
Di dalam bahasa Indonesia terdapat 4 gabungan huruf yang melambangkan
konsonan, yaitu kh, ng, ny, dan sy. Masing-masing melambangkan satu bunyi
konsonan. Misalnya : khusus, ngilu, nyata dan syarat.
● Pemenggalan Kata
1. Pemenggalan kata pada kata dasar dilakukan sebagai berikut antara lain:
◦ Jika di tengah kata ada vokal yang berurutan, pemenggalan itu dilakukan di antara
kedua huruf vokal itu. Misalnya : ma-in, sa-at, dll.
◦ Jika di tengah kata ada huruf konsonan, termasuk gabungan huruf konsonan,
diantara dua buah huruf vokal, pemenggalan dilakukan sebelum huruf konsonan.
Misalnya : ba-pak, ba-rang, su-lit.
◦ Jika di tengah kata ada dua huruf konsonan yang berurutan, pemenggalan
dilakukan antara kedua huruf konsonan itu. Gabungan huruf konsonan tidak pernah
diceraikan. Misalnya : man-di, som-bong, swas-ta.
11
◦ Huruf kapital sebagai huruf pertama nama khas dalam Geografi. Contoh ;
Peta Sumatra, Danau Toba, Sungai Musi.
◦ Huruf kapital sebagai huruf pertama nama badan resmi, lembaga
pemerintahan dan ketatanegaraan serta nama dokumen resmi Contoh:
Majelis Permusyawaratan Rakyat, Departemen Luar Negeri, Undang –
Undang Dasar Republik Indonesia.
◦ Huruf Kapital dipakai sebagai Huruf pertama nama semua kata di dalam
nama buku,majalah,surat kabar, kecuali kata partikel, seperti
di,ke,dari,untuk,dan,yang untuk,yang tidak terletak pada posisi awal. Contoh:
Dari Gajah Mada ke Jalan Gatot Subroto, Gaul, Analisa.
◦ Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam singkatan nama
gelar,pangkat, dan sapaan. Contoh: a.di depan nama : – Dr. Doktor Prof.
Profesor b.di belakang nama: -M.A. Master of Arts.
◦ Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan
kekerabatan seperti bapak,ibu,saudara,kakak,adik dan paman yang dipakai
sebagai ganti sapaan. Contoh : Apakah Ibu jadi ke Belawan besok?
● Huruf Miring
◦ Huruf Miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama
buku,majalah,dan surat kabar yang dikutip dari karangan. Contoh : Majalah
Bahasa dan Kesusastraan.
◦ Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan huruf,bagian kata
atau kelompok kata. Contoh: Huruf pertama kata ajeg adalah a.
◦ Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata nama ilmiah
atau ungkapan asing , kecuali yang sudah disesuaikan ejaannya. Dalam
tulisan tangan atau ketikan, huruf atau kata yang akan dicetak miring diberi
garis dibawahnya.
Contoh: Weltanschauung diterjemahkan menjadi “ pandangan hidup.”
Kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan. Contoh : Pagar, Rumah, dll.
● Kata Turunan
◦ Imbuhan (awalan, akhiran, sisipan) di tulis serangkai dengan kata dasar.
Contoh: berduri, diangkat.
◦ Awalan atau akhiran di tulis serangkai dengan kata yang langsung
mengikutinya atau mendahuluinya bila bentuk dasarnya gabungan kata.
Contoh: bertanggung jawab, membabi buta.
● Kata Ulang
Kata ulang ditulis lengkap dengan menggunakan tanda hubung. Contoh :
lari-lari, sayur-mayur, dll.
● Gabungan Kata
◦ Gabungan kata biasa disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus,
unsur-unsurnya ditulis terpisah. Contoh: duta besar, orang tua, kambing
hitam.
◦ Gabungan kata yang mungkin menimbulkan salah baca, dapat diberi tanda
hubungun untuk menegaskan pertalian di antara unsur yang bersangkutan.
Contoh: alat pandang- dengar, ibu-bapak, anak pegawai-teras, buku
sejarah-lama.
◦ Gabungan kata yang sudah dianggap satu kata di tulis serangkai. Contoh:
Alhamdulillah, akhirul kalam, daripada, bumiputra.
● Kata Ganti ku, kau, mu, dan nya
◦ Kata ganti ku dan kau ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya;
kau, mu¸dan nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Contoh : Buku ini ku baca.
● Kata Depan di, ke, dan dari
◦ Kata Depan di, ke dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Contoh :
Jennie Blackpink pergi ke Jakarta.
Nanda Arsyinta berasal dari Jakarta.
● Kata Sandang si dan sang
14
◦ Kata sandang si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Contoh :
Rose Blackpink tidak menyukai si malas itu
● Tanda Kurung ( )
◦ Kepanjangan / singkatan
Contoh : DPR (Dewan Perwakilan Rakyat)
◦ Aposisi / Apositif / keterangan tambahan
Contoh : Sajak tranggono yang berjudul “Ubud” (nama tempat yang
terkenal di Bali) ditulis pada tahun 1962.
● Tanda Kurung Siku ([…])
◦ Revisi / mengedit
Contoh : Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemericik.
◦ Dalam tanda kurung
Contoh : Persamaan kedua proses itu (perbedaannya dibicarakan di dalam
Bab II [lihat halaman 35-38] perlu dibentangkan di sini.
● Tanda Hubung (-)
◦ Pemenggalan huruf / kata
Contoh : Prog-ram atau p-r-o-g-r-a-m
● Tanda Pisah (--)
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Adapun saran yang dapat disampaikan penulis adalah makalah ini masih
belum cukup untuk dikatakan sempurna. Mengingat tidak banyak sumber maupun
referensi yang dapat penulis dapatkan, sehingga untuk kedepannya penulis berharap
dapat mencari lebih banyak referensi sumber agar pembaca dapat menemukan lebih
banyak pengetahuan dari makalah ini. Semoga dengan disusunnya makalah kami,
banyak yang merasa terbantu dalam mencari informasi mengenai apa itu Ejaan
dalam Kaidah Bahasa Indonesia yang Benar.
20
Daftar Pustaka