Anda di halaman 1dari 52

“Bahan Ajar SMA / MA Kelas XI”

KD 3: 3.2 Menganalisis sebaran flora dan fauna di Indonesia dan


dunia berdasarkan karakteristik ekosistem.

KD 4: 4.2 Membuat peta persebaran flora dan fauna di Indonesia dan


dunia yang dilengkapi gambar hewan dan tumbuhan endemik.

KELAS

11
Wisnu Sinartejo
2019 1
FAKTOR PERSEBARAN FLORA FAUNA

A. Pengertian Biosfer

BIOSFER adalah lapisan bumi yang dapat dihuni


atau ditinggali oleh makhluk hidup.

Biosfer berasal dari dua suku kata yaitu kata “bios” yang artinya hidup
dan kata “sphaira” yang artinya lapisan. Biosfer adalah bagian luar bumi yang
mencangkup daratan, air dan udara yang dapat ditinggali oleh makhluk hidup dan
proses biotik berlangsung.
Biosfer merupakan suatu sistem ekologis global yang menyatukan semua
makhluk hidup termasuk hubungan antara mereka seperti interaksi dengan unsur
litosfer, hidosfer, maupun atmosfer bumi. Bumi merupakan satu-satunya tempat
yang diketaui dapat mendukung unsur kehidupan atau dapat ditinggali oleh
makhluk hidup. Setiap makhluk hidup mempunyai tempat masing-masing pada
biosfer untuk kelangsungan hidupnya dengan caranya masing-masing. Biosfer
memiliki berbagai macam organisme hidup (biotik) yang hidup berdampingan
bersama benda mati (abiotik).

Gambar 1. Biosfer
Sumber: ekosistem.google.pict.com

2
B. Faktor yang mempengaruhi persebaran flora dan fauna
Berdasarkan hasil penelaahan kondisi fisik wilayah, diperkirakan hanya
sekitar 1/550 bagian dari muka bumi yang berpotensi sebagai lingkungan hidup.
Beberapa faktor yang memengaruhi persebaran flora dan fauna di muka bumi
antara lain faktor iklim, edafik, fisiografi, dan biotik.

FAKTOR PERSEBARAN FLORA FAUNA:


1. Iklim
2. Edafik/ Kondisi Tanah
3. Fisiografi
4. Biotik

1. Faktor Iklim
Kondisi iklim merupakan salah satu faktor dominan yang
mempengaruhi pola persebaran flora dan fauna. Wilayah-wilayah dengan pola
iklim yang ekstrim, seperti daerah kutub yang selalu tertutup salju dan lapisan
es abadi, atau gurun yang gersang, sudah tentu sangat menyulitkan bagi
kehidupan suatu organisme. Faktor-faktor iklim yang berpengaruh terhadap
persebaran makhluk hidup di permukaan bumi ini, antara lain suhu,
kelembapan udara, angin, dan tingkat curah hujan.
a. Suhu
Permukaan bumi mendapatkan energi panas dari radiasi matahari
dengan intensitas penyinaran yang berbeda-beda di setiap wilayah.
Perbedaan intensitas penyinaran matahari menyebabkan variasi suhu udara
di muka bumi. Kondisi suhu udara sangat berpengaruh terhadap kehidupan
hewan dan tumbuhan, karena berbagai jenis spesies memiliki persyaratan
suhu lingkungan hidup ideal atau optimal, serta tingkat toleransi yang
berbeda. Misalnya, flora dan fauna yang hidup di kawasan kutub memiliki
tingkat ketahanan dan toleransi yang lebih tinggi terhadap perbedaan suhu

3
yang tajam antara siang dan malam jika dibandingkan dengan flora dan
fauna tropis.

b. Kelembapan Udara
Kelembapan udara yaitu banyaknya uap air yang terkandung
dalam massa udara. Tingkat kelembapan udara berpengaruh langsung
terhadap pola persebaran tumbuhan di muka bumi. Beberapa jenis
tumbuhan sangat cocok hidup di wilayah yang kering, sebaliknya terdapat
jenis tumbuhan yang hanya dapat bertahan hidup di atas lahan dengan
kadar air yang tinggi. Berdasarkan tingkat kelembapannya, berbagai jenis
tumbuhan dapat diklasifikasikan ke dalam empat kelompok utama, yaitu
sebagai berikut.
1) Xerophyta, yaitu tumbuhan yang sangat tahan terhadap lingkungan
hidup yang kering atau gersang (kelembapan udara sangat rendah),
seperti kaktus dan beberapa jenis rumput gurun.
2) Mesophyta, yaitu tumbuhan yang sangat cocok hidup di lingkungan yang
lembap, seperti anggrek dan jamur (cendawan).
3) Hygrophyta, yaitu tumbuhan yang sangat cocok hidup di lingkungan yang
basah, seperti eceng gondok, selada air, dan teratai.
4) Tropophyta, yaitu tumbuhan yang mampu beradaptasi terhadap
perubahan musim kemarau dan penghujan. Tropophyta merupakan flora
khas di daerah iklim muson tropis, seperti pohon jati.
c. Angin
Angin berfungsi sebagai alat transportasi yang dapat
memindahkan uap air atau awan dari suatu tempat ke tempat lain. Gejala
alam ini menguntungkan bagi kehidupan makhluk di bumi, karena terjadi
distribusi uap air di atmosfer ke berbagai wilayah. Akibatnya, secara alamiah
kebutuhan organisme terhadap air dapat terpenuhi. Gerakan angin juga
membantu memindahkan benih dan membantu proses penyerbukan
beberapa jenis tanaman tertentu.
d. Curah Hujan
Air merupakan salah satu kebutuhan vital bagi makhluk hidup.
Ketersediaan air mengakibatkan pola penyebaran dan kerapatan makhluk

4
hidup antarwilayah pada umumnya bergantung dari tinggi-rendahnya curah
hujan. Wilayah-wilayah yang memiliki curah hujan tinggi pada umumnya
merupakan kawasan yang dihuni oleh aneka spesies dengan jumlah dan jenis
jauh lebih banyak dibandingkan dengan wilayah yang relatif lebih kering.
Daerah tropis ekuatorial dengan curah hujan tinggi merupakan wilayah yang
secara alamiah tertutup oleh kawasan hutan hujan tropis (belantara tropis)
dengan aneka jenis flora dan fauna dan tingkat kerapatan yang tinggi.
Wilayah gurun didominasi oleh jenis tumbuhan yang sangat tahan terhadap
kekeringan. Kekhasan pola dan karakteristik vegetasi ini tentunya
mengakibatkan adanya hewan-hewan yang khas pada lingkungan vegetasi
tertentu.
2. Faktor Edafik
Faktor kedua yang mempengaruhi persebaran bentuk-bentuk
kehidupan di muka bumi terutama tumbuhan adalah kondisi tanah atau faktor
edafik. Tanah merupakan media tumbuh dan berkembangnya tanaman. Kondisi
tanah yang secara langsung berpengaruh terhadap tanaman adalah kesuburan.
Tanah-tanah yang subur, seperti jenis tanah vulkanis dan andosol merupakan
media optimal bagi pertumbuhan tanaman.
3. Faktor Fisiografi
Faktor fisiografi yang berkaitan dengan persebaran makhluk hidup
adalah ketinggian tempat dan bentuk wilayah. Anda tentu masih ingat gejala
gradien thermometrik, dimana suhu udara akan mengalami penurunan sekitar
0,5oC–0,6o C setiap kenaikan 100 meter dari permukaan laut. Penurunan suhu
tersebut sangat berpengaruh terhadap pola persebaran jenis tumbuhan dan
hewan, sebab organisme memiliki keterbatasan daya adaptasi terhadap suhu
lingkungan di sekitarnya. Oleh karena itu, jenis tumbuhan yang hidup di
wilayah pantai akan berbeda dengan yang hidup pada wilayah dataran tinggi
atau pegunungan.
4. Faktor Biotik
Manusia adalah komponen biotik yang berperan sentral terhadap
keberadaan flora dan fauna di suatu wilayah, baik yang sifatnya menjaga
kelestarian maupun mengubah tatanan kehidupan flora dan fauna.

5
KARAKTERISTIK BIOMA DUNIA

HUTAN
HUJAN
TROPIS
HUTAN
TUNDRA GUGUR

BIO
MA PADANG
TAIGA RUMPUT

GURUN SABANA

A. STRUKTUR ORGANISASI KEHIDUPAN


Struktur organisasi kehidupan dalam berbagai tingkat dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Tingkat Sel
Sel merupakan unit kehidupan yang terkecil. Makhluk hidup
uniseluler, seperti Protozoa, Bakteri, dan Alga, melangsungkan metabolismenya
di dalam sebuah sel. Makhluk hidup multiseluler, seperti tumbuhan dan hewan,
disusun oleh bermacam-macam sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang
berbeda.
2. Tingkat Jaringan
Jaringan merupakan kumpulan sel yang mempunyai bentuk dan
fungsi sama. Tubuh hewan terdiri dari bermacam-macam jaringan, misalnya
jaringan otot, darah, dan kulit (epidermis). Porifera dan Coelenterata merupakan
contoh makhluk hidup tingkat organisasi jaringan paling sederhana, yang
memiliki dua lapisan sel pembentuk tubuh (diploblastik), yaitu lapisan terluar
(ektoderm) dan lapisan terdalam (endoderm).

6
3. Tingkat Organ
Organ merupakan kumpulan jaringan dengan fungsi tertentu. Contoh
organ dalam tubuh manusia antara lain jantung, paru-paru, dan lambung.

4. Tingkat Sistem Organ


Sistem Organ disusun oleh organ-organ yang saling berinteraksi
dalam melaksanakan fungsi di dalam tubuh. Contohnya sistem peredaran darah
manusia, yang terdiri dari jantung dan pembuluh darah, berfungsi untuk
mengedarkan darah ke seluruh tubuh.
5. Tingkat Individu/ Organisme
Mekanisme kompleks berlangsung di tingkat individu terjadi karena
koordinasi dan regulasi bermacam-macam sistem tubuh.
6. Tingkat Populasi
Kumpulan individu yang berada pada waktu dan tempat yang sama
disebut populasi. Populasi di lingkungan sekitar kita sangat beragam, misalnya
populasi rumput, populasi pohon kelapa, populasi burung merpati, populasi
cacing tanah, dan sebagainya.
7. Tingkat Komunitas
Kumpulan populasi yang berada pada waktu dan tempat yang sama
disebut komunitas. Contohnya komunitas padang rumput terdiri dari populasi
rumput, populasi belalang, populasi kupu-kupu, populasi cacing tanah,
populasi alang-alang, dan sebagainya.
8. Tingkat Ekosistem
Ekosistem adalah interaksi antara populasi-populasi penyusun
komunitas dengan lingkungan abiotiknya (misalnya sinar matahari, tanah, air,
dan udara). Contohnya ekosistem air tawar.
9. Tingkat Bioma
Kumpulan ekosistem yang melingkupi wilayah yang luas akan
membentuk bioma. Pemberian nama bioma dilihat dari tumbuhan yang
dominan, misalnya bioma padang rumput karena yang dominan adalah rumput.
Suatu bioma memiliki iklim tertentu sehingga terdapat terdapat tipe tumbuhan
dan hewan khas yang mampu beradaptasi di lingkungan tersebut.

7
B. BIOMA
Berbagai jenis-jenis flora dan fauna tersebar di seluruh permukaan bumi,
pesebaran ini dapat dipelajari melalui suatu sistem yang disebut dengan bioma.

Bioma adalah ekosistem besar yang terbentuk karena


perbedaan letak geografis dan astronomis di daerah
luas terdiri dari flora dan fauna yang khas.

Bioma terdiri atas sekelompok hewan dan tumbuhan yang tinggal di suatu
lokasi geografis tertentu. Ciri-ciri bioma adalah:
1. terbentuknya interaksi unsur-unsur lingkungan yaitu air, iklim, tanah, dan
organisme yang hidup di suatu daerah
2. komunitas klimaks (kumpulan macam-macam populasi) sebagai penanda
daerah tersebut terdapat bentuk vegetasi utama yang mendominasi
3. komunitas yang cukup stabil, kecuali di suatu kejadian yang mengganggu dalam
kestabilan komunitas
4. dapat dikenali dengan melihat dominasi vegetasinya.
5. penamaan bioma yang umumnya didasarkan pada dominasi vegetasinya.
Adanya variasi bioma di permukaan bumi disebabkan oleh adanya variasi
iklim. Pola iklim dipengaruhi oleh cahaya matahari yang masuk ke permukaan
bumi. Bioma-bioma di permukaan bumi dapat dibedakan menjadi 7 kelompok,
yaitu:
1. Bioma Hutan Hujan Tropis (Tropical Rain forest)
Hutan hujan tropis merupakan bioma paling kompleks, jumlah dan
vegetasinya sangat banyak serta bervariasi. Keadaan ini disebabkan iklim mikro
yang sangat sesuai bagi kehidupan berbagai jenis tumbuhan. Hutan hujan tropis
dicirikan dengan musim hujan yang panjang, suhu udara, dan kelembaban
udara tinggi.
Jenis vegetasi yang tumbuh dalam hutan hujan tropis diantaranya
Dipterocarpaceae, Pometia ssp., Aracaceae (palem), Mangifera spp, dan Rafflesia
spp. Jenis vegetasi yang khas yaitu epifit (tumbuhan yang menempael pada

8
batang-batang pohon dan tidak merugikan pohon tersebut) dan liana
(tumbuhan merambat, contohnya rotan). Spesies utama fauna yang dapat
ditemukan adalah mamalia, reptil, amfibi, dan berbagai jenis burung. Serangga
merupakan kelompok paling besar yang hidup di hutan hujan tropis, misalnya
kupu-kupu yang berwarna-warni, nyamuk, dan koloni semut. Hutan hujan
tropis di Amazon merupakan kawasan hutan hujan tropis terluas di dunia.
Hutan hujan tropis terluas kedua terdapat di Asia Tenggara, sedangkan yang
paling sempit berada di Benua Afrika. Setiap 1 hektar terdapat 40-100 spesies
yang berbeda.

Gambar 2. Hutan Hujan Tropis


Sumber: http://1.bp.blogspot.com

2. Bioma Hutan Gugur (Deciduous Forest)


Hutan gugur dapat ditemukan di bagian timur Amerika utara, Eropa
Tengah, barat daya Rusia, Jepang dan Cina bagian timur, Selandia Baru dan
juga di Australia. Hutan gugur terbagi menjadi lima zona, yaitu:
a. Zona pertama, terdiri dari pohon oak, maple, beech, chesnut hickory, elm,
basswood, linden, walnut, dan huckleberries.
b. Zona kedua terdiri dari pohon kecil dan pohon-pohon muda
c. Zona ketiga terdiri dari tanaman semak-semak, belukar, seperti
rhodondendros, azaleas, huckleberries, mountain laurel.
d. Zona keempat adalah zona tumbuhan-tumbuahan bumbu, tanaman herbal.
e. Zona kelima adalah zona dasar, terdiri dari lichen, club mosses, true mosses.

9
Gambar 3. Bioma Hutan Gugur
Sumber: www.sunearthday.nasa.gov
3. Sabana (Savana)
Sabana merupakan padang rumput yang yang diselingi semak belukar
dan pohon-pohon tinggi, namun tumbuh menyebar dan jarang. Sabana ditandai
jenis tumbuhan yang relatif tahan terhadap tingkat kelembaban dan tingkat
curah hujan relatif rendah. Sabana banyak dijumpai di sebagian wilayah Nigeria,
Tanzania, India, Australia, Costa Rica, Brasilia serta sekitar Bali dan sebagian
Nusa Tenggara Barat. Formasi vegetasi sabana biasanya terdiri atas
padang rumput yang diselingi pohon-pohon tinggi maupun perdu. Jenis-jenis
sabana adalah sebagai berikut:
a. Belukar tropis : terdapat berbagai semak yang tumbuh dengan mudah
pada musim
hujan.
b. Hutan sabana : terdapat tumbuhan menjalar dan menutupi tanah, jarang
terdapat
pohon tinggi.
c. Sabana semiarid : terdapat pada daerah yang jarang hujan sehingga
ditumbuhi oleh
semak-semak yang tahan kekeringan.

10
Gambar 4. Sabana
Sumber: https://s-media-cache-ak0.pinimg.com

4. Bioma Padang Rumput (Stepa)


Padang rumput terdapat di daerah tropis hingga ke daerah subtropis.
Curah hujan di daerah padang rumput pada umumnya berkisar 250-500
mm/tahun. Curah hujan di beberapa wilayah dapat mencapai 1.000 mm/tahun,
tetapi hujan turun tidak teratur. Hujan yang tidak teratur dan porositas (daya
serap) tanah yang rendah mengakibatkan tumbuhan sulit untuk mendapatkan
air. Tumbuhan yang dapat menyesuaikan diri terhadap keadaan lingkungan
seperti ini adalah rumput. Ketinggian rumput pada padang rumput yang relatif
basah, seperti di Amerika Utara, dapat mencapai tiga meter, misalnya rumput-
rumputan bluestem dan Indian grasses. Adapun padang rumput yang kering
mempunyai rumput yang pendek, contohnya adalah rumput buffalo grasses dan
rumput grama.

Gambar 5. Bioma Padang Rumput


Sumber: rumahbelajar.kemendikbud.ac.id

11
5. Bioma Gurun
Curah hujan di gurun rendah, yaitu ± 250 mm/tahun. Hujan lebat
jarang terjadi dan tidak teratur. Sinar matahari di gurun sangat terik dan tingkat
penguapan tinggi sehingga suhu siang hari sangat panas. Suhu dapat melebihi
40o C pada musim panas. Perbedaan suhu siang dan malam hari (amplitudo
suhu harian) sangat besar.
Tumbuhan yang hidup menahun di gurun adalah tumbuhan yang
dapat beradaptasi terhadap keterbatasan air dan penguapan yang cepat.
Umumnya, tumbuhan yang hidup di gurun berdaun kecil seperti duri atau tidak
berdaun. Tumbuhan tersebut berakar panjang sehingga dapat mengambil air
dari tempat yang dalam dan dapat menyimpan air dalam jaringan spons.
Ketika hujan turun, tumbuhan di gurun segera tumbuh, berbunga,
dan bebuah dengan cepat. Hal ini terjadi dalam beberapa hari saja setelah hujan
tetapi sempat menghasilkan biji untuk musim selanjutnya. Hal ini dikarenakan
saat hujan turun, kandungan garam, air dan unsur hara di tanah sedang
melimpah.

Gambar 6. Vegetasi Gurun


Sumber: rumahbelajar.kemendikbud.ac.id

6. Bioma Taiga (Taiga)


Taiga berasal dari bahasa Rusia yang berarti hutan dan merupakan
terluas di dunia. Bioma ini tersebar di Eurasia dan Amerika Utara. Taiga adalah
hutan yang terdiri dari spesies-spesies tumbuhan yang daunnya berbentuk
seperti jarum atau pohon konifer. Musim dingin di taiga sangat dingin ditandai
dengan salju yang turun. Taiga kebanyakan terdapat di belahan bumi utara

12
seperti Siberia Utara, Rusia, Kanada Tengah, dan Jepang bagian utara dengan
musim panas yang berlangsung antara 3-6 bulan.
Taiga sangat rawan terhadap kebakaran hutan. Pohon beradaptasi
dengan memiliki kulit kayu yang keras dan tebal. Api akan membakar kanopi
bagian atas dan membiarkan cahaya matahari mencapai dasar.

Gambar 7. Tupai Merah (kiri) dan Cerpelai Putih (kanan)


Sumber: www.google.co.id

Hewan yang ada di taiga cenderung menjadi predator seperti lynx dan dari
keluarga musang seperti anjing hutan berbulu tebal, macan, cerpelai, minks,
dan ermire. Mereka memburu herbivor seperti kelinci salju, tupai merah. Banyak
serangga yang memakan burung-burung yang datang ke taiga untuk
berkembangbiak. Mereka pergi ketika musim berkembangbiak sudah selesai.

Gambar 8. Bioma Taiga


Sumber: rumahbelajar.kemendikbud.ac.id

13
7. Bioma Tundra (Tundra)
Daerah tundra tidak ada pohon tinggi. Tumbuhan yang ada berbentuk
seperti semak dan terdapat banyak lumut, terutama sphagnum dan lichenes
(lumut kerak). Tumbuhan semusim di daerah tundra biasanya berbunga dengan
warna mencolok dan mengalami masa pertumbuhan yang pendek. Tumbuhan
di daerah tundra dapat beradaptasi terhadap keadaan dingin sehingga tetap
hidup meskipun dalam keadaan beku.

Gambar 9. Bioma Tundra


Sumber: http://2.bp.blogspot.com/-tundra-with-mountains.jpg

PERSEBARAN FLORA INDONESIA

Indonesia memliki kekayaan hayati yang sangat melimpah. Hal ini ditandai
dengan ekosistem dan jenis makhluk hidup yang beraneka ragam. Kekayaan hayati
yang sangat melimpah ini menyebabkan Indonesia menjadi satu dari tujuh negara
Mega Biodiversity yang memiliki hutan hujan tropis terbesar di dunia setelah Brasil
dan Zaire. Sejumlah spesies flora dan fauna di Indonesia bersifat endemik, artinya
spesies tersebut hanya ditemukan di daerah Indonesia dan tidak ditemukan di wilayah
lain.
Seorang ilmuwan berkebangsaan Inggris Alfred Russel Wallace pernah
melakukan penelitian mengenai persebaran flora dan fauna di Indonesia pada tahun
1854-1862, dari hasil penelitian Walace tersebut disimpulkan bahwa tipe flora dan
fauna di Indonesia bagian barat berbeda dengan tipe flora dan fauna di Indonesia
bagian timur. Hewan dan tumbuhan yang tersebar di wilayah Indonesia bagian barat
yang dimulai dari Selat Lombok di bagian selatan dan Selat Makasar sebagai batas

14
bagian utara memiliki banyak kemiripan dengan flora dan fauna dari Asia. Garis batas
yang ditarik antara Lombok dan Makasar inilah yang disebut dengan Garis Wallace.
Selain Wallace, seorang ilmuwan lain berkebangsaan Jerman bernama Max
Weber menetapkan batas persebaran flora dan fauna di wilayah Indonesia bagian timur
yang memiliki banyak kemiripan dengan flora dan fauna dari Australia. Weber menarik
garis antara Kepulauan Nusa Tenggara dan Halmahera sebagai garis batas flora dan
fauna tipe Australia. Garis ini disebut sebagai Garis Weber. Sementara itu diantara
garis Wallace dan Weber yaitu wilayah diantara Paparan Sunda dan Paparan Sahul
disebut sebagai zona peralihan.

PERSEBARAN FLORA INDONESIA:


1. Indonesia bagian Barat iklim Af Dibatasi GARIS WALLACE
2. Indonesia bagian Tengah iklim Am
3. Indonesia bagian Timur iklim Aw
Dibatasi GARIS WEBER

A. Indonesia Bagian Barat


Wilayah Indonesia bagian barat termasuk dalam wilayah iklim Af (tropis
basah). Wilayah iklim Af biasanya memiliki curah hujan rata-rata ± 60 mm per
bulan. Wilayah Indonesia bagian barat memiliki banyak hutan hujan tropis. Hutan
hujan tropis merupakan vegetasi yang paling kaya, baik jumlah jenis makhluk
hidup maupun dalam sumber daya lahan (tanah, air, cahaya matahari) yang
dimilikinya. Hutan ini memiliki ciri-ciri antara lain:
1. Pohon-pohonnya besar, tinggi, dan berdaun lebat membentuk kanopi.
2. Banyak terdapat tumbuhan merambat, dan
3. Banyak terdapat tumbuhan epifit (pakis dan anggrek).

15
Gambar 10. Tumbuhan di Hutan Gambar 11. Tumbuhan Pakis
Hujan Tropis

Gambar 12. Anggrek Bulan Gambar 13. Bunga Raflesia Arnoldi

B. Indonesia Bagian Tengah


Persebaran flora yang termasuk ke dalam wilayah ini meliputi Pulau
Sulawesi, Kepulauan Nusa Tenggara, dan Kepulauan Maluku. Wilayah Indonesia
bagian tengah termasuk dalam wilayah iklim Am (tropis sedang). Wilayah iklim Am
(tropis sedang) biasanya memiliki curah hujan kurang dari 60 mm per bulan.
Vegetasi yang tumbuh dikawasan ini adalah jenis vegetasi dengan asosiasi panas
dan kering. Contoh vegetasi yang terdapat di kawasan ini adalah:
1. Vegetasi sabana dan stepa tropis di Nusa Tenggara
2. Vegetasi hutan pegunungan di Sulawesi
3. Vegetasi hutan campuran di Maluku seperti pala, cengkih, kayu manis, kenari,
kayu eboni dan lontar.

16
Gambar 14. Sabana di Sumba Gambar 15. Hutan Campuran
Sumber: www. google.com Sumber: www. google.com

C. Indonesia Bagian Timur


Pulau Papua terletak paling timur di Indonesia, wilayah ini termasuk
dalam wilayah iklim Aw (iklim kering). Wilayah iklim Aw biasanya memiliki curah
hujan kurang dari 60 mm per bulan. Wilayah Indonesia bagian Timur terdapat
hutan sabana dengan ciri-ciri terdapat padang rumput, semak belukar, dan pohon-
pohon rendah.

Gambar 16. Penduduk sedang Gambar 17. Hutan di Irian Jaya


mengambil sagu Sumber: www. google.com
Sumber: www. google.com

PERSEBARAN FAUNA INDONESIA


Pembagian wilayah fauna di Indonesia berdasarkan pada Garis Wallace dan
Weber. Garis Wallace merupakan garis imajiner yang diteruskan oleh Alfred Russel
Wallace. Hal ini didasarkan pada kesimpulan Wallace tentang kekhasan fauna Sulawesi
yang merupakan daerah peralihan antara fauna Asia dan Australia. Garis Wallace

17
ditarik dari sebelah timur Filipina, melalui selat Makassar hingga perbatasan antara
Pulau Bali dan Pulau Lombok. Wilayah fauna Indonesia bagian timur dan Indonesia
bagian tengah dibatasi oleh Garis Weber. Max Weber menentukan batas perbandingan
antara fauna bercorak Asia dengan fauna bercorak Australia. Oleh karena itu, Weber
membuat garis imajiner di antara wilayah Indonesia timur yang mencakup Maluku dan
Papua dengan wilayah Indonesia lainnya.

Gambar 18. Pembagian wilayah fauna berdasar Garis Wallace dan Weber
Sumber: www.google.com

A. Indonesia Bagian Barat


Kawasan barat termasuk ke dalam kawasan Asiatis yang meliputi
Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Bali. Fauna pada wilayah Indonesia bagian barat
memiliki ciri-ciri:
1. Terdapat hewan-hewan yang mirip hewan di Benua Asia.
2. Adanya binatang menyusui (mamalia) berukuran besar.
3. Banyak dijumpai berbagai jenis kera.
Beberapa contoh hewan di Indonesia bagian barat adalah sebagai berikut:
1. Harimau, terdapat di Jawa, Madura, dan Bali.
2. Gajah, terdapat di hutan-hutan Sumatera.
3. Badak, terdapat di Sumatera dan Jawa.
4. Banteng, terdapat di Jawa dan Kalimantan.
5. Berbagai jenis primata seperti orang utan, siamang, monyet ekor panjang, owa,
terdapat di Sumatera, Jawa, dan Kalimantan.

18
6. Tapir, terdapat di Sumatera dan Kalimantan.
7. Kera gibon, terdapat di Sumatera dan Kalimantan.

Gambar 19. Fauna Indonesia Barat


Sumber: www.google.com

B. Indonesia Bagian Tengah


Indonesia bagian tengah merupakan daerah peralihan antara kawasan
oriental dengan kawasan Australia. Wilayah persebarannya meiputi Pulau Sulawesi,
Pulau Timor, dan Kepulauan Nusa Tenggara, seperti Flores, Sumba, Lombok,
Komodo, dan pulau-pulau kecil disekitarnya. Hewan-hewan yang terdapat di
wilayah Indonesia bagian tengah memiliki ciri:
1. Bersifat khas dan berbeda dengan hewan di Indonesia bagian barat dan timur.
2. Jenis fauna bersifat endemis (hanya dijumpai di daerah itu saja), ada juga yang
berasal dari daerah lain.
Contoh hewan di wilayah Indonesia bagian tengah adalah sebagai berikut:
1. Biawak dan komodo, terdapat di Pulau Komodo, Nusa Tenggara Timur.
2. Anoa, terdapat di Sulawesi.
3. Babi rusa, terdapat di Sulawesi dan bagian barat Kepulauan Maluku.
4. Burung maleo, terdapat di Sulawesi dan Kepulauan Sangihe.

19
Gambar 20. Fauna Indonesia Tengah
Sumber: www.google.com

C. Indonesia Bagian Timur


Fauna ini terdapat di Papua dan pulau-pulau sekitarnya. Fauna pada
wilayah Indonesia bagian timur memiliki ciri-ciri:
1. Hewan di wilayah Indonesia bagian timur memiliki banyak kemiripan dengan
hewan-hewan di Benua Australia.
2. Banyak dijumpai binatang berkantung.
3. Jenis burung memiliki bulu berwarna-warni.
4. Terdapat sedikit jenis kera.
Beberapa contoh hewan Indonesia bagian timur adalah sebagai berikut:
1. Kanguru pohon, terdapat di Pulau Papua.
2. Tikus berkantung dan musang berkantung, terdapat di Maluku sebalah timur
dan Pulau Papua.
3. Burung Kasuari, terdapat di Pulau Papua, Kepulauan Aru, dan Pulau Seram.
4. Burung cendrawasih, terdapat Pulau Papua dan Kepulauan Aru.
5. Burung kakaktua berjambul merah dan berjambul putih, terdapat di Maluku.

20
Gambar 21. Fauna Indonesia Timur
Sumber: www.google.com

PENGGOLONGAN
HUTAN
Menurut Undang-Undang No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, pengertian
hutan adalah kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam
hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu
dengan yang lainnya tidak dapat dipisahkan.
Hutan dapat digolongkan atau dibedakan atas beberapa kriteria, yaitu
sebagai berikut:
A. Berdasarkan jenis tumbuhan
1. Hutan homogen, yaitu hutan yang terdiri atas satu jenis tumbuhan utama,
misalnya hutan jati dan hutan pinus.
2. Hutan heterogen, yaitu hutan yang terdiri atas berbagai jenis tumbuhan,
misalnya hutan hujan tropis.
B. Berdasarkan ketinggian tempat
1. Hutan pantai, yaitu hutan yang terdapat di sepanjang pantai, misalnya hutan di
pantai timur Pulau Sumatera dan pantai utara Pulau Jawa.
2. Hutan rawa, yaitu hutan yang terdapat di daerah rawa, misalnya hutan di Pulau
Kalimantan.

21
3. Hutan dataran rendah, yaitu hutan yang terdapat di daerah dataran rendah.
4. Hutan pegunungan, yaitu hutan yang terdapat di daerah pegunungan.
Jenis hutan di Indonesia yang beragam dipengaruhi oleh kondisi iklim. Letak
Indonesia yang berada di wilayah iklim tropis menyebabkan sebagian besar wilayahnya
terutama di Pulau Sumatera dan Pulau Kalimantan memiliki jenis hutan tropis.
Beberapa wilayah di Indonesia yang memiliki curah hujan tinggi dan musim kemarau
panjang, jenis hutannya termasuk ke dalam hutan musim. Adapun untuk wilayah yang
curah hujannya rendah, jenis hutan yang banyak ditemukan di wilayah ini adalah
hutan sabana. Selain itu, letak Indonesia yang dikelilingi oleh laut menyebabkan
wilayah di sekitar pantai yang berlumpur banyak ditumbuhi hutan bakau. Di Indonesia
terdapat beberapa macam hutan sebagai berikut:
A. Hutan Musim, terdapat di daerah yang dipengaruhi iklim musim. Selama musim
kemarau, pohon-pohon di hutan musim banyak yang meranggas dan pulih kembali
pada musim hujan. hutan musim sering disebut hutan homogen.
B. Hutan hujan tropis, terdapat di daerah yang banyak mendapat hujan. Pohon-pohon
pada hutan ini berdaun lebat dan dasar hutan gelap karena sinar matahari sulit
menembus kanopi atau bagian atas hutan. tanah dan udara dalam hutan lembab
karena uap air sukar terevaporasi. Pohon-pohon di hutan tropis sering dililiti oleh
tumbuhan merambat, seperti rotan.
C. Hutan sabana, terdapat di daerah yang mendapat sedikit hujan. hutan sabana
merupakan padang rumput yang di beberapa tempat terdapat pohon-pohon yang
tidak rapat dan semak belukar. Hutan jenis ini banyak terapat di daerah Nusa
Tenggara serta dimanfaatkan untuk peternakan sapi, kambing, dan kuda.
Berbagai jenis hutan yang ada di Indonesia memiliki banyak manfaat,
anatara lain sebagai berikut:
1. Menyimpan serta mengatur persediaan air, karena akar-akar pohon di hutan
mampu menghambat dan menahan air yang masuk ke dalam tanah
2. Menyuburkan tanah, karena sisa-sisa tumbuhan dan hewan yang mati dapat
membentuk humus.
3. Mencegah erosi dan tanah longsor, karena akar-akar pohon memiliki daya ikat
terhadap butiran-butiran tanah.
4. Menjaga keseimbagan air tanah, karena curah hujan yang jatuh di daerah hutan
akan mengisi cadangan air tanah

22
5. Menghasilkan bahan mentah untuk industri dan bahan bangunan, antara lain
rotan untuk industri dan bahan bangunan.
6. Mengurangi polusi udara, karena daun-daun pada pepohonan mampu menyerap
gas-gas polutan.

PERSEBARAN FLORA DUNIA

Gambar 22. Peta Sebaran Flora di dunia


Sumber: https://image.slidesharecdn.com/

A. Hutan Hujan Tropis (Tropical Rain Forest)


Daerah hutan hujan tropis memiliki beragam spesies tumbuhan yang
berbeda. Hutan hujan tropis di seluruh dunia cukup mendapat air sepanjang tahun
dan keadaan alamnya memungkinkan pertumbuhan dalam waktu lama akibatnya
komunitas hutan tersebut menjadi kompleks. Contohnya adalah hutan hujan tropis
yang terdapat di Indonesia, Australia bagian utara, Papua bagian timur, Afrika
Tengah, dan Amerika Tengah.

23
Jenis flora yang umum ditemukan di hutan hujan tropis adalah Meranti
(Shorea dan Parashorea), keruing (Dispterocarpus), kapur (Dyrobalanops), kayu besi
(Eusideroxylon Zwageri), kayu hitam (Diospyros sp). Karakteristik hutan hujan tropis
adalah sebagai berikut:
1. Pohon-pohon utama memiliki ketinggian antara 20-40 meter dengan cabang-
cabang yang berdaun lebat sehingga membentuk suatu kanopi yang
mengakibatkan dasar hutan menjadi gelap. Daerah kanopi tersebut mendapat
cahaya matahari dan mendapat air dari hujan.
2. Perubahan iklim mikro terjadi dari kanopi hutan sampai ke dasar hutan. Pada
kanopi juga terdapat sejenis kaktus yang mempunyai jaringan khusus untuk
menyimpan air.
3. Dasar hutan hujan tropis selalu gelap dan air hujan sulit mencapai bagian
tersebut secara langsung. Namun, kelembaban di daerah itu tinggi dan suhu
sepanjang hari hampir tetap, yaitu rata-rata 25oC.
4. Tumbuhan yang khas adalah liana dan epifit.
Terdapat beberapa lapisan vegetasi dalam hutan hujan tropis, yaitu
sebagai berikut:
1. Lapisan vegetasi yang tingginya mencapai 35-42 m, dan daunnya merupakan
“kanopi” (payung) bagi vegetasi dibawahnya.
2. Lapisan tertutup kanopi dengan ketinggian vegetasi berkisar 20-35 m, pada
lapisan ini sinar matahari masih bisa menembus.
3. Lapisan tertutup kanopi berkisar 4-20 m, merupakan daerah kelembaban udara
relatif konstan.
4. Lapisan vegetasi dengan ketinggian berkisar 1-4 m.
5. Lapisan vegetasi dengan ketinggian antara 0-1 m, berupa anakan pohon serta
semak belukar.

24
Gambar 23. Peta Persebaran Hutan Hujan Tropis di Dunia
Sumber: https://geographyeducation.files.wordpress.com

B. Hutan Gugur (Decidous Forest)


Hutan gugur di daerah beriklim sedang menampilkan beberapa fenomena
khas disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:
1. Curah hujan merata sepanjang tahun, yaitu antara 750 – 1.000 mm per tahun
serta adanya musim dingin dan musim panas, sehingga tumbuhan di daerah
tersebut beradaptasi dengan menggugurkan daunnya menjelang musim dingin.
2. Sejak musim gugur hingga musim semi, pertumbuhan tumbuhan menahun
terhenti. TumbuSean semusim mati pada musim dingin dan meninggalkan
bijinya. Tumbuhan yang tahan dingin dapat bertunas kembali menjelang musim
panas.
Perbedaan hutan gugur dan hutan hujan tropis terlihat pada kerapatan
pohonnya. Di hutan gugur, jarak antarpohon tidak terlalu rapat dan jumlah
spesiesnya sedikt, yaitu antara 10 – 20 spesies tumbuhan. Hutan gugur tersebar di
Eropa Barat, Eropa Tengah, Asia Timur (Korea dan Jepang), dan Timur Laut
Amerika. Jenis vegetasi yang tumbuh adalah Oak (Quercus), Maple (Acer), Castanea,
Basswood (Tilla Americana), dan lain-lain.

25
Gambar 24. Pohon Maple (Acer)
Sumber: https://geographyeducation.files.wordpress.com
C. Tundra
Tundra adalah bioma paling muda yang terbentuk 10.000 tahun yang
lalu. Tundra terletak pada 55o LU dan 70o LU. Daerah tundra hanya terdapat di
belahan bumi bagian utara dan kebanyakan terletak di daerah Kutub Utara. Daerah
ini memiliki musim dingin yang panjang dan gelap serta musim panas yang panjang
dan selalu terang. Daerah tundra di kutub dapat mengalami kegelapan berbulan-
bulan, karena sinar matahari hanya mencapai daerah sekitar 23o LU dan 23o LS.
Tumbuhan yang ada berbentuk pendek seperti semak, juga terdapat
banyak lumut, terutama sphagnum dan ichenes (lumut kerak). Tumbuhan semusim
di daerah tundra biasanya berbunga dengan warna mencolok dan mengalami masa
pertumbuhan yang sangat pendek. Tumbuhan di daerah tundra dapat beradaptasi
terhadap keadaan dingin sehingga tetap hidup meskipun dalam keadaan beku.
Tundra tersebar di daerah lingkar kutub utara tepatnya di kawasan selatan es di
Kutub Utara dan Alaska di Amerika Utara, Eropa, dan Siberia, Puncak gunung
tertinggi daerah tropis, dan Pegunungan Alpine.

26
Gambar 25. Peta Sebaran Tundra
Sumber: https://geographyeducation.files.wordpress.com
D. Taiga
Taiga adalah hutan yang terdiri atas spesies-spesies tumbuhan yang
daunnya berbentuk seperti jarum. Contohnya pohon yang terdapat di hutan taiga
adalah pohon spruce (Picea), alder (Alnus), birch (Betula), dan Juniper (Juniperus).
Taiga kebanyakan terdapat di belahan bumi utara.
Ketika musim panas, cuacanya hangat, banyak hujan dan lembab. Suhu
pada musim panas juga rendah yaitu berkisar -7oC, sedangkan suhu tertinggi pada
musim panas dapat mencapai 21oC. Musim dingin sangat dingin terdapat banyak
salju. Suhunya mencapai -54oC sampai 1oC pada musim dingin. Curah hujan dalam
satu tahun adalah 30-85 cm. Hujan di daerah ini dapat berbentuk hujan air, hujan
salju, dan embun. Intensitas hujan tertinggi terjadi pada musim panas.
Musim utama pada daerah taiga adalah musim dingin dan musim panas,
musim semi dan musim gugur sangat singkat sehingga yang terjadi hanya panas
dan lembab atau sangat dingin. Tidak banyak tumbuhan yang bisa bertahan pada
musim dingin dengan dingin yang ekstrem. Tumbuhan di taiga cenderung
mempunyai warna gelap sehingga memungkinkan untuk menyerap panas dari
matahari dan membantu fotosintesis lebih cepat. Contoh pohon yang terdapat di
hutan taiga adalah pohon spruce (Picea), alder (Alnus), birch (Betula), dan juniper

27
(Juniperus). Pohon konifer merupakan tumbuhan yang hijau sepanjang tahun.
Tumbuhan ini tidak akan kehilangan daunnya pada musim dingin, sehingga
tumbuhan ini dapat segera memulai proses fotosintesis ketika cuaca menghangat.

Gambar 26. Peta Sebaran Taiga di Dunia


Sumber: https://geographyeducation.files.wordpress.com

Gambar 27. Hutan Taiga


Sumber: https://geographyeducation.files.wordpress.com
E. Sabana (Savana)
Sabana merupakan padang rumput yang didalamnya terdapat pohon-
pohon tinggi, namun tumbuh menyebar dan jarang. Tumbuhan yang bisa bertahan
hidup adalah jenis tumbuhan yang tahan terhadap kelembaban rendah. Biasanya
berupa rumput-rumput tinggi yang diselingi semak belukar dan pohon-pohon
tinggi.

28
Gambar 28. Sabana di Afrika
Sumber: https://2.bp.blogspot.com
F. Padang rumput (Stepa)
Padang rumput terdapat di daerah tropis hingga ke daerah subtropis.
Curah hujan di daerah padang rumput pada umumnya berkisar 250-500
mm/tahun. Pada beberapa wilayah curah hujan dapat mencapai 1.000 mm, tetapi
hujan turun tidak teratur. Hujan yang tidak teratur dan porositas (daya serap) tanah
yang rendah mengakibatkan tumbuhan sulit mendapatkan air. Tumbuhan yang
dapat menyesuaikan diri terhadap keadaan lingkungan seperti ini adalah rumput.
Ketinggian rumput pada daerah padang rumput yang relatif basah, seperti di
Amerika Utara, dapat mencapai tiga meter, misalnya rumput-rumput blustem dan
indian grasses. Adapun daerah padang rumput yang kering mempunyai rumput
yang pendek. Contohnya adalah rumput buffalo grasses dan rumput grama.

29
Gambar 29. Stepa
Sumber: http://2.bp.blogspot.com
G. Gurun (Desert)
Gurun banyak terdapat di daerah tropis dan berbatasan dengan padang
rumput. Semakin ke arah gurun, kondisi alam semakin gersang. Curah hujan di
gurun rendah, yaitu sekitar atau di bawah 250 mm/tahun. Hujan lebat jarang
terjadi dan tidak teratur. Sinar matahari di gurun sangat terik dan tingkat
penguapan tinggi sehingga suhu siang hari sangat panas. Pada musim panas, suhu
dapat melebihi 40o C. Perbedaan suhu siang dan malam hari (amplitudo suhu
harian) sangat besar.

Gambar 30. Gurun sahara


Sumber: https://iwandahnial.files.wordpress.com/

30
PERSEBARAN FAUNA DUNIA

Keadaan iklim sangat berpengaruh terhadap keadaan tumbuhan, sedangkan


keadaan tumbuhan memengaruhi jenis-jenis hewan disuatu wilayah. Secara langsung
atau tidak langsung, iklim sangat berpengaruh terhadap persebaran hewan. Akibat
pengaruh iklim, hewan dapat dikelompokkan berdasarkan habitatnya yaitu sebagai
berikut:
A. Hewan di daerah hutan hujan tropis
Bila kita masuk ke dalam hutan tropis pada siang hari, kita tidak
menjumpai hewan. Hal ini disebabkan dasar hutan yang gelap dan banyak hewan
yang hidup di daerah kanopi pada siang hari. Selain itu, banyak hewan hutan yang
beraktivitas di malam hari (noktural). Hewan-hewan di daerah hutan hujan tropis
adalah babi hutan, kera, burung, kucing hutan, dan bajing.
B. Hewan di daerah hutan gugur
Beberapa hewan yang hidup di daerah hutan gugur adalah beruang, rusa,
rakun, tupai, rubah, dan burung pelatuk.
C. Hewan di daerah tundra
Jumlah spesies mahluk hidup di daerah tundra sangat sedikit, makin
mendekati ke arah kutub dari darah tundra, makin banyak terdapat tutupan es.
Hewan yang dapat hidup di tundra adalah beruang kutub, kelinci kutub, singa laut,
anjing laut, dan penguin. Jenis serangga yang hidup di daerah tundra sangat
banyak, khususnya lalat yang telurnya tahan dingin dan menetas pada musim
panas. Hewan yang hidup menetap di daerah ini, baik burung maupun mamalia,
mempunyai bulu atau rambut yang tebal. Bulu tebal ini berfungsi untuk melindungi
tubuh dari suhu rendah. Beberapa jenis hewan dapat berganti warna bulu menjadi
putih pada musim dingin untuk perlindungan terhadap suhu rendah. Warna putih
merupakan warna pelindung di atas salju dan untuk mengurangi kehilangan panas
tubuh.
D. Hewan di daerah taiga
Hewan khas yang terdapat di daerah taiga adalah rusa. Ada juga hewan
lain walaupun jumlahnya tidak banyak, seperti beruang hutan dan ajak.
Kebanyakan burung yang hidup di daerah taiga adalah burung yang bermigrasi ke
selatan pada musim gugur.

31
E. Hewan di daerah padang rumput
Jumlah spesies hewan di daerah padang rumput lebih banyak bila
dibandingkan dengan bioma darat lainnya. Hewan pemakan rumput yang
berukuran besar, misalnya zebra di Afrika, kanguru di Australia, dan bison di
Amerika, merupakan konsumen primer di padang rumput. Predator yang terdapat
di padang rumput seperti singa dan anjing liar memangsa herbivora besar,
sedangkan ular memangsa herbivora kecil. Di padang rumput juga banyak terdapat
serangga, misalnya belalang, kumbang, dan capung.
F. Hewan di daerah gurun
Hewan-hewan di daerah gurun hidup dalam lubang di bawah tanah.
Hewan-hewan itu akan keluar untuk mencari makanan pada pagi atau malam hari.
Hewan-hewan gurun beradaptasi terhadap lingkungan yang panas dan gersang.
Hewan besar jarang hidup di daerah gurun karena sukar menyesuaikan diri
terhadap suhu tinggi dan keterbatasan air. Salah satu jenis hewan besar yang
mampu bertahan hidup dengan baik di daerah gurun adalah unta. Jenis hewan
yang banyak terdapat di gurun adalah ular, hewan pengerat (rodensia), dan kadal.
Kajian tentang wilayah persebaran hewan diperkenalkan pertama kali oleh
Philip Lutley Sclater (1858), selanjutnya dikembangkan oleh Thomas Henry Huxley
(1868) dan Alfred Russel Wallace (1876). Menurut Wallace, persebaran fauna dunia
dapat dikelompokkan menjadi enam wilayah fauna, yaitu:

PERSEBARAN FAUNA DUNIA:


1. NEARTIK 4. ETHIOPIAN
2. NEOTROPIK 5. ORIENTAL/
ASIATIS
3. PALEARTIK 6. AUSTRALIS

32
Gambar 31. Peta Sebaran komunitas fauna menurut Alfred Russel Wallace
Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Wallace03.jpg
A. Wilayah Neartik
Wilayah fauna Neartik meliputi Amerika Utara dan Greenland, Amerika
Utara bagian timur pada hutan gugur, Amerika Utara bagian tengah pada padang
rumput, dan Amerika Utara pada hutan konifer. Lingkungan fisik Greenland
tertutup salju dengan ketebalan 2-15m. Hewan yang terdapat di wilayah Neartik,
antara lain beruang cokelat, berang-berang, sejenis tupai dari Amerika Utara (prairie
dog), elang bondol, salamander, bison, karibu, dan kalkun.

Gambar 32. Fauna Neartik


Sumber: https://image.slidesharecdn.com

33
B. Wilayah Neotropik
Wilayah fauna Neotropik meliputi Meksiko bagian selatan, Amerika
Tengah, dan Amerika Selatan. Wilayah Neotropik sebagian besar beriklim tropis
dan beriklim sedang di zona selatan. Hewan-hewan di wilayah Neotropik misalnya
kukang, armadilo, alpaca, kelelawar pengisap darah, orang utan, siamang,
trenggiling, menjangan, ilama, tapir, ikan arapaima, dan ular anaconda.

Gambar 33. Fauna Neotropik


Sumber: https://image.slidesharecdn.com
C. Wilayah Paleartik
Wilayah fauna Paleartik meliputi hampir seluruh daratan Eurasia,
sebagian daerah Himalaya, Afganistan, Afrika, Inggris, dan Jepang. Lingkungan fisik
wilayah fauna Paleartik cukup bervariasi, antara lain memiliki perbedaan suhu yang
tinggi dan curah hujan yang berbeda-beda. Hewan-hewan di wilayah Paleartik
cukup bervariasi, antara lain landak, macan tutul salju, rusa kutub, panda,
serigala, dan bison.

34
Gambar 34. Fauna Paleartik
Sumber: https://belajar.kemdikbud.go.id
D. Wilayah Ethiopian
Wilayah fauna Ethiopian meliputi seluruh daratan Benua Afrika,
Madagaskar, dan daratan Arab bagian selatan. Lingkungan alam pada wilayah
fauna ini relatif seragam. Di bagian utara wilayah Etiopian terdapat Gurun Sahara
yang merupakan gurun pasir terluas di dunia. Contoh hewan di wilayah fauna
Etiopian adalah gorila, simpanse, burung unta, kuda nil, zebra, jerapah, keledai,
babon, dan gazelle.

Gambar 35. Fauna Ethiopian


Sumber: https://belajar.kemdikbud.go.id

35
E. Wilayah Oriental
Wilayah fauna Oriental meliputi Benua Asia beserta pulau-pulau
disekitarnya, seperti Sumatra, Kalimantan, Jawa, Sulawesi, Sri Lanka, dan Filipina.
Kondisi iklim wilayah fauna Oriental sebagian besar beriklim tropis dan banyak
terdapat hutan hujan tropis sehingga kaya flora dan fauna. Contoh hewan di
wilayah fauna Oriental adalah harimau, orang utan, badak bercula satu, banteng,
gibbon, antilop, komodo, macan tutul, beruang madu, babi hutan, dan gajah.

Gambar 36. Fauna Oriental


Sumber: https://image.slidesharecdn.com
F. Wilayah Australis
Wilayah fauna Australis meliputi Australis, Selandia Baru, Papua, dan
Maluku. Sebagian besar lingkungannya beriklim tropis dan sebagian beriklim
sedang. Kondisi lingkungan Australia yang mencolok disebabkan letaknya yang
terpisah jauh dari benua lain. Contoh hewan di wilayah fauna Australis adalah
kanguru, platipus, koala, cendrawasih, burung kiwi, wallaby, buaya, dingo, burung
pengisap madu, burung emu, dan kasuari.

36
Gambar 37. Fauna Australis
Sumber: http://www.faunadanflora.com

KONSERVASI FLORA FAUNA


A. Pengertian Konservasi Sumberdaya Alam Hayati (Flora dan Fauna)
“Konservasi” berasal dari kata “Conservation” yang terdiri atas kata con
(together) dan servare (keep/save) yang memiliki pengertian “upaya memelihara apa
yang kita punya (keep/save what you have), namun secara bijaksana (wise use)”.
Konsep ini pertama kali dikemukakan oleh Theodore Roosevelt (1902) yang
merupakan orang Amerika pertama yang mengemukakan tentang konsep
konservasi. Konservasi juga dapat dipandang dari segi ekonomi dan ekologi dimana
konservasi dari segi ekonomi berarti mencoba mengalokasikan sumberdaya alam
untuk sekarang, sedangkan dari segi ekologi, konservasi merupakan alokasi
sumberdaya alam untuk sekarang dan masa yang akan datang.
Apabila merujuk pada pengertiannya, konservasi didefinisikan dalam
beberapa batasan, sebagai berikut :

37
1. Konservasi adalah menggunakan sumberdaya alam untuk memenuhi keperluan
manusia dalam jumlah yang besar dalam waktu yang lama (American Dictionary).
2. Konservasi adalah alokasi sumberdaya alam antar waktu (generasi) yang optimal
secara sosial (Randall, 1982).
3. Konservasi adalah manajemen penggunaan biosfer oleh manusia sehingga dapat
memberikan atau memenuhi keuntungan yang besar dan dapat diperbaharui
untuk generasi-generasi yang akan datang (WCS, 1980).
Secara keseluruhan, Konservasi Sumberdaya Alam Hayati (Flora dan
Fauna) adalah pengelolaan sumberdaya alam hayati (flora dan fauna) yang
pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana untuk menjamin kesinambungan
persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai dan
keanekaragamannya (UU No.5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam
Hayati dan Ekosistemnya).
B. Bentuk Konservasi Flora dan Fauna
Bentuk konservasi jenis tumbuhan dan satwa dapat dilakukan melalui
kegiatan pengelolaan di dalam habitatnya (in situ). Dalam mendukung kegiatan
pengelolaan in situ dilakukan kegiatan pengelolaan di luar habitatnya (ek situ)
untuk menambah dan memulihkan populasi. Berikut ini penjelasan secara
rincinya:
1. Pengertian Konservasi In Situ dan Ek Situ
a. Konservasi In Situ
Konservasi In Situ merupakan konservasi sumber daya genetic
dalam populasi alami flora atau fauna misalnya sumber daya genetik hutan
dalam populasi alami spesies pohon. Hal ini merupakan proses dalam
melindungi spesies tanaman atau hewan yang terancam punah di habitat
aslinya. Cara konservasi In Situ ialah dengan mendirikan cagar alam, taman
nasional dan suaka marga satwa. Contoh daerah konservasi In Situ:
1) Taman nasional ujung kulon, tempat populasi badan jawa.
2) Taman nasional tanjung putting, pusat rehabilitasi orang utan dan
terdapat tiga vegetasi dominan yaitu pandan-pandanan, palem-paleman
dan berbagi jenis epifit.
b. Konservasi Ek Situ

38
Konservasi Ek Situ merupakan konservasi yang melindungi
spesieshewan dan tumbuhan langka dengan mengambil dari habitat aslinya
yang tidak aman atau terancam dengan ditempatkan ke perlindungan
manusia (di luar habitat aslinya). Cara konservasi Ek Situ ialah dilakukan
dengan mendirikan taman safari, kebun binatang, kebun raya, dan kebun
koleksi. Contoh daerah konservasi Ek Situ:
1) Taman safari puncak
2) Kebun raya bogor
2. Perbedaan Konservasi Insitu Dan Konservasi Eksitu
a. Konservasi Insitu ialah pelestarian di habitat aslinya
b. Konservasi Eksitu ialah pelestarian di luar habitatnya
c. Konservasi Insitu melalui konservasi cagar alam, cagar biosfer dan suaka
margasatwa
d. Konservasi Eksitu melalui konservasi kebun koleksi, kebun raya, taman
safari, plasma nutfah dan kebun binatang.
C. Penggolongan Kawasan Konservasi Flora dan Fauna
Konservasi flora dan fauna menurut Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia No.28 Tahun 2011, dibagi menjadi dua bagian pengelolaan yaitu Kawasan
Suaka Alam (KSA) dan Kawasan Pelestarian Alam. Berikut ini penjelasannya:
1. Kawasan Suaka Alam (KSA)
Kawasan Suaka Alam selanjutnya disingkat KSA adalah kawasan
dengan cirri khas tertentu, baik di daratan maupun di perairan yang mempunyai
fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan
satwa serta ekosistemnya yang juga berfungsi sebagai wilayah sistem penyangga
kehidupan. Kawasan Suaka Alam (KSA) terdiri dari Cagar Alam dan Suaka
Margasatwa.
a. Cagar Alam
Adalah kawasan suaka alam yang keadaan alamnya memiliki
kekhasan/keunikan jenis tumbuhan dan/atau keanekaragaman
tumbuhan beserta gejala alam dan ekosistemnya yang memerlukan upaya
perlindungan dan pelestarian agar keberadaan dan perkembangannya dapat
berlangsung secara alami. Kriteria sutau kawasan ditetapkan sebagai cagar
alam yaitu sebagai berikut:

39
1) Memiliki keragaman, baik tumbuhan maupun satwa
2) Memiliki kondisi alam, baik biota maupun fisiknya yang masih asli atau
belum tersentuh manusia

Cagar alam yang terkenal di Indonesia antara lain sebagai berikut.


1) Cagar alam Pulau Dua di Jawa Barat. Di samping untuk melestarikan
hutan, pulau ini juga digunakan untuk melindungi berjenis-jenis burung
laut. Oleh karena itu, tempat ini terkenal dengan sebuutan kerajaan
burung.
2) Cagar alam Cibodas di kaki Gunung Gede Jawa barat, merupakan
cadangan hutan di daerah basah.
3) Cagar alam Ujungkulon di Jawa Barat, untuk melindungi berjenis-jenis
binatang yang terkenal, antara lain badak, rusa, buaya, banteng, babi
hutan, dan burung merak.
4) Cagar alam Pananjung-Pangandaran di Jawa Barat, tempat ini selain
untuk melestraikan hutan, juga merupakan tempat untuk melindungi
rusa, banteng, dan babi hutan.
5) Cagar alam Lalijiwo di Jawa Timur. Di tempat ini terdapat hutan alam
flora alpine dan berjenis-jenis cemara.
6) Cagar alam Rafflesia di Bengkulu, khusus untuk melindungi bunga
raflesia yang merupakan bunga terbesar di dunia.
7) Cagar alam Sibolangit di Sumatera Utara. Ditempat ini terdapat flora asli
khas dataran rendah Sumatera, antara lain pohon lebah dan bunga
bangkai raksasa.
b. Suaka Margasatwa
Suaka margasatwa adalah kawasan suaka alam yang karena
keadaan alamnya mempunyai kekhasan/keunikan jenis satwa liar dan/atau
keanekaragaman satwa liar yang untuk kelangsungan hidupnya
memerlukan upaya perlindungan dan pembinaan terhadap populasi dan
habitatnya. Kriteria daerah dijadikan kawasan suaka margasatwa antara lain
sebagai berikut:
1) Merupakan tempat hidup dan perkembangbiakan dari jenis satwa

40
2) Merupakan habitat dari suatu jenis satwa langka atau satwa yang
dikhawatirkan punah
3) Memiliki tingkat keanekaragaman dan populasi yang tinggi
4) Merupakan tempat hidup satwa migrant tertentu
5) Memiliki kawasan yang luas sebagai habitat jenis satwa yang
bersangkutan

Suaka margasatwa yang terkenal sebagai berikut.


1) Suaka margasatwa Gunung Leuser di aceh, merupakan suaka
mmargasatwa terbesar di Indonesia. Hewan-hewan yang mendapat
perlindungan di tempat ini antara lain gajah, badak sumatera, orang utan,
tapir, harmau, kambing hutan, rusa, dan burung.
2) Suaka marga satwa Sumatera Selatan di Sumatera Selatan, adalah
tempat untuk melindungi tapir, badak, kerbau liar, harimau Sumatera,
gajah, dan rusa.
3) Suaka margasatwa Baluran di Jawa Timur, adalah tempat untuk
melindungi badak, banteng, kerbau air, kijang, anjing hutan, dan burung
merak.
4) Suaka margasatwa Pulau Komodo di Nusa Tenggara Timur, terutama
untuk melindungi biawak komod. Satwa-satwa lain yang dilindungi di
tempat ini adalah burung kakaktua, ayam hutan, kerbau liar, babi hutan,
dan rusa.
5) Suaka margasatwa Pulau Mojo di Sulawesi, untuk melindungi burung
kakaktua, ayam hutan, sapi liar, babi hutan, dan rusa.
6) Suaka margasatwa Kutai di Kalimantan Timur, untuk melindungi babi
hutan, banteng, orang utan, dan kanau.
2. Kawasan Pelestarian Alam
Kawasan Pelestarian Alam selanjutnya disingkat KPA adalah kawasan
dengan ciri khas tertentu, baik di daratan maupun di perairan yang mempunyai
fungsi pokok perlindung sistem penyangga kehidupan, pengawetan
keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatan secara lestari
Sumber Daya Alam Hayati dan ekositemnya.

41
a. Taman Nasional
Taman nasional adalah kawasan pelestarian alam yang memiliki
ekosistem asli, dikelola dengan zonasi, serta dimanfaatkan untuk tujuan
penelitian, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi.
Taman Nasional yang cukup terkenal diantaranya sebagai berikut:
1) Taman Nasional Kerinci, tanam nasional terbesar di Indonesia dengan
luas kawasan sekitar 15.000 km. Tempat perlindungan berbagai hewan
dan tumbuhan khas yang ada di sumatera.
2) Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango (Jawa Barat), taman yang kaya
flora dan fauna , bunga edelweiss jawab yang tumbuh subur terdapat
leopard, gibbon dan monyet jawa.
3) Taman Nasional Komodo merupakan vegetasi sabana dengan terdapat
tumbuhan lonter dan sebagian jenis anggrek serta tempat hidup hewan
komodo.
4) Taman Nasional Gunung Lauser, taman yang penting di kawasan Asia
Tenggara dengan luas area 9.500 km, merupakan tempat perlindungan
1000 spesies tumbuhan dan 4000 spesies hewan dalam klasifikasi
hewan-hewan western malesia.
Adapun kriterianya yaitu sebagai berikut:
1) Memiliki kawasan yang cukup luas sehingga dapat menjamin
kelangsungan ekosistem didalamnya
2) Memiliki suatu yang khas dan bersifat unik
3) Dapat dikembangkan untuk tujuan lain dalam kehidupan sehari-hari.
Adapun manfaat yang dapat dirasakan dari adanya taman nasional
adalah sebgai berikut:
1) Merupakan kawasan yang memiliki nilai ekonomis
2) Dapat menjaga keseimbangan kehidupan, baik biotic maupun abiotik di
daratan maupun perairan.
3) Memiliki nuansa keindahan sebagai objek pariwisata alam
4) Merupakan objek dalam pengembangan ilmu pengetahuan, pendidikan,
dan penelitian
5) Keragaman sumber daya alam kawasan konservasi, baik darat maupun
di perairan.

42
b. Taman Hutan Raya
Taman Hutan Raya adalah kawasan pelestarian alam untuk koleksi
tumbuhan dan/atau satwa yang alami atau bukan alami, jenis asli dan/atau
bukan asli, yang tidak invasif dan dimanfaatkan untuk kepentingan lain seperti
penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, dan lain sebagainya. Kriteria wilayah
yang ditetapkan sebagi kawasan hutan raya adalah sebagai berikut:
1) Merupakan kawasan dengan ciri khas, baik asli maupun buatan.
2) Memiliki keindahan dan panorama alam yang menarik
3) Memiliki luas yang cukup sehingga memungkinkan untuk mengoleksi
tumbuhan atau satwa
c. Taman Wisata Alam
Taman Wisata Alam dalah kawasan pelestarian alam yang ditetapkan
untuk melindungi alam, tetapi dimanfaatklan untuk tujuan wisata. Kriteria
suatu wilayah ditetapkan sebagai kawasan taman wisata alam antara lain
sebagai berikut:
1) Memiliki daya tarik flora dan fauna atau ekosistem serta formasi geologi yang
menarik
2) Memiliki luas untuk menjamin kelestarian populasi dan daya tarik untuk
pariwisata dan rekreasi alam
3) Kondisi lingkngan di sekitarnya mendukung upaya pengembangan
pariwisata alam
Untuk menentukan prioritas konservasi spesies flora dan fauna, maka
patokan yang digunakan adalah:
1. Kekhasan (distinctiveness) – jenis-jenis langka dan secara alami hanya terdapat
di suatu daerah atau wilayah geografis tertentu saja (endemik).
2. Keterancaman (endangered) – jenis-jenis terancam punah, karena tingkat
kerusakan habitatnya, atau perburuan dan pemanenan berlebihan.
3. Kegunaan (Utility) – jenis-jenis yang mempunyai nilai potensial untuk
dimanfaatkan.
D. Usaha Konservasi Flora dan Fauna di Indonesia
Konservasi diperlukan dalam rangka untuk melindungi sekaligus
melestarikan flora dan fauna, sehingga usaha yang dilakukan demikian mampu
mempertahankan kelangsungan hidup baik flora maupaun fauna yang terdapat di

43
dalam suatu wilayah. Potensi dari berbagai keanekaragaman flora dan fauna di
atas jelas sangatlah penting apalagi aset tersebut belum tentu dimiliki oleh negara
kebanyakan. Oleh sebab itu, sudah selayaknya pemerintah dan masyarakat
Indonesia harus berperan serta berusaha ikut serta dalam melestarikan flora dan
fauna seperti mendirikan perlindungan alam selain itu membentuk komunitas
peduli konservasi.
Bentuk usaha dan peran konservasi di Indonesia sudah banyak dilakukan yaitu:
1. Membangun kawasan untuk konservasi flora dan fauna.
Pembangunan kawasan konservasi flora dan fauna di Indonesia dibagi
menjadi Kawasan Suaka Alam (KSA) dan Kawasan Pelestarian Alam (KSP).
Berdasarkan jenis- jenis perlindungan yang diungkapkan di atas di Indonesia
sudah banyak sekali bentuk perlindungan alam yang sengaja sudah didirikan,
dijaga serta dikembangkan dalam lokasi tertentu oleh pemerintah Indonesia.
2. Lembaga Biologi
Guna keperluan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan,
Indonesia memiliki lembaga-lembaga biologi seperti berikut:
a) Kebun Raya Bogor dengan cabang-cabangnya di Cibodas (Jawa Barat),
Purwodadi (Jateng), Lawang (Jatim), Eka Karya (Bali), dan Sibolangit
(Sumatera Utara). Kebun Raya Bogor memiliki semua jenis tanaman tropis
yaitu sebanyak ±16.000 pohon, meliputi ±6.000 spesies.
b) Lembaga Penelitian Botani Bogor.
c) Lembaga Penelitian Laut di Jakarta.
3. Pelestarian Hutan
Pelestarian hutan di Indonesia segaja dilakukan untuk melindungi apa
saja potensi yang terdapat didalamnya sehingga hutan dapat terjaga dan mampu
menjadi aset baik untuk masa kini maupun masa mendatang. Usaha-usaha
dalam pelestarian hutan di Indonesia antara lain sebagai berikut:
a) Dibentuk polisi khusus (polsus) kehutanan untuk menjaga kelestarian hutan
agar hutan tidak dicuri kayunya. Oleh karena itu, polsus di Kalimantan
Tengah sudah mulai dipersenjatai.
b) Penerangan-penerangan lewat media cetak dan media elektronika tentang
pentingnya hutan.

44
c) Upaya merumahkan orang-orang perambah hutan agar tidak lagi merusak
hutan. Pembangunan masyarakat sekitar hutan untuk meningkatkan taraf
hidup dan kesejahteraannya dengan cara dibantu mendirikan koperasi
peternakan, pendidikan, dan sekolah (bina sosial).
d) Peningkatan sistem tebang pilih dengan sistem Tebang Pilih Tanam
Indonesia (TPTI). Sistem ini berarti para pengusaha kehutanan yang
memegang HPH (Hak Pengusaha Hutan) tidak hanya memilih batang kayu
yang besar-besar saja (minimal berdiameter 30 cm), tetapi berkewajiban
membuat persemaian dan pembibitan untuk mereboisasi hutan yang
sudah ditebangi. Selain itu penebangan tidak boleh dihabiskan, meskipun
pohon-pohonnya sudah lebih besar dari ketentuan 30cm.
4. Mengembangkan Komunitas Peduli Konservasi
Mengembangkan komunitas atau penggiat peduli konservasi sangat
berperan penting dalam menjaga kestabilan lingkungan sekitar beserta makhluk
hidup yang ada. Komunitas peduli konservasi baik flora maupun fauna sudah
banyak sekali, misalnya : Pro Fauna, WALHI (Wahana Lingkungan Hidup),
Perhimpunan Kebun Binatang Se-Indonesia (PKSBS) berdiri 5 November 1969
dan berbagai komunitas lainnya yang ada di Indonesia.
5. Membuat Undang-Undang dan Peraturan
a) Undang Undang No. 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumberdaya Alam
Hayati Dan Ekosistemnya.
b) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 Tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
c) Keputusan Presiden Nomor 4 Tahun 1993 tentang Satwa Dan Bunga
Nasional
d) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 28 Tahun 2011 Tentang
Pengelolaan KSA dan KPA.
e) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 108 Tahun 2015 Tentang
Perubahan PP No. 28 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan KSA dan KPA.
E. Usaha Konservasi Flora dan Fauna di Dunia
Usaha konservasi tidak hanya dilakukan pada ruang lingkup regional
tetapi secara internasional sengaja dilakukan agar flora dan fauna yang ada bisa
dipertahankan hidupnya. Menurut Suhartini (2009: 202-203) dalam rencana aksi

45
untuk melestarikan keanekaragaman hayati, ada tiga prinsip yang telah
dicanangkan dunia yaitu dengan pendekatan: Save, Study, dan Use. Pegertiannya
adalah sebagai berikut:
1. Save atau perlindungan dapat dijabarkan sebagai usaha pengelolaan, legislasi,
perjanjian internasional, dan sebagainya.
2. Use atau pemanfaatan, sering direncanakan untuk program-program manfaat
bagi masyarakat, berbagai komoditi perdagangan, pariwisata dan jasa.
Penelitian dalam keanekaragaman hayati sangat penting, karena penggunaan
maupun pelestariannya tidak dapat dilakukan tanpa penelitian ilmiah.
3. Study atau penelitian dapat meliputi penelitian dasar seperti penelitian
keragaman spesies, habitat, komunitas, ekosistem dan juga perilaku serta
ekologi dari spesies, maka dari itu penelitian terus dikembangkan agar
pemanfaatan sumberdaya hayati dapat lestari dan berlanjut sesuai dengan cita-
cita manusia agar dapat hidup berdampingan dan selaras dengan alam.
Secara nyata usaha konservasi flora dan fauna yang dilakukan di dunia
antara lain:
1. Perjanjian atau Kesepakatan Internasional
a. KTT Bumi
Adanya cagar biosfer yang pada dasarnya sebuah cara untuk
melestarikan ekosistem daratan, kelautan maupun kombinasi dari
keduanya yang secara internasional diakui berada di dalam bagian dari
Program Man and Biosphere Badan Pendidikan dan Kebudayaan Perserikatan
Bangsa-bangsa (United Nations Educational, Scientific and Cultural
Organization, UNESCO. Bukti keseriusan dari implementasi cagar biosfer
dibuktikan dengan adanya KTT Bumi atau yang juga dikenal dengan nama
Konferensi PBB tentang Lingkungan dan Pembangunan (UNCED).
b. CITES (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild
Fauna and Flora)
CITES lebih dikenal dengan sebutan konvensi perdagangan
internasional tumbuhan dan satwa liar spesies terancam adalah perjanjian
internasional antarnegara yang bertujuan melindungi tumbuhan dan satwa
liar terhadap perdagangan internasional spesimen tumbuhan dan satwa liar
yang mengakibatkan kelestarian spesies tersebut terancam.

46
c. CIFOR (Centre for International Forestry Research)
Dalam rangka studi hutan, Sulawesi dan Kalimantan ditetapkan
sebagai Pusat Penelitian Kehutanan Internasional (Centre for
International Forestry Research = CIFOR).
2. Organisasi Berskala Dunia
Organisasi berskala dunia juga memegang peranan yang dominan
dalam berbagai bentuk usaha konservasi yang sudah dilakukan oleh
masyarakat dunia, antara lain:
a. Fauna & Flora International (FFI)
FFI adalah organisasi konservasi tertua dunia, didirikan pada
tahun 1903. Organisasi ini berpusat di negara Inggris terdiri perkumpulan
40 organisasi yang berperan dalam konservasi negara-negara diseluruh
dunia. Tugas utama FFI di Indonesia adalah melakukan pengelolaan serta
pengawasan wilayah dilindungi serta konservasi keanekaragaman hayati.
b. Organisasi Nasional International Union for Conservation of Nature (IUCN)
Organisasi ini sangatlah pentinguntuk diketahui. Dalam
perkembangannya oerganisasi ini yang nantinya dikenal dengan sebutan
IUCN Red List/ Red Data List (Daftar Merah IUCN). Organisasi internasional
tersebut berpusat di Inggris. Organisasi tersebut sangat berperan dalam
melindungi flora dan fauna.
c. Greenpeace
Greenpeace adalah suatu lembaga swadaya masyarakat,
organisasi lingkungan global, yang memiliki cabang di lebih dari 40 negara
dengan kantor pusat di Amsterdam, Belanda. Greenpeace dikenal
menggunakan aksi langsung tanpa kekerasan, konfrontasi damai dalam
melakukan kampanye untuk menghentikan aksi perusakan lingkungan.
d. Bird Life Internasional
BirdLife International didirikan pada tahun 1922 oleh ahli
ornithologi Amerika, T. Gilbert Pearson dan Jean Theodore Delacoure
dengan nama International Council for Bird preservation Bird Life
International (dulu bernama International Council for Bird Preservation)
adalah organisasi konservasi international yang bergiat dengan keterlibatan
masyarakat untuk melindungi semua jenis burung di dunia dan habitatnya.

47
e. Botanic Gardens Conservation International (BGCI)
Botanic Gardens Conservation International (BGCI) Didirikan pada
tahun 1987 yang merupakan badan konservasi tumbuhan yang berbasis di
Kew, London, Inggris yang beranggotakan negara, yang membentuk
gabungan membentuk jaringan konservasi tumbuhan terbesar di dunia.

PEMANFAATAN FLORA FAUNA INDONESIA


DUNIA
Keanekaragaman sumberdaya alam (SDA) sudah selayaknya digunakan sebaik-
baiknya untuk kesejahteraan masyarakat. Pemanfaatan SDA digunkaan untuk
mendukung pembengunan nasional meliputi aspek sosial, ekonomi, lingkungan, dan
sebagainya. Pemanfaatan SDA seharusnya juga memperhatikan kelestariannya.
Wilayah Indonesia dengan keanekaragaman sumberdaya flora dan fauna yang berguna
bagi kelangsungan hidup manusia secara materil, linkungan, maupun sosial budaya.
Masyarakat Indonesia telah mengenal pemanfaat keanekaragaman flora dan fauna
sejak dulu. Indonesia dikenal sebagai salah satu negara yang mememili
keanekaragaman hayati terbesar kedua di dunia berdasarkan riset lembaga
Conservation International tahun 1998.
A. Pemanfaatan Flora di Indonesia sebagai SDA
1. Manfaat dari segi ekonomi
Jenis-jenis flora di Indonesia secara umum dapat diperbarui dan dapat
dimanfaatkan dengan baik apabila pemanfaatannya secara efisien. Flora yang
berupa pohon-pohon keras memiliki manfaat bagi kepentigan masyarakat
Indonesia untuk kepentingan ekspor. Jenis kayu-kayu tersebut antara lain kayu
ramin, gaharu, meranti, dan jati. Apabila jenis-jenis kayu tersebut diekspor
dapat mengasilkan devisa bagi negara. Tentu saja langkah ini harus dilakukan
secara arif dan mengedepankan prinsip konsevasi. Beberapa tumbuhan juga
bisa dijadikan sebagai bahan makanan yang mengandung karbohidrat, protein,
vitamin, serta ada tumbuhan yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan obat-
obatan dan kosmetik.

48
2. Ekowisata
Umumnya manusia menjadikan flora sebagai obek wisata yang
memberikan unsur-unsur keindahan, misalnya hutan konservasi yang saat ini
banyak dikembangkan sebagai lokasi-lokasi wisata. Selain itu, tanaman hias
seperti bunga sering ditanam di rumah.
3. Ilmu pengetahuan
Kekayaan sumberdaya flora sudah dimanfaatkan sejak lama untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan. Hingga saat ini masih banyak jenis
tumbuhan yang belum dipelajari dan belum diketahui manfaatnya. Dengan
demikian, keadaan ini masih dapat dimanfaatkan sebagai sarana pengembangan
pengetahuan dan penelitian dari berbagai bidang pengetahuan. Misalnya,
penelitian mengenai sumber makanan dan obat-obatan yang berasal dari
tumbuh-tumbuhan.
Indonesia memiliki banyak obat yang telah lama digunakan dalam
pengobatan tradisional. Berkat perkembangan teknologi, tanaman obat dapat
menjadi obat herbal yang diuji secara klinis sehingga layak konsumsi. Obat
herbal mulai dimanfaatkan dalam dunia farmasi karena bersifat alami dan efek
samping. Tanaman obat dapat dibudidayakan atau tumbuh bebas di alam.
Umumnya tanaman obat dikonsumsi dengan cara dikeringkan dan direbus atau
dikonsumsi dalam keadaan segar.
Tabel 1. Contoh tanaman obat di Indonesia dan manfaatnya
Tanaman Manfaat
Adas Mengatasi insomnia, batu ginjal, dan batuk berdahak
Alang-alang Meredakan panas dalam, penurunan panas diuretik
Bawang putih Menurunkan kolesterol, tekanan darah tinggi, dan flu
Bawang merah Mencegah kanker, sembelit, dan melindungi jantung
Cabe jawa Mengatasi masalah pencernaan, bronkitis, demam
Jahe Mengobati asma, kembung, mual
Jambu biji Mengobati diare, cacingan, dan demam berdarah
Jati belanda Mengobati batuk dan diare, menurunkan berat badan
Jeruk nipis Obat batuk, jerawat, radang tenggorokan
Jinten hitam Anti kanker, anti radang, menguatkan imunitas
Kembang Menurunkan darah tinggi, kolesterol, batuk
sepatu
Kencur Mengobati batuk, flu, dan keseleo
Kumis kucing Mengobati batu ginjal, kencing manis, dan reumatik
Kunyit Menurunkan kolesterol, dan mencegah kanker
Lidah buaya Anti radang

49
Mahkota dewa Mengobati darah tinggi, hepatitis, dan asam urat
Manggis Anti kanker, mencegah penyakit jantung, mengobati asma
Mengkudu Mengobati radang usus, amandel, dan tekanan darah
tinggi
Meniran Meningkatkan kekebalan tubuh
Saga Mengobati batuk dan sariawan
Salam Menurunkan kolesterol, asam urat, dan mencegah stroke
Sambiloto Mengobati kencing manis, radang, dan demam
Seledri Menurunkan tekanan darah tinggi
Sirsak Anti kanker, meredakan demam, dan mengurangi stres
Temulawak Meningkatkan imunitas, mengobati sakit kuning, dan
maag

4. Sosial dan budaya


Masyarakat Indonesia telah terbiasa dan menyatu dengan lingkungan
sekitarnya. Kegiatan memanen hasil hutan maupun pertanian merupakan
kebiasaan yang khas bagi masyarakat yang tinggal di pegunungan dan dataran
tinggi. Masyarakat yang hidup di daerah berdekatan dengan laut, sungai dan
hutan memiliki aturan tertentu dalam upaya memanfaatkan tumuhan.
Masyarakat memiliki kepercayaan tersendiri mengenai alam. Dengan adanya
aturan-aturan tersebut, sumberdaya alam fauna akan terus terjaga
kelestarianya.
5. Manfaat ekologi
Indonesia memiliki 70% hutan dunia yang merupakan paru-paru
dunia dan memiliki sangat banyak spesies tumbuhan yang ada di
Indonesia. Fungsi utama tumbuhan adalah sebagai penghasil oksigen, banyak
tumbuhan di tanam di lingkungan sekitar, sehingga kita merasakan kesejukan
yang ditimbulkan oleh oksigen dari tumbuhan yang berfotosintesis. Selain itu,
tumbuhan berfungsi sebagai penyerap karbondioksida, udara yang mengandung
karbondioksida diserap oleh tumbuhan dalam proses fotosintesis sehingga
udara menjadi lebih segar.
6. Bahan baku industri
Tanaman industri merupakan tanaman yang digunakan untuk
keperluan bahan baku industri yang memiliki nilai ekonomis. Tanaman industri
dapat dibudidayakan, misalnya dalam bentuk perkebunan aupun hutan
tanaman industri (HTI), atau tumbuh bebas di alam. Pemanfaatan bagian-bagian

50
tanaman industri dapat berupa kayu, getah, serah, minyak, buah, atau
keseluruhan tanaman dan kemudian diolah menjadi produk industri yang
bermanfaat untuk menunjang kehidupan manusia.
Tabel 2. Contoh tanaman dan manfaatnya di bidang industri
Tanaman Manfaat di bidang industri
Bambu Industri kerajinan, bangunan
Enceng gondok Kerajinan, pakan ternak, pupuk
Gaharu, keriung, damar Industri cat, bangunan
Gambir Industri penyamakan kulit, farmasi,
perekat
Jati, sengon, mahoni, ulin, Untuk bangunan, meubel
meranti
Jarak Industri makanan, farmasi, kosmetik
Karet Industri ban, peralatan rumah tangga
Kayu putih Industri obat-obatan
Kenaf Industri kertas, goni
Mawar, melati, bunga matahari Industri kosmetik, makanan
Pinus, cemara Industri triplek, kertas, pulp
Rami Untuk tali,industri tekstil
Rotan Industri kerajinan
Sagu, kelapa, aren Industri makanan
Tembakau Industri rokok
Ubi kayu Industri makanan, industri plastik

B. Pemanfaatan Fauna di Indonesia sebagai SDA


1. Manfaat dari segi ekonomi
Sumberdaya alam yang berasal dari kelompok fauna/hewan dapat
dimanfaatkan sebagai sumber makanan dan untuk bahan industri. Hewan
sebagai bahan pangan (makanan), hewan-hewan yang biasa dijadikan bahan
makanan terutama daging, susu, dan telurnya misalnya ayam, kambing, sapi,
domba, kerbau, burung. Hewan sebagai bahan sandang (pakaian), bahan
pakaian (baju, sepatu, sandal, ikat pinggang, dan tas) banyak yang diambil dari
hewan tertentu seperti ulat sutera, kulit kambing, kulit kerbau, kulit sapi.
Hewan sebagai bahan perhiasan dan kerajinan, misalnya ular, buaya, kerang,
penyu, kupu-kupu, gajah, burung, sapi, kerbau dan kambing.
Wilayah Indonesia yang berbentuk perairan dengan sebesar 2/3 dari
seluruh wilayah Indonesia dapat menjadi sumberdaya yang bernilai ekonomi.
laut, sungai, dan tambak merupakan sumber-sumber perikanan yang

51
berpotensi ekonomi. Beberapa jenis diantaranya dikenal sebagai sumber
makanan yang mengandung protein.
2. Wisata
Umumnya manusia menjadikan hewan sebagai obek wisata.
3. Ilmu pengetahuan
Kekayaan sumberdaya fauna sudah dimanfaatkan sejak lama untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan. Hingga saat ini, masih banyak jenis hewan
yang belum dipelajari dan belum diketahui manfaatnya. Dengan demikian,
keadaan ini masih dapat dimanfaatkan sebagai sarana pengembangan
pengetahuan dan penelitian dari berbagai bidang pengetahuan. Misalnya
penelitian mengenai sumber makanan dan obat-obatan yang berasal dari hewan.
Hewan sebagai bahan obat-obatan, misalnya badak, harimau, cacing, kadal,
biawak, ular, kelelawar dan sebagainya. Hewan yang digunakan untuk
percobaan/penelitian, misalnya kelinci, tikus, domba, monyet, lalat buah,
nyamuk, dan marmut.
4. Sosial dan budaya
Hewan yang digunakan untuk membantu pekerjaan manusia, kuda,
kerbau, sapi, anjing, keledai, unta, burung merpati, lumba-lumba, dan gajah.

52

Anda mungkin juga menyukai