Anda di halaman 1dari 7

PERSPEKTIF

Volume XIX No. 2 Tahun 2014 Edisi Mei

PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS BUKU

Denny Kusmawan
Program Studi Magister Sains Hukum dan Pembangunan Universitas Airlangga Surabaya
e-mail: kusmawan_deny@yahoo.com

ABSTRAK
Buku sebagai objek dari Hak Kekayaan Intelektual seseorang, perlindungannya diatur
dalam perundang-undangan. Perundang-undangan terhadap Hak atas Kekayaan Intelektual
paling terbaru adalah Undang-Undang Hak Cipta Nomor 19 Tahun 2002. Dalam menentukan
terjadinya pelanggaran, Undang-Undang Hak Cipta menetapkan adanya pelanggaran atas hak
cipta jika terjadi perbuatan yang dilakukan seseorang terhadap karya cipta yang hak ciptanya
secara eksklusif dimiliki oleh orang lain tanpa sepengetahuan atau seijin orang lain pemilik
hak tersebut.
Kata Kunci: perlindungan hukum, hak cipta.

ABSTRACT
The book as an object of property rights Intellectual, the protection stipulated in legislation.
Legislation Intellectual Property Rights is the most recent Copyright Law Number 19 Year 2002
In determining violations, Copyright Act establishes the existence of copyright infringement
in case acts committed against the copyrighted work whose copyright is exclusively owned by
others without the knowledge or permission of the owner of such rights of others.
Keywords: the protection of law, copyright act.

PENDAHULUAN
Hak Kekayaan Intelektual (selanjutnya disebut memperkenalkan, memperkaya dan menyebarluaskan
dengan HKI) atau biasa disebut juga Hak Milik kekayaan budaya bangsa. Bahkan salah satu aspek
Intelektual adalah padanan kata dari Intellectual yang melekat pada HKI adalah adanya aspek sosial
Property Rights. Dalam HKI ada dua kategori bagi seluruh jenis HKI kecuali merek, manakala masa
pengertian, Pertama adalah pengertian HKI dalam perlindungannya habis maka semuanya menjadi milik
istilah sehari-hari yaitu segala sesuatu yang berasal umum atau public domain.
dari hasil pemikiran manusia seperti ide, invensi, puisi, Salah satu jenis HKI yang secara nyata telah
merek, desain, semi konduktor dan sebagainya. Kedua memberikan kontribusi bagi peningkatan kualitas
adalah pengertian HKI dalam konsep hukum yaitu sumber daya manusia adalah karya ilmiah khususnya
seperangkat aturan hukum yang memberikan jaminan dalam bentuk buku. Hasil karya ilmiah tersebut dapat
hak eksklusif untuk mengeksploitasi HKI dalam jangka ditulis dalam bentuk buku cetak (printed Book)
waktu tertentu berdasarkan jenis-jenis HKI. Terdapat atau pun dalam bentuk buku digital (e-Book) yang
kelompok besar dalam pembagian HKI, pertama yaitu: berupa file (pdf, doc, txt) dan dapat diunduh serta
Hak kekayaan Industri (industrial property rights) yang dibaca melalui perangkat elektronik. Bentuk buku
meliputi: Paten, Merek, Desain, Desain Tata Letak tersebut masing-masing mempunyai keunggulan
Sirkuit Terpadu dan Rahasia Dagang; kedua adalah dan kelemahan. Salah satu keunggulan buku cetak
Hak Cipta yang memberikan perlindungan untuk yang beredar di toko buku besar adalah memiliki dan
karya tulis, karya sastra dan karya seni (literary and mencantumkan International Serial Book Number
artistic work). HKI mempunyai fungsi utama untuk (yang selanjutnya disebut ISBN). Dengan memiliki
memajukan kreatifitas dan inovasi yang bermanfaat ISBN, buku cetak masih terpercaya untuk menjadi
bagi masyarakat secara luas sedangkan hak cipta acuan akademisi sebagai referensi dalam menyusun
secara khusus juga berfungsi sebagai alat untuk karya ilmiahnya.

137
Kusmawan, Perlindungan Hak Cipta atas Buku

Keberadaan buku ilmiah tidak dapat disangkal Dalam perspektif sosiologi hukum, apabila buku
lagi merupakan kebutuhan utama bagi masyarakat, dianggap sebagai subsistem yang ada dalam masyarakat
khususnya mahasiswa dan dosen dalam proses yaitu suatu himpunan nilai-nilai, kaidah-kaidah dari pola
pembelajaran. Bila dicermati, lahirnya satu buku perikelakuan yang berkisar pada kebutuhan-kebutuhan
sampai pada format yang dapat digunakan oleh pokok manusia dan saling mempengaruhi maka ada
masyarakat tidaklah sederhana. Proses ini melibatkan tiga komponen dasar yang saling berhubungan dan
banyak modal dan sumber daya manusia baik penulis, mempengaruhi. Ketiga komponen tersebut adalah
penerbit, distributor dan pengedar yang kesemuanya peraturan perundang-undangan Hak Cipta yaitu Undang-
bersinergi untuk mewujudkan buku tersebut. Oleh Undang Hak Cipta, dan aparat penegak hukum yaitu
karena itu tidaklah berlebihan jika hasil karya cipta polisi, jaksa, hakim serta masyarakat dalam hal ini
intelektual manusia diberikan perlindungan hukum adalah pengguna buku dan karya tulis.
yang memadai. Perlindungan hukum terhadap HKI Berdasarkan uraian tersebut, dapat dikemukakan
pada dasarnya berintikan pengakuan terhadap hak permasalahan bagaimana upaya yang dilakukan untuk
atas kekayaan dan hak untuk menikmati kekayaan meningkatkan perlindungan hukum terhadap buku di
itu dalam waktu tertentu. Artinya selama waktu lingkungan di lingkungan perguruan tinggi.
tertentu pemilik atau pemegang hak atas HKI dapat
mengizinkan ataupun melarang orang lain untuk PEMBAHASAN
menggunakan karya intelektualnya. Pengertian secara leksikal kata perlindungan
Bentuk pelanggaran-pelanggaran terhadap buku dalam hal ini menunjukkan pada peristiwa atau
salah satunya adalah pembajakan buku. Pembajakan perbuatan. Perlindungan juga diartikan sebagai hal
buku ini makin marak terjadi di masyarakat, banyak atau perbuatan yang berupa pemberian jaminan atas
faktor yang menyebabkan terjadinya pembajakan buku, keamanan, ketentraman, kesejahteraan dan kedamaian
salah satunya adalah kurangnya penegakan hukum, dari pelindung kepada yang dilindungi dari bahaya
ketidaktahuan masyarakat terhadap perlindungan atau resiko yang mengancamnya. Perlindungan Hukum
hak cipta buku, dan kondisi ekonomi masyarakat. berasal dari bahasa Belanda rechtsbescherming van
Di Indonesia, pembajakan buku terjadi banyak de burgers tegen de overhead. Sedangkan Henry C.
dilakukan di kota-kota besar seperti di Jakarta, Black menyatakan legal protection of the individual
Surabaya, dan Yogyakarta. Sasaran pembajakan inrelation to acts of administrative authorities.
buku ini marak terjadi kepada buku-buku referensi, Perlindungan tidak hanya berdasarkan hukum
kamus, dan buku-buku teks popular. Sudah banyak tertulis tetapi juga termasuk hukum tidak tertulis
pelaku terjaring oleh aparat, dan masih banyak pula dengan harapan ada jaminan terhadap benda yang
yang masih berkeliaran dan tumbuh, seiiring tingginya dimiliki dalam menjalankan hak dan kewajibannya.
permintaan oleh masyarakat. Prinsip perlindungan hukum bagi rakyat Indonesia
Buku sebagai objek dari HKI seseorang, yang adalah prinsip pengakuan dan perlindungan terhadap
perlindungannya diatur dalam perundang-undangan. harkat dan martabat manusia yang bersumber pada
Perundang-undangan terhadap HKI paling terbaru adalah prinsip negara hukum yang berdasar pada Pancasila.
Undang-Undang Hak Cipta Nomor 19 Tahun 2002 Hak cipta pada dasarnya telah dikenal sejak dahulu
(yang selanjutnya disebut Undang-Undang Hak Cipta). kala, akan tetapi konsep hukum hak cipta dikenal di
Dalam menentukan terjadinya pelanggaran, Undang- Indonesia pada awal tahun 80-an. Bila dilihat dari
Undang Hak Cipta menetapkan pelanggaran jika terjadi sejarahnya, ada dua konsep besar tentang hak cipta
perbuatan yang dilakukan seseorang terhadap karya yang pada akhirnya saling mempengaruhi yaitu:
cipta yang hak ciptanya secara eksklusif dimiliki oleh Pertama, konsep Copyrights yang berkembang di
orang lain tanpa sepengetahuan atau seijin orang lain Inggris dan negara-negara yang menganut sistem
pemilik hak tersebut. Bentuk pelanggaran Hak Cipta Common Law. Kedua, konsep Droit d’Auteur yang
buku dapat dikategorikan antara lain: Pemfotokopian berkembang di Perancis dan negara-negara yang
buku yang kemudian diperjualbelikan; Pencetakan menganut sistem Civil Law.
buku secara illegal yang kemudian dijual dengan harga Konsep copyrights adalah konsep dasar hak
jauh di bawah buku asli; dan Penjualan electronic file cipta yang lebih menekankan perlindungan hak-
buku secara illegal. hak penerbit dari tindakan penggandaan buku yang

138
PERSPEKTIF
Volume XIX No. 2 Tahun 2014 Edisi Mei

tidak sah. Hal ini dapat ditelusuri dari berlakunya lahir karena adanya gagasan dari peserta Konvensi
Dekrit Star Chamber pada tahun 1556 yang isinya Berne dan Amerika Serikat yang disponsori oleh PBB
menentukan izin pencetakan buku dan tidak setiap khususnya UNESCO, yaitu untuk menyatukan satu
orang dapat mencetak buku. Aturan hukum lain yang sistem hukum hak cipta secara universal. UCC ini
secara tegas melindungi hak penerbit dari tindakan dicetuskan dan ditandatangani di Jenewa pada bulan
penggandaan yang tidak sah adalah Act of Anne September 1952, dan telah mengalami revisi di Paris
1709 yang dianggap sebagai peletak dasar konsep pada tahun 1971. Standar perlindungan yang ditawarkan
modern dalam hak cipta. Sedangkan konsep droit UCC lebih rendah dan lebih fleksibel daripada yang
d’auteur lebih ditekankan pada perlindungan atas ditentukan oleh Berne Convention. Sesuai dengan
hak-hak pengarang dari tindakan yang dapat merusak Article 2, UCC menganut prinsip national treatment.
reputasinya. Konsep ini didasarkan pada aliran Berne Convention menganut prinsip perlindungan
hukum alam yang menyatakan bahwa suatu karya secara otomatis, sebaliknya UCC mempersyaratkan
cipta adalah perwujudan tertinggi (alter ego) dari ketentuan formal untuk adanya perlindungan hukum
pencipta dan pencipta mempunyai hak alamiah untuk di bidang hak cipta. Ketentuan yang monumental dari
memanfaatkan ciptaannya. Perkembangan terakhir UCC ini adalah adanya ketentuan formalitas hak cipta
di Indonesia, pengertian cipta dalam undang-undang berupa kewajiban setiap karya yang ingin dilindungi
adalah hak eksklusif bagi pencipta atau penerima harus mencantumkan tanda © dalam lingkaran,
hak cipta untuk mengumumkan atau memperbanyak disertai nama penciptanya, dan tahun karya tersebut
ciptaannya atau memberikan izin untuk itu dengan mulai dipublikasikan. Simbol tersebut menunjukkan
tidak mengurangi ketentuan dalam undang-undang bahwa karya tersebut telah dilindungi dengan hak
yang berlaku. cipta negara asalnya, dan telah terdaftar di bawah
Pengaturan hak cipta pertamakali melalui perlindungan hak cipta.
perjanjian multilateral diwujudkan dalam Berne Rome Convention yaitu International Convention
Convention for the Protection of Literary and Artistic for the Protection of the Performers Producers of
Works tahun 1886 sebagaimana telah di revisi di Paris Phonograms and Broadcasting Organization dibentuk
1971. Konvensi ini merupakan perjanjian multilateral karena adanya perkembangan teknologi rekaman suara
yang pertama dan utama tentang hak cipta. Berne yang memungkinkan penggandaan secara mudah, massal
Convention inilah yang meletakkan dasar aturan tentang dan dengan kualitas yang sama. Rome Convention
lingkup perlindungan hak cipta, kepemilikan hak cipta, ini memberikan dasar perlindungan bagi pihak-pihak
hak-hak pencipta, jangka waktu perlindungan hak yang terkait dalam penyebaran hak cipta atau yang
cipta dan pengecualian hak cipta. Berne Convention biasa dikenal dengan Neighboring Rights. Selain hak
juga meletakkan tiga prinsip dasar yaitu National cipta yang bersifat orisinil (asli), juga dilindunginya
Treatment artinya perlindungan yang sama bagi karya hak turunannya yaitu hak salinan (neighbouring rights
cipta warga negara sendiri maupun warga negara atau ancillary rights). Perlindungan hak salinan ini
lain peserta konvensi dan Automatically Protection secara khusus hanya tertuju pada orang-orang yang
artinya pemberian perlindungan hak cipta dapat berkecimpung dalam bidang pertunjukan, perekaman,
dilakukan tanpa adanya pendaftaran secara formal dan badan penyiaran.
serta Independent Protection artinya pemanfaatan dan TRIPs atau Trade Related Aspects on Intellectul
perlindungan ciptaan di negara lain tidak bergantung Property Rights merupakan lampiran dari persetujuan
pada perlindungan di negara asal ciptaan. pembentukan organisasi perdagangan dunia (WTO) yang
Universal Copyright Convention (selanjutnya disahkan pada tanggal 4 April di Marrakesh Maroko
disebut UCC), diadopsi di Jenewa pada tahun 1952 dalam putaran Uruguay. Tujuan dari perjanjian TRIPs ini
merupakan konvensi di bawah administrasi UNESCO adalah meningkatkan perlindungan HKI dalam produk
yang tujuannya adalah memfasilitasi negara-negara perdagangan, menjamin prosedur pelaksanaan HKI
yang belum mau bergabung dengan Berne Convention. yang tidak menghambat perdagangan, merumuskan
Konvensi ini juga menganut 3 prinsip dasar dalam aturan dan disiplin pelaksanaan perlindungan HKI.
Berne Convention akan tetapi memberikan syarat Selain itu perjanjian TRIPs sebagai suatu jalan untuk
yang lebih lunak dalam hal pengaturan pengakuan mempersempit perbedaan yang ada atas perlindungan
hak moral. UCC adalah suatu konvensi hak cipta yang HKI di dunia dan menaunginya dalam sebuah peraturan

139
Kusmawan, Perlindungan Hak Cipta atas Buku

internasional. TRIPS Agreement menetapkan tingkat melalui gugatan perdata atau pun tuntutan pidana yang
minimum atas perlindungan HKI yang dapat dijaminkan tertuang dalam Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Hak
terhadap seluruh anggota World Trade Organization. Cipta. Dari ketentuan Pasal 1 angka satu tersebut di
yang penting adalah ketika terjadi perselisihan atas maka di analisa sebagai berikut:
perdagangan yang terkait dengan HKI, maka dapat Pertama, hak cipta pada hakekatnya adalah
diselesaikan melalui Dispute Settlement Body. Oleh perjanjian antara pencipta dengan pihak lain untuk
karena itu dalam perjanjian ini mewajibkan Negara mengumumkan dan atau memperbanyak ciptaannya.
peserta untuk mengakui 3 (tiga) konvensi dasar dalam Konsekuensi logis dari definisi ini adalah: a. Peran
HKI yaitu Berne Convention, Paris Convention dan pemerintah hanyalah sebagai administrator, akan
Washington Treaty. Konvensi ini juga memberlakukan tetapi tidak menerbitkan atau memberikan hak seperti
3 (tiga) prinsip dasar yang berlaku bagi perlindungan paten. Hal ini tercermin dalam sistem pendaftaran hak
semua jenis HKI yaitu: Pertama, National Treatment cipta yang bersifat Negatif Deklaratif artinya setiap
artinya negara anggota akan memberikan kepada warga orang yang mendaftarkan karya ciptanya dianggap
negara anggota lain perlakuan yang sama seperti yang sebagai pencipta, kecuali terbukti sebaliknya (Pasal
diberikan kepada warga negara sendiri menyangkut 5); b. Pada dasarnya hak cipta diakui keberadaannya
perlindungan HKI. Kedua, Most Favoured Nation apabila ciptaan itu merupakan karya original (hasil
artinya dalam perlindungan HKI, setiap keringanan, dari daya kreatifitas pencipta) dan dalam bentuk
keistimewaan, dan hak untuk didahulukan atau yang tetap dan nyata (fix and tangible) (Pasal 12); c.
pengecualian yang diberikan oleh satu negara Pendaftaran ciptaan bukanlah suatu keharusan, karena
anggota akan diberikan dengan langsung dan tanpa tanpa pendaftaran pun karya cipta secara otomatis
syarat kepada warga negara lain dari seluruh anggota. sudah mendapatkan perlindungan hukum (Pasal 2).
Ketiga, Minimal Standart artinya perjanjian ini telah Adapun cara yang diakui secara internasional sebagai
menetapkan standar minimal yang harus dipatuhi dalam berikut: 1. Untuk karya di bidang ilmu pengetahuan,
pengaturan HKI seperti ruang lingkup perlindungan, seni dan sastra cukup dengan membubuhkan tanda
jangka waktu perlindungan, prosedur perolehan hak © disertai nama pencipta dan tahun penerbitan. 2.
dan pemanfaatan HKI. Untuk karya rekaman (audio dan audivisial) dengan
Aturan-aturan dasar yang berkaitan dengan hak membubuhkan tanda P atau N di dalam lingkaran
cipta diatur dalam ketentuan Pasal 9 sampai dengan disertai tahun penerbitan. 3. Untuk memperkuat
Pasal 14 TRIPs. Aturan tersebut meliputi: hak cipta dan pengakuan perlindungan hak cipta dapat ditambahkan
hak-hak terkait, perlindungan program komputer, hak maklumat Todos los derechos reservados atau All Rights
persewaan, jangka waktu perlindungan, pengecualian, Reversed yang maksudnya adalah hak cipta dilindungi
perlindungan terhadap artis penampil, produser undang-undang. Di Indonesia, pendaftaran ciptaan
rekaman suara dan organisasi penyiaran. Aturan bukan merupakan suatu keharusan bagi pencipta atau
dasar dalam TRIPs ini telah diakomodasikan dalam pemegang hak cipta, dan timbulnya perlindungan
Undang-Undang Hak Cipta. suatu ciptaan dimulai sejak ciptaan itu ada atau
Pengaturan hak cipta di Indonesia diawali dengan terwujud dan bukan karena pendaftaran. Namun
diberlakukannya Undang-Undang Nomor 6 Tahun demikian, surat pendaftaran ciptaan dapat dijadikan
1982 tentang Hak Cipta yang kemudian diamandemen sebagai alat bukti awal di pengadilan apabila timbul
sebanyak 3 (tiga) kali sampai pada berlakunya sengketa di kemudian hari terhadap ciptaan.
Undang-Undang Hak Cipta. Hal baru yang diatur Kedua, Undang-undang telah menetapkan secara
dalam Undang-Undang Hak Cipta adalah diaturnya limitatif jenis ciptaan yang dilindungi dalam bidang
hak persewaan atau rental rights yang memang ilmu pengetahuan, seni dan sastra yang terdapat pada
belum pernah diatur dalam Undang-Undang Hak Pasal 12 Undang-Undang Hak Cipta sebagai berikut:
Cipta terdahulu. Selain itu Undang-Undang Hak Buku, program komputer, pamflet, perwajahan (layout)
Cipta juga menempatkan pelanggaran terhadap hak karya tulis yang diterbitkan, dan semua hasil karya
cipta sebagai tindak pidana biasa, bukan delik aduan tulis lain; Ceramah, kuliah, pidato, dan ciptaan lain
sebagaimana dianut dalam Undang-Undang Hak Cipta yang sejenis dengan itu; Alat peraga yang dibuat untuk
terdahulu serta memberikan kesempatan bagi pencipta kepentingan pendidikan dan ilmu pengetahuan; Lagu
dan pemilik hak cipta untuk mempertahankan haknya atau musik dengan atau tanpa teks; Drama atau drama

140
PERSPEKTIF
Volume XIX No. 2 Tahun 2014 Edisi Mei

musikal, tari, koreografi, pewayangan dan pantomim; penyitaan terhadap barang hasil pelanggaran serta
Seni rupa, dalam segala bentuk seperti seni lukis, permohonan penyerahan seluruh atau sebagian
gambar, seni ukir, seni kaligrafi, seni pahat, seni penghasilan dari pelanggaran. Selain itu pemegang hak
patung, kolase dan seni terapan; Arsitektur; Peta; cipta juga berhak meminta penetapan sementara dari
Seni batik; Fotografi; Sinematografi; Terjemahan, hakim agar memerintahkan pelanggar menghentikan
tafsir, saduran, bunga rampai, data base, dan karya segala kegiatan pelanggaran hak cipta agar tidak
lain dari hasil pengalihwujudan. timbul kerugian yang lebih besar bagi pemegang
Ketiga, jangka waktu berlakunya hak cipta hak cipta. Gugatan perdata ini dapat di ajukan di
berdasarkan objeknya secara umum adalah selama hidup pengadilan Niaga yang berkedudukan di 4 kota besar
pencipta ditambah 50 tahun setelah pencipta meninggal di Indonesia yaitu Medan, Jakarta, Surabaya, dan
dunia kecuali, program komputer, sinematografi, data Makassar. Sedangkan pelanggaran atas hak moral
base, dan karya pengalihwujudan berlaku selama 50 dari pencipta tetap dapat diajukan oleh pencipta atau
tahun sejak pertama kali diumumkan. Sedangkan ahli warisnya bila pencipta telah meninggal dunia; 2.
hak cipta atas susunan perwajahan karya tulis yang Melalui tuntutan pidana, pengajuan gugatan perdata
diterbitkan berlaku selama 50 tahun sejak pertama dalam pelanggaran hak cipta tidak menggugurkan hak
kali diterbitkan (Pasal 29 dan 30). negara untuk melakukan tuntutan pidana. Pasal 72
Keempat, Hak pencipta dan atau pemegang Undang-Undang Hak Cipta telah mengatur ketentuan
hak cipta dibagi menjadi Hak Ekonomi dan Hak pidana dengan sanksi pidana yang cukup tinggi.
Moral. Hak Ekonomi adalah mengizinkan atau Sebagai pihak institusi pembuat undang-undang
melarang orang lain untuk mengumumkan dan atau yakni pemerintah telah mengatur perlindungan hak
memperbanyak ciptaannya. Sedangkan Hak Moral cipta sesuai ketentuan Undang-Undang Hak Cipta.
adalah hak yang melekat pada pencipta, yaitu hak Akan tetapi fakta menunjukkan bahwa pemahaman
yang selalu dicantumkan nama pencipta dalam setiap terhadap perlindungan hak cipta, baik dari aparat
ciptaannya dan hak atas setiap ciptaannya terhadap penegak hukum, maupun masyarakat masih rendah.
perubahan isi maupun judul. Hak moral ini tidak bisa Hal ini dapat diamati dari banyaknya usaha fotokopi
dialihkan seperti hak ekonomi. terutama di sekitar kampus-kampus perguruan tinggi
Kelima, pemanfaatan hak cipta tidak sepenuhnya di Indonesia, khususnya di Surabaya yang mudah
bersifat monopoli seperti paten, karena ada pengecualian- menerima fotokopi buku bentuk utuh, serta adanya
pengecualian yang berdasarkan pada pemanfaatan kecenderungan mahasiswa enggan membeli buku asli.
untuk kepentingan masyarakat (fair dealing), yang Kondisi ini sangat merugikan bagi pencipta maupun
tidak termasuk dalam pelanggaran hak cipta. Di dalam penerbit buku karena telah dirugikan hak ekonomi
Undang-Undang Hak Cipta terdapat 2 (dua) pasal dan hak moral.
yang mengatur pengecualian ini, yaitu sebagaimana Seperti telah dipaparkan, menurut perspektif
diatur dalam Pasal 14 dan 15 Undang-Undang Hak sosiologi hukum, apabila buku dianggap sebagai
Cipta. Salah satu hal yang diatur di dalam Pasal 14 subsistem yang ada dalam masyarakat, maka ada
dan bukan merupakan pelanggaran Hak Cipta adalah tiga komponen dasar yang saling berhubungan dan
tentang pengumuman dan atau perbanyakan lambang mempengaruhi. Ketiga komponen tersebut adalah
negara dan lagu kebangsaan menurut sifat yang asli. peraturan perundang-undangan hak cipta yaitu Undang-
Sedangkan Pasal 15 mensyaratkan pencantuman Undang Hak Cipta. Kemudian hal lain adalah penegak
sumbernya agar tidak dianggap sebagai pelanggaran hukum yaitu polisi, jaksa, hakim, serta masyarakat
hak cipta. dalam hal ini pengguna buku.
Keenam, Undang-Undang Hak Cipta juga Sedangkan faktor-faktor yang berkaitan dengan
memberikan pilihan mekanisme bagi pencipta dan persepsi terhadap sesuatu, menurut Jalaludin Rahmat
atau pemegang hak cipta untuk mempertahankan meliputi faktor fungsional yaitu kebutuhan dan
haknya dengan dua cara, yaitu: 1. Melalui gugatan pengalaman masa lalu serta faktor personal yang
perdata, sebagaimana diatur dalam Pasal 56 Undang- menyangkut keadaan dalam diri tiap individu
Undang Hak Cipta yang menyatakan bahwa pencipta (Jalaludin rahmad, Faturochman, Sutjipto, 1988:55).
atau pemegang hak cipta berhak mengajukan gugatan Menurut pendapat pendapat Jalaludin Rahmat relatif
perdata, yang meliputi gugatan ganti rugi, permohonan sulit karena tumpang tindih, yang diberikan tentang

141
Kusmawan, Perlindungan Hak Cipta atas Buku

hak cipta atas buku berkaitan dengan berlakunya bahkan seringkali terjadi kesalahan dalam menyebut
Undang-Undang Hak Cipta. istilah yang benar untuk bidang-bidang HKI, hal ini
Faktor pertama yang memotivasi dosen untuk menunjukkan bahwa konsep HKI belum terinternalisasi
memfotokopi buku referensi mengacu pada persepsi dengan baik dalam kehidupan masyarakat. Sering
dosen bahwa memfotokopi seluruh isi buku dengan masyarakat awam memaknai HKI sebagai hak cipta
tidak mengkomersialkannya adalah bukan pelanggaran saja, padahal hak cipta adalah bagian HKI atau kadang
hak cipta, atau bisa dikatakan jika memfotokopi untuk masyarakat menyebut secara rancu antara hak cipta
kepentingan pendidikan adalah tidak melanggar hak dan paten atau pun antara paten dengan merek. Dalam
cipta. Hal ini bisa disebabkan karena ketentuan Pasal 15 tatanan aplikasi di masyarakat hak cipta buku memang
ayat 1 Undang-Undang Hak Cipta kurang memberikan menimbulkan pro dan kontra yang relatif memerlukan
penjelasan tentang ukuran yang bisa dikatakan tidak pembahasan dan penyelesaian dari pihak-pihak yang
merugikan kepentingan yang wajar dari penciptanya. terkait antara Undang-Undang Hak Cipta yang berlaku,
Alasan yang kedua yaitu jika buku asli tidak terbit masyrakat, institusi penghasil undang-undang yakni
lagi dan yang ketiga harga buku terlalu mahal. pemerintah dan fungsi penegak hukum misalnya polisi,
Demikian juga alasan mahasiswa melakukan jaksa dan hakim.
fotokopi buku referensi yang pertama adalah karena Upaya meningkatkan kesadaran terhadap
buku referensi tersebut sudah tidak terbit kembali, yang penghormatan terhadap karya cipta orang lain memang
kedua adalah adanya sebagian mahasiswa mempunyai bukan pekerjaan yang mudah, harus didukung sarana
pendapat bahwa melakukan fotokopi seluruh isi dan prasarana yang memerlukan biaya yang sangat besar,
buku referensi tidak melanggar hak cipta. Sikap ini selain itu juga ditingkatkan dukungan bagi akademisi,
bisa timbul berdasarkan analisa tabel sebelumnya mahasiswa, aparat penegak hukum, pemerintah dan
bahwa sebagian besar mahasiswa tidak paham isi masyarakat awam tentang hak cipta. Dalam konteks
Undang-Undang Hak Cipta walaupun mahasiswa Indonesia, tantangan yang timbul tidak hanya dari
mengetahui Undang-Undang Hak Cipta itu telah segi peraturan perundangannya yang selalu membuka
berlaku baik mahasiswa di lingkungan perguruan ruang untuk ditafsirkan secara berbeda, akan tetap juga
tinggi. Sedangkan alasan yang ketiga karena harga lemahnya penegakan hukum, kurangnya komitmen
yang mahal menjadikan praktek pelanggaran hak cipta pemerintah terhadap pemenuhan dana pendidikan
akhirnya menjadi sah dilakukan. Hal ini ditunjang serta kurangnya kesadaran menghargai hak cipta
oleh dosen kurang mau menekan mahasiswa dengan masyarakat awam ataupun yang berkecimpung di
meminta mahasiswa wajib memiliki buku ajar meskipun dunia pendidikan khususnya perguruan tinggi.
dosen juga tidak menganjurkan melakukan fotokopi. Usaha yang dapat dilakukan untuk mengatasi
Sehingga sikap yang tidak tegas ini bisa melahirkan keadaan tersebut, pertama mengadakan sosialisasi
adanya kemungkinan pelanggaran hak cipta yang secara berkelanjutan kepada civitas, akademika.
dilakukan mahasiswa. Kedua, menjadikan mata kuliah HKI sebagai mata
Parameter di atas dan dikaitkan dengan data yang kuliah wajib sehingga diharapkan dengan mahasiswa
didapatkan dalam penelitian dapat dikatakan bahwa mengambil mata kuliah ini bisa merubah persepsi
faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi mahasiswa mereka terhadap penghormatan hak cipta. Ketiga,
dan dosen tentang hak cipta atas buku berkaitan erat mewajibkan pada seluruh dosen disertai imbalan
dengan faktor fungsional yang berasal dari kebutuhan yang memadai, untuk menyusun modul standar yang
serta faktor personal atau faktor yang melekat pada berupa reading material untuk semua mata kuliah,
individu yang bersangkutan ketika menafsirkan dan sehingga mahasiswa dapat dengan mudah mengikuti
memaknai satu sebuah isi Undang-Undang Hak Cipta. sekaligus mendapatkan bahan bacaan yang lengkap,
Selain itu tingkat tingginya pendidikan mahasiswa tidak tanpa khawatir melanggar hak cipta. Hak ini juga
menjamin mengetahui berlakunya Undang-Undang menjadi perhatian tersendiri bagi pimpinan universitas
Hak Cipta dan memahami isinya yang pada akhirnya maupun fakultas, karena keberadaan reading material
bisa mempengaruhi sikap penghargaan terhadap suatu dalam bentuk buku ajar maupun modul juga menjadi
hasil karya cipta buku. indikator penilaian di bidang akademik yang terkait
Konsep hukum atas HKI merupakan konsep langsung dengan akreditasi. Untuk saat ini penulisan
baru yang belum banyak dipahami masyarakat buku ajar masih menjadi program bagian masing-masing

142
PERSPEKTIF
Volume XIX No. 2 Tahun 2014 Edisi Mei

bagian, akan tetapi dalam satu tahun ke depan hal ini dan yang tidak boleh dilakukan sebagai mahasiswa
akan dijadikan program wajib fakultas. Keempat, jika pascasarjana atas ketentuan hak cipta. Yang kedua
dukungan dana dan sarana yang memadai, fakultas memberikan bantuan konsultasi kepada mahasiswa lain
dan atau universitas bisa menjalin kerjasama dengan yang belum sepenuhnya memahami tentang Undang-
penerbit untuk membeli hak cipta serta meminta izin Undang Hak Cipta. Membuat kampanye dengan poster,
pengalihwujudan, sehingga buku-buku referensi tersebut tulisan-tulisan tentang ajakan atau larangan tentang
dapat dikonversi dalam format e-book yang dapat hak cipta kemudian ditempel di tempat sebagai obyek
diakses oleh mahasiwa melalui jaringan internet di hak cipta misalnya perpustakaan, mesin fotokopi dan
lingkungan fakultas dan perpustakaan universitas. buku koleksi perpustakaan.

PENUTUP DAFTAR PUSTAKA


Kesimpulan Buku:
Pengaturan tentang hak cipta dalam satu sistem Atikson. 1991. Pengantar Psikologi. Surabaya:
hukum Hak Kekayaan Intelektual sebenarnya telah Erlangga.
dimulai sejak dekade 80-an dengan diberlakukannya Chaplin, J.P. 1999. Kamus Lengkap Psikologi (edisi
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1982 tentang Hak 5). Jakarta: Raja Grafindo.
Cipta yang kemudian berturut-turut diamandemen Cornish, William R. 1999. Intellectual Property.
dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1987 dan Fourth Editions. London: Sweet Maxwel.
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1997 sampai dengan Jalaludin Rahmad, Faturochman, Sutjipto, HP.
diberlakukannya Undang-Undang Hak Cipta yang Presepsi terhadap Kemampuan Kerja Wanita.
terbaru yaitu Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Jurnal Psikologi. Tahun XVI No. 1. Juli 1988.
yang berlaku efektif pada tanggal 23 Juli 2003. Fak. Psikologi. Universitas Gadjah Mada.
Kesowo, Bambang. Pengantar Hak atas Kekayaan
Rekomendasi Intelektual. Yogyakarta: UGM.
Untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa Philips, Jerremy and Allison Firth. 1999. Introduction
dan dosen dalam konteks penghormatan terhadap hak to Intellectual Property Right Law. London:
cipta maka perguruan tinggi diharapkan melakukan Butterworth.
pembahasan Undang-Undang Hak Cipta terutama Riswandi, Budi Agus dan Sabhi Mahmasani. 2008.
membuat penjelasan yang lebih detail atas Pasal 15 yaitu Modul Mata Kuliah Hukum dan Kekayaan
ketentuan tentang parameter untuk memperbolehkan Intelektual. Yogyakarta: FHUI.
memperbanyak ciptaanya tanpa izin hanya dengan Syafrinaldi. 2010. Hukum tentang Perlindungan
mencantumkan sumber kutipan adalah tidak melanggar Hak Milik Intelektual dalam Menghadapi Era
sesuai ketentuan undang-undang. Parameter tersebut Globalisasi. Jakarta: UIR Press.
misalnya yang pertama adalah menetapkan ketentuan WIPO. 1986. Background Reading Material on IPR.
berapa lembar boleh diperbanyak, yang kedua adalah Swiss: Geneva.
memberikan ketentuan incentif royalty kepada pencipta
buku hanya saja jika untuk kepentingan pendidikan Peraturan Perundang-undangan:
dengan tarif yang murah. Ketentuan ini diharapkan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang
dapat menjadi dorongan dosen untuk lebih kreatif Hak Cipta.
membuat buku bahan ajar atau mencipta buku. Perguruan
tinggi di harapkan menambah media sosialisasi tentang Website:
hak cipta yang bisa dilakukan usaha sebagai berikut: Hendratman, Hendi. Buku Digital (E-Book) vs Buku
yang pertama melakukan sesi pertemuan khusus saat Cetak, http://www.slidshare.net/hendihen/buku-
penerimaan mahasiswa baru tentang hak cipta yang elektronik-ebook-vs-pbook. diunduh pada tanggal
materinya tentang isi Undang-Undang Hak Cipta, 22 Januari 2014, jam 10.40. WIB.
contoh konkrit, pelanggaran yang pernah terjadi

143

Anda mungkin juga menyukai