Anda di halaman 1dari 2

Cerita Pendek dari Kisah Hikayat Si Miskin

Pada zaman dahulu, ada seorang laki laki miskin berjalan mencari rizkinya dengan
berkeliling negara antah berantah bernama Si Miskin. Adapun nama raja di negara itu adalah
Maharaja Indera Dewa. Beberapa raja-raja di tanah Maharaja Dewa itu takluk kepada
baginda dan mengantar upeti kepada baginda setiap tahun.

Pada suatu hari baginda sedang dikunjungi oleh raja, menteri, dan rakyatnya di
hadapannya. Maka Si Miskin itupun sampailah ke kunjungan tersebut. Lalu dilihatlah oleh
orang banyak, Si Miskin laki laki dengan baju sobek dan kusut. Maka orang orang itupun
tertawa lalu mengambil kayu dan batu. Dilemparilah si miskin itu sehingga tubuhnya
bengkak dan berdarah. Sehingga orang pun menjadi heboh. Baginda raja berkata “Apakah
yang heboh di luar itu?”. Raja-raja “ Ya tuanku , orang melempari Si Miskin tuanku”. Maka
kata baginda”Suruh usir jauh-jauh!”. Diusirlah Si Miskin hingga sampai ke dalam hutan. Si
Miskin pun tidur di dalam hutan pada malam harinya. Setelah siang hari, ia pergi berjalan
masuk ke dalam negeri mencari rizkinya. Si miskin pun dekat dengan orang orang kampung,
dan diusirlah Ia dengan kayu. Si Miskin itupun lari ke pasar. Apabila dilihat oleh orang pasar
Si Miskin datang, maka masing-masing orang pun datang melontari dengan batu. Maka Si
Miskin pun lari terbirit-birit, tubuhnya habis berlumur dengan darah.

Pada petang hari, Si Miskin pun berjalan masuk ke dalam hutan tempatnya
beristirahat itu. Di sanalah ia tidur. Lalu dibersihkannya darah-darah yang ada ditubuhnya
hingga kering. Dan ia pun tidur di dalam hutan itu. Pagi harinya, berkatalah Si Miskin kepada
isterinya ”Istriku, sangatlah sakit rasanya tubuhku ini”. Maka istrinya pun menangis tersedu-
sedu . Lalu dengan rasa cinta, istrinya pun mengambil daun kayu dan mengobati tubuh
suaminya yang luka. Sambil ia berkata ” Diamlah, istriku jangan menangis”. Si Miskin pun
terlihat sedikit sehat dan menenangkan istrinya.

Setelah beberapa lama, istri Si Miskin itupun hamil tiga bulan . Istrinya menangis
ingin makan buah mempelam yang ada di dalam taman raja . Maka suaminya itupun berpikir
setelah dilempari kayu dan batu di istana tersebut. Tetapi dikarenakan istrinya sedang hamil,
maka Si Miskin berkata, “Diamlah istriku, jangan menangis! Biarlah kakanda pergi mencari
buah mempelam itu, jikalau dapat kakanda akan berikan pada engkau”. Maka isterinya itu
pun diam. Lalu Si Miskin pun pergi menghadap Maharaja Indera Dewa itu. Saat itu, baginda
sedang ramai dihadap oleh segala raja-raja. Dan Si Miskin pun datang. Baginda berkata, “Hai
Miskin, apa keinginanmu?”. Maka sahut si Miskin sambil sujud kepalanya dan diletakkannya
ketanah, “Ampun tuanku, beribu-ribu ampun tuanku jikalau ada karenanya Syah Alam akan
patuhlah hamba orang yang hina ini. Hamba hendak memohonkan buah mempelam yang
sudah jatuh ke tanah itu tuanku”. Maka berkatalah baginda, “Hendak engkau buat apa buah
mempelam itu?”. Si Miskin, “hendak dimakan tuanku.” Maka kata baginda, “Ambilkanlah
setangkai berikan kepada si Miskin ini”. Maka diambilkan orang lalu diberikan kepada si
Miskin itu. Dan diambillah oleh si Miskin buah itu dan berterima kasih kepada baginda itu. Si
Miskin itupun heran akan dirinya sebab telah diberi buah mempelamnya dan tidak dilempari
lagi. Si Miskin pun sampai ke tempatnya. Setelah dilihat oleh isterinya suaminya datang
membawa buah mempelam setangkai, ia pun tertawa bahagia lalu memakannya. Adapun
setelah kejadian itu, si Miskin justru mendapat banyak makanan, kain baju dan beras padi
yang diberi orang kepadanya.

Hari kelahiran pun tiba, ketika hari yang baik dan sempurna yaitu pada malam empat
belas bulan. Pada saat itu istri si Miskin melahirkan seorang anak laki laki yang terlalu amat
baik parasnya dan elok rupanya. Anak tersebut dinamai Markaromah yang artinya anak
didalam kesukaran. Dibesarkan dengan penuh kasih sayang Markaromah oleh kedua orang
tuanya itu.

Dan dengan takdir Allah SWT menganugrahi kepada hambanya, si Miskin menggali
tanah ingin membuat tempat tinggal untuk keluarganya. Maka digalinya tanah itu untuk
mendirikan rumah . Pada saat menggali, Si Miskin menemukan sebuah telaju yang besar
berisi emas yang banyak. Maka istrinya pun datang melihat emas itu. Ia pun berkata kepada
suaminya, “Adapun emas ini tidak akan habis sampai kepada anak cucu kita walaupun habis
dibuat untuk belanja”. Maka hidup dengan bahagialah kedua suami istri beserta anaknya itu.

Anda mungkin juga menyukai