Anda di halaman 1dari 8

NAMA :TIKA DWI ASTARI

NIM : 2112936

KELAS: BB 09

MATKUL : KAJIAN KEBAHASAAN

Tugas Individu

SEMANTIK

Buatlah masing-masing contoh dari jenis makna, relasi makna, dan perubahan makna sebanyak 2
buah contoh.

Jawab:

A. Jenis makna
1. Makna leksikal

Contoh:

• Tika sedang bercermin didepan kaca spion mobilnya.


• Api yang menjalar di gedung-gedung itu kian besar dan sulit untuk dipadamkan.

2. Makna gramatikal

Contoh:

• Polisi menyita beberapa peti minuman keras dari dalam toko itu.
• Pemerintah tengah gencar membangun perumahan untuk kalangan menengah kebawah.

3. Makna kontekstual

Contoh:

• Kaki Jeno cedera karena terjatuh dari tangga. (1)


Ayah memotong kaki meja di ruang belajar karena terlalu tinggi. (2)

Pada kalimat (1) dan (2) menggunakan kata yang sama yaitu “kaki“. Akan tetapi, berdasarkan konteks
dari masing-masing kalimat, kata “kaki” akan memiliki makna yang berbeda pula. Pada kalimat (1),
kata “kaki” berarti alat gerak pada tubuh manusia/ makhluk hidup. Dan pada kalimat (3), kata “kaki”
berarti bagian bawah dari sebuah benda.

• Kepala nenek sudah penuh dengan rambut putih.(1)


Kepala sekolah memberikan hadiah kepada murid yang berprestasi.(2)

Kalimat (1) dan (2) sama-sama menggunakan kata “kepala”. Kata “kepala” pada kalimat (1) berarti
bagian tubuh paling atas yang ditumbuhi rambut. Sedangkan kata “kepala” pada kalimat (2) berarti
pimpinan suatu sekolah.

4. Makna referensial

Contoh:

• Johnny dibawa ke rumah sakit menggunakan ambulans.


Kata ‘ambulans’ dalam kalimat tersebut adalah berupa makna referensial. Karena kata ‘ambulans’
mengacu kepada jenis alat transportasi beroda empat.

• Pulpen yang dibawa Jepri jatuh di kelas.

Kata ‘pulpen’ dalam kalimat tersebut adalah berupa makna referensial. Karena kata ‘pulpen’ mengacu
kepada ATK atau alat tulis.

5. Makna non-referensial

Contoh:

• Aku menunggu seseorang di sini.

Kata ‘di sini’ merupakan makna nonreferensial karena tidak memiliki referen dan acuannya tidak jelas.
Kata tersebut juga merupakan preposisi.

• Babi itu ditangkap oleh mereka.

Kata ‘mereka’ dalam kalimat tersebut dikatakan sebagai makna nonreferensial karena tidak memiliki
acuan dan bersifat kata ganti orang.

6. Makna denotatif

Contoh:

• Jerapah memiliki leher yang panjang lebih panjang dari leher hewan rata-rata.
• Tulang rusuk berfungsi untuk melindungi organ-organ penting yang ada di dalam rongga dada.

7. Makna konotatif

Contoh:

• Karena besar kepala, Devan dijauhi teman-temannya. (‘Besar kepala’ bermakna sombong)
• Tika anak yang ringan tangan dan baik. (‘Ringan tangan’ bermakna anak yang rajin/suka
menolong)

8. Makna konseptual

Contoh:

• Renjun menggambar sketsa menggunakan pensil.

Pensil memiliki makna konseptual suatu alat tulis berupa kayu bulat berisi arang keras.

• Taman itu dipenuhi dengan berbagai macam jenis bunga.

Bunga memiliki makna konseptual bagian tumbuhan yang akan menjadi buah, biasanya elok warnanya
dan baunya harum.

9. Makna asosiatif

Contoh:

• Aku dan adikku bagai pinang dibelah dua walaupun perbedaan umur kami cukup jauh.

Frasa pinang dibelah dua dalam kalimat tersebut memiliki makna sangat mirip.
• Kita harus hidup mandiri dan jangan menjadi parasit bagi orang lain.

Kata parasit bukan berarti kita yang berubah menjadi hewan parasit. Namun parasit berarti hidup
dengan merugikan orang lain, seperti sifat parasit yang membawa penyakit.

10. Makna kata

Contoh:

• Tangannya terkilir karena jatuh. (1)


Lengannya terkilir karena jatuh. (2)

Pada kalimat (1) dan (2) kata ‘tangan’ dan ‘lengan’ memiliki makna yang serupa atau dalam istilah lain
kata kata tersebut bersinonim.

• Tika memakai baju yang dibelikan ibunya. (1)


Tika memakai pakaian yang dibelikan ibunya. (2)

Pada kalimat (1) dan (2) kata ‘baju’ dan ‘pakaian’ memiliki makna yang serupa atau dalam istilah lain
kata kata tersebut bersinonim.

11. Makna istilah

Contoh:

• Saat besar nanti, Jaemin ingin masuk ke sekolah seni dan menempuh jalan untuk menggapai
mimpinya menjadi seorang pianis. (pianis = seorang pemain alat musik piano)
• Dalam rangka mengisi masa libur semester ini, pihak kampus mengadakan kegiatan wisata
budaya ke salah satu keajaiban dunia yaitu Candi Borobudur. (wisata budaya = perjalanan
wisata ke tempat budaya)

12. Makna idiom

Contoh:

• Lucas mencari nafkah dengan makan pena. (makan pena: bekerja sebagai penulis atau
pengarang)
• Masalah itu terjadi akibat adu mulut yang dilakukan oleh kedua pihak. (adu mulut: cekcok;
debat; adu argumen; adu pendapat)

13. Makna peribahasa

Contoh:

• Bagai mencincang air.

Artinya, mengerjakan hal yang sia-sia atau percuma.

• Kalah jadi abu, menang jadi arang.

Artinya, pertengkaran hanya akan merugikan kedua belah pihak.

B. Relasi Makna
1) Sinonim
Contoh :

• Saya bertemu dengan Arkan. (1)


Saya berjumpa dengan Arkan. (2)

Kalimat (1) terdapat kata ‘bertemu’ yang maknanya sama dengan kalimat (2) yaitu kata ‘berjumpa’.

• Sepatu itu kualitasnya jelek sekali. (1)


Sepatu itu kualitasnya buruk sekali. (2)

Kalimat (1) terdapat kata ‘jelek’ yang maknanya sama dengan kalimat (2) yaitu kata ‘buruk’.

2) Antonim

Contoh:

• Saya naik tangga. (1)


Saya turun tangga. (2)

Kalimat (1) terdapat kata ‘naik’ yang merupakan lawan kata dari ‘turun’ yang terdapat pada kalimat
(2).

• Makanan di cafe itu sangat mahal. (1)


Makanan di cafe itu sangat murah. (2)

Kalimat (1) terdapat kata ‘mahal’ yang merupakan lawan kata dari ‘murah’ yang terdapat pada kalimat
(2).

3) Homonimi

Contoh:

a. Kata bisa
• Ular cobra memiliki bisa yang dapat menyebabkan kematian.
• Aldi bisa mengerjakan semua soal ulangan.

b. Kata kali
• Tika makan tiga kali sehari
• Kali Ciliwung merupakan salah satu sungai di pulau Jawa dan kerap menimbulkan banjir
tahunan di wilayah hilirnya.

4) Homofon

Contoh:

➢ Bank (tempat menyimpan uang) dan Bang (panggilan untuk kakak laki-laki)
• Aku lebih suka menabung di bank daripada menabung dalam celengan.
• Bang Yuta berkeliling kampung untuk menjaga keamanan desa.

➢ Rok (pakaian) dan Rock (aliran musik)


• Jennie lebih suka menggunakan celana panjang daripada menggunakan rok.
• Keyri menyukai lagu barat dengan aliran musik rock .

5) Homograf
Contoh:

➢ Apel ( buah ) – Apel ( Kegiatan upacara / berkumpul )


• Apel malang yang berwarna hijau sangat digemari wisatawan lokal dan mancanegara.
• Setelah hari libur idul Fitri para PNS mengikuti Apel pagi untuk pengarahan awal kegiatan .

➢ Tahu ( mengerti ) – Tahu ( makanan )


• Tika lebih tahu semua hal tentang KPop daripada saya.
• Lufi lebih suka makan tahu sebagai lauk daripada tempe.

6) Hipernim dan hiponim

Contoh:

• Rumahku penuh dengan hewan peliharaan seperti ayam, kelinci, burung, kambing, dan
hamster.
Hipernim : hewan peliharaan
Hiponim : ayam, kelinci, burung, kambing, hamster.
• Sejak dinyatakan hamil kakak rajin mengkonsumsi berbagai macam sayuran seperti bayam,
kangkung, wortel, dan daun katuk.
Hipernim : sayuran
Hiponim : bayam, kangkung, wortel, dan daun katuk

7) Polisemi

Contoh:

• Saya sedang punya hubungan darah dengan keluarga Bu Tika. (darah=kesaudaraan)


Tubuhnya berlumuran darah setelah kepalanya terbentur tiang listrik. (darah=yang berada
dalam tubuh)
• Aku minta dibelikan buah mangga pada Ibu saat ia pergi ke pasar besok pagi.
Kakak sangat menyayangi buah hati semata wayangnya yang bernama Mikasa.

8) Ambiguitas

Contoh:

• Orang tua jaemin tidak bisa hadir hari ini.


Aku bertemu dengan orang tua yang kemarin tersesat di jalanan.

(Kata orang tua memiliki dua makna yakni ibu dan bapak atau orang yang sudah tua. Oleh sebab itu
untuk mengetahui makna yang sebenarnya perlu disatukan ke dalam satu kalimat)

• Dia berlari mengejar bus sekolahnya.


Aku lari dari kenyataan.

(Kata “lari” memiliki makna yang berbeda yaitu mengerjar sesuatu atau menjauh dari sesuatu)

9) Redudansi

Contoh:

• Bola itu ditendang oleh yuta.


Contoh diatas tidak akan berbeda maknanya jika dikatakan: Bola itu ditendang yuta.

Dua kalimat tersebut memiliki makna yang sama meski hanya dibedakan dengan kata ‘oleh’.

• Jennie mengenakan baju berwarna merah”.

Contoh kalimat tersebut tidak akan berbeda maknanya dengan: “jennie berbaju merah”.

Maka kalimat pertama tersebut dinamakan redundan yakni terlalu berlebihan dalam menggunakan
kata-kata.

C. Perubahan Makna
a) Perubahan meluas

Contoh:

• Ibuku sangat cantik. (1)


Ibu Rini selaku dosen mata kuliah bahasa Indonesia memberikan apresiasi kepada
mahasiswanya. (2)

Kata Ibu, makna dulu yaitu sebutan orang tua wanita seperti pada kalimat (1). Sedangkan makna
sekarang yaitu sebutan wanita yang lebih tua/dihormati seperti kalimat (2).

• Kepala Mark sakit setelah terbentur tiang listrik. (1)


Kepala sekolah SMA Pelita memberikan hadiah kepada siswa yang berprestasi. (2)

Kata Kepala, makna dulu yaitu Bagian tubuh seperti pada kalimat (1). Sedangkan makna sekarang
yaitu Ketua / Pemimpin seperti pada kalimat (2).

b) Perubahan menyempit

Contoh:

• Kakak telah lulus dan mendapatkan gelar sarjana keperawatan.

Kata Sarjana, makna dulu yaitu orang yang pandai. Sedangkan makna sekarang orang yang lulus strata-
1.

• Guru fisika di sekolahku sangat garang.

Kata Guru, makna dulu yaitu mengajarkan sesuatu. Sedangkan makna sekarang pengajar di sekolah.

c) Perubahan total

Contoh:

• Pak Ahmad sedang ceramah di mesjid.

Kata ceramah pada mulanya berarti ‘cerewet’ atau ‘banyak cakap’ tetapi kini berarti ‘pidato atau
uraian mengenai suatu hal yang disampaikan di depan orang banyak’.

• Pena Tika dipinjam oleh Jeno.

Kata pena yang pada mulanya berarti ‘bulu’. Kini maknanya sudah berubah total karena kata pena
bermakna ‘alat tulis yang menggunakan tinta’. Hal ini berdasarkan sejarah yang dulunya orang
menulis dengan tinta menggunakan bulu ayam atau bulu angsa sebagai alatnya sedangkan bulu dalam
bahasa Sanskerta disebut pena.
d) Penghalusan (ufemia)

Contoh:

Kata pemecatan (dari pekerjaan) diganti dengan pemutusan hubungan kerja (PHK).

• Banyak pekerja buruh pabrik yang di PHK akibat pandemi yang tak kunjung selesai.

Kata babu diganti dengan pembantu rumah tangga dan kini diganti lagi menjadi pramuwisma.

• Rumah yang mewah itu memiliki pembantu rumah tangga sekitar 10 orang.

e) Pengasaran (disfemia)

Contoh:

• Polisi menjebloskannya ke dalam sel.

Kata menjebloskan yang dipakai untuk menggantikan kata memasukkan

• Akhirnya regu bulu tangkis kita berhasil menggondol pulang piala Thomas Cup itu.

Kata menggodol yang biasa dipakai untuk binatang seperti anjing menggodol tulang.

f) Amelioratif

Contoh:

Kata dulu buta, dan kata sekarang tunanetra.

• Bu Riska seorang tunanetra yang kini tinggal seorang diri dirumahnya.

Kata dulu beranak, dan kata sekarang melahirkan.

• Bibi Tutik melahirkan anak keduanya dengan selamat.

g) Peyoratif

Contoh:

Kata dulu pergi, dan kata sekarang kabur.

• Kakak kabur dari rumah karena tidak dibelikan motor oleh ayah.

Kata dulu hamil, dan kata sekarang bunting.

• Rara sudah bunting setelah 5 bulan menikah.

h) Asosiasi

Contoh:

• Para pelawak itu berhasil mengocok perut penonton.

Pada kata mengocok di atas bermakna membuat penonton tertawa.

• Beri saja pegawai itu amplop agar urusanmu cepat selesai.


Pada kata amplop bermakna memberi suap dalam bentuk sejumlah uang agar urusan bisa cepat
selesai.

i) Sinentesis

Contoh:

• Gadis desa itu manis sekali.

Kata manis pada indera 1 berupa perasa, dan pada indera 2 berupa penglihatan.

• Perkataannya sangat pedas di telinga.

Kata pedas pada indera 1 berupa perasa, dan pada indera 2 berupa pendengaran.

Anda mungkin juga menyukai