NIM : 2112936
KELAS: BB 09
Tugas Individu
SEMANTIK
Buatlah masing-masing contoh dari jenis makna, relasi makna, dan perubahan makna sebanyak 2
buah contoh.
Jawab:
A. Jenis makna
1. Makna leksikal
Contoh:
2. Makna gramatikal
Contoh:
• Polisi menyita beberapa peti minuman keras dari dalam toko itu.
• Pemerintah tengah gencar membangun perumahan untuk kalangan menengah kebawah.
3. Makna kontekstual
Contoh:
Pada kalimat (1) dan (2) menggunakan kata yang sama yaitu “kaki“. Akan tetapi, berdasarkan konteks
dari masing-masing kalimat, kata “kaki” akan memiliki makna yang berbeda pula. Pada kalimat (1),
kata “kaki” berarti alat gerak pada tubuh manusia/ makhluk hidup. Dan pada kalimat (3), kata “kaki”
berarti bagian bawah dari sebuah benda.
Kalimat (1) dan (2) sama-sama menggunakan kata “kepala”. Kata “kepala” pada kalimat (1) berarti
bagian tubuh paling atas yang ditumbuhi rambut. Sedangkan kata “kepala” pada kalimat (2) berarti
pimpinan suatu sekolah.
4. Makna referensial
Contoh:
Kata ‘pulpen’ dalam kalimat tersebut adalah berupa makna referensial. Karena kata ‘pulpen’ mengacu
kepada ATK atau alat tulis.
5. Makna non-referensial
Contoh:
Kata ‘di sini’ merupakan makna nonreferensial karena tidak memiliki referen dan acuannya tidak jelas.
Kata tersebut juga merupakan preposisi.
Kata ‘mereka’ dalam kalimat tersebut dikatakan sebagai makna nonreferensial karena tidak memiliki
acuan dan bersifat kata ganti orang.
6. Makna denotatif
Contoh:
• Jerapah memiliki leher yang panjang lebih panjang dari leher hewan rata-rata.
• Tulang rusuk berfungsi untuk melindungi organ-organ penting yang ada di dalam rongga dada.
7. Makna konotatif
Contoh:
• Karena besar kepala, Devan dijauhi teman-temannya. (‘Besar kepala’ bermakna sombong)
• Tika anak yang ringan tangan dan baik. (‘Ringan tangan’ bermakna anak yang rajin/suka
menolong)
8. Makna konseptual
Contoh:
Pensil memiliki makna konseptual suatu alat tulis berupa kayu bulat berisi arang keras.
Bunga memiliki makna konseptual bagian tumbuhan yang akan menjadi buah, biasanya elok warnanya
dan baunya harum.
9. Makna asosiatif
Contoh:
• Aku dan adikku bagai pinang dibelah dua walaupun perbedaan umur kami cukup jauh.
Frasa pinang dibelah dua dalam kalimat tersebut memiliki makna sangat mirip.
• Kita harus hidup mandiri dan jangan menjadi parasit bagi orang lain.
Kata parasit bukan berarti kita yang berubah menjadi hewan parasit. Namun parasit berarti hidup
dengan merugikan orang lain, seperti sifat parasit yang membawa penyakit.
Contoh:
Pada kalimat (1) dan (2) kata ‘tangan’ dan ‘lengan’ memiliki makna yang serupa atau dalam istilah lain
kata kata tersebut bersinonim.
Pada kalimat (1) dan (2) kata ‘baju’ dan ‘pakaian’ memiliki makna yang serupa atau dalam istilah lain
kata kata tersebut bersinonim.
Contoh:
• Saat besar nanti, Jaemin ingin masuk ke sekolah seni dan menempuh jalan untuk menggapai
mimpinya menjadi seorang pianis. (pianis = seorang pemain alat musik piano)
• Dalam rangka mengisi masa libur semester ini, pihak kampus mengadakan kegiatan wisata
budaya ke salah satu keajaiban dunia yaitu Candi Borobudur. (wisata budaya = perjalanan
wisata ke tempat budaya)
Contoh:
• Lucas mencari nafkah dengan makan pena. (makan pena: bekerja sebagai penulis atau
pengarang)
• Masalah itu terjadi akibat adu mulut yang dilakukan oleh kedua pihak. (adu mulut: cekcok;
debat; adu argumen; adu pendapat)
Contoh:
B. Relasi Makna
1) Sinonim
Contoh :
Kalimat (1) terdapat kata ‘bertemu’ yang maknanya sama dengan kalimat (2) yaitu kata ‘berjumpa’.
Kalimat (1) terdapat kata ‘jelek’ yang maknanya sama dengan kalimat (2) yaitu kata ‘buruk’.
2) Antonim
Contoh:
Kalimat (1) terdapat kata ‘naik’ yang merupakan lawan kata dari ‘turun’ yang terdapat pada kalimat
(2).
Kalimat (1) terdapat kata ‘mahal’ yang merupakan lawan kata dari ‘murah’ yang terdapat pada kalimat
(2).
3) Homonimi
Contoh:
a. Kata bisa
• Ular cobra memiliki bisa yang dapat menyebabkan kematian.
• Aldi bisa mengerjakan semua soal ulangan.
b. Kata kali
• Tika makan tiga kali sehari
• Kali Ciliwung merupakan salah satu sungai di pulau Jawa dan kerap menimbulkan banjir
tahunan di wilayah hilirnya.
4) Homofon
Contoh:
➢ Bank (tempat menyimpan uang) dan Bang (panggilan untuk kakak laki-laki)
• Aku lebih suka menabung di bank daripada menabung dalam celengan.
• Bang Yuta berkeliling kampung untuk menjaga keamanan desa.
5) Homograf
Contoh:
Contoh:
• Rumahku penuh dengan hewan peliharaan seperti ayam, kelinci, burung, kambing, dan
hamster.
Hipernim : hewan peliharaan
Hiponim : ayam, kelinci, burung, kambing, hamster.
• Sejak dinyatakan hamil kakak rajin mengkonsumsi berbagai macam sayuran seperti bayam,
kangkung, wortel, dan daun katuk.
Hipernim : sayuran
Hiponim : bayam, kangkung, wortel, dan daun katuk
7) Polisemi
Contoh:
8) Ambiguitas
Contoh:
(Kata orang tua memiliki dua makna yakni ibu dan bapak atau orang yang sudah tua. Oleh sebab itu
untuk mengetahui makna yang sebenarnya perlu disatukan ke dalam satu kalimat)
(Kata “lari” memiliki makna yang berbeda yaitu mengerjar sesuatu atau menjauh dari sesuatu)
9) Redudansi
Contoh:
Dua kalimat tersebut memiliki makna yang sama meski hanya dibedakan dengan kata ‘oleh’.
Contoh kalimat tersebut tidak akan berbeda maknanya dengan: “jennie berbaju merah”.
Maka kalimat pertama tersebut dinamakan redundan yakni terlalu berlebihan dalam menggunakan
kata-kata.
C. Perubahan Makna
a) Perubahan meluas
Contoh:
Kata Ibu, makna dulu yaitu sebutan orang tua wanita seperti pada kalimat (1). Sedangkan makna
sekarang yaitu sebutan wanita yang lebih tua/dihormati seperti kalimat (2).
Kata Kepala, makna dulu yaitu Bagian tubuh seperti pada kalimat (1). Sedangkan makna sekarang
yaitu Ketua / Pemimpin seperti pada kalimat (2).
b) Perubahan menyempit
Contoh:
Kata Sarjana, makna dulu yaitu orang yang pandai. Sedangkan makna sekarang orang yang lulus strata-
1.
Kata Guru, makna dulu yaitu mengajarkan sesuatu. Sedangkan makna sekarang pengajar di sekolah.
c) Perubahan total
Contoh:
Kata ceramah pada mulanya berarti ‘cerewet’ atau ‘banyak cakap’ tetapi kini berarti ‘pidato atau
uraian mengenai suatu hal yang disampaikan di depan orang banyak’.
Kata pena yang pada mulanya berarti ‘bulu’. Kini maknanya sudah berubah total karena kata pena
bermakna ‘alat tulis yang menggunakan tinta’. Hal ini berdasarkan sejarah yang dulunya orang
menulis dengan tinta menggunakan bulu ayam atau bulu angsa sebagai alatnya sedangkan bulu dalam
bahasa Sanskerta disebut pena.
d) Penghalusan (ufemia)
Contoh:
Kata pemecatan (dari pekerjaan) diganti dengan pemutusan hubungan kerja (PHK).
• Banyak pekerja buruh pabrik yang di PHK akibat pandemi yang tak kunjung selesai.
Kata babu diganti dengan pembantu rumah tangga dan kini diganti lagi menjadi pramuwisma.
• Rumah yang mewah itu memiliki pembantu rumah tangga sekitar 10 orang.
e) Pengasaran (disfemia)
Contoh:
• Akhirnya regu bulu tangkis kita berhasil menggondol pulang piala Thomas Cup itu.
Kata menggodol yang biasa dipakai untuk binatang seperti anjing menggodol tulang.
f) Amelioratif
Contoh:
g) Peyoratif
Contoh:
• Kakak kabur dari rumah karena tidak dibelikan motor oleh ayah.
h) Asosiasi
Contoh:
i) Sinentesis
Contoh:
Kata manis pada indera 1 berupa perasa, dan pada indera 2 berupa penglihatan.
Kata pedas pada indera 1 berupa perasa, dan pada indera 2 berupa pendengaran.