Membandingkan dua hal yang hakikatnya lain dan sengaja dianggap sama. Gaya
bahasa ini sering menggunakan kata seumpama, seperti, bagai, bagaikan, dan
laksana.
Contoh:
- Mukanya pucat bagai bulan kesiangan. (Artinya, bulan yang masih tampak
ketika matahari sudah terbit, warna kuning pucat, menimbulkan asosiasi
terhadap muka yang dilukiskan).
- Bagaikan mencari jarum dalam tumpukan jerami
- Semangatnya keras bagai baja.
a. Metafora
Contoh:
- Dia dianggap anak emas oleh majikannya.
- Gelombang demonstrasi melanda pemerintahan Orde Baru.
- Perpustakaan adalah gudang ilmu
b. Personifikasi
Gaya bahasa yang membandingkan benda-benda tidak bernyawa dan seolah olah
membuatnya memiliki sifat hidup.
Contoh:
- Kupu-kupu aneka warna menari-nari mengitar bunga yang sedang mekar
- Bulan tersenyum menyaksikan kebahagiaan kedua mempelai.
1
c. Alegori
Gaya bahasa yang umumnya digunakan untuk membangun cerita yang rumit
dengan maksud terselubung. Di dalamnya kerap mengandung sifat moral dan
spiritual.
Contoh:
Seorang guru adalah nahkoda bagi murid-muridnya. Ketika sang nahkoda tepat
jalur, maka kemudi pun akan tenang-tenang saja.
d. Koreksio
Gaya bahasa yang terwujud mula-mula ingin menegaskan sesuatu, tetapi kemudian
memeriksa dan memperbaiki mana yang salah.
Contoh:
Bapak Kepala Dinas baru saja datang dari Sumatera Selatan, maaf bukan, dari
Sulawesi Selatan.
Contoh:
- Bandung dilanda musibah akibat sampah yang menggunung.
- Teriakannya menggelegar membelah angkasa.
- Keringatnya menganak sungai.
b. Litotes
Contoh:
- Terimalah kado yang tidak berharga ini sebagai tanda terima kasihku.
- Jakarta sama sekali bukanlah kota kecil dan sepi.
- Jika anda tidak berkeberatan, silahkan datang ke gubuk saya!
c. Ironi
Gaya bahasa yang mengatakan makna yang bertentangan dengan maksud untuk
memberikan sindiran atau berolok-olok.
Contoh:
- Suaramu merdu seperti kaset kusut.
- Aduh bersihnya kamar ini, pakaian dan kertas-kertas berhamburan di mana-mana.
- Wah, pintar memang kamu, mengerjakan soal semudah itu tidak ada satu pun
yang betul.
2
d. Paradoks
Contoh:
- Dia kaya, tapi miskin. (maksudnya: kaya harta misalnya, tapi miskin ilmu)
- Gajinya besar, tetapi hidupnya melarat. (maksud: uang cukup, tetapi jiwa menderita
karena suatu yang dialami dalam hidupnya)
Gaya bahasa yang memakai nama ciri atau nama hal yang bertautkan dengan nama
orang, barang, atau hal sebagai penggantinya.
Contoh:
- Ia sedang menikmati secangkir kapal api setiap pagi (merek kopi).
- Ayah baru membeli sebuah kijang (merk mobil).
- Dani mencuci dengan rinso (merk deterjen).
b. Sinekdoke
Gaya bahasa yang menyebutkan nama bagian untuk menggantikan benda secara
keseluruhan atau sebaliknya. Gaya bahasa sinekdoke terdiri dari dua bentuk, yaitu:
Contoh:
- Kenapa ia belum kelihatan batang hidungnya?
- Per kepala mendapat Rp 300.000
Contoh:
- Indonesia akan memilih idolanya malam ini.
- Dalam pertandingan final bulu tangkis RT 3 melawan RT 7.
c. Alusio
Gaya bahasa yang menunjuk secara tidak langsung ke suatu peristiwa atau tokoh
berdasarkan anggapan adanya pengetahuan bersama yang dimiliki oleh pengarang
dan pembaca serta adanya kemampuan para pembaca untuk mendapatkan
pengacuan itu.
d. Eufemisme
3
Gaya bahasa yang menggunakan kata-kata yang berkaitan dengan kesopanan
(menghaluskan).
Contoh:
- Ditangkap = diamankan
- Bodoh = kurang pandai
- Sengsara = prasejahtera
- Cacat tuli = tuna rungu
Gaya bahasa yang berwujud perulangan konsonan yang sama. Gaya ini umum
digunakan dalam puisi, prosa untuk sebuah kiasan atau penekanan.
b. Asonansi
Gaya bahasa yang berwujud perulangan vokal yang sama. Gaya ini banyak dipakai
juga dalam puisi maupun prosa untuk memperoleh efek penekanan atau
menempatkan keindahan.
Contoh:
Kura-kura dalam perahu
Sudah gaharu cendana pula
Pura-pura tidak tahu
c. Antanaklasis
Gaya bahasa yang mengandung pengulangan kata yang sama dengan makna yang
berbeda.
4
Contoh:
Kalau saya pulang dari luar kota, saya selalu membawa buah tangan untuk kedua
buah hati saya.
d. Tautotes
Gaya bahasa perulangan atau repetisi atas sebuah kata berulang-ulang dalam
sebuah konstruksi.
Contoh:
Kakanda mencintai adinda, adinda mencintai kakanda, kakanda dan adinda saling
mencintai, adinda dan kakanda menjadi satu.
e. Klimaks
Gaya bahasa yang mengandung urutan-urutan pikiran yang setiap kali semakin
meningkat kepentingannya dari gagasan-gagasan sebelumnya.
Contoh:
- Bukan hanya seratus, beribu, malah berjuta orang yang telah menderita akibat
peperangan.
- Dari kecil sampai dewasa, malah sampai setua ini engkau belajar, tapi tak juga
pandai-pandai?
f. Antiklimaks
Gaya bahasa yang mengandung gagasan yang diurutkan dari yang terpenting
berturut-turut ke gagasan yang kurang penting.
Contoh:
- Kakeknya, ayahnya, dia sendiri, dan kini anaknya semuanya tak ada yang luput
dari penyakit keturunan itu.
- Gedung-gedung, rumah-rumah, dan gubug-gubug semuanya mengibarkan Sang
Saka Merah Putih pada hari ulang tahun kemerdekaan itu.
g. Retoris
Contoh:
- Mana mungkin orang mati hidup kembali?
- Inikah yang kau namai bekerja? (maksudnya, mengarah ke hasil pekerjaan yang
tidak puas).
5
A. Masing2 kelompok memilih satu novel kemudian tuliskan unsur2
intrinsik (tema, alur, latar, toko/penokohan, sudut pandang,
amanat, gaya bahasa) dri novel tersebut.
ORIENTASI
Keke terlahir dari keluarga berada yang tidak utuh. Kedua orang tuanya
bercerai, dan keke harus tinggal bersama dengan ayah dan kedua kakak laki-
lakinya. Prestasi akademik dan kehidupan sosial Keke sangat baik.
Meski kedua orang tuanya telah bercerai, namun kehidupan Keke masih bisa
dikatakan hangat.
Keke anak yang cerdas, ramah, dan mudah bergaul. Sehingga, tidak heran
jika dia memiliki banyak teman dekat serta kekasih yang menyayanginya.
6
Sayangnya, kehidupan damainya tidak bertahan lama. Kehangatan dan
keceriaannya mendadak runtuh begitu saja dari kehidupannya.
Hal ini bermula setelah dokter mendiagnosa gadis Yang baru berusia 13
tahun itu terkena kangker ganas Rhabdomyoarcoma.
Awalnya Keke mengira itu hanya penyakit mata biasa. Namun ternyata, itu
adalah awal kehidupannya direnggut oleh penyakit ganas yang menyerang
sistem jaringan lunak pada bagian wajahnya.
Sejak saat itu, Keke diprediksi oleh dokter tidak akan dapat bertahan lama.
Dalam kondisinya itu, Keke terus berjuang melawan penyakitnya dan terus
melanjutkan hidupnya seperti hari-hari biasanya.
Joddy Tri Aprianto, ayah Keke yang tidak pernah patah arang mencari
berbagai macam pengobatan untuk sang putri.
Meski Keke harus kehilangan seluruh rambutnya karena efek kemo yang
terlalu keras, namun akhirnya setelah 25 kali Keke melakukan kemoterapi, ia
dinyatakan sembuh dan dapat melewati vonis kematian yang telah ditetapkan
oleh dokter.
Sel kanker pada tubuh Keke semakin kebal. Dan dengan sekejap menyerang
seluruh sistem jaringan pada tubuh Keke. Hingga akhirnya Keke mengalami
koma selama 3 hari.
7
Isi surat tersebut berisi keikhlasan Keke menerima segala yang tuhan
takdirkan dan ia berharap tidak ada yang mengalami musibah seperti dirinya
lagi.
1.Tema
3. Alur
Sedangkan alur yang digunakan dalam novel ini yaitu menggunakan alur
maju.
4. Sudut pandang
6. Latar Tempat
Kelebihan novel surat kecil untuk tuhan ini selain diambil dari kisah nyata,
juga terletak pada gaya bahasa yang digunakan dalam alur cerita dalam
disetiap dialog para tokohnya.
Tak heran apabila para pembaca terhanyut dan merasak sedih, iba, haru
hingga kagum pada apa yang telah dilakukan tokoh utama.
Tidak ada karya manusia yang sempurnya, dalam karya Agnes Devanor ini
terdapat kekurangan pada bagian redakisonal, dimana dalam penulisannya
masih terdapat kesalahan. Terdapat juga diksi yang kurang tepat, dan kalimat
yang bermakna ganda.
9
Dari resensi novel Surat Kecil untuk Tuhan memiliki isi cerita yang menarik
dengan nilai-nilai positif yang terkandung didalamnya. Khususnya mengenai
perjuangan hidup.
Novel ini akan sangat menginspiratif bagi remaja-remaja saat ini yang masih
memperjuangkan hal-hal yang sebenarnya kurang penting. Berikut ini
beberapa pesan yang terdapat dalam novel Surat Kecil untuk Tuhan untuk
para pembacanya:
1. Menerima takdir hidup yang sudah ditentukan oleh Tuhan dengan rasa
keikhlasan dan ketabahan.
Paralipsis, Apostrof.
10