Anda di halaman 1dari 6

Membangun Rumah Tuhan (Hagai1:1-

15)
July 3, 2016 by Pdt. A.O. Angkasa

Pada tahun yang kedua zaman raja Darius, dalam bulan yang keenam, pada hari
pertama bulan, yaitu sekitar 445 tahun SM. Nehemia kembali untuk membangun
tembok Yerusalem (sekitar 520 tahun SM), terpisah sekitar 75 tahun. Seperti
diketahui sekitar 586 tahun SM setelah Yerusalem jatuh ke tangan Nebukadnezar
raja Babel, dan orang-orang muda yang kuat dan terbaik dari antara bangsa
Yahudi diangkut ke dalam pembuangan ke Babel. Empat di antaranya adalah
Daniel dan ketiga temannya, yang tersisa adalah orang-orang yang lanjut usia dan
lemah. Kota suci dan bait suci juga dihancurkan.

Dalam pandangan manusia bangsa ini tidak mungkin bangkit kembali, tapi
pernyataan Allah melalui Yeremia pasti akan tergenapi, yaitu tujuh puluh tahun
kemudian Allah membangkitkan Ezra dan Nehemia memimpin beberapa
kelompok Yahudi kembali untuk membangun tembok Yerusalem, sekaligus
membangun bait suci. Tapi pembangunan tembok berdampak langsung pada
kehidupan masyarakat sehari-hari, karena itu diselesaikan dalam waktu lima
puluh dua hari. Akan tetapi orang-orang mulai hanya memperhatikan masalah
kehidupan rumah sendiri dan secara perlahan-lahan mengabaikan pembangunan
rumah Tuhan, serta mencari berbagai alasan untuk menunda. Ayat 2 “Beginilah
firman TUHAN semesta alam: Bangsa ini berkata: Sekarang belum tiba waktunya
untuk membangun kembali rumah TUHAN!” Atau dikatakan: menjaga diri sendiri
saja tidak mampu, mana ada uang dan waktu lagi untuk membangun rumah
Tuhan.

Tapi kenyataannya waktu itu kehidupan bangsa Yahudi sudah mulai tentram,
karena itu Allah menghendaki Hagai langsung menunjukkan: “Apakah sudah tiba
waktunya bagi kamu untuk mendiami rumah-rumahmu yang dipapani dengan
baik, sedang Rumah ini tetap menjadi reruntuhan?(ay. 4). Sekarang tembok sudah
diselesaikan lebih dari 70 tahun, dan kalian juga telah hidup tenang di dalamnya
dan mulai menjadi kaya, rumah-rumah sudah dipapani dengan baik (simbol
kekayaan pada saat itu), tapi lihatlah bait Allah telah dibangun lebih dari 70 tahun
belum selesai dan perbaikan yang dilakukan 70 tahun yang lalu juga telah mulai
menjadi reruntuhan. Apakah kalian tidak merasa bersalah kepada Tuhan?
Kebetulan waktu itu terjadi beberapa bencana alam: “Kamu menabur banyak,
tetapi membawa pulang hasil sedikit; kamu makan, tetapi tidak sampai kenyang;
kamu minum, tetapi tidak sampai puas; kamu berpakaian, tetapi badanmu tidak
sampai panas; dan orang yang bekerja untuk upah, ia bekerja untuk upah yang
ditaruh dalam pundi-pundi yang berlobang!” (ay. 6). Melalui ini nabi
mengingatkan mereka, jangan berpikir ini hanya bencana kebetulan, tapi ini
adalah peringatan Tuhan kepada mereka. Jangan menjadi orang yang tidak tahu
berterimakasih, dan membiarkan rumah Tuhan tetap menjadi reruntuhan?
Jangan menunggu sampai hukuman Tuhan tiba, baru menyesal sudah terlambat!
Puji syukur kepada Tuhan! Ketika bangsa itu mendengar teguran dan nasihat dari
nabi Hagai, mereka sadar dan tidak banyak bicara serta segera bangkit
memberikan uang dan tenaga untuk membangun bait Allah.

Mungkin pertanyaannya adalah: kita tidak sedang membangun gereja, jadi apa
yang harus kita perbuat? Jangan lupa ada dua macam rumah Tuhan, yaitu yang
berwujud (terlihat) dan tidak berwujud (tidak terlihat). Memang hari ini kita bisa
menyembah Tuhan di rumah Tuhan yang terlihat, pernahkan kita bertanya:
apakah dengan begitu kita sudah merasa sangat puas? Gereja kita akan berumur
tiga puluh tiga tahun dan apa yang telah kita perbuat untuk Tuhan? Bagaimana
pertumbuhannya? Berapa banyak yang telah kita lakukan untuk rumah Tuhan
yang tidak terlihat? Adakah kita mendengar seruan minta tolong dari jiwa-jiwa?
Ketika Anda melihat berapa banyak jiwa yang belum percaya, yang dengan
berbagai cara berseru dan berteriak kepada para dewa mereka, bagaimana
respon kita? Bersediakah kita meresponi seruan-seruan itu?

Memang, untuk menyelesaikan misi ini membutuhkan sumber daya dan dana
besar, apa yang telah Anda lakukan?
Berada di Rumah TUHAN
By.JC-Kok

Baca:  Mazmur 84:1-13

"Sebab lebih baik satu hari di pelataran-Mu dari pada seribu hari di tempat lain;
lebih baik berdiri di ambang pintu rumah Allahku dari pada diam di kemah-kemah
orang fasik."  Mazmur 84:11

       Perlukah kita pergi ke gereja?  Perlukah kita menyediakan waktu untuk datang
beribadah ke gereja setiap hari Minggu?  Ya, tentu saja perlu...  Tapi masih banyak
orang Kristen yang mengabaikan jam-jam ibadah dan tidak lagi pergi ke gereja,
apalagi kalau misalnya tokonya lagi ramai pembeli, sayang kalau ditutup.  Bagi
orang percaya beribadah ke gereja adalah tugas dan kewajiban yang tidak boleh
diabaikan dan itu adalah sebuah keharusan.

     Pergi beribadah ke gereja adalah perintah Tuhan dan harus ditaati.  Tertulis:
"Tetapi tempat yang akan dipilih Tuhan, Allahmu, dari segala sukumu sebagai
kediaman-Nya untuk menegakkan nama-Nya di sana, tempat itulah harus kamu
cari dan ke sanalah harus kamu pergi."  (Ulangan 12:5).  Bila Tuhan memberikan
perintah tidak ada alasan bagi kita untuk melanggarnya.  Di dalam gereja Tuhan
telah menyediakan berkat-berkat bagi umatNya.  Oleh karena itu firman Tuhan
menasihatkan,  "Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan
ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling
menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang
mendekat."  (Ibrani 10:25).  Setiap orang percaya yang aktif dan setia beribadah
ke gereja adalah orang-orang yang berbahagia karena di dalam rumah Tuhan
banyak berkat.  Permazmur berkata,  "Berbahagialah orang-orang yang diam di
rumah-Mu, yang terus-menerus memuji-muji Engkau."  (Mazmur 84:5).  Ada
urapan dan berkat yang dicurahkan Tuhan bagi perhimpunan orang-orang yang
berkumpul bersehati di baitNya yang kudus,  "Sebab ke sanalah Tuhan
memerintahkan berkat,..."  (Mazmur 133:3b).

     Adalah rugi besar jika kita malas untuk pergi beribadah ke gereja!  Selain ada
berkat-berkat yang melimpah, di rumah Tuhan kita akan beroleh jawaban atas
persoalan dan pergumulan yang sedang terjadi dalam kehidupan kita.  Di rumah
Tuhan kita bawa beban yang ada dan kita serahkan kepada Dia.  Tuhan berkata,
"Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat.   Aku akan
memberi kelegaan kepadamu."  (Matius 11:28).

Ketika kita memuji dan mengagungkan nama Tuhan di situlah kita beroleh
kekuatan baru dan penghiburan.

(2)
Baca:  Mazmur 26:1-12

"Tuhan, aku cinta pada rumah kediaman-Mu dan pada tempat kemuliaan-Mu
bersemayam." Mazmur 26:8

Ketika dikepung oleh Sanherib dan Yerusalem benar-benar terjepit, Hizkia


mengoyakkan pakaiannya dan diselubunginya badannya dengan kain kabung, lalu
masuklah ia ke rumah Tuhan.  Hizkia tahu benar bahwa tempat pelarian dan
perlindungan yang aman adalah berada di rumah Tuhan.  Di dalam Tuhan Hizkia
beroleh kekuatan dan pengharapan.  Tuhan berfirman,  "Ia  (raja Asyur)   tidak
akan masuk ke kota ini dan tidak akan menembakkan panah kesana;  juga ia
tidak akan mendatanginya dengan perisai dan tidak akan menimbun tanah
menjadi tembok untuk mengepungnya.   Melalui jalan, dari mana ia datang, ia
akan pulang, tetapi ke kota ini ia tidak akan masuk, demikianah firman Tuhan.
Dan Aku akan memagari kota ini untuk menyelamatkannya, oleh karena Aku dan
oleh karena Daud, hamba-Ku."  (Yesaya 37:33-35).  Sungguh benar bahwa  "Allah
itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam
kesesakan sangat terbukti."  (Mazmur 46:2).

     Di dalam rumah Tuhan kita mendapatkan pengajaran melalui kebenaran


firman Tuhan yang disampaikan oleh hambaNya.  Pengajaran sangat diperlukan
agar kita dapat mengoreksi hidup:  sudahkah hidup kita seturut dengan kehendak
Tuhan atau sudah menyimpang dari firmanNya.  Dalam Mikha 4:2 dikatakan,
"Mari, kita naik ke gunung Tuhan, ke rumah Allah Yakub, supaya Ia mengajar kia
tentang jalan-jalan-Nya dan supaya kita berjalan menempuhnya;   sebab dari Sion
akan keluar pengajaran, dan firman Tuhan dari Yerusalem."  Banyak orang Kristen
yang mengabaikan firman Tuhan;  ketika hamba Tuhan menyampaikan
pengajaran ada yang mengobrol, bermain handphone atau bahkan tidur
mendengkur.

     Mendengar firman Tuhan sangat penting karena  "Segala tulisan yang


diilhamkan Allah memang bermanfaat unuk mengajar, untuk menyatakan
kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam
kebenaran."  (2 Timotius 3:16).  Itulah sebabnya Daud merasakan sukacita yang
luar biasa tatkala berada di rumah Tuhan.  Berada di pelataran saja sudah
membuatnya bersukacita.
Karena itu sesibuk apa pun tidak ada alasan bagi kita untuk tidak ke gereja,
karena dalam ibadah Tuhan hadir secara khusus dan siap mencurahkan
berkatNya!

Anda mungkin juga menyukai