Anda di halaman 1dari 3

ITB Perkenalkan Teknologi Nano dalam Industri Kosmetik

kepada Pelajar Lewat Nanoteens 2021


Adi Permana - Jumat, 10 Desember 2021, 17:06:20 - Diperbaharui : Jumat, 14 - Januari - 2022, 14:01:35

Produk hand sanitizer dan hand gel Pusat Penelitian Nanosains dan Nanoteknologi ITB (Sumber:
LPPM ITB)

BANDUNG, itb.ac.id—Guru Besar Sekolah Farmasi ITB, Prof. Dr. apt. Heni Rachmawati, M.Si.,
menjelaskan mengenai manfaat teknoligi nano dalam bidang kosmetik. Ia menjelaskan jenis-jenis
nanomaterial dan kegunaannya untuk kosmetik, di antaranya penilaian potensi absorpsi/penetrasi
dermal dari nanomaterial, eviden toksisitas dermal/sistemik dari nanomaterial, identifikasi
karakteristik spesifik nanomaterial yang dapat mempengaruhi absorpsi dermal/toksisitas, serta
pembahasan regulasi penggunaan nanomaterial pada kosmetik.

Hal tersebut ia sampaikan dalam acara Nanoteens 2021. Kegiatan ini bertujuan sebagai sarana
sosialisasi PPNN ITB sehingga masyarakat khususnya generasi muda mengetahui bahwa ITB juga
aktif dalam pengembangan nanosains dan nanoteknologi di Indonesia. Pada Nanoteens tahun ini,
diadakan webinar yang membahas pemanfaatan nanoteknologi dalam bidang kosmetik.

Teknologi nano sendiri, menurutnya, tidak hanya digunakan dalam industri kosmetik saja, tetapi
juga telah digunakan secara luas mencakup hampir seluruh aspek kehidupan manusia. Dalam
penjelasannya, Prof. Heni juga menyampaikan bahwa penggunaan kosmetik meliputi seluruh usia
dan gender, karena salah satu tujuan kosmetik sendiri adalah untuk membersihkan.

“Dengan teknologi nano, produk kosmetik dengan fungsi tertentu akan menjadi lebih baik dengan
menurunkan ukuran partikelnya,” ungkapnya.

Nanoteens pada tahun ini menghadirkan beberapa pakar ITB dari berbagai bidang terkait, di
antaranya Prof. Dr. apt. Heni Rachmawati, M.Si., dan Dr. apt. Amirah Adlia di bidang farmasi; Dr.
Fitria Dwi Ayuningtyas di bidang bioteknologi; serta Dr. Damar Rastri Adhika, S.T., M.Sc., di
bidang teknologi nano.

Sementara itu menurut Dr. Fitria Dwi Ayuningtyas dari bidang bioteknologi, menyampaikan potensi
eksosom dalam nanokosmetik. Eksosom dapat dianalogikan sebagai “kurir” yang dapat mengirim
materi yang diperlukan dari satu sel ke sel lain, seperti materi genetik, protein, lipid, sitokin,
reseptor faktor transkripsi, dan komponen bioaktif. Penggunaan eksosom sendiri dapat berperan
dalam media terapi kesehatan di masa depan dan memperbaiki jaringan tubuh yang rusak, seperti
yang dapat diterapkan pada penyintas Covid-19.

Di bidang kosmetik, lanjutnya, eksosom dapat membantu dalam proses penyembuhan dan
penghilangan bekas luka, peremajaan kulit, pigmentation regulation, dan pertumbuhan rambut.
Selain menyampaikan eksosom dan pemanfaatannya di bidang kosmetik, Fitria juga
memperkenalkan salah satu alat yang dimiliki oleh PPNN ITB yaitu Confocal Laser Scanning
Microscope.

Dalam pemaparan terkait efektivitas dan toksisitas SPF yang disampaikan oleh Dr. apt. Amirah
Adlia, ia menjelaskan bahwa dalam pemilihan produk kosmetik yang akan digunakan, perlu
diperhatikan kandungan bahan aktif dan bahan tambahan (pewarna, pengawet, pewangi),
konsentrasi atau dosis, serta hasil uji klinis. Cosmeceutical sendiri terbagi menjadi anti-
inflammatory agents, depigmenting agents, barrier enhancing agents, dan antioxidant.

“Dalam penggunaan nano cosmetic, perlu diperhatikan juga keamanannya,” ungkap Amirah.

Pada sesi terakhir yang menjelaskan aplikasi nanoteknologi dalam bidang kosmetik, kesehatan, dan
biomedis, materi disampaikan oleh Dr. Damar Rastri Adhika, ST, M.Sc. Nanosains dan
nanoteknologi sendiri terdiri dari berbagai disiplin ilmu, yaitu fisika, kimia, biologi, bioteknologi,
engineering, material science, medicine, hingga teknologi informasi. Untuk aplikasi dalam bidang
kosmetik, digunakan sintesis nanopartikel biologis yang memanfaatkan ekstrak tumbuhan atau
bakteri sehingga lebih aman digunakan. Pada sesi ini, diperkenalkan pula produk inovasi PPNN ITB
berupa hand soap yang dilengkapi dengan emulsi minyak zaitun berukuran nano, sunscreen dengan
nanopartikel CeO2, spray antibakteri, hand sanitizer, dan flexible electrodes.

Reporter: Laurahoney Azzahra (Teknik Pangan, 2019)

Anda mungkin juga menyukai