Anda di halaman 1dari 3

BAB II

MATERI DAN METODE


2.1 Materi

A. Bahan :
 Sabun mandi
 Gel USG
 Obat-obatan
 Semen beku dalam kemasan straw

B. Alat :

 Spuit mika  Sarung tangan rektal


 Spuit 10 cc (Rectal glove)
 Tali pengukur  Alat USG
 Termometer  Baju kandang
 Jangka sorong  Sepatu boot
 Kandang jepit  Ember
 Gun inseminasi
 Gunting straw

2.2 Metode
A. Palpasi rektal
1. Sapi direstrain terlebih dahulu dengan baik.
2. Sarung tangan khusus rektal dikenakan pada salah satu tangan (bukan
tangan dominan) dan dilumuri dengan air sabun sebagai pelumas.
3. Sapi betina dihampiri dari arah depan atau samping lalu sentuh bagian
tubuhnya agar ternak mengetahui keberadaan kita dan tidak kaget.
4. Posisi berdiri menghadap bagian belakang sapi dari arah belakang dengan
posisi menyerong ke sebelahkanan sekitar 30o – 45o dari poros tubuh sapi.
5. Kaki kiri berada di depan kaki kanan sebagai kuda kuda kokoh namun
tetap luwes.
6. Bagian bokong sapi ditepuk ssedikit untuk melihat reaksi kaki belakang
sapi tersebut.
7. Pangkal ekor sapi dipegang dengan kanan dan dibengkokan ke arah kanan.
8. Kelima jari tangan kiri dipertemukan sehingga membentuk kerucut
kemudian dimasukkan ke dalam lubang anus (rektum) sapi sampai
pergelangan tangan melewatinya.
9. Apabila di dalam rongga rektum terdapat banyak kotoran maka
dikeluarkan terlebih dahulu.
10. Setelah merasa bahwa tangan kiri dapat leluasa berada di ruang rektum,
telapak tangan kiri diarahkan ke dasar rektum.
11. Bagian saluran reproduksi yang berdinding tebal yaitu serviks uteri dicari
kemudian digenggam dengan jari kelingking dan ibu jari.
12. Jari telunjuk, jari tengah, dan jari manis dari tangan kiri memegang bagian
bifocarsio uteri.
13. Bifocarsio uteri ditelusuri untuk meraba kornua uteri dan ovarium.
14. Dirasakan apakah kondisi uterus dan serviks sedang menegang atau tidak,
kornua uteri simetris atau tidak, dan pada ovarium apakah terdapat folikel
atau korpus luteum.
15. Hasil palpasi kemudian dicatat untuk menentukan tentukan fase
reproduksi sapi tersebut baik siklus estrus maupun status kebuntingan.

B. Inseminasi Buatan
1. Sapi betina yang sedang estrus ditempatkan dalam kandang jepit dan
diikat dengan baik.
2. Gun inseminasi dipersiapkan dengan memasukkan straw (semen beku)
yang sebelumnya telah dithawing ke dalam gun. Ujung straw yang
mencuat dipotong.
3. Plastic sheath kemudian dimasukkan pada gun yang sudah berisi straw
tersebut.
4. Tangan kiri dipakaikan sarung tangan rektal dan dilumuri dengan busa
sabun hingga batas sikut.
5. Sapi didekati dari arah belakang dengan posisi menyerong ke sebelah
kanan dengan kaki kiri berada di depan kaki kanan sebagai kuda-kuda.
Posisi gun inseminasi digigit di mulut inseminator.
6. Pangkal ekor sapi dipegang dengan tangan kanan.
7. Tangan kiri yang telah memakai sarung tangan rektal dimasukkan ke
dalam rektum, sehingga dapat menjangkau dan memegang serviks.
8. Setelah serviks uteri teraba oleh tangan kiri, gun inseminasi dimasukkan
secara perlahan melalui vulva oleh tangan kanan.
9. Gun inseminasi digerakkan sepanjang vulva dan vagina menuju serviks
oleh tangan kanan dan diarahkan oleh tangan kiri yang berada dalam
saluran rektum.
10. Dorongan tangan kanan dihentikan ketika ujung gun inseminasi sudah
keluar dari serviks uteri (memasuki korpus uteri) kira-kira 1-2 cm.
11. Semen dideposisikan secara perlahan hingga habis.
12. Gun inseminasi ditarik keluar dari vagina dan tangan kiri melakukan
sedikit pijatan pada korpus dan serviks uteri untuk merangsang gerakan
saluran reproduksi agar semen terdorong ke bagian depan saluran
reproduksi betina.
13. Tangan kiri dikeluarkan dari dalam rektum. Plastic sheath dilepaskan dan
straw kosong dari gun inseminasi dibuang.
14. Tanggal pelaksaan inseminasi, kode sapi betina, dan kode pada straw
dicatat.

C. Ultrasonografi
1. Tangan yang telah menggunakan sarung tangan rektal dimasukan ke
rektum sapi dan fesesnya dibersihkan.
2. Serviks, uterus, dan ovarium sapi dicari hingga dapat diraba dengan jelas.
3. Probe diberi cairan jelly atau gel terlebih dahulu sebagai medium
perantara untuk mencegah adanya ruang udara tersekap antara tubuh
hewan dan probe.
4. Probe yang telah dioleskan gel dimasukkan ke dalam rektum dengan
posisi tangan melindungi gel agar gel tidak habis tergesek.
5. Probe diarahkan pada organ ovarium dimana folikel atau korpus luteum
berada atau diarahkan pada uterus.
6. Setelah sampai di atas organ yang diinginkan, probe diputar dengan posisi
gel di atas organ tersebut.
7. Gambar pada monitor diamati kemudian dilakukan pengambilan gambar
(capture) yang ditemukan dan dilakukan pengukuran. Gambar tidak lupa
untuk di save.

Anda mungkin juga menyukai