Anda di halaman 1dari 11

SEMESTER GASAL 2020/2021

MODUL III ERGONOMI INDUSTRI

ENVIROMENTAL FACTOR dan DISPLAY

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI 2020


Modul 3 Enviromental Factor dan Display

1.Modul praktikum Enviromental Factor dan Display

A. Pendahuluan

Modul 3 Enviromental Factor dan Display berisikan materi pemahaman


mengenai lingkungan sekitar dan dijelaskan dalam bentuk alat peraga yang
menunjukkan tanda atau simbol. Pada environmental factor berisikan materi 5 S yang
terdiri dari Seiri atau ringkas, Seiton atau rapi, Seiso atau resik, Seiketsu atau rawat,
dan Shitsuke artinya rajin.

B. Tujuan dari praktikum

Adapun berikut tujuan dilaksanakan praktikum Enviromental Factor dan


Display adalah

a) Mahasiswa menganalisis keterkaitan lingkungan kerja dengan performansi


seseorang.
b) Mahasiswa menganalisis faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja
operator.
c) Mahasiswa menganalisa pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja operator.
d) Mahasiswa memberikan suatu rekomendasi perbaikan ataupun merancang
lingkungan kerja fisik yang lebih baik.
e) Mahasiswa menganalisis rancangan desain yang baik.
f) Mahasiswa memberikan rekomendasi desain yang sesuai dengan kaidah kaidah
dalam mendesain.
C. Manfaat

Adapun berikut manfaat dilaksanakan praktikum Enviromental Factor dan


Display adalah

a) Mahasiswa mampu dalam menganalisis keterkaitan lingkungan kerja dengan


performansi seseorang.
b) Mahasiswa mampu dalam menganalisis faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi kinerja operator.
c) Mahasiswa mampu menganalisa pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja
operator.
d) Mahasiswa mampu memberikan suatu rekomendasi perbaikan ataupun
merancang lingkungan kerja fisik yang lebih baik.
e) Mahasiswa mampu dalam menganalisis rancangan desain yang baik.
f) Mahasiswa mampu memberikan rekomendasi desain yang sesuai dengan
kaidah kaidah dalam mendesain.

2. Landasan teori

Pada era modernisasi dan industrialisasi revolusi 4.0, “Budaya Kerja 5S”,
merupakan suatu budaya kerja yang sangat diperlukan dalam pengembangan suatu
perusahaan atau organisasi. Minimnya sumber daya manusia yang digunakan pada
revolusi 4.0, sehingga budaya kerja 5S menjadi hal yang sangat penting dilakukan
untuk memenejemen suatu perusahaan. Hal ini dilakukan untuk mencapai efektivitas
dan efisiensi, menciptakan manusia yang berdisiplin tinggi, menghargai waktu,
integritas, pekerja keras, teliti, berorientasi sukses, hemat dan bersahaja, suka
menabung dan investasi, berorientasi kepada Integritas dan hal yang positif lainnya.
Konsep pemahaman dari 5S diantaranya:

2.1 Seiri (Ringkas – Sisih – Keteraturan - Pemilahan - Sort)

Seriri atau ringkas, tahap ini meliputi memisahkan apa saja item-item yang penting
dan tidak penting. Sehingga Anda hanya menyimpan item-item yang diperlukan saja,
dan menyingkirkan yang tidak berguna. Sebelum Anda menjalankan tahap ini,
tentunya Anda memiliki item-item yang sudah tidak bermanfaat. Dengan
menyingkirkan barang-barang yang sudah tidak bermanfaat, maka Anda akan
mempunyai ruang yang lebih lega.
2.2 Seiton (Rapi – Susun – Kerapian – Penataan - Set in Order)

Seiton atau rapi, pada tahap ini antara lain mengatur item-item yang diperlukan
supaya lebih mudah dicari dan memberikan label supaya tempat menyimpan mudah
dipahami serta mengimplementasikan control visual. Ketika Anda sudah melakukan
tahap Sort dan hanya item yang penting saja yang berada di lingkungan kerja, maka
ruangan akan lebih mudah diatur supaya dapat tercipta layout lingkungan kerja dan
work flow yang paling optimum dan efektif.

2.3 Seiso (Resik – Sapu – Kebersihan – Pembersihan – Shine)

Seiso atau resik, aktivitas tahap ini antara lain membersihkan lingkungan kerja, dan
membuang kotoran dan debu dan menjaga segala sesuatu supaya bersih. Pada sebagian
besar organisasi, “seiso” kurang diperhatikan karena mereka tidak menyediakan waktu
ataupun memahami pentingnya menjaga segala sesuatu tetap bersih. Sebenarnya,
menjaga lingkungan kerja tetap “seiso” menawarkan beberapa manfaat, antara lain:
1) Jika lingkungan bersih, maka kondisi abnormal lebih mudah terlihat dan bisa
segera ditindaklanjuti sebelum masalahnya berlarut-larut;
2) Area kerja yang bersih mencitrakan kualitas tinggi; dan
3) Meningkatkan semangat karyawan

2.4 Seiketsu (Rawat – Seragam – Kepatuhan – Pemantapan – StandariZed)


Seiketsu atau rawat artinya menggunakan metode standar untuk menjaga
supaya kondisi seiri, seiton dan seiso tetap terjaga. Praktik dan prosedur seiketsu ini
merupakan dasar dari continuous improvement atau kaizen dan mempertahankan
manfaat yang diperoleh dari seiri, seiton dan seiso. Tanpa adanya seiketsu, maka 3
langkah pertama tidak akan berjalan dengan lancar dan segalanya bisa kembali berjalan
seperti cara lama.
Dalam melakukan seiketsu, tentu saja awalnya sulit karena umumnya akan
selalu ada penolakan terhadap perubahan. Mereka tentunya harus melakukannya secara
berulang kali, sebelum terbiasa dengan standar dan prosedur yang baru. Kadang,
bahkan orang melakukan hal yang mereka percayai lebih baik daripada standar yang
ada. Oleh sebab itu, maka manajer maupun supervisor haruslah menggalakkan praktik
standar ini secara terus menerus dan melakukan tindakan korektif jika ada yang
menyimpang dari standar. Jika manajer dan supervisor tidak melakukan control, maka
segala sesuatu akan kembali kepada cara lama.
2.5 Shitsuke (Rajin – Senantiasa – Kedisiplinan – Pembiasaan – SUistain)
Shitsuke artinya rajin, artinya mempraktikkan kebiasaan kerja yang baik dalam
mempertahankan S lainnya, yakni seiri, seiton, seiso, dan seiketsu. Kedisiplinan harus
ditanamkan kepada diri masing-masing individu, sehingga tidak terjadi penyimpangan.
Setiap orang harus bisa mengidentifikasi dan memecahkan masalah yang berkaitan
dengan 5S, sesuai dengan peran dan tanggung jawab masing-masing. Selain itu, untuk
mendisiplinkan 5S, maka komunikasikan kesuksesan 5S ini ke seluruh organisasi.

Gambar 2.1 Prinsip 5S

2.6 Display

Display berfungsi menghubungkan fasilitas kerja maupun mesin kepada


manusia (Nurmianto, 1996). Ukuran Display memiliki variasi yang berbeda beda.
Ukuran tersebut disesuaikan dengan kebutuhan yang sesuai dengan kaidah display.
Prinsip-prinsip dalam mendesain visual display ada 4 (empat) yaitu :
1. Proximity (kedekatan elemen)
Elemen-elemen diatur atau diorganisasikan berdasarkan kedekatan posisinya
sehingga lebih mudah dalam memberikan suatu perkiraan.
2. Similarity (kesamaan atau kemiripan elemen)
Elemen-elemen yang sama (bentuk, ukuran, warna dan lain-lain) akan
dipersepsikan sebagai bagian dari suatu bentuk dan dikelompokkan sebagai suatu
kesatuan. Disamping itu, sebuah display tidak boleh menggunakan lebih dari 3 atau
4 warna digunakan bersama-sama.
3. Symetry (simetris)
Elemen-elemen dalam perancangan display akan lebih baik dalam bentuk
simetrikal. Penyajian tulisan dan gambar harus seimbang.
4. Continuity (kesinambungan pola)
Objek yang dipersepsikan sebagai suatu kesatuan atau kelompok karena adanya
kesinambungan pola dan Mengekstrak informasi yang bersifat kualitatif sehingga
menjadi suatu kesatuan yang utuh.

Beberapa tipe untuk display adalah sebagai berikut:


1. Display umum, diantaranya mengenai aturan kepentingan umum
2. Display khusus, diantaranya mengenai aturan keselamatan kerja khusus
(misalnya dalam industri dan pekerjaan konstruksi).

Gambar 2.2 Contoh Display


Dimensi huruf ditentukan agar display berfungsi sebagai penyempai informasi yang baik. Kita
dapat menentukan dimensi yang ideal dari jarak yang kita inginkan. Dengan menggunakan
rumus sebagai berikut (Bridger dalam Nofirza, 2015):
𝐉𝐚𝐫𝐚𝐤 𝐕𝐢𝐬𝐮𝐚𝐥 𝐝𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐦𝐦
Tinggi huruf atau angka dalam mm = 𝟐𝟎𝟎

Untuk menentukan sudut kemiringan mata dengan display yaitu dengan Rumus Phytagoras :

𝑐 2 = 𝑎2 +𝑏2

Ukuran perbadingan dan jarak huruf

Huruf Warna Latar Perbandingan Jarak Terjauh dapat


dilihat
Putih Hitam 1:13,3 36,5 Meter
Hitam Putih 1:8 33,5 Meter
Berikut ini berlaku pada kebanyakan huruf dan angka:

3. Alat dan Prosedur Penelitian

Modul Enviromental Factor dan Display membutuhkan alat praktikum berupa


(lembar observasi (observation sheet) yang digunakan untuk mencatat hasil
pengambilan data mengenai 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, dan Shitsuke) dari obyek
penelitian

Prosedur yang diterapkan dalam praktikum modul 3 adalah sebagai berikut :

a) Setiap kelompok menentukan obyek penelitian yang akan diteliti


b) Mahasiswa melakukan survey terhadap obyek penelitian yang akan diambil
datanya
c) Mahasiswa mengumpulkan data untuk bahan laporan modul 3
d) Mahasiswa mengolah data yang telah diambil untuk mencari kesimpulannya
e) Mahasiswa membuat display menurut permasalahan obyek penelitian

4. Tahapan pelaksanaan

Adapun tahapan yang akan dilakukan dalam praktikum ergonomi modul 3


sebagai berikut:

1. Pemahaman Konsep Enviromental Factor dan Display

Mahasiswa diharapkan membaca referensi-referensi tentang evironmental


factor & display sesuai dengan daftar referensi yang dianjurkan

2. Pengukuran Kemampuan Dasar (Pre-Test)

Pre-test dilakukan pada saat awal praktikum. Tujuan dilakukan pre-test adalah
agar mahasiswa mendapatkan gambaran praktikum yang akan dilakukan, termasuk
teori yang digunakan dalam praktikum. Dengan menggunakan google form selama 10
menit.

3. Pengambilan Data

Pada saat praktikum, setiap kelompok melakukan pengamatan terkait segala


sesuatu yang ada pada perusahaan/tempat usaha yang telah ditentukan sebelumnya.
Baik itu berupa kegiatan proses produksi sampai detail alat dan bahan yang ada di
perusahaan/tempat usaha.

5. Pengolahan Data

Data yang telah didapatkan kemudian direkap dan keseluruhanya dianalisis


sesuai dengan prinsip kerja 5S. Hasil dari pengolahan data tersebut dijadikan
bahan untuk rekomendasi perbaikan dalam penerapan prinsip kerja yang lebih
baik di perusahaan/tempat usaha tersebut. Dari hasil pengolahan data itu pula
setiap kelompok mengambil salah satu rekomendasi perbaikan yang dapat
diwujudkan dalam bentuk display. Perancangan display berdasarkan prinsip-prinsip
dalam mendesain visual display.

6. Asistensi Laporan Hasil Praktikum

Asistensi laporan hasil praktikum dilakukan setelah praktikum selesai


dilakukan. Tujuan dari asistensi ini agar Mahasiswa dapat menghasilkan laporan yang
sesuai dengan format dan tujuan dari praktikum. Laporan ini merupakan salah satu
syarat untuk dapat mengikuti Sidang Akhir praktikum Ergonomi Industri.

7. Pengumpulan Laporan Praktikum

Laporan praktikum disusun sesuai dengan format yang telah diberikan. Dalam
pembuatan laporan, mahasiswa diwajibkan untuk melakukan asistensi dengan
Dosen/Asisten Dosen minimal 1 x asistensi setiap modul. Laporan harus disetujui
terlebih dahulu oleh Dosen/Asisten Dosen sebelum dikumpulkan. Laporan
dikumpulkan dalam format dan waktu yang sudah disepakati pada saat briefing. Jika
terjadi keterlambatan dan pelanggaran akan diberikan sanksi sesuai dengan tata tertib
praktikum dan kesepakatan saat briefing

praktikum.

8. Capaian Pembelajaran Akhir (Sidang Akhir praktikum Ergonomi Industri)

Praktikum setiap modul akan dilaksanakan secara berkelompok tetapi untuk


sidang akhir ini akan diberlakukan secara individu. Sidang akhir ini akan dilaksanakan
pada minggu ke-15 perkuliahan pada jam mata kuliah berlangsung. Pada sidang akhir
ini akan dihadiri oleh Dosen Pembimbing dan juga Dosen Penguji.

9. Ujian Praktikum

Terdapat ujian praktikum yang akan dilaksanakan sebelum sidang akhir


praktikum Ergonomi. Dan sekaligus pengumpulan output modul 3 berupa video
singkat dan menampilkan display, berdurasi 3 menit.

10. Capaian Pembelajaran Akhir (Sidang Akhir praktikum Ergonomi Industri)


Praktikum setiap modul akan dilaksanakan secara berkelompok tetapi untuk
sidang akhir ini akan diberlakukan secara individu. Sidang akhir ini akan dilaksanakan
pada minggu ke-15 perkuliahan pada jam mata kuliah berlangsung. Pada sidang akhir
ini akan dihadiri oleh Dosen Pengampu dan Asisten Dosen.

Referensi :

Adapun referensi yang dapat dijadikan bahan untuk modul 3 Enviromental


Factor dan Display adalah

1. Sutalaksana. (1979). Teknik Tata Cara Kerja. Bandung: Jurusan Teknik Industri
Institut Teknologi Bandung.
2. Nurmianto, Eko. (1996). Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta:
Penerbit Guna Widya.
3. Agustin, N., & Purnomo, H. (2013). Implementasi 5S pada CV. Valasindo
menggunakan Pendekatan Ergonomi Partisipatori.

Anda mungkin juga menyukai