Anda di halaman 1dari 9

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/334647690

Penilaian 5s Pada Lantai Produksi Pabrik Kelapa Sawit di Aceh Tamiang

Article  in  Talenta Conference Series Energy and Engineering (EE) · May 2019


DOI: 10.32734/ee.v2i2.441

CITATIONS READS
0 187

2 authors, including:

Anizar Anizar
University of Sumatera Utara
37 PUBLICATIONS   31 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Changing lamp type and position to improve lighting quality View project

All content following this page was uploaded by Anizar Anizar on 08 December 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


PENILAIAN 5S PADA LANTAI PRODUKSI PABRIK KELAPA SAWIT
DI ACEH TAMIANG

ANIZAR1, BENNY R SIMBOLON2


Dosen Departemen Teknik Industri1, Mahasiswa Departemen Teknik Industri2
Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara
Jl. Almamater Kampus USU, Medan 20155
Email : anizar_usu@usu.ac.id
Email : bennyrajultisimbolon@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan menganalisa penerapan 5S pada pabrik kelapa sawit di Aceh Tamiang yang mengolah
tandan buah segar (TBS) menjadi crude palm oil(CPO) dan kernel. Kondisi lingkungan kerja pada lantai
produksi pabrik kelapa sawit tersebut kurang bersih dan tidak tertata dengan rapi. Terdapatnya tumpukan limbah,
genangan air di lantai, peralatan yang tidak tersusun dan tumpukan sampah menyebabkan operator kurang
leluasa untuk beraktifitas sehingga berpengaruh terhadap efisiensiwaktu produksi. Metode yang dipergunakan
untuk menyelesaikan masalah tersebut adalahmelakukan penilaian 5S meliputi Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu Dan
Shitsuke. Penilaian dilakukan dengan pengamatan langsung ke lantai produksi, membuat lembaran check list
yang berisi butir pertanyaan untuk ditanyakan kepada pekerja, mengisi lembaran scoring, membuat catatan
temuan, dan menentukan kriteria terhadap evaluasi penerapan 5S. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa 5S
belum diterapkan sepenuhnya pada lantai produksi pabrik. Seiri mendapat nilai cukup baik Sedangkan Seiton,
Seiso, Seiketsu, Shitsuke mendapat nilai yang buruk. Perbaikan dapat dilakukan dengan memberi label pada
barang, menentukan tanggung jawab kebersihan dan inspeksi, membuat visual display, dan memberi pelatihan
5S kepada pekerja.

Kata kunci: 5S, budaya Kerja, Pemeliharaan Lokasi Kerja

1. Pendahuluan disiplin di lokasi kerja sekaligus


Pabrik kelapa sawit di Aceh Tamiang meningkatan kinerja perusahaan secara
mengolah tandan buah segar (TBS) menyeluruh. Pelaksanaan 5S bermanfaat
menjadi Crude Palm Oil (CPO) dan kernel terhadap keamanan karena pemilihan dan
(inti sawit). Proses pengolahan TBS penataan barang-barang dan kelengkapan
menjadi CPO dan inti sawit dilaksanakan kerja yang tersedia akan mengurangi angka
pada 7 stasiun kerja yaitu stasiun kecelakaan kerja oleh faktor manusia
penimbangan TBS, sortasi, perebusan, (Ferdiana,2016). Metode 5S ini digunakan
pemisahan brondolan (treshing), untuk menciptakan dan menjaga kualitas
pengempaan, pemurnian, dan pengolahan lingkungan kerja dalam organisasi
biji (nut).Pabrik dengan kapasitas produksi sehingga tetap aman, bersih, nyaman dan
30 ton per jam dan 2 shift kerja sangat kondusif serta memiliki hubungan yang
membutuhkan daerah kerja yang rapi dan positif terhadap kualitas dan produktivitas.
bersih serta budaya kerja yang tertib untuk (Pramudya, 2018). Perbaikan kondisi
mendapatkan efisiensi dan efektifitas stasiun kerja dapat meningkatan mutu
kerja.Efisiensi dan efektifitas merupakan produk yang dihasilkan dari stasiun kerja
faktor yang perlu diperhatikan untuk tersebut (Elfitria, 2013). Lingkungan kerja
menghasilkan output yang diharapkan yang aman dan nyaman dapat
Konsep 5S merupakan metode meningkatkan produktivitas dan motivasi
penataan dan pemeliharaan wilayah kerja pekerja (Dewi, 2017). Penerapan prinsip
secara intensif yang berasal dari Jepang 5S mengakibatkan ruangan terlihat lebih
dan digunakan manajemen dalam usaha rapi dan nyaman (Hudori, 2017).
memelihara ketertiban, efisiensi, dan Penerapan metode 5S di lantai produksi

1
untuk mendapatkan area kerja yang rapi, metode 5S untuk mengurangi pemborosan
bersih dan teratur merupakan dan mengoptimalkan produktivitas.
tanggungjawab seluruh pihak yang terlibat
dengan mengembangkan rasa memiliki 3. Pembahasan
area kerja. Keberhasilan 5S akan Permasalahan yang diamati pada
meningkatkan visual control, visibilitas lantai produksi pabrik adalah kondisi
proses dan potensi problem solving lingkungan kerja yang kurang bersih dan
(Anizar, 2017). Standar penilaian 5S kurang tertata rapi. Kondisi lingkungan
dibangun berdasarkan paradigma kerja tersebut akan berdampak terhadap
penentuan indikator penilaian dengan efisiensi dan efektifitas proses produksi.
metode Delphi. Metode Delphi merupakan Kondisi lingkungan kerja di lantai
sebuah metode pengambilan keputusan produksi pada pabrik kelapa sawit yang
dengan menggunakan penilaian beberapa kurang bersih dan tidak tertata rapi adalah
pakar terkait dengan permasalahan yang sebagai berikut:
ingin dipecahkan. Delphi ini untuk 1. Tumpukan nut di lantai produksi di
menentukan parameter kunci untuk sekitar pengolahan kernel
mengukur kompleksitas sebuah projek mempersempit ruang gerak pekerja
(Widianti, 2016). Penerapan 5S di lantai karena terhalang saat beraktifitas
produksi membutuhkan biaya namun akan sebagaimana ditampilkan di gambar 1.
sebanding dengan manfaat secara
keseluruhan seperti meningkatkan
produktifitas kerja, efisiensi waktu,
meningkatkan profit, keselamatan dan
kesehatan pekerja dan mendapatkan
kepercayaan dari konsumen (Purba, 2013).

2. Metodologi
Pengamatan dilakukan pada lantai
produksi pabrik kelapa sawit di Aceh Gambar 1. Tumpukan Nut pada
Tamiang selama 1 (satu) bulan. Departemen Pengolahan Kernel
Pengamatan ini melakukan analisis 5S
yaitu suatu metode penataan dan 2. Genangan air dan kondisi lantai yang
pemeliharaan daerah kerja secara intensif licin di sekitar mesin boiler
sehingga tercapai efisiensi dan disiplin sebagaimana ditampilkan di gambar 2.
kerja dalam upaya peningkatan kinerja
secara menyeluruh. Penilaian lantai
produksi pabrik dilakukan menggunakan
checklist yang berisi butir-butir pertanyaan
yang disusun berdasarkan hal yang harus
diperhatikan dalam konsep 5S disertai
penyesuaian. Pengamatan dilakukan untuk
katagori Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu Dan
Shitsuke. Penilaian didasarkan pada
pengamatan langsung dengan parameter Gambar 2. Genangan Air di Mesin
angka 0 berarti sangat kurang, angka 1 Boiler
berarti kurang, angka 2 berarti sedang,
angka 3 berarti baik, angka 4 berarti sangat 3. Bahan baku dan peralatan tidak
baik. tersusun dengan rapi pada departemen
Hasil temuan direkapitulasi disertai gudang sebagaimana ditampilkan di
dengan catatan temuan. Permasalahan gambar 3.
yang ada dan ditemukan di lantai produksi
akan diberikan solusi sesuai dengan

2
katagori Seiri berkaitan dengan klasifikasi
barang-barang yang terdapat di tempat
kerja dan sekitarnya dengan klasifikasi
barang diperlukan atau tidak diperlukan.
Katagori Seiton berarti mengelompokkan
barang berdasarkan penggunaannya dan
menatanya secara memadai agar upaya dan
waktu untuk mencari/menemukan menjadi
minimum. Untuk menerapkan hal ini,
Gambar 3. Bahan Baku dan Peralatan semua barang harus memiliki alamat
Tidak Teratur tertentu, nama tertentu, dan volume yang
tertentu pula. Katagori Seiso berarti
4. Sampah berserakan di lantai produksi membersihkan lingkungan kerja yaitu
sebagaimana ditampilkan di gambar 4. mesin dan alat kerja, lantai tempat kerja,
dan berbagai daerah di tempat kerja.
Katagori Seiketsu berarti tertib pribadi
seperti mengenakan pakaian yang pantas
dan bersih, kaca mata pengaman, sarung
tangan dan sepatu serta selalu menjaga
keadaan lingkungan kerja yang bersih dan
sehat. Katagori Shitsuke berarti disiplin
pribadi sehingga orang yang menerapkan
Gambar 4. Sampah pada Lantai seiri, seiton, seiso dan seiketsu secara
Produksi terus menerus dan menjadikan kegiatan ini
dalam kehidupan sehari-harinya dapat
3.1. Penilaian Penerapan Prinsip 5S menyebut dirinya memiliki disiplin
Penilaian dilakukan secara langsung pribadi. Hasil pengamatan terhadap 5
di lantai produksi menggunakan lembar katagori tersebut ditampilkan pada table 1.
checklist berisi butir-butir pertanyaan yang
disusun sesuai dengan konsep 5S.
Pengamatan terhadap kegiatan dengan

Tabel 1. Penilaian Penerapan Prinsip 5S


Kategori Kriteria Skor
Membedakan antara apa yang dibutuhkan dan
Seiri 0 1 2 3 4
tidak dibutuhkan
Area penyimpanan sudah tidak menyimpan alat

yang tidak dibutuhkan
Sudah ada prosedur / tata cara membuang alat yang

tidak diperlukan (bernilai dan tidak bernilai)
Alat yang dibutuhkan berada di dekat area kerja

dan jumlah serta item / jenisnya sesuai kebutuhan
Tidak ada peralatan kerja rusak dibiarkan begitu

saja di area penyimpanan
Lokasi penyimpanan (termasuk alat ukur /
pemeriksaan) sudah ditentukan serta mudah dan √
cepat untuk mendapatkan dan mengembalikannya
Sebuah tempat untuk segala sesuatu dan segala
Seiton 0 1 2 3 4
sesuatu di tempatnya
Alat telah disimpan di tempatnya sesuai klasifikasi √
Layout / tata letak tempat penyimpanan telah

ditentukan dan telah diberi batas yang jelas

3
Semua alat telah ada label / identitas √
Penyimpanan dokumen (file, standar kerja, daily
control, form, dll) sudah ditentukan dan √
memudahkan setiap orang untuk mendapatkannya
Semua personil menaati aturan penyimpanan dan

lay out yang telah ditetapkan
Disiplin rutin menjaga tempat kerja yang bersih
Seiso 0 1 2 3 4
dan terorganisir
Sarana / alat kebersihan sudah tersedia sesuai jenis
dan jumlahnya serta penempatannya sudah sesuai √
ketentuan
Pembersihan area kerja sudah dilakukan secara

rutin dan terjadwal sesuai ketentuan
Area tanggung jawab 5R resik sudah ditentukan

dan pelaksanaannya telah sesuai ketentuan
Alat K3 dibersihkan dan diperiksa secara teratur

dan tidak kadaluarsa
Tidak ada tempelan, tulisan dan coretan yang tidak

relevan dengan area kerja
Melakukan standarisasi terhadap praktek 3S
Seiketsu 0 1 2 3 4
(Seiri, Seiton, dan Seiso)
Standarisasi Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin

sudah diterapkan
Eliminasi sumber kotor dan penyederhanaan
proses, prosedur sudah dibahas, dilaksanakan dan √
dimonitor / dievaluasi
Penerapan visual kontrol, anti salah telah

dilaksanakan di semua area
Pemeriksaan berkala dan evaluasi / audit penerapan

5S telah dilaksanakan secara periodik
Sistem sumbang saran / Kaizen telah diterapkan di
semua area dan semua personil telah √
melaksanakannya
Shitsuke Membiasakan Budaya 5S 0 1 2 3 4
Sikap kerja semua pekerja sudah menunjukkan
kebiasaan positif (atribut kerja, tepat waktu, √
disiplin, dll)
Semua pekerja secara aktif dan kreatif memberikan
saran perbaikan baik kelompok maupun √
perorangan
Target/sasaran/quality objective perusahaan,
departemen, bagian, kelompok, perorangan telah
disosialisasikan dan pencapaiannya telah direkam, √
dimonitor, dievaluasi, ditindaklanjuti dan
disosialisasikan
Sudah ada activity board yang menyajikan
informasi area masing-masing (hasil Kaizen, √
efisiensi, produktivitas, hasil audit, dll)
Kegiatan / penerapan 5S sudah dimasukkan /

dikaitkan dengan ISO / GKM / PA / job description
NILAI 0 4 18 12 4
TOTAL 38

4
3.2. Temuan Masalah nilai total maksimum 100 yang berarti
Hasil penilaian penerapan 5S di 38%. Kondisi pada lantai produksi yang
lantai produksi sebagaiman tertera pada tidak terorganisir membuat area kerja
tabel 1 terlihat banyak masalah yang menjadi tidak beraturan. Masalah yang
ditemukan sebelum penerapan metode 5S. ditemukan pada lantai produksi dapat
nilai total yang diperoleh adalah 38 dari tertera pada tabel 2.

Tabel 2. Rekapitulasi Hasil Temuan di Lantai Produksi


Seiri
Membedakan antara apa yang
No. Catatan Temuan
dibutuhkan dan tidak dibutuhkan
Area penyimpanan sudah tidak menyimpan alat Masih terdapat peralatan yang tidak
1
yang tidak dibutuhkan diperlukan pada beberapa stasiun
Sudah ada prosedur/tata cara membuang Alat yang Belum ada prosedur membuamg
2
tidak diperlukan (bernilai dan tidak bernilai) alat yang tidak diperlukan
Alat yang dibutuhkan berada di dekat area kerja Alat telah berada di dekat area kerja
3
dan jumlah serta item/jenisnya sesuai kebutuhan namun belum dalam jumlah sesuai
Tidak ada peralatan kerja rusak dibiarkan begitu Tidak ada peralatan rusak dibiarkan
4
saja di area penyimpanan begitu saja
Lokasi penyimpanan (termasuk alat ukur/
Sebagian tempat penyimpanan
5 pemeriksaan) sudah ditentukan serta mudah dan
sudah tersedia
cepat untuk mendapatkan dan mengembalikannya
Seiton
Sebuah tempat untuk segala sesuatu
No. Catatan Temuan
dan segala sesuatu di tempatnya
Alat telah disimpan di tempatnya sesuai Sebagian alat belum disimpan
6
klasifikasi sesuai klasifikasi
Layout / tata letak tempat penyimpanan telah Telah terdapat tempat penyimapan
7
ditentukan dan telah diberi batas yang jelas namun batasnya belum tentu
8 Semua alat telah ada label/identitas Tidak ada pemberian label
Penyimpanan dokumen (file, standar kerja, daily Dokumen sudah ditentukan tempat
9 control, form, dll) sudah ditentukan dan penyimpanannya namun masih sulit
memudahkan setiap orang untuk mendapatkannya untuk mendapatkannya
Semua personil menaati aturan penyimpanan dan Hanya sebagian personil yang
10
layout yang telah ditetapkan menaati penyimpanan layout
Seiso
Disiplin rutin menjaga tempat kerja yang
No. Catatan Temuan
bersih dan terorganisir
Sarana/alat kebersihan sudah tersedia sesuai
Hanya tersedia beberapa sarana
11 jenis dan jumlahnya serta penempatannya sudah
kebersihan
sesuai ketentuan
Pembersihan area kerja sudah dilakukan secara Pembersihan area kerja dilakukan
12
rutin dan terjadwal sesuai ketentuan namun waktu tak tentu
Area tanggung jawab 5S sudah ditentukan dan
13 Belum ada tanggung jawab area 5S
pelaksanaannya telah sesuai ketentuan
Alat K3 dibersihkan dan diperiksa secara teratur
14 Tidak ada pembersihan alat K3
dan tidak kadaluarsa
Masih ada sebagian coretan yang
Tidak ada tempelan, tulisan dan coretan yang tidak perlu
15
tidak relevan dengan area kerja

5
Seiketsu
Melakukan standarisasi terhadap praktek 3S
No. Catatan Temuan
(Seiri, Seiton, dan Seiso)
Standarisasi Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin
16 Belum ada standarisasi 5S
sudah diterapkan
Eliminasi sumber kotor dan penyederhanaan
Eliminasi sudah dilakukan namun
17 proses, prosedur sudah dibahas, dilaksanakan
tidak ada monitor dan evaluasi
dan dimonitor / dievaluasi
Penerapan visual kontrol, anti salah telah Penerapan visual kontrol hanya
18
dilaksanakan di semua area terdapat di beberapa stasiun
Pemeriksaan berkala dan evaluasi / audit Pemeriksaan dilakukan ketika
19
penerapan 5S telah dilaksanakan dirasa sudah perlu saja
Sistem sumbang saran telah diterapkan di semua
20 Tidak ada sistem sumbang saran
area dan semua personil telah melaksanakannya
Shitsuke
No Membiasakan Budaya 5S Catatan Temuan
Sikap kerja semua personil sudah menunjukkan Masalah waktu dan disiplin masih
21
kebiasaan positif (atribut kerja, tepat waktu) kurang
Semua personil secara aktif dan kreatif
Tidak ada saran saran perbaikan
22 memberikan saran perbaikan baik kelompok
dari operator
maupun perorangan
Target/sasaran/quality objective perusahaan,
departemen, bagian, kelompok, perorangan telah Sasaran yang ada hanya sesuai mutu
23
disosialisasikan dan pencapaiannya telah produk saja
direkam, dimonitor, dievaluasi, ditindaklanjuti
Sudah ada activity board yang menyajikan Hanya ada beberapa activity board
24 informasi area masing-masing (hasil Kaizen, yang menunjukkan hasil
efisiensi, produktivitas, hasil audit, dll) produktivitas
Kegiatan/penerapan 5S sudah dimasukkan Belum ada ISO untuk 5S pada
25
dengan ISO/GKM/PA/job description perusahaan

3.3. Pemecahan Masalah


Masalah lingkungan kerja tidak pemborosan sekaligus mengoptimalkan
tertata yang ditemukan di lantai produksi produktivitas melalui pemeliharaan tempat
pabrik kelapa sawit diselesaikan dengan kerja yang terorganisir dan isyarat visual
metode 5S. Metode tersebut meliputi Seiri, untuk mencapai hasil yang lebih konsisten.
Seiton, Seiso, Seiketsu dan Shitsuke yang Rekapitulasi hasil penilaian untuk
merupakan suatu sistem untuk mengurangi 5 katagori tersebut tertera pada tabel 3.

Tabel 3. Rekapitulasi Hasil Penilaian


Rata-rata
Jumlah Total
Kategori (Total Keterangan
Kriteria Nilai
Nilai/Kriteria)
Seiri 5 12 2,4 tidak bermasalah
Seiton 5 8 1,6 buruk
Seiso 5 5 1,0 buruk
Seiketsu 5 8 1,6 buruk
Seiso 5 5 1,0 buruk

6
3.3.1. Seiri inspection list serta menetapkan jadwal
Rekapitulasi nilai Seiri pada tabel 3 dan petugas inspeksi.
menunjukkan bahwa penerapan Seiri pada
lantai produksi pabrik sudah tidak 3.3.4. Seiketsu
bermasalah. Namun masih didapati nilai Rekapitulasi nilai Seiketsu pada
yang kurang berkaitan dengan masih tabel 3 menunjukkan bahwa penerapannya
terdapat peralatan yang tidak diperlukan di lantai produksi masih buruk.
pada beberapa stasiun kerja serta belum Berdasarkan hasil temuan didapati bahwa
ada prosedur ataupun tata cara untuk belum ada standarisasi berkaitan dengan
membuang alat yang sudah tidak 5S dan belum ada saran perbaikan pada
diperlukan baik alat itu bernilai maupun area lantai produksi. Tidak dilakukan
tidak bernilai. monitoring serta evaluasi, visual control
hanya dilakukan pada stasiun tertentu saja
3.3.2. Seiton dan pemeriksaan hanya dilakukan pada
Rekapitulasi nilai Seiton pada tabel saat dirasakan perlu.
3 menunjukkan bahwa penerapannya di Saran perbaikan adalah membuat
lantai produksi masih buruk. Kegiatan peraturan yang jelas di lantai produksi
penyimpanan baik peralatan maupun serta menerapkan reward dan punishment
dokumen tidak dilakukan secara teratur. bagi pekerja untuk mempertahankan
Sebagian peralatan sudah disimpan namun kondisi yang rapih dan bersih.
belum sesuai dengan klasifikasi serta batas
penyimpanannya tidak jelas. Dokumen 3.3.5. Shitsuke
yang disimpan masih sulit untuk Rekapitulasi nilai Shitsuke pada
ditemukan secara cepat karena aturan tabel 3 menunjukkan bahwa penerapannya
penyimpanan belum dipatuhi oleh semua di lantai produksi masih buruk. Pekerja
pekerja. kurang displin dalam hal waktu serta tidak
Perbaikan yang diusulkan adalah ada memberikan saran perbaikan berkaitan
pemberian label pada tempat barang dan dengan kekurangan yang dirasakan untuk
peralatan disimpan agar pekerja dapat mencapai target perusahaan.
dengan mudah mencari barang dan Saran perbaikan membiasakan
peralatan ketika diperlukan serta pekerja untuk berperilaku disiplin dalam
mengembalikannya ketika sudah selesai semua aspek, peningkatan kualitas
digunakan. komunikasi antar pekerja serta dengan
pihak manajemen dan pelatihan untuk
3.3.3. Seiso peningkatan mutu.
Rekapitulasi nilai Seiso pada tabel
3 menunjukkan bahwa penerapannya di
lantai produksi masih buruk. Berdasarkan 4. Kesimpulan
hasil temuan didapati bahwa belum ada Berdasarkan analisis penilaian 5S
area tangggung jawab pelaksanaan 5S dan pada lantai produksi maka dapat
belum adanya pembersihan untuk alat alat disimpulkan secara keseluruhan nilai yang
K3. Sarana kebersihan pada lantai produksi diperoleh dari penilaian 5S pada lantai
juga masih terbatas sehingga pada saat produksi pabrik kelapa sawit di Aceh
melakukan pembersihan tidak maksimal. Tamiang adalah 38 dengan jumlah nilai
Perbaikan yang diusulkan adalah maksimal 100 yaitu 38%. Dari 5 katagori
menentukan daftar peralatan kebersihan penilaian di lantai produksi hanya katagori
yang dibutuhkan beserta jumlahnya, Seiri saja yang memperoleh nilai baik
menentukan siapa saja pekerja yang sedangkan 4 katagori lainnya mendapatkan
bertanggungjawab terhadap kebersihan nilai buruk. Hal ini menunjukkan bahwa
untuk setiap area, menentukan target penerapan 5S pada lantai produksi pabrik
inspeksi serta menuangkannya dalam kelapa sawit hanya pada proses klasifikasi
barang yang diperlukan dan yang tidak

7
diperlukan pada lantai produksi saja. Pemeliharaan Stasiun Kerja Proses
Beberapa perbaikan diusulkan untuk setiap Silk Printing di PT. Mandom
katagori sesuai dengan catatan temuan Indonesia tbk., Factor Excta, Vol.
sehingga akhirnya dapat meningkatkan 6, No. 4, hal. 298-308, Jakarta.
kinerja pekerja dan produktivitas pabrik M. Hudori, (2017), Penerapan Prinsip 5S
kelapa sawit. (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu,
Shitsuke) di Gudang Zat Kimia
DAFTAR PUSTAKA Perusahaan Perkebunan Kelapa
Ferdiana Soekresno, Andi Andi, Jni Sawit, Industrial Engineering
Rahardjo, (2016), Evaluasi Journal, Vol.6, No.2, hal 45-52
Penilaian 5S di Area Penyimpanan Anizar, Ulfa Audina, (2017), Identifikasi
Alat Pada Beberapa Proyek 5S Pada Stasiun Perebusan
Konstruksi, Jurnal Media Teknik (Sterilizer) di Pabrik Kelapa Sawit,
Sipil, Universitas Kristen Petra, Prosiding Seminar Nasional Teknik
Vol. 14, No.2, hal. 147-157, Jakarta Industri Universitas Gadjah Mada,
Pramudya, Risang Ardi Toni. 2018. hal. TP3-11,Yogjakarta
Pendekatan 5S Terhadap Tooling Widianti, Tri. (2016),Standar Pengukuran
Supply dalam Proses Manual Implementasi 5S pada Kelompok
Assembly Untuk Mereduksi Penelitian di Lembaga Penelitian
Terjadinya Lost Tool. XYZ.
Dewi Diniaty, M. Hidayat, (2017), Purba Wisesa, (2013),Rancangan 5S Pada
Analisis 5S pada Stasiun Kerja Gudang Minyak Goreng Distibutor
Press dan Stasiun Kerja Boiler di PT. Gading Puri Perkasa, Calyptra:
PT. Ekadura Indonesia, Prosiding Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Seminar Nasional Teknologi Universitas Surabaya Vol. 2 No. 2,
Informasi, Komunikasi dan Industri Surabaya
(SNTIKI) 9, hal. 555-560,
Pekanbaru
Elfitria Wiratmani, (2013), Analisis
Implementasi Metode 5S Untuk

8
View publication stats

Anda mungkin juga menyukai