Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

TEKNOLOGI GARMEN DAN PAKAIAN JADI


Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Sertifikasi
Bidang Teknologi Garmen dan Pakaian Jadi
Dengan Daftar Unit Kompetensi :
Nomor Kode Unit Judul Unit
1 C.141110.014.01 Melakukan Pengukuran Waktu Proses Produksi
Merencanakan Tata Letak Mesin Berdasarkan
2 C.141110.015.01
Alur Proses Produksi
3 C.141110.017.02 Membuat Rencana Produksi
Mengelola Kelompok Kerja Jahit untuk Mencapai
4 C.141110.019.01
Target yang Direncanakan
5 C.141110.020.01 Memantau Proses Jahit Secara Berkala
6 C.141110.022.02 Mengoordinasi Tim Kerja
7 C.141110.023.02 Melakukan Pekerjaan Dalam Lingkungan Tim
8 C.141110.024.02 Memberdayakan Tim Kerja
9 C.141110.029.01 Membuat Laporan Hasil Jahit
Mengikuti Prosedur Kesehatan dan Keselamatan
10 C.141110.044.02
Kerja di Tempat Kerja

Oleh:
MURNI AMBARWATI PUTRI, S.Pd
SMK NEGERI 2 TEMANGGUNG

PELATIHAN PENINGKATAN KOMPETENSI DAN SERIFIKASI GURU SMK


BIDANG TEKNOLOGI GARMEN DAN PAKAIAN JADI
DI PT SRI REJEI ISMAN TBK
22 APRIL – 3 MEI 2019

BAB I
Mengikuti Prosedur Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Tempat Kerja
Pengertian K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
A. Pengertian secara Filosofis
K3 merupakan suatu pemikiran atau upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik
jasmani maupun rohani, tenaga kerja pada khususnya dan masyarakat pada umumnya
terhadap hasil karya dan budaya menuju masyarakat adil dan makmur.
 
B. Pengertian secara Keilmuan
Dalam ilmu pengetahuan dan penerapannya, K3 adalah usaha mencegah kemungkinan
terjadinya kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja, kebakaran, peledakan dan pencemaran
lingkungan.
 
C. Pengertian secara OHSAS 18001:2007 (Occupational Health and Safety Assessment
Series)
K3 adalah semua kondisi dan faktor yang dapat berdampak pada keselamatan dan kesehatan
kerja dari tenaga kerja maupun orang lain (kontraktor, pemasok, pengunjung dan tamu) di
tempat kerja.
CONTOH JENIS KECELAKAAN KERJADI INDUSTRI GARMEN
NO. JENIS KECELAKAAN PENCEGAHAN PERTOLONGAN
1.

2.

Setiap perusahaan pasti mengharapkan suatu lingkungan kerja yang selalu bersih, rapi, dan
masing – masing orang mempunyai konsistensi dan disiplin diri, sehingga mampu
mendukung terciptanya tingkat efisiensi dan produktifitas yang tinggi di perusahaan. Namun
pada kenyataannya kondisi ini sulit terjadi di setiap perusahaan. Banyak perusahaan yang
seringkali mengeluh begitu sulitnya dan banyak membuang waktu hanya untuk mencari data
dan atau sarana yang lupa penempatannya. Tidak hanya itu, seringkali kita kurang nyaman
dengan kondisi berkas kerja yang berantakan dan tidak jarang memicu kondisi emosional
kita.

Beberapa permasalahan tersebut diatas dapat kita atasi dengan melakukan penerapan program
5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat dan Rajin), yang merupakan adaptasi program 5S (Seiri,
Seiton, Seiso, Seiketsu dan Shitsuke) yang dikembangkan di Jepang dan sudah digunakan
oleh banyak negara di seluruh penjuru dunia. Ini merupakan suatu metode sederhana untuk
melakukan penataan dan pembersihan tempat kerja yang dikembangkan dan diterapkan di
Jepang.

5R merupakan budaya tentang bagaimana seseorang memperlakukan tempat kerjanya secara


benar. Bila tempat kerja tertata rapi, bersih, dan tertib, maka kemudahan bekerja perorangan
dapat diciptakan, dan dengan demikian 4 bidang sasaran pokok industri, yaitu efisiensi,
produktivitas, kualitas, dan keselamatan kerja dapat lebih mudah dicapai.

RINGKAS

Prinsip RINGKAS adalah memisahkan segala sesuatu yang diperlukan dan menyingkirkan
yang tidak diperlukan dari tempat kerja. Mengetahui benda mana yang tidak digunakan, mana
yang akan disimpan, serta bagaimana cara menyimpan supaya dapat mudah diakses terbukti
sangat berguna bagi sebuah perusahaan.

Manfaat apa yang didapat dalam penerapan ringkas?

1. Mengetahui jumlah fisik barang yang terdapat di lingkungan kerja

Dengan melakukan aktifitas ringkas secara tidak langsung seseorang atau karyawan akan
selalu melakukan cek dan ricek akan barang-barang yang ada di lingkungan kerja. Hal ini
juga dapat digunakan sebagai acuan dalam permintaan barang dan meminimalisir kehilangan
atau kerusakan akan suatu barang.

2. Tidak ada barang yang berlebihan di tempat kerja

Pemilahan terhadap barang yang diperlukan dan tidak diperlukan dapat menimbulkan
dampak positif bagi karyawan di lingkungan kerjanya dimana seseorang rutin melakukan
pemilahan dan tidak adanya penumpukan barang yang tidak diperlukan lagi di area kerja

Bagaimana standart ringkas dapat terjaga?

1. Pastikan barang-barang yang terdapat di area kerja


Sebelum karyawan melakukan aktifitas pemilahan alangkah baiknya karyawan dapat
membuat daftar nama barang yang terdapat di area kerja. Hal ini dimaksudkan agar karyawan
mengerti barang-barang yang ada beserta jumlahnya

2. Penetapan kategori dengan menggunakan tanda

Tanda dapat digunakan untuk mempermudah karyawan dalam melakukan pemilahan.


Misalnya menggunakan tanda merah untuk barang yang tidak diperlukan, menggunakan hijau
untuk barang-barang yang masih diperlukan

3. Penjadwalan aktifitas ringkas

Rutin melakukan aktifitas ringkas dapat memudahkan karyawan dalam melakukan pemilahan
secara tidak langsung juga akan mendorong karyawan dalam berpartisipasi mendukung
aktifitas ini.

Langkah mudah dalam menerapkan ringkas

1. Daftar barang dan jumlahnya

Karyawan memastikan ketersediaan barang-barang yang terdapat di area kerja. Hal tersebut
dimaksudkan agar karyawan ikut menjaga atau peduli terhadap barang-barang yang ada di
area kerja. Selain itu karyawan dapat mengetahui stock dan memiliki perencanaan dalam
pengajuan permintaan terhadap barang yang dapat membantu proses kerja

2. Pemberian tanda khusus dengan kriteria pemilahan

Tanda yang dimaksudkan adalah dengan dua kategori diperlukan dan tidak diperlukan. Untuk
barang-barang yang diperlukan diberi tanda warna hijau dan untuk barang-barang yang tidak
diperlukan diberi tanda merah. Barang yang telah diberi tanda merah dapat disingkirkan atau
dimusnahkan, sedangkan barang dengan tanda hijau dapat disimpan pada tempat yang telah
disediakan.

3. Pembuatan jadwal ringkas


Jadwal rutinitas ringkas membuat karyawan berpartisipasi di lingkungan kerjanya serta
menjadikan karyawan lebih peduli tempat kerja.

Langkah melakukan RINGKAS :

1. Cek-barang yang berada di area masing-masing.

2. Tetapkan kategori barang-barang yang digunakan dan yang tidak digunakan.

3. Beri label warna merah untuk barang yang tidak digunakan

4. Siapkan tempat untuk menyimpan / membuang /memusnahkan barang-barang yang tidak


digunakan.

5. Pindahkan barangbarang yang berlabel merah ke tempat yang telah ditentukan.

RAPI

Prinsip RAPI adalah menyimpan barang sesuai dengan tempatnya. Kerapian adalah hal
mengenai sebagaimana cepat kita meletakkan barang dan mendapatkannya kembali pada saat
diperlukan dengan mudah. Perusahaan tidak boleh asal-asalan dalam memutuskan dimana
benda-benda harus diletakkan untuk mempercepat waktu untuk memperoleh barang tersebut.

Manfaat apa yang diperoleh dalam penerapan rapi?

1. Lingkungan kerja menjadi tertata

Sebagai industri pangan sangat diperlukan lingkungan yang tertata hal ini membuat
lingkungan menjadi lebih indah dilihat dan menimbulkan rasa nyaman bagi karyawan yang
terdapat di dalamnya.

2. Terciptanya kemudahan, kecepatan, dan ketepatan pengambilan barang ketika


diperlukan
Dengan adanya pemberian label pada masing-masing alat maupun lokasi memudahkan
seseorang dalam mengenali dan mempermudah dalam mencari apabila barang tersebut
diperlukan dalam proses kerja.

Standart yang mesti dijaga dalam penerapan rapi

1. Layout

Hal ini dimaksudkan agar mempermudah seseorang dalam merencanakan penempatan barang
yang ada di lingkungan kerja

2. Label

Pemberian label-label terhadap barang-barang yang digunakan dalam proses kerja. Hal
tersebut memberikan manfaat terhadap karyawan untuk mengenali dan mempermudah dalam
mencari sebuah barang yang akan digunakan.

3. Garis-garis batas

Adanya garis batas di tempat kerja agar barang-barang yang ada tidak berpindah tempat serta
membuat semua karyawan yang ada di tempat kerja menjadi taat akan aturan rapi

Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam menerapkan rapi

1. Melakukan pembuatan desaign layout ruangan atau tempat kerja

Sebelum membuat label hal yang paling mendasar dari rapi adalah layout. Ini dimaksudkan
agar kita dapat memanfaatkan ruang yang ada sesuai dengan kapasitasnya. Dalam pembuatan
layout sangat diperlukan perhitungan jumlah barang dengan kapasitas ruangan

2. Pemberian label terhadap semua barang yang ada di tempat kerja

Pada setiap barang yang ada dalam tempat kerja wajib diberikan penanda untuk
mempermudah karyawan mengenali barang-barang di tempat kerja. Label-label yang
digunakan boleh hanya dengan tulisan maupun dengan pemberian warna-warna khusus untuk
mengingatkan setiap karyawan akan keberadaan sebuah barang.

3. Membuat garis batas di tempat kerja

Garis-garis dibuat dengan menyesuaikan layout yang telah digambar. Pembuatan garis dapat
dengan menggunakan cat atau stiker warna. Dengan adanya garis-garis pembatas diharapkan
karyawan pada tempat kerja tersebut mematuhi aturan rapi dan tidak sembarang dalam
menempatkan barang

Langkah melakukan RAPI :

1. Rancang metode penempatan barang yang diperlukan, sehingga mudah didapatkan saat
dibutuhkan

2. Tempatkan barang-barang yang diperlukan ke tempat yang telah dirancang dan disediakan

3. Beri label / identifikasi untuk mempermudah penggunaan maupun pengembalian ke tempat


semula.

RESIK

Prinsip RESIK adalah membersihkan tempat/lingkungan kerja, mesin/peralatan dan barang-


barang agar tidak terdapat debu dan kotoran. Kebersihan harus dilaksanakan dan dibiasakan
oleh setiap orang dari CEO hingga pada tingkat office boy.

Manfaat apa yang dapat diperoleh ketika menerapkan resik?

1. Menciptakan lingkungan yang bersih

Dengan adanya kegiatan pembersihan yang rutin dapat menciptakan tempat kerja bebas dari
debu, kotoran dan bau. Lingkungan juga dapat terbebas dari sumber-sumber penyakit atau
virus yang dibawa kotoran.

2. Menghindarkan produk dari kontaminasi


Di industry pangan debu, kotoran dan bau merupakan isu utama dalam pencemaran pangan.
Ketika lingkungan sudah menjadi bersih diharapkan sudah dapat meminimalisir atau
menghilangkan sumber kontaminasi pangan.

3. Menumbuhkan rasa nyaman untuk pekerja

Jika lingkungan kerja bersih dapat menumbuhkan rasa nyaman karyawan yang ada di
dalammnya. Selain itu juga dapat meminimalisir stress dikarenakan penumpukan kotoran
yang ada di sekitar lingkungan pekerja

Standart yang harus dijaga dalam menerapkan resik

1. Alat kebersihan terpenuhi

Alat-alat kebersihan yang ada di lingkungan kerja baiknya dapat terpenuhi sesuai dengan
kebutuhan atau fungsinya

Alat-alat kebersihan sesuai tempatnya (yang boleh dan yang tidak boleh di tempat tertentu)

2. Penanggung jawab

Dengan adanya penanggung jawab membuat karyawan menjadi berkomitmen terhadap apa
yang ditugaskan (khususnya kegiatan resik).

3. Kegiatan resik terjadwal

Jadwal tentang kegiatan resik sebagai bentuk pengingat karyawan dalam melaksanakan tugas
dan menumbuhkan kepedulian karyawan terhadap kebersihan lingkungan kerja.

Langkah mudah dalam menerapkan resik di lingkungan kerja

1. Membuat list daftar alat kebersihan


Langkah pertama dalam melakukan aktifitas resik adalah mencatat semua kebutuhan alat-alat
kebersihan yang dapat digunakan di lingkungan kerja. Hal ini dimaksudkan untuk
memudahkan karyawan dalam melakukan aktifitas kebersihan dan alat-alat kebersihan yang
digunakan menjadi lebih efektif.

1. Adanya penanggung jawab kebersihan

Menunjuk salah satu karyawan yang ada di lingkungan kerja untuk menjadi penanggung
jawab kebersihan. Tugas penanggung jawab kebersihan adalah sebagai penghubung atau
sebagai fasilitator untuk menyampaikan aktifitas kebersihan yang sudah dilakukan dan
mengevaluasi bagaimana kebersihan di lingkungan kerja.

1. Pembuatan jadwal kebersihan

Jadwal kebersihan dapat dibuat dengan menyesuaikan jumlah orang yang ada di lingkungan
kerja. Pembagian jadwal kebersihan dimaksudkan sebagai alat control terhadap kebersihan
ruangan. Pelaksanaan jadwal kebersihan dapat dibuat dengan mempertimbagkan kapan harus
dibersihkan, bagaimana proses pembersihan.

Langkah melakukan RESIK :

1. Penyediaan sarana kebersihan,

2. Pembersihan tempat kerja,

3. Peremajaan tempat kerja, dan

4. Pelestarian RESIK.

RAWAT

Prinsip RAWAT adalah mempertahankan hasil yang telash dicapai pada 3R sebelumnya
dengan membakukannya (standardisasi).

Manfaat dari penerapan rawat di lingkungan kerja


1. Peralatan menjadi berumur lebih lama

Dengan merawat karyawan akan dibiasakan untuk peduli pada peralatan-peralatan yang ada
di lingkungan kerja. Hal ini dapat menjadikan peralatan yang dipakai menjadi awet dan lama
umurnya.

2. Ujung-ujungnya perusahaan dapat berkompetisi dengan perusahaan lain

Peralatan-peralatan atau mesin-mesin yang senantiasa dilakukan perawatan tentunya


membuat peralatan tersebut awet atau tidak mudah rusak. Dengan peralatan yang tidak
mudah rusak perusahaan dapat menghemat pengeluaran yang ada, dan pada akhirnya dana
yang digunakan untuk perbaikan dapat digunakan dalam mengembangkan produk yang
dihasilkan

Standarisasi yang dapat dijaga untuk aktifitas rawat

 Pembakuan atau standarisasi

Pembuatan standarisasi setiap pekerjaan rawat (Ringkas, Rapi, Resik) membuat para
karyawan menjalankan kegiatan-kegiatannya secara seragam atau terjadi kesamaan antara
karyawan yang satu dengan yang lain.

Langkah-langkah dalam menerapkan rawat di lingkungan kerja

1. Pembuatan standarisasi pekerjaan 3R (Ringkas, Rapi, Resik)

Pekerjaan-pekerjaan yang telah dikerjakan dalam 3R (Ringkas, Rapi, Resik) dibakukan dalam
aturan tertulis (standart operational prosedur). Dalam membuat standart ditentukan berdasar
kesepakatan bersama juga dengan dicantumkannya hasil-hasil yang telah didapat.

2. Mengkomunikasikan standart yang ada kepada karyawan

Langkah berikutnya setelah dibuatkannya standart tentang 3 R (Ringkas, Rapi, Resik) adalah
mengkomunikasikan kepada karyawan yang bekerja di lingkungan kerja. Bentuk komunikasi
dapat berupa aktifitas training standar 5R, koordinasi di masing-masing bagian saat lentera
hati/ briefing sebelum bekerja, adanya poster atau spanduk di area kerja

Langkah melakukan RAWAT :

1. Tetapkan standar kebersihan, penempatan, penataan

2. Komunikasikan ke setiap karyawan yang sedang bekerja di tempat kerja

RAJIN

Prinsip RAJIN adalah terciptanya kebiasaan pribadi karyawan untuk menjaga dan
meningkatkan apa yang sudah dicapai. RAJIN di tempat kerja berarti pengembangan
kebiasaan positif di tempat kerja. Apa yang sduah baik harus selalu dalam keadaan prima
setiap saat. Prinsip RAJIN di tempat kerja adalah “LAKUKAN APA YANG HARUS
DILAKUKAN DAN JANGAN MELAKUKAN APA YANG TIDAK BOLEH
DILAKUKAN”

Manfaat penerapan rajin

1. Pribadi-pribadi yang berdisiplin

Dengan menerapkan prinsip rajin maka dapat menjadikan karyawan menjadi lebih berdisiplin
diri tentang aturan-aturan dalam 5R(ringkas, rapi, resik, rawat, rajin). Tingkah laku karyawan
menjadi lebih terarah dan menjadikan lingkungan kerja menjadi lebih tertata serta bersih

2. Menjadikan 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin) sebagai budaya

Kebiasaan-kebiasaan yang sudah melekat pada diri karyawan menjadikan karyawan lebih
peduli terhadap lingkungannya. Dengan kepedulian yang ada dapat membuat karyawan
saling mengingatkan antar karyawan untuk mentaati aturan-aturan yang ada dalam 5
R(ringkas, rapi, resik, rawat, rajin)

Apa yang dapat menjadi standart dalam rajin?


 Komitmen

Penerapan rajin dapat menjadi terhambat apabila tidak ada tindak lanjut dari managemen.
Tindak lanjut ini dapat berupa bentuk teladan dari atasan untuk bersama-sama melaksanakan
standart-standart yang telah dibuat juga dapat berupa bentuk penghargaan terhadap karyawan
yang menjadi teladan 5R (ringkas, rapi, resik, rawat, rajin)

Langkah-langkah yang dapat diterapkan dalam rajin

1. Komitmen bersama

5 R (ringkas, rapi, resik, rawat,rajin) dapat berjalan apabila terdapat komitmen dari masing-
masing karyawan dengan mematuhi segala aturan di lingkungan kerja dan saling
mengingatkan apabila terjadi kesalahan maupun kekurangan dalam penerapannya.

2. Teladan atasan

Hal yang paling mendasar dalam penerapan rajin adalah contoh dari atasan. Ini berdasarkan
apa yang dapat dilihat dalam lingkungan dimana seorang anak balita mampu melakukan
pergerakan setelah mendapat contoh dari orang tuanya. Apabila atasan tidak mampu
memberikan contoh yang baik juga menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan
kerjanya. Oleh karena itu dibutuhkan contoh yang baik dari atasan agar mampu mendorong
karyawan berbuat lebih baik.

3. Komunikasi di lingkungan kerja

Adanya bentuk evaluasi kinerja 5R (ringkas, rapi, resik, rawat, rajin), hal ini sebagai alat
kontrol terhadap hambatan dan bentuk perbaikan. Bentuk evaluasi dapat diadakan setiap
minggunya agar lebih berjalan efektif dan tidak terlalu lama dalam perbaikannya sehingga
lingkungan kerja menjadi tertata, nyaman, dan bersih. Dalam evaluasi selain bentuk
perbaikan juga dapat diberikan bentuk penghargaan terhadap karyawan maupun lingkungan
yang senantiasa menerapkan 5R(ringkas, rapi, resik, rawat, rajin). Penghargaan tersebut
sebagai stimulus karyawan untuk meningkatkan kinerjanya di lingkungan kerja khususnya
dalam menerapkan 5 R(ringkas, rapi, resik, rawat, rajin)
Langkah melakukan RAJIN :

1. Target bersama,

2. Teladan atasan

3. Hubungan/komunikasi di lingkungan kerja

4. Kesempatan belajar

BAB II
Kode Unit C.141110.014.01
Melakukan Pengukuran Waktu Proses Produksi

proses produksi garmen


pra produksi garmen
buyer
styling, warna, jenis kain dan aksesoris
buyer adalah pembeli. customer. semua permintaan datang dari buyer. mulai dari styling
(model garmen), warna dan jenis kain yang digunakan, warna dan jenis aksesoris yang
digunakan, dan juga jumlah yang diminta. setelah itu buyer menyampaikan ke marketing
merchandiser (md

marketing merchandiser
menerjemahkan styling, warna, jenis kain dan aksesoris
Definisi Merchandiser garment.Merchandiser asal katanya dari Merchandise (bhs Inggris)
yang artinya "barang Dagangan". Merchandiser diartikan orang-orang yang mengurus barang
dagangan. Ruang lingkup orang-orang yang mengurusi barang dagangan ini memang sangat
luas, dimulai dari proses design (pemilihan model baju, jenis bahan yang digunakan, warna,
pemilihan asesoris, range size, dll) , pembuatan prototype design (sample proses : Pola, jahit),
menghitung harga jual dan harga produksi, mengatur proses penempatan produksi, mengurus
pembelian bahan baku dan asesoris yang dipakai, mengawasi proses produksi, mengurus
pengiriman barang , sampai mengatur tata ruang toko saat penjualan.

 Merchandiser di pabrik garment merupakan jembatan antara Buyer dan industri. Dia
harus melakukan beberapa  pekerjaan antaralain membeli bahan baku yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan produk, membuat garmen, menyelesaikan garmen,
menyiapkan dokumentasi dan akhirnya mengirimkannya. Sebenarnya, dia adalah
orang yang bertanggung jawab untuk membuat produk tepat waktu. Artikel ini akan
menjelaskan arti penting mengenai peran dan tanggung jawab seorang merchandiser
di industri garment.Setelah  memahami Definisi Merchandiser Garment anda juga
perlu mengetahui tugas tugasnya.

Tugas Merchandiser garment 

Seorang merchandiser garment harus menyelesaikan tanggung jawab nya antara


lain;Komunikasi internal & eksternal,Sampling ,Mempersiapkan lembar order
internal,Aksesoris & trim di-perusahaan,Menyiapkan pesanan buyer,Mendapatkan
persetujuan dari laboratorium dips,Memberi saran dan membantu departemen produksi dan
QC ,Mengambil tanggung jawab untuk inspeksi ,Memberikan instruksi pengiriman dan
jadwal pengiriman

Semua tanggung jawab merchandiser garmen di atas akan dijelaskan sebagai berikut:
Merchandiser adalah fungsi terpenting di Bisnis garmen, karena melalui mereka rantai suplly
dan rantai proses bisnis ini bisa berjalan dengan baik. Peran dari para merchandiser ini sangat
penting oleh sebab itu menjadi bagian terpenting dalam pembahasan ilmu garmen.

1. Komunikasi internal & eksternal:

Seorang merchandiser harus berkomunikasi tidak hanya dengan buyer, tetapi juga dengan
orang lain seperti suplayer, Departemant produksi,  produsen kain dll
2. Sampling:

Ini adalah salah satu tugas terpenting bagi semua merchandiser garment . Disini, sampel
harus dikembangkan sesuai instruksi buyer. Berbagai jenis sampel harus dikembangkan di
sini seperti proto sampel, fit sampel , sampel pemotretan, salesman sampel , size set sampel
dll

3. Menyiapkan lembar order internal:

Seorang merchandiser garment harus mempersiapkan berbagai jenis lembar rangka internal
seperti biaya lembar , sheet order dll

4. Aksesoris & trim di gudang:

Setelah konfirmasi pesanan ekspor garmen , merchandiser garmen harus memesan dan
menyimpan segala jenis hiasan dan asesoris sesuai instruksi pembeli.

5. Menyiapkan pesanan buyer:

Berbagai jenis pesanan buyer harus disiapkan  oleh merchandiser garment seperti kain ,
benang jahit , hiasan dan asesoris dll.

6. Mendapatkan persetujuan di laboratorium dips:

Ini adalah tugas penting lain dari merchandiser garment . Pada awalnya, order harus
dilakukan dengan menjaga rekomendasi buyer dan diajukan oleh merchandiser kepada buyer
untuk mendapatkan persetujuannya. Jika tidak, buyer menyetorkannya untuk menjalankan
produksi garmen .

7. Memberi saran dan membantu departemen produksi dan QC:

Merchandiser garmen harus menjalin hubungan baik dengan departemen produksi garmen
dan QC untuk produksi bebas dan kesalahan . Hal ini juga menciptakan dampak yang besar
pada pengiriman produk tepat waktu.

8. Mengambil tanggung jawab untuk inspeksi:

Inspeksi harus dilakukan sebelum pengiriman produk ke pembeli. Di sini, merchandiser


memainkan peran penting untuk memeriksa produk dengan menggunakan departemen QC.

9. Memberikan instruksi pengiriman dan pengiriman sebagai berikut:

Ini adalah tugas akhir dan terakhir dari merchandiser Garment . Di sini, buyer  menyarankan
berbagai instruksi kepada departemen produksi tentang pengiriman pesanan ekspor garmen .
Dengan dasar instruksi tersebut, departemen produksi akan mengirimkan produk ke pembeli .

pattern
menerjemahkan pola produk garmen
2. kemudian marketing merchandiser akan membuat analisa dan menerjemahkan semua
permintaan buyer dengan kemampuan yang telah dimiliki oleh kami. pada tahap ini seorang
md akan mencari kain dan aksesoris sesuai dengan permintaan buyer. kita mulai dari kain
terlebih dahulu. misal sample yang dibawa buyer tsb memiliki kesamaan atau kemiripan
dengan kain yang pernah kami buat, tentu kami akan memberikan saran dan alternative kain
yang kami punya. tetapi bila kain yang diminta buyer tidak memiliki kemiripan dengan kain
yang kami punya, tentu kami akan melakukan riset dan pengembangan atau research and
development. hal tersebut juga berlaku untuk warna yang diminta oleh buyer. kalau aksesoris,
di sritex tidak membuat sendiri. jadi harus beli dari suppliyer diluar sritex. perlakuan yang
sama seperti kain. kalau aksesoris seperti benang, kancing, dan aksesoris lain permintaan
buyer belum pernah kami punya, tentu kami akan minta pihak suppliyer membuatkan sample
aksesoris sesuai dengan permintaan buyer. tetapi jika aksesoris yang diminta buyer seudah
pernah kami punya, kami akan mencari stok yang ada di gudang penyimpanan aksesoris.
3. proses pembuatan sample ini dimulai dengan pembuatan pola produk garmen. apa yang
dibutuhkan orang pola ini? mereka hanya butuh spesifikasi ukuran secara detail, dan juga
sample atau gambar detail. setelah itu orang pola akan menganalisa dan menerjemahkan pola
serta ukuran dari setiap komponen sesuai dengan detail yang didapat dari buyer.
PPIC (PLANNING PRODUCTION INVENTORY CENTRAL)
 Planning : Merencanakan jalannya proses produksi agar hasil produksi dapat
dikirimkan ke buyer tepat waktu.
 Production : Mengatur jalannya proses produksi, berperan untuk menentukan
order yang dijalankan oleh departemen garmen.
 Inventory : Inventory adalah persediaan dalam bahasa Indonesia. Persediaan,
kaitannya dengan aktivitas logistik sebuah perusahaan, merupakan suatu
kegiatan yang menyediakan stok bahan baku atau barang setengah jadi ataupun
barang jadi demi kelancaran proses produksi dan/atau pemenuhan permintaan
pelanggan
 Control : melakukan control terhadap produk yang sedang dijalankan
 PLANNING adalah Merencanakan jalannya proses produksi agar hasil produksi
dapat dikirimkan ke buyer tepat waktu.
 Planning dalam perusahaan merupakan tugas dan tanggung jawab dari bagian/divisi
PPMC

sample
menerjemahkan styling produk garmen
buyer
komen dan revisi
4. setelah semua analisa yang dilakukan md dan bagian pembuatan pola telah lengkap, masuk
ke tahap selanjutnya yaitu menduplikasi sample dari buyer. di sritex, setiap departemen
garmen memiliki line khusus untuk pembuatan sample. tetapi yang paling sering membuat
sample ada di garmen 5 dan garmen 6. pada tahap ini yang bertugas untuk menganalisa
sample dari buyer adalah masing masing departemen yang ditunjuk. mereka akan sebisa
mungkin menyamakan hasil garmen sesuai dengan sample yang diberi oleh buyer. minimal
mendekati. walaupun pembuatan sample dibuat di berbagai departemen yang berbeda,
hasilnya harus sesuai standar dari buyer. bagaimana caranya? kami memiliki divisi khusus
yang tugasnya memastikan hasil barang tersebut sama. departemen tsb adalah qa (quality
assurance) atau divisi penjaminan mutu.
5. setelah semua tahapan sample telah selesai dan sudah dicek oleh qa, maka sample bias
dipresentasikan ke buyer. pada tahap ini, buyer biasanya akan melakukan pengecekan ulang
dan akan membuat komen untuk perbaikan. setelah ada komen dari buyer tsb, maka proses
kembali ke md untuk dilakukan revisi bahan baku, pola, dan sample sesuai dengan komen
buyer.
apabila masih ada komen dari buyer, berarti kembali lagi ke diagram md diatas. begitu terus
sampe approved by buyer.
di tahap ini juga, md meramu harga setiap bagian dari produk garmen yang digunakan. mulai
dari bahan baku, biaya jahit, ongkos kirim, pajak, dan profit yang telah ditentukan. nggak
lucu kan, kami buat sample tp buyer tidak tahu harganya. nanti kalo sample jadi, dan ternyata
harganya kemahalan bagi buyer, akhirnya ganti bahan biar bisa lebih murah. akhirnya bikin
sample lagi. kerja dua kali. tidak efisien.
marketing
cost breakdown
sales contract
request wo
di tahap ini, md meramu harga setiap bagian dari produk garmen yang digunakan. mulai dari
bahan baku, biaya jahit, ongkos kirim, pajak, dan profit yang telah ditentukan. di dalam
kontrak ini juga terdapat berbagai informasi penting seperti tanggal pengiriman, alamat kirim,
nama buyer, alamat mereka, nomor npwp, bagaimana system pembayarannya, dan berapa
uang mereka yang sudah masuk. hal tersebut didukung dengan teknologi terkini untuk
menyesuaikan zaman modern dan terkini yaitu industry 4.0.
apa itu cbd? cbd adalah daftar rincian harga barang disetiap pcsnya. apa yang ada didalam
cbd? disana terdapat harga kain, harga aksesoris, kancing, zipper, dan lain lain.
setelah cbd jadi, maka proses selanjutnya oleh seorang md adalah membuat kontrak
penjualan atau sc.
nggak lucu kan, kami buat sample tp buyer tidak tahu harganya. nanti kalo sample jadi, dan
ternyata harganya kemahalan bagi buyer, akhirnya ganti bahan biar bisa lebih murah.
akhirnya bikin sample lagi dari awal. kerja dua kali. tidak efisien.
ppmc
tahap selanjutnya bola produksi berada di tangan ppmc. ppmc adalah divisi yang bertugas dan
yang berhak merencanakan, dan mengendalikan produksi beserta materialnya. semua proses
produksi diatur oleh ppmc mulai dari potong bahan, perakitan garmen (sewing) hingga proses
pengepakan dan kirim. semua proses tersebut dikoordinasikan dengan bagian produksi. baik
cutting maupun sewing.
produksi cutting

proses pertama di divisi garmen adalah proses cutting.


darimana cutting tau pekerjaan apa yang harus mereka lakukan? mereka bekerja berdasarkan
wo dan sample. wo yang diberikan oleh ppmc tadi berisi informasi jenis kain dan aksesoris
yang perlu dipotong. mulai dari jenis kain, warna kain, kebutuhan kain. berdasarkan wo
tersebut, cutting bisa request marker, ambil kain, dan juga ambil aksesoris seperti kain keras
atau inter lining.
jika semua bahan baku dan pendukung tersebut telah siap, lanjut ke proses selanjutnya.
yang pertama dilakukan adalah spreading. spreading adalah proses gelar kain. kain tersebut
digelar dan di susun bertumpuk sesuai dengan susunan yang telah dibuat oleh bagian marker.
kain yang akan dipotong ditumpuk terlebih dahulu berdasarkan size, warna kain, dan berapa
banyak tumpukan yang telah direncanakan. setelah selesai gelar kain, maka pada bagian
teratas dari tumpukan tersebut ditutup kertas marker yang berisi identitas agar mudah
memisahkan dan membedakan antar komponen yang telah dipotong nantinya. proses
spreading sebisa mungkin dilakukan oleh mesin agar lebih cepat dan lebih efisien.
proses selanjutnya adalah proses pemotongan komponen atau cutting. seperti gambar diatas,
pemotongan komponen dilakukan oleh mesin. mesin tersebut akan memotong sesuai dengan
data yang telah direquest ke bagian marker tadi. jadi, operator mesin cutting tersebut hanya
mengambil data softcopy di komputer mesin cutting, dan mesin cutting akan bekerja
memotong kain secara otomatis, akurat, dan cepat.
setelah cutting selesai, setiap komponen diberi nomor dan diikat sesuai dengan masing
masing komponen. atau nama lainnya adalah bundling and numbering. numbering ini
berfungsi untuk memudahkan saat proses sewing. karena kain memiliki warna yang agak
beda. jadi setiap komponen agar bisa dijahit sesuai dengan nomor yang sama. misal
komponen a menggunakan nomor 1. nanti komponen lain juga dijahit sesuai dengan nomor 1
semua. hal tersebut untuk meminimalisi terjadinya shading warna atau perbedaan warna antar
komponen.
setelah numbering, di bundling. bundling tersebut pengikatan komponen dalam 1 jenis
komponen saja. jadi kalau komponen badan depan, ya nomor 1-50 komponen badan depan
semua.
jika semua komponen sudah dinyatakan lengkap, setiap komponen tsb dimasukkan dalam 1
tas besar dan di transfer ke dept sewing.
produksi sewing
potongan dari cutting masuk ke sewing. proses sebelum jahit adalah pembagian komponen
garmen ke setiap line produksi.
memiliki line manual dan line hanging. line manual untuk pembuatan komponen seperti saku
dll. line hanging untuk penggabungan antar komponen seperti saku ditempel ke badan depan.
dll.
setelah sewing selesai, akan dicek ukuran, kesesuaian bentuk, warna, dan pengecekan ada
cacat atau tidak. jika ada cacat, maka kembali ke sewing agar diperbaiki. bila tidak ada cacat,
masuk ke proses packing atau pengepakan.
setelah semua selesai dan barang dinyatakan siap kirim, maka proses selanjutnya adalah
barang dikirim atau shipment.
after sale
after sales ini adalah penjaminan kepuasan pelanggan. semua barang yang dikirim harus
dalam baik. jumlah yang sesuai, ukuran yang sesuai, dengan kualitas terbaik. semua tugas ini
berada di tanggung jawab quality assurance atau divisi penjaminan mutu.
lay out
adalah sebuah penyusunan, penataan, atau sebuah pemaduan secara maksimal beberapa
elemen dan unsur unsur produksi kedalam suatu ruang , sehingga menghasilkan effisiensi
yang tinggi di dalam suatu produksi
• tujuan
• menekan penggunaan ruang dalam sebuah departemen
• mengurutkan proses dalam sebuah pembuatan pakaian jadi
• mempermudah jalanya proses produksi
prinsip prinsip dalam layout
1. kesederhanaan
dalam prinsip kesederhanaan layout berhubungan dengan kemampuan rata rata
dari setiap manusia (operator) secara insting pengimplementasian pada setiap prosesdi dalam
layout
2. keseimbangan
adalah suatu hal yang sangat penting dalam pembuatan layout produksi, pada
dasarnya keseimbangan harus diperhatikan sebelum membuat layout, agar layout yang
diperoleh maksimal
3. emphasis
emphasis atau penekanan pada pembuatan layout dalam bagian produksi
garmen dilandasi oleh keterbatasan quantity manusia (operator), maka prinsip emphasis harus
digunakan dalam pembuatan layout dengan mempertimbangkan skil dari masing masing
manusia (operator)
layout
Adalah sebuah tata letak yang efektif memfasilitasi adanya aliran bahan, orang, dan informasi di
dalam dan antar wilayah. beberapa pendekatan dalam tata letak adalah sebagai berikut:
1. tata letak dengan posisi tetap, guna memenuhi persyaratan tata letak untuk proyek yang
besar dan memakan tempat, seperti proses pembuatan kapal laut dan gedung.
2. tata letak yang berorientasi pada proses, berhubungan dengan produksi dengan volume
rendah, dan bervariasi tinggi.
3. tata letak kantor, menempatkan para pekerja, peralatan, dan ruangan guna melancarkan
aliran informasi.
4. tata letak ritel, menempatkan rak-rak dan memberikan tanggapan atas perilaku pelanggan.
5. tata letak gudang, melihat kelebihan dan kekurangan antara ruangan dan sistem
penanganan bahan.
6.  tata letak yang berorientasi pada produk, mencari utilisasi karyawan dan mesin yang
paling baik dalam produksi yang kontinu atau berulang.
tata letak yang baik perlu menetapkan beberapa hal berikut:
1. peralatan penanganan bahan.  manajer harus memutuskan peralatan yang akan digunakan
2. kapasitas dan persyaratan luas ruang 
3. lingkungan hidup dan estetika 
4. aliran informasi 
5. biaya perpindahan antar wilayah kerja yang berbeda.
penentuan tipe layout dilakukan setelah menganalisa jumlah mesin dan peralatan serta area kerja
yang dibutuhkan dalam proses operasi. terdapat empat macam tipe layout secara garis besar, yaitu
(1) tata letak fasilitas pabrik berdasarkan proses (process layout), (2) tata letak fasilitas pabrik
berdasarkan aliran produk (product layout), (3) tata letak fasilitas pabrik berdasarkan posisi
tetap (fixed layout), dan (4) tata letak fasilitas pabrik berdasarkan kelompok (group layout). pada
prakteknya keempat tipe tersebut tidak murni diterapkan, akan tetapi berdasarkan kombinasi yang
menguntungkan.

macam tipe layout adalah sebagai berikut:


1. layout proses, sering juga disebut functional layout
mesin dan peralatan yang rnempuyai karakter atau fungsi yang sama ditempatkan dalam satu
departemen. misalnya mesin bubut, mesin drill, dan mesin las. layout proses dapat digunakan
sebagai suatu tipe yang menyediakan keluwesan output atau produksi berdasar pesanan, desain
produk, dan metode-metode proses pabrikasinya. layout proses adalah karakteristik yang cocok
untuk proses manufacturing yang terputus-putus. tata letak ini berkaitan dengan proses produksi
dengan volume rendah dan variasi tinggi, kelemahan tata letak ini aada pada peralatan yang
biasanya memiliki kegunaan umum. pesanan akan menghabiskan waktu lebih lama untuk
berpindah dalam sistem karena penjadualan sangat sulit, penyetelan mesin beruba, dan
penanganan bahan yang unik. peralatan yang memiliki kegunaan umum membutuhkan tenaga
kerja terampil, dan persediaan barang setengah jadi menjadi lebih tinggi karena adanya
ketidakseimbangan proses produksi. tenaga kerja terampil yang dibutuhkan juga meningkat, dan
jumlah barang setengah jadi cukup tinggi sehingga mengakibatkan kebutuhan modal meningkat.
Layout produk, sering juga disebut line layout
Pengaturan tata letak fasilitas produksi berdasar aliran produk. Tipe ini sangat popular dan
sering digunakan pada pabrik yang menghasilkan produk secara massal (mass production),
dengan tipe produk relatif kecil dan standar untuk jangka waktu relatif lama.
Pengaturannya adalah dengan urutan operasi dari satu bagian ke bagian lain hingga produk
selesai diproses. Tujuan utama layout ini adalah mengurangi pemindahan bahan dan
memudahkan pengawasan. Misalnya pabrik perakitan mobil, lemari pendingin, dan
televisi. Layout produk adalah karakteristik yang cocok untuk proses manufacturing yang
terus menerus.
3. Layout U
Pada layout berbentuk U, pintu masuk dan keluar material dan produk jadi pada posisi yang
sama. Layout ini merupakan variasi bentuk menyerupai huruf u atau setengah melingkar.
Tujuannya adalah agar lebih fleksibel dalam menambah atau mengurangi jumlah pekerja
apabila terjadi perubahan jumlah permintaan produk.
Pengaturan tata letak fasilitas produksi dengan cara penggabungan seperti ini, alokasi
operasi diantara pekerja sebagai respon terhadap variasi jumlah produksi dapat dicapai.
Penggunaan layout ini cocok untuk operasi yang bersifat rakitan seperti pabrik kendaraan
bermotor, elektronik, karena lebih efisien dan fleksibel dalam menghadapi perubahan
permintaan
• MANFAAT
• Meningkatkan jumlah produksi
• Mengurangi waktu tunggu
• Memperecepat pemindahan bahan atau komponen
• Mengurangi kesimpang siuran proses
Pembuatan layout
1. Pembuatan layout secara sistematik
a) Menganalis operation breakdown (OB)
b) Menyeimbangkan OB
c) Menentukan jumlah operator sesuai keseimbangan OB
d) Memilih mesin sesuai kebutuhan
e) Melayout sesuai jenis layout yang akan dipakai
2. Pembuatan layout non sistematik
a) Melihat sample buyer
b) Menentukan setiap proses dan operator
c) Memilih mesin yang dibutuhkan
d) Melayout sesuai jenis layout yang akan digunakan
ALUR PRODUKSI

Keterangan:
1. Lakar kerah + balik kerah 11. Jahit bahu
2. Stik kaki kerah dan kerah 12. Stik bahu+ pasang dek
3. Jepit kerah+jahit bantu 13. Obras 5
4. Lakar, balik dek +pasang label 14. Double needle lengan + dek
5. Lakar +balik tutup saku 15. Klim lengan + saku
6. Double needle tutup +yoke 16. Pasang kerah + loop
7. Double needle depanan +dek 17. Klim bawah
8. Stik depan + jahit yoke 18. Pasang saku pen + barteck
9. Pasang saku 19. Lubang kancing
10. Pasang tutup saku 20. Pasang kancing

Problems in layout
1. Flow blocking delay
2. Lack of work delay

INDUSTRIAL ENGINEERING
Kepanjangan dari SWP adalah Standar Waktu Produksi.
Fungsi dari SWP adalah untuk mengetahui berapa lama waktu yang diperlukan untuk
membuat 1 Pcs produk garmen
Cara Menghitung SWP
Yaitu dengan menjumlahkan waktu dari tiap proses ke proses kemudian ditambah
allowance,
1 Harus mengetahui style/model yang akan dibuat OB
2 harus mengetahui proses2(komponen) yang akan dibuat OB
3 harus tau mesin yang digunakan

BAB III
Kode Unit C.141110.015.01
Merencanakan Tata Letak Mesin Berdasarkan Alur Proses Produksi
BAB IV
Kode Unit C.141110.015.01
Membuat Rencana Produksi
BAB V
Kode Unit C.141110.015.01
Mengelola Kelompok Kerja Jahit untuk Mencapai Target yang Direncanakan
BAB VI
Kode Unit C.141110.015.01
Memantau Proses Jahit Secara Berkala
BAB VII
Kode Unit C.141110.015.01
Mengoordinasi Tim Kerja
BAB VIII
Kode Unit C.141110.015.01
Melakukan Pekerjaan Dalam Lingkungan Tim
BAB IX
Kode Unit C.141110.015.01
Memberdayakan Tim Kerja
BAB X
Kode Unit C.141110.015.01
Membuat Laporan Hasil Jahit

https://kristiandkusuma.wordpress.com/2014/06/11/penerapan-training-5r-ringkas-rapi-resik-
rawat-rajin/
http://pendidikangarment.blogspot.com/2017/07/definisi-merchandiser-garment.html

Anda mungkin juga menyukai