Oleh:
MURNI AMBARWATI PUTRI, S.Pd
SMK NEGERI 2 TEMANGGUNG
BAB I
Mengikuti Prosedur Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Tempat Kerja
Pengertian K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
A. Pengertian secara Filosofis
K3 merupakan suatu pemikiran atau upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik
jasmani maupun rohani, tenaga kerja pada khususnya dan masyarakat pada umumnya
terhadap hasil karya dan budaya menuju masyarakat adil dan makmur.
B. Pengertian secara Keilmuan
Dalam ilmu pengetahuan dan penerapannya, K3 adalah usaha mencegah kemungkinan
terjadinya kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja, kebakaran, peledakan dan pencemaran
lingkungan.
C. Pengertian secara OHSAS 18001:2007 (Occupational Health and Safety Assessment
Series)
K3 adalah semua kondisi dan faktor yang dapat berdampak pada keselamatan dan kesehatan
kerja dari tenaga kerja maupun orang lain (kontraktor, pemasok, pengunjung dan tamu) di
tempat kerja.
CONTOH JENIS KECELAKAAN KERJADI INDUSTRI GARMEN
NO. JENIS KECELAKAAN PENCEGAHAN PERTOLONGAN
1.
2.
Setiap perusahaan pasti mengharapkan suatu lingkungan kerja yang selalu bersih, rapi, dan
masing – masing orang mempunyai konsistensi dan disiplin diri, sehingga mampu
mendukung terciptanya tingkat efisiensi dan produktifitas yang tinggi di perusahaan. Namun
pada kenyataannya kondisi ini sulit terjadi di setiap perusahaan. Banyak perusahaan yang
seringkali mengeluh begitu sulitnya dan banyak membuang waktu hanya untuk mencari data
dan atau sarana yang lupa penempatannya. Tidak hanya itu, seringkali kita kurang nyaman
dengan kondisi berkas kerja yang berantakan dan tidak jarang memicu kondisi emosional
kita.
Beberapa permasalahan tersebut diatas dapat kita atasi dengan melakukan penerapan program
5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat dan Rajin), yang merupakan adaptasi program 5S (Seiri,
Seiton, Seiso, Seiketsu dan Shitsuke) yang dikembangkan di Jepang dan sudah digunakan
oleh banyak negara di seluruh penjuru dunia. Ini merupakan suatu metode sederhana untuk
melakukan penataan dan pembersihan tempat kerja yang dikembangkan dan diterapkan di
Jepang.
RINGKAS
Prinsip RINGKAS adalah memisahkan segala sesuatu yang diperlukan dan menyingkirkan
yang tidak diperlukan dari tempat kerja. Mengetahui benda mana yang tidak digunakan, mana
yang akan disimpan, serta bagaimana cara menyimpan supaya dapat mudah diakses terbukti
sangat berguna bagi sebuah perusahaan.
Dengan melakukan aktifitas ringkas secara tidak langsung seseorang atau karyawan akan
selalu melakukan cek dan ricek akan barang-barang yang ada di lingkungan kerja. Hal ini
juga dapat digunakan sebagai acuan dalam permintaan barang dan meminimalisir kehilangan
atau kerusakan akan suatu barang.
Pemilahan terhadap barang yang diperlukan dan tidak diperlukan dapat menimbulkan
dampak positif bagi karyawan di lingkungan kerjanya dimana seseorang rutin melakukan
pemilahan dan tidak adanya penumpukan barang yang tidak diperlukan lagi di area kerja
Rutin melakukan aktifitas ringkas dapat memudahkan karyawan dalam melakukan pemilahan
secara tidak langsung juga akan mendorong karyawan dalam berpartisipasi mendukung
aktifitas ini.
Karyawan memastikan ketersediaan barang-barang yang terdapat di area kerja. Hal tersebut
dimaksudkan agar karyawan ikut menjaga atau peduli terhadap barang-barang yang ada di
area kerja. Selain itu karyawan dapat mengetahui stock dan memiliki perencanaan dalam
pengajuan permintaan terhadap barang yang dapat membantu proses kerja
Tanda yang dimaksudkan adalah dengan dua kategori diperlukan dan tidak diperlukan. Untuk
barang-barang yang diperlukan diberi tanda warna hijau dan untuk barang-barang yang tidak
diperlukan diberi tanda merah. Barang yang telah diberi tanda merah dapat disingkirkan atau
dimusnahkan, sedangkan barang dengan tanda hijau dapat disimpan pada tempat yang telah
disediakan.
RAPI
Prinsip RAPI adalah menyimpan barang sesuai dengan tempatnya. Kerapian adalah hal
mengenai sebagaimana cepat kita meletakkan barang dan mendapatkannya kembali pada saat
diperlukan dengan mudah. Perusahaan tidak boleh asal-asalan dalam memutuskan dimana
benda-benda harus diletakkan untuk mempercepat waktu untuk memperoleh barang tersebut.
Sebagai industri pangan sangat diperlukan lingkungan yang tertata hal ini membuat
lingkungan menjadi lebih indah dilihat dan menimbulkan rasa nyaman bagi karyawan yang
terdapat di dalamnya.
1. Layout
Hal ini dimaksudkan agar mempermudah seseorang dalam merencanakan penempatan barang
yang ada di lingkungan kerja
2. Label
Pemberian label-label terhadap barang-barang yang digunakan dalam proses kerja. Hal
tersebut memberikan manfaat terhadap karyawan untuk mengenali dan mempermudah dalam
mencari sebuah barang yang akan digunakan.
3. Garis-garis batas
Adanya garis batas di tempat kerja agar barang-barang yang ada tidak berpindah tempat serta
membuat semua karyawan yang ada di tempat kerja menjadi taat akan aturan rapi
Sebelum membuat label hal yang paling mendasar dari rapi adalah layout. Ini dimaksudkan
agar kita dapat memanfaatkan ruang yang ada sesuai dengan kapasitasnya. Dalam pembuatan
layout sangat diperlukan perhitungan jumlah barang dengan kapasitas ruangan
Pada setiap barang yang ada dalam tempat kerja wajib diberikan penanda untuk
mempermudah karyawan mengenali barang-barang di tempat kerja. Label-label yang
digunakan boleh hanya dengan tulisan maupun dengan pemberian warna-warna khusus untuk
mengingatkan setiap karyawan akan keberadaan sebuah barang.
Garis-garis dibuat dengan menyesuaikan layout yang telah digambar. Pembuatan garis dapat
dengan menggunakan cat atau stiker warna. Dengan adanya garis-garis pembatas diharapkan
karyawan pada tempat kerja tersebut mematuhi aturan rapi dan tidak sembarang dalam
menempatkan barang
1. Rancang metode penempatan barang yang diperlukan, sehingga mudah didapatkan saat
dibutuhkan
2. Tempatkan barang-barang yang diperlukan ke tempat yang telah dirancang dan disediakan
RESIK
Dengan adanya kegiatan pembersihan yang rutin dapat menciptakan tempat kerja bebas dari
debu, kotoran dan bau. Lingkungan juga dapat terbebas dari sumber-sumber penyakit atau
virus yang dibawa kotoran.
Jika lingkungan kerja bersih dapat menumbuhkan rasa nyaman karyawan yang ada di
dalammnya. Selain itu juga dapat meminimalisir stress dikarenakan penumpukan kotoran
yang ada di sekitar lingkungan pekerja
Alat-alat kebersihan yang ada di lingkungan kerja baiknya dapat terpenuhi sesuai dengan
kebutuhan atau fungsinya
Alat-alat kebersihan sesuai tempatnya (yang boleh dan yang tidak boleh di tempat tertentu)
2. Penanggung jawab
Dengan adanya penanggung jawab membuat karyawan menjadi berkomitmen terhadap apa
yang ditugaskan (khususnya kegiatan resik).
Jadwal tentang kegiatan resik sebagai bentuk pengingat karyawan dalam melaksanakan tugas
dan menumbuhkan kepedulian karyawan terhadap kebersihan lingkungan kerja.
Menunjuk salah satu karyawan yang ada di lingkungan kerja untuk menjadi penanggung
jawab kebersihan. Tugas penanggung jawab kebersihan adalah sebagai penghubung atau
sebagai fasilitator untuk menyampaikan aktifitas kebersihan yang sudah dilakukan dan
mengevaluasi bagaimana kebersihan di lingkungan kerja.
Jadwal kebersihan dapat dibuat dengan menyesuaikan jumlah orang yang ada di lingkungan
kerja. Pembagian jadwal kebersihan dimaksudkan sebagai alat control terhadap kebersihan
ruangan. Pelaksanaan jadwal kebersihan dapat dibuat dengan mempertimbagkan kapan harus
dibersihkan, bagaimana proses pembersihan.
4. Pelestarian RESIK.
RAWAT
Prinsip RAWAT adalah mempertahankan hasil yang telash dicapai pada 3R sebelumnya
dengan membakukannya (standardisasi).
Dengan merawat karyawan akan dibiasakan untuk peduli pada peralatan-peralatan yang ada
di lingkungan kerja. Hal ini dapat menjadikan peralatan yang dipakai menjadi awet dan lama
umurnya.
Pembuatan standarisasi setiap pekerjaan rawat (Ringkas, Rapi, Resik) membuat para
karyawan menjalankan kegiatan-kegiatannya secara seragam atau terjadi kesamaan antara
karyawan yang satu dengan yang lain.
Pekerjaan-pekerjaan yang telah dikerjakan dalam 3R (Ringkas, Rapi, Resik) dibakukan dalam
aturan tertulis (standart operational prosedur). Dalam membuat standart ditentukan berdasar
kesepakatan bersama juga dengan dicantumkannya hasil-hasil yang telah didapat.
Langkah berikutnya setelah dibuatkannya standart tentang 3 R (Ringkas, Rapi, Resik) adalah
mengkomunikasikan kepada karyawan yang bekerja di lingkungan kerja. Bentuk komunikasi
dapat berupa aktifitas training standar 5R, koordinasi di masing-masing bagian saat lentera
hati/ briefing sebelum bekerja, adanya poster atau spanduk di area kerja
RAJIN
Prinsip RAJIN adalah terciptanya kebiasaan pribadi karyawan untuk menjaga dan
meningkatkan apa yang sudah dicapai. RAJIN di tempat kerja berarti pengembangan
kebiasaan positif di tempat kerja. Apa yang sduah baik harus selalu dalam keadaan prima
setiap saat. Prinsip RAJIN di tempat kerja adalah “LAKUKAN APA YANG HARUS
DILAKUKAN DAN JANGAN MELAKUKAN APA YANG TIDAK BOLEH
DILAKUKAN”
Dengan menerapkan prinsip rajin maka dapat menjadikan karyawan menjadi lebih berdisiplin
diri tentang aturan-aturan dalam 5R(ringkas, rapi, resik, rawat, rajin). Tingkah laku karyawan
menjadi lebih terarah dan menjadikan lingkungan kerja menjadi lebih tertata serta bersih
Kebiasaan-kebiasaan yang sudah melekat pada diri karyawan menjadikan karyawan lebih
peduli terhadap lingkungannya. Dengan kepedulian yang ada dapat membuat karyawan
saling mengingatkan antar karyawan untuk mentaati aturan-aturan yang ada dalam 5
R(ringkas, rapi, resik, rawat, rajin)
Penerapan rajin dapat menjadi terhambat apabila tidak ada tindak lanjut dari managemen.
Tindak lanjut ini dapat berupa bentuk teladan dari atasan untuk bersama-sama melaksanakan
standart-standart yang telah dibuat juga dapat berupa bentuk penghargaan terhadap karyawan
yang menjadi teladan 5R (ringkas, rapi, resik, rawat, rajin)
1. Komitmen bersama
5 R (ringkas, rapi, resik, rawat,rajin) dapat berjalan apabila terdapat komitmen dari masing-
masing karyawan dengan mematuhi segala aturan di lingkungan kerja dan saling
mengingatkan apabila terjadi kesalahan maupun kekurangan dalam penerapannya.
2. Teladan atasan
Hal yang paling mendasar dalam penerapan rajin adalah contoh dari atasan. Ini berdasarkan
apa yang dapat dilihat dalam lingkungan dimana seorang anak balita mampu melakukan
pergerakan setelah mendapat contoh dari orang tuanya. Apabila atasan tidak mampu
memberikan contoh yang baik juga menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan
kerjanya. Oleh karena itu dibutuhkan contoh yang baik dari atasan agar mampu mendorong
karyawan berbuat lebih baik.
Adanya bentuk evaluasi kinerja 5R (ringkas, rapi, resik, rawat, rajin), hal ini sebagai alat
kontrol terhadap hambatan dan bentuk perbaikan. Bentuk evaluasi dapat diadakan setiap
minggunya agar lebih berjalan efektif dan tidak terlalu lama dalam perbaikannya sehingga
lingkungan kerja menjadi tertata, nyaman, dan bersih. Dalam evaluasi selain bentuk
perbaikan juga dapat diberikan bentuk penghargaan terhadap karyawan maupun lingkungan
yang senantiasa menerapkan 5R(ringkas, rapi, resik, rawat, rajin). Penghargaan tersebut
sebagai stimulus karyawan untuk meningkatkan kinerjanya di lingkungan kerja khususnya
dalam menerapkan 5 R(ringkas, rapi, resik, rawat, rajin)
Langkah melakukan RAJIN :
1. Target bersama,
2. Teladan atasan
4. Kesempatan belajar
BAB II
Kode Unit C.141110.014.01
Melakukan Pengukuran Waktu Proses Produksi
marketing merchandiser
menerjemahkan styling, warna, jenis kain dan aksesoris
Definisi Merchandiser garment.Merchandiser asal katanya dari Merchandise (bhs Inggris)
yang artinya "barang Dagangan". Merchandiser diartikan orang-orang yang mengurus barang
dagangan. Ruang lingkup orang-orang yang mengurusi barang dagangan ini memang sangat
luas, dimulai dari proses design (pemilihan model baju, jenis bahan yang digunakan, warna,
pemilihan asesoris, range size, dll) , pembuatan prototype design (sample proses : Pola, jahit),
menghitung harga jual dan harga produksi, mengatur proses penempatan produksi, mengurus
pembelian bahan baku dan asesoris yang dipakai, mengawasi proses produksi, mengurus
pengiriman barang , sampai mengatur tata ruang toko saat penjualan.
Merchandiser di pabrik garment merupakan jembatan antara Buyer dan industri. Dia
harus melakukan beberapa pekerjaan antaralain membeli bahan baku yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan produk, membuat garmen, menyelesaikan garmen,
menyiapkan dokumentasi dan akhirnya mengirimkannya. Sebenarnya, dia adalah
orang yang bertanggung jawab untuk membuat produk tepat waktu. Artikel ini akan
menjelaskan arti penting mengenai peran dan tanggung jawab seorang merchandiser
di industri garment.Setelah memahami Definisi Merchandiser Garment anda juga
perlu mengetahui tugas tugasnya.
Semua tanggung jawab merchandiser garmen di atas akan dijelaskan sebagai berikut:
Merchandiser adalah fungsi terpenting di Bisnis garmen, karena melalui mereka rantai suplly
dan rantai proses bisnis ini bisa berjalan dengan baik. Peran dari para merchandiser ini sangat
penting oleh sebab itu menjadi bagian terpenting dalam pembahasan ilmu garmen.
Seorang merchandiser harus berkomunikasi tidak hanya dengan buyer, tetapi juga dengan
orang lain seperti suplayer, Departemant produksi, produsen kain dll
2. Sampling:
Ini adalah salah satu tugas terpenting bagi semua merchandiser garment . Disini, sampel
harus dikembangkan sesuai instruksi buyer. Berbagai jenis sampel harus dikembangkan di
sini seperti proto sampel, fit sampel , sampel pemotretan, salesman sampel , size set sampel
dll
Seorang merchandiser garment harus mempersiapkan berbagai jenis lembar rangka internal
seperti biaya lembar , sheet order dll
Setelah konfirmasi pesanan ekspor garmen , merchandiser garmen harus memesan dan
menyimpan segala jenis hiasan dan asesoris sesuai instruksi pembeli.
Berbagai jenis pesanan buyer harus disiapkan oleh merchandiser garment seperti kain ,
benang jahit , hiasan dan asesoris dll.
Ini adalah tugas penting lain dari merchandiser garment . Pada awalnya, order harus
dilakukan dengan menjaga rekomendasi buyer dan diajukan oleh merchandiser kepada buyer
untuk mendapatkan persetujuannya. Jika tidak, buyer menyetorkannya untuk menjalankan
produksi garmen .
Merchandiser garmen harus menjalin hubungan baik dengan departemen produksi garmen
dan QC untuk produksi bebas dan kesalahan . Hal ini juga menciptakan dampak yang besar
pada pengiriman produk tepat waktu.
Ini adalah tugas akhir dan terakhir dari merchandiser Garment . Di sini, buyer menyarankan
berbagai instruksi kepada departemen produksi tentang pengiriman pesanan ekspor garmen .
Dengan dasar instruksi tersebut, departemen produksi akan mengirimkan produk ke pembeli .
pattern
menerjemahkan pola produk garmen
2. kemudian marketing merchandiser akan membuat analisa dan menerjemahkan semua
permintaan buyer dengan kemampuan yang telah dimiliki oleh kami. pada tahap ini seorang
md akan mencari kain dan aksesoris sesuai dengan permintaan buyer. kita mulai dari kain
terlebih dahulu. misal sample yang dibawa buyer tsb memiliki kesamaan atau kemiripan
dengan kain yang pernah kami buat, tentu kami akan memberikan saran dan alternative kain
yang kami punya. tetapi bila kain yang diminta buyer tidak memiliki kemiripan dengan kain
yang kami punya, tentu kami akan melakukan riset dan pengembangan atau research and
development. hal tersebut juga berlaku untuk warna yang diminta oleh buyer. kalau aksesoris,
di sritex tidak membuat sendiri. jadi harus beli dari suppliyer diluar sritex. perlakuan yang
sama seperti kain. kalau aksesoris seperti benang, kancing, dan aksesoris lain permintaan
buyer belum pernah kami punya, tentu kami akan minta pihak suppliyer membuatkan sample
aksesoris sesuai dengan permintaan buyer. tetapi jika aksesoris yang diminta buyer seudah
pernah kami punya, kami akan mencari stok yang ada di gudang penyimpanan aksesoris.
3. proses pembuatan sample ini dimulai dengan pembuatan pola produk garmen. apa yang
dibutuhkan orang pola ini? mereka hanya butuh spesifikasi ukuran secara detail, dan juga
sample atau gambar detail. setelah itu orang pola akan menganalisa dan menerjemahkan pola
serta ukuran dari setiap komponen sesuai dengan detail yang didapat dari buyer.
PPIC (PLANNING PRODUCTION INVENTORY CENTRAL)
Planning : Merencanakan jalannya proses produksi agar hasil produksi dapat
dikirimkan ke buyer tepat waktu.
Production : Mengatur jalannya proses produksi, berperan untuk menentukan
order yang dijalankan oleh departemen garmen.
Inventory : Inventory adalah persediaan dalam bahasa Indonesia. Persediaan,
kaitannya dengan aktivitas logistik sebuah perusahaan, merupakan suatu
kegiatan yang menyediakan stok bahan baku atau barang setengah jadi ataupun
barang jadi demi kelancaran proses produksi dan/atau pemenuhan permintaan
pelanggan
Control : melakukan control terhadap produk yang sedang dijalankan
PLANNING adalah Merencanakan jalannya proses produksi agar hasil produksi
dapat dikirimkan ke buyer tepat waktu.
Planning dalam perusahaan merupakan tugas dan tanggung jawab dari bagian/divisi
PPMC
sample
menerjemahkan styling produk garmen
buyer
komen dan revisi
4. setelah semua analisa yang dilakukan md dan bagian pembuatan pola telah lengkap, masuk
ke tahap selanjutnya yaitu menduplikasi sample dari buyer. di sritex, setiap departemen
garmen memiliki line khusus untuk pembuatan sample. tetapi yang paling sering membuat
sample ada di garmen 5 dan garmen 6. pada tahap ini yang bertugas untuk menganalisa
sample dari buyer adalah masing masing departemen yang ditunjuk. mereka akan sebisa
mungkin menyamakan hasil garmen sesuai dengan sample yang diberi oleh buyer. minimal
mendekati. walaupun pembuatan sample dibuat di berbagai departemen yang berbeda,
hasilnya harus sesuai standar dari buyer. bagaimana caranya? kami memiliki divisi khusus
yang tugasnya memastikan hasil barang tersebut sama. departemen tsb adalah qa (quality
assurance) atau divisi penjaminan mutu.
5. setelah semua tahapan sample telah selesai dan sudah dicek oleh qa, maka sample bias
dipresentasikan ke buyer. pada tahap ini, buyer biasanya akan melakukan pengecekan ulang
dan akan membuat komen untuk perbaikan. setelah ada komen dari buyer tsb, maka proses
kembali ke md untuk dilakukan revisi bahan baku, pola, dan sample sesuai dengan komen
buyer.
apabila masih ada komen dari buyer, berarti kembali lagi ke diagram md diatas. begitu terus
sampe approved by buyer.
di tahap ini juga, md meramu harga setiap bagian dari produk garmen yang digunakan. mulai
dari bahan baku, biaya jahit, ongkos kirim, pajak, dan profit yang telah ditentukan. nggak
lucu kan, kami buat sample tp buyer tidak tahu harganya. nanti kalo sample jadi, dan ternyata
harganya kemahalan bagi buyer, akhirnya ganti bahan biar bisa lebih murah. akhirnya bikin
sample lagi. kerja dua kali. tidak efisien.
marketing
cost breakdown
sales contract
request wo
di tahap ini, md meramu harga setiap bagian dari produk garmen yang digunakan. mulai dari
bahan baku, biaya jahit, ongkos kirim, pajak, dan profit yang telah ditentukan. di dalam
kontrak ini juga terdapat berbagai informasi penting seperti tanggal pengiriman, alamat kirim,
nama buyer, alamat mereka, nomor npwp, bagaimana system pembayarannya, dan berapa
uang mereka yang sudah masuk. hal tersebut didukung dengan teknologi terkini untuk
menyesuaikan zaman modern dan terkini yaitu industry 4.0.
apa itu cbd? cbd adalah daftar rincian harga barang disetiap pcsnya. apa yang ada didalam
cbd? disana terdapat harga kain, harga aksesoris, kancing, zipper, dan lain lain.
setelah cbd jadi, maka proses selanjutnya oleh seorang md adalah membuat kontrak
penjualan atau sc.
nggak lucu kan, kami buat sample tp buyer tidak tahu harganya. nanti kalo sample jadi, dan
ternyata harganya kemahalan bagi buyer, akhirnya ganti bahan biar bisa lebih murah.
akhirnya bikin sample lagi dari awal. kerja dua kali. tidak efisien.
ppmc
tahap selanjutnya bola produksi berada di tangan ppmc. ppmc adalah divisi yang bertugas dan
yang berhak merencanakan, dan mengendalikan produksi beserta materialnya. semua proses
produksi diatur oleh ppmc mulai dari potong bahan, perakitan garmen (sewing) hingga proses
pengepakan dan kirim. semua proses tersebut dikoordinasikan dengan bagian produksi. baik
cutting maupun sewing.
produksi cutting
Keterangan:
1. Lakar kerah + balik kerah 11. Jahit bahu
2. Stik kaki kerah dan kerah 12. Stik bahu+ pasang dek
3. Jepit kerah+jahit bantu 13. Obras 5
4. Lakar, balik dek +pasang label 14. Double needle lengan + dek
5. Lakar +balik tutup saku 15. Klim lengan + saku
6. Double needle tutup +yoke 16. Pasang kerah + loop
7. Double needle depanan +dek 17. Klim bawah
8. Stik depan + jahit yoke 18. Pasang saku pen + barteck
9. Pasang saku 19. Lubang kancing
10. Pasang tutup saku 20. Pasang kancing
Problems in layout
1. Flow blocking delay
2. Lack of work delay
INDUSTRIAL ENGINEERING
Kepanjangan dari SWP adalah Standar Waktu Produksi.
Fungsi dari SWP adalah untuk mengetahui berapa lama waktu yang diperlukan untuk
membuat 1 Pcs produk garmen
Cara Menghitung SWP
Yaitu dengan menjumlahkan waktu dari tiap proses ke proses kemudian ditambah
allowance,
1 Harus mengetahui style/model yang akan dibuat OB
2 harus mengetahui proses2(komponen) yang akan dibuat OB
3 harus tau mesin yang digunakan
BAB III
Kode Unit C.141110.015.01
Merencanakan Tata Letak Mesin Berdasarkan Alur Proses Produksi
BAB IV
Kode Unit C.141110.015.01
Membuat Rencana Produksi
BAB V
Kode Unit C.141110.015.01
Mengelola Kelompok Kerja Jahit untuk Mencapai Target yang Direncanakan
BAB VI
Kode Unit C.141110.015.01
Memantau Proses Jahit Secara Berkala
BAB VII
Kode Unit C.141110.015.01
Mengoordinasi Tim Kerja
BAB VIII
Kode Unit C.141110.015.01
Melakukan Pekerjaan Dalam Lingkungan Tim
BAB IX
Kode Unit C.141110.015.01
Memberdayakan Tim Kerja
BAB X
Kode Unit C.141110.015.01
Membuat Laporan Hasil Jahit
https://kristiandkusuma.wordpress.com/2014/06/11/penerapan-training-5r-ringkas-rapi-resik-
rawat-rajin/
http://pendidikangarment.blogspot.com/2017/07/definisi-merchandiser-garment.html