Anda di halaman 1dari 30

PENERAPAN TRAINING 5R (RINGKAS, RAPI, RESIK, RAWAT, RAJIN)

Standar
Latar Belakang

Setiap perusahaan pasti mengharapkan suatu lingkungan kerja yang selalu bersih, rapi, dan masing-masing orang mempunyai konsistensi dan
disiplin diri, sehingga mampu mendukung terciptanya tingkat efisiensi dan produktifitas yang tinggi di perusahaan. Namun pada
kenyataannya kondisi ini sulit terjadi di setiap perusahaan. Banyak perusahaan yang seringkali mengeluh begitu sulitnya dan banyak
membuang waktu hanya untuk mencari data dan atau sarana yang lupa penempatannya. Tidak hanya itu, seringkalinya kita kurang nyaman
dengan kondisi berkas kerja yang berantakan dan tidak jarang memicu kondisi emosional kita

Beberapa permasalahan tersebut diatas dapat kita atasi dengan melakukan penerapan program 5 R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin) yang
merupakan adaptasi program 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, dan Shitsuke) yang dikembangkan di Jepang dan sudah digunakan oleh banyak
Negara di seluruh penjuru dunia. Ini merupakan suatu metode sederhana untuk melakukan penataan dan pembersihan tempat kerja yang
dikembangkan dan diterapkan di Jepang 5R merupakan budaya tentang bagaimana seseorang memperlakukan tempat kerjanya secara benar.
Bila tempat kerja tertata rapi, bersih dan tertib, maka kemudahan bekerja perorangan dapat diciptakan dan dengan demikian 4 bidang
sasaran pokok industri, yaitu efisiensi, produktifitas, kualitas dan keselamatan kerja dapat lebih mudah dicapai.

Oleh karena itu ada beberapa hal yang diharapkan dari pelatihan ini:

Peserta diharapkan mampu mengerti arti dari 5 R


Peserta mampu memahami manfaat dari penerapan 5 R
Peserta mampu memahami langkah-langkah dalam menerapkan 5 R

Dengan pemahaman akan kemampuan diatas semoga dapat menjadi langkah awal dalam proses penerapan 5 R di dalam lingkungan pabrik
dan mempermudah cara maupun kinerja karyawan dalam proses yang ada dalam industri pangan

Ringkas

Prinsip ringkas adalah memisahkan segala sesuatu yang diperlukan dan menyingkirkan yang tidak diperlukan dari tempat kerja. Mengetahui
benda mana yang tidak digunakan, mana yang akan disimpan, serta bagaimana cara menyimpannya supaya dapat mudah diakses terbukti
sangat berguna bagi perusahaan.

Manfaat apa yang didapat dalam penerapan ringkas?

Mengetahui jumlah fisik barang yang terdapat di lingkungan kerja


Dengan melakukan aktifitas ringkas secara tidak langsung seseorang atau karyawan akan selalu melakukan cek dan ricek akan barang-barang
yang ada di lingkungan kerja. Hal ini juga dapat digunakan sebagai acuan dalam permintaan barang dan meminimalisir kehilangan atau
kerusakan akan suatu barang.

Tidak ada barang yang berlebihan di tempat kerja

Pemilahan terhadap barang yang diperlukan dan tidak diperlukan dapat menimbulkan dampak positif bagi karyawan di lingkungan kerjanya
dimana seseorang rutin melakukan pemilahan dan tidak adanya penumpukan barang yang tidak diperlukan lagi di area kerja

Bagaimana standart ringkas dapat terjaga?

Pastikan barang-barang yang terdapat di area kerja


Sebelum karyawan melakukan aktifitas pemilahan alangkah baiknya karyawan dapat membuat daftar nama barang yang terdapat di area
kerja. Hal ini dimaksudkan agar karyawan mengerti barang-barang yang ada beserta jumlahnya

Penetapan kategori dengan menggunakan tanda


Tanda dapat digunakan untuk mempermudah karyawan dalam melakukan pemilahan. Misalnya menggunakan tanda merah untuk barang
yang tidak diperlukan, menggunakan hijau untuk barang-barang yang masih diperlukan

Penjadwalan aktifitas ringkas


Rutin melakukan aktifitas ringkas dapat memudahkan karyawan dalam melakukan pemilahan secara tidak langsung juga akan mendorong
karyawan dalam berpartisipasi mendukung aktifitas ini.

Langkah mudah dalam menerapkan ringkas

Daftar barang dan jumlahnya


Karyawan memastikan ketersediaan barang-barang yang terdapat di area kerja. Hal tersebut dimaksudkan agar karyawan ikut menjaga atau
peduli terhadap barang-barang yang ada di area kerja. Selain itu karyawan dapat mengetahui stock dan memiliki perencanaan dalam
pengajuan permintaan terhadap barang yang dapat membantu proses kerja

Pemberian tanda khusus dengan kriteria pemilahan


Tanda yang dimaksudkan adalah dengan dua kategori diperlukan dan tidak diperlukan. Untuk barang-barang yang diperlukan diberi tanda
warna hijau dan untuk barang-barang yang tidak diperlukan diberi tanda merah. Barang yang telah diberi tanda merah dapat disingkirkan
atau dimusnahkan, sedangkan barang dengan tanda hijau dapat disimpan pada tempat yang telah disediakan.

Pembuatan jadwal ringkas


Jadwal rutinitas ringkas membuat karyawan berpartisipasi di lingkungan kerjanya serta menjadikan karyawan lebih peduli tempat kerja.

Instruksi

Trainer memberikan intruksi kepada peserta untuk melakukan ringkas atau mendata barang yang diperlukan untuk alat tulis (5 Menit)

Barang yang diberikan :

Koran, teh, gula, pensil, pulpen, obeng, baut, kertas A4, gunting, gergaji, lem kertas, kabel gulung

Kunci Trainer :

Pensil, pulpen, kertas A4, gunting, lem kertas,

Rapi

Prinsip rapi adalah menyimpan barang sesuai dengan tempatnya. Kerapian adalah hal mengenai sebagaimana cepat kita meletakkan barang
dan mendapatkannya kembali pada saat diperlukan dengan mudah. Perusahaan tidak boleh asal-asalan dalam memutuskan dimana bendabenda harus diletakkan untuk mempercepat waktu dalam memperoleh barang tersebut.

Manfaat apa yang diperoleh dalam penerapan rapi?

Lingkungan kerja menjadi tertata


Sebagai industri pangan sangat diperlukan lingkungan yang tertata hal ini membuat lingkungan menjadi lebih indah dilihat dan menimbulkan
rasa nyaman bagi karyawan yang terdapat di dalamnya.

Terciptanya kemudahan, kecepatan, dan ketepatan pengambilan barang ketika diperlukan


Dengan adanya pemberian label pada masing-masing alat maupun lokasi memudahkan seseorang dalam mengenali dan mempermudah
dalam mencari apabila barang tersebut diperlukan dalam proses kerja.

Standart yang mesti dijaga dalam penerapan rapi

Layout
Hal ini dimaksudkan agar mempermudah seseorang dalam merencanakan penempatan barang yang ada di lingkungan kerja

Label
Pemberian label-label terhadap barang-barang yang digunakan dalam proses kerja. Hal tersebut memberikan manfaat terhadap karyawan
untuk mengenali dan mempermudah dalam mencari sebuah barang yang akan digunakan.

Garis-garis batas

Adanya garis batas di tempat kerja agar barang-barang yang ada tidak berpindah tempat serta membuat semua karyawan yang ada di
tempat kerja menjadi taat akan aturan rapi

Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam menerapkan rapi

Melakukan pembuatan desaign layout ruangan atau tempat kerja


Sebelum membuat label hal yang paling mendasar dari rapi adalah layout. Ini dimaksudkan agar kita dapat memanfaatkan ruang yang ada
sesuai dengan kapasitasnya. Dalam pembuatan layout sangat diperlukan perhitungan jumlah barang dengan kapasitas ruangan

Pemberian label terhadap semua barang yang ada di tempat kerja


Pada setiap barang yang ada dalam tempat kerja wajib diberikan penanda untuk mempermudah karyawan mengenali barang-barang di
tempat kerja. Label-label yang digunakan boleh hanya dengan tulisan maupun dengan pemberian warna-warna khusus untuk mengingatkan
setiap karyawan akan keberadaan sebuah barang.

Membuat garis batas di tempat kerja


Garis-garis dibuat dengan menyesuaikan layout yang telah digambar. Pembuatan garis dapat dengan menggunakan cat atau stiker warna.
Dengan adanya garis-garis pembatas diharapkan karyawan pada tempat kerja tersebut mematuhi aturan rapi dan tidak sembarang dalam
menempatkan barang

Tugas Rapi

Trainer memberikan instruksi kepada peserta untuk mengelompokkan benda-benda sesuai dengan fungsinya untuk kebersihan, makan, dan
alat tulis (7 Menit)

Sapu,piring, pengki/serokan, gunting, pulpen, pel, sendok, garpu, buku, penggaris, pensil, ember, gelas, tissue, kemoceng.

Kunci trainer

Kelompok alat kebersihan

Kelompok alat makan

Kelompok alat tulis

Sapu

1. Piring

1. Pulpen

Pel

2. Sendok

2. Penggaris

Ember

3. Garpu

3. Pensil

Pengki/serokan

4. Gelas

4. Buku

Kemoceng

5. Tisue

5. Gunting

Resik

Prinsip resik adalah membersihkan tempat/ lingkungan kerja, mesin/ peralatan, dan barang-barang agar tidak terdapat debu, kotoran dan bau.
Kebersihan harus dilaksanakan dan dibiasakan oleh setiap orang mulai dari pimpinan hingga pelaksana/ operator yang ada.

Manfaat apa yang dapat diperoleh ketika menerapkan resik?

Menciptakan lingkungan yang bersih


Dengan adanya kegiatan pembersihan yang rutin dapat menciptakan tempat kerja bebas dari debu, kotoran dan bau. Lingkungan juga dapat
terbebas dari sumber-sumber penyakit atau virus yang dibawa kotoran.

Menghindarkan produk dari kontaminasi


Di industry pangan debu, kotoran dan bau merupakan isu utama dalam pencemaran pangan. Ketika lingkungan sudah menjadi bersih
diharapkan sudah dapat meminimalisir atau menghilangkan sumber kontaminasi pangan.

Menumbuhkan rasa nyaman untuk pekerja


Jika lingkungan kerja bersih dapat menumbuhkan rasa nyaman karyawan yang ada di dalammnya. Selain itu juga dapat meminimalisir stress
dikarenakan penumpukan kotoran yang ada di sekitar lingkungan pekerja

Standart yang harus dijaga dalam menerapkan resik

Alat kebersihan terpenuhi


Alat-alat kebersihan yang ada di lingkungan kerja baiknya dapat terpenuhi sesuai dengan kebutuhan atau fungsinya

Alat-alat kebersihan sesuai tempatnya (yang boleh dan yang tidak boleh di tempat tertentu)

Penanggung jawab
Dengan adanya penanggung jawab membuat karyawan menjadi berkomitmen terhadap apa yang ditugaskan (khususnya kegiatan resik).

Kegiatan resik terjadwal


Jadwal tentang kegiatan resik sebagai bentuk pengingat karyawan dalam melaksanakan tugas dan menumbuhkan kepedulian karyawan
terhadap kebersihan lingkungan kerja.

Langkah mudah dalam menerapkan resik di lingkungan kerja

Membuat list daftar alat kebersihan


Langkah pertama dalam melakukan aktifitas resik adalah mencatat semua kebutuhan alat-alat kebersihan yang dapat digunakan di
lingkungan kerja. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan karyawan dalam melakukan aktifitas kebersihan dan alat-alat kebersihan yang
digunakan menjadi lebih efektif.

Adanya penanggung jawab kebersihan


Menunjuk salah satu karyawan yang ada di lingkungan kerja untuk menjadi penanggung jawab kebersihan. Tugas penanggung jawab
kebersihan adalah sebagai penghubung atau sebagai fasilitator untuk menyampaikan aktifitas kebersihan yang sudah dilakukan dan
mengevaluasi bagaimana kebersihan di lingkungan kerja.

Pembuatan jadwal kebersihan


Jadwal kebersihan dapat dibuat dengan menyesuaikan jumlah orang yang ada di lingkungan kerja. Pembagian jadwal kebersihan dimaksudkan
sebagai alat control terhadap kebersihan ruangan. Pelaksanaan jadwal kebersihan dapat dibuat dengan mempertimbagkan kapan harus
dibersihkan, bagaimana proses pembersihan.

Latihan resik

Simulasi penerapan standar resik

(mengangkat tangan-meletakan pada kursi/meja, melihat ke lantai, mencium aroma dengan jarak 1 meter)

Buatlah jadwal kebersihan dengan jumlah 10 pekerja dan 6 hari kerja!

Rawat

Prinsip rawat adalah mempertahankan hasil yang telah dicapai pada (Ringkas, Rapi, Resik) sebelumnya dengan membakukannya
(Standarisasi). Prinsip ini dapat berjalan apabila dilaksanakan oleh semua karyawan yang ada di lingkungan kerja.

Manfaat dari penerapan rawat di lingkungan kerja

Peralatan menjadi berumur lebih lama


Dengan merawat karyawan akan dibiasakan untuk peduli pada peralatan-peralatan yang ada di lingkungan kerja. Hal ini dapat menjadikan
peralatan yang dipakai menjadi awet dan lama umurnya.

Ujung-ujungnya perusahaan dapat berkompetisi dengan perusahaan lain


Peralatan-peralatan atau mesin-mesin yang senantiasa dilakukan perawatan tentunya membuat peralatan tersebut awet atau tidak mudah
rusak. Dengan peralatan yang tidak mudah rusak perusahaan dapat menghemat pengeluaran yang ada, dan pada akhirnya dana yang
digunakan untuk perbaikan dapat digunakan dalam mengembangkan produk yang dihasilkan

Standarisasi yang dapat dijaga untuk aktifitas rawat

Pembakuan atau standarisasi


Pembuatan standarisasi setiap pekerjaan rawat (Ringkas, Rapi, Resik) membuat para karyawan menjalankan kegiatan-kegiatannya secara
seragam atau terjadi kesamaan antara karyawan yang satu dengan yang lain.

Langkah-langkah dalam menerapkan rawat di lingkungan kerja

Pembuatan standarisasi pekerjaan 3R (Ringkas, Rapi, Resik)


Pekerjaan-pekerjaan yang telah dikerjakan dalam 3R (Ringkas, Rapi, Resik) dibakukan dalam aturan tertulis (standart operational prosedur).
Dalam membuat standart ditentukan berdasar kesepakatan bersama juga dengan dicantumkannya hasil-hasil yang telah didapat.

Mengkomunikasikan standart yang ada kepada karyawan


Langkah berikutnya setelah dibuatkannya standart tentang 3 R (Ringkas, Rapi, Resik) adalah mengkomunikasikan kepada karyawan yang
bekerja di lingkungan kerja. Bentuk komunikasi dapat berupa aktifitas training standar 5R, koordinasi di masing-masing bagian saat lentera
hati/ briefing sebelum bekerja, adanya poster atau spanduk di area kerja.

Jawablah pertanyaan berikut ini!

Buatlah salah satu contoh standart 3R (ringkas, rapi, resik)?


Bagaimana cara melakukan perawatan terhadap mesin (mesin pada sepeda motor)?

Rajin

Prinsip rajin adalah terciptanya kebiasaan pribadi karyawan untuk menjaga dan meningkatkan apa yang sudah dicapai. Rajin di tempat kerja
berarti pengembangan kebiasaan positif di tempat kerja. Apa yang sudah baik harus selalu dalam keadaan prima setiap saat. Prinsip rajin di
tempat kerja adalah lakukan apa yang harus dilakukan dan jangan melakukan apa yang tidak boleh dilakukan.

Manfaat penerapan rajin

Pribadi-pribadi yang berdisiplin


Dengan menerapkan prinsip rajin maka dapat menjadikan karyawan menjadi lebih berdisiplin diri tentang aturan-aturan dalam 5R(ringkas,
rapi, resik, rawat, rajin). Tingkah laku karyawan menjadi lebih terarah dan menjadikan lingkungan kerja menjadi lebih tertata serta bersih

Menjadikan 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin) sebagai budaya


Kebiasaan-kebiasaan yang sudah melekat pada diri karyawan menjadikan karyawan lebih peduli terhadap lingkungannya. Dengan kepedulian
yang ada dapat membuat karyawan saling mengingatkan antar karyawan untuk mentaati aturan-aturan yang ada dalam 5 R(ringkas, rapi,
resik, rawat, rajin)

Apa yang dapat menjadi standart dalam rajin?

Komitmen
Penerapan rajin dapat menjadi terhambat apabila tidak ada tindak lanjut dari managemen. Tindak lanjut ini dapat berupa bentuk teladan dari
atasan untuk bersama-sama melaksanakan standart-standart yang telah dibuat juga dapat berupa bentuk penghargaan terhadap karyawan
yang menjadi teladan 5R (ringkas, rapi, resik, rawat, rajin)

Langkah-langkah yang dapat diterapkan dalam rajin

Komitmen bersama
5 R (ringkas, rapi, resik, rawat,rajin) dapat berjalan apabila terdapat komitmen dari masing-masing karyawan dengan mematuhi segala aturan
di lingkungan kerja dan saling mengingatkan apabila terjadi kesalahan maupun kekurangan dalam penerapannya.

Teladan atasan
Hal yang paling mendasar dalam penerapan rajin adalah contoh dari atasan. Ini berdasarkan apa yang dapat dilihat dalam lingkungan dimana
seorang anak balita mampu melakukan pergerakan setelah mendapat contoh dari orang tuanya. Apabila atasan tidak mampu memberikan
contoh yang baik juga menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan kerjanya. Oleh karena itu dibutuhkan contoh yang baik dari atasan
agar mampu mendorong karyawan berbuat lebih baik.

Komunikasi di lingkungan kerja


Adanya bentuk evaluasi kinerja 5R (ringkas, rapi, resik, rawat, rajin), hal ini sebagai alat kontrol terhadap hambatan dan bentuk perbaikan.
Bentuk evaluasi dapat diadakan setiap minggunya agar lebih berjalan efektif dan tidak terlalu lama dalam perbaikannya sehingga lingkungan
kerja menjadi tertata, nyaman, dan bersih. Dalam evaluasi selain bentuk perbaikan juga dapat diberikan bentuk penghargaan terhadap
karyawan maupun lingkungan yang senantiasa menerapkan 5R(ringkas, rapi, resik, rawat, rajin). Penghargaan tersebut sebagai stimulus
karyawan untuk meningkatkan kinerjanya di lingkungan kerja khususnya dalam menerapkan 5 R(ringkas, rapi, resik, rawat, rajin)

Coba kita kerjakan!

Sebutkan yang belum anda pahami dalam penerapan 5R(ringkas, rapi, resik, rawat, rajin)

Langkah-Langkah Penerapan 5R (5S) di Tempat Kerja

Hebbie Ilma Adzim Budaya 5R | Senin, Desember 09, 2013

Terdapat 5 (lima) langkah dalam penerapan 5R (5S) di tempat kerja yaitu : Ringkas, Rapi Resik, Rawat dan Rajin.

Penjelasan umum penerapan 5R (5S) tersebut antara lain :

Ilustasi 5S (5R))

Ringkas
Memilah barang yang diperlukan & yang tidak diperlukan.
Memilah barang yang sudah rusak dan barang yang masih dapat digunakan.
Memilah barang yang harus dibuang atau tidak.
Memilah barang yang sering digunakan atau jarang penggunaannya.
Rapi

Menata/mengurutkan peralatan/barang berdasarkan alur proses kerja.


Menata/mengurutkan peralatan/barang berdasarkan keseringan penggunaannya, keseragaman, fungsi dan batas waktu penggunaannya.
Pengaturan (pengendalian) visual supaya peralatan/barang mudah ditemukan, teratur dan selalu pada tempatnya.
Resik
Membersihkan tempat kerja dari semua kotoran, debu dan sampah.
Menyediakan sarana dan prasarana kebersihan di tempat kerja.
Meminimalisir sumber-sumber kotoran dan sampah.
Memperbarui/memperbaiki tempat kerja yang sudah usang/rusak.
Rawat
Mempertahankan 3 kondisi di atas dari waktu ke waktu.
Rajin
Mendisiplinkan diri untuk melakukan 4 hal di atas.
Secara umum peranan dari Pimpinan tertinggi adalah sebagai berikut :

Membangun komitmen kepada seluruh Karyawan

Penentu arah kemana tujuan Perusahaan akan dibawa

Pemberi warna atau roh, membangun antusiasme para Karyawan

Berikut ini hirarki tingkatan yang umum dibawah Pimpinan tertinggi, peran karyawan dalam kegiatannya sehari-hari menjalankan tugasnya, KAIZEN dan 5R :

Membangun Budaya 5R di Area Kerja


Konsep 5R Dalam Perusahaan - Kerapihan tempat kerja dan kedisiplinan pekerja untuk menata area kerjanya menjadi faktor penting untuk
meningkatkan efisiensi kerja. Tempat kerja yang tidak tertata dan penempatan peralatan atau perkakas yang tidak rapi dapat menghambat
kelancaran pekerjaan, dan akan membuat waktu penyelesaian pekerjaan juga semakin lama. Konsep 5R atau 5S yang yang merupakan
budaya kerja negara Jepang memberikan solusi untuk mengatasi problem housekeeping ini. Konsep 5R adalah konsep pemanfaatan tempat
kerja yang mencakup peralatan, dokumen, bangunan atau ruangan, untuk menciptakan area kerja yang rapi dan meningkatkan disiplin kerja.

Mengapa Perlu menerapkan 5R di Perusahaan ?


Meningkatkan efisiensi kerja
Meningkatkan produktifitas
Meningkatkan Kualitas Kerja
Meningkatkan Kinerja Keselamatan dan Kesehatan kerja
Meningkatkan rasa kedisiplinan
Meningkatkan citra perusahaan
Bagaimana Menurut Anda Meja Kerja di Bawah ini...?

pic/kupukupukuningku

Kaitan kerapihan dengan keselamatan kerja sangatlah erat, area kerja yang tidak rapi dapat menyebabkan kecelakaan, area kerja yang tidak
bersih juga berbahaya. Oleh karena itu, penerapan nilai-nilai 5R atau 5S sangat membantu menciptakan suasana kerja yang aman dan
nyaman.

5R atau 5S terdiri dari Ringkas (Seiri), Rapi (Seiton), Resik (Seiso), Rawat (Seiketsu), Rajin (Shitsuke).

Ringkas (Seiri)

Ringkas dapat dilakukan dengan cara menyingkirkan barang-barang, atau berkas yang tidak diperlukan dan memisahkan berkas atau barang
yang sering digunakan dan yang jarang digunakan. Kebiasaan menyimpan atau mengumpulkan barang-barang tanpa mengetahui kapan akan
digunakan akan menjadi sampah di area kerja kita, penumpukan barang-barang ini kan membuat area kerja tidak ringkas. Kebiasaan seperti
itu akan memerlukan ruang yang semakin luas untuk menampung barang-barang tersebut.

Rapi (Seiton)

Anda pernah mengalami kehilangan alat tulis disaat-saat mendesak, atau kesulitan mencari berkas..? Entah karena tertinggal di ruangan lain
atau karena lupa meletakkan, itu tanda bahwa tempat kerja anda tidak rapi.

Rapi dapat dilakukan dengan mengatur barang-barang pada tempat yang telah disiapkan agar mudah di akses dan lebih efektif. Berikat labellabel untuk memudahkan dalam mengakses, dan letakkan barang yang berat di bagian bawah serta yang ringan di bagian atas.

Resik (Seiso)

Bersihkan seluruh area kerja agar lebih bersih, mulailah membersihkan dari bagian paling atas dan lanjutkan ke bagian bawah sampai semua
area dibersihkan. Lakukan penggantian untuk barang atau perlengkapan yang mungkin sudah tidak layak, seperti kabel, lantai kerja yang
rusak, selang yang bocor, keran yang rusak, dan sebagainya.

Rawat (Seiketsu)

Kondisi area kerja yang sudah rapi dan resik harus terus dijaga konsistensinya, buatlah standar prosedur untuk dijadikan acuan oleh seluruh
karyawan. Buatlah standar seperti warna label atau garis demarkasi di area kerja. Standar ini harus disahkan dan diletakkan pada area yang
mudah dilihat oleh seluruh karyawan.

Rajin (Shitsuke)

Semua konsep yang telah diterapkan ini harus tetap dijaga, untuk membantu agar penerapan 5R ini dapat terus dijaga dapat dilakukan
dengan :
Pengembangan kesadaran karyawan,
Inspeksi atau Audit 5R
Lomba 5R
Kampanye 5R (rambu, spanduk, banner, dan lainnya)
Lompa Ide perbaikan (Continuous Improvement)
Membangun budaya 5R di perusahaan tidaklah semudah yang dibayangkan, oleh karena itu peranan level managemen sangat memegang
peranan penting untuk memberikan contoh dan menjadi panutan dalam membangun budaya 5R di perusahaan. Aturan yang jelas dan
pelaksanaan audit yang terus menerus sangat diperlukan, bila diperlukan perlu adanya aturan mengenai sangsi terhadap karyawan yang
tidak melaksanakannya.
Pengertian, Tujuan dan Manfaat Penerapan 5R (5S) di Tempat Kerja

Hebbie Ilma Adzim Budaya 5R | Senin, Desember 09, 2013

Pengertian (definisi) 5R (5S) ialah suatu cara (metode) untuk mengatur/mengelola tempat kerja menjadi tempat kerja yang lebih baik secara
berkelanjutan.

Penerapan 5R bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas di tempat kerja.

Ilustrasi 5S (5R)

Adapun manfaat penerapan budaya 5R (5S) di tempat kerja antara lain :

Meningkatkan produktivitas karena pengaturan tempat kerja yang lebih efisien.


Meningkatkan kenyamanan karena tempat kerja selalu bersih dan menjadi luas/lapang.
Mengurangi bahaya di tempat kerja karena kualitas tempat kerja yang bagus/baik.
Menambah penghematan karena menghilangkan berbagai pemborosan di tempat kerja.
Budaya 5R (5S) saat ini sudah banyak diterapkan pada banyak perusahaan (organisasi), terbukti melalui penerapkan budaya 5R (5S) tersebut
banyak perusahaan-perusahaan yang tumbuh berkembang menjadi perusahaan maju dan berdaya saing tinggi. Budaya 5R (5S) merupakan
investasi awal bagi sebuah perusahaan untuk menuju kesuksesan berkelanjutan.
TUGAS MAKALAH MANAJEMEN MUTU
LAURENT

244.308.014
ALIH PROGRAM BP3IP-STMT TRISAKTI

PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001 : 2000

A. Pendahuluan
Dalam lingkungan bisnis yang rumit dan kompetitif secara global sekarang ini, tujuan-tujuan organisasi, seperti pertumbuhan dan
profitabilitas, telah digabungkan dengan manajemen risiko baru yang tidak dapat tidak harus dilakukan. Organisasi-organisasi kini memilih
untuk beroperasi dalam kerangka kerja manajemen risiko yang komprehensif, yang melindungi marjinal keuntungan dan kepentingankepentingan lain stakeholder yang kritis. Banyak organisasi yang membuahkan sukses dalam mencapai hasil ini dengan
mengimplementasikan suatu pendekatan manajemen terpadu melalui suatu Sistem Manajemen Bisnis, yang diakui di seluruh dunia sebagai
ISO 9001.
Mengapa ISO 9001 merupakan Standar Manajemen Bisnis yang paling terkenal di dunia? Pendekatan ISO 9001 memberikan suatu kerangka
kerja yang komprehensif untuk menjadi tempat tumpuan proses-proses yang membantu untuk menjamin tercapainya tujuan-tujuan utama
bisnis. ISO 9001 telah mendapat pengakuan luas secara internasional karena telah mengeluarkan hampir sejuta sertifikat ke seluruh dunia.
Sistem-sistem manajemen yang memenuhi persyaratan bisnis ISO 9001 telah diterapkan di segala macam industri, dari organisasi-organisasi
manufaktur sampai ke layanan profesional. Tingkat pengakuan dan penerimaan ini merupakan cermin dari fleksibilitas dan nilai praktis yang
telah terbukti dan yang telah diberikan kepada berbagai macam bisnis.

B. Sistem Manajemen Mutu


1. Manajemen Mutu
Pengertian Manajemen Mutu menurut konsep ISO 9001:2000 adalah sistem manajemen untuk mengarahkan dan mengendalikan organisasi
dalam hal mutu.
Sistem Manajemen Mutu juga berarti:
Suatu tatanan yang menjamin tercapainya tujuan dan sasaran-sasaran mutu yang direncanakan.
Sistem manajemen mutu, tatanan yang menjamin kualitas output dan proses pelayanan/produksi.

2. Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000


Persyaratan standar yang digunakan untuk mengakses kemampuan organisasi dalam memenuhi persyaratan pelanggan dan peraturan yang
sesuai

3. Mutu
Pengertian Mutu
Arti konvensional mutu adalah: gambaran karakteristik langsung dari suatu produk (dari segi performa, reabilitas, mudah digunakan,
estetis,dll).
Arti stratejik : segala sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan pelanggan.
Pengertian MUTU (ISO 9000:2000)
Derajat yang dicapai oleh karakteristik yang inheren dalam memenuhi persyaratan*
Derajat : Kategori / peringkat yang diberikan pada persyaratan mutu, yang dapat berbeda pada suatu produk / proses / sistem yang memiliki
kegunaan fungsional yang sama.

Karakteristik : bisa diberikan pada produk/ proses / sistem dalam wujud kualitatif atau kuantitatif.
Inheren : sesuatu yang diberikan atau ditambahkan sesuai persyaratan.
Persyaratan : kebutuhan atau harapan yang dinyatakan.

4. Persepsi salah tentang Mutu


Bermutu adalah standar tinggi yang sulit dicapai
Mutu hanya dapat dilihat dari hasil kerja
Mutu hanya menjadi tanggungjawab bagian tertentu
Mutu terbatas pada produk barang atau produk fisik
Bermutu berarti mahal

5. Persyaratan-persyaratan dan rekomendasi dalam ISO 9001:2000


diterapkan pada manajemen organisasi yang memasok produk, sehingga akan mempengaruhi bagaimana produk itu didesain, diproduksi,
dirakit, ditawarkan, dan lain-lain.
The International Organization for Standardization (ISO) Technical Committee (TC) 176 bertanggung jawab untuk standar-standar sistem
manajemen kualitas ISO 9000 (lihat www.iso.ch). Sejak penama kali dikeluarkan srandar-standar ISO 9000 pada tahun 1987, ISO/TC 176
menetapkan siklus peninjauan ulang setiap lima tahun, guna menjamin bahwa standar-standar ISO 9000 akan menjadi up to date dan relevan
untuk organisasi. Revisi terhadap standar ISO 9000 telah dilakukan pada tahun 1994 dan tahun 2000. Dengan demikian standar ISO 9000
yang terbaru (edisi terakhir) ketika buku ini ditulis adalah ISO 9000 versi tahun 2000.
ISO 9000 Versi Tahun 2000 mencakup beberapa seri berikut:
1. ISO 9000: 2000 QMS - Fundamentals and vocabulary replacing ISO 8402 and ISO 9000-1

2. ISO 9001: 2000 QMS - Requirements replacing the 1994 versions of ISO 9001, 9002, and 9003
3. ISO 9004: 2000 QMS - Guidance for performance improvement replacing ISO 9004 with most parts
4. ISO 19011 Guidance for auditing management systems replacing ISO 10011 and 14011
Perubahan yang signifikan dalam ISO 9001 versi tahun 2000 (ISO 9001: 2000) dibandingkan dengan ISO 9001 versi tahun 1994 (ISO 9001:
1994) adalah penggantian 20 elemen standar menjadi suatu model proses.
Model proses dari ISO 9001: 2000 terdiri dari lima bagian utama yang menjabarkan sistem manajemen organisasi, sebagai berikut:
1. Sistem manajemen kualitas (Bagian 4 dari ISO 9001: 2000)
2. Tanggung jawab manajemen (Bagian 5 dari ISO 9001:2000)
3. Manajemen sumber daya (Bagian 6 dari ISO 9001: 2000)
4. Realisasi produk (Bagian 7 dari ISO 9001: 2000)
5. Analisis, pengukuran dan peningkatan (Bagian 8 dari ISO 9001: 2000)

C. Standarisasi Sistem Mutu


1. Manfaat Penerapan Sistem Mutu
ISO 9001: 2000 menetapkan persyaratan-persyaratan dan rekomendasi untuk desain dan penilaian dari suatu sistem manajemen kualitas,
yang bertujuan untuk menjamin bahwa organisasi akan memberikan produk (barang dan atau jasa) yang memenuhi persyaratan yang
ditetapkan. Persyaratan-persyaratan yang ditetapkan ini dapat merupakan kebutuhan spesifik dari pelanggan, di mana organisasi yang dikontrak itu bertanggung Jawab untuk menjamin kualitas dari produk-produk tertentu, atau merupakan kebutuhan dari pasar tertentu,
sebagaimana ditentukan oleh organisasi.
ISO 9001: 2000 bukan merupakan standar produk, karena tidak menyatakan persyaratan-persyaratan yang hams dipenuhi oleh produk
(barang dan atau jasa). Tidak ada kriteria penerimaan produk dalam ISO 9001: 2000, sehingga kita tidak dapat menginspeksi suatu produk
terhadap standar-standar produk. ISO 9001: 2000 hanya merupakan standar sistem manajemen kualitas. Dengan demikian apabila ada

perusahaan yang mengiklankan bahwa produknya telah memenuhi standar internasional, itu merupakan hal yang salah dan keliru, karena
seyogianya manajemen perusahaan hanya boleh menyatakan bahwa sistem manajemen kualitasnya yang telah memenuhi standar
internasional, bukan produk berstandar internasional, karena tidak ada kriteria pengujian produk dalam ISO 9001: 2000.
Bagaimanapun diharapkan, biasanya tidak selalu bahwa produk yang dihasilkan dari suatu sistem manajemen kualitas internasional akan
berkualitas baik (standar).
2. Yang perlu diperhatikan dalam sertifikasi sistem manajemen ISO 9001:2000
a. Audit Internal
Audit Internal merupakan kegiatan yang sangat penting dan merupakan keharusan dalam penerapan standar ISO 9001:2000, yang bertujuan
untuk memantau sistem mutu dengan melakukan verifikasi kesesuaian dan keefektifitan kegiatan penerapan standar acuan serta kebijakankebijakan yang sudah ditentukan. Kegiatan audit internal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab wakil manajemen (WM).
b. Surveilen
Sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati dengan pihak lembaga sertifikasi, kegiatan surveilen diprogramkan akan dilakukan setidaknya
dua kali dalam setahun oleh lembaga sertifikasi.
c. Evaluasi Kerja
Evaluasi kerja ini dilakukan sebagai wahana bagi organisasi dalam memperoleh masukkan dari mitra kerja dalam memberikan pelayanannya.
Evaluasi dilakukan melalui beberapa cara antara lain :
1. Wawancara langsung dengan mitra kerja.
2. Mengirimkan daftar isian (kuesioner) kepada mitra kerja yang telah mendapatkan pelayanan.
d. Tinjauan Manajemen
Tinjauan Manajemen ini dilakukan dalam bentuk rapat lengkap yang dipimpin langsung oleh pimpinan puncak.
e. Materi-materi pokok yang untuk dilakukan pengkajian antara lain :

1. Kegiatan audit internal


2. Tindakan perbaikan
3. Hasil evaluasi kerja
4. Isue-isue lain yang berkaitan dengan penerapan ISO 9001:2000
Standarisasi menjadi sangat penting, karena sebagai pembeli atau pengguna suatu produk ,tentunya kita akan kecewa bila produk yang telah
dibeli tersebut ternyata memiliki kualitas yang buruk,tidak layak pakai. Sebaliknya bila produk yang dibeli telah memenuhi keinginan dan
harapan, kita akan merasakan kenyamanan tersebut sebagai hal yang wajar.
Sistem mutu seperti ISO 9000,TS 16949, QS 9000, Six Sigma, dan Malcolm Baldridge adalah suatu sistem yang teruji dan terbukti luas di
dunia. Salah satu keuntungan penerapan suatu sistem mutu tersebut yaitu tidak perlu lagi membuat suatu standar sistem mutu yang baru,
yang perlu dilakukan hanyalah mengadaptasi sistem tersebut untuk disesuaikan dengan model bisnis dan kondisi perusahaan.
Dengan penerapan suatu sistem mutu tertentu seperti ISO 9000, QS-9000, atau yang lain, tentunya akan membawa dampak positif bagi
bisnis, yaitu meningkatkan dan menjamin mutu dari produk atau layanan yang dihasilkan sehingga pada akhirnya akan meningkatkan tingkat
kepuasan konsumen terhadap produk atau layanan yang kita sediakan. Mutu suatu produk/layanan dapat dijamin karena sistem secara
otomatis akan berusaha mengontrol dan mencegah setiap potensi timbulnya ketidaksesuaian atau penyimpangan pada seluruh tahapan
supply chain. Hal ini juga akan berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan yaitu akan terhindarnya pemborosan anggaran,
meminimalkan biaya-biaya, dan pada akhirnya adalah meningkatnya keuntungan perusahaan secara signifikan.
D. KESIMPULAN
Dengan tingkat persaingan bisnis yang ketat, perusahaan harus memiliki produk atau layanan dengan mutu yang baik dan tinggi agar tetap
dapat meningkatkan nilai kompetitif perusahaan. Mutu yang baik hanya bisa dihasilkan oleh perusahaan yang memiliki sistem manajemen
mutu yang handal. Tapi sistem manajemen mutu hanyalah sebuah alat yang membantu untuk bekerja secara lebih efektif dan efisien. Ukurlah
keberhasilan perusahaan dengan tingkat kepuasan konsumen pada produk atau layanan yang diberikan, bukan dari keberhasilan untuk
mendapatkan sertifikasi suatu standar sistem mutu tertentu. Dan perlu diingat, produk dan layanan perusahaan yang akan menciptakan
konsumen dan pendapatan, bukan sistem manajemen mutu yang dipergunakan.

DAFTAR PUSTAKA

EFANSYAH, NOOR. 2006. MODUL PELATIHAN ISO 9001:2000. FOCUS, JAKARTA


ISO 9001:2000 AND CONTINUAL QUALITY IMPROVEMENT

Anda mungkin juga menyukai