Anda di halaman 1dari 5

Pembahasan

Stasiun kerja merupakan salah satu komponen yang harus diperhatikan berkenaan dengan upaya
peningkatan produktivitas kerja. Kondisi kerja yang tidak memperhatikan kenyamanan, kepuasan,
keselamatan dan kesehatan kerja tentunya akan sangat berpengaruh terhadap produktivitas kerja
manusia. Dalam perancangan atau redesain stasiun kerja itu sendiri harus diperhatikan peranan dan
fungsi pokok dari komponen-komponen sistem kerja yang terlibat yaitu manusia, mesin/peralatan dan
lingkungan fisik kerja.

Chi-Ban adalah sebuah industri yang bergerak dalam bidang industri makanan ringan yaitu chiki bantal.
Dalam proses produksinya, untuk menghasilkan produk chiki tersebut meliputi beberapa tahapan yaitu:

1. Proses sortasi,
2. Proses memasukkan produk yang sudah disortasi ke dalam plastik,
3. Proses pemotongan label dan penempelan label dalam kemasan, dan
4. Pelipatan kotak dus, penempelan label, dan memasukkan produk yang sudah dikemas ke dalam
dus.

Untuk menilai produktivitas Chi-Ban dalam memproduksi Chiki, dapat diketahui dengan menjawab
pertanyaan-pertanyaan berikut :
1. Apakah operator sudah bekerja dengan baik?
2. Alat apa lagi yang diperlukan untuk membantu agar operator bisa bekerja lebih cepat?
3. Adakah gangguan dalam bekerja? Sebutkan dan jelaskan!
4. Adakah yang harus diperbaiki atau ditingkatkan?
5. Bagaimana analisis data yang telah diperoleh?
6. Perlukah rekayasa stasiun kerja dlakukan?

Apakah Operator Sudah Bekerja dengan Baik?


Operator dinilai sudah bekerja dengan baik sesuai perannya masing-masing di stasiun kerjanya.
Operator sudah memahami perannya masing-masing. Tetapi masih ada kekurangan dari operator yaitu
masih adanya operator yang bercanda dan mengobrol dengan operator lainnya. Hal ini perlu menjadi
perhatian lebih karena akan berimbas pada produktivitas produksi chiki sendiri.
Alat Apalagi yang diperlukan Agar Operator dapat Bekerja Lebih Cepat?
Adakah gangguan dalam bekerja? Bagaimana cara menanganinya?
Gangguan dalam bekerja yang dirasakan oleh operator Chi-Ban diantaranya :
1. Gangguan dari operator lain yang mengajak mengobrol
Gangguan ini ada dapat disebabkan oleh operator yang merasa jenuh. Gangguan seperti ini
dapat menyebabkan kurang fokusnya operator terhadap pekerjaannya masing-masing. Adanya
mandor yang memiliki sikap yang tegas kepada operator yang masih mengobrol.
2. Suasana ruangan yang kurang kondusif
Suasana kurang kondusif disebabkan perusahaan lain yang juga sedang melaksanakan proses
produksi. Hal ini juga dapat menyebabkan kurang fokusnya operator terhadap pekerjaannya
masing-masing. Perlu adanya sekat antara pabrik satu dengan pabrik lainnya. Sehingga
konsentrasi operator tidak terpecah. Baik berupa gangguan suara ataupun gangguan tingkah
laku operator perusahaan lain.
3. Meja yang kurang luas dirasakan terutama oleh stasiun 1 (proses pensortiran)
Operator pada setiap stasiun kerja menggunakan kursi chitose yang luas mejanya dirasa sempit.
Operator stasiun kerja 1 yang bertugas mensortir chiki merasakan bahwa satu kursi tidak dapat
menampung baskom yang berisi chiki yang belum disortir dan chiki yang telah selesai disortir.
Sehingga harus menggunakan 2 kursi. Sebaiknya digunakan kursi yang meja dan kursinya
terpisah sehingga membuat ruang gerak operator tidak sempit. Begtu juga luas meja diperluas
lagi.
4. Keluhan kurang nyaman dengan posisi duduk menggunakan kursi chitose
Dari hasil observasi dan tanya jawab langsung dengan operator pada stasiun kerja menunjukkan
beberapa keluhan dari para pekerja yang merasa kurang nyaman pada saat melakukan
pekerjaannya. Di semua stasiun pekerja melakukan pekerjaannya dengan kondisi kerja duduk di
kursi chitose dimana meja bersatu dengan kursi sehingga membatasi ruang gerak pekerja jika
pekerjaan sudah berlangsung lama. Dengan kondisi kerja seperti itu pekerja kurang nyaman
dalam bekerja. Sehingga mudah merasa kelelahan. Selain itu, meja chitose yang luasnya sempit
tidak memungkinkan untuk menampung chiki-chiki yang akan disortasi sehingga membutuhkan
2 kursi chitose untuk melakukan sortasi. Akan lebih efisien jika pada stasiun kerja terutama pada
proses sortasi tidak menggunakan kursi chitose.
Kurang sesuainya fasilitas kerja dan sikap salah kerja yang salah ini akan menjadi penyebab
turunnya produktivitas dan terjadinya masalah-masalah pada tubuh pekerja.

Adakah yang harus diperbaiki atau ditingkatkan?


Yang harus diperbaiki adalah desain kursi dan yang harus ditingkatkan adalah kemampuan operator
dalam menyusun chiki ke dalam plastik dengan cepat. Selain itu, pencahayaan dalam ruangan juga
sebagiknya ditingkatkan mengingat letak pabrik yang berada di pojok komplek pabrik.

Bagaimana analisis data yang telah diperoleh?


Rata-rata waktu yang ditempuh dalam menyelesaikan pekerjaan 1 siklus adalah 527,08 detik. Jadi, dapat
kita ketahui bahwa waktu penyelesaian pekerjaan (ws) adalah 527,08 detik dan waktu normal adalah
579,788 detik. Waktu baku adalah 724,735 detik.
Jika waktu penyelesaian seperti demikian, maka perkiraan produksi perhari dengan asumsi bahwa dalam
satu hari terdapat 8 jam kerja yang efektif, maka dapat memperoduksi 39,739 unit/hari. Produksi dalam
satu bulan dengan asumsi bahwa 1 bulan terdapat 25 hari kerja efektif adalah 993,475 unit/bulan.

Perlukah rekayasa stasiun kerja dlakukan?


Dengan kondisi kerja yang seperti itu, perlu adanya redesain kursi dan meja kerja pada stasiun kerja agar
dapat memperbaiki posisi kerja operator serta mengurangi kelelahan sehingga produktifitas kerja akan
tercapai dan pekerja merasa efektif, nyaman, dan efisien dalam bekerja.
Berkaitan dengan perancangan stasiun kerja dalam industri, ada beberapa aspek pendekatan ergonomis
yang harus dipertimbangkan, antara lain:
1. Sikap dan posisi kerja.
Tidak peduli apakah pekerja harus berdiri, duduk atau dalam sikap/posisi kerja yang lain,
pertimbangan-pertimbangan ergonomis yang berkaitan dengan sikap/posisi kerja akan sangat
penting. Beberapa jenis pekerjaan akan memerlukan sikap dan posisi tertentu yang kadang-
kadang cenderung untuk tidak mengenakkan. Pada pabrik Chi-Ban ini, sebenarnya kursi sudah
baik jika dilihat dari material kursinya sendiri dimana terdapat busa di tempat dudukan dan di
belakang punggung hanya saja kursi chitose ini membatasi ruang gerak pekerja. Posisi ketinggian
meja sudah pas sehingga tidak perlu diubah ketinggiannya.
2. Dimensi ruang kerja.
Didalam menentukan dimensi ruang kerja perlu diperhatikan antara lain jarak jangkauan yang
bisa dilakukan oleh operator, batasan-batasan ruang yang enak dan cukup memberikan
keleluasaan gerak operator. Hal ini belum sepenuhnya didapatkan jika kursi yang digunakan
chitose. Terutama ketika satu operator memberikan mengalirkan produk ke stasiun selanjutnya.
3. Efisiensi ekonomi gerakan dan pengaturan fasilitas kerja.
Perancangan sistem kerja haruslah memperhatikan prosedur-prosedur untuk meng-
ekonomisasikan gerakan-gerakan kerja sehingga dapat memperbaiki efisiensi dan mengurangi
kelelahan kerja. Dalam pabrik Chi-Ban ini sudah baik dalam pengekonomisasian gerakan-
gerakan kerja. Operator secara mudah mengetahui lokasi penempatan material (berupa chiki,
baskom, plastik, gunting, sticker). Material-material tersebut sudah berada di atas meja
operator masing-masing pekerja. Tata letak fasilitas dan operator sudah sesuai dengan aliran
proses produksinya. Antar stasiun kerja fungsinya sering kali berhubungan dan berinteraksi satu
dengan lainnya sehingga jarak yang sudah berdekatan dinilai efektif guna mengurangi waktu
perpindahan.

Untuk mengurangi kesalahan dalam penyusunan chiki di dalam plastik pada awalnya harus dibakukan
aturan penyusunannya sehingga tidak berubah-ubah.

http://personal.its.ac.id/files/pub/2850-m_sritomo-ie-Makalah%20Rancangan%20Vulkanisir%20Ban
%20-%20A.Pawennari.pdf
https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/11617/1445/JITI-10-11-Kristanto-OK.pdf?
sequence=1

Anda mungkin juga menyukai