Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS KOMPOSISI KIMIA DAN KEKERASAN MATERIAL

STANDAR AlSi12(b) DARI SKRAP ALUMINIUM YANG BERBEDA

Titiek Deasy S1*


1
Program Studi Teknik Mesin, Politeknik Purbaya Tegal
Jl. Pancakarya No.1, Kajen – Talang, Tegal
*
Email: tiex.deaz@gmail.com

Abstrak

Standar komposisi kimia material dan sifat kekerasan sangat menentukan kualitas
suatu produk sehingga diperlukan material standar untuk membuatnya. Permasalahan yang
dihadapi industri pengolahan logam non ferro di Kabupaten Tegal khususnya IKM
Komponen Kapal adalah ketersediaan ingot standar sebagai raw material dengan harga
terjangkau. Sebagai gantinya, para IKM menggunakan material skrap untuk menekan harga
jual yang berakibat kualitas produk kurang memenuhi kualitas dan spesifikasi yang
dipersyaratkan.
Proses formulasi untuk menghasilkan material standar melalui pengumpulan
database komposisi kimia masing-masing skrap dilanjutkan simulasi dengan program excel
sehingga diperoleh kebutuhan skrap untuk membuat 3 (tiga) formula AlSi 12(b). Ketiga
formula material standar AlSi12(b) dibuat dari skrap utama yang berbeda yaitu kampas rem,
piston dan blok mesin, dengan skrap pendukungnya adalah panci, plat, siku dan master alloy
AlSi49.Hasil simulasi dilakukan pengecoran dengan metoda sand casting. Selanjutnya
dilakukan pengujian komposisi kimia dan sifat mekanik material AlSi 12(b). Hasil pengujian
ketiga formula tersebut dibandingkan secara sifat mekaniknya dengan acuan material
standar dari Biro Klasifikasi Indonesia yaitu DIN EN 1706.
Hasil uji komposisi kimia menunjukkan bahwa formula 2 yang paling mendekati
paduan cor AlSi12(b) sesuai standar DIN EN 1706. Sedangkan formula 1 dan 3 masih
termasuk AlSi12(b) tetapi dengan kadar Cu cukup tinggi. Nilai kekerasan tertinggi adalah
formula 2 sebesar 219 – 241 HBN. Nilai kekerasan sudah memenuhi standar DIN EN 1706.

Kata kunci: AlSi12(b), Skrap Aluminium, BKI, DIN EN 1706, Sand casting, Komposisi
Kimia, Kekerasan.

PENDAHULUAN Aluminium sendiri dapat di daur


Sebanyak 29 IKM (Industri Kecil ulang (recycle) tanpa batas dan tanpa
Menengah) Komponen Kapal di Kabupaten kehilangan karakteristik superior nya serta
Tegal, Jawa Tengah, telah memanfaatkan merupakan pertimbangan utama untuk
skrap paduan aluminium sebagai bahan pemanfaatan aluminium selanjutnya,
pengganti ingot yang bertujuan menekan mewakili salah satu atribut kunci dari
harga jual produk. Hal tersebut keberadaan logam (W. Khraisata). Dan
menyebabkan kualitas produk belum seperti dikatakan H. Amini Mashadi, dkk,
memenuhi spesifikasi yang dipersyaratkan bahwa daur ulang (Recycling) mempunyai
terutama pada komposisi kimia dan sifat nilai penting secara ekonomi, energi,
mekaniknya. Banyak hal yang lingkungan dan sebagai implikasi
mempengaruhinya terutama keterbatasan penghematan sumber daya serta biaya
para pelaku industri tentang bagaimana produksi yang rendah. Selain itu, Subodh
membuat bahan bahan skrap sebagai bahan Dash menyatakan bahwa keuntungan
standar dan mahalnya biaya uji material. ekonomi yang signifikan dari daur ulang
aluminium telah dibuktikan yang hasilnya
setiap kenaikan1% jumlah kaleng

Volume 10 No. 2 Oktober 2019 53


aluminium yang didaur ulang, penghematan piston mobil, kemudi dan cylinder heads.
ekonomi untuk ekonomi AS adalah $12 Trendnya adalah sebagai bahan baku pada
Juta/tahun. Ditambahkan oleh Y.Xiao dan manufaktur engine block yang
MA Reuter yang menyatakan bahwa menggantikan cast iron. Kedua, aluminium
aluminium yang di daur ulang menghemat tahan terhadap korosi karena mempunyai
95% energy yang diperlukan untuk suatu lapisan oksida yang kuat dimana
menghasilkan aluminium dari bahan baku bersifat melindungi dan mencegah korosi
alam. Faktanya untuk memproduksi 1 (satu) dari material dasar (base material) (T.O.
pound aluminium dibutuhkan 4 (empat) Mbuya, dkk). Menurut W.Khraisata,
pound bijih bauxite, jadi setiap pound daur kebanyakan aluminium dalam bentuk
ulang menghemat 4 (empat) pound bijih paduan dan dengan penggunaan tipe paduan
bauxite. Peningkatan penggunaan daur aluminium yang berbeda dapat diproduksi
ulang logam memiliki efek penting terhadap dengan cakupan karakteristik yang luas,
emisi CO2, dimana daur ulang aluminium contohnya, kekuatan tarik, kekerasan dan
hanya menghasilkan 4% CO2 dibanding plastic malleability. Paduan yang paling
dengan produksi dari sumber daya alam. banyak adalah silikon (Si), magnesium (Mg),
Aluminium merupakan unsur ketiga mangan (Mn), tembaga (Cu) and seng (Zn). Paduan
paling banyak digunakan setelah baja, yaitu yang berisi maksimal 1% besi dan silikon dalam total
paduan disebut aluminium murni (unalloyed
8% Senyawa aluminium terdapat di kulit
aluminium).Salah satu paduan aluminium cor
bumi, dengan perhitungan secara global
yang digunakan untuk produk komponen
sebesar 24 (dua puluh empat) juta ton/tahun
kapal sesuai aturan Biro Klasifikasi
dan lebih dari 7 (tujuh) juta ton/tahun di
Indonesia adalah AlSi12(b) seperti terlihat
produksi dari daur ulang aluminium. W.
pada tabel 1.
Khraisata menyatakan bahwa aluminium
Lipinski menyatakan bahwa paduan
murni bersifat lembut (soft), lemah (weak),
Al-Si sangat popular pada paduan
merupakan logam ringan (beratnya kurang
aluminium cor karena memiliki sifat
dari sepertiga berat baja, tembaga atau
mampu cor yang baik (Castability), sifat
kuningan) tetapi dapat menjadi kuat, lunak
mekanik dan sifat fisik yang baik,
(ductile), dan dapat dibentuk (malleable),
kepadatan rendah, konduktivitas listrik dan
tahan korosi dan sangat bagus sebagai
termal yang baik, tingkat kontraksi rendah
konduktor panas dan listrik. Tetapi menurut
dan suhu fusi relatif rendah serta
J.Kotze, ada sisi negative penggunaan
mempunyai sifat fluiditas yang baik.
aluminium yaitu: kekuatan rendah pada
Paduan aluminium-silikon termasuk paduan
temperatur tinggi, fusing point rendah,
cor (casting alloys) dan diberi kode seri
kekerasan rendah, resistan terhadap keausan
4xx.x. Menurut TV. Rajan, dkk, 1997,
dan abrasi rendah, kekuatan fatik dan
paduan aluminium dengan kandungan
kekuatan mulur rendah. Dikatakan kembali
silikon tinggi seperti LM4, LM6, LM8 dan
oleh W.Khairasat bahwa aluminium mempunyai
LM25, mempunyai karakteristik
suhu leleh (melting temperature) rendah dan
pengecoran yang sangat baik, yaitu
memiliki kekuatan tarik yang rendah yaitu
penyusutan (shrinkage) yang kecil,
kekuatan-tarik 90-140 N/mm2. Tetapi dapat
fluiditasnya sangat bagus, impermeabilitas
dipadu dengan banyak elemen, seperti tembaga,
seng, magnesium, mangan, litium dan silikon, untuk
gas baik, dan kecenderungan rendah
memproduksi cakupan yang luas dengan sifat yang terhadap retak bentuk setelah solidifikasi.
spesifik untuk tujuan yang berbeda. Paduan jenis ini secara luas diproduksi
Tujuan utama penggunaan paduan dengan menggunakan semua tipe
aluminium adalah dalam aplikasi material pengecoran juga ketahanan korosinya bagus
ringan seperti di industri aerospace dan dengan terbentuknya lapisan SiO2.xH2O
automobil. Penggunaannya pada pembuatan pada permukaan.

54 Volume 10 No. 2 Oktober 2019


Tabel 1. Paduan aluminium cor standar BKI (BKI, volume V section 10, 2006)
Designation of alloy Cast procedure Material condition Sea water
suitability
EN AC-41000 (AlSi2MgTi) S, K F, TG Good
EN AC-42100 (AlSi7Mg0,3) S, K, L TG,TG4 Good
EN AC-42200 (AlSi7Mg0,6) S, K, L TG, TG4 Good
EN AC-43100 (AlSi10Mg(b)) S, K, L F, TG, TG4 Good / moderate
AN AC-44100 (AlSi12(b)) S, K, L, D F Good / moderate
EN AC-51000 (AlMg3(b)) S, K, L F Very good
EN AC-51300 (AlMg5) S, K, L F Very good
EN AC-51400 (AlMg5(Si)) S, K, L F Very good
S = sand casting
K = permanent mould casting
L = investement casting
D = pressure die casting
F = cast condition
TG = solution annealed and completely artificially aged
TG4 = solution annealed and not completely artificially aged-under aged (only for permanent
mould casting)

Aluminium pada keadaan padat AlSi12 merupakan salah satu paduan


hanya mampu melarutkan sedikit saja AlSi, biasanya tersedia dan mempunyai titik
silikon, dimana kelarutan silikon didalam lebur (melting point) 577°C (Z.Ma,dkk dan
kristal campuran α (alfa) akan menurun Kotze). Sedangkan sifat thermo-physical
drastis bersama dengan penurunan dari AlSi12 pada suhu 5770C (Kotze, dkk)
temperatur. Unsur silikon dengan nomor adalah sebagai berikut:
atom 14 dan berat atom 28,0855 1. Heat of fusion : 548.6 J/g
mempunyai titik lebur (melting point) 2. Densitas (density) : 2650 kg/m3
sebesar 14140C (ASM Vol 3). Menurut 3. Konduktivitas panas (Thermal
Widodo bahwa kelarutan silikon didalam conductivity) : 190 W/m.K
aluminium adalah sebagai berikut: 1,65% 4. Panas spesifik (Specific heat) (molten)
(577 0C), 0.8% (500 oC), 0.3% (400 oC), : 0.897 J/g.K
0.1% (300 oC) dan 0.05% (250 oC). 5. Dynamic viscosity (molten) :
Lipinski (2008) menyatakan bahwa silikon 0.0045 N.s/m2
ditambahkan dengan tujuan untuk 6. Prandtl number of AlSi12 (molten) :
meningkatkan mampu cor (castability) serta 0.000021244
memperbaiki sifat mekanis dari aluminum Sifat mekanik suatu paduan
murni. Penambahan unsur silikon sampai dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti:
dengan 20%. Jadi semakin tinggi komposisi kimia, perlakuan panas (heat
kandungan silikon akan meningkatkan treatment), proses pengecoran dan proses
mampu alir pada paduan logam cair. pengerjaan, Jadi dengan merubah komposisi
Disamping itu, penambahan unsur silikon kimia sampai batas tertentu, maka sifat
juga dapat memperbaiki sifat fluiditas dan mekanik akan berubah sesuai dengan yang
feeding characteristic dari paduan. Tetapi diinginkan (Suhariyanto, 2002). Komposisi
kandungan silikon lebih dari 20% akan kimia AlSi12(b) standar BKI megacu standar
membentuk partikel inklusi didalam DIN EN 1706 seperti terlihat pada tabel 2.
paduan.

Volume 10 No. 2 Oktober 2019 55


Tabel 2. Paduan aluminium cor standar BKI (BKI, volume V section 10, 2006)

Standar BKI untuk sifat mekanik AlSi12(b)


Paduan Al-Si dengan kandungan Si terlihat pada tabel 4.
yang berbeda akan mempengaruhi sifat
mekaniknya, seperti terlihat pada tabel 3.

Tabel 3. Sifat mekanik pada paduan AlSi yang berbeda (J.Grum, M.Kisin, 2005)
Type of alloy Chemical composition (%) Mechanical properties
Designation Si Fe Mn Al the rest Hardness Tensile strength
HB Rm (N/mm2)
AlSi5 4,80 0,17 0,11 94,92 53 132
AlSi12 12,40 0,24 0,25 87,11 67 168
AlSi20 20,50 0,11 0,01 79,38 65 162

Tabel 4. Sifat mekanik paduan AlSi (DIN EN 1706, 2008)

Untuk membuat produk dari bahan skrap seharusnya harus diketahui terlebih dahulu
komposisi kimianya. Data komposisi kimia skrap sebagian telah diteliti oleh R. Widodo, Jarot
Raharjo (tabel 5) dan Kiryanto, dkk (tabel 6).

56 Volume 10 No. 2 Oktober 2019


Tabel 5. Komposisi kimia skrap aluminium (R. Widodo, Jarot Raharjo)

Beberapa penelitian bahan skrap mesin, casing, pelat, panci, AlSi45 dan Altab
menjadi bahan standar di Indonesia telah Cu serta membuat AC4D dari skrap piston,
dilakukan seperti oleh Jarot Raharjo (2001) blok mesin, casing, velg enkei,
membuat bahan standar LM 4 dan LM 13 plat/list/profil, AlCu ingot, AlMg dan AlMn
dari skrap Piston, kawat, plat, hanger, roda menggunakan cetakan pasir dapur krusibel.
gigi, casing, blok mesin, baling-baling, Kiryanto, dkk (2012) membuat JIS H 4000
panci, Cu kabel dan AlSi49 menggunakan 1970 Seri 5005 atau SNI 07-1352-1989
cetakan pasir dan logam melalui proses AC2A dari skrap Aluminium siku dan
simulasi tabel program excel . Arie kampas rem (tanpa rumus peramuan) dan
Hendarto, dkk (2007) membuat bahan ADC dari skrap aluminium plat dan panci (tanpa
10 dari skrap piston, blok mesin, casing, rumus peramuan) dengan menggunakan
panci, roda gigi, AlSi45 dan Altab Cu, cetakan pasir dapur UKM.
membuat ADC 12 dari skrap piston, blok

Tabel 6. Komposisi kimia skrap aluminium (Kiryanto, dkk)

Pada penelitian kali ini akan Untuk menghasilkan bahan AlSi12(b)


membuat 3 (tiga) formula material paduan harus menggunakan dengan kandungan
cor AlSi12(b) dari bahan skrap aluminium silikon yang cukup tinggi maka dipilihlah
yang mengacu pada standar material BKI tiga material skrap yaitu Kampas rem,
seperti dalam tabel 1. Metoda pengecoran piston dan blok mesin sebagai material
yang dilakukan mengacu pada standar utama ditambah panci, aluminium siku,
ASTM: ASTM B 26/B 26M, “Specification aluminium plat dan master alloy AlSi49.
for Aluminum-Alloy Sand Casting”. Skrap aluminium yang digunakan sebagai
Komposisi kimia yang diharapkan sesuai bahan baku pembuatan bahan paduan cor
tabel 2 dan sifat mekanik yang diharapkan AlSi12(b) tersebut kemudian di data
sesuai standar DIN EN 1706 pada tabel 4. komposisi kimia masing-masing skrap-nya
yang merujuk pada Peneliti sebelumnya
1. METODOLOGI

Volume 10 No. 2 Oktober 2019 57


tentang skrap aluminium (tabel 5 dan tabel simulasi didapatkan bahan untuk membuat
6). ketiga formula AlSi12(b) dari masing-
Proses selanjutnya adalah membuat masing 2 Kg skrap dengan rincian yang
simulasi dengan metode tabel menggunakan terlihat pada tabel 7.
perangkat lunak MS.excel. Dari hasil

Tabel 7. Kebutuhan masing-masing material skrap untuk ketiga formula AlSi12(b)

Alat yang digunakan pada proses cor yang digunakan berbahan keramik dengan
adalah dapur krusibel dengan tipe dapur kapasitas pemasakan 5 Kg seperti terlihat
terbuka dengan menggunakan bahan bakar pada gambar 1b. Cetakan jenis cetakan pasir
solar dan bensin. Kontruksi dapur terdiri (pada gambar 1c). Alat bantu lain adalah
atas krusibel sebagai tempat peleburan timbangan, mesin gerinda, mesin potong,
logam yang terletak di tengah-tengah dapur gayung untuk penuangan, serok baja,
dengan dapur terbuat dari bahan tahan api termokopel dan mesin bubut. Sebelum
yang sekaligus sebagai penyekat panas melakukan pengecoran, bahan-bahan hasil
(isolator panas) sedangkan burner dipasang simulasi kemudian ditimbang sesuai
pada tungku sebagai penghubung ke bahan kebutuhannya dengan alat timbang digital
bakar, kowi untuk memasak logam cair merk CAS (gambar 1d), selanjutnya
diletakkan ditengah-tengah dikelilingi oleh dilakukan proses pemotongan.
batu tahan api seperti terlihat pada gambar Proses selanjutnya adalah casting
1a. yaitu melebur bahan baku skrap paduan
aluminium sesuai hasil perhitungan
peramuan dan pemaduan. Peleburan
dilakukan sampai mencapai temperatur ±
7250C. Logam cair hasil peleburan
dituangkan kedalam cetakan yang telah
disiapkan.
Proses pengecoran bahan 1 diawali
a b dengan pengisian
c bahan bakar solar+bensin
d
kemudian dihembuskan udara
menggunakan blower untuk pemanasan
kowi selama ± 10 menit. Selanjutnya bahan-
bahan skrap yang sudah dipotong-potong
dimasukkan dalam kowi yang sudah
dipanaskan. Mula-mula potongan panci,
C d aluminium siku dan aluminium plat yang
Gambar 1. a) tungku peleburan Al; b)kowi dicor terlebih dahulu selama ± 15 menit
5 Kg; c)cetakan pasir; d)penimbangan skrap sampai mencair kemudian diaduk. Bahan
skrap utama (kampas rem, piston, blok
Kowi digunakan sebagai tempat mesin) ditambahkan ke dalam kowi dikuti
untuk melebur dan mencampur coran. Kowi penambahan AlSi49 master alloy. Ketika

58 Volume 10 No. 2 Oktober 2019


bahan sudah terlihat cair selanjutnya terbaca pada termokopel digital pada
penambahan covering flux sambil terus gambar 2b dan selanjutnya dilakukan proses
diaduk secara manual selama ± 5 menit penuangan secara manual seperti terlihat
sehingga mulai terlihat kotoran-kotoran pada gambar 2c. Proses selanjutnya adalah
yang mengapung berbentuk bara kehitaman pembongkaran cetakan yang sudah diisi
yang kemudian disingkirkan dari logam logam cair setelah ± 20 menit dari waktu
cair. penuangan dengan harapan produk cor
sudah padat seperti terlihat pada gambar 2d.
Produk hasil cor dilakukan pengujian
komposisi kimia dengan ukuran spesimen
diameter 39 mm dan tebal 27 mm. Peralatan
uji menggunakan mesin uji komposisi
(spectrometer) shimadzu OES 5500 II
a b standard dASTM E 1251-04. Preparasi
spesimen setelah dipotong kemudian
dipoles dengan mesin poles. Penembakan
dilakukan sebanyak 4 kali untuk diambil
rata-rata komposisi kimia bahan.
Uji kekerasan Rockwel B (HRB)
berpedoman pada standar ASTM E18-11
menggunakan alat uji Kekerasan Rockwell
C d HR-150A dengan ukuran spesimen
Gambar 2. a)suhu berhenti pengadukan; b) 20mmx20mmx20mm. Preparasi spesimen
suhu penuangan; c) proses penuangan; setelah dipotong kemudian dipoles dengan
d)proses pembongkaran cetakan mesin poles. Pengujian dilakukan dengan 3
kali penekanan indentor.
Pengecekan suhu menunjukkan ±
7000C (Gambar 2a) maka tidak 2. HASIL DAN PEMBAHASAN
diperbolehkan untuk melakukan 1. Uji Komposisi kimia
pengadukan agar lapisan oksida pada logam Hasil uji komposisi kimia dapat
cair tidak rusak. Setelah ± 10 menit maka dilihat paada tabel 8.
suhu logam cair menunjukkan kenaikan
secara cepat mencapai suhu 7310C seperti

Tabel 8. Hasil uji komposisi

Data hasil pengujian komposisi yang dari kandungan unsur silikon sesuai standar
terlihat pada Tabel 8., menunjukkan bahwa DIN EN 1706. Tetapi Formula 1 terlihat
secara umum baik Fomula 1, 2 dan 3 adanya ketidaksesuaian yang cukup besar
termasuk paduan cor AlSi12(b) jika melihat pada kandungan tembaga (Cu) yang

Volume 10 No. 2 Oktober 2019 59


melebihi dari standar yaitu 0,9 padahal Si-nya dan unsur yang lain kecuali
seharusnya 0,1 - 0,15. Kandungan Cu pada kandungan Cu yang melebihi.
pada formula 2, masih melebihi standar 2. Nilai rata-rata kekerasan ketiga
dengan selisih 0,02 dari standar maksimal formula material AlSi12(b) dari skrap
yang dipersyaratkan. Begitu juga pada lebih tinggi dibanding dengan
formula 3, kandungan Cu masih melebihi persyaratan nilai kekerasan DIN EN
standar yang ditetapkan. Biasanya dengan 1706 yaitu >50 HBN.
kandungan Cu tinggi memperbaiki kekuatan
dan kekerasan dalam paduan tetapi akan DAFTAR PUSTAKA
menurunkan ketahanan korosi, hot tearing, ASM Metal Handbook Vol.3, 1998,”Alloy
dan castability. Phase Diagrams”.
ASTM Handbook E18-11, 2004, “Standard
2. Uji sifat kekerasan Test Method for Brinell Hardness of
Uji kekerasan Rockwel B (HRB) Metallic Materials”, PO Box C700,
yang berpedoman pada standar ASTM E18- West Conshohocken, PA 19428-2959,
11 menggunakan alat uji Kekerasan United States,.
Rockwell HR-150A terlihat pada grafik ASTM B 26/B 26M, “Specification for
gambar 3. Aluminum-Alloy Sand Casting”
ASTM E 1251-04, “Standard Test Method
for Analysis of Aluminum and
Aluminum Alloys by Atomic Emission
Spectrometry”
Biro Klasifikasi Indonesia, 2006, “Rules for
the classification and construction of
seagoing steel ships”, volume V
section 10.
DIN EN 1706, Juni 2008, “Aluminium and
Gambar 3. Grafik rata-rata uji kekerasan aluminium alloys–Castings: Chemical
(HBN) composition and mechanical
properties”.
Dari gambar 3 terlihat grafik hasil uji
H. Amini Mashhadi, A. Moloodi, M.
kekerasan dimana kekerasan ketiga formula
Golestanipour, E.Z.V. Karimi,
AlSi12(b) dari skrap lebih tinggi
“Recycling of aluminium alloy turning
dibandingkan DIN EN 1706. Dan kekerasan
scrap via cold pressing and melting
tertinggi pada formula 2. Seperti diketahui
with salt flux”, Science Dirrect,
bahwa kandungan unsur Cu digunakan
Elsevier, Journal of materials
untuk memperbaiki kekuatan dan
processing technology 2 0 9, 3138–
kekerasan. Tetapi kandungan Cu tinggi juga
3142, 2009.
linier dengan pertambahan persentase
Ir. Arie Hendarto, Ir . Muslim E. Harahap,
porositas yang menyebabkan kekerasan
M.Sc., MBA., Dr. M.Eng. Eko
menurun.
Syamsuddin Hasrito, Dr. Ir. Danny M.
Gandana, Nopember 2011,
3. KESIMPULAN “Peningkatan Daya Saing Baling-
Dari hasil penelitian dapat diambil baling Kapal Penumpang Produk IKM
kesimpulan sebagai berikut: Logam Di Kabupaten Tegal Melalui
1. Komposisi kimia ketiga formula Pengembangan Teknologi Pengecoran
material AlSi12(b) dari skrap memenuhi dan Desain yang Hidrodinamis”,
komposisi standar BKI yang mengacu BPPT.
pada DIN EN 1706 pada kandungan

60 Volume 10 No. 2 Oktober 2019


J. Grum, M. Kisin, “ The influence of the Suhariyanto .,2002., Perbaikan Sifat
microstructure of three Al–Si alloys on Mekanik Paduan Aluminium (A356.0)
the cutting-force amplitude during fine dengan Menambahkan TiC
turning”, Science Dirrect, Elsevier, T. Lipiński,“Influence exothermical
International Journal of Machine Tools mixtures contents Na or B on
& Manufacture 46 (2006) 769–781, elongation and hardness AlSi12 alloy”,
Available online 8 September 2005. ARCHIVES of FOUNDRY
Jarot Raharjo, “Pembuatan Ingot Standar ENGINEERING (AFE), ISSN (1897-
Paduan Aluminium BS 1490 Seri LM 4 3310) Volume 8 Issue 1/2008.
dan LM 13 Dari Bahan Baku Skrap”, T.O. Mbuya, B.O. Odera, S.P. Ng’ang’a
Tesis Program Pasca Sarjana Fakultas and F.M. Oduori, 2010, ”Effective
MIPA Program Studi Ilmu Material, Recycling of Cast Aluminium Alloys for
Universitas Indonesia, 2001. Small Foundries”, Jomo Kenyatta
Johannes P. Kotzé, 2013, “Evaluation of a University of Agriculture and
latent heat thermal energy storage Technology, JAGST Vol. 12(2).
system using AlSi12 as a phase change TV. Rajan, C.P. Sharma dan Ashok Sharma,
material”, Stellenbosch University , July 1997, “Heat Teratment,
Centre for Renewable and Sustainable Principle and Techniques”, Prentice
Energy Studies, ASME, Journal of Hall of India Private Limited, New
Solar Energy Engineering, Vol. 135. Delhi, 7th printing.
Kiryanto, Eko Samito Hadi, Muhammad W. Khraisata, and W. Abu Jadayil,
Ansori, Februari 2012, “Analisa Sifat “Strengthening Aluminum Scrap by
Mekanik Paduan Aluminium Sebagai Alloying with Iron”, JJMIEVolume 4
Rangka Jendela Kapal di Perusahaan Number 3, June, 2010.
Pengecoran Logam CV. Setia Kawan Y.Xiao, M.A. Reuter, , Juli 2002,
Kota Tegal dengan Cetakan Tidak “Recycling of distributed aluminium
Permanen”, Jurnal Kapal – vol 9 No.1. turning scrap”, Science Dirrect,
R. Widodo, , April 2012, ”Teknik Elsevier, Mineral Engnineering 15
Pengelolaan Bahan Baku Peleburan (2000) 963-970.
Aluminium”, Jurnal Foundry Vol. 2 Z. Ma, E.Samuel, A.M.A. Mohamed, A.M.
No. 1, ISSN : 2087-225. Samuel, F.H. Samuel, H.W. Doty, ,
Subodh K. Dash, , JUNE 2006, “Designing 2010, “Parameters controlling the
Aluminum Alloys for a Recycle- microstructure of Al–11Si–2.5Cu–Mg
Friendly World”, LIGHT METAL alloys”, Science Dirrect, Elsevier,
AGE. Journal Materials and Design 31, 902–
912.

Volume 10 No. 2 Oktober 2019 61


62 Volume 10 No. 2 Oktober 2019

Anda mungkin juga menyukai