Anda di halaman 1dari 21

Anggota Team :

Muammar Khadafi ( Dafi ) – 2020610005


Ricco Gerdana Putra S ( Ricco ) - 2020610051
VISION
Kota Surakarta yang kemudian dikenal dengan Solo, mempunyai sejarah yang
panjang sebagai bagian dari pusat kebudayaan Jawa. Meskipun masih memegang
erat kebudayaan para leluhur, Solo sebagai sebuah kota tidak luput dari
perkembangan era global. Perkembangan teknologi dan era perdagangan bebas
memberikan kesempatan kepada setiap wilayah atau kota untuk mengembangakan
potensi diri.
Solo Past is Solo Future, merupakan slogan yang dikembangkan oleh Pemkot Solo
dalam upaya untuk menjadikan Solo sebagai ikon pelestarian cagar budaya.
Pelestarian cagar budaya merupakan sebuah komitmen pembangunan Solo
Berkarakter yang akan menjadi simbol dan identitas dari keberhasilan pembangunan
kota itu sendiri. Komitmen terhadap pembangunan Solo Berkarakter diharapkan juga
bermanfaat bagi sektor pariwisata.
Slogan Solo Past is Solo Future merupakan sebuah upaya pencitraan untuk
membangun Solo masa depan adalah Solo masa lalu, Solo ke depan tak
hanya mengacu modernisasi pembangunan, tetapi juga bagaimana komitmen
atas pelestarian cagar budaya yang ada. Solo yang penuh nuansa kejawen,
adiluhung, dan berperikemanusiaan.
Ngarsopuro merupakan suatu kawasan di depan Pura Mangkunegaran, yang
dahulu berjajar toko-toko elektronik kurang tertata serta terdapat pasar
antik Triwindu. Pada tahun 2009, Pemkot Solo melakukan pemugaran dan
penataan kawasan Ngarsopuro dengan membangun pasar khusus barang
antik dan pasar khusus barang elektronik. Selain membangun pasar, pemkot
juga membangun fasilitas pedestrian dengan penataan yang asri serta
nyaman bagi pejalan kaki.
STAKEHOLDER
Stakeholder Peran
Pemerintah Penyediaan sarana dan prasarana
Pemugaran dan penataan kawasan Ngarsopuro

Membangun pasar khusus barang antik dan pasar khusus barang elektronik

Membangun fasilitas pedestrian dengan penataan yang asri

Membangun tenda sebagai tempat berjualan pedagang kerajinan dan hasil industri kreatif
lainnya

Pembinaan sumber daya manusia dengan cara mengadakan workshop untuk meningkatkan
kemampuan dan pengetahuan masyarakat lokal sebagai pelaku pariwisata

Swasta Pengusaha Transportasi, menyediakan transportasi untuk memperlancar aksesibilitas

Usaha penginapan disekitar Ngarsopuro


Biro perjalanan
STAKEHOLDER
Stakeholder Peran
Masyarakat Menjadi pedagang barang antik dan barang elektronik
Turut serta dalam berbagai event yang rutin diadakan seperti ajang
kegiatan budaya seperti festival Jenang, festival jazz
Bersifat terbuka terhadap wisatawan
Memiliki usaha di bidang pariwisata seperti membuka rumah makan

Menjadi pedagang kerajinan dan hasil industri kreatif lainnya


PORTFOLIO OF PRODUCTS
NGARSOPURO MERUPAKAN SUATU KAWASAN DI DEPAN PURA MANGKUNEGARAN YANG JUGA MERUPAKAN SALAH SATU
OBJEK WISATA ANDALAN DARI KOTA SOLO, PURA MANGKUNEGARAN MENJADI PUSAT BUDAYA DAN SENI DI KOTA SOLO.
BERBAGAI KOLEKSI BERHARGA YANG ADA DI DALAM ISTANA DIPERCAYA BERASAL DARI KERAJAAN MATARAM DAN
MAJAPAHIT.

Ngarsopuro Night Market

Pasar ini bukanlah pasar biasa. Pasar ini


bukanlah pasar dimana para pedagang
bebas menjajakan barang dagangannya.
Barang dagangan yang boleh dijual
haruslah berkarakter.
Karakter tersebut yaitu barang yang dijual
harus mengandung karakter Kota Solo.
Sehingga barang yang dijual disini seperti
batik, mainan tradisional hingga batu akik.
Dan penjual harus memiliki KTP Surakarta.
Pertunjukan-pertunjukan budaya
Pusat Barang-Barang Antik
Berada dekat Istana Mangkunegaran dan Pasar Malam Ngarsopuro sangat cocok bagi
Keraton Kasunanan Surakarta membuat pengunjung yang suka mengoleksi barang-
pasar ini dibanjiri pengunjung. Pengunjung barang antik. Di dalam Jalan Diponegoro
selain dapat melihat hasil kreasi UMKM Kota terdapat pasar barang antik. Pasar ini
Solo, juga dapat menyaksikan pertunjukan- bernama pasar Triwindu. Karena sama-sama
pertunjukan budaya. Salah satu nya adalah
pertunjukan Keroncong. berada di Jalan Diponegoro, seakan-akan
pasar Triwindu menyatu dengan Pasar
Yang perlu diperhatikan pengunjung adalah Malam Ngarsopuro. Aneka barang antik
jam buka Pasar Malam Ngarsopuro. Pasar ini khas budaya jawa bisa pengunjung temukan
memiliki jam operasional yang sangat di sini. Dimulai dengan gerabah, lampu
terbatas, yaitu empat jam saja.
gantung, payung, cermin hingga wayang.
Pembeli Diperbolehkan Menawar Mencicipi Kuliner Khas Kota Solo
Harga
Kemenarikan lainya dari Ngarsopuro Night Puas melihat aneka barang dijajakan,
Market adalah pengunjung dapat menawar waktunya mencoba kuliner khas Solo. Di
harga. Barang yang dijual boleh ditawar sepanjang Jalan Diponegoro berjejeran
pembeli. Selain itu, keseruan tawar-menawar penjual makanan khas Kota Solo. Aneka
antara pembeli dan penjual menambah makanan seperti sosis solo, nasi liwet hingga
daya tarik pasar ini. sate kere patut dicoba pengunjung.
COMMUNICATION STRATEGY
Fakta Kunci:
Ngarsopuro berhubungan secara geografis dengan Puro Mangkunegaran
Ngarsopuro belum memiliki logo.
Budaya Jawa menjadi aset memperkuat karakter Kota Solo.
Ngarsopuro terletak di pusat kota.

Masalah yang dikomunikasikan:


Menunjukan keunikan Ngarsopuro
Memperlihatkan bahwa Kawasan Ngarsopuro juga layak dijadikan tempat wisata lokal
namun berskala internasional.
COMMUNICATION STRATEGY
Tujuan yang dicapai : Media Sosial Kawasan Ngarsopuro
dikendalikan oleh Pariwisata Kota Solo.
Merancang dan membangun sebuah brand Tidak seputar Kawasan Ngarsopuro saja
yang dapat menggambarkan Kawasan yang di promosikan dalam akun media
Ngarsopuro. sosialnya tetapi juga destinasi wisata
Menciptakan sistem yang baik dan jelas lainnya.
untuk Kawasan Ngarsopuro baik dalam
media promosi maupun di areanya sendiri,
sehingga terlihat lebih tertata dan menarik
di mata masyarakat.

Keyword (Big Idea): Heritage, Art and


Cultural, Profesional
IMAGE OR DIFFERENTIATION
Solo the Spirit of Java yang mengandung makna
bahwa ‘Solo merupakan jiwanya Jawa’.
Identitas visual yang berupa tulisan ”Solo” beserta Logo Ngarsopuro dirancang untuk Kawasan wisata
slogan di bawahnya dengan aksen huruf ”O” Kota Solo, disekitaran Jl. Diponegoro dan tepat
berbentuk relung diperoleh dari ekstraksi konsep didepan Puro Mankunegaran.
visual yang merefleksikan kesan Jawa dalam Logo Ngarsopuro berdasarkan data visual dari logo
tampilannya. Puro Mangkunegaran di Pringgitan, Gerbang Puro
Relung dalam logo bisa saja mengingatkan orang Mangkunegaran, dan Penari Gambyong Pareanom.
pada ornamen keris, batik atau mebel yang merujuk
pada wilayah (Jawa).
IMAGE OR DIFFERENTIATION

Perwujudan desain logo kawasan Ngarsopuro dapat dijabarkan sebagai berikut:

1 Visibility logo terlihat menonjol hingga dapat diidentifikasi cepat dan mudah diingat.
2 Application logo dapat diterapkan ke berbagai macam teknis aplikasi.
3 Distinctiveness logo dapat membedakan dengan kompetitor.
4 Simplicity logo mudah dikenal.
5 Retention logo mudah diingat.
6 Color logo memiliki warna yang spesifik dan unik. Logo dapat diaplikasikan dalam hitam putih.
7 Descriptiveness logo mengungkapkan sifat (visi dan misi).
8 Timelessness logo diharapkan bisa bertahan lama.
9 Modularity logo bisa diadaptasikan ke berbagai macam aplikasi. Elemen logo dapat saling mendukung untuk menciptakan
komunikasi yang selaras.
10 Equity logo diharapkan bisa bertahan lama.
IMAGE OR DIFFERENTIATION
Facilities Sign
TARGET CONSUMER
Demografi Psikografi
 Usia : 12 – 55 tahun  Kepribadian : family-oriented, dinamis, terbuka
 Jenis Kelamin : Pria, Wanita  Gaya hidup : Menyukai hal baru
 Pendidikan : SMP keatas  Perilaku : Peduli terhadap keluarga, traveling, wisata
 Status : Belum menikah, menikah, berkeluarga
Unique Selling Proposition
 Pekerjaan : Wiraswasta, karyawan, pensiunan, pelajar
 Wisata keluarga yang berwawasan budaya Jawa.
 Warga negara : Indonesia dan Asing
 Bahasa : Indonesia Positioning
 Sebagai kawasan wisata belanja dan kuliner untuk keluarga
Geografi dengan pelayanan professional yang memiliki kekhasan budaya.
 Domisili : Perkotaan
Pendekatan Emosional
 Wilayah : Indonesia
 Dengan pendekatan emosional target audien diajak untuk
 Kepadatan Wilayah : Urban / perkotaan menikmati kehangatan keluarga dan keramahan budaya Jawa.
 Iklim : Tropis
RESPONSE
Mendapatkan pengalaman baru yang sesuai dengan keinginan target audien
di dalam kehangatan keluarga dan keramahan budaya Jawa yang disajikan
di Kawasan Ngarsopuro.
Menjadikan Kawasan Ngarsopuro sebagai tujuan destinasi wisata budaya
Jawa di Kota Solo.
Memberikan daya tarik yang besar kepada wisatawan melalui wisata
belanja, kuliner, dan pertunjukkan.
TOURIST DESTINATION BRANDING MODEL
Sebuah destinasi sangat memerlukan brand sebagai media untuk berkomunikasi
kepada konsumen tentang jenis ataupun tujuan dari produknya, dan itulah yang
membedakan produk dari produk lainnya.
Dalam destination branding terdiri dari tiga dimensi yaitu Nature Dimension, Cultural
Dimension, dan Historical Dimension.
Kawasan Ngarsopuro memiliki ketiga dimensi wisata tersebut yang membuat
Kawasan Ngarsopuro menjadi produk atau destinasi wisata dengan branding yang
kuat.
NATURE DIMENSION
Secara Geografis, Kawasan Ngarsopuro berada di
perkotaan tepatnya di tengah Kota Solo.
Lokasi Kawasan Ngarsopuro berada di Jalan
Diponegoro. Dimana Kawasan Ngarsopuro
menghubungkan Jalan Slamet Riyadi dan Pura
Mangkunegaran.
Iklim di Kota Solo termasuk iklim tropis, yang
menambahkan suasanya budaya Jawa yang kental.
CULTURAL DIMENSION
Kawasan Ngarsopuro memiliki pasar malam
yang ada setiap akhir pekan, disana
terdapat wisata belanja seperti batik,
souvenir khas Solo; wisata kuliner dimana
banyak makanan dan minuman khas Solo;
dan juga wisata atraksi yang biasanya
diadakan pertunjukan kesenian di Kawasan
Ngarsopuro seperti tarian, musik, wayang,
dan sebagainya.
Di Kawasan Ngarsopuro juga terdapat Pasar
Triwindu yang dimana menjual barang-
barang antik yang menjadi daya tarik
wisatawan untuk mendapatkan souvenir khas
Solo.
HISTORICAL DIMENSION
Ciri khas budaya terutama budaya Jawa
diwujudkan dalam pembangunan kembali
kawasan yang dahulunya sangat padat dan tidak
teratur menjadi kawasan yang tertata rapi dan
dapat menampilkan kekhasan budaya.
Kawasan Ngarsopuro memiliki penampilan khas
diperkuat dengan kegiatan ekonomi dan sosial
yang menampilkan kegiatan kesenian dan
kerajinan khas dari Solo.
DESTINATION/CITY BRAND HEXAGON
Berdasarkan Destination/city Brand Hexagon yang diterapkan pada kota Solo
yaitu:
1. Presence : perkembangan Kota Solo yang memiliki karakter arsitektur
bangunan yang secara keseluruhan menggambarkan citra kota.
2. Place : Sungai Bengawan Solo yang dahulu dijadikan sebagai bandar
perdagangan di lintasan urat-nadi perdagangan Jawa Tengah dan Jawa
Timur.
3. People : Masyarakat dan warga local yang dikenal sangat ramah dengan
kekentalan adat istiadatnya.
4. Pre-requisites : Segala hal di Kota Solo yang masih menjunjung tinggi cultural
heritage.
5. Pulse : Kota Solo masih memiliki area hijau yang masih asri sehingga
memberi kesan damai.
6. Potential : Destinasi-destinasi wisata yang beragam menjadi potensi
pariwisata Kota Solo, seperti Kawasan Ngarsopuro.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai