Membangun pasar khusus barang antik dan pasar khusus barang elektronik
Membangun tenda sebagai tempat berjualan pedagang kerajinan dan hasil industri kreatif
lainnya
Pembinaan sumber daya manusia dengan cara mengadakan workshop untuk meningkatkan
kemampuan dan pengetahuan masyarakat lokal sebagai pelaku pariwisata
1 Visibility logo terlihat menonjol hingga dapat diidentifikasi cepat dan mudah diingat.
2 Application logo dapat diterapkan ke berbagai macam teknis aplikasi.
3 Distinctiveness logo dapat membedakan dengan kompetitor.
4 Simplicity logo mudah dikenal.
5 Retention logo mudah diingat.
6 Color logo memiliki warna yang spesifik dan unik. Logo dapat diaplikasikan dalam hitam putih.
7 Descriptiveness logo mengungkapkan sifat (visi dan misi).
8 Timelessness logo diharapkan bisa bertahan lama.
9 Modularity logo bisa diadaptasikan ke berbagai macam aplikasi. Elemen logo dapat saling mendukung untuk menciptakan
komunikasi yang selaras.
10 Equity logo diharapkan bisa bertahan lama.
IMAGE OR DIFFERENTIATION
Facilities Sign
TARGET CONSUMER
Demografi Psikografi
Usia : 12 – 55 tahun Kepribadian : family-oriented, dinamis, terbuka
Jenis Kelamin : Pria, Wanita Gaya hidup : Menyukai hal baru
Pendidikan : SMP keatas Perilaku : Peduli terhadap keluarga, traveling, wisata
Status : Belum menikah, menikah, berkeluarga
Unique Selling Proposition
Pekerjaan : Wiraswasta, karyawan, pensiunan, pelajar
Wisata keluarga yang berwawasan budaya Jawa.
Warga negara : Indonesia dan Asing
Bahasa : Indonesia Positioning
Sebagai kawasan wisata belanja dan kuliner untuk keluarga
Geografi dengan pelayanan professional yang memiliki kekhasan budaya.
Domisili : Perkotaan
Pendekatan Emosional
Wilayah : Indonesia
Dengan pendekatan emosional target audien diajak untuk
Kepadatan Wilayah : Urban / perkotaan menikmati kehangatan keluarga dan keramahan budaya Jawa.
Iklim : Tropis
RESPONSE
Mendapatkan pengalaman baru yang sesuai dengan keinginan target audien
di dalam kehangatan keluarga dan keramahan budaya Jawa yang disajikan
di Kawasan Ngarsopuro.
Menjadikan Kawasan Ngarsopuro sebagai tujuan destinasi wisata budaya
Jawa di Kota Solo.
Memberikan daya tarik yang besar kepada wisatawan melalui wisata
belanja, kuliner, dan pertunjukkan.
TOURIST DESTINATION BRANDING MODEL
Sebuah destinasi sangat memerlukan brand sebagai media untuk berkomunikasi
kepada konsumen tentang jenis ataupun tujuan dari produknya, dan itulah yang
membedakan produk dari produk lainnya.
Dalam destination branding terdiri dari tiga dimensi yaitu Nature Dimension, Cultural
Dimension, dan Historical Dimension.
Kawasan Ngarsopuro memiliki ketiga dimensi wisata tersebut yang membuat
Kawasan Ngarsopuro menjadi produk atau destinasi wisata dengan branding yang
kuat.
NATURE DIMENSION
Secara Geografis, Kawasan Ngarsopuro berada di
perkotaan tepatnya di tengah Kota Solo.
Lokasi Kawasan Ngarsopuro berada di Jalan
Diponegoro. Dimana Kawasan Ngarsopuro
menghubungkan Jalan Slamet Riyadi dan Pura
Mangkunegaran.
Iklim di Kota Solo termasuk iklim tropis, yang
menambahkan suasanya budaya Jawa yang kental.
CULTURAL DIMENSION
Kawasan Ngarsopuro memiliki pasar malam
yang ada setiap akhir pekan, disana
terdapat wisata belanja seperti batik,
souvenir khas Solo; wisata kuliner dimana
banyak makanan dan minuman khas Solo;
dan juga wisata atraksi yang biasanya
diadakan pertunjukan kesenian di Kawasan
Ngarsopuro seperti tarian, musik, wayang,
dan sebagainya.
Di Kawasan Ngarsopuro juga terdapat Pasar
Triwindu yang dimana menjual barang-
barang antik yang menjadi daya tarik
wisatawan untuk mendapatkan souvenir khas
Solo.
HISTORICAL DIMENSION
Ciri khas budaya terutama budaya Jawa
diwujudkan dalam pembangunan kembali
kawasan yang dahulunya sangat padat dan tidak
teratur menjadi kawasan yang tertata rapi dan
dapat menampilkan kekhasan budaya.
Kawasan Ngarsopuro memiliki penampilan khas
diperkuat dengan kegiatan ekonomi dan sosial
yang menampilkan kegiatan kesenian dan
kerajinan khas dari Solo.
DESTINATION/CITY BRAND HEXAGON
Berdasarkan Destination/city Brand Hexagon yang diterapkan pada kota Solo
yaitu:
1. Presence : perkembangan Kota Solo yang memiliki karakter arsitektur
bangunan yang secara keseluruhan menggambarkan citra kota.
2. Place : Sungai Bengawan Solo yang dahulu dijadikan sebagai bandar
perdagangan di lintasan urat-nadi perdagangan Jawa Tengah dan Jawa
Timur.
3. People : Masyarakat dan warga local yang dikenal sangat ramah dengan
kekentalan adat istiadatnya.
4. Pre-requisites : Segala hal di Kota Solo yang masih menjunjung tinggi cultural
heritage.
5. Pulse : Kota Solo masih memiliki area hijau yang masih asri sehingga
memberi kesan damai.
6. Potential : Destinasi-destinasi wisata yang beragam menjadi potensi
pariwisata Kota Solo, seperti Kawasan Ngarsopuro.
TERIMA KASIH