Anda di halaman 1dari 12

PERANCANGAN BUKU FOTOGRAFI DAN ILUSTRASI LOKASI WISATA

DI KOTA PEKALONGAN

Vincentius Reinaldo 1, Bing Bedjo Tanudjaja2, Daniel Kurniawan3


123
Program Studi Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni dan Desain, Universitas Kristen Petra
Siwalankerto 121-131, Surabaya
Email: vreinal95@gmail.com

Abstrak

Pekalongan merupakan kota yang terletak di Jawa Tengah yang memiliki predikat kota batik dan
mendapat gelar sebagai kota kreatif dunia oleh UNCESCO, sayangnya kota ini masih sepi wisatawan.
Perancangan buku ini bertujuan agar lebih mengenalkan kepada masyarakat pada potensi pariwisata di
Pekalongan. Diharapkan dengan perancangan ini dapat memberikan wawasan dan dapat menarik minat
wisatawan untuk mencoba berkunjung ke Kota Pekalongan.

Kata Kunci: Buku, Wisata1, Sejarah2, Budaya, Pekalongan3

Abstract

Title: Designing Photography and Illustration Book about Tourist Attraction in Pekalongan

Pekalongan is a city in mid Java. That named by City of Batik and has been set by UNCESCO as World’s
Creative City but unfortunately, this city still lack of tourist. The purpose of this book is to make the
public know about the potential tour in Pekalongan. Hopefully, this book can provide a knowledge and
provide tourists to visit Pekalongan.

Keywords: Book, Tours1, History, Culture2, Pekalongan3

Pendahuluan hari dalam jangka waktu tertentu. Kegiatan


pariwisata telah melibatkan banyak komponen.
Indonesia merupakan negara yang terdiri dari Salah satunya adalah aktivitas wisatawan yang
beragam budaya dan adat istiadat juga secara langsung telah terlibat dalam kehidupan
mempunyai bermacam-macam kesenian sosial. Hal itu dilihat dari masyarakat yang
tradisional, kerajinan tradisonal serta makanan menjadi wisatawan, penyedia tempat
tradisional. Pariwisata merupakan sebuah pariwisata, dan penerima wisatawan.
bisnis global yang menjanjikan. Perjalanan Hubungan sosial ini sangat berpengaruh pada
sekarang menjadi faktor pelengkap dalam perkembangan pariwisata. Dengan kegiatan
kehidupan manusia terutama dalam menikmati pariwisata ini masyarakat bisa berinteraksi dan
nuansa budaya dan alam. Munculnya bertransaksi dari satu dengan lainnya.
pariwisata tidak lepas dengan adanya dorongan Hubungan telah terjalin baik dari wisatawan
naluri manusia yang selalu ingin mengetahui lokal maupun wisatawan asing yang datang
dan mencari hal-hal yang baru, bagus, menarik, dalam melakukan perjalanan untuk mengenal
mengagumkan, dan menantang. Biasanya hal berbagai objek wisata. Karya masyarakat yang
itu dilakukan dengan perjalanan-perjalanan dapat dimanfaatkan oleh wisatawan pada saat
keluar daerah atau keluar dari kebiasaan sehari- berkunjung ke satu daerah wisata yang dapat
menambah pengalaman perjalanan baru bagi masih terjaga yang dapat terlihat dari berbagai
wisatawan dan peningkatan berusaha bagi bangunan tua, gaya hidup dan kebudayaan yang
masyarakat (Gumelar S, 2002). Tempat wisata masih terjaga, bahkan kendaraan tradisional
merupakan sesuatu tempat yang menjadi pusat seperti becak masih menjadi salah satu
daya tarik dan dapat memberikan kepuasan transportasi utama yang digunakan oleh
khususnya wisatawan (Yoeti, 1985). Hal ini masyarakat Kota Pekalongan. Selain itu
sangat penting untuk membudidayakan suatu makanan-makanan tradisional dari pekalongan
tempat wisata baik dengan mengembangkan masih banyak dapat temui dipinggir-pingir
dan menjaga keasliannya itu sendiri. jalanan Kota Pekalongan. Kota Pekalongan
Pengembangan tempat wisata ini menjadi memeliki banyak sekali potensi wisata baik
acuan sebagai sumber penghasilan utama wisata budaya, wisata alam ataupun wisata
bagian setiap daerah. Hal ini dapat sejarahnya. Dari berbagai potensi wisata yang
meningkatkan suatu tempat tujuan kunjungan ada di Kota Pekalongan dipilihlah potensi
terutama di Indonesia. Oleh karena itu, wisata sejarah di Kota Pekalongan, karena
pemerintahan daerah harus berupaya dalam seperti yang diketahui bahwa batik Pekalongan
mengembangkan berbagai objek wisata. sudah cukup dikenal, namun dengan batik saja
Pengembangan objek wisata dapat dilakukan tidaklah mampu untuk menarik wisatawan
dengan berbagai cara. Hal itu terlihat dari untuk berkunjung ke Kota Pekalongan, oleh
promosi objek wisata, acara tradisi adat daerah, karena itu diperlukan potensi wisata yang
pembudidayaan tempat wisata, dan fasilitas hanya dapat ditemukan di Kota Pekalongan
yang mendukung. Objek wisata merupakan saja, yang diharapkan dapat lebih menarik
salah satu daya tarik suatu kota dalam menarik orang untuk berkunjung ke Kota Pekalongan.
wisatawan. Masyarakat saat ini sangat dinamis, mereka
Kota Pekalongan adalah sebuah kota di tidak menyukai untuk membaca tulisan yang
provinsi Jawa Tengah. Kota ini terletak di jalur banyak, sehingga dalam menyampaikan suatu
Pantura yang menghubungkan Jakarta- pesan pada mereka akan lebih mudah untuk
Semarang-Surabaya. Pekalongan berjarak menggunakan visual dari pada bentuk verbal.
101 km sebelah barat Semarang, atau 384 Di era modern perkebangan teknologi sudah
sebelah timur Jakarta. Pekalongan dikenal sangat maju namun sebagian besar masyarakat
dengan julukan kota batik, karena batik di Indonesia masih tidak mau untuk
Pekalongan memiliki corak yang khas dan megeluarkan uang untuk sesuatu yang tidak
variatif. Kota Pekalongan masuk jaringan kota memiliki wujud fisik, dapat terlihat dari jumlah
kreatif UNESCO (United Nations Educational, pembelian e-book masih jauh lebih sedikit dari
Scientific and Cultural Organization) dalam pada buku. Dengan target audience merupakan
kategori crafts & folk art pada Desember 2014 mereka yang menyukai berwisata maka buku
dan memiliki city branding World's city of dipilih karena media ini diharapkan lebih
Batik. Selain batiknya Kota Pekalongan mudah diterima masyarakat Indonesia dari
memeliki berbagai potensi wisata lainnya, semua kalangan serta penggunan bentuk visual
diantaranya seperti wisata kuliner, wisata dalam bentuk fotografi dan ilustrasi diharapkan
sejarah dan wisata alam. Sayangnya Kota dapat lebih mampu untuk target audience.
Pekalongan yang merupakan kota batik kurang Karena kita ketahui bahwa di Indonesia,
dikenal oleh masyarakat di luar Pekalongan khususnya di Pekalongan belum ada buku yang
khususnya di luar Jawa Tengah. Kota membahas secara rinci tentang Wisata Sejarah
Pekalongan sendiri yang tergolong kota kecil Kota Pekalongan. Dengan buku tersebut
mengakibatkan sedikitnya wisatawan yang diharapkan dapat tersampaikan informasi yang
tertarik untuk mengunjungi kota yang memeliki lebih baik bagi masyarakat Indonesia maupun
predikat kota batik tersebut. Padahal walaupun mancanegara yang gemar terhadap hal-hal yang
Kota Pekalongan merupakan kota kecil namun berkaitan wisata sejarah. Sehingga diharapkan
didalamnya Kota Pekalongan merupakan kota dapat mendorong Kota Pekalongan menjadi
yang unik dan memiliki kehidupan salah satu destinasi lokasi wisata Jawa Tengah.
bermasyarakat yang unik pula. Kota
Pekalongan masih memiliki berbagai adat,
kebudayaan dan gaya hidup yang tradisional.
Kebudayan dan sejarah di Kota Pekalongan
Manfaat Perancangan Dengan menggabungkan antara bentuk
visual yang berupa illustrasi dan fotografi
Dengan adanya perancagan ini diharapkan serta verbal dalam bentuk tulisan, maka
dapat memberikan manfaat dan kegunaan baik buku ini diharapkan dapat menyampaikan
dari Kota Pekalongan serta masyarakat sebagai secara jelas dan menarik tentang wisata di
berikut: Kota Pekalongan.
 Bagi Mahasiswa
Sebagai tambahan portfolio dimasa yang Konsep Perancagan
akan datang.
 Bagi Institusi Konsep perancangan buku ini berdasarkan pada
Sebagai Portfolio Universitas Kristen Petra usaha menampilkan buku dengan format
dari jurusan Desain Komunikasi Visual didominasi gambar yang berupa ilustrasi dan
dan sebagai pedoman atau pembelajaran fotografi, penjelasan dalam bentuk verbal akan
bagi mahasiswa Universitas Kristen Petra. lebih sedikit dari pada pejelasan dalam bentuk
 Bagi kota Pekolangan visual, sebagian besar penjelasan verbal akan
Membantu memperkenalkan Kota diterjemahkan dalam bentuk visual dengan
Pekalongan sebagai tujuan destinasi wisata layout yang sederhana. Format yang
kepada masyarakat serta meningkatkan menampilkan lebih banyak informasi dalam
wisatawan ke kota tersebut. bentuk visual dari pada verbal diharapkan anak
muda yang suka traveling dapat lebih tertarik.
Metode Pengumpulan data Sehingga penggunaan visual sebagai
penjelasan diharapkan akan menjadi lebih
Informasi-informasi yang berkaitan degan menarik. Dengan format demikian diharapkan
segala hal mengenai Kota Pekalongan, serta dapat mempromosikan dengan efektif dan
berbagai informasi penting yang terkait dengan mampu mempromosikan Kota Pekalongan.
Pekalongan melalui internet.
Landasan Teori
Metode Analisis Data
Pariwisata
Metode 5W+1H : Secara Etomoogi pariwisata berasal dari dua
 What kta yaitu “pari” yang berarti
Buku ini berisikan tentang tempat-tempat banyak/berkeliling, sedangkan pengertian
wisata di Kota Pekalongan terutama wisata wisata berarti “pergi”. Didalam kamus besar
sejarah dan wisata lain sebagai indonesia pariwisata adalah suatu kegiatan
pendukungnya yang berhubungan dengan perjalanan rekreasi.
 When Sedangkan pengertian secara umum pariwisata
Buku ini akan diterbitkan sekitar akhir merupakan suatu perjalanan yang dilakukan
tahun 2017. seseorang untuk sementara waktuyang
 Where diselenggarakan dari suatu tempat ketempat
Buku ini akan didistribusikan di Indonesia lain dengan meninggalkan tempat semula dan
 Why dengan suatu perencanaan atau bukan maksud
Pemilihan Buku karena buku adalah salah mencari nafkah di tempat yang dikunjunginya,
satu media yang dapat diterima oleh tetapi semata mata untuk menikmati kegiataan
masyarakat, dengan gabungan visual dan pertamasyaan atau reakreasi untuk memenuhi
verbal buku dapat menyampaikan keinginan yang beraneka ragam. Pariwisata
informasi secara jelas. merupakan salah satu kebutuhan manusia.
 Who Dengan melakukan wisata, manusia dapat
Masyarakat di Indonesia yang tertarik akan sejenak melepas penat, lelah dan
wisata di Jawa Tengah. menghilangkan stress, serta sejenak melupakan
masalah yang dialami baik di rumah maupun di
 How kantor. Berdasarkan Undang-Undang No. 9
Tahun 2009 pariwisata adalah berbagai macam
kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas
serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, rekreasi, pengembangan pribadi, atau
pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah. mempelajari keunikan daya tarik wisata yang
Pengertian lain tentang pariwisata adalah salah dikunjungi dalam jangka waktu sementara.
satu jenis industri baru yang mampu Pengertian wisatawan adalah orang yang
menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang melakukan wisata, sedangkan kepariwisataan
cepat dalam menyediakan lapangan kerja, adalah keseluruhan kegiatan yang terkait
peningkatan penghasilan, standar hidup serta dengan pariwisata dan bersifat multidimensi
menstimulasi sektor-sektor produktivitas serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud
lainnya (Wahab,1996). Selain itu sebagai kebutuhan setiap orang dan Negara serta
sektor yang kompleks dan meliputi industri- interaksi antara wisatawan, Pemerintah,
industri klasik yang sebenarnya, yaitu industri Pemerintah Daerah, dan pengusaha.
kerajinan dan cindera mata, penginapan, dan Penyelenggaraan kepariwisataan diarahkan
transportasi secara ekonomis juga dipandang untuk peningkatan kesejahteraan dan
sebagai industri. Pengertian wisata itu sendiri kemakmuran rakyat melalui peningkatan
adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh devisa, perluasan dan pemerataan kesempatan
seseorang atau sekelompok orang dengan usaha dan lapangan kerja, mendorong
mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan pembangunan daerah, memperkaya
rekreasi, pengembangan pribadi, atau kebudayaan nasional dengan tetap melestarikan
mempelajari keunikan daya tarik wisata yang kepribadian bangsa dan terpeliharanya nilai-
dikunjungi dalam jangka waktu sementara. nilai agama, mempererat persahabatan antar
Kebutuhan manusia semakin lama semakin bangsa, memupuk rasa cinta tanah air,
berkembang. Semakin lama manusia memperhatikan kelestarian fungsi dan mutu
akan menuntut sesuatu yang lebih dari apa yang lingkungan serta mendorong pengembangan,
pernah mereka dapatkan, tidak terkecuali pemasaran, dan pemberdayaan produk nasional
masalah wisata. Manusia akan merasa bosan melalui pemanfaatan segala potensi sumber
bila terus menerus berwisata ditempat yang daya alam maupun sumber daya manusia.
sama tanpa ada perubahan ataupun sesuatu (Karya Tulis Ilmiah, 2015) Dari sisi ekonomi,
yang berbeda dari tempat wisata tersebut. pariwisata muncul dari empat unsur pokok
Untuk itu perlu adanya perubahan dalam yang saling terkait erat atau menjalin hubungan
pembentukan tempat wisata seperti dalam suatu sistem, yakni pemintaan atau
penambahan sarana prasarana ataupun hanya kebutuhan, penawaran atau pemenuhan
sekedar membenahi sarana yang sudah ada kebutuhan berwisata itu sendiri, pasar dan
supaya menjadi lebih baik. hal tersebut perlu kelembagaan yang berperan untuk
dilakukan untuk menarik wisatawan, dan memfasilitasi keduanya, serta pelaku atau aktor
supaya para wisatawan yang datang tidak yang menggerakkan ketiga elemen tersebut.
merasa bosan bila berwisata di tempat wisata Keterkaitan antar keempat unsur tersebut
tersebut. Sebagai kebutuhan dasar manusia, sebagai sistem pariwisata dapat dilihat pada
pariwisata akan memenuhi kebutuhan manusia gambar berikut (Damanik dan Weber, 2006:2).
untuk berlibur dan berekreasi, kebutuhan
pendidikan dan penelitian, kebutuhan Pekalongan
keagamaan, kebutuhan kesehatan jasmani dan Pekalongan, atau yang dikenal juga “Kota
rohani, minat terhadap kebudayaan dan Batik” memiliki 300.000 penduduk, yang
kesenian, kepentingan keamanan, memiliki budaya yang beraneka ragam dimana
kepentingan politik, dan hal-hal yang bersifat berbagai etnis hidup berdampingan, dan saling
komersialisasi yang membantu kehidupan bertukar kebudayaan dan merayakannya
ekonomi masyarakat. Pariwisata dilakukan bersama-sama pada pertunjukan, parade dan
baik secara individual, keluarga, maupun acara-acara yang diselenggarakan setiap
kelompok. Hal-hal yang berhubungan dengan tahunnya.(http://en.unesco.org/creative-
pariwisata antara lain wisata, wisatawan, dan cities/pekalongan ; diakses 24 februari 2017).
kepariwisataan. Berdasarkan Undang-Undang Kerajinan tangan, seperti batik tulis dan batik
No. 10 Tahun 2009 pengertian wisata adalah cetak merupakan penyokong utama
kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh pertumbuhan ekonomi di Kota Pekalongan.
seseorang atau sekelompok orang dengan Kedekatan antara seni, budaya dan ekonomi,
mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan
desain batik dan proses produksinya menjadi agama Islam. Ada beberapa adat tradisi di
bagian yang sangat esensial dalam idetintas Pekalongan yang tidak dijumpai di daerah lain
Kota Pekalongan itu sendiri. Terintegrasi semisal; syawalan, sedekah bumi, dan
dengan system pendidikan di Kota Pekalongan, sebagainya. Syawalan adalah perayaan tujuh
budaya Batik juga terintregasi dengan sangat hari setelah lebaran dan sekarang ini
baik dengan rencana pembangunan ekonomi disemarakkan dengan pemotongan lopis
kreatid di Kota Pekalongan. raksasa yang memecahkan rekor MURI oleh
(http://en.unesco.org/creative- walikota untuk kemudian dibagi-bagikan
cities/pekalongan ; diakses 24 februari 2017). kepada pengunjung. Untuk mengenang
Keamanan dan perencanaan meluncurkan berbagai koleksi batik yang pernah tercipta di
budaya Batik serta pengembangan kampung tanah air, semuanya bisa kita lihat di museum
pembuatan Batik menjadi prioritas utama bagi batik. Berbagai alat dan teknik batik juga bisa
Kota Pekalongan. Museum Batik dan kita temui di museum ini. Di dalam museum ini
kedekatan sarana belajar budaya Batik bagi ada salah satu ruangan yang tidak
para siswa merupakan perwujudan penting diperkenankan dikunjungi oleh semua orang.
sebagai kota pusat kesenian dan telah diakui Hanya orang-orang tertentu yang
sebagai Best Safeguarding Practice of diperbolehkan memasuki ruangan ini. Di
intangible heritage. dalamnya terdapat berbagai koleksi batik abad
(http://en.unesco.org/creative- 18 yang masih awet tersimpan rapi. (Batik
cities/pekalongan ; diakses 24 februari 2017). Parasantique Pekalongan, 2013)
Kota Pekalongan, adalah salah satu kota di
Provinsi Jawa Tengah. Kota ini berbatasan Pemilihan Media Buku
dengan Laut Jawa di utara, Kabupaten Batang Berbicara tentang penerbitan buku di Indonesia
di timur, serta Kabupaten Pekalongan di tentu tak bisa dilepaskan dari budaya tulis
sebelah selatan dan barat. Pekalongan terdiri nusantara. Bangsa kita telah mengenal buku
atas 4 kecamatan, yakni Pekalongan Barat, setidaknya sejak abad 14 M. Pada masa itu
Pekalongan Utara, Pekalongan Timur, dan khazanah perbukuan masih berupa naskah-
Pekalongan Selatan. Kota ini terletak di jalur naskah yang ditemukan dalam bentuk buku
pantura yang menghubungkan Jakarta- maupun kumpulan lembaran daun lontar yang
Semarang-Surabaya. Pekalongan berjarak 101 ditulis tangan. Materi yang ditulis pun beragam
km sebelah barat Semarang, atau 384 sebelah mulai dari naskah resmi kerajaan (perjanjian,
timur Jakarta. Pekalongan dikenal mendapat keputusan raja), karya sastra, babad (sejarah),
julukan kota batik, karena batik Pekalongan hingga ayat-ayat suci. Beberapa buku tersebut
memiliki corak yang khas dan variatif. Kota antara lain kitab Sutasoma karya Mpu Tantular
Pekalongan memiliki pelabuhan perikanan dan Nagarakertagama karya Mpu Prapanca
terbesar di Pulau Jawa. Pelabuhan ini sering pada abad 14. Kemudian pada abad 16 mulai
menjadi transit dan area pelelangan hasil muncul penulisan kitab-kitab agama Islam di
tangkapan laut oleh para nelayan dari berbagai bidang fikih, tasawuf, teologi, dan etika untuk
daerah. Selain itu di Kota Pekalongan banyak digunakan sebagai bahan ajar di pesantren yang
terdapat perusahaan pengolahan hasil laut, tersebar di nusantara, terutama di Jawa dan
seperti ikan asin, terasi, sarden, dan kerupuk Sumatra. Hingga 1950 industri penerbitan buku
ikan, baik perusahaan berskala besar maupun Indonesia didominasi oleh Balai Pustaka
industri rumah tangga. transportasi disamping mulai munculnya penerbit buku
dipekalongan pun sudah cukup berkembang, nasional seperti Pustaka Antara, Pustaka
karena terdapat terminal besar, stasiun dll. Rakyat (sekarang Dian Rakyat), Endang, dan
transportasi taksi pun beberapa sudah banyak beberapa lagi yang semuanya berpusat di
ditemukan. untuk makanan khas Pekalongan Jakarta, Ganaco di Bandung dan lain-lain. Balai
adalah adalah megono, yakni irisan nangka Pustaka pasca kemerdekaan hingga tahun 1950
dicampur dengan sambal bumbu kelapa. berhasil menerbitkan dan mencetak ulang 128
Makanan ini umumnya dihidangkan saat masih judul buku dengan tiras 603.000 ekslempar.
panas dan dicampur dengan petai dan ikan Pada saat ini pula muncul karya-karya sastra
bakar sebagai menu tambahan. Kota dari para penulis seperti Idrus dengan Dari Ave
Pekalongan terkenal dengan nuansa religiusnya Maria ke Djalan Lain ke Roma; Tambera karya
karena mayoritas penduduknya memeluk
Utuy Tatang Sontani; Pramudya Ananta Toer mengelompokkan 5 jenis penerbitan yaitu
dengan Dia Jang Menjerah dan Bukan Pasar penerbitan jenis buku agama, buku umum,
Malam; Mochtar Lubis dengan Si Djamal. buku pelajaran, buku perguruan tinggi (PERTI)
Selain karya anak negeri, BP juga dan buku anak-anak/remaja dengan komposisi
menghadirkan karya para penulis dunia seperti 17,95% buku agama (319 perusahaan), 13,96%
Fyodor Dostojevsky, John Steinbeck, Anton buku perguruan tinggi (248 perusahaan),
Chekov, dan lainnya. Di masa sekarang, 10,35% buku anak-anak/remaja (184
penerbit Balai Pustaka rata-rata memprroduksi perusahaan), buku umum 8,67% ( 154
buku sebanyak 320 judul pertahun, dengan perusahaan) dan buku pelajaran 4,45% (79
porsi terbesar buku yang cetak ulang dari tahun perusahaan).
sebelumnya. Berdasarkan kenyataan di  Percetakan
lapangan, industri perbukuan di Indonesia Industri penerbitan baik fiksi maupun nonfiksi
setidaknya melibatkan 5 pihak yaitu penerbit, tidak bisa dilepaskan dari bisnis percetakan.
percetakan, distributor, toko buku, dan Dalam kondisi ideal sebuah industri buku,
konsumen pembaca. Masing-masing memiliki antara bisnis penerbitan dan percetakan
dinamika tersendiri yang secara ringkas akan seyogyanya terpisah. Namun jikalau pada
dibahas berikut ini. Sayangnya untuk kenyataannya kedua bisnis tersebut bergabung
menyusun analisis yang komprehensif menjadi satu juga tidak menjadi masalah.
mengenai industri buku di Indonesia tidaklah Lazimnya hanya lembaga penerbitan yang
mudah karena minimnya data baik kuantitatif sudah mapan saja yang memiliki percetakan
maupun kualitatif yang terdokumentasi. sendiri dengan alasan lebih ekonomis.
 Penerbit Sementara bisnis percetakan yang masih baru
Tidak ada data yang pasti tentang berapa biasanya memulai usahanya dengan melayani
jumlah penerbit yang masih beroperasi. Namun jasa berbagai macam percetakan. Dilihat dari
berdasarkan data dari IKAPI setidaknya struktur industrinya, bisnis penerbitan dan
terdapat 793 penerbit di seluruh Indonesia. percetakan tidak jauh beda. Aturan perijinan
IKAPI merupakan asosiasi penerbit buku untuk usaha percetakan dan penerbitan juga
terbesar di Indonesia. Namun dari sekian bisa dikatakan mirip. Maka tak heran jika para
jumlah itu, 90% penerbit berlokasi di Jawa. pelaku usaha percetakan juga menjalankan
Sementara 10% sisanya tersebar di berbagai usaha penerbitan.
pulau. Hal ini menunjukkan bahwa industri  Distributor
perbukuan masih sangat tidak merata. Jumlah Secara ekonomi, pihak distributor merupakan
penerbit yang cukup besar itu ternyata tidak unit bisnis yang seharusnya mendapatkan
menjamin tingginya produksi judul buku baru keuntungan paling besar dari rantai industri
yang diterbitkan. Menurut IKAPI (2010) buku. Pasalnya distributor tidak memerlukan
jumlah judul buku baru yang diterbitkan rata- modal awal yang tinggi dibanding pelaku
rata 12.000 judul per tahun termasuk penerbitan, percetakan, maupun toko buku
terjemahan dan cetak ulang. Jumlah ini masih sekalipun. Distributor bisa mendapatkan 20-
jauh di bawah Malaysia yang rata-rata 40% dari harga jual buku tanpa perlu
menerbitkan 13.000 judul per tahun. Apalagi mengeluarkan modal sebanyak penerbit.
jika dibandingkan dengan India yang mencapai Sehingga banyak orang yang tertarik untuk
25.000 judul per tahun (kompas.com). Begitu berbisnis sebagai distributor buku. Secara
pula jumlah cetak per judulnya relatif masih umum ada 3 jenis distributor yang beroperasi di
rendah yaitu 2000-3000 eksemplar per judul Indonesia. Pertama distributor yang dijalankan
buku. Selain penerbit yang tergabung dalam oleh perusahaan penerbitan itu sendiri. Kedua,
IKAPI, ada juga penerbit yang tidak/belum distributor yang mengambil buku dari penerbit-
bergabung. Biasanya mereka ini adalah penerbit ke toko buku dan pembaca. Terakhir,
penerbit-penerbit skala kecil dengan pegawai toko buku yang menjual ke konsumen.
yang sedikit. Bahkan ada penerbit yang hanya Kenyataan bahwa banyak penerbit yang
dijalankan oleh dua orang saja. Hal ini terjadi mendistribusikan bukunya sendiri membuat
karena memang usaha penerbitan tidak persaingan bisnis di level ini menjadi tidak
membutuhkan investasi yang mahal dan sangat sehat. Rupanya penerbit tidak mau kehilangan
mudah pengurusannya. Dilihat dari konten potensi keuntungan dari jalur distribusi ini.
buku yang diterbitkan, IKAPI Oleh karena itu dalam peraturan pemerintah
yang baru mengatur persoalan distribusi buku Kemajuan industri buku bisa dijadikan salah
yaitu bahwa toko merupakan jalur terakhir satu indikator peningkatan kemampuan literasi
distribusi buku dari penerbit. Artinya bahwa masyarakat. Jika melihat banyaknya penerbit
penerbit tidak diperbolehkan menjual langsung buku yang ada di Indonesia, kita boleh sedikit
kepada pembaca. Sebenarnya tujuan dari bangga. Namun apakah itu berarti
peraturan pemerintah tersebut adalah menunjukkan minat baca masyarakat yang juga
membatasi agar mata-rantai industri buku tidak semakin meningkat? Kita perlu cari tahu.
dimonopoli oleh penerbit. Sehingga peluang Berdasarkan kajian Organisasi Pendidikan,
usaha untuk para penyalur buku tetap terbuka. Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan
Namun kenyataannya di lapangan, penerbit Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO), dari
banyak yang berkelit dengan berbagai cara 1.000 orang Indonesia, hanya satu orang yang
untuk memaksimalkan keuntungan. Masih punya minat baca tinggi. Satu buku rata-rata
banyak penerbit yang langsung mendatangi dibaca lima orang. Kondisi tersebut
calon pembeli (misalnya buku pelajaran). Tak menempatkan Indonesia sebagai salah satu
sedikit perusahaan penerbit besar mendirikan negara dengan minat baca terendah dari 52
toko-toko buku untuk mengakali peraturan negara di Asia Timur. Di samping rendahnya
pemerintah yang mengharuskan penjualan minat baca, problem yang lain adalah tidak
buku melalui toko buku. meratanya persebaran buku bacaan di
 Toko Buku Indonesia. Data IKAPI terbaru tahun 2011
Memperhatikan perkembangan toko buku menunjukkan bahwa 70 persen distribusi buku
dalam industri buku Indonesia, situasi saat ini fiksi maupun nonfiksi terserap di pulau Jawa
sangat tidak kondusif bagi perkembangannya. dan Bali. Di samping karena sebagian besar
Saat ini jumlah toko buku terus menyusut penerbit berproduksi di pulau Jawa, hal ini juga
meskipun dalam skema yang diinginkan disebabkan tingginya biaya pengiriman buku
Pemerintah berada dalam posisi yang strategis ke luar Jawa (indonesiabuku.com). (Ni'am,
dan menentukan. Tidak sesuainya praktek n.d.)
dengan kebijakan yang dikeluarkan Pemerintah
merupakan biang keladi hancurnya toko buku. Metode Penelitian
Keterangan Gabungan Toko Buku Indonesia
(GATBI), sebagaimana dilaporkan KPPU,
menyatakan bahwa sebelumnya jumlah toko Data yang dibutuhkan
buku berada di atas 2000. Tetapi saat ini jumlah
tersebut menyusut menjadi hanya sekitar 700- Data Primer
800 saja. Penyusutan lebih banyak diakibatkan  Wawancara
oleh tidak adanya penegakan hukum terhadap Pengambilan data melalui wawancara
penerbit yang secara langsung memasarkan /secara lisan langsung dengan sumber
buku ke konsumen. Kasus ini banyak terjadi datanya, baik melalui tatap muka atau
untuk buku pelajaran di sekolah (yang lewat telephone, teleconference. Jawaban
sesungguhnya dilarang berdasarkan kebijakan). responden direkam dan dirangkum sendiri
Padahal buku teks pelajaran sekolah merupakan oleh peneliti. Salah satu caranya dengan
bagian terbesar dari pasar buku di Indonesia menggunakan kusioner. Kuesioner adalah
saat ini. daftar pertanyaan tertulis yang ditujukan
kepada responden. Jawaban responden atas
Jadi yang terjadi saat ini, persaingan antar toko semua pertanyaan dalam kuesioner
buku mungkin justru melemah. Tetapi kemudian dicatat/direkam. Dalam proses
persaingan dengan jaringan distribusi penerbit wawancara harus disiapkan terlebih dahulu
justru banyak terjadi. Dipastikan toko buku dengan matang pertanyaan-pertanyaan
akan kalah bersaing, mengingat buku-buku teks yang akan diajukan untuk memudahkan
pelajaran hanya dimiliki oleh penerbit dengan proses wawancara. Dalam wawancara
jumlah terbatas, serta mampu melakukan belum tentu bisa didapatkan jawaban dari
pendekatan terhadap level penentu buku yang informan yang diinginkan oleh peneliti.
akan digunakan di sekolah. Jadi dalam wawancara diperlukan mental
 Konsumen/Pembaca yang kuat dan kesabaran. Sikap kesabaran,
sopan serta ramah akan berpengaruh dalam
pelaksanaan wawancara. kemungkinan bahwa ada pertanyaan di
(Keontjaraningrat,1983) “Metode luar angket.
wawancara adalah suatu cara yang
digunakan seseorang dengan bertanya Tujuan Perancangan buku
secara lisan kepada seorang responden Tujuan dari perancangan buku ini terdiri atas 2
untuk mendapatkan keterangan secara yaitu Informatif dan Attention:
langsung”.
 Observasi  Informatif
Dilakukan dengan cara mendatangi secara Buku ini dirancang untuk memberikan
langsung lokasi untuk melihat keaadaan informasi-informasi kepada target
dan suasana ada. pembaca yang membutuhkan informasi
mengenai keindahan, lokasi dan penjelasan
Data Sekunder yang berkatan dengan tempat wisata-
 Media Cetak wisata bersejarah dan tempat-tempat
Media cetak merupakan media tertulis wisata lainnya sebagai pendukungnya
imana terdapat berbagai macam informasi yang ada di Kota Pekalongan.
yang selalu diperbaruhi menurut periode
terbet tertentu. Media cetak sifatnya lebih
tahan lama karena dapat disimpan. Media  Attention
cetak terdiri dari bermacam-macam jenis, Buku ini bertujuan untuk meningkatkan
diantaranya adalah buku-buku, jurnal, dan perhatian publik terhadap kota Batik yaitu
lain sebagainya. Kota Pekalongan melalui berbagai
informasi yang berupa visual maupun
 Media elektronik
verbal yang diharapkan dapat
Media elektronik merupakan media tidak
membangkitkan rasa ingin tahu dan
terlulis namun masih bisa dapat
penasaran, yang dapat menarik target
dipertanggungjawabkan dimana terdapat
pembaca khususnya penggemar traveling
berbagai macam informasi yang selalu
dan investor untuk berwisata ke Kota
diperbaharui menurut kurun waktu
Pekalongan.
tertentu. Media elektronik sifatnya lebih
cepat hilang. Media Elektronik terdiri dari
bermacam-macam jenis, diantaranya Strategi Kreatif
adalah internet, televisi dan lain
sebagainya. Target Audience
 Media Dokumentasi Target audience perlu ditetapkan terlebih
Media dokumentasi merupakan media dahulu sebelum membuat sebuah buku. Hal ini
tidak tertulis namun disajikan melalui diperlukan agar tujuan dari perancangan buku
visual yang berisi berbagaimacam ini dapat tercapai.
informasi yang tidak dapat disampaikan
melalui kata-kata. Media dokumentasi  Demografis
sifatnya tahan lama karena dapat disimpan. Masyarakat dari usia 17-50 tahun, karena
Media dokumentasi terdiri dari bermacam- target yang dituju adalah orang-orang yang
macam jenis, diantaranya adalah memiliki kemampuan untuk mengambil
fotografi,video, rekaman dan lain keputusannya sendiri untuk memelih
sebagainya. tempat berwisata. Dengan SES B-A yang
memiliki kapabilitias untuk mengeluarkan
Instrumen/Alat Pengumpulan Data uang untuk membeli buku dan berpergian
 Angket ke luar kota untuk berekreasi atau
Yaitu daftar pertanyaan yang ditanyakan berwisata.
kepada orang lain dengan maksud agar  Geografis
orang yang diberi angket tersebut bersedia Konsumen bertempat di Indonesia yang
memberikan respons sesuai dengan terutama berada di Pulau Jawa seperti Jawa
permintaan. Dan tidak menutup Timur, Jawa Barat dan Jakarta pada
khusunya yang hendak berwisata ke Jawa menyesuaikan dengan target audience.
Tengah. Beberapa penggunan bahasa asing akan
 Psikografis digunakan untuk melengkapi beberapa bagian
Para wisatawan atau orang yang senang pendukung.
berpergian biasanya memiliki sifat:
1. Suka mencoba hal baru Teknik Visualisasi
2. Menyukai Petualangan
3. Senang bersantai dan menikmati Teknik visualisai perancangan ini
keindahan menggunakan dua teknik yaitu fotografi dan
4. Ingin bertemu dengan orang-orang ilustrasi. Penggunaan teknik fotografi
baru digunakan untuk mengambil gambar-gambar
5. Mudah bosan keadaan dan nuansa tempat wisata dan teknik
 Behavioral ilustrasi digunakan untuk menggambarkan
Memiliki kebiasaan berlibur dan keadaan ataupun penjelasan yang tidak dapat
berwisata, senang berwisata, mereka yang ditangkap oleh kamera. Hasil-hasil foto yang
jenuh dengan rutinitas sehari-hari. diperoleh akan diolah kembali kedalam
software pengolah foto. Pengolahan ini
Konsep Perancangan bertujuan untuk memaksimalkan dan
mempertajam hasil foto.
Isi dan Tema Buku
Perancagan
Topik yang diangkat dalam buku ini adalah
informasi mengenai tempat-tempat wisata yang Final Book
ada di Kota Pekalongan. Sedangkan tempat
wisata yang diangkat didominasi wisata sejarah
dengan tempat wisata lain sebagai
pendukungnya. Isi dari buku ini meliputi nama
tempat-tempat wisata yang ada di Pekalongan,
lokasi-lokasi tempat wisata yang ada, sejarah
atau cerita yang ada di balik masing-masing
lokasi wisata tersebut.

Jenis Buku
Jenis perancangan dari buku ini yaitu buku esai
tentang tempat-tempat wisata Kota
Pekalongan. Sehingga informasi yang Gambar 3. Final book
disampaikan adalah seputar informasi sejarah
dan cerita mengenai tiap-tiap lokasi wisata
tersebut. Sebagai contohnya adalah bangunan
cagar budaya, kegiatan ekonomi, gaya Post Card
arsitektur, kuliner dan lain-lain. Buku ini juga
dapat digunakan sebagai buku panduan saat
berwisata.

Gaya Penulisan Naskah


Dari Penyajian konten verbal buku ini dibuat
secara singkat, jelas dan menarik agar pembaca
tidak mudah bosan dan dapat memahaminya
dengan lebih mudah. Bahasa yang digunakan Gambar 4. Final postcard
formal, melainkan seperti bahasa sehari-hari
Bookmark
Penutup

Kesimpulan
Perancangan buku mengenai Kota Pekalongan ini
bermaksut untuk dapat memperkenalkan Kota
Pekalongan terhadap khalayak ramai. Dengan
Gambar 5. Final bookmark menggunakan fotografi dan ilustrasi untuk dapat
menggambarkan suasana Kota Pekalongan
Poster sehingga dapat menarik minat para wisatawan. Ada
berbagai potensi wisata yang terdapat di Kota
Pekalongan, dalam buku sebagian besar
mengangkat bangunan-bangunan tua dan bersejrah
di Kota Pekalongan. Sebagai salah satu Kota yang
menjadi pusat perdagangan di Batavia sewaktu
penjajahan Belanda dan Jepang, kota ini memiliki
berbagai peninggalan yang masih terawat dengan
baik, dan dapat menjadi potensi tempat wisata.
Perancangan ini dapat menjadi sumber
pengetahuan dan referensi terhadap potensi lain
dari Kota Pekalongan yang dapat diangkat. Karena
Gambar 6. Final poster dengan mengetahui potensi wisata yang ada dapat
wisatawan mendapatkan alasan untuk datang dan
Flyer mengunjungi Pekalongan, dan dengan banyaknya
wisatawan dapat memajukan iklim ekonomi
terhadapa Kota Pekalongan dan mengurangi angka
kemiskinan.

Daftar Pustaka

Anwar, Khaerul. “Wisatawan Lokal Bukan


Sekedar “Ban Serep”. Kompas 3 Mei 2003. 30
Desember 2006. <www.kompas.com>.

Gambar 7. Final Flyer Batik Parasantique Pekalongan. (2013).


Pekalongan Kota Batik. Retrieved from
parasantique:
X Banner http://www.parasantique.com/index.php?content=
kotabatik

Damayanti, M. & Latifah, L. 2015. Strategi Kota


Pekalongan Dalam Pengembangan Kreatif
Berbasis Industri Batik. Jurnal Pengembangan
Kota. Jilid 3, No. 2, (http://ejournal2.undip.ac.id ,
diakses 7 Desember 2016).

Direktorat Jenderal Pariwisata. (1998). “Wisata”.


Panduan Sadar Wisata untuk Masyarakat Umum.
Jakarta: Direktorat Jenderal Pariwisata, 1998.
Gambar 8. Final x banner
Hidayati, N. (2009, Oktober 28). Menelurusi Pekalongan:
Sejarah Buku. Retrieved from niahidayati: https://pekalongankota.go.id/selayang-
http://www.niahidayati.net/menelusuri-sejarah- pandang/geografi
buku.html
Sekda Pekalongan. (2011, Juli 16). Sejarah
Hornby, A S. (1995) “Design, Promotion.” Oxford Singkat. Retrieved from Pemerintah Kota
Advanced Learner’s Dictionary. 5th ed. Ed. Pekalongan:
Jonathan Crowther. Oxford University Press, 1995. https://pekalongankota.go.id/selayang-
pandang/sejarah-singkat
Karya Tulis Ilmiah. (2015, September 15).
Pengertian Pariwisata. Retrieved from Karya Setyanti. (2015). Alasan Pekalongan Dipilih Jadi
Tulis Ilmiah: http://karya-ilmiah.com/pengertian- Kota Kreatif UNESCO. CNN Indonesia,
pariwisata/ (http://www.cnnindonesia.com/gaya-
hidup/20150601110604-277-56910/alasan-
McIntosh, Robert W. and Gupta, Shashikant, pekalongan-dipilih-jadi-kota-kreatif-unesco.html,
1980.Tourism, Principles, Practices, Philosophies. diakses 7 Desember 2016)
Grid Publishing Inc.: Ohio
Sugiyono. (2012). Memahami Penelitian
Mustofa, A. (2006). Buk PAI, Desain LayoutT Kualitatif, Bandung: ALFABETA.
Buku, dan Siswa. Desain Layout Buku PAI.
Tanda Pagar. (n.d.). Pengertian Gambar Ilustrasi
Ni'am, M. (n.d.). Sejarah dan Problematika dan Langkah-langkah Menggambarnya. Retrieved
Industri Buku di Indonesia. Retrieved from from Tanda Pagar:
Academia: http://www.tandapagar.com/pengertian-gambar-
https://www.academia.edu/7906309/Sejarah_dan_ ilustrasi/
Problematika_Industri_Buku_di_Indonesia
Van der Schaar Investments B.V. (2016, Desember
Pemerintah Kota Pekalongan. (2011). Sejarah 16). Pariwisata. Retrieved from Indonesia
Singkat Kota Pekalongan, Investment: http://www.indonesia-
(https://www.pekalongankota.go.id/selayang- investments.com/id/bisnis/industri-
pandang/sejarah-singkat, diakses 19 Februari sektor/pariwisata/item6051?
2017)
Yoeti, Oka A. (1985). Pengantar Ilmu Pariwisata.
Pratama, K. (2012). Tinjauan Fotografi dan Pusat Bandung: Angkasa.
Pelatihan Fotografi. Pusat Pelatihan Fotografi.

Primanto, E. (2010). Tinajauan Umum Fotografi.


Fotografi.

Sastrayuda, Gumelar S. (7 Oktober 2016). Interaksi


Antara Wisatawan Dengan Masyarakat Lokal,
(http://limamarga.blog.rosihanari.net, diakses 6
Februari 2017).

Sekda Kota Pekalongan . (2011, Juli 21). Sosial


dan Budaya. Retrieved from Pemerintah Kota
Pekalongan:
https://www.pekalongankota.go.id/selayang-
pandang/sosial-budaya

Sekda Kota Pekalongan. (2016, Mei 17).


Geografis. Retrieved from Pemerintah Kota

Anda mungkin juga menyukai