Contact
Privacy
Disclaimer
Sitemap
Reference
PERBIDKES
Perawat, Bidan, Dokter Kesehatan
MENU
Search...
->
Penelusuran Khusus
Cari
Home » Bedah » Gadar » Ilmu Penyakit Dalam » Kedokteran » Keperawatan » Cara
Mengukur Nilai Glasgow Coma Scale (GCS)
19:58:00 Bedah, Gadar, Ilmu Penyakit Dalam, Kedokteran, Keperawatan
Cara Mengukur Nilai Glasgow Coma Scale (GCS)
PERBIDKES.com - Teori GCS pertama kali di perkenalkan pada tahun 1974 oleh
Teasdale dengan Jennett. GCS digunakan untuk mengukur pasien individual,
membandingkan efektifitas perawatan serta faktor menentukan prognosis.
Pengertian Glasgow Coma Scale dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, FKUI, 2006
adalah skala yang digunakan untuk mengukur tingkat kesadaran pasien, apakah pasien
itu dalam keadaan coma ataukah tidak, dengan menilai respon pasien terhadap
rangsang yang kita berikan. Seorang tenaga kesehatan harus dapat mengukur nilai
Glasgow Coma Scale (GCS) dengan benar, tepat & cepat.
Respon pasien terdapat tiga hal, yaitu ; reaksi membuka mata (eye), bicara
(verbal), serta motorik (Gerakan).
mata).
2 = Membuka mata dengan rangsang nyeri (berikan rangsang nyeri, seperti menekan
jari tangan maupun kaki).
1 = Tidak ada respon.
Masalah yang saat ini berkembang ialah penggunaan glasgow coma scale pada pasien
intubasi.
Oleh karena itu maka tingkat kesadaran ini dibedakan menjadi beberapa tingkat
yaitu :
Composmentis, yaitu kondisi seseorang yang sadar sepenuhnya, baik terhadap dirinya
maupun terhadap lingkungannya dan dapat menjawab pertanyaan yang ditanyakan
pemeriksa dengan baik.
Apatis, yaitu kondisi seseorang yang tampak segan dan acuh tak acuh terhadap
lingkungannya.
Delirium, yaitu kondisi seseorang yang mengalami kekacauan gerakan, siklus tidur
bangun yang terganggu dan tampak gaduh gelisah, kacau, disorientasi serta meronta-
ronta.
Somnolen yaitu kondisi seseorang yang mengantuk namun masih dapat sadar bila
dirangsang, tetapi bila rangsang berhenti akan tertidur kembali.
Sopor, yaitu kondisi seseorang yang mengantuk yang dalam, namun masih dapat
dibangunkan dengan rangsang yang kuat, misalnya rangsang nyeri, tetapi tidak
terbangun sempurna dan tidak dapat menjawab pertanyaan dengan baik.
Semi-coma yaitu penurunan kesadaran yang tidak memberikan respons terhadap
pertanyaan, tidak dapat dibangunkan sama sekali, respons terhadap rangsang nyeri
hanya sedikit, tetapi refleks kornea dan pupil masih baik.
coma, yaitu penurunan kesadaran yang sangat dalam, memberikan respons terhadap
pertanyaan, tidak ada gerakan, dan tidak ada respons terhadap rangsang nyeri.
Untuk mengukur tingkat kesadaran tersebut salah satunya dapat dilakukan dengan
menggunakan GCS (Glasgow Coma Scale)
Pemeriksaan Glasgow Coma Scale (GCS)
Teori GCS pertama kali diperkenalkan pada tahun 1974 oleh Teasdale dengan Jennett
yang bertujuan untuk mengukur dan merekam tingkat keadaan seseorang. GCS adalah
skala yang digunakan untuk mengukur tingkat kesadaran pasien yang dilakukan dengan
menilai respon pasien terhadap rangsang yang diberikan oleh pemeriksa.
Pada pemeriksaan GCS, respon pasien yang perlu diperhatikan mencakup 3 hal yaitu
reaksi membuka mata (Eye), pembicaraan (Verbal) dan gerakan (Motorik). Hasil
pemeriksaan tersebut dinyatakan dalam derajat (score) dengan rentang angka 1
sampai 6 tergantung respon yang diberikan.
Ketiga jenis respon tersebut kemudian dinilai dan dicatat pada grafik yang sesuai
dan skor keseluruhan dibuat dengan menjumlahkan nilai ketiganya. Namun pada
praktiknya terdapat perbedaan antara hasil pemeriksaan GCS pada orang dewasa dan
pemeriksaan GCS pada bayi karena terdapat perbedaan respon antara orang dewasa dan
bayi pada saat mereka menerima rangsangan.
Hasil pemeriksaan tingkat kesadaran berdasarkan GCS disajikan dalam simbol E-V-M
dan selanjutnya nilai GCS tersebut dijumlahkan. Nilai GCS yang tertinggi atau GCS
normal adalah 15 yaitu E4V5M6 , sedangkan yang terendah adalah 3 yaitu E1V1M1.
Berikut beberapa penilaian GCS dan interpretasinya terhadap tingkat kesadaran :
Seorang tenaga kesehatan harus dapat mengukur nilai GCS dengan benar, tepat dan
cepat karena penilaian ini dapat digunakan oleh tenaga kesehatan dan keperawatan
untuk melakukan penilaian awal dan berkelanjutan, membandingkan efektifitas
perawatan yang diberikan, serta menentukan prognosis pasien.