Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena berkat
penyertaan-Nya sehingga kami Kelompok III dapat menyelesaikan tugas dengan tepat waktu.
Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Keperawatan Gawat Darurat II
dengan judul “Penilaian GCS (Glasgow Come Scale)”
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, baik dari segi materi maupun bentuk susunannya. Oleh karena
itu, kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari dosen mata kuliah serta
teman mahasiswa yang lain demi kesempurnaan tugas makalah ini.
Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi mahasiswa yang
lainnya, dan untuk kedepannya dapat membuat tugas yang lebih baik lagi.

Terimakasih, SYALOM!!

TOMOHON, 25 April 2020

KALEOMPOK III

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………….1

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………2

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang…………………………………………………………………….3
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………3
C. Tujuan……………………………………………………………………………..3
D. Manfaat……………………………………………………………………………4

BAB II PEMBAHASAN MATERI

A. Definisi…………………………………………………………………………….5
B. Cara Mengukur Nilai GCS………………………………………………………...5

C. Penyebab Turunnya Tingkat Kesadaran Seseorang……………………………….8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan………………………………………………………………………10
B. Saran……………………………………………………………………………..10

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………11

2
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sistem persarafan berfungsi sebagai pengatur berbagai aktivitas tubuh. Sistem
persarafan terdiri atas saraf pusat dan saraf perifer. Dalam pengkajian sistem persarafan,
pertanyaan yang diajukan berkaitan dengan fungsi kesadaran, mental ,dan gerakan
sensasi. Pengkajian terhadap riwayat cedera kepala, pembedahan pada persarafan,
pingsan, maupun stroke perlu ditanyakan. Gangguan persarafan dapat menyebabkan
gangguan dalam beraktivitas. Dalam rangka menegakkan diagnosis penyakit saraf
diperlukan pemeriksaan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan mental dan
laboratorium (penunjang). Pemeriksaan neurologis meliputi :pemeriksaan kesadaran,
rangsang selaput otak, saraf otak, sistemmotorik, sistem sensorik refleks dan pemeriksaan
mental.
Pemeriksaan kesadaran pasien dapat dikaji dengan menggunakan cara cara yang
mudah yaitu denggan menggunakan GlasglowComaScale (GCS). Agar pembaca lebih
memahami tentang pengkajian tingkat kesadaran maka makalah ini akan menguraikan
bagaimana cara mengukur tingkat kesadaran pasien menggunakan GCS.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah yang telah dikemukakan,
dirumuskan masalah umum makalah ini sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan GCS (Glasgow Coma Scale) ?
2. Bagaimana cara untuk manilai GCS (Glascoma Scale) ?
3. Apa penyebab tingkat kesadaran seseorang menurun ?

C. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penyusunan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui definisi dari GCS (Glasgow Coma Scale).
2. Untuk mengetahui cara menilai GCS (Glasgow Coma Scale).
3. Untuk mengetahui apa yang menyebabkan penurunan tingkat kesadaran seseorang.

3
D. Manfaat
 KELOMPOK III: Untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan gawat
darurat II, serta bisa menambah dan memperdalam wawasan anggota kelompok
III tentang Penilaian GCS.
 INSTITUSI: Menambah ilmu pengetahuan tentang Penilaian GCS khususnya
untuk mahasiswa dalam keperawatan gadar II.

4
BAB II PEMBAHASAN MATERI

A. Definisi
Glasgow Coma Scale atau GCS adalah skala neurologi yang dipakai untuk
mengetahui atau mengukur tingkat kesadaran seseorang.
Dahulu, GCS hanya dipakai untuk mengetahui tingkat kesadaran orang yang
mengalami cedera kepala. Namun, saat ini metode penilaian GCS juga digunakan untuk
menilai tingkat kesadaran saat memberikan pertolongan atau kondisi gawat darurat medis
lainnya.
Beberapa kondisi ini meliputi:
 Stroke iskemik
 Infeksi intrakranial

 Abses otak

 Cedera fisik menyeluruh

 Koma non-traumatik

 Keracunan

B. Cara Mengukur Nilai GCS

Metode GCS adalah metode untuk menilai tingkat kesadaran yang sudah ada
sejak tahun 1974. Metode ini diperkenalkan oleh Graham Teasdale dan Bryan Jennett.
Mengukur tingkat kesadaran adalah dengan cara memeriksa tiga aspek yaitu mata,
respons verbal, dan gerakan tubuh.
Cara mengukur nilai GCS pada orang dewasa tentunya berbeda dengan cara
mengukur nilai GCS pada anak-anak. Pada anak-anak di bawah usia 2 tahun dapat
diberikan berbagai jenis GCS. Penilaian tingkat kesadaran ini disebut Children’s Coma
Scale (CCS). GCS digunakan untuk anak yang belum bisa berbicara atau bergerak sebaik
orang dewasa. Metode ini akan menentukan seberapa baik anak membuka matanya
sendiri, mengoceh, dan menangis.

5
Berikut adalah cara menilai GCS berdasarkan respons yang diberikan pasien
dewasa maupun bayi atau anak-anak;
a). Cara Mengukur Tingkat Kesadaran Orang Dewasa;
1. Mata
 Nilai (4) untuk mata terbuka dengan spontan.
 Nilai (3) untuk mata terbuka ketika diberikan respons suara atau
diperintahkan membuka mata.
 Nilai (2) untuk mata terbuka ketika diberikan rangsangan nyeri.
 Nilai (1) untuk mata tidak terbuka meskipun diberikan rangsangan.
2. Respons verbal
 Nilai (5) untuk mampu berbicara normal dan sadar terhadap lingkungan
sekitarnya.
 Nilai (4) untuk cara bicara yang tidak jelas atau diulang-ulang, serta
mengalami disorientasi atau tidak mengenali lingkungannya.
 Nilai (3) untuk mampu berbicara tapi tidak dapat berkomunikasi
 Nilai (2) untuk bersuara namun tidak berkata-kata atau hanya mengerang
saja.
 Nilai (1) untuk tidak bersuara sama sekali.
3. Gerakan tubuh
 Nilai (6) untuk dapat mengikuti semua perintah yang diinstruksikan.
 Nilai (5) untuk dapat menjangkau atau menjauhkan stimulus ketika
diberikan rangsangan nyeri.
 Nilai (4) untuk dapat menghindari atau menarik tubuh menjauhi stimulus
ketika diberi rangsangan nyeri.
 Nilai (3) untuk satu atau kedua tangan menekuk (abnormal flexion) ketika
diberikan rangsangan nyeri.
 Nilai (2) untuk satu atau kedua tangan lurus (abnormal extension) ketika
diberikan rasa nyeri.
 Nilai (1) untuk tidak ada respons sama sekali.

b). Cara Mengukur Tingkat Kesadaran Bayi atau Anak;


1. Mata

6
 Nilai (4) untuk mata terbuka dengan spontan.
 Nilai (3) untuk mata terbuka ketika diberikan respons suara atau
diperintahkan membuka mata.
 Nilai (2) untuk mata terbuka ketika diberikan rangsangan nyeri.
 Nilai (1) untuk mata tidak terbuka meskipun diberikan rangsangan.
2. Respons verbal
 Nilai (5) untuk mampu berbicara atau mengoceh dengan normal.
 Nilai (4) untuk menangis lemah.
 Nilai (3) untuk menangis ketika diberikan rangsangan nyeri
 Nilai (2) untuk menangis sangat lemah atau merintih ketika diberikan
rangsangan nyeri.
 Nilai (1) untuk tidak bersuara sama sekali.
3. Gerakan tubuh
 Nilai (6) untuk dapat mengikuti semua perintah yang diinstruksikan atau
dapat bergerak spontan.
 Nilai (5) untuk dapat menjangkau atau menjauhkan stimulus ketika
diberikan rangsangan sentuh.
 Nilai (4) untuk dapat menghindari atau menarik tubuh menjauhi stimulus
ketika diberi rangsangan nyeri.
 Nilai (3) untuk satu atau kedua tangan menekuk (abnormal flexion) ketika
diberikan rangsangan nyeri.
 Nilai (2) untuk satu atau kedua tangan lurus (abnormal extension) ketika
diberikan rasa nyeri.
 Nilai (1) untuk tidak ada respons sama sekali.

 Tingkat kesadaran tidak hanya dibagi menjadi dua antara sadar dan koma, namun
dibagi lagi menjadi beberapa tingkatan. Berikut adalah 7 (tujuh) penilaian tingkat
kesadaran dan nilai GCS yang mewakilinya:
1. Compos mentis: adalah kondisi sadar sepenuhnya. Pada kondisi ini, respon
pasien terhadap diri sendiri dan lingkungan sangat baik. Pasien juga dapat

7
menjawab pertanyaan penanya dengan baik. Nilai GCS untuk compos mentis
adalah 15-14.
2. Apatis: adalah kondisi di mana seseorang tidak peduli atau merasa segan terhadap
lingkungan sekitarnya. Nilai GCS untuk apatis adalah 13-12.
3. Delirium: adalah kondisi menurunnya tingkat kesadaran yang disertai dengan
kekacauan motorik. Pada kondisi ini pasien mengalami gangguan siklus tidur,
merasa gelisah, mengalami disorientasi, merasa kacau, hingga meronta-ronta.
Nilai GCS adalah 11-10.
4. Somnolen: adalah kondisi mengantuk yang cukup dalam namun masih bisa
dibangunkan dengan menggunakan rangsangan. Ketika rangsangan tersebut
berhenti, maka pasien akan langsung tertidur kembali. Nilai GCS untuk somnolen
adalah 9-7.
5. Sopor: adalah kondisi mengantuk yang lebih dalam dan hanya dapat dibangunkan
melalui rangsangan yang kuat seperti rangsangan nyeri. Meskipun begitu pasien
tidak dapat bangun dengan sempurna dan tidak mampu memberikan respons
verbal dengan baik. Nilai GCS adalah 6-5.
6. Semi-koma atau koma ringan: adalah kondisi penurunan kesadaran di mana
pasien tidak dapat memberikan respons pada rangsangan verbal dan bahkan tidak
dapat dibangunkan sama sekali. Tetapi jika diperiksa melalui mata maka masih
akan terlihat refleks kornea dan pupil yang baik. Pada kondisi ini respons
terhadap rangsangan nyeri tidak cukup terlihat atau hanya sedikit. Nilai GCS
untuk semi-koma adalah 4.
7. Koma: adalah kondisi penurunan tingkat kesadaran yang sangat dalam. Dalam
kondisi ini tidak ditemukan adanya gerakan spontan dan tidak muncul juga
respons terhadap rangsangan nyeri. Nilai GCS untuk koma adalah 3.
Setelah mengetahui berbagai tingkatan kesadaran, selanjutnya Anda akan
mengetahui bagaimana cara mengukur penilaian tingkat kesadaran dengan
menggunakan nilai GCS.
C. Penyebab Turunnya Tingkat Kesadaran Seseorang
Otak merupakan organ utama yang bertugas menjaga kesadaran. Agar bekerja
dengan baik, otak membutuhkan asupan oksigen dan glukosa yang cukup. Minuman

8
seperti kopi, cokelat, teh, dan minuman energi yang mengandung kafein, memiliki efek
stimulan pada otak, yang dapat membuat seseorang lebih terjaga. Sebaliknya, alkohol,
dan obat-obatan tertentu, seperti obat penenang, obat penghilang rasa sakit, obat epilepsi,
atau obat stroke, dapat memberikan efek mengantuk dan mengurangi tingkat kesadaran.
Kondisi tertentu yang merusak sel-sel otak juga dapat memengaruhi kesadaran
Anda, misalnya cedera kepala yang parah, demensia, penyakit alzheimer, parkinson,
atau stroke. Koma adalah penurunan kesadaran yang paling berat. Koma disebabkan
karena adanya pembengkakan atau perdarahan di jaringan otak.
Pembengkakan yang terjadi pada jaringan otak membuat otak yang berada dalam
tulang tengkorak menjadi terhimpit. Akibatnya, tekanan otak meningkat drastis. Darah
dan oksigen pun jadi terhambat masuk ke otak. Pada tahap ini, fungsi otak sudah
terganggu. Orang yang mengalami koma sebenarnya masih hidup, namun mereka tidak
dapat memberikan respon terhadap rangsangan apa pun, termasuk nyeri.

9
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
Glasgow Coma Scale atau GCS adalah skala neurologi yang dipakai untuk
mengetahui atau mengukur tingkat kesadaran seseorang.
Dahulu, GCS hanya dipakai untuk mengetahui tingkat kesadaran orang yang
mengalami cedera kepala. Namun, saat ini metode penilaian GCS juga digunakan untuk
menilai tingkat kesadaran saat memberikan pertolongan atau kondisi gawat darurat medis
lainnya.
Beberapa kondisi ini meliputi:
 Stroke iskemik
 Infeksi intrakranial

 Abses otak

 Cedera fisik menyeluruh

 Koma non-traumatik

 Keracunan

B. Saran
Alangkah baiknya kelompok maupun teman-teman mahasiswa yag lain bisa
memperhatikan/menyimak, menyerap dan memahami tentang materi yang sudah
dijelaskan, sehingga bisa bermanfaat dan membawa dampak posotif khususnya bagi kita
semua mehasiswa keperawatan.

10
DAFTAR PUSTAKA

https://www.alodokter.com/seberapa-sadarkah-anda-cek-dengan-gcs

https://www.google.com/amp/s/doktersehat.com/v/s/doktersehat.com/tingkat-
kesadaran-berdasarkan-nilai-gcs/amp/%3famp_js_v=0.1&usqp=mq331AQ
FKAGwASA % 253D#ampf=

https://www.google.com/amp/s/hellosehat.com/hidup-sehat/fakta-unik/glasgow-
coma-scale-gcs-adalah/amp/

https://www.google.com/amp/s/www.sehatq.com/artikel/memahami-glasgow-
coma-scale-gcs-nilai-tingkat-kesadaran-manusia/amp

11
12

Anda mungkin juga menyukai