Anda di halaman 1dari 10

Yadnya-Putra, dkk.

DOI : https://doi.org/10.24843/JFU.2019.v08.i02.p05
pISSN: 2301-7716; eISSN: 2622-4607
Jurnal Farmasi Udayana, Vol 8, No 2, Tahun 2019, 85-94

Isolasi dan Karakterisasi Senyawa Flavonoid Potensial Antioksidan dari Daun


Binahong (Anredera scandens (L.) Moq.)
Yadnya-Putra, A. A. G. R.1*, P. O. Samirana1, D. A. A. Andhini1

1Program Studi Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana,
Jalan Kampus Unud, Jimbaran, 80364
*Coresponding author e-mail: agungryp@unud.ac.id

Riwayat artikel: Dikirim: 30-09-2019; Diterima: 14-12-2019, Diterbitkan: 21-01-2020

ABSTRAK
Binahong (Anredera scandens (L.) Moq.) adalah salah satu tanaman yang diketahui bagian daunnya memiliki
aktivitas farmakologi seperti antiinflamasi, antitukak lambung, antiluka bakar, antiluka eksisi, bahkan antioksidan.
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengisolasi dan mengkarakterisasi senyawa golongan flavonoid dari daun
binahong yang memiliki potensi sebagai antioksidan. Isolasi dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu maserasi,
fraksinasi, subfraksinasi menggunakan kromatografi kolom, pemurnian menggunakan KLT-preparatif, dan uji
kemurnian isolat secara KLT dan penentuan titik leleh isolat. Potensi antioksidan isolat diuji melalui peredaman
DPPH radikal menggunakan metode KLT-bioautografi. Isolat dikarakterisasi struktur kimianya menggunakan
spektroskopi IR dan UV-Vis dengan pereaksi geser. Proses isolasi menghasilkan isolat yang mampu meredam
DPPH radikal dengan metode KLT-bioautografi. Berdasarkan analisis spektroskopi IR, isolat memiliki gugus
fungsi C=O, OH, C-H alifatik, C-H aromatik, dan C-O alkohol. Data spektroskopi UV-Vis memperlihatkan
adanya serapan pita I pada panjang gelombang 330nm dan pita II pada 266nm. Berdasarkan data spektroskopi
tersebut diduga isolat yang berpotensi sebagai antioksidan dalam daun A. scandens (L.) Moq. memiliki struktur kimia
parsial 4’,7 dihidroksi 3-O-R flavonol.
Kata kunci: Binahong, Anredera scandens (L.) Moq., antioksidan, flavonoid.

ABSTRACT
Binahong (Anredera scandens (L.) Moq.) leaves are one of the plants that are known to have pharmacological
activities such as anti-inflammatory, anti-ulcer, anti-burn, anti-wound excision, and antioxidant. This study aims to
isolate and characterize flavonoid compound which have potential as antioxidants from binahong leaves. Isolation
was carried out in several stages, namely maceration, fractionation, subfractination using column chromatography,
purification using preparative-TLC, and purity testing of isolate by TLC and melting point determination. The
antioxidant potential of isolate was tested through reducing DPPH radicals using the TLC-bioatography method.
Isolates were characterized for its chemical structure using IR spectroscopy and UV-Vis spectroscopy with shifting
reagents. The isolation process produces isolate that are able to dampen radical DPPH by TLC-bioautography
method. Based on IR spectroscopic analysis, isolate have functional groups such as C=O, OH, C-H aliphatic, C-
H aromatic, and C-O alcohol. UV-Vis spectroscopy data showed the absorption of band I at wavelength 330nm
and band II at 266nm. Based on those spectroscopic data, it was suspected that the isolate had the potential as an
antioxidant in the leaves of A. scandens (L.) Moq. has a partial chemical structure of 4', 7 dihydroxy 3-O-R flavonol.
Keywords: Binahong, Anredera scandens (L.) Moq., antioxidant, flavonoid.

1. PENDAHULUAN luka dalam, mengobati radang usus,


Daun binahong (Anredera scandens (L.) Moq.) menyembuhkan sariawan, mengatasi maag,
adalah salah satu tanaman yang secara empiris mengobati keputihan, menurunkan asam urat,
digunakan untuk mengobati berbagai penyakit. meringankan pembengkakan hati, dan
Tanaman yang tergolong famili Baselaceae ini meningkatkan daya tahan tubuh [1], [2]. Beberapa
memiliki berbagai khasiat secara empiris, penelitian telah membuktikan bahwa daun A.
diantaranya melancarkan dan menormalkan scandens (L.) Moq. memiliki berbagai aktivitas
peredaran dan tekanan darah, mempercepat farmakologi diantaranya sebagai antiinflamasi [3],
pemulihan kesehatan setelah operasi, mengobati antibakteri [4], antitukak lambung [5], [6], antiluka

85
Yadnya-Putra, dkk.

DOI : https://doi.org/10.24843/JFU.2019.v08.i02.p05
pISSN: 2301-7716; eISSN: 2622-4607
Jurnal Farmasi Udayana, Vol 8, No 2, Tahun 2019, 85-94

eksisi [5], [7], hepatorotektor dan antioksidan [8]. analisis. Alat yang digunakan adalah toples kaca,
Ekstrak etanol daun A. scandens (L.) Moq. sudip, cawan porselen, sendok tanduk, seperangkat
dilaporkan mengandung metabolit sekunder alat gelas (IWAKI Pyrex), timbangan analitik
triterpenoid, saponin, polifenol dan tanin, serta (AND®), kertas saring, pinset, spatula, vacuum rotary
flavonoid [9]. evaporator (Eyela®), pipet kapiler, bejana
Senyawa flavonoid diduga mempengaruhi pengembang (CAMAG Twin Chamber), tabung
aktivitas farmakologi ekstrak etanol daun A. reaksi, corong pisah, pipet ukur, bulb filler, botol
scandens (L.) Moq. yang ditunjukkan oleh vial, statif, kuvet, lampu UV (CAMAG), Buchi
mekanisme kerja berdasarkan kemampuan Melting Point, Spektrofotometer UV (GENESIS
senyawa flavonoid untuk menimbulkan aktivitas 10v), mortar, alat kempa, dan Spektroskopi IR
biologis, salah satunya sebagai antioksidan. (FTIR PRESTIGE-21).
Mekanisme flavonoid sebagai antioksidan yaitu
memiliki kemampuan menangkap radikal bebas Metode
(Reactive Oxygen Species/ROS) [10]. Aktivitas Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Anredera
antioksidan dari golongan flavonoid ini juga diduga scandens (L.) Moq.
bertanggung jawab terhadap kemampuan ekstrak Serbuk simplisia daun A. scandens (L.) Moq.
daun A. scandens (L.) Moq. ini sebagai peredam sebanyak 500 g, dimaserasi dalam 5 L etanol 70%
CCl3-radikal dalam kaitannya sebagai agen selama ± 24 jam dengan dilakukan pengadukan
hepatoprotektor [8]. Penelitian oleh Subratha sesekali. Residu hasil maserasi pertama dimaserasi
(2016) dilaporkan bahwa pada profil kromatogram kembali hingga 2 kali pengulangan. Maserat
ekstrak daun A. scandens (L.) Moq. terdeteksi ditampung dan diuapkan menggunakan alat vacuum
adanya senyawa flavonoid yang diduga termasuk rotary evaporator pada suhu 50oC, hingga diperoleh
golongan flavon dan flavanon yang tidak ekstrak kental. Persen rendemen ekstrak yang
mengandung 5-OH (dihidroflavonol). Namun diperoleh kemudian dihitung dengan persamaan
struktur kimia dari senyawa flavonoid tersebut (1).
belum diketahui secara jelas. Melihat senyawa
flavonoid potensial antioksidan yang diperkirakan 𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘 (g)
% 𝑅𝑒𝑛𝑑𝑒𝑚𝑒𝑛 = × 100% ...... (1)
sebagai senyawa aktif dalam ekstrak etanol daun A. 𝐵𝑜𝑏𝑜𝑙 𝑠𝑖𝑚𝑝𝑙𝑖𝑠𝑖𝑎 (g)
scandens (L.) Moq.tersebut belum diketahui struktur
senyawanya, maka penting dilakukan isolasi dan Fraksinasi Ekstrak Daun A. scandens (L.)
menguji potensi aktivitas antioksidannya serta Moq.
karakterisasi terhadap senyawa tersebut. Fraksinasi dilakukan dengan metode
ekstraksi cair-cair. Sebanyak 20 gram ekstrak daun
2. BAHAN DAN METODE A. scandens (L.) Moq. dilarutkan dalam akuades
Bahan dan Alat hangat dengan perbandingan 1:10 kemudian
Bahan-bahan yang akan digunakan yaitu ditambahkan dan digojog dalam corong pisah
serbuk simplisia daun binahong (Anredera scandens dengan 3 bagian pelarut n-heksana. Fraksi n-heksan
(L.) Moq.), etanol 70% (Bratachem®) dan akuades dikeluarkan kemudian fraksi air diambil. Fraksi air
(PT. Rusdi Medika) berderajat teknis. Asam oksalat difraksinasi kembali dengan menambahkan pelarut
P (Merck®), asam borat P (Merck®), FeCl3 kloroform dengan perbandingan 1:1, fraksi
(Merck®), aseton (Merck®), eter (Merck®), n-heksan kloroform dikeluarkan dari corong pisah kemudian
(Merck®), etil asetat (Merck®), asam formiat fraksi air diambil. Fraksi air kembali difraksinasi
(Merck®), asam asetat (Merck®), kloroform menggunakan etil asetat sama banyak (1:1). Fraksi
(Merck®), metanol (Merck®), NaOH (Merck®), air disisih dan fraksi etil asetat diambil. Fraksi fraksi
HCl 37% (Merck®), NH3 (Merck®) dan H2SO4 yang diperoleh lalu dipekatkan menggunakan alat
(Merck®), aluminium klorida (Merck®), rutin vacuum rotary evaporator pada suhu 50oC, hingga
(Merck®), natrium asetat (Merck®), serbuk silika gel diperoleh fraksi dalam bentuk kental. Fraksi kental
(Merck®), dan 2,2-difenil-1-pikrihidrazil (DPPH) kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu 50°C
(Merck®) yang masing-masing berderajat pro

86
Yadnya-Putra, dkk.

DOI : https://doi.org/10.24843/JFU.2019.v08.i02.p05
pISSN: 2301-7716; eISSN: 2622-4607
Jurnal Farmasi Udayana, Vol 8, No 2, Tahun 2019, 85-94

Identifikasi Flavonoid dan Potensi Identifikasi Flavonoid dan Potensi


Antioksidan Fraksi Antioksidan Subfraksi
Identifikasi flavonoid dan potensi Metode flavonoid dan potensi antioksidan
antioksidan pada fraksi-fraksi ekstrak daun A. subfraksi-subfraksi hasil kromatografi kolom
scandens (L.) Moq. dilakukan dengan metode dilakukan dengan metode yang sama seperti pada
kromatografi lapis tipis. Sebanyak 20 mg setiap metode identifikasi flavonoid dan potensi
fraksi yang diperoleh pada tahap sebelumnya antioksidan fraksi-fraksi ekstrak daun A. scandens
dilarutkan dalam 10 mL metanol lalu ditotolkan (l.) Moq. pada tahapan sebelumnya yaitu
sebanyak 10 μL pada fase diam yaitu plat KLT menggunakan metode kromatografi lapis tipis
silika gel GF254 (disiapkan 3 plat berbeda). Plat namun hanya menggunakan penampak bercak
kemudian dielusi dalam bejana yang telah sitroborat diamati dibawah sinar UV 366nm.
dijenuhkan dengan fase gerak yaitu campuran Subfraksi-subfraksi yang menunjukan pola
pelarut etil asetat : asam formiat : asam asetat : air kromatogram yang sama digabungkan sebagai satu
(100 : 11 : 11 : 26) v/v [12]. Setelah terelusi, plat subfraksi untuk selanjutnya dimurnikan.
dikeluarkan dari bejana pengembang dan Pemurnian Subfraksi
dikeringkan. Plat KLT yang telah kering diamati di Subfraksi yang teridentifikasi mengandung
bawah sinar UV 366 nm sesudah direaksikan flavonoid yang aktif sebagai antioksidan
dengan penampak bercak uap ammonia dan diaplikasikan pada plat KLT silika gel GF254 sebagai
pereaksi sitroborat untuk mengetahui keberadaan pita. Plat kemudian dielusi dalam bejana yang telah
senyawa flavonoid. Plat kedua disemprot dengan dijenuhkan dengan fase gerak yaitu campuran
penampak bercak vanilin-asam sulfat untuk pelarut etil asetat : asam formiat : asam asetat : air
mengetahui keberadaan senyawa lain yang tidak (100 : 11 : 11 : 26) v/v [12]. Setelah terelusi, plat
diinginkan dalam fraksi. Untuk mengetahui dikeluarkan dari bejana pengembang dan
keberadaan senyawa potensial antioksidan, plat dikeringkan. Plat KLT yang telah kering diamati di
ketiga disemprot dengan larutan DPPH [13], [14]. bawah sinar UV 366 nm. Pita yang diduga
Pada plat juga ditotolkan senyawa standar rutin merupakan senyawa flavonoid kemudian dikerok
sebagai pembanding. lalu diekstraksi dengan 3 mL pelarut metanol
Subfraksinasi dengan Kromatografi Kolom dengan tiga kali pengulangan. Pelarut kemudian
Gravitasi diuapkan pada suhu ruangan hingga terbentuk
Fase diam kromatografi kolom disiapkan endapan kristal isolat.
dengan mensuspensikan serbuk silika gel dengan
Uji Kemurnian Isolat
pelarut n-heksana, kemudian suspensi dimasukkan Kemurnian isolat yang diperoleh diuji
ke dalam kolom berdiameter dalam 2,5 cm yang dengan dua metode yaitu menggunakan metode
ujungnya telah diberikan glass wool hingga KLT multi eluen dan penentuan titik didih.
ketinggian 15 cm. Fraksi yang teridentifikasi a. KLT Multi Eluen : Isolat dilarutkan lalu
mengandung flavonoid yang aktif sebagai ditotolkan pada tiga plat KLT silika gel GF254.
antioksidan ditimbang sebanyak 2 gram. Kemudian Tiap tiap plat dielusi dengan fase gerak yang
dilarutkan dalam etil asetat dan ditambahkan silika berbeda polaritasnya yaitu fase gerak 1
gel dengan perbandingan 1:1 lalu diuapkan hingga (kloroform : metanol : asam asetat glasial (10 :
diperoleh massa serbuk. Massa kemudian 50 : 0,2 ) v/v), fase gerak 2 (kloroform :
dimasukkan kedalam kolom yang telah disiapkan metanol : asam asetat glasial (70 : 3 : 0,2) v/v),
sebelumnya. Proses elusi dilakukan dengan 100 mL dan fase gerak 3 (kloroform : metanol : asam
fase gerak tiap elusi dengan variasi polaritas yang asetat glasial (7 : 60 : 0,2) v/v). Senyawa
ditingkatkan secara bertahap yaitu pelarut n-
dikatakan murni apabila hanya terdapat 1 spot
heksan, n-heksan - etil asetat (4:1 v/v sampai pada masing-masing kromatogram.
1:4v/v), etil asetat, etil asetat - metanol (4:1v/v b. Penentuan titik leleh dilakukan dengan alat
sampai 1:4v/v), dan metanol. Eluat ditampung Buchi Melting Point. Isolat dimasukkan ke dalam
masing-masing sebanyak 50mL sehingga diperoleh pipa kapiler, selanjutnya dimasukkan ke dalam
20 subfraksi. Subfraksi-subfraksi ini kemudian alat pengukur titik leleh. Suhu pada saat isolat
dipekatkan.

87
Yadnya-Putra, dkk.

DOI : https://doi.org/10.24843/JFU.2019.v08.i02.p05
pISSN: 2301-7716; eISSN: 2622-4607
Jurnal Farmasi Udayana, Vol 8, No 2, Tahun 2019, 85-94

mulai meleleh hingga meleleh secara 3. HASIL DAN PEMBAHASAN


keseluruhan dicatat sebagai jarak leleh. Isolat Pembuatan Ekstrak Etanol Daun A. scandens
dikatakan murni apabila memiliki jarak titik (L.) Moq.
leleh yang sempit (≤ 2°C). Daun A. scandens (L.) Moq. diekstraksi
Uji Potensi Antioksidan Isolat Secara KLT- dengan metode maserasi menggunakan pelarut
Bioautografi etanol. Setelah dipekatkan dan pelarut diuapkan
Isolat dilarutkan lalu ditotolkan pada plat diperoleh ekstrak kental berwarna kehijauan
KLT silika gel GF254. Plat kemudian dielusi dalam dengan nilai persen rendemen sebesar 15,55% b/b.
bejana yang telah dijenuhkan dengan fase gerak Fraksinasi Ekstrak Daun A. scandens (L.)
yaitu campuran pelarut etil asetat : asam formiat : Moq.
asam asetat : air (100 : 11 : 11 : 26) v/v [12]. Setelah Hasil fraksinasi ekstrak etanol daun A.
terelusi, plat dikeluarkan dari bejana pengembang scandens (L.) Moq. dengan ekstraksi cair – cair
dan dikeringkan. Setelah kering plat kemudian menghasilkan beberapa rendemen fraksi terdiri
dicelupkan dalam larutan DPPH radikal selama 1 dari fraksi n-heksan sebesar 11,62% (2,32 gram),
detik. Isolat dikatakan berpotensi sebagai fraksi kloroform sebesar 42,03% (8,40 gram), fraksi
antioksidan apabila warna DPPH radikal pada plat etil asetat diperoleh rendemen 26,10% (5,22 gram),
berubah warna dari ungu menjadi kekuningan. dan fraksi air diperoleh rendemen sebesar 20,11%
Karakterisasi Isolat (4,02 gram). Jumlah fraksinasi yang diperoleh
Karakterisasi isolat dilakukan untuk adalah 19,96 gram, sehingga terdapat kehilangan
menentukan struktur kimia isolat yang diperoleh. sebesar 0,04 gram (0,20%) ekstrak dalam proses
Karakterisasi dilakukan dengan dua metode yaitu ekstraksi cair – cair tersebut. Pada penelitian ini
menggunakan spektroskopi IR dan spektroskopi diperoleh rendemen fraksi kloroform dan etil
UV-Vis dengan pereaksi geser. asetat lebih banyak dibandingkan fraksi n-heksan
dan air, diduga karena senyawa yang terkandung
a. Karakterisasi Isolat dengan
dalam ekstrak etanol daun A. scandens (L.) Moq.
Spektroskopi IR
memiliki sifat cenderung semi polar sehingga
Isolat digerus bersama KBr hingga homogen,
mudah terekstraksi ke dalam pelarut kloroform dan
kemudian dikempa sehingga diperoleh pelet
etil asetat.
KBr dan diperiksa spektrofotometer IR (FTIR
PRESTIGE-21). Hasil yang diperoleh berupa Identifikasi Flavonoid dan Potensi
pita adsorpi gugus – gugus fungsional yang ada Antioksidan Fraksi
diamati dengan melihat bilangan gelombang Kromatogram hasil identifikasi ditampilkan pada
pada spektrum IR. Gambar 1. Pada fraksi air, fraksi etil asetat, dan
b. Karakterisasi Isolat dengan fraksi kloroform, dan fraksi n-heksana terdapat
Spektroskopi UV-Vis dengan Pereaksi bercak yang hampir sama pada Rf 0,71 yang diduga
Geser merupakan senyawa flavonoid. Dugaan ini muncul
Karakterisasi dilakukan menurut metode yang sebab bercak tersebut menunjukkan reaksi positif
tertera pada Markham (1988). Isolat sebanyak dengan penampak bercak uap amonia dan
15mg dilarutkan dalam 6mL metanol lalu sitroborat yaitu berwarna lembayung gelap dengan
dimasukkan dalam kuvet untuk melihat pereaksi uap amonia (Gambar 1A) dan
spektrum serapannya pada rentang panjang berflourosensi warna hijau atau biru dengan
gelombang 200nm hingga 400nm. Pola pereaksi sitroborat (Gambar 1B) [8], [16]. Bercak-
oksigenasi pada isolat dikarakterisasi bercak ini juga menunjukkan potensi sebagai
menggunakan pereaksi geser seperti NaOH, antioksidan, sebab bercak pada Rf 0,71 ini mampu
AlCl3, HCl, NaOAc dan H3BO3. Spektrum- meredam DPPH radikal yang ditandai dengan
spektrum yang diperoleh kemudian perubahan warna DPPH radikal menjadi kuning
diinterpretasikan sesuai pustaka. berlatar belakang warna ungu (Gambar 1D),
namun pada fraksi n-heksana intensitas
peredamannya lebih rendah. Untuk menentukan
fraksi yang akan dipisahkan lebih lanjut, maka

88
Yadnya-Putra, dkk.

DOI : https://doi.org/10.24843/JFU.2019.v08.i02.p05
pISSN: 2301-7716; eISSN: 2622-4607
Jurnal Farmasi Udayana, Vol 8, No 2, Tahun 2019, 85-94

kromatogram juga direaksikan dengan pereaksi Perbedaan warna dari tiap tampungan subfraksi
universal yaitu vanilin-asam sulfat. Dari diduga karena perbedaan kandungan senyawa di
kromatogram yang telah direaksikan dengan dalamnya. Subfraksi-subfraksi ini selanjutnya
vanilin-asam sulfat (Gambar 1C) terlihat bahwa dianalisis menggunakan KLT untuk menentukan
fraksi etil asetat dan kloroform memiliki jumlah subfraksi yang akan dimurnikan lebih lanjut.
bercak yang lebih sedikit dibandingkan fraksi air Identifikasi Flavonoid dan Potensi
sehingga akan memudahkan proses pemurnian Antioksidan Subfraksi
senyawa target. Namun pada fraksi kloroform Hasil pengamatan terhadap kromatogram
tampak intensitas bercak dari senyawa target lebih yang telah direaksikan dengan penampak bercak
rendah dibandingkan pada fraksi kloroform, maka sitroborat (Gambar 2), dapat diketahui bahwa
dari itu fraksi yang akan dipisahkan lebih lanjut senyawa target yang diduga merupakan senyawa
adalah fraksi etil asetat. golongan flavonoid (Rf 0,71) terdapat pada
Subfraksinasi dengan Kromatografi Kolom subfraksi F11, F12, F13, F14, dan F15. Subfraksi-
Gravitasi subfraksi ini menunjukan adanya bercak berwarna
Pemisahan kembali (subfraksinasi) fraksi etil kuning kebiruan di bawah sinar UV 366nm setelah
asetat daun A. scandens (L.) Moq. dilakukan dengan disemprot dengan pereaksi sitroborat. Subfraksi
metode kromatografi kolom gravitasi. Proses elusi F13, F14 dan F15 memiliki jumlah bercak yang
dilakukan secara bergradien, untuk mempersingkat relatif lebih sedikit dibandingkan dengan F11 dan
waktu retensi dari senyawa – senyawa yang tertahan F12 sehingga dapat dikatakan subfraksi ini lebih
kuat pada fase diam dalam kolom. Pemisahan sedikit mengandung pengotor sehingga akan lebih
dengan kromatografi kolom gravitasi ini mudah dimurnikan. Selanjutnya subfraksi F13,
menghasilkan 20 subfraksi (F1-F20) dengan warna F14, dan F15 digabungkan menjadi 1 subfraksi
yang berbeda dan dengan total berat sebesar 1,843 untuk dilakukan proses pemurnian.
gram (persentase rendemen total sebesar 92,15%).

Gambar 1. Kromatogram Fraksi Ekstrak Etanol Daun A. scandens (L). Moq. Dibawah Sinar UV 366nm
Setelah Disemprot Penampak Bercak (A) Uap Amonia; (B) Sitroborat; (C) Vanilin-Asam
sulfat; (D) DPPH. (a = Standar Rutin; b = Ekstrak Etanol; c = Fraksi Air; d = Fraksi Etil
Asetat; e = Fraksi Kloroform; f = Fraksi n-Heksan)

89
Yadnya-Putra, dkk.

DOI : https://doi.org/10.24843/JFU.2019.v08.i02.p05
pISSN: 2301-7716; eISSN: 2622-4607
Jurnal Farmasi Udayana, Vol 8, No 2, Tahun 2019, 85-94

Gambar 2. Kromatogram Hasil Subfraksinasi Fraksi Etil Asetat Daun A. scandens (L). Moq. setelah
Disemprot Pereaksi Sitroborat Dibawah Sinar UV 366nm. (S = Standar Rutin; F1-F20 =
Subfraksi)

Gambar 3. Kromatogram KLT Preparatif Gabungan Subfraksi F13, F14, dan F15 Diamati Dibawah
Sinar UV 366nm

Pemurnian Subfraksi pemurnian subfraksi ini diperoleh isolat sebanyak


Pemurnian subfraksi dilakukan dengan 45mg.
metode KLT preparatif dengan fase diam berupa
Uji Kemurnian Isolat
lempeng KLT silika gel 60 GF 254, dan fase gerak Hasil uji kemurnian dengan KLT multi eluen
merupakan campuran pelarut etil asetat : asam menunjukan bahwa isolat tetap menghasilkan
formiat : asam asetat : air (100:11:11:26 v/v) [12]. bercak tunggal seperti terlihat pada Gambar 4.
Kromatogram ditampilkan pada Gambar 3. Pada Pengujian kemurnian dengan menggunakan
kromatogram masih terdapat beberapa pita parameter titik lebur didapatkan hasil isolat
senyawa lain, namun pita dari senyawa target lebih melebur 113 - 117°C. Suatu isolat disebut murni
dominan daripada pita lainnya. Pita senyawa target bila memiliki jarak leleh yang sempit (≤ 2°C) [17].
ini selanjutnya dikerok dan diekstraksi. Dari proses

90
Yadnya-Putra, dkk.

DOI : https://doi.org/10.24843/JFU.2019.v08.i02.p05
pISSN: 2301-7716; eISSN: 2622-4607
Jurnal Farmasi Udayana, Vol 8, No 2, Tahun 2019, 85-94

Gambar 4. Kromatogram KLT Multi Eluen (A : fase gerak kloroform : metanol : asam asetat (10 : 50 :
0,2 v/v); B : fase gerak kloroform : metanol : asam asetat (70 : 3 : 0,2 v/v); C : fase gerak
kloroform : metanol : asam asetat (7 : 60 : 0,2 v/v).

Uji Potensi Antioksidan Isolat Secara KLT-


Bioautografi
Isolat dari daun A. scandens (L). Moq. yang
telah diperoleh selanjutnya diuji potensi
antioksidannya. Uji potensi dilakukan dengan
metode KLT-bioautografi menggunakan fase diam
berupa lempeng KLT silika gel 60 GF 254 dan fase
gerak campuran pelarut etil asetat : asam formiat :
asam asetat : air (100:11:11:26) [12]. Kromatogram
kemudian dicelupkan kedalam larutan DPPH.
Kromatogram ditunjukkan pada Gambar 5. Dari
kromatogram terlihat isolat mampu meredam
DPPH radikal yang ditandai dengan perubahan
warna DPPH radikal menjadi kuning (dilingkari
merah) berlatar belakang warna ungu. Ini
menunjukan bahwa isolat berpotensi sebagai Gambar 5. Kromatogram Isolat Daun A. scandens
antioksidan. (L). Moq. di bawah Sinar Tampak
Karakterisasi Isolat Setelah Dicelup Dalam Larutan
DPPH.
a. Karakterisasi Isolat dengan
serapan tajam pada daerah bilangan gelombang
Spektroskopi IR
Hasil analisis menggunakan spektroskopi 846,75 cm-1 dan 790,81 cm-1.Selain itu, terdapat
inframerah diperoleh data spektrum seperti pada gugus =C-H (bilangan gelombang 3263,56 cm-1).
gambar 6. Pada spektrum dapat diketahui bahwa Adanya gugus karbonil ditunjukkan dengan
isolat mengandung beberapa gugus fungsi seperti penampilan yang tajam terdapat pada daerah
gugus C-H aromatik ditandai dengan adanya bilangan gelombang 1681,93 cm-1. Gugus –OH

91
Yadnya-Putra, dkk.

DOI : https://doi.org/10.24843/JFU.2019.v08.i02.p05
pISSN: 2301-7716; eISSN: 2622-4607
Jurnal Farmasi Udayana, Vol 8, No 2, Tahun 2019, 85-94

Gambar 6. Spektrum Inframerah Isolat Daun A. scandens (L.) Moq.

aromatik ditandai dengan serapan pada bilangan memperoleh informasi struktur kimianya secara
gelombang 3558,67 cm-1. Muncul pula serapan lebih jelas. Dalam penelitian ini, proses isolasi
pada daerah bilangan gelombang 1045,42 cm-1 dipandu dengan teknik kromatografi lapis tipis
untuk gugus C-O alkohol, serta dugaan pada (KLT) menggunakan penampak bercak uap
strukstur isolat juga terdapat gugus C-H alifatik ammonia dan sitroborat untuk menghantarkan
(bilangan gelombang 2989,66 cm-1 dan 2875,86 cm- kepada senyawa golongan flavonoid. Selain itu,
1
). proses isolasi juga dipandu dengan skrining
aktivitas potensi antioksidan menggunakan KLT-
b. Karakterisasi Isolat dengan
bioautografi DPPH untuk memilih senyawa
Spektroskopi UV-Vis dengan Pereaksi
Geser flavonoid yang berpotensi sebagai antioksidan.
Dalam pelarut metanol, spektrum isolat Aktivitas antiioksidan dipilih sebagai salah satu
menunjukkan adanya dua puncak serapan yaitu pemandu dalam proses isolasi ini, sebab diduga
pada panjang gelombang 330nm (pita I) dan pada mekanisme dari ekstrak daun binahong dalam
panjang gelombang 266nm (pita II). Pereaksi geser menimbulkan aktivitas farmakologinya adalah
NaOH menyebabkan terjadinya pergeseran melalui mekanisme penangkapan radikal bebas.
batokromik pada pita I sebesar 66 nm tanpa adanya Proses isolasi menghasilkan isolat sebanyak
penurunan intensitas, yang dapat diinterpretasikan 45mg yang telah dapat dikatakan murni dan
adanya gugus hidroksil pada posisi 4’ pada memiliki potensi sebagai antioksidan. Hasil
strukstur dasar flavonoid. Penambahan AlCl3 dan karakterisasi terhadap isolat menggunakan
penambahan pereaksi AlCl3/HCl tidak spektroskopi IR diperoleh informasi bahwa isolat
menghasilkan pergeseran spektrum yang berarti memiliki beberapa gugus fungsi seperti fungsi O-H
pada pita I yaitu hanya terjadi pergeseran sebesar aromatik, C-H aromatik, C=O karbonil, C-H
6nm. Pereaksi geser NaOAc menimbulkan alifatik, =C-H, dan C-O alkohol. spektrum isolat
pergeseran batokromik pada pita II sebesar 12nm, pada rentang sinar UV menunjukkan adanya dua
yang dapat diinterpretasikan sebagai adanya gugus puncak serapan yaitu pada panjang gelombang
hidroksil pada posisi 7 pada strukstur dasar 330nm dan 266nm. Adanya dua puncak serapan
flavonoid. Pada penggunaan pereaksi geser tersebut menunjukan kekhasan pada spectrum
NaOAc bersama H3BO3 tidak menghasilkan senyawa golongan flavonoid terutama pada jenis
pergeseran serapan yang berarti, baik pada pita I flavon atau flavonol dengan gugus hidroksi pada
maupun pita II. posisi 3 yang tersubstitusi [15]. Penggunaan
Dalam penelitian ini dilakukan isolasi dan pereaksi geser sangat berguna untuk menentukan
karakterisasi terhadap senyawa flavonoid untuk pola atau posisi gugus hidroksil pada struktur dasar
flavonoid yang telah ditentukan. Dalam penelitian

92
Yadnya-Putra, dkk.

DOI : https://doi.org/10.24843/JFU.2019.v08.i02.p05
pISSN: 2301-7716; eISSN: 2622-4607
Jurnal Farmasi Udayana, Vol 8, No 2, Tahun 2019, 85-94

ini diduga isolate flavonoid yang diperoleh 6. DAFTAR PUSTAKA


memiliki gugus hidroksil pada posisi 4’, dan 7. [1] F. Manoi, “Binahong sebagai Obat,” War.
Berdasarkan hasil interpretasi data-data diatas Penelit. dan Pengemb. Tanam. Ind., vol. 15, no.
diduga isolat yang diperoleh cenderung merupakan 1, pp. 3–4, 2009.
senyawa flavonoid yang tergolong dalam senyawa
flavonol dengan gugus hidroksi pada posisi 3 yang [2] Jaerony, Tanaman Obat Indonesia. Jakarta:
tersubstitusi. Pendugaan adanya gugus Penerbit Swadaya, 2008.
pensubstitusi ini diperkuat dengan informasi [3] Y. W. Feybriyanti, “Uji Aktivitas
adanya gugus-gugus C-H alifatik dan C-O alkohol Antiinflamasi Ekstrak N-Heksan,
pada spektrum inframerah. Sebagaimana diketahui, Kloroform, dan Etanol Daun Binahong
flavonoid merupakan senyawa karboaromatik, (Anredera scandens (L.) Moq.) pada Tikus
sehingga adanya gugus-gugus yang bersifat alifatik yang Diinduksi Karagenan 1%,” (Skripsi)
pada spektrum isolat diduga berasal dari gugus Denpasar: Jurusan Farmasi, Fakultas
rantai samping (pensubstitusi) yang masih perlu Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
dikaji lebih lanjut menggunakan metode Universitas Udayana., 2011.
spektroskopi lainnya. Sehingga, sementara dapat [4] L. K. Wardhani and N. Sulistyani, “Uji
diduga isolat merupakan senyawa flavonol dengan Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etil Asetat
gugus hidroksi pada posisi 3 yang tersubstitusi serta Daun Binahong ( Anredera scandens (L.)
memiliki gugus hidroksi yang terikat pada posisi 7 Moq.) terhadap Shigella flexneri beserta
dan 4’ (Gambar 7). Profil Kromatografi Lapis Tipis,” J. Ilm.
Kefarmasian, vol. 2, no. 1, pp. 1–16, 2012.
[5] P. O. Samirana, D. A. Swastini, I. D. G. P.
Y. Subratha, and K. A. Ariadi, “Uji Aktivitas
Penyembuhan Luka Ekstrak Etanol Daun
Binahong (Anredera scandens (L.) Moq.)
pada Tikus Jantan Galur Wistar,” J. Farm.
Udayana, vol. 5, no. 2, pp. 19–23, 2016.
Gambar 7. Dugaan Struktur Kimia Isolat Dari [6] D. A. Swastini, P. O. Samirana, N. K.
Daun A. scandens (L). Moq (4’,7 Warditiani, L. Angga, and S. Kusuma,
dihidroksi 3-O-R flavonol.). “Anti-Gastric Ulcer Mechanism of
Anredera scandens ( L .) Moq Leaves
4. KESIMPULAN Extract,” J. Pharm. Sci. Res, vol. 11, no. 8, pp.
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa 2833–2837, 2019.
salah satu senyawa yang terkandung dalam daun [7] N. P. Puri, “Profil Kandungan Kimia dan
binahong (A. scandens (L). Moq) yang berpotensi Uji Aktivitas Fraksi Etil Asetat Ekstrak
sebagai antioksidan dan telah berhasil diisolasi Etanol Daun Binahong (Anredera scandens
adalah senyawa golongan flavonoid dengan rumus (L.) Moq.) dalam Penyembuhan Luka
struktur kimia 4’,7 dihidroksi 3-O-R flavonol. Eksisi,” (Skripsi), Jurusan Farmasi, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
5. UCAPAN TERIMAKASIH Universitas Udayana, 2017.
Terimakasih penulis ucapkan kepada [8] L. P. D. Hariyanti, A. A. N. Wisnu-
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Wardhana, N. K. S. Indriyani, and I. A. P.
Universitas Udayana dan Dirjen Kemenristekdikti Y. Putri, “Pengaruh Pemberian Ekstrak
yang telah membiayai penelitian ini melalui Etanol Daun Binahong (Anredera scandens
Penelitian Unggulan Program Studi tahun 2018, (l.) Moq.) terhadap Histopatologi Hati
serta semua pihak yang telah membantu Mencit Jantan Galur BALB/C yang
pelaksanaan penelitian ini. Diinduksi dengan Karbon Tertraklorida.,”
J. Farm. Udayana, vol. 6, no. 1, pp. 39–42,
2017.

93
Yadnya-Putra, dkk.

DOI : https://doi.org/10.24843/JFU.2019.v08.i02.p05
pISSN: 2301-7716; eISSN: 2622-4607
Jurnal Farmasi Udayana, Vol 8, No 2, Tahun 2019, 85-94

[9] P. O. Samirana, D. A. Swastini, I. P. R. Bhattacharya, R. Khanra, and T. K. Dua,


Ardinata, and I. P. S. D. Suarka, “Penentuan “Bioautography and its scope in the field of
Profil Kandungan Kimia Ekstrak Etanol natural product chemistry,” J. Pharm. Anal.,
Daun Binahong (Anredera scandens (L.) vol. 5, no. 2, pp. 75–84, 2015.
Moq.),” J. Farm. Udayana, vol. 6, no. 1, pp. [14] S. Sharif, A. Kitaz, and R. Al-Kayali, “TLC
23–33, 2017. screening and evaluation of antioxidant,
[10] D. Procházková, I. Boušová, and N. antibacterial activity of Onopordon
Wilhelmová, “Antioxidant and prooxidant macrocephalum by bioautography
properties of flavonoids,” Fitoterapia, vol. method,” Iran. J. Pharm. Sci., vol. 12, no. 2,
82, no. 4, pp. 513–523, Jun. 2011. pp. 1–8, 2016.
[11] I. D. G. P. Y. Subratha, “Profil [15] K. R. Markham, Cara Mengidentifikasi
Kromatografi Kandungan Fitokimia dan Flavonoid. Bandung: Institut Teknologi
Aktivitas Epitelisasi Ekstrak Etanol Daun Bandung, 1988.
Binahong (Anredera scandens (L.) Moq.) [16] J. B. Harborne, Metode Fitokimia Penuntun
Pada Penyembuhan Luka Eksisi,” (Skripsi) Cara Modern Menganalisis Tumbuhan
Jurusan Farmasi, Fakultas Matematika dan Terjemahan: Kosasih Padmawinata, Soediro
Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Iwang. Bandung: Institut Teknologi
Udayana, 2016. Bandung, 1987.
[12] E. Reich and A. Blatter, “Modern TLC A [17] Rahmi, N. Herawati, and I. Dini, “Isolasi
Key Technique of Identification and dan Identifikasi Senyawa Metabolit
Quality Control of Botanical and Dietary Sekunder Ekstrak Etil Asetat Kulit Batang
Supplements,” J. Assoc. Off. Anal. Chem. Int., Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi Linn),”
vol. 18, no. 101, pp. 16–17, 2004. J. Chem., vol. 17, no. 1, pp. 98–107, 2016.
[13] S. Dewanjee, M. Gangopadhyay, N.

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License

94

Anda mungkin juga menyukai