Nim : 1814190088
Neraca BKRKY
Standar inilah yang disebut dengan standar akuntansi keuangan (SAK). Di Indonesia
sendiri ada empat jenis SAK dan terkadang disebut dengan empat pilar utama SAK. Keempatnya
disusun dengan mengikuti kaidah-kaidah dari Standard Setting Body yang merupakan lembaga
resmi keuangan. Lembaga ini memayungi beberapa lembaga serta organisasi di dunia seperti
Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) dan Financial Accounting Standard Board (FASB). Berikut ini
penjelasan mengenai empat SAK yang berlaku di Indonesia.
PSAK – IFRS
Pada dasarnya, PSAK diadopsi oleh Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) karena Indonesia
merupakan anggota IFAC (International Federation of Accountants). Sudah menjadi
kesepakatan bahwa anggota IFAC harus menerapkan SAK yang berlandaskan IFRS. Hal ini
telah diatur dalam Statement Membership Obligation (SMO).
SAK – ETAP
SAK – ETAP (Standar Akuntansi Keuangan – Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) digunakan
oleh perusahaan yang akuntabilitas publiknya tidak terlalu signifikan. Biasanya SAK model ini
digunakan oleh usaha kecil dan menengah (UKM) yang menyusun laporan keuangan untuk
keperluan umum (general purpose financial statement). SAK – ETAP mengacu pada
standar Small Medium Enterprise dalam IFRS.
Dalam SAK – ETAP, tidak dicantumkan laporan laba rugi yang komprehensif. Selain itu untuk
menilai aset tetap dan aset tidak berwujud menggunakan harga perolehan, bukan nilai
wajar. Untuk tujuannya sendiri, SAK – ETAP digunakan badan usaha kecil dan menengah agar
secara mandiri dapat menyusun laporan keuangan yang bisa diaudit.
PSAK Syariah
Bisa dibilang SAK yang satu ini merupakan salah satu standar akuntansi yang tergolong baru.
Dari namanya sendiri sudah tampak bahwa PSAK Syariah digunakan oleh badan usaha yang
menerapkan transaksi syariah (baik itu lembaga syariah maupun tidak). Tujuannya adalah untuk
memudahkan lembaga berbasis syariah yang mulai banyak di Indonesia (misalnya: bank syariah,
badan zakat, hingga koperasi syariah).
Pada penerapannya, PSAK Syariah ini bisa digunakan beriringan dengan PSAK Umum. Hal ini
bisa terlihat pada bank-bank syariah. Umumnya, bank syariah di Indonesia memanfaatkan dua
standar SAK tersebut untuk menyusun laporan keuangannya. PSAK Syariah digunakan untuk
melaporkan transaksi syariah, sedangkan PSAK digunakan karena statusnya sebagai sebuah
perusahaan dengan akuntabilitas publik.
SAP
SAP (Standar Akuntansi Pemerintah) disusun oleh KSAP (Komite Standar Akuntansi
Pemerintah). Penyusunannya didasarkan pada akuntansi pemerintahan dan telah diatur dalam
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 24 Tahun 2005 pada tanggal 13 Juni 2005 tentang Standar
Akuntansi Pemerintah. Dari sini sudah bisa dilihat bahwa penerapan SAP terbatas pada lingkup
pemerintah, seperti dalam penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) atau pun
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD).
Akuntansi di AS diatur oleh Badan Sektor Swasta (Badan Standar Akuntansi Keuangan, atau
Financial Accounting Standards Boardi – FSAB), namun sebuah lembaga pemerintah (Komisi
Pengawas Pasar Modal atau Securities Exchange Commission – SEC) juga memiliki kekuasaan
untuk menerapakan standarnya sendiri.
Hingga tahun 2002 Institut Amerika untuk Akuntan Publik bersertifikat, badan sektor swasta
lainnya, menetapkan Standar Auditing. Pada tahun itu Badan Pengawas Akuntansi Perusahaan
Publik didirikan dengan kekuasaan yang luas untuk mengatur audit dan auditor perusahaan
publik.
Dalam akuntansi terapan di Indonesia kita mengenal yang namanya SAK (Standar Akuntansi
Keuangan), di Amerika lebih dikenal dengan nama GAAP (General Accepted Accounting
Principal. Ada 8 Tipe Komponen Laporan Keuangan di Amerika : 1) Lap
Manajemen 2) LapAuditor Independen 3) Lap Keuangan Primer 4) Diskusi manajemen dan
analisis hasil operasional dan kondisi keuangan 5) Penjelasan mengenai kebijakan akuntansi
dengan dampak yang paling kritis pada laporan keuangan 6) Catatan atas laporan
keuangan 7)Perbandingan data keuangan selama 5 atau 10 tahun 8) Data triwulan
terpilih.Pengukuran akuntansi Pengukuran dengan dasar akrual sangat luas dan pengakuan
transaksi dan peristiwa sangat bergantung pada konsep penandingan. Jika perubahan dalam
praktik atau prosedur terjadi, maka harus diungkapkan.
Kesimpulan
Terdapat perbedaan sistem akuntansi yang berlaku di Indonesia dan Amerika Serikat. Perbedaan tersebut
terlihat pada komponen laporan keuangan yang digunakan dalam pelaporan keuangan. Selanjutnya,
Negara Amerika Serikat sudah lebih dulu mengadopsi IFRS secara holistik dan memakai IFRS sebagai
dasar standard nasional pada tahun 2002. Hal ini dilakukan untuk menjawab permintaan investor dan
pengguna laporan keuangan lainnya.
Sedangkan Sistem Akuntansi Keuangan Indonesia mengadopsi IFRS pada tahun 2011 untuk
memudahkan perusahaan asing yang akan menjual saham di negara ini atau sebaliknya. Hal ini pula
diperlukan akan semakin membawa perusahaan-perusahaan di Indonesia dapat bersaing dengan
perusahaan internasional lainnya sebab dengan melakukan adopsi ini tentunya penyajian laporan
keuangan yang dilakukan oleh perusahaan juga akan semakin akuntabel dan transparan.