Anda di halaman 1dari 5

EVALUASI PERTUNJUKAN MUSIK KONTEMPORER

I. Evaluasi
A. Pengertian Evaluasi
Secara harfiah, evaluasi berasal dari bahasa Inggris, evaluation—penilaian atau penafsiran—terhadap data-data yang dikumpulkan.
Secara umum, pengertian evaluasi adalah suatu proses identifikasi untuk mengukur/ menilai apakah suatu kegiatan atau program yang
dilaksanakan sesuai dengan perencanaan atau tujuan yang ingin dicapai.
Evaluasi juga dipandang sebagai proses merencanakan, memperoleh, dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan.
Ada juga yang mengatakan bahwa arti evaluasi adalah suatu kegiatan mengumpulkan informasi mengenai kinerja sesuatu (metode,
manusia, peralatan), dimana informasi tersebut akan dipakai untuk menentukan alternatif terbaik dalam membuat keputusan.
Evaluasi adalah pengukuran serta perbaikan, dalam kegiatan yang telah dilaksanakan, contohnya membandingkan berbagai hasil dari
kegiatan yang dibuat.
Maka dapat diartikan, evaluasi adalah suatu proses perbandingan dan pengukuran, dari hasil akhir pekerjaan. Mana yang sudah
tercapai, dan mana yang belum.
B. Pengertian Evaluasi Menurut Para Ahli
1. Abdul Basir
Menurut Abdul Basir (1996), evaluasi merupakan proses pengumpulan data yang deskriptif, informatif, prediktif.
Dilaksanakan secara sistematik dan bertahap, guna menentukan kebijaksanaan, sebagai upaya memperbaiki pendidikan.
2. Anne Anastasi
Arti evaluasi, menurut Anne Anastasi (1978), adalah proses sistematis untuk menentukan sejauh mana seseorang mencapai tujuan
instruksional.
Evaluasi juga merupakan penilaian kepada sesuatu, secara terencana, sistematik, dan terarah, dengan tujuan yang jelas.
3. Norman E Gronlund
Menurut Norman E. Gronlund (1976), evaluasi adalah proses sistematis untuk menentukan pun membuat keputusan, serta sejauh
mana tujuan pengajaran dicapai siswa.
4. Purwanto
Secara garis besar, evaluasi dapat dikatakan sebagai ‘pemberian nilai’ terhadap kualitas tertentu.
Selain itu, evaluasi juga bisa dipandang sebagai proses merencanakan, memperoleh, dan menyediakan informasi, yang diperlukan
dalam membuat berbagai keputusan alternatif.
5. Sajekti Rusi
Menurut Sajekti Rusi (1988), evaluasi adalah proses menilai sesuatu, mencakup deskripsi tingkah laku siswa, baik secara kuantitatif
(pengukuran) pun kualitatif (penilaian).
6. Suharsimi Arikunto
Arti evaluasi, menurut Suharsimi (2003), adalah serangkaian kegiatan yang bertujuan mengukur tingkat keberhasilan suatu program
pendidikan.
C. Apa Bedanya Evaluasi, Pengukuran, dan Penilaian?
Meskipun prosesnya serupa, tetapi faktanya, ketiga hal ini memiliki perbedaan yang signifikan, yaitu :
- Evaluasi berarti kegiatan atau proses menentukan nilai-nilai, kriteria, atau tindakan dalam pembelajaran.
- Pengukuran adalah membandingkan suatu hasil, baik itu tes, dengan standar yang benar dan sudah ditetapkan. Artinya,
pengukuran adalah proses menentukan kuantitas suatu kegiatan.
- Sedangkan penilaian merupakan proses untuk mengambil keputusan, dengan menggunakan segala informasi yang didapat, melalui
hasil pengukuran.
Penilaian juga dapat diartikan, sebagai suatu usaha memperoleh berbagai informasi secara menyeluruh, soal proses serta hasil
perkembangan yang dicapai.
D. Jenis Evaluasi
Evaluasi memiliki dua jenis berbeda, yakni formatif dan sumatif.
1. Evaluasi Formatif
Penilaian terhadap hasil yang telah dicapai, dari kegiatan atau program kerja yang telah dilaksanakan. Biasanya, evaluasi ini
dilakukan secara rutin, setiap bulan atau per tahun.
2. 2. Evaluasi Sumatif
Penilaian terhadap hasil yang telah dicapai dari kegiatan atau program kerja, secara keseluruhan, dari awal hingga akhir. Evaluasi
jenis ini dilakukan di akhir kegiatan, dengan jangka waktu yang ditetapkan.
E. Tujuan Evaluasi
Tujuan evaluasi, antara lain:
1. Mengetahui sebaik apa tingkat penguasaan seseorang terhadap kompetensi yang telah ditetapkan.
2. Mengetahui kesulitan apa saja yang dialami seseorang dalam kegiatan, hingga bisa dilakukan diagnosis, serta memungkinkan
remedial teaching (perbaikan).
3. Mengetahui tingkat efisiensi dan efektivitas suatu metode, media, serta sumber daya lain, dalam pelaksanaan kegiatan.
4. Sebagai hasil dan informasi penting bagi pelaksana evaluasi, untuk memperbaiki kekurangan yang ada.
5. Menjadikannya sebagai acuan, di masa mendatang, dalam mengambil keputusan.
F. Fungsi Evaluasi
Fungsi evaluasi di antaranya:
1. Diagnosa
Bertujuan untuk mengetahui kelebihan serta kekurangan seseorang dalam bidang kompetensi tertentu. Contoh kelebihan dan
kekurangan seorang siswa, dalam mata pelajaran yang ia dapat di sekolah.
2. Penempatan
Bertujuan untuk mengetahui di mana posisi terbaik seseorang dalam suatu bidang tertentu. Contoh, posisi terbaik apa untuk
seorang karyawan, sesuai bidang, di perusahaan.
3. Pengukuran Keberhasilan
Mengukur tingkat keberhasilan suatu program, termasuk metode dan sarana yang digunakan, serta pencapaian tujuan.
4. Selektif
Menyeleksi seseorang, apakah memiliki komptensi sesuai standar yang ditetapkan. Contoh, menentukan seseorang diterima kerja
atau tidak, naik jabatan atau tidak, dan lainnya.
G. Tahap Evaluasi
Evaluasi memiliki tahapan yang harus diikuti, meski tak selalu sama, tetapi berbagai tahapan penting untuk dilakukan, berkaitan dengan
hasil akhir dari proses evaluasi itu sendiri.
1. Menentukan Apa Saja yang Akan Dievaluasi
Dapat mengacu pada suatu program kerja atau kegiatan lainnya, di mana terdapat faktor-faktor yang bisa serta perlu dievaluasi.
Tetapi secara umum, yang menjadi prioritas adalah hal-hal yang menjadi kunci utama (key-success).
2. Merancang Kegiatan Evaluasi
Desain, evaluasi seperti apa yang akan dilaksanakan, agar data-data yang dibutuhkan, tahapan kerja, serta siapa saja yang
dilibatkan, dan apa saja yang dihasilkan, menjadi jelas, sebelum evaluasi berlangsung.
3. Pengumpulan Data Evaluasi
Pengumpulan data dapat dilakukan secara efisien dan efektif, sesuai kaidah-kaidah ilmiah yang berlaku, dan kebutuhan serta
kemampuan.
4. Analisis Data dan Pengolahannya
Menganalisis data yang diterima, bisa berupa pengelompokan—agar lebih mudah di-analisis—dengan menggunakan alat
penganalisis yang sesuai. Sehingga menghasilkan fakta terpercaya, dan hasil analisis, kemudian dapat dibandingkan dengan
harapan atau rencana awal.
5. Pelaporan Hasil Evaluasi
Tahapan evaluasi terakhir adalah pelaporan hasil, untuk dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang mempunyai kepentingan. Sebab, hasil
evaluasi itu harus di-dokumentasikan secara tertulis, agar bisa dibaca dan bermanfaat sebagaimana mestinya.

II. Pertunjukan Musik Barat


A. Pengertian Pergelaran atau Pertunjukkan Musik
Arti pergelaran dalam dunia seni pertunjukan, terutama seni musik adalah mempergelarkan atau menyajikan karya seni musik di
hadapan masyarakat yang menyaksikan. Pergelaran adalah suatu kegiatan dalam rangka mempertunjukkan karya seni kepada orang lain
(masyarakat umum) agar mendapat tanggapan dan penilaian. Pergelaran adalah bentuk komunikasi antara pencipta seni (apresian) dan
penikmat seni (apresiator). Dalam arti bahwa, para seniman menciptakan karya seni bertujuan untuk mengaktualisasi seni yang
diciptakan, sedangkan bagi penikmat seni dapat menjadi bahan apresiasi.
B. Tujuan pergelaran atau pertunjukan Musik
1. Memberikan hiburan kepada masyarakat.
2. Menumbuhkan motivasi untuk berkarya.
3. Memperingati hari-hari besar
4. Melestarikan budaya.
5. Sebagai sarana apresiasi.
6. Untuk kegiatan amal/sosial.
7. Sebagai edukasi
8. Tujuan komersial
C. Fungsi pergelaran atau pertunjukan Musik
Pergelaran mempunyai fungsi baik secara langsung maupun tidak langsung. Manfaat yang langsung adalah sarana untuk
berkreasi diri. Sedangkan manfaat tidak langsung nya adalah dapat untuk mengembangkan dan menambah kehalusan budi pekerti.
Fungsi pergelaran secara umum adalah sebagai berikut:
1. sebagai sarana pengembangan bakat.
2. sebagai media ekspresi.
3. sebagai media apresiasi.
4. sebagai media komunikasi
D. Bentuk-Bentuk Penyajian Musik
Dalam musik terdapat beberapa bentuk penyajian yang berkaitan erat dengan tujuan serta jenis musik yang disajikan. Secara
garis besar, bentuk-bentuk penyajian musik tersebut dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok seperti berikut ini :
1. Penyajian musik tunggal
Penyajian musik tunggal, yakni bentuk penyajian musik yang menampilkan seorang sirkus dalam memainkan alat musik
tertentu. Misal penampilan piano tunggal, penampilan gitar tunggal, penampilan organ tunggal, penampilan biola tunggal, dan
sebagainya.
2. Penyajian kelompok musik terbatas
Yang dimaksud penyajian musik terbatas adalah penyajian kelompok musik seriosa dalam bentuk duet alat musik, bentuk-
bentuk trio, kuartet, atau kuintet alat musik sampai dengan bentuk ensambel terbatas sifat penyajian musik seperti ini tidak jauh
berbeda dari penyajian musik sebelumnya, yakni terkesan formal dan penonton harus benar-benar disiplin.
3. Penyajian musik orkestra
Penyajian musik orkestra ini, meskipun masih memiliki sifat formal dan disiplin tinggi, namun dihadiri oleh jumlah penonton
yang jauh lebih besar daridapa penyajian musik lainnya. Bentuk-bentuk orkestra besar seperti orkes pilharmoni, orkes simfoni, dan
sejenisnya. Untuk menampilkan bentuk penyajian musik seperti ini diperlukan ruang yang cukup besar serta tata akustik gedung yang
sangat baik.
4. Penyajian musik elektrik
Penyajian musik elektrik, yakni penyajian kelompok musik dengan menggunakan perlengkapan atau alat-alat musik elektrik
berkekuatan tinggi. Penyajian musik elektrik berkekuatan tinggi ini sangat berbeda dari penyajian musik sebelumnya yang ditampilkan
di dalam ruang tertutup, penyajian jenis musik dapat dilakukan di udara terbuka dengan jumlah penonton yang bisa mencapai ribuan
orang. Penyajian dan kelompok-kelompok band ternama pada umumnya menggunakan bentuk penyajian musik seperti ini. Sifat dari
penyajian musik ini tidak formal dan penonton boleh saja berteriak-teriak atau ikut menyanyi bersama penyanyi yang sedang tampil di
atas pentas.
E. Persiapan pergelaran atau pertunjukan Musik
Pengertian pertunjukan adalah wujud kegiatan puncak dari hasil berolah seni yang disajikan kepada
masyarakat/penonton/khalayak ramai.
Empat hal yang perlu diperhatikan dalam membuat sebuah pertunjukan, yaitu :
1. Perencanaan
Dalam perencanaan ini yang pertama dilakukan adalah menetapkan sasaran lalu memilih tindakan yang akan diambil dari berbagai
alternatif yang ada.
2. Pengorganisasian
Dalam proses ini dilakukan pengalokasian sumber daya, penyusunan jadwal kerja dan koordinasi antar unit-unit dalam suatu
kepanitiaan.
3. Pengendalian
Pengendalian di sini berarti membandingkan perencanaan dengan realisasi. Lalu mengambil tindakan koreksi atas realisasi yang tidak
sesuai dengan perencanaan.
4. Penilaian (Evaluasi)
Penilaian atau evaluasi adalah merupakan proses akhir dari sebuah kegiatan yang berfungsi untuk menilai sebuah pertunjukan
tersebut
Adapun fungsi perencanaan dalam kegiatan pergelaran seni musik yaitu :
1. Sebagai langkah awal yang dilakukan panitia
2. Sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan.
3. Sebagai kendali dalam menciptakan suasana kerja yang efektif dan efisien.
4. Sebagai tolok ukur dalam mengevaluasi kegiatan.
Sebelum pertunjukan musik dilaksanakan perlu adanya persiapan-persiapan. pertunjukkan juga disebut pementasan. Pertunjukan
tidak bisa dilaksanakan perorangan tetapi dengan kelompok dan melibatkan banyak orang.
Yang perlu disiapkan dalam pertunjukan musik antara lain :
a. Program kerja atau perencanaan.
b. Pembentukan panitia.
c. Penentuan bidang tugas yang menangani.
d. Perumusan tujuan.
e. Penentuan waktu dan tempat pelaksanaan.
f. Penentuan dana atau anggaran keuangan.
g. Penentuan materi sajian (menyeleksi).
h. Latihan yang kontinu atau intensif.
i. Inventarisasi pemain.
j. Merencanakan alat atau sarana yang akan digunakan.
k. Teks lagu (VCD, partitur, kaset).
l. Melaksanakan evaluasi.
F. Menyusun Pengorganisasian Pergelaran
Pengorganisasian adalah kegiatan mengatur, membagi tugas, mengadakan rapat, mengawasi dan bekerja bersama-sama untuk
mencapai tujuan. Mengorganisir pergelaran berarti melaksanakan kegiatan-kegiatan tersebut sehubungan dengan pergelaran.
Secara umum, kepanitiaan digolongkan menjadi dua bentuk.
1. Panitia pengarah (steering comitee)
Steering Comitee (panitia pengarah) yang berfungsi sebagai pengarahm penasihat, dan pemberi petunjuk kepada kelompok
dibawahnya dalam menjalankan tugas. Dalam hal ini bisa dari kepala sekolah, kesiswaan/pembina osis, maupun guru seni musik.
2. Panitia pelaksana (organising commitee)
Organizing Comitee (panitia pelaksana) mempunyai tugas melaksanakan segala sesuatu yang berhubungan dengan pelaksanaan
secara langsung dilapangan.
Sedangkan kriteria yang harus dimiliki oleh masing-masing personal kepanitiaan adalah sebagai berikut :
a. Menguasai bidang tugasnya
b. Mempunyai dedikasi yang tinggi
c. Mampu bekerja sama
d. Sanggup memimpin dan dipimpin
e. Disiplin dan kreatif
f. Berdedikasi dan loyalitas yang tinggi
g. Sanggup menjaga rahasia
Dalam pembentukan panitia hendaknya dibicarakan secara musyawarah mufakat. petugas sebaiknya adalah orang-orang yang
ahli dan pengalaman dalam bidangnya. Kepanitiaan biasanya terdiri dari atas : penanggung jawab, pembina dan penasehat, ketua I, ketua
II, sekretaris I, sekretaris II, bendahara I, bendahara II, seksi keamanan, seksi tempat (perlengkapan), seksi pameran dan pergelaran,
seksi dana (usaha), seksi publikasi, seksi dokumentasi dan dekorasi, dan seksi konsumsi.
G. Menyusun Tema Pergelaran
Sebelum menyusun kegiatan pergelaran, terlebih dahulu adalah menentukan tema. Penentuan tema bisa didasarkan pada jenis
peristiwa monumental seperti, ulang tahun sekolah, perpisahan sekolah, dan lain sebagainya.
Karena tema adalah ide dasar pokok pergelaran, maka setidaknya sebelum mengadakan pergelaran,perlu adanya analisa latar
belakang terjadinya peristiwa yang dapat diangkat menjadi tema dengan persyaratan sebagai berikut:
1. Aktual
2. Singkat dan jelas
3. Waktunya terbatas
Secara garis besar tema tema pergelaran musik dapat digali dari tiga hal, yaitu ;
1. Unsur seni musik yang ditonjolkan.
Dalam hal ini, tema merupakan salah satu unsure musik yang ditampilkan/ditonjolkan. Contoh, pergelaran yang bertemakan “alunan
musik tiup” seluruh instrument yang digunakan adalah alat musik yang cara memainkannya ditiup.
2. Gagasan atau pesan yang akan disampaikan kepada masyarakat.
Tema ini murni berupa gagasan atau pesan yang muncul sebagai hasil refleksi akan realitas yang ada. Contoh, “Konser Musik Peduli
Anak bangsa”
3. Tema umum.
Tema ini bersifat umum, penentuan tema tidak didasarkan pada unsure musik, musik dalam hal ini lebih berperan sebagai pembawa
tema tersebut. Contohnya adalah tema-tema peringatan hari-hari besar nasional.
H. Menyusun proposal pergelaran atau pertunjukan Musik
Setelah tema terbentuk, kemudian menyusun proposal yang memiliki banyak fungsi seperti, sumber pencarian dana/sponsor,
pemahaman program dan rencana pelaksanaan. Tujuan Proposal adalah memperoleh bantuan dana,memperoleh dukungan atau
sponsor, dan memperoleh perizinan.
Proposal itu sendiri memiliki arti sebagai rencana yang dituliskan dalam bentuk rancangan kerja. Bentuk isii proposal terdiri dari:
1. Nama kegiatan
2. Latar belakang, berisi dasar yang digunakan sehingga ide pergelaran muncul.
3. Dasar Pemikiran, yaitu memuat hal-hal, surat-surat keputusan.
4. Pelaksanaan, memuat waktu pelaksanaan kegiatan pergelaran meliputi, hari, tanggal, waktu dan tempat.
5. Pelaksana, yaitu susunan kepanitiaan.
6. Anggaran, berisi rencana anggaran yang akan digunakan selama pergelaran berlangsung.
7. Acara, memuat susunan acara yang akan ditampilkan.
8. Lain-lain, surat-surat yang mendukung pelaksanaan.
9. Penutup, berisi kata penutupan dari proposal tersebut. Diakhir proposal tunjukkan dengan tanda tangan ketua panitia, sekretaris dan
diketahui/ disetujui oleh steering comitee (jika dibawahi satu instansi/institusi).
I. Menyusun Penjadwalan pergelaran atau pertunjukan Musik
Karena dalam menggelar sebuah karya musik diperlukan persiapan yang baik, maka dibutuhkan adanya suatu penjadwalan.
Susunan penjadwalan kegiatan pergelaran , meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Menyiapkan pemain yang tampil baik individu maupun kelompok.
2. Mempersiapkan jenis musik dan lagu yang akan ditampilkan.
3. Mengadakan General Repetion atau gladi bersih.
4. Melakukan checking akhir terhadap kesiapan pergelaran baik dari panitia, pemain serta tempat pergelaran.
5. membuat draft penampilan atau susunan acara.
Apabila penjadwalan pergelaran telah selesai dibuat, langkah selanjutnya adalah menyusun acara pergelaran. Untuk membuat
susunan acara pergelaran, harus diketahui dengan jelas tentang:
1. Waktu pelaksanaan
2. Para pemain beserta jenis lagu yang akan dibawakan.
3. Urutan acara dengan penampilan waktu (menit) yang digunakan.
J. Menyusun Waktu dan Tempat pergelaran atau pertunjukan Musik
Setelah acara telah selesai disusun, kemudian menentukan waktu pergelaran dan menata tempat yang akan digunakan. Waktu
pelaksanaan pergelaran harus disesuaikan dengan kelender pendidikan suatu sekolah, diusahakan agar tidak mengganggu kegiatan
belajar mengajar. Pelaksanaan pergelaran dapat dibarengkan dengan suatu kegiatan sekolah misalnya peringatan-peringatan hari besar
nasional atau keagamaan.
Sedangkan tempat pergelaran dapat dilaksanakan di dalam maupun diluar ruangan, hal tersebut disesuaikan dengan keadaan
sekolah. Apabila sekolah telah memiliki aula, maka pergelaran tersebut dapat dilakukan didalam aula tersebut, atau jika pergelaran
tersebut dilakukan secara sederhana, dapat dilakukan didalam kelas masing-masing, namun apabila sekolah tidak memiliki aula dan tidak
memungkinkan dilaksanakan didalam kelas, maka pergelaran dapat dilakukan di halaman sekolah. Jika memang tempat pergelaran
direncanakan untuk menampung penonton yang banyak/ secara massal (bentuk konser), dapat dilakukan di luar ruangan. Sedangkan jika
memang penonton dibatasi dengan tiket maupun dengan undangan (musik chamber / musik kamar), pergelaran dapat dilakukan didalam
ruangan.
Penataan ruang melibatkan seksi perlengkapan dan dekorasi bekerja sama dengan anggota-anggota yang lain. Penataan ruang
harus memiliki kaidah-kaidah, antara lain sebagai berikut:
1. Keindahan dan kerapian tempat.
2. Kenyamanan dan keamanan, baik untuk peserta, panitia, maupun penonton.
3. Nilai Artistik yang tinggi.
Pengertian ruang pergelaran adalah ruangan atau tempat dimana kegiatan pergelaran tersebut dilaksanakan. Ruang pergelaran
meliputi panggung untuk kegiatan pentas, ruangan untuk penonton/pengunjung, ruang ganti pakaian/rias, ruang transit, ruang konsumsi
dan ruang panitia. Panggung merupakan sarana pergelaran yang paling penting, oleh karena itu perlu diadakan setting panggung atau
penataan panggung. Setting panggung untuk masing-masing pergelaran tidak sama, tergantung dari materi yang akan dipentaskan.
Setting panggung untuk paduan suara berbeda dengan setting untuk ansamble musik atau yang lainnya.
Ada beberapa bentuk panggung yang bisa digunakan untuk pergelaran, diantaranya adalah :
1. Proscenium,
Panggung proscenium bisa juga disebut sebagai panggung bingkai karena penonton menyaksikan aksi aktor dalam lakon melalui
sebuah bingkai atau lengkung proscenium (proscenium arch).
2. Tapal Kuda,
Bentuk ruangan ini akan memantulkan gelombang bunyi secara memusat di sisi tengah ruangan, karena permukaan dinding yang
berbentuk cekung.
3. Bentuk Arena.
Berupa teater melingkar yang dikembangkan dari bentuk amphitheatre klasik berupa bentuk radial dan dikembalikan pada bentuk
lingkar. Ruang penonton berada di sekeliling ruang utama.
4. Thrust
Panggung thrust seperti panggung proscenium tetapi dua per tiga bagian depannya menjorok ke arah penonton. Pada bagian depan
yang menjorok ini penonton dapat duduk di sisi kanan dan kiri panggung, Panggung thrust nampak seperti gabungan antara
panggung arena dan proscenium.
5. Kipas (Melingkar)
Bentuk kipas menjadikan ruang penonton melingkari panggung pertunjukkan. Dengan kondisi ini, kemampuan visual penonton
terhadap pertunjukkan kesenian yang berlangsung tidak terganggu dengan posisinya.
Dalam mempersiapkan pergelaran hendaknya memperhatikan hal-hal yang berhubungan dengan penataan ruang pergelaran,
yaitu tentang dekorasi, pencahayaan/lighting, sound system, dan penampilan tema.
1. Dekorasi
Dekorasi harus disesuaikan dengan tema dan tempat kegiatan pergelaran. Dengan dekorasi yang baik dan sesuai dengan tema yang
ada, maka suasana akan tampak lebih terkesan dan dapat membawa pada situasi yang menggembirakan. Jenis dan ukuran tulisan,
gambar dan hiasan, serta background nya harus disesuaikan dengan tema dan tempat pergelaran.
2. Pencahayaan (Lighting)
Pencahayaan merupakan faktor pendukung yang sangat penting untuk keberhasilan dalam pelaksanaan pergelaran seni musik,
terlebih lagi apabila pelaksanaan pergelaran musik tersebut dilaksanakan pada malam hari. Dengan tata lampu (lighting) yang baik,
maka pergelaran musik tersebut akan tampak lebih semarak dan hidup.
3. Sound System (Tata Suara)
Sound system merupakan faktor pendukung yang tidak kalah pentingnya dalam sebuah pergelaran, dengan tata suara yang baik dan
memadai pergelaran tersebut akan nyanman untuk dinikmati.
4. Penampilan Tema
Penampilan tema pergelaran harus dapat terbaca dengan jelas, dan tidak mengganggu pelaksanaan pergelaran. Bentuk dan
besarnya tulisan serta warna yang digunakan harus disesuaikan dengan dekorasinya.
Selain penataan ruang pergelaran, ada kegiatan lain yang tidak kalah penting, yaitu mempersiapkan kelengkapan pergelaran.
Kelenfgkapan-kelengkapan yang harus ada pada kegiatan pergelaran musik antara lain :
1. Peralatan musik
2. Partitur musik
3. Trap untuk penyanyi
4. Sound system
5. Kostum pemain
K. Evaluasi pergelaran atau pertunjukan Musik
Setelah kegiatan pergelaran selesai dilaksanakan, biasanya diadakan evaluasi terhadap kegiatan tersebut. Evalusi dapat berupa
evaluasi proses maupun evaluasi hasil. Pada evaluasi proses, guru kesenian sebagai pembimbing memberikan catatan-catatan kecil yang
ditujukan kepada setiap anggota panitia, yang meliputi cara kerja panitia, kekompakan kerja panitia, kedisiplinan dan kerjasama masing-
masing personil panitia. Sedangkan evaluasi hasil merupakan evaluasi terhadap hasil yang diperoleh secara keseluruhan dari kegiatan
pergelaran tersebut.
Evaluasi dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui berbagai hambatan yang dihadapi oleh setiap seksi, cara mengatasi
persoalan-persoalan yang ada, serta mengetahui keadaan keuangan pada kegiatan yang dilaksanakan. Hasil evaluasi tersebut dapat
dipergunakan sebagai pedoman untuk pelaksanaan kegiatan serupa pada masa yang akan datang.
Selain memiliki tujuan di atas, evaluasi juga memiliki manfaat sebagai berikut :
1. Memberikan umpan balik bagi panitia maupun pihak lain
2. Sebagai tolok ukur atas keberhasilan suatu kegiatan.
Pelaksanaan evaluasi sebaiknya tidak terlalu lama dari pelaksanaan pergelaran, bahkan lebih cepat lebih baik. Namun demikian
hendaknya panitia diberi waktu yang cukup untuk mempersiapkan laporan tentang hal-hal telah dilaksanakan, yang meliputi hal-hal
sebagai berikut :
1. Sistem kerja
2. Pembiayaan
3. Personalia kepanitiaan
4. Bentuk  pergelaran
5. Pelaksanaan  pergelaran
6. Laporan dari masing-masing seksi.

Anda mungkin juga menyukai