05penetapan Tektur Tanah
05penetapan Tektur Tanah
1. PENDAHULUAN
Tekstur tanah, biasa juga disebut besar butir tanah, termasuk
salah satu sifat tanah yang paling sering ditetapkan. Hal ini disebabkan
karena tekstur tanah berhubungan erat dengan pergerakan air dan zat
terlarut, udara, pergerakan panas, berat volume tanah, luas permukaan
spesifik (specific surface), kemudahan tanah memadat (compressibility),
dan lain-lain (Hillel, 1982).
Tekstur adalah perbandingan relatif antara fraksi pasir, debu dan liat,
yaitu partikel tanah yang diameter efektifnya 2 mm. Di dalam analisis
tekstur, fraksi bahan organik tidak diperhitungkan. Bahan organik terlebih
dahulu didestruksi dengan hidrogen peroksida (H2O2). Tekstur tanah dapat
dinilai secara kualitatif dan kuantitatif. Cara kualitatif biasa digunakan
surveyor tanah dalam menetapkan kelas tekstur tanah di lapangan.
Berbagai lembaga penelitian atau institusi mempunyai kriteria
sendiri untuk pembagian fraksi partikel tanah. Sebagai contoh, pada
Tabel 1 diperlihatkan sistem klasifikasi fraksi partikel menurut
International Soil Science Society (ISSS), United States Departement of
Agriculture (USDA) dan United States Public Roads Administration
(USPRA).
Tabel 1. Klasifikasi tekstur tanah menurut beberapa sistem (diambil dari
Hillel, 1982)
100
90 10
80 20
70 30
Liat
60 40
%
at
De
50 50
Li
bu
Liat
%
berdebu
40 Liat
berpasir 60
Lempung Lempung liat
30 berliat berdebu 70
Lempung liat
berpasir
20 80
Lempung
Lempung berpasir Lempung berdebu
10 be Pa 90
rle si
m r
pu Debu
Pasir ng
100
20
80
100
30
90
70
60
50
10
40
% Pasir
2.1. Dispersi
2.2. Sedimentasi
1
Radius efektif adalah radius yang ditentukan berdasarkan kecepatan tenggelam suatu
partikel dengan partikel lain yang berbentuk bulat dan mempunyai berat jenis partikel yang
sama. Sebagai contoh, apabila satu partikel kwarsa berbentuk bulat dengan radius r dan
partikel kwarsa lain berbentuk pipih, dan kedua partikel ini tenggelam di dalam suatu zat
cair dengan kecepatan yang sama, maka partikel kwarsa yang berbentuk pipih dikatakan
mempunyai radius efektif r.
Penetapan Tekstur Tanah 47
3
Fb = 4/3 π r ρf g (2)
3. Gaya berat partikel (gravitational force), Fg.
3
Fg = 4/3 π r ρs g (3)
Apabila partikel tanah bergerak dalam zat cair, maka dalam
sesaat (kurang dari satu detik), kecepatannya akan konstan. Dalam
keadaan demikian maka gaya arah ke atas (Fb dan Fr) akan seimbang
dengan gaya arah ke bawah (Fg), sehingga persamaan (1), (2) dan (3)
dapat disusun sebagai berikut:
Fg = Fb + Fr
atau Fg - Fb - Fr = 0
3 3
4/3 π r ρs g - 4/3 π r ρf g - 6 π r η μt = 0 (4)
2 gr ( s f )
2
t (5)
9
h ( s f )
g (6)
t 18
18h
X2
tg ( s f )
atau
18h
X [ ]1 / 2 t 1 / 2 (7)
g ( s f )
48 Agus et al.
X=t
-1/2
(8)
Definisi simbol:
r = jari-jari efektif partikel tanah
X = diameter efektif partikel tanah
η = viskositas zat cair
ρs = berat jenis partikel tanah
ρf = berat jenis zat cair
g = percepatan gravitasi
3. METODE
1. H2O2 30%
2. Sodium hexa meta fosfat (NaPO3)6 10%
3. Aseton
4. Air suling (aquades)
5. Ayakan 2 mm
6. Silinder sedimentasi bervolume 1 l (diameter 7 cm, tinggi 60 cm)
7. Timbangan
Penetapan Tekstur Tanah 49
Gambar 2. Hidrometer
3.1.3. Perhitungan
-1
a. Tentukan konsentrasi suspensi (C) dalam g l , dengan persamaan:
C = R - RL (9)
Penetapan Tekstur Tanah 53
-1
R adalah pembacaan hidrometer yang belum dikoreksi dalam g l ,
dan RL pembacaan hidrometer untuk latutan blanko. R dan RL dicatat
pada setiap interval waktu yang sudah ditetapkan.
b. Hitung jumlah persentase partikel, P, dengan persamaan:
100C
P (10)
Co
Co adalah berat kering oven contoh tanah dikurangi dengan berat
bahan organik dalam contoh tanah.
c. Tentukan diameter efektif partikel, X (μm), yang ada di dalam suspensi
pada waktu t,
X (11)
t
t adalah waktu sedimentasi dan θ adalah parameter sedimentasi
seperti telah diterangkan pada persamaan (8) dan (11). Nilai θ dapat
dilihat pada Tabel 3.
Dalam hal khusus, di mana X diberikan dalam μm dan t dalam menit,
dan variabel lainnya menggunakan sistem cgs, parameter sediment
diberikan sebagai:
B 30 /[ g ( s l )] (13)
dan
o
Tabel 3. Nilai θ pada suhu 30 C. R adalah pembacaan hidrometer
-1
dengan satuan g l (menurut skala Bouyoucos)
R θ R θ R θ R θ R θ
-5 50,4 6 47,7 16 45,0 26 42,2 36 39,2
-4 50,1 7 47,4 17 44,8 27 41,9 37 38,9
-3 49,9 8 47,2 18 44,5 28 41,6 38 38,6
-2 49,6 9 47,0 19 44,2 29 41,3 39 38,3
-2 49,4 10 46,7 20 43,9 30 41,0 40 39,0
0 49,2
1 48,9 11 46,4 21 43,7 31 40,7
2 48,7 12 46,2 22 43,4 32 40,4
3 48,4 13 45,4 23 43,1 33 40,1
4 48,2 14 45,6 24 42,8 34 39,8
5 47,9 15 45,3 25 42,5 35 39,5
l o (1 0.630C s ) (15)
dapat digunakan untuk menduga variase berat jenis dan viskositas larutan
HMP.
Buat kurva persen jumlah kumulatif (summation percentage
curve), yaitu kurva hubungan P dengan log X berdasarkan pembacaan
hidrometer yang diambil dari waktu 0,5 menit sampai 24 jam, yang
Penetapan Tekstur Tanah 55
Selanjutnya,
o
η = η (1 + 4.25 Cs) (22)
-3 -1 -1
dimana: η = viskositas larutan pada suhu t, 10 kg m detik (cpoise)
o -3 -1 -1
η = viskositas aquades pada suhu t, 10 kg m detik (cpoise)
Menurut Gee and Bauder (1986) persamaan (21) dan (22)
-1
berlaku untuk larutan HMP dengan konsentrasi 0 - 50 g l . Bila analisis
tekstur tanah dilakukan dengan menggunakan HMP dengan konsentrasi 0
-1
sampai 5 g l akan terjadi galat (error) waktu pemipetan sebesar < 0,3%
apabila berat jenis larutan diasumsikan sama dengan berat jenis aquades.
Peneliti lain, misalnya Green (1981) mengasumsikan viskositas larutan
HMP sama dengan viskositas aquades. Hal ini akan menimbulkan galat
-1
sebesar + 2% bila konsentrasi HMP = 5 g l . Untuk menekan galat waktu
pemipetan menjadi < 2%, maka berat jenis partikel tanah yang dianalisis
-3
perlu diketahui sampai tingkat ketepatan (precision) 0,05 g cm .
a. Peralatan
1. Gelas piala (beaker glass) bervolume 2.000 ml, gelas ukur
bervolume 1.000 ml
2. Ayakan 50 µm, 200 µm, dan 500 µm. Apabila fraksi pasir tidak
akan dipisah-pisahkan lagi maka cukup dengan ayakan 50 µ saja.
3. Bak perendam
4. Termometer
5. Pipet 50 ml dan 10 ml
6. Cawan porselin
7. Oven
8. Stopwatch
9. Timbangan analitis.
b. Bahan-bahan
1. 30% H2O2
2. 6 N dan 0,2 N HCl
3. Na-hexametafosfat (142,8 g Na-hexametafosfat + 31,7 g Na2CO3
dalam 10 l air)
58 Agus et al.
3.2.2. Prosedur
1. Timbang 20 g tanah (butiran < 2 mm) dengan timbangan analitik
kemudian masukkan ke dalam gelas piala bervolume 2 l.
2. Berikan 100 ml H2O2 10% (untuk menghacurkan bahan organik).
Simpan di atas bak berisi air untuk mencegah terjadinya reaksi yang
hebat. Kocok dengan hati-hati, biarkan selama satu malam.
3. Panaskan di atas pemanas sambil ditambahkan 30% H2O2, ± 15 ml
sedikit demi sedikit sambil diaduk-aduk sampai semua bahan organik
habis (tandanya: apabila tidak ada buih lagi). Berikan 0,5 ml HCl 6 N
untuk tiap 1% CaCO3) dan 100 ml HCl 0,2 N (untuk melarutkan
CaCO3). Tambahkan air sampai kira-kira separuh gelas piala,
kemudian didihkan selama kurang lebih 20 menit.
4. Tambahkan lagi air sampai tiga per empat dari gelas piala, lalu aduk.
Biarkan selama satu malam.
5. Setelah semua butiran tanah mengendap, keluarkan air dari gelas
piala dengan hati-hati sampai air tersisa sekitar 3 cm di atas
permukaan endapan tanah.
6. Ulangi prosedur No.4 dan 5 - 4 kali.
7. Pisahkan fraksi pasir dari debu dan liat dengan menggunakan ayakan
50 µ. Fraksi debu dan liat ditampung dalam gelas ukur bervolume 1 l.
8. Pindahkan fraksi pasir dari ayakan tersebut ke dalam cawan porselin,
kemudian keringkan di atas pemanas. Setelah kering lalu ditimbang.
Apabila fraksi pasir hendak dipisah-pisahkan lagi menurut ukuran-
ukuran diameter fraksi 2 mm -500 µ, 500 µ- 200 µ, 200 µ - 100 µ dan
100 µ - 50 µ maka harus dilakukan pengayakan lagi dengan ayakan
500 µ, 200 µ dan 100 µ. Pengayakan dilakukan dengan alat listrik.
9. Ke dalam gelas ukuran 1.000 ml yang berisi fraksi debu dan liat (lihat
pekerjan No.7) masukkan 50 ml Na-hexametafosfat sebagai
peptisator. Tambahkan air sampai tanda tera. Tutup gelas ini dengan
sumbat karet, lalu kocok dengan jalan menjungkir balikkan gelas
tersebut.
o
10. Dirikan segera gelas tersebut dalam bak air (suhu 25 C), kemudian
buka sumbatnya.
Penetapan Tekstur Tanah 59
11. Lakukan pemipetan dari gelas ukur tersebut menurut waktu dan
kedalaman seperti tercantum dalam Tabel 5.
12. Setiap hasil pemipetan dituangkan ke dalam cawan porselin untuk
o
dikeringkan pada suhu 105 C sampai beratnya tetap, lalu ditimbang.
Catatan:
Sebelum melakukan pemipetan (prosedur No. 11) volume pipet harus
diperiksa lebih dahulu, dengan cara sebagai berikut: Pipet air pada suhu
o o -1
25 C, kemudian timbang. Berat jenis air pada suhu 25 C = 0,9971 g cc
(lihat Lampiran), maka volume air dapat dihitung. Suhu kamar diatur 25
o
C dengan menggunakan AC.
Berat
Volume (23)
BD
Lakukan juga pemipetan berat kering dari 50 ml larutan Na-
hexametafosfat.
Fraksi > 50 µm
Total berat 50-100 µm 100-200 µm 200-500 µm 500-1.000 µm >1.000 µm
4,5604 (P) 2,4487 (P1) 0,8992 (P2) 0,5725 (P3) 0,3443 (P4) 0,2957 (P5)
Fraksi 0-20 µm 2-10 µm 10-20 µm 20-50 µm 50-100 µm 100- 200 200- 500 500- >1.000 Total
µm µm 1.000 µm µm
Fraksi (F1) (G1) (H1) (K1) (L1) (M1) (N1) (O1) (Q1) (R1)
mineral 49,050 17,254 1,158 7,351 13,467 4,967 3,162 1,902 1,633 100,033
/100g tanah
Fraksi mineral (F2) (G2) (H2) (K2) (L2) (M2) (N2) (O2) (Q2) Total
% fraksi mineral 49,0 17,3 1,2 7,3 13,5 5,0 3,2 1,9 1,6 100,0
Dari persentase fraksi liat, debu, dan pasir seperti di atas, kelas tekstur tanah dapat ditentukan dengan menggunakan Gambar 1.
Penetapan Tekstur Tanah 61
4. DAFTAR PUSTAKA