406-Article Text-1482-1-10-20210507.en - Id
406-Article Text-1482-1-10-20210507.en - Id
com
Abdullah Kafabih
UIN Sunan Ampel Surabaya Email:
abdullahkafabih@uinsby.ac.id
Abstrak:
Industri halal berbasis UMKM merupakan salah satu sumber yang patut diperhitungkan untuk
dikembangkan. Kajian ini bertujuan untuk memberikan kajian dan analisis yang komprehensif
terhadap industri halal dan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dalam upaya menjaga
ketahanan ekonomi di masa pandemi Covid-19. Analisis ini berfokus pada tinjauan teoretis,
mapan, dan empiris yang berfokus pada industri halal sebagai sumber fiskal baru. Penelitian ini
menggunakan pendekatan studi literature review industri halal dari berbagai literatur tentang
industri halal dan UMKM dari dalam dan luar negeri. Literatur juga terbatas pada publikasi
2015-2020. Temuan penelitian ini adalah industri halal merupakan sumber ekonomi syariah
terbaru yang dapat diandalkan dalam meningkatkan fiskal negara. Tentu saja, ditujukan untuk
pengentasan kemiskinan, distribusi konsumsi, media pelayanan publik dan instrumen terkait
lainnya. Namun, sistem integrasi industri halal dapat menjadi “mesin baru” dalam fundamental
ekonomi yang memerlukan sinergi dan dukungan dari berbagai pihak baik pemerintah, UKM,
maupun swasta agar permasalahan dan kondisi riil pemulihan ekonomi di tengah pandemi dapat
lebih baik. .
Kata kunci: Industri Halal; Pasca-pandemi; Covid19; Berkah
Abstrak:
Industri halal berbasis UMKM merupakan salah satu sumber yang harus diperhatikan untuk
dikembangkan. Kajian ini bertujuan untuk memberikan ulasan serta analisis yang komprehensif
tentang industri halal dan usaha mikro, kecil dan menengah dalam upayanya menjaga ketahanan
ekonomi di tengah pandemi Covid 19. Analisis ini fokus pada tinjauan teoritis, kebijakan yang
telah ditetapkan dan empiris yang menitikberatkan pada industri halal sebagai sumber fiskal
baru. Penelitian ini menggunakan pendekatan kajian kepustakaan industri halal dari berbagai
literatur industri halal dan UMKM baik yang berasal dari Indonesia dari luar negeri.
Literaturnyapun dibatasi dengan batasan terbitan tahun 2015-2020. Penemuan dari studi ini
adalah industri halal adalah sumber ekonomi Islam terbaru yang dapat diandalkan dalam
menggalang fiskal negara. Tentunya untuk pengentasan kemiskinan, pendistribusian konsumsi,
media layanan publik dan instrumen lain yang relevan. Namun sistem integrasi industri halal
untuk menjadi'mesin baru' dalam fundamental ekonomi perlu sinergi dan dukungan berbagai
pihak dari pemerintah, UKM, dan swasata. Sehingga isu dan kondisi pemulihan ekonomi di
tengah pandemi dapat lebih baik.
Kata Kunci: Industri Halal; Pasca Pandemi; Covid19; Berkah
http://jurnalfebi.uinsby.ac.id/index.php/elqist
Ana Toni Roby Candra Yudha, Abdullah Kafabih
PENGANTAR
Covid-19 diumumkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai
pandemi dunia pada akhir Februari 2020. Hingga tulisan ini dibuat, masih merupakan
pandemi yang epideminya terus diselesaikan. Perlahan tapi pasti, wabah covid-19
menyebar ke seluruh belahan dunia, termasuk Indonesia. Penyebaran dampak wabah
telah menyebar ke semua sektor kehidupan, mulai dari kesehatan, ekonomi, kesehatan,
pariwisata dan sektor lainnya. Hingga kemerosotan dan koreksi ekonomi masing-masing
negara mencapai stagnasi ke tingkat yang membahayakan. Perkembangan terkini
terkait data risiko kematian akibat covid-19 menunjukkan tren yang patut diapresiasi.
Memang, data global risk fatality sudah turun, dan untuk pembangunan di Indonesia
sendiri sudah mulai turun secara agregat sebesar 12 persen.1 Data selengkapnya dapat
diamati seperti terlihat pada diagram batang yang telah diolah di bawah ini.
Gambar 1
Data Perkembangan Covid 19 Per 4 November 2020
1 Danny Ibarra Vega, “Lockdown, One, Two, None, or Smart. Pemodelan yang Mengandung
Infeksi Covid-19. Model Konseptual,”Ilmu Lingkungan Total 730 (2020): 138917, https://
doi.org/10.1016/j.scitotenv.2020.138917.
2 Fábio AM Cássaro dan Luiz F. Pires, “Bisakah Kita Memprediksi Terjadinya Kasus COVID-19?
Pertimbangan Menggunakan Model Pertumbuhan Sederhana,”Ilmu Lingkungan Total 728 (2020),
https://doi.org/10.1016/j.scitotenv.2020.138834.
18 el-Qis: Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam (JIEB)
Vol.11 No.1 April 2021
Berkah Tersembunyi Pasca Pandemi Covid 19 itu adalah Industri Halal
Banyak pakar yang mengatakan bahwa dampak covid-19 dirasakan di berbagai sektor.3
Selain meninggalkan masalah kesehatan yang masih diupayakan pemulihannya,
juga menimbulkan berbagai masalah ekonomi.4 Permasalahan tersebut mulai
dari subsektor pariwisata, restoran, hotel dan crowd-based business lainnya
hingga ambruknya perekonomian sektor informal yang didominasi oleh sektor
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Sektor UMKM yang menjadi
penyumbang 98 persen APBN dan 96 persen penyedia lapangan pekerjaan tak
terhindarkan dari dampak pandemi Covid-19.
Setiap peningkatan pertumbuhan kasus positif akan berbanding lurus dengan
penurunan angka perekonomian khususnya di Indonesia. Beberapa waktu lalu, Badan
Pusat Statistik (BPS) Indonesia mengumumkan sempat mengalami pertumbuhan minus
pada kuartal II, mencapai 5,32 persen. Setidaknya indikator-indikator penting tersebut
telah menggambarkan situasi masyarakat saat ini. Penurunan daya beli, penurunan
distribusi yang diimbangi dengan penurunan tingkat pendapatan, pada akhirnya
meningkatkan potensi pengangguran dan angka kemiskinan,5
yang akan mengubah perilaku pelaku pasar.6 Berikut ini adalah pertumbuhan
ekonomi Indonesia sebelum dan selama pandemi Covid-19.
Gambar 2
Laju Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Q1-Q2 2018-2020
Pengaruhnya Terhadap Penganggura Terbuka,” Ekonomi Dan Bisnis 7, tidak. 2 (2020): 121–36, https://
doi.org/10.35590/jeb.v6i2.1649.
6 Ana Toni Roby Candra Yudha dan Abdul Muizz, “Optimalisasi Potensi Lahan Pertanian Untuk
Ketahanan Pangan Di Kecamatan Panceng, Gresik, Jawa Timur,” Jurnal Isu Pembangunan Ekonomi
( JEDI ) 3, tidak. 2 (2020): 297–308, https://doi.org/https://doi.org/10.33005/jedi.v3i2.55.
el-Qis: Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam (JIEB) 19
Jil. 11 No. 1 April 2021
Ana Toni Roby Candra Yudha, Abdullah Kafabih
7 Ana Toni Roby Candra Yudha, Nasif Sidquee Pauzi, dan Rafidah binti Mohd Azli, “Model
Sinergi Penguatan Produktivitas Industri Halal Indonesia” 4, no. 28 (2020): 186–99, https://
doi.org/10.26740/al-uqud.v4n2.p186-199.
8Maria Nicola dkk., “Implikasi Sosial Ekonomi dari Coronavirus dan COVID-19
Pandemi: Sebuah Tinjauan,” Jurnal Bedah Internasional 78, tidak. Maret (2020): 185–93,
https://doi.org/10.1016/j.ijsu.2020.04.018.
9Suleman Sarwar dkk., “Solusi Tantangan ke Pakistan: Is Analisis GIS Berguna untuk
COVID-19?,” Ilmu Total Lingkungan Menggambar 730 (2020): 139089,
https://doi.org/10.1016/j.scitotenv.2020.139089.
10 Suprayitno Eko, Mohamed Aslam, dan Azhar Harun, “Zakat and SDGs : Impact Zakat on Human
Development in the Five States of Malaysia,” Jurnal Zakat Internasional 2, tidak. 1 (2017): 61–69, https://
ijazbaznas.com/index.php/journal/article/download/15/12/.
11 Ririn Tri Ratnasari, “Wisata Halal Berbasis Penciptaan Nilai,” Al-Uqud : Jurnal Ekonomi Islam 4, tidak. 2
Gambar 3
Peringkat Sub Sektor Industri Halal Indonesia di Dunia Tahun 2019
METODE PENELITIAN
Sebagaimana dinyatakan pada bagian abstrak di awal artikel, penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif yang menggunakan strategi
literature review secara eksplisit. Pendekatan yang bertumpu pada literasi dan
pemahaman literatur yang relevan dengan topik kajian yang diteliti. Ada beberapa
keterbatasan tinjauan yang digunakan dalam strategi tinjauan pustaka.15 Pertama,
publikasi artikel yang diterbitkan pada tahun 2010 atau setelahnya, diperlukan karena
informasi, ulasan, dan data harus tetap up to date. Kedua, artikel membahas ruang
lingkup pembahasan industri halal sebagai kekuatan ekonomi baru dilihat dari potensi,
pengembangan industri, dan perluasan pasar. Hal ini kemudian dibahas dari
14 Thomson Reuters dan Dinar Standard, “State of the Global Islamic Economy Report 2019/20,”
Pusat Keuangan Internasional Dubai, 2018.
15 Imam Wahyudi Indrawan dan Wahyuningsih Wahyuningsih, “Literature Review on REITs and Islamic
REITs and Lessons Learned for Islamic REITs in Indonesia,” Jurnal Internasional Ekonomi dan Keuangan
Islam (IJIEF) 2, tidak. 1 (2019): 21–46, https://doi.org/10.18196/ijief.2114.
el-Qis: Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam (JIEB) 21
Jil. 11 No. 1 April 2021
Ana Toni Roby Candra Yudha, Abdullah Kafabih
baik sisi teoretis maupun empiris. Ketiga, bahan yang digunakan sebagai literatur
diperoleh dari studi di jurnal yang menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris
sebagai pengantar. Hal itu dilakukan karena kajian tentang industri halal masih baru
dikenal dan dikembangkan, tidak lebih dari satu dekade terakhir atau sejak 2010, atau
seiring dengan datangnya revolusi industri 4.0.16
Literatur yang diperoleh untuk artikel ini merupakan hasil penelitian. Review hasil
penelitian juga didapatkan dari mesin pencari Google Scholar (https://
scholar.google.com) dan beberapa sistem jurnal terbuka (OJS) dari beberapa universitas
di Indonesia bahkan di dunia. Hal ini dilakukan karena semua sumber literatur yang
berasal dari Indonesia dan luar negeri dapat dideteksi dan dijangkau hanya dengan satu
mesin pencari. Selain menggunakan mesin pencari dan OJS, kata kunci yang digunakan
untuk mencari sumber literatur dalam penelitian ini adalah 'industri halal' untuk artikel
berbahasa Indonesia dan 'industri halal' untuk artikel berbahasa Inggris.17
Gambar 4
Kerangka konseptual
Pandemi covid-19
Dampak ke
Berbasis fiskal
Pajak dan Peraturan Krisis Industri Halal
Pengelolaan
Aturan
Mitigasi Krisis
sinergi
Ketahanan Ekonomi
16 Moh Khoiri Abdi dan Novi Febriyanti, “Penyusunan Strategi Pemasaran Islam Dalam Berwirausaha Di
Sektor Ekonomi Kreatif Pada Masa Pandemi Covid-19,” El Qist - Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam 10,
tidak. 2 (2020): 160–79.
17 Ziauddin Sardar dan Muhammad Nafik, “Kesejahteraan Dalam Perspektif Islam Pada Karyawan Bank
Syariah,” Jurnal Ekonomi SyariahTeori DanTerapan Jil.3, tidak. No.5 (2016): 394–95.
22 el-Qis: Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam (JIEB)
Vol.11 No.1 April 2021
Berkah Tersembunyi Pasca Pandemi Covid 19 itu adalah Industri Halal
Artikel yang didapat dari hasil pencarian sebanyak 20-an. Artikel tersebut
dianggap relevan untuk dimasukkan dalam pembahasan yang dibahas pada bab hasil
dan pembahasan. Berikut ini juga menambahkan kerangka berpikir untuk
mempermudah pemetaan dan pemahaman alur penelitian.18
Mengacu pada kerangka berpikir seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4
di atas, beberapa hal dapat diamati. Pertama, munculnya epidemi telah
mengakibatkan munculnya pandemi yang berdampak pada semua sektor
kehidupan. Kedua, setidaknya ada sektor kesehatan, ekonomi, psikologis dan
sosial. Pemangku kepentingan melihat ini sebagai ujian bersama di mana solusi
harus ditemukan bersama. Ketiga, perumusan kebijakan dan sinergi antar
lembaga yang kemudian dituangkan dalam bentuk pendampingan mendasar
dan perlindungan hak dengan menerbitkan beberapa regulasi telah dilakukan
untuk memitigasi peningkatan risiko pandemi. Keempat, alur terakhir dari flow
chart pada Gambar 4 adalah produksi produk dan jasa, yang diawali dengan
sinergi yang melibatkan berbagai instrumen fiskal dan industri halal. Pada
akhirnya,
di dunia hingga penulisan artikel ini tergolong miring.20 Namun, tidak demikian
halnya dengan Indonesia yang pertumbuhan risiko fatalitasnya masih terus
meningkat, dengan kasus positif mencapai 200 ribu dan sembuh 170 ribu hingga
akhir Oktober 2020. Dampak yang ditimbulkan oleh pandemi di bidang kesehatan,21
ekonomi dan bidang lainnya masih berat.22 Khususnya pada aspek ekonomi
syariah, dampak pandemi terlihat perubahan dari perbankan menjadi usaha
informal (koperasi dan UMKM).23 Namun, sebagai orang yang beriman dan
optimis selama semua cobaan ini, Anda harus percaya bahwa ada jalan di balik
cobaan itu.
Perekonomian Indonesia yang selama ini ditopang oleh sektor konsumsi,
dan sektor UMKM sebagai penyumbang PDB Indonesia yang paling signifikan, perlu
mendapat perhatian dan pendampingan. Beberapa kebijakan pemerintah dalam
upaya pemulihan telah diberlakukan. Seperti bantuan langsung tunai, mereka
memberikan relaksasi berupa pembayaran pajak tangguhan, subsidi sektor usaha
pariwisata dan perhotelan yang nilainya mencapai 600 triliun. Berbagai sumber
fiskal telah dikerahkan, mulai dari pajak, realokasi anggaran, hingga penerbitan
surat utang. Hingga saat ini, beberapa upaya pemulihan telah dilakukan oleh
pemerintah sambil mencari formula dan sumber fiskal baru untuk menjaga
ketahanan ekonomi Indonesia di masa pandemi covid-19.
Jika dilihat dari sudut ekonomi makro, jelas dan industri halal adalah
instrumen yang unik. Nilainya kecil, tetapi potensi volume omsetnya sangat besar.
Seperti yang disarankan oleh Teori Fisher, jika ada sejumlah kecil uang yang beredar
di suatu wilayah tetapi berputar dengan cepat, perekonomian akan hidup. Industri
halal juga bisa menjadi instrumen anti-siklus. Artinya jika sebagian besar
perusahaan dan korporasi di Indonesia berproduksi menggunakan bahan baku dari
luar negeri. Sehingga industri halal dan UMKM di Indonesia dapat menyediakan
bahkan memenuhi kebutuhan bahan baku sesama UMKM. Sehingga sekali lagi, jika
terjadi perputaran ekonomi di kalangan ekonomi menengah ke bawah dalam
volume kecil namun cepat, diharapkan dapat menghidupkan kembali aktivitas
ekonomi.
2. Industri halal secara operasional dan praktis
Kehadiran industri halal menjadi salah satu fokus pengembangan
ekonomi syariah dunia, termasuk Indonesia. Indonesia harus mengambil peran
penting dan memanfaatkan momentum ini sebagai “aji mumpung” dan
kebijakan strategis jangka panjang. Seperti dikutip dari kata Wakil Presiden-
Ma'ruf Amin, “Indonesia harus menjadi pusat produk halal dunia, dan mampu
24 Tariqullah Khan, “Usaha Wakaf dalam Ekonomi Sirkular,” ISRA International Journal of Islamic Finance
11, tidak. 2 (2019): 187–205, https://doi.org/10.1108/IJIF-12-2018-0138.
25 Sukesi dan Wanda Gema Prasadio Akbar Hidayat, “Mengelola Industri Halal dan Pembeliannya
Niat Umat Islam Indonesia Kasus Wardah Kosmetik,” Jurnal Islam Indonesia 13, tidak. 1
26 Nafis Irkhami, “Zakat, Kharāj, 'Ushr, dan Jizyah Sebagai Instrumen Keuangan Publik Islam: Sebuah
Studi Kontemporer,” Share: Jurnal Ekonomi Dan Keuangan Islam 8, tidak. 1 (2019): 90–113, https://
doi.org/10.22373/share.v8i1.3804.
27 Rami BH Kacem, “Indeks Kemiskinan vs Indeks Kekayaan: Cara Baru Menganalisis Faktor
Penentu Kemiskinan,” Jurnal Studi Ekonomi dan Manajemen Afrika 10, tidak. 1 (2019): 48–56,
https://doi.org/10.1108/AJEMS-04-2018-0110.
28 Tajerin Tajerin, Sastrawidjaja Sastrawidjaja, and Risna Yusuf, “TINGKAT KESEJAHTERAAN DAN
tenaga kerja. Sebagai UMKM yang dapat menyerap kesempatan kerja di Indonesia,
dan. Ketiga, perlu adanya penambahan batasan dan perubahan pola pikir di tingkat
masyarakat, terutama masyarakat menengah ke bawah, untuk mencoba dan
menciptakan produk dan layanan baru. Terutama dalam revolusi industri
4.0, adalah mungkin untuk mempromosikan dan memperkenalkan produk kepada
masyarakat umum tanpa biaya karena banyak platform iklan gratis dapat mempromosikan
barang. Itu semua dilakukan dalam rangka membumikan ekonomi syariah pada tataran
praktis di masyarakat, sekaligus sebagai jawaban atas stagnasi ekonomi akibat krisis akibat
pandemi Covid-19.
Perkembangan Ekonomi Islam, baik secara teoritis maupun terapan,
terus dilakukan secara global, dan hal yang sama juga terjadi di Indonesia.31
Tokoh-tokoh yang mengembangkan ekonomi Islam dari berbagai latar belakang
keahlian terus berkembang dan mengubah zamannya. Industri ilmiah,
perbankan dan non-bank, hingga saat ini ada industri halal adalah contoh nyata
dari objek ekonomi syariah. Tidak ada yang tahu kapan ekonomi syariah
universal dan global akan stabil dan ada, tetapi semua orang yang telah
mengambil bagian dalam perkembangan ini adalah pejuang. Pejuang yang
belum tentu merasakan hasil perjuangannya. Cukuplah untuk percaya bahwa
prosesnya tidak ada yang sia-sia, dan perjuangan akan dibalas dengan yang
setara atau bahkan berlipat ganda. Pemanfaatan filantropi Islam dan hadirnya
industri halal diharapkan menjadi berkah yang sudah lama tidak terwujud dan
kini menjadi salah satu solusinya.
4. Integrasi industri halal dalam sistem fiskal Indonesia
Munculnya industri halal di dunia yang dimulai pada awal tahun 2017
hingga saat ini telah membuat industri halal terakomodasi dalam sistem
perekonomian di negara-negara yang mayoritas penduduknya beragama
Islam, termasuk Indonesia. Baik dari segi aspek praktis maupun teoritis serta
kebijakan yang berorientasi sebagai sumber fiskal baru selain pajak dan
zakat. Industri halal diyakini berperan sebagai sumber fiskal, mengingat
industri halal identik dengan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).
Khususnya di Indonesia, UMKM telah memposisikan diri sebagai
penyumbang struktur APBN sebesar 97 persen dan menyerap tenaga kerja
sebesar 96 persen.
Penelitian ini diulas dalam ruang lingkup studi tinjauan pustaka. Industri halal
cenderung berorientasi pada sektor usaha mikro, yang kemudian diharapkan dapat
berperan dalam mengurangi kesenjangan permintaan dan penawaran pasar,
meningkatkan kualitas daya beli konsumen, dan membantu memulihkan kekuatan
ekonomi ke berbagai bidang yang bersinggungan. seperti kesehatan, pendidikan
dan sosial. Industri halal yang hadir bersamaan dengan revolusi industri 4.0 pada
tahun 2015 atau lima tahun terakhir sejak artikel ini ditulis, secara empiris telah
dibuktikan dengan adanya beberapa negara yang berperan sebagai produsen
industri halal. Tercatat beberapa negara telah mengklaim diri sebagai salah satu
'pemain' industri halal dunia, seperti Brazil dan
31 Muhamad Nafik Hadi Ryandono dan Ahmad Ajib Ridlwan, “Solusi Eksploitasi Bank Umum
Syariah: Kritik Terhadap Pembiayaan Fixed-Yields Based di Indonesia,” Al-Uqud: Jurnal Ekonomi
Islam 4, tidak. 1 (2020): 48–68, https://doi.org/10.26740/al-uqud.v4n1.p48-68.
el-Qis: Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam (JIEB) 27
Jil. 11 No. 1 April 2021
Ana Toni Roby Candra Yudha, Abdullah Kafabih
Australia sebagai pusat daging dan unggas dunia, Thailand sebagai pusat dapur
dunia, Jepang sebagai negara dengan produk halalnya.
Lebih lanjut, perwujudan beberapa kajian yang dipaparkan pada bagian
sebelumnya juga telah menunjukkan beberapa poin krusial dalam mewujudkan
integrasi industri halal ke dalam sistem fiskal Indonesia. Pertama, salah satu cara
yang ditawarkan untuk mewujudkan integrasi industri halal ke dalam sistem fiskal
Indonesia adalah dengan menjadikan industri halal sebagai sumber fundamental
baru, yang juga dapat dikatakan sebagai ladang yang baru digarap, yang tidak
dianggap sebagai alternatif fiskal. sumber.
Kedua, menghimbau peran serta masyarakat dari unsur UMK, koperasi
bahkan korporasi untuk 'membuka mata' dan menyadari bahwa peluang yang
signifikan dalam menyediakan produk halal terbuka lebar karena produk halal
bukan hanya soal kesadaran dan pemahaman hukum saja. halal-haram. Namun
demikian, juga tentang kemampuan dan kemauan berproduksi untuk
memenuhi kebutuhan barang dan jasa publik, yang cenderung mengutamakan
preferensi produk impor karena lebih baik dan lebih murah serta lebih
terjangkau.
Meski begitu, peran pelaku usaha di tingkat lokal hingga tingkat
nasional bahkan global yang berbentuk korporasi sangat menentukan
keberlangsungan industri halal karena dari para pengusaha mikro inilah
mereka dapat berhadapan langsung dengan masyarakat dan mengetahui
pasar yang sebenarnya. kondisi. Misalkan industri halal bisa diedit dan
melahirkan literasi di tingkat lokal. Dalam hal itu harapannya masyarakat
dapat mempercayai hasil dan outputnya, maka pengembangan industri halal
di Indonesia khususnya bisa efektif.32
Dalam konteks Indonesia, dengan tipologi masyarakat yang selama ini
didominasi oleh masyarakat muslim, tentunya literasi mengenai industri
halal, penerapan hukum halal dan haram dalam makanan dan segala produk
turunannya, tidak diperlukan lagi sosialisasi. Namun, edukasi dan literasi
mengenai industri halal dan produk dan layanan halal perlu dikembangkan.
32 Akmalur Rijal, “Pengetahuan Konsumen Terhadap IB Hasanah Card Bank BNI Syariah Cabang
Surabaya” 1, no. 1 (2018): 117–39.
33 Mejda Bouanani dan Besma Belhadj, “Zakat dan Pengentasan Kemiskinan di Tunisia Menggunakan
Pendekatan Fuzzy,” Jurnal Ekonomi Kuantitatif 17, tidak. 2 (2019): 421–32, https://doi.org/10.1007/
s40953019-00154-2.
28 el-Qis: Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam (JIEB)
Vol.11 No.1 April 2021
Berkah Tersembunyi Pasca Pandemi Covid 19 itu adalah Industri Halal
kebijakan industri dapat menyesuaikan dengan waktu.34 Pada saat yang sama,
kajian ilmiah terkait kebutuhan masyarakat kecil dan menengah yang
merupakan segmentasi dominan masyarakat di Indonesia dan potensi industri
halal dari berbagai sektor ekonomi juga harus ditingkatkan sehingga gambaran
potensi yang komprehensif. industri halal dan kemampuannya untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat miskin. Dan perencanaan kebijakan industri halal serta
upaya mengurangi beban krisis akibat pandemi dapat dilaksanakan dengan
lebih baik.
KESIMPULAN
Berdasarkan pendahuluan, tujuan, pendekatan studi literatur dan pembahasan,
penelitian ini bertujuan untuk memperoleh pembahasan yang komprehensif tentang
industri halal. Berbagai upaya untuk mengintegrasikan industri halal ke dalam sistem
fiskal Indonesia tentunya masih menghadapi kendala, yaitu; Pertama, Indonesia masih
merupakan negara pasar, belum menjadi negara produsen. Jika Indonesia hanya dapat
memenuhi kebutuhan produk halal dalam negeri, itu akan menjadi sumber potensi
penerimaan negara yang sangat besar. Untuk itulah pola pikir dan perilaku pasar harus
menggunakan komoditas dan bahan baku dari sesama UMKM di Indonesia. Kedua,
karakter konsumtif yang mendominasi perilaku masyarakat merupakan peluang pasar
bagi negara-negara produsen, mengingat untuk ASEAN sendiri, Indonesia merupakan
pasar ASEAN sebesar 25 persen. Jika negara tertentu ingin membuka pasar, maka
Indonesia merupakan negara yang layak menjadi pasar primer. Namun, potensi industri
halal harus kembali terus dikembangkan dan berusaha memposisikan diri sebagai
produsen produk halal. Kemudian mengikuti kondisi pandemi covid-19, seolah
mendorong industri halal UMKM untuk memulai bahkan bertahan di tengah kondisi
ekonomi lesu yang melanda.
Mengacu pada kesimpulan tersebut, beberapa ulasan dapat diberikan
sebagai rekomendasi. Pertama, peneliti dan akademisi yang ingin mendalami
kajian industri halal masih sangat terbuka lebar. Karena industri halal masih
merupakan isu baru dan membutuhkan banyak sudut pandang dan metode
untuk menemukan kebaruan atau kebaruan pada masalah yang muncul. Kedua,
bagi regulator, sistem sinergi dan integrasi industri halal masih perlu dikawal
dalam masa pengembangan. Perumusan UU JPH, penetapan Kawasan Ekonomi
Khusus (KEK) halal, dan kerja sama ekspedisi untuk mewujudkan ekspedisi halal
merupakan bentuk upaya pengembangan dan penguatan industri halal, meski
dalam kondisi pandemi yang penuh ketidakpastian dan ekonomi. Ketiga, bagi
praktisi, siapa pun yang ingin dan ingin terlibat dalam pengembangan industri
halal perlu terus berkoordinasi dengan instansi atau asosiasi pelaku usaha untuk
meningkatkan skala pengembangan modal dan aset. Juga perlu disediakan
database mengenai semua kebutuhan lini produksi dan model serta strategi
pengembangan pasar industri halal baik lokal maupun global.
Referensi
Abdi, Moh Khoiri, dan Novi Febriyanti. “Penyusunan Strategi Pemasaran Islam Dalam
Berwirausaha Di Sektor Ekonomi Kreatif Pada Masa Pandemi Covid-19.” El Qist -
34 Mohamed Sharif Bashir dan Nurul Nabilah Haji Ali, “Analisis Pengelolaan Zakat di Brunei
Darussalam,” Jurnal Internasional Studi Manajemen 19, tidak. 2 (2012): 75-102.
el-Qis: Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam (JIEB) 29
Jil. 11 No. 1 April 2021
Ana Toni Roby Candra Yudha, Abdullah Kafabih
Ratnasari, Ririn Tri. “Wisata Halal Berbasis Penciptaan Nilai.”Al-Uqud : Jurnal Islam
Ekonomi 4, tidak. 2 (2020): 268. https://doi.org/10.26740/al-uqud.v4n2.p268-284.
Rijal, Akmal. “Pengetahuan Konsumen Terhadap IB Hasanah Card Bank BNI Syariah
Cabang Surabaya” 1, no. 1 (2018): 117–39.
Ryandono, Muhamad Nafik Hadi, dan Ahmad Ajib Ridlwan. “Solusi untuk Bank Syariah
Eksploitasi: Kritik Terhadap Pembiayaan Berbasis Hasil Tetap di Indonesia.” Al-Uqud:
Jurnal Ekonomi Islam 4, tidak. 1 (2020): 48–68. https://doi.org/10.26740/
aluqud.v4n1.p48-68.
Sardar, Ziauddin, dan Muhammad Nafik. “Kesejahteraan Dalam Perspektif Islam Pada
Karyawan Bank Syariah.” Jurnal Ekonomi SyariahTeori DanTerapan Jil.3, tidak. No.5 (2016):
394–95.
Sarwar, Suleman, Rida Waheed, Sahar Sarwar, and Aisha Khan. “Covid-19 Tantangan untuk
Pakistan: Apakah Analisis GIS Berguna untuk Menggambar Solusi?” Ilmu Lingkungan Total 730
(2020): 139089. https://doi.org/10.1016/j.scitotenv.2020.139089.
Shnyrkova, Anna, dan Marina Predvoditeleva. “Kebutuhan Pelanggan Hotel Muslim:
Bukti dari Tamu Rusia.” Jurnal Pemasaran Islami, 2019.
https://doi.org/10.1108/JIMA-09-2018-0172.
Sukesi, dan Wanda Gema Prasadio Akbar Hidayat. “Mengelola Industri Halal dan
Niat Beli Muslim Indonesia Kasus Wardah Cosmetics.” Jurnal Islam Indonesia
13, tidak. 1 (2019): 200–229. https://doi.org/10.15642/JIIS.2019.13.1.200-
229.
Suprayitno Eko, Mohamed Aslam, dan Azhar Harun. “Zakat dan SDGs : Dampak Zakat pada
Pembangunan Manusia di Lima Negara Bagian Malaysia.” Jurnal Zakat Internasional 2, tidak. 1
(2017): 61–69. https://ijazbaznas.com/index.php/journal/article/download/15/12/.
Tajerin, Tajerin, Sastrawidjaja Sastrawidjaja, dan Risna Yusuf. “TINGKAT
KESEJAHTERAAN DAN KETAHANAN PANGAN RUMAHTANGGA
NELAYAN MISKIN: Studi Kasus Di Kelurahan Marunda Baru, DKI Jakarta Dan Desa Tanjung
Pasir, Banten.” Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan Dan Perikanan 6, tidak. 1 (2017): 83. https://
doi.org/10.15578/jsekp.v6i1.5757.
Thomson Reuters dan Dinar Standard. “Laporan Keadaan Ekonomi Islam Global
2019/20.” Pusat Keuangan Internasional Dubai, 2018.
Vega, Danny Ibarra. “Lockdown, Satu, Dua, Tidak Ada, atau Pintar. Pemodelan yang Mengandung Covid-19
Infeksi. Model Konseptual.”Ilmu Lingkungan Total 730 (2020): 138917. https://
doi.org/10.1016/j.scitotenv.2020.138917.
Wang, Yichen, Yuan Yuan, Qiyuan Wang, Chen Guang Liu, Qiang Zhi, dan Junji Cao.
“Perubahan Kualitas Udara Terkait Pengendalian Virus Corona di Tiongkok: Implikasinya
Terhadap Lalu Lintas dan Emisi Industri.” Ilmu Lingkungan Total 731, tidak. Desember 2019
(2020): 139133. https://doi.org/10.1016/j.scitotenv.2020.139133.
Wen, Jun, Metin Kozak, Shaohua Yang, dan Fang Liu. “COVID-19: Potensi Efek pada
Gaya Hidup dan Perjalanan Warga Tiongkok.” Ulasan Pariwisata, tidak. Maret (2020).
https://doi.org/10.1108/TR-03-2020-0110.
Wulandari, I Gusti Ayu Athina, dan Anak Agung Gede Agung Parameswara. “Masalah
UMKM Berbasis Budaya Lokal Di Bali (Studi Kasus Pemasaran Produk UMKM Berbasis
Budaya Lokal Di Pesta Kesenian Bali).” Ekonomi Dan Bisnis 6, tidak. 2 (2020): 101.
https://doi.org/10.35590/jeb.v6i2.1263.
Yudha, Ana Toni Roby Candra, dan Abdul Muizz. “Optimalisasi Potensi Lahan Pertanian
Untuk Ketahanan Pangan Di Kecamatan Panceng, Gresik, Jawa Timur.” Jurnal dari
Isu Pembangunan Ekonomi ( JEDI ) 3, tidak. 2 (2020): 297–308.
el-Qis: Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam (JIEB) 31
Jil. 11 No. 1 April 2021
Ana Toni Roby Candra Yudha, Abdullah Kafabih
https://doi.org/https://doi.org/10.33005/jedi.v3i2.55.
Yudha, Ana Toni Roby Candra, Nasif Sidquee Pauzi, dan Rafidah binti Mohd Azli. "NS
Model Sinergi Penguatan Produktivitas Industri Halal Indonesia” 4, no. 28
(2020): 186–99. https://doi.org/10.26740/al-uqud.v4n2.p186-199.
Zaki, Irham, Tika Widiastuti, Ana Tony Roby Candra Yudha, Ida Wijayanti, and Denizar
Abdurrahman Mi'raj. “Penerapan Budaya Kewirausahaan Islam di Pondok Pesantren.”
Jurnal Internasional Inovasi, Kreativitas, dan Perubahan 11, tidak. 11 (2020):
452–69.