ABSTRACT The rumen microorganism, as yeast, (T-VFA), Acetate (C2), Propionate (C3), Butyrate
have an important role in rumen fermentation (C4), Formiate, Valerate, Nitrogen Ammonia and
processes and the rumen metabolism product. A C2/C3. Based on the all variables measured, it was
research had been done to study the use of yeast, indicated that the addition of yeast Saccharomyces
Saccharomyces cereviseae in Lactating dairy cattle cereviseae up to 15 g/cattle/day have not changed
ration. The research had been conducted by the rumen metabolism product on lactating dairy
experimental method, in a Latin Square Design. cattle; although it was a normally production of
The animal were subjected as column and periods total VFA (96,86 ± 9,94 mM/L and C2/C3 (3,08 ±
function as row. The treatment to be tested were 0,14), but it was very high production of N-NH3
four levels of yeast addition, namely : 0, 5, 10 and (12,85 ± 2,72 mM/L). To increase the efficiency of
15 g/cattle/day. The variables measured were rumen metabolism processes, it is need the addition of
metabolism product : Total Volatile Fatty Acids fermentable carbohydrate in ration.
R0 R1 R2 R3
Yijk = nilai pengamatan pada hewan asam formiat 0,65 0,81 0,91 0,68
percobaan ke-i, yang mendapat asam asetat 66,85 68,74 65,58 65,70
asam propionat 22,71 21,25 20,79 21,95
perlakuan ke-j, pada periode percobaan
asam butirat 7,99 7,11 7,57 8,44
ke-k.
asam valerat 1,26 1,48 1,51 1,35
= nilai rataan umum
Nisbah C2 : C3 2,94 : 1 3,24 : 1 3,15 : 1 2.99 : 1
Hi = pengaruh hewan percobaan ke-i Nitrogen Amonia 14,85 14,31 13,38 8,88
Rj = pengaruh perlakuan ke-j (mM/L)
Pk = pengaruh periode percobaan ke-k
Ʃi jk = pengaruh sisa dari hewan percobaan
Tabel 1 memperlihatkan bahwa nisbah
ke-i, yang mendapat perlakuan ke-j,
C2 : C3 masih dalam kisaran yang sama dengan
pada periode percobaan ke-k.
hasil penelitian Dawson dan Newman (1990),
pada sapi perah yaitu sekitar 2,96:1 sampai
Produk metabolisme rumen diukur
3,45:1. Hal ini disebabkan oleh terjadinya
pada cairan rumen sapi yang diambil dari
peningkatan proporsi asetat, sebagai akibat dari
rumen melalui mulut dengan pipa plastik.
peningkatan jumlah dan aktivitas bakteri
T-VFA diukur dengan metode penyulingan uap
selulolitik (Wiedmeier et al., 1987; Harrison et
dan N-NH3 dengan teknik microdifusi Conway
al., 1988). Pemecahan karbohidrat di dalam
(University of Wisconsin, 1966), sedangkan
rumen terjadi melalui dua tahap : (1)
komposisi VFA (C2, C3, C4, formiat dan
pemecahan karbohidrat menjadi glukosa dan
valerat) diukur dengan spektrophotometer
(2) pemecahan glukosa menjadi piruvat, yang
(Shimadzu, 221-25412).
kemudian diubah menjadi asam lemak atsiri.
Masing-masing jenis karbohidrat akan
HASIL DAN PEMBAHASAN menghasilkan produk fermentasi rumen yang
Jumlah produksi asam lemak atsiri spesifik. Apabila kecernaan serat kasar di
total maupun perbandingan molarnya di dalam dalam rumen cukup tinggi, maka produk
Produk Metabolisme Rumen pada Sapi Perah Laktasi (Prof.Dr.Ir. S.N.O. Suwandyastuti, MS dan Ir. Efka Aris Rimbawanto, MP.)
2
fermentasi yang dihasilkan sebagian besar ganda yaitu : (1) meningkatkan populasi
terdiri dari asetat (C2). Sebaliknya, apabila mikroba dalam rumen dan (2) dapat
fermentasi senyawa glukogenik di dalam meningkatkan pH rumen (Harrison et al.,
rumen menduduki proporsi yang lebih tinggi, 1988), akibat pemberian konsentrat. Dengan
maka produk fermentasi utama terdiri dari demikian maka tingginya proporsi asetat dalam
propionat (C3) (Campbell dan Reece, 2005). cairan rumen ternak percobaan merupakan
Asam lemak atsiri merupakan sumber fenomena faali yang wajar, sesuai dengan
energi utama bagi ternak ruminansia yang pendapat Istasse dan Orskov (1983), yang
sebagian besar penyerapannya terjadi di dalam menyatakan bahwa degradasi serat kasar dapat
rumen, segera setelah berlangsung proses berlangsung secara optimal, apabila pH rumen
fermentasi karbohidrat. Disamping itu, dapat dipertahankan tidak kurang dari 6,5.
sebagian asam lemak atsiri, terutama yang Dalam percobaan ini, ransum basal
berantai cabang, seperti valerat dan formiat yang tersusun dari 50 persen BK konsentrat
akan dipergunakan oleh mikroba rumen dan 50 persen BK hijauan hanya mengandung
sebagai sumber karbon untuk sintesis protein serat kasar 10,47 persen BK. Namun demikian,
mikroba maupun untuk sumber energi dalam ransum tersebut sudah dapat menghasilkan
proses sintesis tersebut. Oleh karena itu, proporsi asetat yang cukup memadai bagi sapi
pengukuran asam lemak atsiri dalam rumen perah laktasi, yaitu sebagai bahan dasar dalam
tidak mutlak mencerminkan hasil proses sintesis lemak susu. Kenyataan ini berbeda
fermentasi, tetapi lebih tepat sebagai produk dengan National Research Council (2001),
metabolisme rumen. Proses fermentasi, sintesis yang menyatakan bahwa untuk menghasilkan
dan penyerapan di dalam rumen selalu terjadi lemak susu yang memadai, ransum sapi perah
secara simultan, sehingga masing-masing laktasi harus mengandung serat kasar minimal
proses sulit dipisahkan secara tepat. Hal inilah 17 persen BK.
yang mungkin menyebabkan produksi asam Walaupun kadar serat kasar ransum
lemak atsiri selalu beragam dan berfluktuasi merupakan faktor penting sebagai karbohidrat
(Suwandyastuti, 2007; Suwandyastuti, 2011; pembentuk asetat yang merupakan metabolit
Suwandyastuti et al., 1993). utama pembentuk lemak susu, tetapi para ahli
Baik proses fermentasi maupun proses Ilmu Nutrisi Ruminansia cenderung lebih
sintesis selalu berinteraksi dan mempunyai memperhatikan nisbah antara asetat (C2) dan
hubungan dengan populasi, jenis dan aktivitas propionat (C3). Nisbah C2 : C3 biasa
mikroba rumen. Pemecahan bahan makanan dipergunakan sebagai tolok ukur efesiensi
maupun komponen digesta hanya dapat alokasi penggunaan energi pada ternak
berlangsung secara optimal, apabila jenis, ruminansia. Tingginya nisbah C2 : C3 akan
jumlah dan aktivitas mikroba yang berperan mengakibatkan rendahnya efisiensi
juga dalam keadaan optimal. Mikroba rumen penggunaan energi, khususnya apabila hal ini
dapat tumbuh dan berkembang serta berperan terjadi pada ternak fase tumbuh. Sebaliknya
aktif dalam proses metabolisme, apabila produksi asetat yang terlalu rendah pada
ketersediaan nutrien dan bahan dasar ruminansia laktasi akan menimbulkan Low
(prekusor) dalam keadaan seimbang dan Milk Fat Syndrome (Campbell and Reece,
memadai. Disamping itu, kondisi rumen : 2005; Suwandyastuti et al., 1993). Untuk
derajat keasaman (pH) dan suhu juga sesuai menghindari terjadinya sindroma ini, maka
dengan subtrat dan kebutuhan mikroba National Research Council (2001)
pencernanya (Bach et al., 2007). menganjurkan agar ransum sapi perah laktasi
Tingginya masukkan karbohidrat cukup mengandung serat kasar (17% BK).
mudah terfermentasi ke dalam rumen Walaupun seringkali diabaikan dalam
menyebabkan terjadinya penurunan pH rumen, pendugaan efisiensi penggunaan energi, tetapi
tetapi dilain pihak kondisi ini sangat mengingat sifatnya yang cenderung sama
mendukung untuk pertumbuhan yeast secara dengan asetat (ketogenik), maka jumlah molar
optimal (Williams, 1988). Penambahan yeast butirat (C4) perlu diperhitungkan pula. Apabila
dalam ransum, diharapkan mempunyai peran jumlah molar propionat yang bersifat
Produk Metabolisme Rumen pada Sapi Perah Laktasi (Prof.Dr.Ir. S.N.O. Suwandyastuti, MS dan Ir. Efka Aris Rimbawanto, MP.)
4
karbohidrat yang mudah terfermentasi Medical Sci. Vol.2. The Iowa State
(misalnya pati), terbukti proporsi asetat (C2) University Press., Ames. Iowa, USA.
cukup tinggi; (3) ketidak seimbangan antara
Harrison, G.A., Hemken, R.W., Dawson, K.A.,
sumber karbon, nitrogen dan sulfur; sumber
Harmon, R.J. and Barker, K.B., 1988.
rantai karbon (valerat dan formiat) sangat
Influence of Addition of Yeast Culture
kecil, demikian pula sulfur.
Supplement to Diets of Lactating
Cows on Ruminal Fermentation and
KESIMPULAN Microbial Populations. J. Dairy Sci. 71
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan : 2967.
bahwa penambahan yeast sampai dengan 15 gr Istasse, L. and Orskov, E.R., 1983. The
per ekor per hari, belum dapat merubah produk Correlation Between Extent of pH
metabolisme rumen pada sapi perah laktasi, Depression and Degradability of
walaupun produksi VFA-total 96,86 ± 9,94 Washed Hay in Sheep Given Hay and
mM/L dengan nisbah C2/C2 3,08 ±0,14 masih Concentrate. Proc. Nutr. Soc. 42 : 32A.
tergolong normal, tetapi produksi N-NH3 =
National Research Council (NRC), 2001.
12,85 ± 2,72 mM/L sangat tinggi. Disarankan
Nutrient Requirement of Dairy Cattle.
untuk meningkatkan efisiensi secara
7th Revised Ed. National Academic
keseluruhan, perlu ditambah sumber
Press., Washington, D.C.
karbohidrat mudah terfermentasi dalam rumen.
Suwandyastuti, S.N.O., 1982. Pengaruh
DAFTAR PUSTAKA Imbangan Energi-Protein, N-S dan Ca-
P terhadap Inkorporasi Radio-Sulfur
35
Bach, A., Iglesias, C. and Devant, M., 2007. S (Sulfur-35) ke dalam Mikroba
Daily Rumen pH Pattern of Loose- Rumen. Tesis. Fakultas Pascasarjana.
Housed Dairy Cattle as Affected by IPB. Bogor.
Feeding Pattern and Live Yeast
Supplementation. Anim. Feed. Sci. Suwandyastuti, S.N.O., 1996. Pengaruh
Technol. 136 : 146. Penambahan Energi, Sulfur dan Fospor
terhadap Produk Metabolisme Rumen
Bach, A., Calsamiglia S. and Stern, M., 2005. secara In Vitro. Laporan Penelitian.
Nitrogen metabolism in the rumen. J. Fakultas Peternakan UNSOED.
Dairy Sci. 88 : E9 - E221. Purwokerto.
Campbell, N. and Reece, J., 2005. Animal Suwandyastuti, S.N.O., 2007. Produk
Nutrition 7th. Ed. Pearson Educ. Inc. Metabolisme Rumen pada Domba
Publish. Jantan. J.Anim.Prod. 9 (1) : 9-13.
Dawson, K.A., 1987. Mode of Action of Yeast Suwandyastuti, S.N.O., 2011. Produk
Culture, Yea-sacc, in the Rumen : A Metabolisme Rumen pada Sapi Jantan.
Natural Fermentation Modifier. In : Laporan Penelitian. Fakultas
TP. Lyons (Ed). Biotechnology in the Peternakan UNSOED. Purwokerto.
Feed Industry. pp 119-125. Alltech
Technical Publ., Nicholasville, Suwandyastuti, S.N.O., Rimbawanto, R.A. dan
Kentucky. Rustomo, B., 1993. Penggunaan Ragi
Saccharomyces cereviseae dalam
Dawson, K.A., Newman K.E. and Boling, J.A., Ransum Sapi Perah untuk
1990. Effect of Microbial Supplements Memperbaiki Kualitas Susu. Laporan
Containing Yeast and Lactobacilli on Penelitian DP3M. DIKTI.
Roughage-Fed Ruminal Activities.
J.Anim.Sci. 68 : 3392. Tang, S.X., Tayo, G.O., Tan, Z.L., Sun, Z.H.,
Shen, L.X., Zhou, G.S., Xiao, W.J.,
Gill, J.L., 1978. Design and Analysis Ren, G.P., Han, X.F., and Shen, S.B.,
Experiment in the Animals and 2008. Effect of Yeast Culture and
Produk Metabolisme Rumen pada Sapi Perah Laktasi (Prof.Dr.Ir. S.N.O. Suwandyastuti, MS dan Ir. Efka Aris Rimbawanto, MP.)
6