Anda di halaman 1dari 34

Avian Influenza

( AI )

❑ Fowl plague
❑ Fowl pest
❑ Brunswick bird plague
❑ Fowl or bird grippe
❑ Avian flu
❑ Bird flu
❑ Flu burung
Fakultas Peternakan Universitas Andalas 2016
Avian Influenza
• Penyakit viral yang menular disebabkan virus
influenza (Orthomyxovirus) yang menyerang
berbagai jenis ternak unggas dan burung liar
serta manusia ditandai dengan a.l.:
− Gejala syaraf dan respirasi
− Depresi
− Anorexia
− Jengger cyanotic

WHO 2009 – total 447 kasus pada manusia


mengakibatkan kematian 263 orang
meninggal diseluruh dunia
Fakultas Peternakan Universitas Andalas 2016
Sejarah
• 1878 : Kasus pertama diidentifikasi di Italy
• 1924-25: Kasus pertama di Amerika
• LPAI pertama diidentifikasi pada
pertengahan abad dua puluhan
• 1970 : Carrier unggas air yg bermigrasi
(wild waterfowl migration)
• Wabah pernah ditemukan pada mink
(cerpelai), seals (anjing laut) dan whales
(ikan paus)
Fakultas Peternakan Universitas Andalas 2016
Virus Influenza
• Family Orthomyxoviridae
• Terdapat 3 tipe utama dari virus :
− Tipe A
▪ Berbagai jenis spesies
− Tipe B
▪ Manusia
− Tipe C
▪ Manusia dan babi

Fakultas Peternakan Universitas Andalas 2016


Influenza A
• Berbagai jenis species
− Manusia
− Avian Influenza
• Kelompok yg paling ganas
• Klasifikasi melalui antigen
permukaan dibagi kedalam subtipe :
− Hemagglutinin( HA atau H )
− Neuraminidase ( NA atau N )

Fakultas Peternakan Universitas Andalas 2016


Antigen Permukaan dan Subtipe

• 16 HA dan 9 NA untuk influenza A


− Seluruh pada unggas aquatic
• Hemagglutinin (HA)
− Fungsi
: tempat utk perlekatan infeksi
pada sel induk semang
• Neuraminidase (NA)
− Fungsi : Menghilangkan asam
neuraminic dari mucin dan melepaskan
dari sel
Fakultas Peternakan Universitas Andalas 2016
Nomenclature ( Tata nama ) Influenza
• A / chicken / Bogor / 1370 / 83 (H5N2)
• 1 2 3 4 5 6 7

• 1) Jenis antigen
• 2) Isolat host asal
• 3) Lokasi geografis
• 4) Isolat referensi
• 5) Tahun isolasi
• 6) Subtipe hemaglutinin
• 7) Subtipe neuraminidase
Fakultas Peternakan Universitas Andalas 2016
Influenza A

Fakultas Peternakan Universitas Andalas 2016


Influenza B
• Sebagian besar manusia
• Kejadian umum
• Kurang parah dibanding tipe A
• Epidemics yg terjadi kurang
sering dibanding tipe A

Fakultas Peternakan Universitas Andalas 2016


Influenza C
• Manusia dan Babi
• Pola protein permukaan berbeda
• Kejadian jarang
− Ringan sampai tidak ada gejala
• Pada umur 15, sebagian besar
mempunyai antibodi

Fakultas Peternakan Universitas Andalas 2016


Avian Influenza
• Patogenisitas berdasarkan pada sifat genetik
dan/atau keparahan penyakit pada unggas
− Low pathogenic AI (LPAI)
▪ Menyebabkan penyakit yg ringan pada unggas
▪ Subtipe H1 sampai H16
− Highly pathogenic AI (HPAI)
▪ Subtipe H5 atau H7
▪ Subtipe H5 atau H7 LPAI dapat bermutasi
menjadi HPAI

• AI yg beredar di Indonesia ada 3 jenis :


• H5N1
• H5N2
• H5N9
Fakultas Peternakan Universitas Andalas 2016
Kerugian Ekonomi dari Flu burung
berbeda-beda tergantung :
• Strain virus
• Spesies unggas yang terserang
• Banyaknya peternakan yg terserang
• Metode kontrol yg digunakan
• Kecepatan implementasi strategi
kontrol atau eradication

Fakultas Peternakan Universitas Andalas 2016


Dampak Ekonomi
• Kerugian langsung :
− Depopulasi dan disposal (pembuangan)
− Morbidity dan mortality tinggi
− Karantina dan surveillance
− Ganti rugi
• 1978-2003: LPAI di
Minnesota, kerugian biaya
pada ayam grower
• $22 million

Fakultas Peternakan Universitas Andalas 2016


Morbiditas dan Mortalitas
• Hampir 100% pada
peternakan komersil

• Kematian dalam
2 - 12 hari setelah
tanda penyakit muncul

• Kondisi ternak yang


bertahan hidup → buruk

Fakultas Peternakan Universitas Andalas 2016


Penularan
• Sumber infeksi awal
− Burung piaraan, unggas air yg
bermigrasi dan unggas lain
• Penyebaran melalui aerosol,
air minum bersama, fomites
• Virus dalam sekreta
respiratori, saliva dan feces
• Virus terdapat pada telur,
tidak memungkinkan telur
bertahan dan menetas
Fakultas Peternakan Universitas Andalas 2016
Gejala Penyakit
• Masa inkubasi : 1 -7 hari
• Kematian mendadak unggas yg tinggi
• Penurunan produksi telur
• Tanda-tanda syaraf
• Depressi, anorexia,
bulu acak-acakan
• Edema balun dan pial
• Petechiae (trachea, paru, proventriculus )
• Pembengkakan jengger
cyanotic
• Conjunctivitis dan tanda respiratory
• Sebagian besar unggas dalam kandang yg
terserang → mati
Fakultas Peternakan Universitas Andalas 2016
Diagnosis
• Secara klinis sukar dibedakan
dengan NCD ganas
• Kecurigaan dengan :
− Kematian mendadak
− Penurunan produksi telur
− Edema muka, Balung dan pial cyanotic
− Hemorrhages ptechia
• Diagnose definitif penting
menggunakan uji virologis dan
serologis

Fakultas Peternakan Universitas Andalas 2016


Pengobatan
• Tidak ada pengobatan yg spesifik
• Perawatan pendukung dan antibiotik
untuk infeksi sekunder
• Antivirals (amantadine) efektif dalam
mengurangi mortality
− Tidak diperbolehkan
pada ternak
− Menyebabkan
resistansi virus
Fakultas Peternakan Universitas Andalas 2016
Kontrol dan Eradikasi
• Menyingkirkan insekta dan mice
• Mengurangi populasi dan
memusnahkan karkas
• Menyingkirkan kotoran
• Menyemprot dg tekanan
tekanan tinggi untuk
membersihkan peralatan
dan permukaan
• Semprot dg disinfektan residual

Fakultas Peternakan Universitas Andalas 2016


Pencegahan
• Surveillance
• Biosecurity yg layak
− Kontrol lalu lintas manusia
− Pemasukan unggas baru kedalam flock
− Hindari pemeliharaan sekitar daerah yg
terbuka lazim unggas air
• Penanganan industri unggas
• Cepat tanggap wabah HPAI

Fakultas Peternakan Universitas Andalas 2016


Vaksin Avian Influenza
• Vaksin inaktif tradisional adalah
efektif
• Vaksin hanya akan melindungi
terhadap virus AI dengan jenis
hemagglutinin (H) yang sama
• Kelemahan vaksinasi
− Mahal
− Tidakada perlindungan silang diantara
16 subtipe H

Fakultas Peternakan Universitas Andalas 2016


Strategi Penaggulangan
• Peningkatan biosekuriti
• Vaksinasi daerah tertular dan tersangka
• Depopulasi terbatas dan kompensasi
• Pengendalian lalu lintas unggas dan
produknya
• Surveilance dan penelusuran kembali
• Pengisian kandang kembali
• Stamping out didaerah tertular baru
• Public awareness
• Monitoring dan evaluasi

Fakultas Peternakan Universitas Andalas 2016


Fakultas Peternakan Universitas Andalas 2016
PENYAKIT GUMBORO

☺ Gumboro Disease
☺ Infectious Bursal Disease (IBD)
☺ Infectious Avian Nephrosis

Fakultas Peternakan Universitas Andalas 2016


• Penyakit viral menular yang sangat contagious
dan akut pada ayam muda umur 2,5 - 14
minggu yang ditandai dengan pembengkakan
bursa fabricius, proliferasi / perkembangan
dan nekrosis jaringan limfoid, degenerasi
ginjal, diare, napsu makan hilang,
inkoordinasi, kelemahan, Kematian

• Pertama kali IBD dikenal sebagai “Gumboro


disease” tahun 1950 terjadi kasus di Delaware
– Amerika
• Tahun 1962 dilaporkan di Inggris, beberapa
Fakultas Peternakan Universitas Andalas 2016
• Morbiditas dapat mencapai 100 %, namun
pada ayam muda hanya 5 – 15%
• Umur 3 – 4 minggu, mortalitas 20%
• Hal ini tergantung dari umur ayam – makin
meningkat umur ayam, angka kesakitan dan
kematian bertendensi menurun

Fakultas Peternakan Universitas Andalas 2016


Virus diisolasi dari :
• Bursa fabricius, Ginjal, Limpa, Thymus, Hati,
Saluran usus, Paru-paru, Darah

• Berjangkitnya penyakit dpt berasal dari :


− Suspensi organ
− Feces yg infektif
− Virus yang dipropagasi dalam embrio

Fakultas Peternakan Universitas Andalas 2016


Penyebab :
• Virus RNA golongan Diplorna dari famili Reoviridae
• Diameter virus 55 – 66 mµ
• Virus sukar di berantas dari kandang
• Kemungkinan dipindahkan melalui fomite ( bedding,
perlengkapan makanan, pakaian, sepatu boot )

• Virus mati dalam 90 menit suhu 60oC


• Relative tahan terhadap :
☺ Ether
☺ Trypsin
☺ Chloroform
☺ pH rendah

Virus sangat peka :


• Formalin, Larutan Yodium
Fakultas Peternakan Universitas Andalas 2016
Lanjutan …
• Virus Gumboro sangat sulit dibasmi
• Setelah infeksi alami, gejala timbul 3 – 4
hari kemudian → ayam yang sakit akan
cepat diikuti dengan kematian
• Menimbulkan kematian ± 5 – 20%, tetapi
kerugian sampingan akibat rusaknya
bursa fabricius sangat besar artinya →
karena kekebalan pada ayam ditentukan
oleh bursa fabricius ini, sehingga dengan
kerusakan bursa → pembentukan antibody
terhadap penyakit lain terhambat, seperti
misalnya kegagalan vaksinasi ND, Marek
dan lain-lain

Fakultas Peternakan Universitas Andalas 2016


Ternak yang rentan :
• Ayam muda umur 2½ - 14 minggu, baik
pedaging maupun petelur

Cara penularan melalui :


☺ Feces
☺ Bahan mentah yang mengandung
virus aktif
☺ Makanan dan minuman
☺ Alat-alat
☺ Alas kandang yang tercemar

Fakultas Peternakan Universitas Andalas 2016


Gejala penyakit :
• Masa inkubasi 3 – 4 hari
• Pada tahap awal, bursa membengkak dan
menunjukkan perubahan degeneratif
• Sering terjadi kongesti otot (darah banyak
mengalir ke otot)
• Kadang-kadang terjadi perdarahan otot
• Perjalanan penyakit tiba-tiba pada unggas 3 – 6
minggu, menyebabkan napsu makan hilang,
kelemahan, dehydrasi, inkordinasi, diare
• Merejan
• Bulu disekitar anus kotor
• Peradangan disekitar dubur
• Diare yang terjadi disertai keadaan gemetar
• Kematian

Fakultas Peternakan Universitas Andalas 2016


Pengobatan :
• Tidak ada pengobatan
• Infeksi awal IBD dapat menekan
sistem kekebalan
• Pengaruhnya pada bursa fabricius,
limpa, dan thymus dapat
mengurangi respon imun terhadap
vaksinasi NCD, Marek, Infectious
Bronchitis
• IBD meningkatan kepekaan terhadap
coccidiosis
Fakultas Peternakan Universitas Andalas 2016
Pencegahan :
• Vaksin IBD ( berasal dari tissue culture atau
embrio ayam ) dapat diberikan melalui :
☺ Tetes mata
☺ Air minum pada umur 1 – 7 hari
☺ Suntikan subkutan

• Anak-anak ayam pada flock broiler ( dan pada


sebagian besar pada ayam petelur komersial )
akan membawa tingkat kekebalan yang tinggi
untuk memberi perlindungan selama awal
pengeraman
Fakultas Peternakan Universitas Andalas 2016
Contoh vaksin :
• Bio Gumboro
• Bio IBD
• Bio new EDS + IBD
• Bursa Blen M

Fakultas Peternakan Universitas Andalas 2016

Anda mungkin juga menyukai