SKRIPSI
Oleh:
NURUL RIZKA
I111 13 505
SKRIPSI
Oleh :
NURUL RIZKA
I111 13 505
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada
Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin
b. Apabila sebagian atau seluruhnya dari karya skripsi ini, terutama Bab
Hasil dan Pembahasan tidak asli atau plagiasi maka bersedia dibatalkan
seperlunya.
Nurul Rizka
ii
iii
KATA PENGANTAR
kehadirat Allah Subhanahu wata'ala atas segala nikmat, rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam kepada
Limpahan kasih sayang, cinta dan terima kasih kepada Ayahanda dan
ibunda penulis, Ir. Mustakim Mattau, M.S dan Nirmala Made Ali, S.Pt, saudara
dan saudariku Dhian Ramadhanty, S.Pt, M.Si, Ahmad Aditya dan Muhammad
Rum Akbar, serta sahabatku Arinil Haq yang selama ini memberikan dukungan,
Terima Kasih tak terhingga kepada bapak Prof. Dr. Ir. H. Syamsuddin
Hasan, M.Sc selaku Pembimbing Utama dan Prof. Dr. Ir. H. Muh. Rusdy, M.Agr
selaku Pembimbing Anggota atas didikan, arahan, serta waktu yang telah
skripsi ini.
1. Prof. Dr. Dwia Aries Tina Palubuhu, M.A, selaku Rektor Universitas
M.Sc dan seluruh jajarannya, serta Bapak Ibu Staf Pegawai Fakultas
iv
Peternakan yang selama ini telah banyak membantu dan melayani penulis
2. Prof. Dr. Ir. Asmuddin Natsir, M.Sc, Dr. Ir. Syamsuddin Nompo, M.P, dan Dr.
Sri Purwanti, S.Pt, M.Si selaku pembahas mulai dari seminar proposal hingga
3. Orang tua kedua selama penulis mengikuti perkuliahan, ibu Endah Murpi
4. Prof. Dr. Ir. Ismartoyo, M.Agr.S, Prof. Dr. Ir Lellah Rahim, M.Sc dan Adhan
5. Sahabat terbaikku, yang meskipun sudah disebut diatas namun tak lengkap
rasanya apabila tidak memberi kesan dan pesan untuknya, Arinil Haq yang
selalu menerima segala kelebihan dan kekurangan penulis, yang tak henti-
hentinya membantu, memberi dukungan, dan menjadi teman segala hal, terima
7. Teman terdekat selama kuliah, Andi Ni’mahtul Churriyah yang dari zaman
mahasiswa baru hingga sekarang tak pernah bosan memberi nasehat dan
kritikan yang sangat membangun bagi penulis dan Andi Nur Insani yang
menjadi teman PKL berdua serta selalu sabar dengan kelakuan penulis, sekali
lagi terima kasih atas kesabaran dan support kalian selama ini.
v
8. Teman-teman LARFA 13 dan HIMAPROTEK yang telah memberi banyak
kenangan tersendiri bagi penulis mulai dari mahasiswa baru hingga satu
9. Kepada Nur Fitriani Amir, Asfianti, Atirah, Syahri Nur Vita Sari, Kurniati,
Mutmainna, Rafiah, Rary Ardiyanti Rauf, Sharianti Ratu Paliling, dan Ulva
Lestari terima kasih telah banyak membantu dan menjadi teman yang baik
Anis Khairunnisa, Dolly Wattimena dan Nursaidah. Bapak dan ibu Wakke
sekeluarga yang menjadi keluarga kedua kami selama KKN, terima kasih atas
softball kanda Sahir, Siti Nor Azimah, Atika John, Dwi Aristyanandhi,
Jamaatul Adauyah, dan Rini Dewi Astuti yang telah memberi memori indah
selama penulis bergabung di Softball Redjacket. Serta KSR PMI Unhas yang
Nadiah Galuh Azizah dan Arinil Haq yang selalu memberi kenangan-
kenangan yang tak biasa, yang walaupun jarang bertemu tapi tak pernah
13. Sepupuku Nurul Qalbiah yang tak hentinya memberi dorongan dan motivasi
sesegera mungkin.
vi
14. Teman-teman basketku Dalila Eka Warda Yamin, Anugrah Fatmirani, Sintya
Oktari, Fira dan Intan Anugrahati, terima kasih atas canda tawa, pengalaman
serta semangat dan dukungannya selama ini yang membuat penulis menjadi
15. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis ucapkan satu persatu yang selalu
Penulis
vii
RINGKASAN
Nurul Rizka (I111 13 505). Komposisi Botanis dan Kapasitas Tampung Padang
Penggembalaan Alam di Desa Bulo Kecamatan Panca Rijang. (Dibawah
bimbingan Syamsuddin Hasan sebagai Pembimbing Utama dan Muh. Rusdy
sebagai Pembimbing Anggota).
Komposisi hijauan dan kapasitas tampung suatu padang penggembalaan turut
menentukan kualitas hijauan pakan serta produksinya. Analisis komposisi botanis
merupakan suatu metode yang dapat digunakan untuk menggambarkan adanya
spesies-spesies tumbuhan tertentu serta proporsinya di dalam suatu padangan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi botanis dan kapasitas
tampung pada padang penggembalaan alam di Desa Bulo. Penelitian dilakukan
dengan mengambil sampel tanaman sebanyak 10 cluster atau 20 kali peletakan
kuadran secara acak. Sampel diambil dengan menggunakan kuadran kayu
berukuran 1 x 1 meter, hijauan di dalam kuadran dipotong sekitar 5-10 cm dari
permukaan tanah. Sampel ditimbang berat segarnya, kemudian dipisahkan
berdasarkan jenisnya. Parameter yang diukur adalah komposisi botanis dan
kapasitas tampung. Data hasil penelitian dianalisis secara statistik deskriptif
meliputi tabulasi data, konversi data dan rataan data. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa jenis rumput yang tumbuh didominasi oleh rumput benggala
(Panicum maximum) dengan persentase 37,12% dan jumlah legum hanya 0,52%.
Produksi hijauan segar mencapai 1,03 ton/ha. Sehingga dapat menampung sekitar
0,93 UT/ha. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa produktivitas dan
kapasitas tampung padang penggembalaan alam di Desa Bulo tergolong rendah
hal ini disebabkan oleh komposisi botanis yang kurang baik.
Kata kunci: Padang penggembalaan, Komposisi Botanis dan Kapasitas Tampung.
viii
ABSTRACT
ix
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ................................................................................................ ix
PENDAHULUAN
Latar Belakang .............................................................................. 1
Permasalahan ................................................................................. 2
Tujuan dan Kegunaan ................................................................... 2
TINJAUAN PUSTAKA
Gambaran Umum Komposisi Botanis ........................................... 3
Kapasitas Tampung (Carrying Capacity) ...................................... 7
Gambaran Umum Padang Penggembalaan Alam ......................... 11
Hipotesis ........................................................................................ 13
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat ......................................................................... 14
Materi Penelitian ........................................................................... 14
Prosedur Penelitian ........................................................................ 14
Parameter yang diamati ................................................................. 16
Analisis Data ................................................................................. 17
HASIL DAN PEMBAHASAN
Komposisi Botanis ......................................................................... 18
Kapasitas Tampung ....................................................................... 22
x
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan .................................................................................... 25
Saran............................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA 26
LAMPIRAN 29
DOKUMENTASI
RIWAYAT HIDUP
xi
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR LAMPIRAN
5. Dokumentasi …………………………………………………. 33
xiii
PENDAHULUAN
Latar Belakang
yang berada di sekitar tempat tinggalnya untuk memeroleh pakan hijauan segar.
rendah.
spesies tumbuhan tertentu serta proporsinya di dalam suatu padangan. Data dari
botanis dan jenis-jenis hijauan pakan yang ada pada padang penggembalaan alam,
hingga saat ini informasi tersebut masih sangat terbatas. Berdasarkan uraian
1
dalam rangka pengembangan padang penggembalaan alam sebagai sumber pakan
Permasalahan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui komposisi botanis dan
Rijang.
2
TINJAUAN PUSTAKA
hijauan pakan di suatu lahan. Komposisi botanis merupakan suatu metode yang
proporsinya didalam suatu ekosistem padangan (Yuko dkk, 2012). Sawen dan
penggembalaan memiliki spesies tanaman pakan yang beragam yang terdiri dari
mempengaruhi aktifitas ternak. Komposisi suatu padangan tidak konstan, hal ini
jenis tanaman lebih banyak. Sedangkan lahan yang mandapatkan perawatan dan
makanan ternak perlu dilakukan pengelolaan yang baik dan tepat untuk mendapatkan
pertumbuhan, produksi dan mutu hijauan yang tinggi. Pengelolaan dimulai dari
3
yang menyangkut pemupukan, penyiangan dan pemberantasan penyakit serta
tanaman yang berkualitas baik dan menyingkirkan bagian batang yang rendah
kualitasnya dibanding daun, begitu pula dengan spesies tanaman yang disukai
ternak. Spesies tanaman yang tidak disukai ternak atau mungkin yang berkualitas
perengutan. Kondisi semacam ini akan memberikan dampak pada spesies tanaman
yang tidak disukai ternak akan mendominasi padangan dan sebagai akibatnya
saja, tetapi kondisi perubahan iklim memberikan pengaruh yang besar pula. Pada
yang tahan kering, kondisi ini cepat berubah saat musim hujan dimana tanaman
yang responsif terhadap ketersediaan air dan tanaman yang membentuk daun lebar
botanis adalah sesuatu yang dinamis, artinya mudah sekali berubah baik yang
botanis yang menutup suatu area pastura menunjukkan gambaran tentang adanya
4
penentuan ini cukup sulit karena tingginya variasi alami dari hijauan, disamping
pastura tersebut kualitasnya baik karena legume lebih tinggi kadar protein,
mineral dan daya cernanya dibanding rumput dan umumnya komposisi legume
sampai 50% sangat baik untuk memperoleh produksi ternak yang tinggi.
legume lebih rendah daripada rumput. Beberapa cara yang dapat digunakan untuk
yang dapat mempengaruhi produksi dan kualitas hijauan yang dihasilkan. Analisis
komposisi botanis dapat dilakukan secara manual dengan melihat secara langsung
komposisi botanis yang ada di suatu pastura. Namun hal ini tentu akan menjadi
masalah dalam menentukan akurasi jenis botanis dan waktu yang diperlukan,
untuk melihat kondisi botanis dan waktu yang diperlukan untuk melihat kondisi
botanis yang ada secara keseluruhan. Oleh karena itu diperlukan metode analisis
komposisi botanis hijauan makanan ternak yang cepat dan tepat (Priyanto dan
Yulistiani, 2005).
5
Komposisi botanis diperlukan untuk mengetahui kondisi pastura yang
komposisi botanis dapat dilakukan secara manual dengan melihat secara langsung
komposisi botanis yang ada di suatu pastura. Namun hal ini tentu akan menjadi
masalah dalam menentukan akurasi jenis botanis dan waktu yang diperlukan
untuk melihat kondisi botanis yang ada secara keseluruhan. Oleh karena itu
diperlukan metode analisis komposisi botanis hijauan makanan ternak yang cepat
(2004) :
1. Metoda langsung
ternak yang ternak yang telah dipotong. Metode ini paling teliti jika digunakan
jumlah sampel yang cukup banyak, tetapi memerlukan waktu yang lama dengan
2. Metoda pendugaan
dipotong.
6
menaksir komposisi botanis pada rumput atas dasar bahan kering tanpa
Handiwirawan, 2004).
untuk menampung ternak per unit per satuan luas sehingga memberikan hasil
kebutuhan pakan hijauan yang dihitung dalam animal unit (AU). Kepadatan
penggembalaan (stocking rate) yaitu jumlah ternak atau unit ternak per satuan luas
mengetahui produksi rumput pada suatu lahan dalam waktu satu tahun. Produksi
7
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu manajemen, iklim, spesies tanaman dan
sebagai berikut :
seluas 1 m2 atau dalam bentuk lingkaran dengan garis tengah 1m. Petakan
cuplikan kedua diambil pada jarak lurus 10 langkah kekanan dari petak
yang telah ditentukan. Cuplikan berikutnya diambil pada suatu titik dari
hijauan.
sumber pakan hijauan dari setiap lahan sumber hijauan yang ada.
terhadap jumlah ternak yang dipelihara adalah berdasarkan pada produksi hijauan
makanan ternak yang tersedia. Dalam perhitungan ini digunakan norma Satuan
Ternak (ST) yaitu ukuran yang digunakan untuk menghubungkan bobot tubuh
ternak dengan jumlah makanan ternak yang dikonsumsi. Ternak dewasa (1 ST)
8
memerlukan pakan hijauan sebanyak 15 – 17,5 kg/ekor/hari. Anak ternak (0,25
berat badan ternak dengan jumlah makanan ternak yang dimakan. Dirjen
yang dihabiskan. Satuan ternak yaitu satu ekor ternak sapi dewasa menghabiskan
rumput sekitar 35 kg dalam waktu sehari. Pedoman standar satuan ternak terlihat
untuk ternak ruminansia, bertujuan untuk mengetahui daya tampung suatu padang
rumput terhadap jumlah ternak yang dapat dipelihara dengan hasil merumput
tersebut.
Proper Use Factor (PUF) adalah faktor yang harus diperhitungkan untuk
lingkungan, jenis ternak, jenis tanaman, tipe iklim, dan keadaan musim.
1981).
9
Menurut Susetyo (1981), Kapasitas tampung lahan padang penggembalaan
konsumsi HMT per hari, produksi HMT per hektar dan PUF. Besarnya produksi
hijauan atau kebun rumput pada suatu areal dapat diperhitungkan, seperti berikut :
diukur dan dicatat. Setelah 1 tahun seluruh produksi dijumlah dan hasilnya
tersedia dalam suatu lokasi dari dari suatu lahan per tahun maka dapat dihitung
satuan ternak (ST) yang dapat ditampung oleh sumber hijauan. Perhitungan
tersebut dengan menghitung jumlah hijauan yang tersedia pada suatu lahan selama
satu tahun (kg/ha/th) dibagi dengan jumlah hijauan yang dibutuhkan untuk satu
satuan ternak (kg) selama setahun berdasarkan bahan kering. Perhitungan tersebut
10
Gambaran Umum Padang Penggembalaan Alam
tanaman pakan ternak yang tersedia sesuai dengan kebutuhan dalam waktu yang
bahwa padang penggembalaan merupakan suatu areal atau daerah padangan yang
ditumbuhi berbagai jenis rumput dan legum untuk makanan ternak yang tersedia
rumput dengan ternak yang digembalakan secara bebas (Hadi Dkk, 2000).
yang disebut topografi. Topografi suatu lahan dibagi menjadi topografi datar,
datar sampai berombak (0 – 5o), bergelombang (5 – 12o), berbukit (12 – 23o) dan
tumbuh tanaman makanan ternak yang tersedia bagi ternak yang merenggutnya
memadai, dimana lahan tersebut harus mampu menyediakan hijauan pakan yang
11
cukup bagi kebutuhan ternak. Selain itu faktor kesuburan tanah, ketersediaan air,
iklim dan topografi juga turut berpengaruh (Sawen dan Junaidi, 2011).
nilai gizi pakan yang lebih baik terutama berupa protein, fosfor dan kalium
berfungsi untuk fotosintesis, penguapan, pelarut zat hara dari atas ke daun.
mungkin pada saat munculnya sampai periode pemasakan adalah penting untuk
akumulasi berat kering selama periode tersebut. Kompetisi zat – zat makanan.
digembala dengan stocking rate yang tinggi, tanah menjadi kompak, padat dan
berakibat mengurangi aerasi akar dan daya tembus air. Pengambilan zat – zat
makanan. Makin sering pastura dipotong makin sedikit daun yang gugur yang
menambah humus dan pada waktu yang sama, makin banyak zat-zat makanan
(Pertiwi, 2007).
12
Pemanfaatan padang penggembalaan alami sebagai sumber pakan hijauan
bahwa produksi yang dihasilkan relatif rendah (Sawen dan Junaidi, 2011).
petak dan diisi dengan beberapa ekor sapi yang digemukkan. Setiap petak harus
diamati terus agar dapat ditentukan saat yang tepat untuk melakukan rotasi
(Siregar, 2010).
Hipotesis :
tanaman makanan ternak yang terdiri dari rumput, legum, dan tanaman berkayu
13
METODOLOGI PENELITIAN
Materi Penelitian
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat tulis, kamera,
tumbuh di areal padang penggembalaan), plastik tempat sampel dan tali rafia.
Prosedur Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dengan
b. Pelaksanaan Penelitian
Hijauan yang ada di dalam kuadran dipotong sekitar 5-10 cm dari permukaan
14
tanah dari permukaan tanah atau sampai dapat direnggut oleh ternak (Sawen dan
Sampel hijauan ditimbang berat segarnya dan dicatat pada kertas yang telah
disiapkan. Berat sampel segar tiap titik sampling ini akan digunakan untuk
setiap jenis ditimbang lagi berat segar dan dicatat. Komposisi botanis dihitung dalam
hijauan, (2) Proper use factor (3) menaksir kebutuhan luas tanah per bulan, (4)
menaksir kebutuhan luas tanah per tahun berdasarkan rumus Voisin, dan (5)
penelitian ini.
Hall (1994) yang disetir Susetyo (1980) yaitu sebagai berikut : pertama yang
secara acak di lahan penelitian. Kemudian semua hijauan yang berada di dalam
spesies yang sudah dipisahkan. Cuplikan kedua dilakukan kearah kanan dan kiri
sejauh 5-10 langkah. Cuplikan satu dan dua inilah yang disebut cluster. Analisa
15
kapasitas tampung dapat dihitung menggunakan metode Neil dan Rollinson
(1974).
mengalami masa panen sebanyak 4 kali/tahun yaitu 2 kali musim kemarau 2 kali
(y-1) s = r
minggu. Jenis ternak, utamanya, kuantitas hijauan yang dibutuhkan setiap hari.
1. Komposisi botanis
2. Kapasitas Tampung
16
Analisis Data
secara statistik deskriptif (Mattjik dan Sumertajaya, 2000) meliputi tabulasi data,
17
HASIL DAN PEMBAHASAN
Komposisi Botanis
Hasil Analisis komposisi spesies botanis dapat dilihat pada tabel 2, padang
13 spesies tanaman yang terdiri dari 7 spesies rumput ( rumput benggala, rumput
gajah, rumput alang-alang, rumput teki, rumput pahit, rumput kawat, dan rumput
padangan), 2 spesies legum (desmodium dan kalopo) dan 4 spesies tanaman lain
(tahi ayam, putri malu, jonga-jonga, dan jarong). Berdasarkan komposisi botanis
sebesar (0,52%) dan tanaman lainnya sebesar (7,55%). Sebagian besar hijauan
18
yang ada di padang penggembalaan adalah rumput-rumputan dan hanya terdapat
padangan (Susetyo,1980).
(Infitria dan Khalil, 2014). Junaidi dan Sawen (2010) menyatakan bahwa
dari padangan dan tidak terjadinya pertumbuhan kembali, tidak adanya waktu
19
istirahat merumput, dan lain sebagainya. Faktor lain yang dapat mengakibatkan
Sawen dan Junaidi (2011) menyatakan bahwa pastura yang secara terus
tanaman hijauan menjadi terhambat, tanaman yang tergolong ini yaitu jenis
kuat dan tidak tahan terhadap injakan. Tingginya produksi gramineae berakibat
rumput dan penurunan proporsi leguminosa pada lahan pastura disebabkan oleh
keberadaan rumput yang lebih tinggi (Muhajirin dkk. 2017). Disamping itu
lebih lambat daripada tanaman rumput. Diperkuat oleh Ali (2014) bahwa
susunan komponen selalu terjadi oleh pengaruh musim, kondisi tanah dan sistem
hijauan dan rumput yang yang paling dominan dengan persentase 37,12% dan
20
Jarong (Achyranthes aspera L.) merupakan jenis hijauan yang terendah dengan
persentase 0,21%. Hal ini disebabkan rumput benggala dapat tumbuh pada tanah
berbatuan dengan lapisan tanah tipis, bahkan pada tanah yang drainase buruk serta
toleran pada keadaan kering yang tidak terlampau parah dan tahan naungan. Pada
persentase 0.29%. Menurut Cook (2005), Desmodium dapat tumbuh dengan baik
pada tanah netral atau sedikit asam dengan kesuburan sedang, akan kehilangan
kloroplas (klorotik) jika ditanam pada tanah basa dan akan tumbuh dengan baik
pada daerah tropis basah dengan rata-rata curah hujan tahunan >1500 mm.
Pertumbuhan Desmodium lebih tinggi ketika defoliasi dilakukan setiap dua bulan
pada daerah tropis basah di Indonesia. Legum ini memiliki karakteristik berupa
pohon yang bersifat parennial dengan tinggi tanaman dapat mencapai 3 meter,
daun berbentuk trifoliat dan bunga berwarna ungu pucat (Lubis, 1992).
memiliki kandungan protein tinggi (Bogdam, 1997) sehingga sangat baik apabila
rumput (91,93%) pada suatu padang penggembalaan. Hal ini sebanding dengan
21
Kapasitas Tampung
yang dibutuhkan oleh sejumlah ternak yang digembalakan dalam luasan satu
kebun rumput, berhubungan erat dengan jenis ternak, produksi hijauan rumput,
musim, dan luas padang penggembalaan atau kebun rumput. Oleh karena itu
keseimbangan antara hijauan yang tersedia dengan jumlah satuan ternak yang
ternak dan kapasitas daya tampung pada padang penggembalaan di Desa Bulo,
22
kapasitas tampung 0,93 UT/ha/th. Hal ini didasarkan atas pendapat McIllroy
tampung 2,5 UT/ha/ tahun dengan demikian bahwa kapasitas tampung padang
penggembalaan alam di Bulo masih tergolong rendah (0,93 UT/ha/th), hal ini
padang penggembalaan juga berkaitan erat dengan jumlah dan kualitas hijauan
hijauan pakan pada suatu areal penggembalaan ternak. Makin tinggi produktivitas
hijauannya pada suatu areal padang penggembalaan, makin tinggi pula kapasitas
ketersediaan hijauan pakan juga berkaitan erat dengan jumlah ternak yang
tampung hanya sebesar 0,93 UT/ha/th. Kondisi demikian selaras dengan pendapat
Holechek dkk, (1989), bahwa kelebihan jumlah ternak yang digembala (over
23
kapasitas tampung padang penggembalaan di Desa Bulo yaitu melalui
pembasmian jenis hijauan non pakan dan mengganti dengan jenis hijauan pakan
24
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
tampung padang penggembalaan alam di Desa Bulo tergolong masih rendah hal
Saran
25
DAFTAR PUSTAKA
Bogdam AV. 1997. Tropical Pasture and Fodder Plant. Longman Group Ltd.,
London.
Ensminger, M.E. 1961. Swine Science. (Animal Agriculturel Series). Srd. edition.
The Interstate Printers and Publishers Inc. Danville. Illinois.
Hasan, S., Rusdy, M., Nompo, S., Nohong, B. 2015. Bahan Praktikum Ilmu
Tanaman Pakan. Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin, Makassar.
Holechek, L.J., R.D. Pieper dan C.H. Herbel. 1989. Range Management. Prentice
Hall. Englewood Cliffs, Ner Jersey.
Infitria, Khalil. 2014. Studi produksi dan kualitas hijauan di lahan padang rumput
UPT peternakan Universitas Andalas Padang. buletin Makanan Ternak.
101 (1) : 25-33.
26
Jayasuriya, M.C.N. 2002. Principles of rations formulation for ruminant. Di
dalam: Development and Field Evaluation of Animal Feed
Supplementation Packages. IAEA-TECDOC-1294. Austria: IAEA. hlm 9-
14.
Mannetje L dan Haydock KP. 1963. The Dry Weight Rank Method for The
Botanical Analysis of Pasture. J. British Grassland Society. 18 (4): 268-
275.
27
Sawen, D dan Junaidi, M. 2011. Potensi padang penggembalaan alam pada dua
kabupaten di Provinsi Papua Barat. Seminar Nasional Teknologi
Peternakan dan Veteriner.Fakultas Peternakan Perikanan dan Ilmu
Kelautan Universitas Negeri Papua, Manokwari.
Tandi, Ismail. 2010. Analisi Ekonomi Pemeliharaan Ternak Sapi Bali dengan
Sistem Penggembalaan di Kecamatan Pattallassang Kabupaten Gowa
Sulawesi Selatan. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Gowa.
Jurnal Agrisistem, 6 (1): 2089-0036.
Yuko, O., Supriyantono, A., Widayati, T dan Sumpe, I. 2012. Komposisi botanis
dan persebaran jenis – jenis hijauan local padang penggembalaan alam di
Papua Barat. Jurusan Peternakan Fakultas Peternakan Perikanan dan Ilmu
Kelautan Universitas Papua, Manokwari. 4 (2): 62-65.
28
LAMPIRAN
29
Lampiran 1. Produksi Hijauan
Lahan yang di perlukan seekor sapi untuk kebutuhan hijauan dalam 1 bulan
Rumus Viosin = ( y – 1 ) s = r
( y – 1 ) 30 hari = 70 hari
y = 70 hari / 30 hari + 1
y = 2,33 + 1 = 3,33
30
Kebutuhan pertahun = 3,33 x 0,32 ha = 1,09 ha (1,07 ha/ekor sapi)
Jadi, daya tampung 1 ha lahan tersebut setara 0,93 ekor sapi dewasa dengan berat
31
Lampiran 5. Dokumentasi
32
RIWAYAT HIDUP
melalui jalur JNS pada tahun 2013. Selama kuliah penulis pernah aktif menjadi
33