Anda di halaman 1dari 23

Teknik Penulisan Gambar

dalam Karya Ilmiah yang


Baik dan Benar

Penulisan gambar dalam karya ilmiah. Menambahkan gambar pada karya


ilmiah ternyata perlu memperhatikan teknik penulisan gambar dalam
karya ilmiah tersebut. Penambahan gambar memang tidak selalu dilakukan
oleh penulis karya ilmiah. Sebab gambar sendiri termasuk dokumen
tambahan, yang memberi penjelasan lebih.

Sehingga sifatnya tidak wajib, dan kemudian masih banyak pro dan kontra
mengenai penambahan gambar tersebut. Beberapa beranggapan
penambahan foto maupun gambar justru berpotensi mengurangi
“kesakralan” dari karya ilmiah. Namun ada juga yang menilai
penambahannya justru meningkatkan kualitas karya yang disusun.

Meskipun begitu, penambahan gambar dan foto tetap lumrah dan pada jenis
karya ilmiah justru menjadi wajib. Yakni untuk mendukung pembahasan
hasil penelitian atau di bab-bab sebelumnya. Jika merasa penambahan
gambar ini perlu atau bahkan wajib, maka perlu memahami
teknik penulisan gambar dalam karya ilmiah.
Daftar Isi

• Sekilas Tentang Penambahan Gambar dalam Karya Ilmiah


• Manfaat Menambahkan Gambar
o 1. Membantu Visualisasi Data
o 2. Membantu Memperjelas Informasi
o 3. Memperjelas dan Mempertajam Deskripsi yang Terbilang Rumit
o 4. Memudahkan Pembaca untuk Mengingat Deskripsi
o 5. Membuat Tampilan Karya Ilmiah Lebih Menarik
• Tata Cara Penulisan Gambar yang Baik dan Benar dalam Karya Ilmiah
o 1. Diberi Nama atau Judul
o 2. Ditempatkan Di Antara Teks Deskripsi
o 3. Simetris di Tengah
o 4. Diberi Nomor
o 5. Ditambahkan Sumber
o Teknik Tata Letak
o Apabila Gambar Terlalu Besar
• Pentingnya Penyuntingan Gambar

Sekilas Tentang Penambahan Gambar dalam Karya


Ilmiah
Gambar pada dasarnya merupakan unsur tambahan dalam sebuah
karya, dan bisa dijumpai atau ditambahkan penulis baik dalam karya
ilmiah maupun non ilmiah. Teknik penambahan dan penulisan gambar
sendiri tidak berbeda jauh dengan teknik penulisan tabel dan grafik
pada karya ilmiah.

Penambahan gambar atau foto sesuai yang disampaikan sekilas diatas,


memang masih dianggap tidak diperlukan. Hanya saja penambahannya
bukan berarti “haram” untuk dilakukan, justru sangat diperbolehkan.
Namun dengan beberapa catatan khusus yang perlu diperhatikan oleh
penulis.

Misalnya perlu memperhatikan struktur dan kaidah penulisan karya


ilmiah yang baik dan benar seperti apa. Selain itu, aturan khusus
penambahan gambar adalah ditambahkan seperlunya. Jadi, jangan
sampai karya ilmiah ini tampak seperti komik dimana deskripsi justru
lebih sedikit dibanding gambar atau foto.

Penambahan atau teknik penulisan gambar dalam karya ilmiah juga


perlu diatur dengan baik penempatannya. Sehingga penulis harus tahu
di bagian mana penambahan gambar dan foto ini perlu dilakukan.
Supaya tidak terkesan “memaksa” si foto dan gambar ini untuk masuk.

Jika dipaksakan, maka akan terlihat bahwa gambar dan foto ini justru
menjadi unsur tidak penting yang akan mempengaruhi “kesakralan” dan
kualitas dari karya ilmiah. Oleh sebab itu penulis karya ilmiah memang
perlu memahami dulu teknik yang tepat untuk menambahkannya, dan
nantinya akan dibahas di bawah.

Manfaat Menambahkan Gambar


Meskipun bukan unsur utama, dan merupakan unsur tambahan atau
pendukung namun penambahan gambar adalah sangat diperbolehkan.
Selama memenuhi aturan yang sudah disampaikan sedikit di atas,
sehingga tidak membuat persentase deskripsi karya ilmiah berkurang
banyak.

Sebab karya ilmiah penting untuk menyajikan deskripsi isi, yakni hasil
penelitian dengan lengkap dan detail. Oleh sebab itu jangan sampai
harus dipangkas karena bisa membuat deskripsi tidak maksimal. Namun
sekali lagi penulisan gambar dalam karya ilmiah memang pada
beberapa kondisi diperlukan.

Penambahannya juga diketahui memberi sejumlah manfaat yang tentu


menguntungkan bagi penulis sebuah karya ilmiah. Manfaat tersebut
antara lain:

1. Membantu Visualisasi Data

Karya ilmiah tentu akan berisi hasil penelitian yang disampaikan dan
dibahas secara tuntas lengkap dengan landasan teori yang digunakan.
Menambahkan gambar pada tahap pembahasan akan membantu
memvisualisasikan data yang dipaparkan. Sehingga bisa menjadi alat
bantu bagi pembaca untuk memahami data tersebut.

Visualisasi data tentu penting untuk memperjelas semua informasi yang


dibahas di dalam karya ilmiah. Sekaligus menunjukan bukti dari hasil
suatu penelitian. Hal ini akan menguatkan hasil penelitian, karena
dibuktikan dengan dokumentasi berbentuk gambar atau foto.

2. Membantu Memperjelas Informasi

Manfaat atau fungsi penambahan gambar dan foto juga untuk


memperjelas informasi yang disampaikan dalam karya ilmiah.
Kebanyakan karya ilmiah yang menambahkan gambar dan foto adalah
makalah, namun bisa juga dari jenis artikel ilmiah yang diterbitkan
dalam bentuk jurnal ilmiah.

Gambar dan foto ini akan menjadi sumber penjelasan yang lebih jelas.
Sebab mewakili deskripsi, yang membantu pembaca menangkap
informasi yang disajikan. Jika tidak bisa ditangkap dari teks deskripsi,
maka dengan bantuan gambar dan foto pemahaman menjadi lebih
mudah untuk dilakukan.

3. Memperjelas dan Mempertajam Deskripsi yang Terbilang


Rumit

Jika dirasa deskripsi karya ilmiah yang disusun memang rumit dan cukup
sulit untuk dijelaskan dan nantinya untuk dipahami pembaca. Maka
penambahan gambar dan foto termasuk juga tabel maupun bagan
menjadi wajib untuk dilakukan.

Sehingga bisa memperjelas isi karya ilmiah tersebut yang tadinya rumit
menjadi lebih mudah dipahami karena tampil lebih sederhana.
Penambahan gambar tentu juga membantu penulis untuk menjelaskan
lebih detail dari pembahasan yang terbilang rumit tadi, sehingga sangat
tepat untuk dilakukan.
4. Memudahkan Pembaca untuk Mengingat Deskripsi

Dibanding mengingat isi karya ilmiah dalam bentuk teks, memang


mengingat dalam bentuk gambar jauh lebih mudah. Sehingga untuk
penulis yang ingin membantu pembacanya agar lebih mudah mengingat
apa yang dipaparkan di karya ilmiahnya. Bisa menambahkan foto dan
gambar.

Hal ini akan memudahkan pembaca untuk mengingat setiap detail


informasi di dalam karya ilmiah. Sehingga bisa menerapkan dan
mengaplikasikannya kapan saja ketika memang dibutuhkan. Sebagai
penulis, dijamin merasa lebih puas dan bangga ketika karya tulisnya bisa
bermanfaat besar bagi pembaca.

5. Membuat Tampilan Karya Ilmiah Lebih Menarik

Perlu diakui bahwa menambahkan foto dan gambar akan membuat


karya ilmiah yang tadinya tidak menarik menjadi lebih menarik. Karya
ilmiah yang kaku akan berpadu dengan baik lewat gambar dan foto yang
ditambahkan. Sebab foto dan gambar ini sifatnya fleksibel, mudah
dipahami.

Supaya lebih mendukung tampilan karya ilmiah maka teknik penulisan


gambar dalam karya ilmiah perlu diterapkan. Sehingga tidak asal
dimasukan yang kemudian malah membuat tampilan karya ilmiah
menjadi tidak menarik sama sekali.

Sebab keliru dalam menambahkan gambar dan foto justru akan


merusak isi dari karya ilmiah tersebut. Oleh sebab itu, tetap perhatikan
aturan dalam penulisan karya ilmiah. Sebab salah satu ciri khasnya
memang teknik penulisan diatur sedemikian rupa, tidak hanya teks
namun juga tabel, gambar, bagan, dan grafik.

Penulisan karya ilmiah tentu memiliki banyak tujuan, selain untuk tujuan
pribadi juga untuk tujuan menyediakan referensi. Karya ilmiah yang
disusun tentu diharapkan mampu memberi manfaat kepada semua
pembaca. Sehingga penulis perlu mematuhi aturan atau kaidah dalam
penyusunannya seperti apa.

Supaya karya ilmiah yang disusun menjadi lebih enak untuk dibaca dan
dinikmati semua penjelasannya. Maka menambahkan gambar dan foto
bisa dilakukan, karena bisa menjadi media untuk memperjelas maksud
dari deskripsi. Selain itu juga bisa menjadi pendukung, yang
menunjukan bukti hasil penelitian.

Misalnya saja meneliti pertumbuhan biji kecambah, selain data hasil


penelitian ditunjukan dalam tabel. Juga bisa disertakan foto
perkembangan biji kecambah tersebut selama masa penelitian.
Sehingga bukti dari hasil pembahasan disertakan, yang kemudian
membuat hasil penelitian lebih kuat dan akurat.

Tidak hanya itu, penambahan gambar dan foto yang memang sifatnya
penting akan membantu membuat karya ilmiah lebih menarik. Pembaca
akan lebih menyukai karya ilmiah yang mampu menampilkan informasi
lebih detail, jelas, dan juga menarik. Jadi, tidak akan rugi menyisipkan
foto dan gambar di dalam deskripsi karya ilmiah.

Tata Cara Penulisan Gambar yang Baik dan Benar


dalam Karya Ilmiah
Lalu, bagaimana teknik penulisan gambar dalam karya ilmiah?
Penambahan gambar memiliki aturan tertentu sebagaimana aturan
dalam penambahan grafik, tabel, maupun bagan dalam karya ilmiah.
Adapun aturan dan teknik dalam penulisan gambar adalah sebagai
berikut:

1. Diberi Nama atau Judul

Teknik penulisan gambar yang pertama di dalam karya ilmiah adalah


diberi nama atau judul. Sehingga setiap gambar dan foto yang
ditambahkan wajib ditambahkan nama atau judul yang berfungsi
sebagai keterangan. Judul ditulis dengan huruf kapital di huruf pertama
awal kalimat.

Judul atau nama juga ditulis dengan huruf biasa, maksudnya adalah
tidak dicetak miring atau dibuat Italic maupun dicetak tebal Bold.
Tujuannya untuk memperjelas posisi atau fungsi dari gambar dan foto
yang dimasukan. Sehingga penulisannya dibuat sama seperti jenis huruf
dalam deskripsi.

2. Ditempatkan Di Antara Teks Deskripsi

Jika memperhatikan karya ilmiah yang menambahkan gambar di dalam


deskripsi. Maka akan diketahui bahwa gambar dimasukan ke dalam
teks, atau disisipkan di tengah teks deskripsi. Sehingga gambar selalu
diapit oleh teks di atas maupun bawah.

Namun gambar tidak dibuat format atau text wrapping dalam


bentuk through melainkan dalam format in line with text. Pengaturan text
wrapping ini akan dijumpai pada saat menyusun naskah karya ilmiah di
dalam Microsoft Word. Sehingga posisi gambar tidak menghalangi teks
deskripsi.

3. Simetris di Tengah

Teknik penulisan gambar dalam karya ilmiah juga harus dibuat


simetris di tengah. Sehingga pengaturannya tidak dibuat rata kanan
maupun rata kiri, melainkan di center. Hal ini membantu merapikan
posisi gambar atau foto tersebut agar tampak berdampingan dengan
baik bersama teks deskripsi.

4. Diberi Nomor

Teknik berikutnya dalam penulisan gambar dan foto dalam karya ilmiah
adalah diberi nomor. Nomor ini dibuat di depan judul atau nama
gambar dan foto tersebut. Penulisannya melibatkan bab dimana
gambar dan foto tersebut berada. Jadi, misal saat menjumpai nomor
gambar: “Gambar 1.1”.

Maka artinya, gambar tersebut adalah gambar pertama yang ada di bab
1, jika ada di bab 2 maka penulisan nama menjadi “Gambar 1.2”. Artinya
gambar tersebut merupakan gambar pertama yang berada di bab 2, dan
seterusnya. Sehingga tidak hanya berisi nomor urut saja melainkan
ditambahkan nomor bab.

5. Ditambahkan Sumber

Gambar dan foto yang didapat kemungkinan diambil dari sumber atau
milik pihak dan orang lain. Sehingga semua gambar dan foto yang
dimasukan ke dalam karya ilmiah wajib disertakan sumber. Gambar dan
foto yang ditambahkan kemudian bisa bersumber dari beberapa media.
Berikut detailnya:

• Gambar Milik Sendiri


Jika gambar dan foto yang dimasukan ke dalam karya ilmiah adalah milik
sendiri. Misal foto hasil jepretan sendiri atau mungkin koleksi foto yang
di post di akun media sosial pribadi. Maka penulisan sumber adalah
sebagai berikut:

sumber gambar: dokumentasi pribadi

sumber foto: galeri foto pribadi

• Gambar Bersumber dari Situs Gambar


Gambar dan foto yang ditambahkan dalam tulisan bisa bersumber dari
situs foto dan gambar. Seperti Freepik, Pixabay, dan sebagainya. Namun
untuk karya ilmiah gambar dari sumber ini sangat jarang digunakan.

Sebab karya ilmiah lebih mengedepankan gambar yang mampu


menguatkan deskripsi. Sehingga jika bukan koleksi pribadi maka dari
karya ilmiah lain. Namun saat menulis karya non ilmiah mungkin
pengambilan gambar ini akan dilakukan.
Maka sumber dicantumkan dengan menuliskan situs dimana gambar
tersebut didapatkan. Khusus untuk situs gambar dan foto maka cukup
alamat situs di halaman utama.

• Gambar dari Artikel Online


Sumber gambar dan foto juga bisa berasal dari artikel online, jika bukan
artikel ilmiah maka gambar dan foto biasanya tidak akan dimasukan
penulis karya ilmiah. Namun secara umum penulisan sumber dari artikel
online ini adalah mencantumkan link artikel tersebut.

Teknik Tata Letak

Teknik penulisan gambar dalam karya ilmiah berikutnya adalah


mengenai tata letak. Jarak antara sisi kanan kiri dokumen kerja adalah 3
spasi setelah teks. Sehingga gambar akan tampak lebih menjorok ke
dalam dibanding teks deskripsi.

Namun bisa juga disesuaikan dengan ketentuan dari lembaga atau


instansi tempat menyusun karya ilmiah. Misalnya dari perguruan tinggi
memiliki aturan tersendiri, maka aturan yang dipakai adalah aturan
tersebut bukan aturan umum.

Apabila Gambar Terlalu Besar

Bagaimana jika ukuran gambar cukup besar dan tidak memungkinkan


untuk diperkecil? Jika hal ini terjadi maka gambar dan foto bisa
ditempatkan di satu halaman khusus atau tersendiri.

Sehingga bisa menjumpai karya ilmiah yang memiliki gambar atau foto
dalam satu halaman penuh. Hal ini lumrah dan diperbolehkan, sebab
aturannya sendiri memang demikian.

Pentingnya Penyuntingan Gambar


Selain menyesuaikan dengan aturan dan teknik penulisan gambar
dalam karya ilmiah yang dipaparkan di atas. Penulis yang hendak
menambahkan gambar maupun foto juga perlu mempertimbangkan
proses edit atau penyuntingan terlebih dahulu. Tujuannya tentu saja
untuk membuatnya lebih tajam dan jelas.

Proses penyuntingan ini beragam dan perlu disesuaikan dengan


kebutuhan. Adapun bentuk penyuntingan yang umum dan sebaiknya
sekaligus bisa dilakukan antara lain:

• Mengatur Ketajaman
• Memotong Bagian Foto atau Gambar
• Menggabungkan Beberapa Foto
• Memperkecil Ukuran Foto
Penyuntingan akan membantu meningkatkan kualitas gambar dan foto
yang akan ditambahkan. Sehingga terlihat lebih jelas dan mudah
dipahami oleh pembaca. Pembaca pun bisa dengan mudah
menghubungkan informasi di dalam deskripsi dengan informasi di
dalam gambar dan foto tersebut.

Sekaligus menjadikan karya ilmiah terkesan lebih profesional. Sebab


karya ilmiah yang menyajikan informasi penting dan aktual, akan
tampak dikerjakan sembarangan jika memakai gambar yang blur dan
kotor. Inilah alasan kenapa penyutingan perlu dilakukan, apalagi jika
memiliki gambar dan foto dari masa lalu yang sudah rusak.

Maka penyuntingan kemudian menjadi agenda wajib dan bahkan bisa


memerlukan jasa editing foto profesional untuk mengatasi kerusakan
yang cukup parah. Penyuntingan ini selain kembali menyempurnakan
foto dan gambar, juga membuatnya lebih layak dimasukan ke karya
ilmiah.
Jadi, jangan asal memasukan gambar dan foto ke dalam karya ilmiah.
Sebab ada teknik dan aturan tersendiri dalam penulisan gambar
dalam karya ilmiah tersebut sesuai yang dijelaskan di atas.

Semoga bermanfaat
Detail Tata Cara Menulis
Tabel yang Baik dan Benar

Memahami dengan baik tata cara menulis tabel yang baik dan
benar tentu hal penting bagi setiap penulis. Jadi, ketika kamu sedang
menulis atau menyusun suatu karya tulis baik ilmiah maupun non
ilmiah. Ada kemungkinan akan menambahkan tabel dan bahkan sifatnya
menjadi wajib.

Namun, penulisan tabel dalam sebuah karya tulis ternyata tidak bisa
sembarangan. Tidak bisa asal memanggil fungsi “Insert” pada lembar
kerja di Microsoft Word dan menyisipkan tabel. Ada beberapa ketentuan
yang harus dipahami, supaya penyajian tabel ini tepat dan mudah untuk
dipahami. Berikut informasinya.

Daftar Isi
• Pengertian Tabel
• Jenis-Jenis Tabel
o 1. Tabel Satu Arah
o 2. Tabel Dua Arah
o 3. Tabel Tiga Arah
• Hal-Hal yang Harus Diperhatikan
o 1. Jenis Data yang Dimasukan
o 2. Karakteristik Data
o 3. Menyederhanakan Data
o 4. Paham Isi Data Sebelum dan Setelah Menjadi Tabel
o 5. Menentukan Judul Tabel
• Cara Menulis Tabel yang Baik dan Benar
o 1. Disertai Judul
o 2. Diberi Keterangan Nomor Urut
o 3. Gambar dalam Tabel Dirapikan Terlebih Dahulu

Pengertian Tabel
Sebelum mengetahui detail mengenai cara menulis tabel yang baik
dan benar maka kenali dulu pengertian dari tabel itu sendiri. Tabel
didefinisikan sebagai suatu susunan data dalam bentuk kata maupun
bilangan yang disajikan dalam bentuk baris dan kolom. Struktur tabel
pada beberapa kondisi memang bisa lebih kompleks.

Yakni menambahkan banyak jenis data dan disampaikan secara


mendetail yang kemudian membuat jumlah kolom maupun barisnya
cukup banyak. Penambahan tabel terbilang umum dilakukan di berbagai
jenis tulisan dan media yang mempublikasikan tulisan tersebut.

Selain itu juga ditemukan pada media lain selain dalam bentuk tulisan.
Misalnya pada rambu lalu lintas, arsitektur hiasan, dan lain sebagainya.
Namun, kali ini akan dibahas mengenai penulisan tabel dalam karya
tulis atau dalam tulisan.

Isi dari informasi di dalam tabel akan sangat beragam antara satu
tulisan dengan tulisan lain. Sebab tergantung pada jenis dan jumlah
data yang dipaparkan menggunakan tabel tersebut. Selain itu jenis tabel
juga cukup beragam yang didasarkan pada karakteristik dari tabel itu
sendiri.
Tabel kemudian memiliki sejumlah ciri, yang menunjukan bahwa
informasi di dalamnya memang disajikan dalam bentuk tabel. Ciri-ciri
tersebut antara lain:

1. Berisi data dari subjek yang sama, sehingga berisi kumpulan data
yang sudah diteliti dan disajikan dalam bentuk subjek yang sama.
2. Terdapat data kuantitatif yakni data jumlah yang kemudian berisi
angka yang absolut.
3. Terdapat keterangan yang membuat tabel tersebut mudah dan
bisa dijadikan rujukan, sehingga memperhatikan betul cara
menulis tabel yang baik dan benar menjadi hal penting.
4. Nilai atau angka yang dimasukan ke dalam tabel adalah angka asli
yang tidak dibulatkan.
Sesuai dengan ciri-ciri di atas maka tabel kemudian memiliki fungsi
menyampaikan data dan informasi dengan efektif dan efisien. Sehingga
membantu pembaca tabel untuk mengetahui data dan informasi yang
sudah disusun secara sistematis tersebut. Khususnya untuk data dalam
bentuk angka dan berasal dari beberapa variabel.

Jika disajikan secara tertulis atau dijelaskan dengan kalimat maka bisa
jadi akan memakan banyak halaman. Informasi tidak mudah dicerna
dan juga membuat penulis perlu mengeluarkan usaha ekstra.

Jenis-Jenis Tabel
Tabel mampu menyampaikan informasi dengan sangat jelas dan
langsung ke pokok permasalahan. Sehingga tidak ada banyak kalimat
dan penggunaan kata dalam penyajian informasi. Tabel kemudian tidak
hanya cocok untuk data dalam bentuk angka namun juga data dalam
bentuk lainnya.
Teknik penulisan tabel kemudian juga beragam, sebab ditujukan untuk
penyampaian informasi atau data seefektif dan seefisien mungkin.
Secara umum, berikut adalah jenis-jenis tabel:

1. Tabel Satu Arah

Jenis tabel yang pertama adalah tabel satu arah dan menjadi jenis tabel
yang cara menulis tabel yang baik dan benar adalah yang paling
mudah karena bentuknya sederhana.

Tabel satu arah sendiri merupakan jenis tabel yang penyajian data atau
informasi dilakukan dengan menggunakan satu karakteristik saja.
Adapun yang dimaksud dengan karakteristik ini adalah seperti frekuensi,
kadar, jumlah, ukuran, dan lain sebagainya.

Semua data ini kemudian ditulis menggunakan angka, sehingga mudah


dibaca dan dipahami oleh siapa saja. Berhubung tabel jenis ini adalah
tabel yang bentuknya paling sederhana, maka menjadi tabel yang paling
sering dijumpai.

Contoh tabel satu arah adalah misalnya tabel jenis barang, sehingga
hanya ada tabel jenis dan disusul nama-nama jenis barang tersebut.
Tabel ini bisa hanya berisi dua kolom, di mana kolom pertama adalah
kolom nomor dan kolom kedua adalah kolom jenis tadi.

Daerah Jumlah

Jawa Tengah 10

Jawa Barat 13
Total 23

2. Tabel Dua Arah

Jenis kedua adalah tabel dua arah, dan merupakan jenis tabel yang
penyajian datanya menampilkan hubungan antara dua karakteristik.
Sehingga dalam satu tabel terdapat dua karakteristik sekaligus.

Supaya lebih paham, maka contohnya adalah seperti tabel yang berisi
data jumlah penduduk yang didasarkan pada jenis kelamin, umur,
agama, dan sebagainya. Selain itu bisa juga berupa data mahasiswa
yang didasarkan pada jenis kelamin, domisili, kelas, dan sebagainya.

Tabel dua arah pada dasarnya juga memiliki bentuk yang sederhana,
sehingga mudah untuk dibuat. Jenis ini juga paling banyak digunakan,
khususnya untuk penyampaian data yang tidak memiliki banyak
karakteristik. Meskipun sederhana namun penulisannya harus
sesuai cara menulis tabel yang baik dan benar.

Nama Warga Umur Pekerjaan

Ali 26 Freelancer

Ika 34 Pegawai Bank

Siti 23 PNS

3. Tabel Tiga Arah


Jenis ketiga atau jenis terakhir dari tabel adalah tabel tiga arah, yang
tentu memiliki tiga karakteristik yang saling berhubungan. Jenis tabel ini
isi data atau penyajian datanya dibuat lebih kompleks. Sehingga ada
beberapa kolom yang kemudian dijadikan satu kolom.

Contoh dari jenis tabel ini adalah tabel data stok baju di sebuah toko
atau pabrik, maka akan menampilkan jenis atau nama baju yang dijual
di dalam negeri maupun yang dijual di luar negeri.

Nama Barang Impor Total


Dalam Negeri

Tinggi Sedang Tinggi Sedang

Tas 12 10 10 35 67

Jilbab 23 20 5 10 58

Hal-Hal yang Harus Diperhatikan


Supaya cara menulis tabel yang baik dan benar bisa diterapkan, maka
perlu memahami dulu beberapa hal yang perlu diperhatikan
sebelumnya. Secara umum penulisan data dalam bentuk tabel akan bisa
mudah dipahami dan mudah disajikan. Ketika penulis sudah
memperhatikan beberapa hal penting berikut ini:

1. Jenis Data yang Dimasukan

Hal pertama yang perlu diperhatikan adalah mengenai jenis data,


apakah dalam bentuk angka atau bukan. Biasanya tabel memang
menyajikan data dalam bentuk angka namun bukan berarti tidak bisa
untuk data dalam bentuk teks.

Tetap bisa, misalnya untuk data jumlah anggota keluarga. Maka hanya
akan ada karakteristik berupa nama, tanggal lahir, pendidikan terakhir,
dan seterusnya. Jenis data ini akan mempengaruhi jenis tabel yang akan
digunakan. Pada beberapa jenis data tertentu bahkan kurang cocok
disajikan dalam bentuk tabel.

Melainkan diubah ke dalam bentuk grafik, yang kemudian membuat


data tersebut mudah dibaca dan dipahami oleh siapa saja. Jadi,
tentukan atau ketahui dulu jenis datanya baru kemudian menentukan
jenis tabel.

2. Karakteristik Data

Hal penting berikutnya adalah mengenai karakteristik data, jadi kategori


atau subjek dalam data tabel tersebut apa saja. Misalnya jika memang
ada dua karakteristik maka akan memudahkan penentuan jumlah
kolom. Sedangkan jumlah baris tentu saja fleksibel, mengikuti jumlah
data yang tersedia.

Memahami jumlah karakteristik ini akan membantu menyusun tabel


dengan cepat, baik, dan juga benar. Sehingga tidak bingung kolom mana
saja yang harus disatukan atau digabung selnya dan kolom mana saja
yang perlu dibiarkan apa adanya.

Jika belum terbiasa dalam membuat tabel maka menentukan


karakteristik ini perlu dilakukan di awal. Tujuannya untuk meminimalkan
kesalahan dalam menyusun tabel.

3. Menyederhanakan Data
Dalam menyusun tabel, hal penting yang harus dilakukan di awal adalah
menyederhanakan data. Maksudnya adalah membuat data tersebut
lebih ringkas yang memudahkan proses memasukan atau
memindahkannya ke dalam tabel. Justru kebanyakan penulis menyusun
tabel dalam bentuk kasar.

Yakni memakai coretan di selembar kertas, yang kemudian menjadi


rancangan tabel. Setelah semua karakteristik dan data masuk kemudian
dipindahkan ke lembar kerja untuk tampilan lebih rapi dan profesional.
Membuat sketsa atau coretan tabel terlebih dahulu bisa meminimalkan
kesalahan.

Sekaligus membantu memasukan data dengan akurat tanpa resiko ada


yang tertinggal. Tidak kalah penting adalah membantu menentukan
jumlah kolom dengan benar, yang tentu mempercepat proses
penulisannya.

4. Paham Isi Data Sebelum dan Setelah Menjadi Tabel

Menyusun atau menulis tabel memang sebaiknya memahami data yang


akan dituangkan ke dalamnya. Sebab akan sangat aneh jika penulis
sendiri tidak paham data yang akan ditulis. Sekaligus akan membuat
proses pembuatan tabel memakan waktu sangat lama dari seharusnya.

Sebab memang tidak paham data yang ada di tangan. Oleh sebab itu
pahami dulu datanya, dan kemudian dituangkan dalam bentuk tabel.
Tentunya dengan memperhatikan detail tata cara menulis tabel yang
baik dan benar.

Setelah ada dalam bentuk tabel, baca data tersebut. Pastikan sebagai
penulis juga paham data yang dipaparkan dalam tabel tersebut. Jika
bingung maka bisa diringkas atau diubah sesuai kebutuhan. Sebab jika
penulis tidak paham data di tabel yang ditulisnya sendiri. Bagaimana
dengan pembaca?

5. Menentukan Judul Tabel

Hal penting berikutnya adalah terkait judul tabel, pastikan sudah


ditentukan dengan baik. Judul tabel menjadi hal penting karena
membantu pembaca untuk mengetahui data apa yang dicantumkan
dalam tabel.

Sekaligus bisa mengetahui ada tidaknya hubungan antara tabel satu


dengan tabel lainnya. Pemberian judul juga membantu penulis dalam
menyusun daftar tabel di akhir proses penyusunan suatu karya tulis.
Sebab semua tabel akan dimasukan dalam daftar tabel, sebagaimana
setiap bab pembahasan di dalam daftar pustaka.

Cara Menulis Tabel yang Baik dan Benar


Membantu menulis tabel dengan baik dan benar, maka berikut
detail cara menulis tabel yang baik dan benar:

1. Disertai Judul

Cara pertama dalam menulis tabel dalam sebuah tulisan adalah dengan
memberikan nama atau judul. Sehingga setiap tabel akan memiliki judul
berbeda, hal ini penting untuk menunjukan identitas tabel. Kemudian
juga untuk memudahkan menyusun daftar tabel dalam daftar isi.

Semakin penting juga ketika dalam satu tulisan terdapat lebih dari satu
tabel. Baik itu tabel saling berhubungan atau tidak, masing-masing
diberi judul. Penulisan judul tabel berbeda dengan penulisan judul
karangan. Jadi, huruf kapital hanya digunakan di huruf pertama kata
pertama.
Sehingga berbeda dengan judul karangan, di mana huruf kapital
digunakan untuk huruf pertama setiap kata dalam judul. Selain itu,
penulisan judul juga memakai huruf biasa sehingga tidak memakai
huruf yang dicetak miring maupun yang dibuat bold atau ditebalkan.

2. Diberi Keterangan Nomor Urut

Cara dan aturan kedua dalam cara menulis tabel yang baik dan
benar adalah pemberian nomor urut. Sehingga dalam tabel nantinya
diberi keterangan nomor, inilah kenapa ada kolom tambahan yang
diletakan di sisi kiri. Nomor ini akan membantu pembaca dalam
memahami informasi atau data di dalam tabel.

Berhubung tabel ini memiliki banyak kolom dan baris, maka tanpa
penomoran akan membuat pembaca bingung. Apalagi jika ditujukan
sebagai rujukan maka ada kemungkinan salah memasukan data di
kolom atau baris yang tidak seharusnya. Informasi pun menjadi berubah
dan tentu hal ini bukan hal bagus.

Penomoran kemudian menjadi hal wajib untuk menghindari kesalahan


baca dan kesalahan saat dilakukan sitasi atau dirujuk. Oleh sebab itu,
meskipun bukan bagian dari data namun penomoran sudah menjadi
bagian dalam pembuatan tabel.

Penomoran di beberapa aplikasi lembar kerja, baik itu Microsoft Word


maupun Excel dan lainnya bisa dibuat otomatis. Sehingga tidak perlu
repot menulis nomor secara manual, satu demi satu. Jika jumlah baris
sedikit maka tidak menjadi masalah. Namun akan berbeda kasusnya jika
sampai ratusan bahkan lebih.

3. Gambar dalam Tabel Dirapikan Terlebih Dahulu


Ada kalanya dalam tabel disisipkan gambar, misalnya tabel komposisi
bahan suatu herbal atau obat. Jika ada herbal yang dijadikan komposisi
dan demi memudahkan pembaca mengetahui bentuk fisik herbal
tersebut. Maka ditambahkan kolom khusus gambar.

Gambar yang akan dimasukan di dalam tabel sebaiknya dirapikan atau


diatur terlebih dahulu. Misalnya dibuat ukuran yang sama, antara
panjang dan tinggi di semua gambar yang akan masuk ke tabel. Kenapa?
Tujuannya adalah untuk membuat tampilan tabel lebih rapi dan enak
sekaligus mudah dibaca.

Jika ukuran gambar berbeda maka akan mempengaruhi ukuran kolom


dan baris. Sehingga membuat bentuk atau tampilan tabel menjadi tidak
beraturan. Jika data yang dimasukan tabel sedikit mungkin masih bisa
dipahami dan ditoleransi. Namun jika banyak, dijamin pembaca akan
dibuat pusing.

Jadi, atur dulu gambarnya agar sama dari segi ukuran dna jika
memungkinkan juga disamakan dari segi resolusi. Namun untuk resolusi
bisa diperhatikan jika gambar dalam tabel memang wajib jelas dan
jernih. Sehingga pembaca bisa melihat gambar dengan jelas tanpa
resiko salah tafsir.

Dari detail mengenai tata cara menulis tabel yang baik dan
benar yang dipaparkan di atas tentu bisa diketahui bahwa penulisan
tabel harus dibuat sebaik dan seteliti mungkin. Termasuk untuk urusan
kerapian. Tabel yang disusun serapi mungkin akan membuat tampilan
karangan atau suatu karya tulis menjadi lebih menarik dan tampak
profesional.

Karya tulis ilmiah tentu perlu mengedepankan kerapian tampilan


tulisan, tidak hanya dari kalimat dalam abstrak, pembuka, dan
kesimpulan saja melainkan juga dari tabel yang dimasukan ke dalamnya.
Tabel yang rapi akan membuat tulisan juga lebih mudah dipahami.
Sebab bentuk tabel yang amburadul tentu bisa menyebabkan salah
baca.

Oleh sebab itu, usahakan teliti pada saat membuat tabel dalam suatu
tulisan. Tidak peduli apakah tulisan tersebut sifatnya ilmiah atau non
ilmiah. Namun yang pasti memahami dan mempraktekan cara menulis
tabel yang baik dan benar adalah hal penting.

Cara Menulis Tabel Pada Karya


Ilmiah
7. Penulisan Tabel dan Gambar (peta dan grafik)

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan tabel dan gambar (peta dan grafik),yaitu:

a.Tabel diberi nomor urut dengan angka Arab (menunjukkan nomor urut tabel)

Contoh: Tabel 2. (merupakan tabel ke dua)

b.Tabel diberi judul di atas tabel dengan jarak 1 (satu) spasi. Jarak antara judul tabel
dengantabel 1 (satu) spasi.

c.Bila tabel atau gambar yang disajikan diambil atau dikutip dari suatu sumber tertentu,
makasumber ditulis di bawah tabel atau gambar dengan jarak 1 (satu) spasi dengan ukuran 10.

d.Sedapat mungkin tabel disajikan dalam satu halaman yang sama. Apabila tabel lebih dari
1halaman dan terpaksa harus diputus, maka dapat dilanjutkan dengan halaman
berikutnyanamun diberi keterangan lanjutan dan diberi judul tabel, dan judul kolom (kepala
tabel).

e.Penulisan data dengan angka desimal menggunakan tanda koma (,)

f.Gambar diberi nomor urut denngan angka Arab (menunjukkan nomor urut gambar)

Contoh: Gambar 2. (merupakan gambar ke dua)


g.Gambar diberi judul di bawah gambar dengan 1 (satu) spasi

h.Sumber data ditulis melekat di bawah gambar dengan jarak 1 (satu) spasi dengan ukuran 10

Contoh penulisan tabel :

Anda mungkin juga menyukai