Anda di halaman 1dari 7

PENERAPAN FUNGSI MATEMATIKA DALAM INVESTASI

SUPLEMEN MATERI FUNGSI MATEMATIKA DALAM EKONOMI


OLEH: SANTU R. PATIOLI,S.Pd
GURU SMA NEGERI 5 TANA TORAJA

1. Arti Investasi
Investasi yang lazim disebut juga dengan istilah penanaman modal atau
pembentukan modal merupakan komponen kedua yang menentukan tingkat
pengeluaran agregat. Tabungan dari sektor rumah tangga melalui institusi-
institusi keuangan akan mengalir ke sektor perusahaan. Apabila para pengusaha
menggunakan uang tersebut untuk membeli barang-barang modal, maka
pengeluaran tersebut dinamakan investasi. Dengan demikian istilah investasi
dapat diartikan sebagai pengeluaran penanam modal atau perusahaan yang
akan membeli barang-barang modal dan perlengkapan-perlengkapan produksi
untuk menambah kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang
tersedia dalam perekonomian. Pertambahan jumlah barang modal ini
memungkinkan perekonomian tersebut menghasilkan lebih banyak barang dan
jasa di masa yang akan datang. Adakalanya penanaman modal dilakukan untuk
menggantikan barang-barang modal yang lama yang telah aus dan perlu
didepresiasikan.
Yang digolongkan sebagai investasi, sebagai berikut:
1. Pembelian berbagai jenis barang modal, yaitu mesin-mesin dan peralatan
produksi lainnya untuk mendirikan berbagai jenis industri dan perusahaan.
2. Pengeluaran untuk mendirikan rumah tempat tinggal, bangunan kantor,
bangunan pabrik dan bangunan-bangunan lainnya.
3. Pertambahan nilai stok barang-barang yang belum terjual, bahan mentah
dan barang yang menjadi dalam proses produksi pada akhir tahun
penghitungan pendapatan nasional.
Jumlah dari ketiga jenis komponen investasi tersebut dinamakan invetasi
bruto, yaitu meliputi investasi untuk menambah kemampuan memproduksi dalam
perekonomian dan mengganti barang modal yang telah didepresiasikan. Apabila
investasi bruto dikurangi oleh nilai depresiasi maka akan didapat investasi netto.
2. Efisiensi Investasi Marjinal
Berdasarkan kepada jumlah modal yang akan ditanam dan tingkat
pengembalian modal yang diramalkan akan diperoleh, analisis makro ekonomi
membentuk suatu kurva yang dinamakan efisiensi investasi marjinal (marginal
eficiency of investment). Berdasarkan kepada hal-hal yang dihubungkannya,
efisiensi investasi marjinal dapat didefinisikan sebagai suatu kurva yang
menunjukkan hubungan di antara tingkat pengembalian modal dan jumlah modal
yang akan diinvestasikan.
Untuk memperjelas arti konsep efisiensi marjinal dalam Gambar 1
ditunjukkan satu contoh dari kurva efisiensi investasi marjinal (MEI). Sumbu
tegak menunjukkan tingkat pengembalian modal dan sumbu datar menunjukkan
jumlah investasi yang akan dilakukan.
Tingkat pengembalian modal

A
R0

R2 C

MEI
I0 I1 I2

Investasi (yang diperlukan)

Gambar 40. Efisiensi Modal Marjinal

Pada kurva MEI ditunjukkan tiga buah titik A, B dan C. Titik A


menggambarkan bahwa tingkat pengembalian modal adalah R 0 dan investasi I0.
Ini berarti titik A menggambarkan bahwa dalam perekonomian dapat dilakukan
kegiatan investasi yang akan menghasilkan tingkat pengembalian modal
sebanyak R0 atau lebih tinggi, dan untuk mewujudkan investasi tersebut modal
yang diperlukan adalah sebanyak I 0. Titik B dan C juga memberikan gambaran
yang sama. Titik B menggambarkan wujud kesempatan untuk menginvestasi
dengan tingkat pengembalian modal R 1 atau lebih, dan modal yang diperlukan
adalah I1. Dan Titik C menggambarkan untuk mewujudkan usaha yang
menghasilkan tingkat pengembalian modal sebanyak R 2 atau lebih diperlukan
modal sebanyak I2.

Fungsi Investasi
Kurva yang menunjukkan perkaitan di antara tingkat investasi dengan
tingkat pendapatan nasional dinamakan fungsi investasi. Bentuk fungsi investasi
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: (1) ia sejajar dengan sumbu datar, atau (2)
bentuknya naik ke atas ke sebelah kanan (yang berarti makin tinggi pendapatan
nasional, makin tinggi investasi). Fungsi atau kurva investasi yang sejajar
dengan sumbu datar dinamakan investasi otonomi dan fungsi investasi yang
semakin tinggi apabila pendapatan nasional meningkat dinamakan investasi
terpengaruh. Dalam analisis makro ekonomi biasanya dimisalkan bahwa
investasi perusahaan bersifat investasi otonom.

3. Kurva Permintaan Investasi


Dalam menganalisa penentu investasi, kita memusatkan pembahasan
terutama pada hubungan antara suku bunga dan investasi. Hubungan ini penting
karena suku bunga (dipengaruhi oleh bank sentral) merupakan instrumen utama
pemerintah dalam mempengaruhi investasi. Untuk menunjukkan hubungan
antara suku bunga dan investasi, para ekonom menggunakan skedul yang
disebut kurva permintaan investasi.
r, i
Penghasilan dari investasi suku bu nga

DI

B
(persen per tahun)

20

Skedul Permintaan akan Investasi

10 M’

5 M
DI
I
0 10 20 30 40 50 60 70

Pengeluaran investasi (milyar dolar)

Gambar 41. Investasi Bergantung pada Suku Bunga

Skedul permintaan untuk investasi downward-stepping memplot jumlah


dimana bisnis akan berinvestasi dengan masing-masing suku bunga. Setiap
langkah mewakili sekelompok investasi: proyek A mempunyai suku bunga yang
begitu tinggi sehingga jauh dari angkanya; langkah tertinggi yang dapat dilihat
adalah proyek B, seperti ditunjukkan pada sisi kiri atas. Dengan setiap suku
bunga, semua investasi maupun laba netto positif akan dijalankan.

Pergeseran dalam kurva permintaan investasi


Kita telah melihat bagaimana suku bunga mempengaruhi tingkat
investasi. Investasi juga dipengaruhi oleh kekuatan lain. Sebagai contoh, suatu
peningkatan dalam GDP akan menggerakkan kurva permintaan keluar, seperti
ditunjukkan dalam Gambar 42
Contoh ini sangat menyederhanakan penghitungan yang harus dibuat
oleh bisnis dalam keputusan-keputusan investasi yang sebenarnya. Biasanya,
investasi meliputi aliran laba yang tidak seimbang, depresiasi modal, inflasi,
pajak dan berbagai suku bunga atas dana yang dipinjam. Pembahasan ilmu
ekonomi mengenai pendiskontoan dan nilai kontan ditemukan dalam buku-buku
mengenai keuangan dan finansial.
Kita akan melihat nanti bahwa jika harga berubah, suku bunga riil tepat
digunakan, yang mewakili nominal atas suku bunga uang yang dikorekasi untuk
inflasi.
(a) output yang tinggi (b) pajak yang tinggi (c) eforia internet
r, i r, i r, i
Penghasilan dari investasi suku bu nga

Penghasilan dari investasi suku bu nga

Penghasilan dari investasi suku bu nga

DI DI
DI’ D I’ D I’
DI
I I I
0 0 0
Pengeluaran investasi Pengeluaran investasi Pengeluaran investasi

Gambar 42. Pergeseran dalam Fungsi Permintaan Investasi

Dalam skedul permintaan investasi (DI), pergeseran kurva permintaan investasi


merupakan dampak dari (a) tingkat GDP yang lebih tinggi, (b) pajak yang lebih
tinggi atas pendapatan modal, dan (c) ledakan eforia bisnis yang didorong oleh
antusiasme mengenai prospek-prospek untuk internet.

4. Fungsi Konsumsi, Tabungan dan Investasi


800 C = 100 + 0,75 Y

Konsumsi Agregat, C (milyar dolar)


700

400

250
200

45o

0 200 400 800 Y

Pendapatan agregat, Y (milyar dolar)


Penghematan Agregat, S

+ 100 S=Y-C
(milyar dolar)

+ 50
0
-50
-100

200 400 800

Pendapatan agregat, Y (milyar dolar)

Gambar 43. Menurunkan Fungsi Tabungan dari Fungsi Konsumsi


Karena S = Y – C, maka mudah untuk menarik fungsi tabungan. Sebuah
garis 45o yang ditarik dari titik asal (0) dapat digunakan sebagai alat yang tepat
untuk membandingkan konsumsi dan pendapatan secara grafis. Pada Y = 200,
konsumsi adalah 250. Garis 45 o menunjukkan kepada kita bahwa konsumsi itu
lebih besar daripada pendapatan yaitu sebesar 50. Dengan demikian, S = Y – C
= -50 lebih sedikit dibanding pendapatan sebesar 100. Dengan demikian,
S = 100 bila Y = 800.

60
Investasi direncanakan, I

50
(milyar dolar)

40

30
I = 25
20

10

Pendapatan agregat, Y (milyar dolar)

Gambar 44. Fungsi Investasi yang Direncanakan


Untuk sementara, kita akan mengasumsikan bahwa investasi yang
direncanakan itu tetap. Investasi itu tidak berubah bila pendapatan berubah,
dengan demikian grafiknya hanya sekedar garis horisontal.
a
800
Pengeluaran agregat yang direncanakan,
C+I
C + I (milyar dolar) C = 100 + 0,75 Y

500

125
100
25 I = 25

0 200 500 800

800 C+I
Pengeluaran agregat yang direncanakan

700
, C + I (milyar dolar)

500 Keseimbangan
Y=C+I

275
200
125

45o
0 200 500 800

Keluaran agregat, Y (milyar dolar)

Gambar 45. Keluaran Agregat Keseimbangan

Keseimbangan terjadi bila pengeluaran agregat yang direncanakan dan


keluaran agregat itu sama. Pengeluaran agregat yang direncanakan adalah
jumlah dari pengeluaran konsumsi dan pengeluaran investasi yang
direncanakan.
Akhirnya marilah kita cari tingkat pendapatan keseimbangan secara
aljabar. Ingatlah bahwa kita mengetahui hal berikut:
(1) Y = C + I (keseimbangan)
(2) C = 100 + 0,75 Y (fungsi konsumsi)
(3) I = 25 (investasi yang direncanakan
Dengan mensubstitusikan (2) dan (3) kita dapatkan
100+0
⏟ , 75 Y +25

Y= C + I

Hanya ada satu nilai Y yang memungkinkan pernyataan itu benar, dan kita dapat
menemukan nilai itu dengan menata kembali persamaan sebagai berikut:
Y – 0,75Y = 100 + 25
Y – 0,75 Y = 125
0,25 Y = 125
125
Y = 0,25 = 500
Tingkat pendapatan keseimbangan adalah 500.
Penghematan agregat dan investasi yang
direncanakan, S dan I (milyar dolar)

100

S
25 I
0

-100

100 200 300 400 500 600

Keluaran agregat, Y (milyar dolar)

Gambar 46. Pendekatan S = I terhadap Keseimbangan

Keluaran agregat akan sama dengan pengeluaran agregat yang direncanakan


hanya bila tabungan sama dengan investasi (S = I). Tabungan dan investasi
yang direncanakan itu sama ada Y = 500.
Yang secara aljabar ini berasal dari:
C = 100 + 0,75 Y
Maka S = 0,25Y – 100
S = I 0,25Y – 100 = 25
0,25 Y = 125
125
Y = 0,25
Y = 500

Anda mungkin juga menyukai