Anda di halaman 1dari 5

METODOLOGI MEMAHAMI ISLAM

Metode memahami Islam


Pemahaman Kekeliruan dalam
Islam memahami Islam METODE KAJIAN SUMBER POKOK ISLAM

Memahami Islam dari terjemahansumber


pokok, Memahami Islam dari sumber pokok
bahasa aslinya
Sumber pokok Islam 1. Salah tafsir ayat-
(Quran Hadist) dikaji ayat Al-Quran METODE PARA ULAMA AHLI
dan menimbulkan 2. Kekeliruan Ijtihad
Metode tafsir tahlili, tafsir ijmali, tafsir
perbedaan yang 3. Keliru dalam muqaran,tafsir maudhu’i
merupakan kekayaan, memahami dalil
keluwesan, fleksibilitas METODE DEPAG
ajaran Islam Metode : diakronis, singkronis
analitik,problem solving,empiris, deduktif

METODE TIPOLOGI : perbandingan


dengan agama lain
EVALUASI PEMBELAJARAN

1. Coba jelaskan bahwa metode merupakan aspek yang sangat penting dalam pemahaman dan pengenalan suatu ajaran.
Buktikan dengan contoh!
2. Anda sering melihat pengamalan agama yang berbeda-beda. Apakah perbedaan-perbedaan tersebut ada kaitan dengan
metode pemahaman? Coba cari buktiknya dalam pengalaman di masyarakat menurut yang anda amati.
3. Coba jelaskan macam-macam metode pengkajian dan pemahaman sumber pokok Islam berikut dengan langkah-
langkahnya.

Jawab :

1. Metode merupakan aspek yang sangat penting karena apabila metode yang digunakan kurang akurat atau salah maka
tidak akan didapatkan pemahaman yang sempurna sehingga pengenalan suatu ajaran pun kurang tepat karena
pendekatan yang salah. Maka dari itu metode merupakan kunci dalam membuka pemahaman yang benar dan
sempurna. Contohnya yaitu metode pengkajian yang dilakukan oleh para mujtahid kompeten yang sangat ketat dan
dikawal dengan ilmu-ilmu pendukung dan metode yang jelas. Pengkajian yang dilakukan dengan metode yang tepat
tersebut mengantarkan pada pemahaman pada suatu ajaran secara sempurna berbeda dengan pengkajian yang
dilakukan belakangan ini yang kehilangan ilmu pendukung dan metodologinya sehingga hasil kajiannya jauh dari solusi
akan tetapi malah menimbulkan kebingungan dan masalah baru dengan pemahaman dan pikiran yang aneh-aneh, tak
jarang hasil kesimpulan dari metode yang dilakukan tersebut malah berbanding terbalik dengan maksud ayat yang
sesungguhnya. Seperti yang dituturkan Al-Mauadudi bahwa ketidakpahaman seseorang dapat menjerumuskannya pada
pemahaman yang berbeda dengan maksud Al-Quran yang sesungguhnya. Maka dari itu metode merupakan aspek yang
sangat penting dalam pemahaman dan pengenalan suatu ajaran, karena apabila metodenya salah maka isinya hanya
tersampaikan sepotong-sepotong, tidak lengkap dan tidak terintegrasi yang nantinya akan menghasilkan pemahaman
yang keliru.
2. Ya, pengamalan agama yang berbeda-beda tersebut ada kaitannya dengan metode pemahaman dan juga bergantung
oleh dua faktor yaitu pertama, seberapa mendalam para ahlinya itu memahami agamanya, kedua, seberapa terampil
mereka menyajikan agama yang dipahaminya kepada masyarakat luas. Contohnya dalam pengalaman di masyarakat
yang pernah saya amati yaitu amalan shalat mengenai khunut. Ada yang meyakini rasul suka kunut dan ada yang
meyakini rasul tidak pernah kunut. Yang pada bahwasannya makna hadits yang sebenarnya yaitu “shalatlah kamu
sesuai apa yang kamu yakini tentang shalatku”. Jadi apabila yakin rasul suka kunut maka shalat kunutlah dan apabila
yakin rasul tidak suka kunut makan tidak kunut, shalatlah sesuai dengan keyakinan. Dengan contoh tersebut
membuktikan bahwa ajaran islam tersebut kaya, luwes, dan fleksibel. Ketika hadits ini dipahami oleh para ahli dan
dipahami dengan bahasa yang baik maka mereka menjadikannya sebagai dasar untuk bisa bersama-sama secara
harmoni dalam perbedaan.

3. Macam-macam metode pengkajian dan pemahaman sumber pokok Islam dengan langkah-langkahnya:

a. Memahami Islam dari terjemahan sumber pokok. Semua orang muslim diharapkan mampu mengkaji dan memahami
Islam walau hanya melalui terjemah. Tak sedikit orang-orang non muslim yang tertarik dan masuk Islam karena mengkaji
Islam dari terjemahan. Berikut rambu-rambu dalam mempelajari dari sumber pokok Islam terjemahan:

1) Hendaklah Anda memastikan niat yang tulus untuk memahami Islam yang benar, bukan untuk maksud lain di luar
kepentingan Islam.
2) Hendaklah Anda mengosongkan fikirannya dari asumsi atau fikiran-fikiran yang mendahului ayat, sehingga pengkajian
yang Anda lakukan bukan untuk mencari pembenaran terhadap fikiran yang suda Anda bentuk sebelumnya. Imam Ali Ra
berkata: "Biarkanlah Alquran bicara sendiri".
3) Siapkan diri dan fikiran Anda untuk menerima apapun yang disampaikan-Nya kepada melalui ayat. Jangan ada fikiran
untuk menolak atau meragukannya. Misalnya, Anda berkata dalam hati Anda: "Kalau maknanya sesuai dengan fikiran
atau harapan Anda, akan menerimanya.
4) Banyaklah berserah diri kepada Allah supaya bimbingan dan pertolongan-Nya tetap menyertai Anda dalam pengkajian
tersebut. Jangan sekali-kali Anda merasa bisa dan memastikan bahwa kemampuan Anda akan mampu menguak
rahasiah- rahasiah kitab Allah.
5) Sadari bahwa Anda sedang mengkaji makna dari terjemah. Karena itu, pemahaman makna harus dibatasi pada apa
yang nampak pada permukaan terjemah tersebut. Pengembangan makna selanjutnya (menafsirkan) harus dilakukan
dari bahasa aslinya.
6) Untuk memperoleh pemahaman yang lebih luas (komprehsi) Anda dapat menggunakan metode atau tekni muqaran
(perbandingan) atau maudhu'i (tematis). Dengan metode mugaran, Anda dapat membandingkan pemahaman Anda dari
Satu ayat dengan ayat lain yang searah, atau membandingkan pemahaman Anda dari satu tafsir dengan tafsir lain
tentang ayat yang sama. Selanjutnya Anda dapat menarik kesimpulan dari hasil analisis Anda. Dengan metode
maudhu'i, Anda dapat memunculkan tema tentang ayat yang Anda kaji dan selanjutnya dihubungkan dengan ayat-ayat
lain yang memiliki tema yang sama. Akhirnya Anda dapat menarik kesimpulan yang komprehensif dari kajian tersebut.
Metode ini akan dijelaskan kemudian secara lebih rinci.
7) Pastikan Anda memiliki guru yang Anda percayai memiliki keahlian dalam penafsiran Alquran. Ketika Anda mendapat
kesulitan Anda dapat bartanya atau dengan guru tersebut. Syarat minimal guru tersebut adalah memiliki kemampuan
bahasa Arab yang baik, di mana ia mampu mengaplikasikan kaidah- kaidah kebahasaan dalam mengungkap rahasiah
susunan Alquran. Anda harus hormat kepadanya, tapi tetap harus memandangnya sebagai manusia biasa. Betatpun ia
hebat, cerdas dan luas ilmunya, ia tetap manusia yang memiliki kemungkinan benar atau salah. Jangan sekali-kali Anda
mengkultuskan atau menthoghutkannya. Ciri orang yang menthoghutkan gurunya adalah suka memutlakkan fikiran
gurunya dan tidak akan mau mendengarkan kebenaran atau fikiran dari ahli lain. Alquran surat al-Zumar ayat 17-18
mengingatkan kita dengan sangat tegas: "Dan orang-orang yang menjauhi thaghut (yaitu) tidak menyembanya dan
kembali kepada Allah, bagi mereka berita gembira; sebab itu sampaikanlah berita gembira itu kepada hamba-hanmba-
Ku; (yaitu) orang-orang yang mendengarkan perkataan-perkatan (pendapat) lalu mengikuti yang paling baik di
antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah dan mereka itulah orang-orang yang
mempunyai akal".
8) Apabila Anda sudah menthoghutkan guru Anda, maka Anda tidak akan mau mendengar sekalipun yang menentang
atau bersebrangan dengan fikiran Anda itu ayat Alquran yang sangat jelas maknanya. Itulah bahayanya mengkultuskan
atau menthaghutkan manusia. Sifat fanatik, mengkultuskan, atau menthaghutkan guru akan menjadi aqfal (tabir yang
menutupi hati. Alquran mengingatkan "Maka apakah mereka tidak merenungkan Al Quran ataukah pada hati mereka
terdapat tutup-tutup (akfal)?
b. Memahami Islam dari sumber pokoknya melalui bahasa aslinya. Sebagian besar rambu-rambu di atas berlaku pula untuk
pengkajian ini, terutama kalau sekedar membaca tafsir yang ada dalam bahasa Arab. Tapi apabila Anda ingin memahaminya
langsung melalui pengkajian Anda secara mandiri, atau Anda ingin mengembangkan dan menemukan makna baru, maka Anda
perlu memperhatikan hal-hal berikut ini:

1) Menguasai bahasa Arab dengan berbagai cabang kajiiannya sampai masalah-masalah yang berkaitan dengan uslub dan gaya
bahasanya (balaghah).

2) Menguasai ulumul quran lainnya yang berhubungan langsung dengan alquran, seperti asbab nuzul, nasihk mansukh, dan lain
sebagainya.

3) Memahami ilmu-ilmu bantu, yakni berbagai cabang ilmu yang diisyaratkan oleh Alquran, seperti ilmu fisika, biologi, sosiologi,
psikologi dan lain sebagainya. Ilmu tersebut diperlukan sebagai ilmu bantu untuk memahami ayat yang menyiti cabang ilmu
tersebut. Ada ayat-ayat yang sulit dipahami secara detail bila tidak didekati oleh ilmu bantu yang berkaitan.

4) Perlu membaca tafsir-tafsir yang ada, terutama tafsir yang memiliki orientasi kajian sama.. Membaca di sini bukan sekedar
memahami kandungan maknanya, tetapi harus mampu memahami "wajhul istidlar"-nya, yakni jalan fikiran ata alasan bagaimana
makna itu diturunkan dari ayat. Dengan memahami wajhul istidla" tersebut, kemudian Anda dapat membandingkannya dengan
"wajhul istidlar" yang dikemukakan oleh tafsir lain yang berbeda penafsirannya, di sanalah Anda bisa melihat kemungkinan adanya
makna atau wajhul istidlal yang lain. Kemungkinan Anda menemukan makna baru harus dipastikan setelah Anda

menjelajah tafsir-tafsir yang ada.

Anda mungkin juga menyukai