Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“Karakteristik Agen-Agen Infeksius : Virus, Jamur, Bakteri, Parasit, Riketsia,
Clamidia”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah
Ilmu Keperawatan Dasar II .
Bagi kami sebagai penyusun dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan karna keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami untuk itu kami
sanggat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah.
Pontianak, November
2021
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar…………………………………………………………. I
Daftar Isi………………………………………………………………… Ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………. 1
A. Latar Belakang…………………………………………………….. 1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………. 2
C. Tujuan……………………………………………………………… 2
BAB II TINJAUAN TEORI…………………………………………… 3
A. Infeksi pada Agen-agen Infeksius ………………………………. 3
1. Virus …………………………………………………………. 3
2. Bakteri ……………………………………………………….. 6
3. Jamur ………………………………………………………… 9
4. Parasit ………………………………………………………... 10
5. Riketsia……………………………………………………….. 12
6. Clamidia ……………………………………………………… 12
BAB III PENUTUP…………………………………………………….. 14
A. Kesimpulan………………………………………………………… 14
B. Saran……………………………………………………………….. 14
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
.Tubuh manusia tidak mungkin terhindar dari lingkungan yang
mengandung mikroba pathogen disekelilingnya. Mikroba tersebut dapat
menimbulkan penyakit infeksi pada manusia. Mikroba patogen yang ada
bersifat poligenik dan kompleks. Oleh karena itu respon imun tubuh manusia
terhadap berbagai macam mikroba patogen juga berbeda. Umumnya
gambaran biologic spesifik mikroba menentukan mekanisme imun mana yang
berperan untuk proteksi.
Tubuh manusia akan selalu terancam oleh paparan bakteri, virus, parasit,
radiasi matahari, dan polusi. Stress emosional atau fisiologis dari kejadian ini
adalah tantangan lain untuk mempertahankan tubuh yang sehat..pada makalah
ini kami akan membahasa tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
pejamu,hubungan mikroorganisme dengan pejamu dan kondisi yang
melemahkan pertahanan pejamu dalam melawan mikroorganisme.
Sistem imun bekerja untuk melindungi tubuh dari infeksi oleh
mikroorganisme, membantu proses penyembuhan dalam tubuh dan
membuang atau memperbaiki sel yang rusak apabila terjadi infeksi atau
cidera. Sistem imun mengenali dan mengeliminasi sel pejamu yang telah
dipengaruhi oleh virus intra sel. Perubahan pada respon imun dapat
menyebabkan timbulnya serangan terhadap sel-sel tubuh sendiri, atau ketidak
kemampuan bersespon dan menyembuhkan tubuh dari infeksi( Corwin, J.
Elizabeth, 2009 ).
Infeksi terjadi karena adanya interaksi antara mikroorganisme dengan
hospes. Staphylococcus aureus merupakan patogen mayor pada manusia.
Hampir setiap orang mempunyai tipe infeksi S. aureus selama hidupnya,
dengan tingkat keganasan yang berbeda mulai dari infeksi kulit minor sampai
infeksi yang dapat mengancam jiwa serta setiap jaringan atau alat tubuh dapat
diinfeksi oleh bakteri ini dan menyebabkan penyakit dengan tanda-tanda yang
1
2
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan agen Infeksius ?
2. Bagaimana Karakteristik Agen-agen Infeksius ?
C. Tujuan
1. Agar dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan agen infeksius
2. Agar dapat mengetahui Karakteristik Agen-agen infeksius
BAB II
TINJAUAN TEORI
3
4
asing dan patogen yang disebut sebagai sistem imun. Respon imun
timbul karena adanya reaksi yang dikoordinasi sel-sel, molekul-molekul
terhadap mikroba dan bahan lainnya. Sistem imun terdiri atas sistem
imun alamiah atau non spesifik (natural/ innate/ native) dan didapat atau
spesifik (adaptive/ acquired). Baik sistem imun non spesifik maupun
spesifik memiliki peran masing-masing, keduanya memiliki kelebihan
dan kekurangan namun sebenarnya kedua sistem tersebut memiliki kerja
sama yang erat (Hermiyanti, 2011).
patogenesitas pada tingkat seluler dimulai dengan lisisnya sel, sel pecah
dan mengakibatkan kematian sel. Pada hewan dan manusia, bila terjadi
kematian banyak sel dalam tubuh karena infeksi virus, maka efek penyakit
virus akan terjadi. Walaupun virus menyebabkan terjadinya gangguan
kesehatan, pada kondisi tertentu kehadiran virus dalam tubuh tidak
menyebabkan gejala apapun (periode laten). Beberapa jenis virus dapat
hidup lama dalam tubuh penderita atau disebut infeksi kronis. Pada kondisi
tersebut virus terus bereplikasi sehingga menimbulkan reaksi pertahanan
tubuh dalam tubuh penderita, hal ini terjadi pada beberapa virus seperti:
HIV,virus hepatitis B dan virus hepatitis C. Orang yang menderita
penyakit tersebut dinamakan karier, dia menyimpan virus dalam tubuhnya
dan dapat ditularkan pada orang lain yang peka (Hermiyanti, 2011). Peran
Virus yaitu sebagai berikut :
2. Bakteri
Cara bakteri menginfeksi organisme adalah dengan melakukan
penetrasi yaitu dengan cara melubangi membran sel dengan menggunakan
enzim, setelah itu bakteri akan memulai mereplikasi materi genetik dan
selubung protein, kemudian bakteri akan memanfaatkan organel-organel
sel, kemudian sel mengalami lisis. Proses-proses pada siklus lisogenik:
7
reduksi dari siklus litik ke profage (dimana materi genetiak bakteri dan sel
inang bergabung), bakteri mengalami pembelan binner, dan profage keluar
dari kromosom bakteri.
Siklus litik:
1. Waktu relatif singkat
2. Menonaktifkan bakteri
3. Berproduksi dengan bebas tanpa terikat pada kromosom bakteri
Siklus lisogenik :
a. Klasifikasi Bakteri
4. Parasit
Penularan Parasit tergantung pada sumber atau reservoir infeksi, dan cara
penularannya.
a. Sumber infeksi
1. Manusia
Manusia merupakan sumber atau perantara terbesar infeksi
parasitik (contohnya taeniasis, amoebiasis, dan lain-lain). Suatu
kondisi dimana infeksi ditularkan dari satu orang ke orang lain
disebut antroponisis.
2. Hewan
Dalam banyak penyakit parasit, hewan berperan sebagai sumber
infeksi. Suatu keadaan dimana infeksi ditularkan dari hewan ke
manusia disebut zoonosis (misalnya, hidatidiasis).
b. Cara Penularan
Penularan parasit dari satu host ke host yang lain, disebabkan oleh
bentuk parasit tertentu dikenal sebagai stadium infeksi. Stadium
infeksi pada berbagai parasit ditularkan dari satu host ke host yang
lain dalam beberapa cara berikut:
11
5. Riketsia
Riketsia merupakan golongan bakteri, karena itu riketsia memiliki
sifat yang sama dengan bakteri, termasuk bakteri Gram negatif. Riketsia
mempunyai enzim yang penting untukmetabolisme. Dapat mengoksidasi
asam piruvat, suksinat, dan glutamat serta merubah asam glutamat menjadi
asam aspartat.riketsia tumbuh dalam berbagai bagian dari sel. Riketsia
prowazekii dan Riketsia typhi tumbuh dalam sitoplasma sel. Sedangkan
golongan penyebab spotted fever tumbuh di dalam inti sel. Riketsia dapat
tumbuh subur jika metabolisme sel hospes dalam tingkat yang rendah,
misalnya dalam telur bertunas pada suhu 320 C. Pada umumnya riketsia
dapat dimatikan dengan cepat pada pemanasan danpengeringan atau oleh
bahan-bahan bakterisid. Penyakit riketsia berkembang setelah menginfeksi
melalui kulit atau sistem pernafasan. Caplak dan tungau menularkan agen
penyebab spott fever dan scrub typhus melalui gigitan secara langsung
kedalam kulit. Kutu dan pinjal menularkan epidemic dan murine typhus
melalui feses yang terinfeksi kemudian masuk ke kulit. Ricketsiae dari Q-
fever masuk melalui sistem pernafasan ketika debu yang terinfeksi
terhirup. Rickettsiae memperbanyak diri dalam sel endotel pembuluh
13
6. Clamidia
Clamidia termasuk bakteri, memiliki ribosom, RNA, dan DNA,
dinding sel dari peptidoglikan yang mengandung asam muramat. Dikenal
juga dengan Miyagawanellla atau Bedsonia, termasuk Gram negatif,
berukuran 0,2-1,5 mikron, berbentuk sferis, tidak bergerak dan merupakan
parasit intrasel obligat.
Clamidia mempunyai 2 jenis antigen yaitu antigen grup dan antigen
spesies. Keduanya terdapat di dalam dinding sel. Clamidia dapat dibeda-
bedakan atas dasar patologenitas dan jenis hospes yang diserangnya. Dua
spesies yang terpenting adalah Clamidia psittaci, membentuk badan iklusi
intrasitoplasma yang tersebar secara difus dan tidak mengandung glikogen.
Penyebab penyakit Psitttacosis pada manusia, omitosisi pada burung dan
lain-lain. Clamidia trachomatis, membentuk badan iklusi intrasitoplasma
yang padat dan mengandung glikogen. Dapat menyebabkan pneumonitis
pada tikus. Pada manusia dapat menyebabkan penyakit trachoma,
konjungtivitas induksi, nonspesifik, salpingitis, servistik, dan pneumonitis.
Chlamydophila mempunyai siklus hidup cukup unik dengan tidak
memiliki sistem enzim, sehingga kuman ini merupakan parasit intraseluler
yang obligat. Bentuk infeksius mikroorganisme ini disebut badan elemen,
berukuran kecil, tebal dan bundar berdiameter 250–300 nm. Beberapa jam
setelah fagositosis oleh sel inang, chlamydophila membesar menghasilkan
suatu badan retikuler berdiameter kira-kira 400–600 nm. Badan retikuler
memperbanyak diri di dalam sel inang melalui pembelahan, menghasilkan
unit lebih kecil yang merupakan cikal bakal dari badan elemen yang
infeksius. Pada umumnya chlamydophila unggas membutuhkan waktu ±
14
PENUTUP
A. Kesimpulan
Proses penyebaran atau mekanisme agen-agen infeksius yang dapat
menginfeksi atau menimbulkan penyakit pada manusia maupun hewan
dengan cara penularannya seperti virus hanya dapat memperbanyak diri jika
berada di dalam suatu sel inang yang sesuai. Jika berada di luar sistem selular,
virus tidak mampu memperbanyak diri karena tidak mempunyai sistem enzim
yang dapat digunakan untuk sintesis partikel virus yang baru. Bakteri
menginfeksi organism dengan melakukan penetrasi melalui cara melubangi
membran sel dengan menggunakan enzim, setelah itu bakteri memulai
mereplikasi materi genetik dan selubung protein, kemudian bakteri akan
memanfaatkan organel-organel sel, kemudian sel mengalami lisis. Pada jamur
yang menyerang kulit, bila lapisan lemak pelindung rusak atau keseimbangan
mikroorganisme terganggu, maka spora-spora dan fungi dapat dengan mudah
mengakibatkan infeksi terutama pada kulit yang lembab. Penularan parasit
tergantung pada sumber atau reservoir infeksi, dan cara penularannya.
Penyakit rikettsial berkembang setelah menginfeksi melalui kulit atau sistem
pernafasan. Pada Clamidia badan retikuler memperbanyak diri di dalam sel
inang melalui pembelahan, menghasilkan unit lebih kecil yang merupakan
cikal bakal dari badan elemen yang infeksius.
B. Saran
Infeksi dapat ditimbulkan karena adanya agen infeksius yang menyerang
tubuh manusia, baik secara langsung maupun melalui perantara. Agen
infeksius tersebut terdiri dari virus, bakteri maupun jamur. Cara penularannya
juga ada berbagai macam seperti kontak langsung, tidak langsung, dan lain
lain. Maka dari itu sebagai individu yang peduli kita harus mencegah
penularan agen infeksius agar tidak menular kepada individu lainnya. Karena
mencegah lebih baik daripada mengobati.
15
DAFTAR PUSTAKA