1
DESKRIPSI SINGKAT
2
begitu diperhatikan. Hal ini biasanya terlihat dari berubahnya
kualitas air sungai yang melintasi wilayah yang ada di sekitar
wilayah tersebut. Sedangkan bagi sebagian warga kecil, masih
ditemukan warga yang masih menggunakan sungai untuk
mandi, dan mencuci. Sehingga banyak warga yang terkena
penyakit kulit akibat melakukan aktivitas mandi cuci di sungai.
Begitu juga masalah air limbah ini, yang ada pada Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP), seperti Puskesmas ataupun
Klinik, semua harus memenuhi syarat agar tidak terjadi seperti
kasus air limbah tangga yang langsung mengalir ke sungai begitu
saja, karena itu sangat beresiko sekali mencemari badan air dan
menjadi faktor penularan penyakit bagi masyarakat.
Oleh karena itu, perlu adanya pengolahan limbah Cair ini secara
tepat dan benar agar tidak mencemari lingkungan.
3
Seringkali yang terjadi Sanitarian tidak dilibatkan dalam proses
perencanaan IPAL itu sendiri, begitu pula dalam
pengoperasiannya Sanitarian juga tidak atau belum pernah
diberikan bekal metode cara pengoperasian IPAL tersebut saat
instalasi tersebut dipasang, sehingga kondisi inilah yang
menjadikan banyak gagalnya IPAL di lapangan khususnya bagi
Puskesmas dan Rumah Sakit yang ada di Indonesia saat ini.
4
TUJUAN PEMBELAJARAN
A. Tujuan Pembelajaran Umum
5
POKOK BAHASAN DAN SUB
POKOK BAHASAN
Pokok bahasan materi inti 4 Perencanaan dan Desain IPAL Domestik
dalam modul ini dibagi menjadi Pokok Bahasan dan sub Pokok
Bahasan:
6
METODA DAN ALAT BANTU
PEMBELAJARAN
Dalam proses pembelajaran ini Metoda dan Alat Bantu
Pembelajaran sebagai berikut:
Metoda:
Metoda yang akan digunakan oleh Fasilitator dalam memfalitasi
peserta latih meliputi: Ceramah, Diskusi, tanya jawab dan Hearing
pengalaman serta latihan penugasan dalam desain IPAL dan
perhitungan RAB IPAL.
Alat Bantu:
Untuk alat bantu yang akan digunakan oleh fasilitator dalam proses
pembelajaran ini meliputi: LCD Projector, Audio Visual IPAL, Video
tentang IPAL serta Maket IPAL yang ada.
7
LANGKAH-LANGKAH PROSES
PEMBELAJARAN
Dalam proses pembelalajaran selanjutnya, pokok bahasan dan
masing-masing sub pokok bahasannya akan diuraikan secara
berurutan oleh Fasilitator kepada peserta pelatihan. Di lain pihak
peserta latih akan mendengar, mencatat dan mengikuti arahan dan
petunjuk Fasilitator. Proses pembelajaran ini akan dikemukakan
sesuai langkah-langkah sebagai berikut:
8
Langkah 3: Jelaskan pada peserta tentang topik-topik yang akan
dibicarakan dalam sesi ini. Tanyakan pada peserta
mengapa topik-topik ini penting untuk dibicarakan dan
didiskusikan dan apa kaitannya dengan tugas dan fungsi
keseharian peserta di tempat tugas. Jelaskan tujuan sesi
dengan menggunakan slide presentasi
9
Langkah 3: Melalui slide lakukan Curah pendapat: apakah ada
pengaruh terhadap produksi jika alat dan mesin
sudah kurantg bagus dan tidak memebuhi standart?
Lakukan eksplorasi dalam kelas
10
Langkah 8: Tampilkan slide gambar-gambar yang dapat
direspon peserta sehingga dapat menggambarkan
metode kerja yang benar daam industri rumahan.
Lakukan curah pendapat.
11
SESI 3 JENIS DAN MODEL IPAL DOMESTIK:
2.1 JENIS IPAL DOMESTIK
2.2 MODEL IPAL DOMESTIK
2.3 CONTOH-CONTOH IPAL DOMESTIK
12
peserta diminta berkomentar, mengapa terjadi
demikian, seharusnya bagaimana? Lakukan refleksi
Langkah 6: Peserta diminta memberikan contoh-contoh dan
dampak akibat pencetakan produksi rumahan yang
tidak memenuhi syarat kesehatan. Apa dampaknya
dan bagaimana mencegahnya.
13
Langkah10: Tampilkan slide gambar-gambar yang dapat
menunjukkan betapa penting keseluruhan input
dalam Komponen proses produksi itu sangat
penting. Lakukan curah pendapat tentang apa yang
akan terjadi jika dalam salah satu input itu tidak
dipatuhi?. Apa yang seharusnya dibuat agar tidak
terjadi suatu kesalahan?
Buat kesimpulan dan rangkuman materi sesi ini.
14
Langkah 3: Melalui slide lakukan Curah pendapat: apakah ada
pengaruh yang bermakna antara “bahan
baku/tambahan/campuran yang baik dan tidak
baik”?. Lakukan eksplorasi mendalam.
15
Langkah 8: Tampilkan slide gambar: “Rangkaian Proses Kerja
dalam industri rumahan”. yang baik dan tidak baik,
peserta diminta berkomentar, mengapa terjadi
demikian? dan seharusnya bagaimana? Berikan
contohnya
16
URAIAN MATERI
POKOK
KARAKTERISTIK
BAHASAN 1
Pokok Bahasan 1.
17
Pemilihan proses pengolahan air limbah domestik yang
digunakan didasarkan atas beberapa kriteria yang dinginkan
oleh pengguna sebagian besar diantaranya yaitu antara lain:
a) Efisiensi pengolahan dapat mencapai standar baku mutu air
limbah domestik yang disyaratkan.
b) Pengelolaannya harus mudah.
c) Lahan yang diperlukan tidak terlalu besar.
d) Konsumsi energi sedapat mungkin rendah.
e) Biaya operasinya rendah.
f) Lumpur yang dihasilkan sedapat mungkin kecil.
g) Dapat digunakan untuk air limbah dengan beban BOD yang
cukup besar.
h) Dapat menghilangkan padatan tersuspensi (SS) dengan
baik.
i) Dapat menghilangkan amoniak sampai mencapai standar
baku mutu yang berlaku.
j) Perawatannya mudah dan sederhana.
18
Keunggulan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Komunal:
a) Lahan yang dibutuhkan sedikit karena dibangun di bawah
tanah
b) Biaya pengoperasian dan perawatan mudah dan mudah.
c) Efisiensi pengolahan limbah tinggi
19
Tabel 3.1. Contoh Karakteristik Air Limbah
HASIL BAKU
PARAMETER
ANALISA MUTU
BOD (Biologycal Oxygen 300 mg/L 50 mg/L
Demand)
COD (Chemycal Oxygen 300 mg/L 80 mg/L
Demand)
TSS (Total Suspended Solid) 300 mg/L 30 mg/L
Sumber: PermenLH No. 5 Tahun 2014
20
mengendapkan partikel lumpur, pasir dan kotoran organik
tersuspensi. Selain sebagai bak pengendapan, juga berfungsi
sebagai bak pengurai senyawa organik yang berbentuk padatan,
sludge digestion(pengurai lumpur) dan penampung lumpur.
Air limpasan dari bak pengendap awal selanjutnya dialirkan ke
bak kontaktor anaerob (biofilter Anaerob) dengan arah aliran dari
atas ke bawah. Di dalam bak kontaktor anaerob tersebut diisi
dengan media khusus dari bahan plastik tipe sarang tawon. Jumlah
bak kontaktor anaerob terdiri dari dua buah ruangan. Penguraian
zat-zat organik yang ada dalam air limbah dilakukan oleh bakteri
anaerobik atau fakultatif aerobik. Setelah beberapa hari operasi,
pada permukaan media filter akan tumbuh lapisan film mikro-
organisme. Mikroorganisme inilah yang akan menguraikan zat
organik yang belum sempat terurai pada bak pengendap.
Air limbah dari bak kontaktor (biofilter) anaerob dialirkan ke bak
aerob. Di dalam bak kontaktor aerob ini diisi dengan media
khusus dari bahan plastik tipe sarang tawon, sambil diaerasi atau
dihembus dengan udara sehingga mikro organisme yang ada akan
menguraikan zat organik yang ada dalam air limbah serta tumbuh
dan menempel pada permukaan media. Dengan demikian air limbah
akan kontak dengan mikro-orgainismeyang tersuspensi dalam air
maupun yang menempel pada permukaan media yang mana hal
21
tersebut dapat meningkatkan efisiensi penguraian zat organik,
serta mempercepat proses nitrifikasi, sehingga efisiensi
penghilangan amonia menjadi lebih besar. Proses ini sering
dinamakan Aerasi Kontak (Contact Aeration). Dari bak aerasi, air
dialirkan ke bak pengendap akhir. Di dalam bak ini lumpur aktif yang
mengandung mikroorganisme diendapkan dan sebagian air dipompa
kembali ke bagian bak pengendap awal dengan pompa sirkulasi
lumpur.
Sedangkan air limpasan (outlet/over flow) sebagian dialirkan ke
bak yang ditanami ikan, dan sebagian lagi dialirkan ke bak
khlorinasi/kontaktor khlor. Di dalam bak kontaktor khlor ini air
limbah dikontakkan dengan senyawa khlor untuk membunuh
mikroorganisme patogen. Penambahan khlor bisa dilakukan
dengan menggunakan khlor tablet atau dengan larutan kaporit
yang disuplai melalui pompa dosing. Air olahan, yakni air yang keluar
setelah proses khlorinasi dapat langsung dibuang ke sungai atau
saluran umum. Dengan kombinasi proses anaerob dan aerob
tersebut selain dapat menurunkan zat organik (BOD, COD), amonia,
padatan tersuspensi (SS), phospat dan lainnya dapat juga turun
secara signifikan.
22
Skema proses pengolahan air limbah domestik dengan sistem biofilter anaerob-aerob dapat dilihat pada Gambar 3.1.
Air Limbah
Dari Dapur
Air Limbah
Dari Kamar
Mandi
Air Limbah
Dari Proses
Lain-Lain
Gambar 3.1. Skema Proses Pengolahan Air Limbah Domestik Sistem Biofilter Anaerob-Aerob
23
Desain Teknis IPAL Domestik
PROFIL HIDROLISIS
Gambar 3.2. Denah Dan Potongan IPAL Limbah Domestik Sistem Biofilter
Anaerob-Aerob
24
Gambar Desain IPAL Domestik
25
Gambar Potongan Samping
26
2.3 PERHITUNGAN KAPASITAS:
a. Kapasitas IPAL Domestik yang Direncanakan
Kapasitas Pengolahan : 150 m3/hari
: 6,25 m3/jam
: 104,17 L/menit
BOD Air Limbah rata-rata : 300 mg/L
Konsentrasi SS : 300 mg/L
Total Efisiensi Pengolahan : 90-95%
BOD Air Olahan : 20 mg/L
SS Air Olahan : 20 mg/L
b. Kriteria Perencanaan Sistem Penyaluran Air Limbah
Perencanaan Sistem Penyaluran Air Limbah Domestik antara
lain:
a. Penentuan tahun pemakaian selama 5 Tahun.
b. Penentuan blok pelayanan
c. Perhitungan debit air limbah
d. Perhitungan pembebanan saluran
e. Perhitungan dimensi pipa
f. Perhitungan penanaman pipa
g. Perhitungan dan penentuan bangunan pelengkap
Perencanaan debit air limbah dihitung dengan cara
sebagai berikut .
27
Jumlah penduduk = 104 orang
Pemakaian air bersih = 100 l/org.hari
Pemakaian air limbah = 80% × pemakaian air bersih.
Faktor puncak (fp) = 3,34
Luas daerah = 0,8 Ha
28
Kedalaman pipa akhir = elevasi tanah awal – elevasi akhir
pipa
29
Berikut komponen untuk menghitung RAB:
1. Uraian pekerjaan yang dibagi berdasarkan jenis pekerjaan.
Contoh: pekerjaan persiapan, galian, dan urugan dan
pekerjaan pondasi beton. Setiap bagian uraian pekerjaan
memiliki rincian pekerjaan lainnya yang lebih detail.
2. Volume pekerjaan yang memiliki arti satuan yang digunakan
untuk pengukuran suatu objek. Volume pekerjaan umumnya
dapat dihitung dalam satuan meter persegi (m2), meter
kubik (m3), titik, atau unit.
3. Satuan unit dari pekerjaan atau bahan bangunan. Contoh:
m1, m2, m3, unit, atau titik.
4. Harga satuan pekerjaan yang dapat dipisah menjadi dua
bagian, harga jasa atau harga jasa berikut materialnya.
Setelah mengetahui volume pekerjaan, Anda tinggal
mengalikannya dengan harga satuan pekerjaan.
5. Total upah pekerja yang didapatkan dari biaya per jam x
estimasi waktu pekerjaan x total pekerja.
6. Total material bahan bangunan.
7. Total atau jumlah harga yang didapatkan dari penjumlahan
total upah dengan total material atau perkalian volume
dengan total upah.
30
Cara Menghitung RAB Secara Umum
Dalam menghitung RAB ada banyak item pekerjaan yang harus
disertakan. Oleh karena itu, dalam pembuatan RAB diperlukan
ketelitian. Mengacu pada penjelasan mengenai komponen yang
harus ada di dalam RAB, ada lima langkah yang harus Anda
perhatikan dalam menghitung RAB.
31
• Menghitung Volume Pekerjaan
Langkah berikutnya adalah menghitung volume pekerjaan.
Penghitungan ini dilakukan dengan cara menghitung
banyaknya volume pekerjaan dalam satu satuan, misalkan
per m2, m3, atau per unit. Volume pekerjaan nantinya
dikalikan dengan harga satuan pekerjaan, sehingga
didapatkan jumlah biaya pekerjaan.
32
pekerjaan pembuatan pondasi batu kali adalah 10m3 x Rp.
350.000= Rp. 3.500.000.
• Rekapitulasi
Langkah terakhir dalam membuat RAB adalah membuat
bagian rekapitulasi. Rekapitulasi adalah jumlah total masing-
masing sub pekerjaan, seperti pekerjaan persiapan,
pekerjaan pondasi, atau pekerjaan beton. Kedua sub
pekerjaan tersebut dapat diuraikan lagi secara lebih detail.
Setiap pekerjaan kemudian ditotalkan sehingga didapatkan
jumlah total biaya pekerjaan. Di dalam menghitung biaya
rekapitulasi ini, juga bisa dimasukkan biaya tambahan dan
pajak.
33
TIM PENYUSUN
1. Ir. Miftahurrohim, Mkes
DAFTAR PUSTAKA
Pedoman Teknis Instalasi Pengolahan Air Limbah Dengan Sistem
Biofilter Anaerob Aerob Pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan,
Kementerian Kesehatan RI, 2011
34