Anda di halaman 1dari 34

Materi Inti 3

Perencanaan Usulan Pengolahan


Limbah Cair di Fasyankes

1
DESKRIPSI SINGKAT

Perkembangan di suatu wilayah baik di wilayah pedesaan


maupun perkotaan menuntut fasilitas infrastruktur yang lebih
meningkatkan kenyamanan dan kesehatan semua ekosistem
yang ada di wilayah tersebut, mengingat dengan semakin
meningkatnya jumlah penduduk menjadikan wilayah tersebut
akan padat aktifitas dan padat produksi sampah ataupun
limbah. Salah satu infrastruktur yang penting dibidang
perumahan dan pemukiman dikaitkan dengan isu lingkungan
adalah penyediaan sistem pengolahan air limbah.
Permasalahan pencemaran limbah masih menjadi masalah
utama di wilayah kita, karena semua warga memiliki saluran
pembuangan limbah yang dibuang secara langsung ke sungai
yang melintas diwilayah tersebut.
Di setiap rumah sebagian besar warga memiliki septictank
dan pembuangan air yang langsung dibuang ke sungai tanpa
pengolahan terlebih dahulu. Pada dasarnya, warga setempat
tidak menyadari dampak akibat pembuangan langsung
tersebut. Sehingga perencanaan pembuatan IPAL ini tidak

2
begitu diperhatikan. Hal ini biasanya terlihat dari berubahnya
kualitas air sungai yang melintasi wilayah yang ada di sekitar
wilayah tersebut. Sedangkan bagi sebagian warga kecil, masih
ditemukan warga yang masih menggunakan sungai untuk
mandi, dan mencuci. Sehingga banyak warga yang terkena
penyakit kulit akibat melakukan aktivitas mandi cuci di sungai.

Begitu juga masalah air limbah ini, yang ada pada Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP), seperti Puskesmas ataupun
Klinik, semua harus memenuhi syarat agar tidak terjadi seperti
kasus air limbah tangga yang langsung mengalir ke sungai begitu
saja, karena itu sangat beresiko sekali mencemari badan air dan
menjadi faktor penularan penyakit bagi masyarakat.

Oleh karena itu, perlu adanya pengolahan limbah Cair ini secara
tepat dan benar agar tidak mencemari lingkungan.

Beberapa fakta di lapangan IPAL di suatau Puskesmas atau


Rumah Sakit itu keberadaannya bukan karena perencanaan
namun lahir dari suatu pengadaan. Inilah yang menjadi
kendala dan masalah di lapangan bagi tenaga Sanitarian, yang
bertanggung jawab menangani IPAL di instansi atau Unit
kerjanya.

3
Seringkali yang terjadi Sanitarian tidak dilibatkan dalam proses
perencanaan IPAL itu sendiri, begitu pula dalam
pengoperasiannya Sanitarian juga tidak atau belum pernah
diberikan bekal metode cara pengoperasian IPAL tersebut saat
instalasi tersebut dipasang, sehingga kondisi inilah yang
menjadikan banyak gagalnya IPAL di lapangan khususnya bagi
Puskesmas dan Rumah Sakit yang ada di Indonesia saat ini.

Dengan kondisi dan fakta diatas itulah kami Tim Kesling


Cikranag berupaya memberikan solusi yang terbaik yaitu
dengan memberikan Pelatihan Pengelolaan Limbah Cair
Domestik ini, dan salah satu materi Inti yang akan diberikan
adalah materi Perencanaan IPAL Domestik.

Dengan Pelatihan IPAL Cair Domestik ini, diharapkan dapat


mencegah dan mengurangi terjadinya pencemaran limbah
domestik maupun dari Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
sehingga akan terwujud suatu pelayanan kesehatan masyarakat
yang aman, dalam arti Fasyankes melayani masyarakat untuk
hidup sehat dan limbah pelayanan juga diolah dengan aman.

4
TUJUAN PEMBELAJARAN
A. Tujuan Pembelajaran Umum

Setelah mengikuti pelatihan dan mempelajari modul materi


inti.4 Perencanaan IPAL Cair Domestik ini, peserta mampu
memahami: Karakteristik air limbah Domestik; jenis dan
model instalasi Air Limbah, merencanakan desain IPAL Cair
Domestik yang tepat bagi instansinya.

B. Tujuan Pembelajaran Khusus

Setelah mengikuti materi ini, peserta latih mampu:


a) Menjelaskan Karakteristik air limbah Domestik
b) Memahami jenis & Model Insatalasi IPAL Domestik
c) Merencanakan Desain IPAL Domestik

5
POKOK BAHASAN DAN SUB
POKOK BAHASAN
Pokok bahasan materi inti 4 Perencanaan dan Desain IPAL Domestik
dalam modul ini dibagi menjadi Pokok Bahasan dan sub Pokok
Bahasan:

1. Karakteristik Limbah Cair Domestik, dengan Sub Pokok


Bahasan:
1.1 Limbah Domestik
1.2 Karakteristik Limbah Domestik
1.3 Sumber Limbah Domestik
1.4 Dampak Limbah Domestik

2. Jenis dan Model IPAL Domestik


2.1 Rangkaian pengelolaan bahan baku atau Bahan
Tambahan/Campuran
2.2 Rangkaian proses pengolahan/pencetakan
2.3 Rangkaian proses Kerja

3. Perencanaan dan Desain IPAL Domestik


3.1 Perencanaan IPAL Domestik
3.2 Dsaian IPAL Domestik
3.3 RAB IPAL Domestik

6
METODA DAN ALAT BANTU
PEMBELAJARAN
Dalam proses pembelajaran ini Metoda dan Alat Bantu
Pembelajaran sebagai berikut:
Metoda:
Metoda yang akan digunakan oleh Fasilitator dalam memfalitasi
peserta latih meliputi: Ceramah, Diskusi, tanya jawab dan Hearing
pengalaman serta latihan penugasan dalam desain IPAL dan
perhitungan RAB IPAL.
Alat Bantu:
Untuk alat bantu yang akan digunakan oleh fasilitator dalam proses
pembelajaran ini meliputi: LCD Projector, Audio Visual IPAL, Video
tentang IPAL serta Maket IPAL yang ada.

7
LANGKAH-LANGKAH PROSES
PEMBELAJARAN
Dalam proses pembelalajaran selanjutnya, pokok bahasan dan
masing-masing sub pokok bahasannya akan diuraikan secara
berurutan oleh Fasilitator kepada peserta pelatihan. Di lain pihak
peserta latih akan mendengar, mencatat dan mengikuti arahan dan
petunjuk Fasilitator. Proses pembelajaran ini akan dikemukakan
sesuai langkah-langkah sebagai berikut:

PENGKONDISIAN DAN APERSEPSI (10


SESI 1
menit)

Langkah 1: Sapa peserta dengan ramah dan ucapkan salam serta


memperkenalkan diri. Apabila diperlukan fasilitator dapat
mengajak peserta melakukan kegiatan untuk penyegaran
dan membangun suasana siap untuk belajar.

Langkah 2: Tampilkan atau sajikan suatu gambar atau keadaan atau


apa saja yang berhubungan dengan topik materi dan
kaitannya dengan pelatihan (apersepsi). Hal ini untuk
memfokuskan perhatian peserta untuk terlibat menebak
dan memahami apa sebenarnya yang akan di pelajari pada
materi ini

8
Langkah 3: Jelaskan pada peserta tentang topik-topik yang akan
dibicarakan dalam sesi ini. Tanyakan pada peserta
mengapa topik-topik ini penting untuk dibicarakan dan
didiskusikan dan apa kaitannya dengan tugas dan fungsi
keseharian peserta di tempat tugas. Jelaskan tujuan sesi
dengan menggunakan slide presentasi

KAREKTERISTIK LIMBAH CAIR


DOMESTIK:
1.1. Limbah Domestik
SESI 2 1.2. Karakteristik Limbah Cair Domestik
1.3. Sumber Limbah Cair Domestik
1.4. Dampak Limbah Cair Domestik

Langkah 1: Tampilkan slide judul materi: Tenaga Produksi dan


curah pendapat tentang “tenaga produksi”.

Langkah 2: Tampilkan slide gambar: karyawan IKM yang lagi


kerja, peserta diminta berkomentar, apa syarat
kerjanya? dan di lapangan bagaimana? Lakukan
refleksi kontempelasi

9
Langkah 3: Melalui slide lakukan Curah pendapat: apakah ada
pengaruh terhadap produksi jika alat dan mesin
sudah kurantg bagus dan tidak memebuhi standart?
Lakukan eksplorasi dalam kelas

Langkah 4: Tampilkan contoh bahan baku dalam suatu


produksi. Diskusikan apa pengaruhnya bahan baku
pada suatu produksi.

Langkah 5: Curah pendapat bergilir dari peserta untuk


menyebutkan: unsur-unsur yang mempengaruhi
bahan baku dalam proses produksi. Misal bahan
baku tempe, tahu, kecap dll.

Langkah 6: Tampilkan slide: Proses Kerja dalam suatu industri


Rumahan. Lakukan curah pendapat apa yang
diketahui tentang: (1) Proses Kerja (2) Metode Kerja

Langkah 7: Tampilkan slide gambar-gambar yang dapat


direspon peserta sehingga dapat menggambarkan
proses kerja daam industri rumahan. Lakukan curah
pendapat.

10
Langkah 8: Tampilkan slide gambar-gambar yang dapat
direspon peserta sehingga dapat menggambarkan
metode kerja yang benar daam industri rumahan.
Lakukan curah pendapat.

Langkah 9: Tampilkan slide gambar-gambar yang dapat


menunjukkan betapa penting keseluruhan input
dalam proses produksi itu sangat penting. Lakukan
curah pendapat tentang apa yang akan terjadi jika
dalam salah satu input itu tidak dipatuhi?. Apa yang
seharusnya dibuat agar tidak terjadi suatu
kesalahan?
Buat kesimpulan dan rangkuman materi sesi ini.

11
SESI 3 JENIS DAN MODEL IPAL DOMESTIK:
2.1 JENIS IPAL DOMESTIK
2.2 MODEL IPAL DOMESTIK
2.3 CONTOH-CONTOH IPAL DOMESTIK

Langkah 1: Tampilkan slide judul materi: Pengelolaan bahan


baku/tambahan/campuran.

Langkah 2: Tampilkan slide gambar: bahan baku/tambahan/


campuran yang baik dan tidak baik, peserta diminta
berkomentar, mengapa terjadi demikian? dan
seharusnya bagaimana? Lakukan refleksi

Langkah 3: Melalui slide lakukan Curah pendapat: apakah ada


pengaruh yang bermakna antara “bahan
baku/tambahan/campuran yang baik dan tidak
baik”?. Lakukan eksplorasi mendalam.

Langkah 4: Tampilkan slide salah satu contoh “Rangkaian


Proses Cetak dalam industri rumahan”.

Langkah 5: Tampilkan slide gambar: “Rangkaian Proses Cetak


dalam industri rumahan”. yang baik dan tidak baik,

12
peserta diminta berkomentar, mengapa terjadi
demikian, seharusnya bagaimana? Lakukan refleksi
Langkah 6: Peserta diminta memberikan contoh-contoh dan
dampak akibat pencetakan produksi rumahan yang
tidak memenuhi syarat kesehatan. Apa dampaknya
dan bagaimana mencegahnya.

Langkah 7: Tampilkan slide salah satu contoh “Rangkaian


Proses Kerja dalam suatu industri rumahan”.

Langkah 8: Tampilkan slide gambar: “Rangkaian Proses Kerja


dalam industri rumahan”. yang baik dan tidak baik,
peserta diminta berkomentar, mengapa terjadi
demikian? dan seharusnya bagaimana? Berikan
contohnya

Langkah 9: Peserta diminta memberikan contoh-contoh dan


dampak akibat Proses Kerja dalam produksi
rumahan yang tidak memenuhi syarat kesehatan.
Apa dampaknya dan bagaimana mencegahnya.

13
Langkah10: Tampilkan slide gambar-gambar yang dapat
menunjukkan betapa penting keseluruhan input
dalam Komponen proses produksi itu sangat
penting. Lakukan curah pendapat tentang apa yang
akan terjadi jika dalam salah satu input itu tidak
dipatuhi?. Apa yang seharusnya dibuat agar tidak
terjadi suatu kesalahan?
Buat kesimpulan dan rangkuman materi sesi ini.

SESI 4 DESAIN DAN RAB IPAL DOMESTIK:


2.1 Perencanaan IPAL Domestik
2.2 Desain IPAL Domestik
2.3 RAB IPAL Domestik

Langkah 1: Tampilkan slide judul materi: Pengelolaan bahan


baku/tambahan/campuran.

Langkah 2: Tampilkan slide gambar: bahan baku/tambahan/


campuran yang baik dan tidak baik, peserta diminta
berkomentar, mengapa terjadi demikian? dan
seharusnya bagaimana? Lakukan refleksi

14
Langkah 3: Melalui slide lakukan Curah pendapat: apakah ada
pengaruh yang bermakna antara “bahan
baku/tambahan/campuran yang baik dan tidak
baik”?. Lakukan eksplorasi mendalam.

Langkah 4: Tampilkan slide salah satu contoh “Rangkaian


Proses Cetak dalam industri rumahan”.

Langkah 5: Tampilkan slide gambar: “Rangkaian Proses Cetak


dalam industri rumahan”. yang baik dan tidak baik,
peserta diminta berkomentar, mengapa terjadi
demikian? dan seharusnya bagaimana? Lakukan
refleksi

Langkah 6: Peserta diminta memberikan contoh-contoh dan


dampak akibat pencetakan produksi rumahan yang
tidak memenuhi syarat kesehatan. Apa dampaknya
dan bagaimana mencegahnya.

Langkah 7: Tampilkan slide salah satu contoh “Rangkaian


Proses Kerja dalam suatu industri rumahan”.

15
Langkah 8: Tampilkan slide gambar: “Rangkaian Proses Kerja
dalam industri rumahan”. yang baik dan tidak baik,
peserta diminta berkomentar, mengapa terjadi
demikian? dan seharusnya bagaimana? Berikan
contohnya

Langkah 9: Peserta diminta memberikan contoh-contoh dan


dampak akibat Proses Kerja dalam produksi
rumahan yang tidak memenuhi syarat kesehatan.
Apa dampaknya dan bagaimana mencegahnya.

Langkah10: Tampilkan slide gambar-gambar yang dapat


menunjukkan betapa penting keseluruhan input
dalam Komponen proses produksi itu sangat
penting. Lakukan curah pendapat tentang apa yang
akan terjadi jika dalam salah satu input itu tidak
dipatuhi?. Apa yang seharusnya dibuat agar tidak
terjadi suatu kesalahan?
Buat kesimpulan dan rangkuman materi sesi ini.

16
URAIAN MATERI

POKOK
KARAKTERISTIK
BAHASAN 1

Pokok Bahasan 1.

2.1 PERENCANAAN IPAL DOMESTIK

Pengolahan air limbah domestik adalah suatu sistem


pengolahan air limbah yang dilakukan secara bersama-sama
(kolektif) sebelum dibuang ke badan air permukaan. Dengan
semakin besarnya laju perkembangan penduduk telah
mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan.
Padatnya pemukiman dan kondisi sanitasi lingkungan yang
buruk karena pembuangan langsung ke badan air tanpa proses
pengolahan telah menyebabkan pencemaran sungai, dan air
tanah dangkal di sebagian wilayah sindangrasa. Fakta ini
merupakan salah satu fakya yang banyak kita temukan di
beberapa wilayah kota Besar yang pemukimannya dekat dengan
air sungai.

17
Pemilihan proses pengolahan air limbah domestik yang
digunakan didasarkan atas beberapa kriteria yang dinginkan
oleh pengguna sebagian besar diantaranya yaitu antara lain:
a) Efisiensi pengolahan dapat mencapai standar baku mutu air
limbah domestik yang disyaratkan.
b) Pengelolaannya harus mudah.
c) Lahan yang diperlukan tidak terlalu besar.
d) Konsumsi energi sedapat mungkin rendah.
e) Biaya operasinya rendah.
f) Lumpur yang dihasilkan sedapat mungkin kecil.
g) Dapat digunakan untuk air limbah dengan beban BOD yang
cukup besar.
h) Dapat menghilangkan padatan tersuspensi (SS) dengan
baik.
i) Dapat menghilangkan amoniak sampai mencapai standar
baku mutu yang berlaku.
j) Perawatannya mudah dan sederhana.

Berdasarkan kriteria tersebut di atas untuk pengolahan air limbah


domestik teknologi yang tepat dan mudah digunakan adalah
kombinasi proses biofilter secara anaerob - aerob.

18
Keunggulan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Komunal:
a) Lahan yang dibutuhkan sedikit karena dibangun di bawah
tanah
b) Biaya pengoperasian dan perawatan mudah dan mudah.
c) Efisiensi pengolahan limbah tinggi

Kelemahan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Komunal:


a) Biaya konstruksi bisa menjadi besar jika bahan filter tidak ada
di sekitar.
b) Diperlukan tenaga ahli untuk design dan pengawasan
pembangunan konstruksi IPAL.
c) Diperlukan tukang ahli untuk pekerjaan plester berkualitas
tinggi (mencegah bocor/rembes).

Contoh Karakteristik air limbah yang digunakan adalah tipikal dari


air limbah domestik pemukiman apabila dibandingkan dengan
baku mutu air limbah domestik sesai dengan PerMenLH No. 5
Tahun 2014.

19
Tabel 3.1. Contoh Karakteristik Air Limbah
HASIL BAKU
PARAMETER
ANALISA MUTU
BOD (Biologycal Oxygen 300 mg/L 50 mg/L
Demand)
COD (Chemycal Oxygen 300 mg/L 80 mg/L
Demand)
TSS (Total Suspended Solid) 300 mg/L 30 mg/L
Sumber: PermenLH No. 5 Tahun 2014

2.2 DESAIN IPAL DOMESTIK

Seluruh air limbah yang dihasilkan dari kegiatan domestik yaitu


air limbah dapur, air limbah kamar mandi, air limbah pencucian,
air limbah wastafel, air limpasan dari tangki septik dan air limbah
lainnya, seluruhnyadialirkankebakpemisah lemak atau minyak. Bak
pemisah lemak tersebutberfungsi untuk memisahkan lemak atau
minyak yang berasal dari kegiatan dapur, serta untuk
mengendapkan kotoran pasir, tanah atau senyawa padatan yang
tak dapat terurai secara biologis.
Limpasan dari bak pemisah lemak dialirkan ke bak ekualisasi
(Sum Pit)yang berfungsi sebagai bak penampung limbah dan bak
kontrol aliran. Air limbah di dalam bak ekualisasi selanjutnya
dipompa ke unit IPAL. Di dalam unit IPAL tersebut, pertama air
limbah dialirkan masuk ke bak pengendap awal, untuk

20
mengendapkan partikel lumpur, pasir dan kotoran organik
tersuspensi. Selain sebagai bak pengendapan, juga berfungsi
sebagai bak pengurai senyawa organik yang berbentuk padatan,
sludge digestion(pengurai lumpur) dan penampung lumpur.
Air limpasan dari bak pengendap awal selanjutnya dialirkan ke
bak kontaktor anaerob (biofilter Anaerob) dengan arah aliran dari
atas ke bawah. Di dalam bak kontaktor anaerob tersebut diisi
dengan media khusus dari bahan plastik tipe sarang tawon. Jumlah
bak kontaktor anaerob terdiri dari dua buah ruangan. Penguraian
zat-zat organik yang ada dalam air limbah dilakukan oleh bakteri
anaerobik atau fakultatif aerobik. Setelah beberapa hari operasi,
pada permukaan media filter akan tumbuh lapisan film mikro-
organisme. Mikroorganisme inilah yang akan menguraikan zat
organik yang belum sempat terurai pada bak pengendap.
Air limbah dari bak kontaktor (biofilter) anaerob dialirkan ke bak
aerob. Di dalam bak kontaktor aerob ini diisi dengan media
khusus dari bahan plastik tipe sarang tawon, sambil diaerasi atau
dihembus dengan udara sehingga mikro organisme yang ada akan
menguraikan zat organik yang ada dalam air limbah serta tumbuh
dan menempel pada permukaan media. Dengan demikian air limbah
akan kontak dengan mikro-orgainismeyang tersuspensi dalam air
maupun yang menempel pada permukaan media yang mana hal

21
tersebut dapat meningkatkan efisiensi penguraian zat organik,
serta mempercepat proses nitrifikasi, sehingga efisiensi
penghilangan amonia menjadi lebih besar. Proses ini sering
dinamakan Aerasi Kontak (Contact Aeration). Dari bak aerasi, air
dialirkan ke bak pengendap akhir. Di dalam bak ini lumpur aktif yang
mengandung mikroorganisme diendapkan dan sebagian air dipompa
kembali ke bagian bak pengendap awal dengan pompa sirkulasi
lumpur.
Sedangkan air limpasan (outlet/over flow) sebagian dialirkan ke
bak yang ditanami ikan, dan sebagian lagi dialirkan ke bak
khlorinasi/kontaktor khlor. Di dalam bak kontaktor khlor ini air
limbah dikontakkan dengan senyawa khlor untuk membunuh
mikroorganisme patogen. Penambahan khlor bisa dilakukan
dengan menggunakan khlor tablet atau dengan larutan kaporit
yang disuplai melalui pompa dosing. Air olahan, yakni air yang keluar
setelah proses khlorinasi dapat langsung dibuang ke sungai atau
saluran umum. Dengan kombinasi proses anaerob dan aerob
tersebut selain dapat menurunkan zat organik (BOD, COD), amonia,
padatan tersuspensi (SS), phospat dan lainnya dapat juga turun
secara signifikan.

22
Skema proses pengolahan air limbah domestik dengan sistem biofilter anaerob-aerob dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Air Limbah
Dari Dapur

Air Limbah
Dari Kamar
Mandi
Air Limbah
Dari Proses
Lain-Lain

Gambar 3.1. Skema Proses Pengolahan Air Limbah Domestik Sistem Biofilter Anaerob-Aerob

23
Desain Teknis IPAL Domestik
PROFIL HIDROLISIS

Gambar 3.2. Denah Dan Potongan IPAL Limbah Domestik Sistem Biofilter
Anaerob-Aerob
24
Gambar Desain IPAL Domestik

25
Gambar Potongan Samping

26
2.3 PERHITUNGAN KAPASITAS:
a. Kapasitas IPAL Domestik yang Direncanakan
Kapasitas Pengolahan : 150 m3/hari
: 6,25 m3/jam
: 104,17 L/menit
BOD Air Limbah rata-rata : 300 mg/L
Konsentrasi SS : 300 mg/L
Total Efisiensi Pengolahan : 90-95%
BOD Air Olahan : 20 mg/L
SS Air Olahan : 20 mg/L
b. Kriteria Perencanaan Sistem Penyaluran Air Limbah
Perencanaan Sistem Penyaluran Air Limbah Domestik antara
lain:
a. Penentuan tahun pemakaian selama 5 Tahun.
b. Penentuan blok pelayanan
c. Perhitungan debit air limbah
d. Perhitungan pembebanan saluran
e. Perhitungan dimensi pipa
f. Perhitungan penanaman pipa
g. Perhitungan dan penentuan bangunan pelengkap
Perencanaan debit air limbah dihitung dengan cara
sebagai berikut .

27
Jumlah penduduk = 104 orang
Pemakaian air bersih = 100 l/org.hari
Pemakaian air limbah = 80% × pemakaian air bersih.
Faktor puncak (fp) = 3,34
Luas daerah = 0,8 Ha

Perhitungan dimensi pipa langsung menggunakan


standar Pekerjaan umum yaitu untuk pipa dari pipa servis
menggunakan dimensi 100 mm sedangkan pipa utama
menuju ke IPAL menggunakan dimensi 150 mm. Sehingga
agar bisa memenuhi kecepatan pengaliran saat di dalam
pipa yang akan di hitung adalah slope. Kecepatan
minimum air limbah 0,6 m/det dan maksimum 2,5 m/det.

Perhitungan penanaman pipa menggunakan rumus:


Elevasi atas pipa = Elevasi tanah awal – (1 meter +
diameter pipa)
Elevasi akhir pipa = elevasi tanah akhir – (H +diameter
pipa)
Kedalaman pipa awal = elevasi tanah awal – elevasi atas
pipa

28
Kedalaman pipa akhir = elevasi tanah awal – elevasi akhir
pipa

Penyaluran air limbah memanfaatkan gaya gravitasi,


yakni mengarahkan aliran air limbah dari tempat yang
tinggi ketempat yang lebih rendah. Sedangkan sistem
pengaliran menggunakan sistem Shallow sewer yaitu
sistem pengaliran dari alat saniter langsung menuju pipa.
Pengadaan manhole setiap 50 m untuk manhole lurus.
Jika ada belokan, pertigaan atau perempatan juga
dibangun manhole.
Pipa Yang Digunakan: Disarankan pipa khusus untuk air
limbah dari klas ISO/DIS 4435, warna Orange.

2.4 RAB IPAL DOMESTIK

Rincian yang Harus Ada di Dalam RAB


Idealnya dalam pembuatan RAB pembuatan IPAL, ada beberapa
rincian yang dimasukkan ke dalam tabel. Namun rincian ini pun
tidak harus dimasukan semuanya ke dalam RAB, tergantung dari
jenis perhitungan yang sesuai dengan proyek.

29
Berikut komponen untuk menghitung RAB:
1. Uraian pekerjaan yang dibagi berdasarkan jenis pekerjaan.
Contoh: pekerjaan persiapan, galian, dan urugan dan
pekerjaan pondasi beton. Setiap bagian uraian pekerjaan
memiliki rincian pekerjaan lainnya yang lebih detail.
2. Volume pekerjaan yang memiliki arti satuan yang digunakan
untuk pengukuran suatu objek. Volume pekerjaan umumnya
dapat dihitung dalam satuan meter persegi (m2), meter
kubik (m3), titik, atau unit.
3. Satuan unit dari pekerjaan atau bahan bangunan. Contoh:
m1, m2, m3, unit, atau titik.
4. Harga satuan pekerjaan yang dapat dipisah menjadi dua
bagian, harga jasa atau harga jasa berikut materialnya.
Setelah mengetahui volume pekerjaan, Anda tinggal
mengalikannya dengan harga satuan pekerjaan.
5. Total upah pekerja yang didapatkan dari biaya per jam x
estimasi waktu pekerjaan x total pekerja.
6. Total material bahan bangunan.
7. Total atau jumlah harga yang didapatkan dari penjumlahan
total upah dengan total material atau perkalian volume
dengan total upah.

30
Cara Menghitung RAB Secara Umum
Dalam menghitung RAB ada banyak item pekerjaan yang harus
disertakan. Oleh karena itu, dalam pembuatan RAB diperlukan
ketelitian. Mengacu pada penjelasan mengenai komponen yang
harus ada di dalam RAB, ada lima langkah yang harus Anda
perhatikan dalam menghitung RAB.

• Mempersiapkan Gambar Kerja


Gambar kerja yang dibuat sangat penting , Mulai dari
keperluan pembuatan Izin Mendirikan Bangunan (IMB),
pembuatan Surat Perjanjian Kontrak Kerja (SPK), sampai
tahap pembuatan RAB. Penggunaan gambar kerja pada RAB
diperlukan untuk menentukan berbagai jenis pekerjaan,
spesifikasi dan ukuran material bangunan. Pastikan dari
gambar kerja ini dapat ditentukan ukuran dan spesifikasi
material bangunan. Gambar kerja inilah yang menjadi
rujukan dalam menentukan item-item pekerjaan yang akan
dihitung dalam pembuatan RAB. Setelah itu, lakukan
pengecekan harga material bangunan ke toko-toko
bangunan dan rate upah pekerja yang berlokasi di wilayah
proyek pengerjaan.

31
• Menghitung Volume Pekerjaan
Langkah berikutnya adalah menghitung volume pekerjaan.
Penghitungan ini dilakukan dengan cara menghitung
banyaknya volume pekerjaan dalam satu satuan, misalkan
per m2, m3, atau per unit. Volume pekerjaan nantinya
dikalikan dengan harga satuan pekerjaan, sehingga
didapatkan jumlah biaya pekerjaan.

• Membuat dan Menentukan Harga Satuan Pekerjaan


Harga satuan pekerjaan dapat dipisahkan menjadi harga
upah dan material. Masukkan harga berdasarkan harga yang
berlaku di daerah proyek.

• Menghitung Jumlah Biaya Pekerjaan


Setelah volume dan harga satuan kerja sudah bisa
didapatkan, maka langkah selanjutnya adalah mengalikan
angka tersebut sehingga dapat ditentukan jumlah biaya dari
masing-masing pekerjaan. Hitung jumlah biaya pekerjaan
dengan mengalikan volume pekerjaan x harga satuan.
Seperti contoh pekerjaan pembuatan pondasi batu kali,
volumenya sebesar 10 m3 dengan harga satuan sebesar Rp.
350.000. Maka dari sini bisa diketahui bahwa biaya

32
pekerjaan pembuatan pondasi batu kali adalah 10m3 x Rp.
350.000= Rp. 3.500.000.

• Rekapitulasi
Langkah terakhir dalam membuat RAB adalah membuat
bagian rekapitulasi. Rekapitulasi adalah jumlah total masing-
masing sub pekerjaan, seperti pekerjaan persiapan,
pekerjaan pondasi, atau pekerjaan beton. Kedua sub
pekerjaan tersebut dapat diuraikan lagi secara lebih detail.
Setiap pekerjaan kemudian ditotalkan sehingga didapatkan
jumlah total biaya pekerjaan. Di dalam menghitung biaya
rekapitulasi ini, juga bisa dimasukkan biaya tambahan dan
pajak.

33
TIM PENYUSUN
1. Ir. Miftahurrohim, Mkes

2. Agung Harri Munandar, SKM

DAFTAR PUSTAKA
Pedoman Teknis Instalasi Pengolahan Air Limbah Dengan Sistem
Biofilter Anaerob Aerob Pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan,
Kementerian Kesehatan RI, 2011

34

Anda mungkin juga menyukai