1
DESKRIPSI SINGKAT
2
TUJUAN PEMBELAJARAN
A. Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah mengikuti materi ini, peserta latih mampu melakukan
monitoring dan mengevaluasi hasil pengolahan limbah cair
domestik
B. Tujuan Pembelajaran Khusus
Setelah mengikuti materi ini, peserta latih mampu:
1. Menjelaskan konsep monitoring pengolahan limbah cair
2. Melakukan monitoring pengolahan limbah cair
3. Melakukan evaluasi hasil pengolahan limbah cair
3
METODA DAN ALAT BANTU
PEMBELAJARAN
4.1 Metoda Pelatihan:
a. Ceramah singkat
b. Curah pendapat
c. Diskusi
d. Kunjungan lapangan
4
LANGKAH-LANGKAH PROSES
PEMBELAJARAN
SESI 1 PENGKONDISIAN DAN APERSEPSI
5
Langkah 4 : Jelaskan langkah-langkah dan “aturan main” proses
pembelajaran materi ini (transaksi). Tanyakan pada
pembelajar apakah setuju dengan transaksi tersebut
atau ada usulan lain.
6
Langkah 2 : Kunjungan ke fasyankes sesuai dengan jumlah
kelompok, ketika melakukan kunjungan, peserta
latih mengisi formulir monitoring dan melakukan
wawancara dengan pengelola di IPAL setempat
SESI 3 PENUTUP
7
URAIAN MATERI
POKOK MONITORING PENGOLAHAN
BAHASAN 1 LIMBAH CAIR DOMESTIK
Karakter air limbah terdiri dari 99,7% air dan 0<3% bahan lain,
seperti bahan padat, koloid dan terlarut. Bahan lain tersebut
terbagi atas bahan organik dan anorganik2). Bahan organic dan
anorganik ini berperan dalam pengolahan limbah domestik.
8
80%
9
Penangkap Lemak
Pre- Septic Tank
Treatment
Bak Netralisasi
Influen efluen
Pengolahan Pengolahan Pengolahan
Primer Sekunder Tersier
Return Sludge
10
pengolahan sekunder, perlu disaring dari kotoran besar dan
dihindari grease loading serta organic loading dengan dikumpulkan
dalam tangka ekualisasi terlebih dahulu. Setelah siap, limbah dari
tangki ekualisasi ini akan mengalami proses biologis di pengolahan
utama. Unit proses yang lazim digunakan adalah Activated Sludge
dengan biofilter yang mengarah pada proses aerob-anaerob.
Dengan proses biofilter ini, akan dihasilkan sludge yang cukup
banyak, memungkinkan untuk di resirkulasi ke bak awal guna
memanfaatkan sejumlah mikroorganisme yang masih aktif dalam
sludge tersebut.
Oleh karena itu, pemilihan sebuah unit proses sebagai bagian dari
IPAL perlu dipertimbangkan secara baik. Dan pembuatan
konstruksi bangunan unit proses perlu dihitung sesuai kriteria
disain yang sesuai.
Sebuah IPAL perlu dikelola oleh seorang dan/atau tim kerja yang
memahami proses dan rangkaian pengolahan yang terjadi dalam
IPAL. Walau tidak turut merancang, operator berperan menjamin
keberlangsungan operasional pengolahan IPAL sehingga tercipta
kinerja optimal dalam menurunkan kandungan pencemar air
limbah yang diolah.
11
Ada 2 (dua) factor penting yang perlu diperhatikan dalam
operasional IPAL, yaitu :
1. Sistem Pengolahan
2. Rangkaian IPAL & Jaringan
12
KONSENTRASI
KONTAMINAN UNIT
WEAK MEDIUM STRONG
BOD5, 20oC mg/L 110 190 350
Total Organic Carbon mg/L 80 140 260
COD mg/L 250 430 800
Nitrogen (total as N) mg/L 20 40 70
- Organic mg/L 8 15 25
- Free Amonia 12 25 45
- Nitrit 0 0 0
- Nitrat 0 0 0
Phosphorus (total as P) mg/L 4 7 12
- Organic mg/L 1 2 4
- Inorganic 3 5 10
Chlorides mg/L 30 50 90
Sulfate mg/L 20 30 50
Alkalinity as CaCO3 mg/L 50 100 200
Oil & Grease mg/L 50 90 100
VOC mg/L <100 100-400 >400
Total Coliform Jumlah/100 mL 106-107 107-109 107-1010
Sumber : Metcalf & Eddy, 2003 3)
13
1,66 - 9,79 mg/L. Hal ini mungkin disebabkan sumber air limbah
juga bervariasi sehingga faktor waktu dan metoda pengambilan
sampel sangat mempengaruhi besarnya konsentrasi. Namun tetap
terlihat bahwa air limbah rumah sakit berpotensi mencemari
lingkungan, baik secara kimiawi maupun bakteriologis.
14
Skema diatas untuk membandingkan alur pikir pengelolaan limbah
cair di RS yang sebenarnya pun memiliki limbah cair domestic
dengan kuantitas besar. Adanya volume limbah dari aktivitas
Laboratorium dan kegiatan infeksius, menyebabkan limbah RS
menjadi penting dan ditangani lebih spesifik7).
Limbah dari laboratorium dan kegiatan infeksius tersebut
ditampung terpisah dari limbah domestic dan melalui pre-
treatment dengan cara kimia-fisika, selanjutnya air olahannya
dialirkan bersama-sama dengan limbah yang lain. Volume limbah
cair dari aktivitas laundry diberlakukan pre-treatment dahulu
untuk mereduksi detergen. Sedangkan limbah kegiatan infeksius
seperti dari Ruang Operasi, Isolasi dan pemulasaran jenazah,
sebaiknya didesinfeksi terlebih dahulu dengan proses klorinasi.
15
BOD (Biochemical Oxygen Demand)
Suatu karakteristik yang menunjukkan jumlah oksigen terlarut yang
diperlukan mikroorganisme (biasanya bakteri) untuk mengurai
atau mendekomposisi bahan organik dalam kondisi aerobik.
(Metcalf & Eddt, 1991)
16
Amonia
Amoniak (NH3) merupakan senyawa nitrogen yang menjadi NH4+
pada pH rendah yang disebut ammonium. Amoniak dalam air
permukaan berasal dari air seni, tinja serta penguraian zat organik
secara mikrobiologis yang berasal dari air alam atau air
buangan/limbah domestik dan bisa juga dihasilkan dari
pembusukan secara bakterial zat-zat organik. Air limbah yang
masih segar secara relatif berkadar amoniak bebas rendah dan
berkadar nitrogen organik tinggi.
e. Proses Pengolahan
Untuk menjamin keberlangsungan proses pengolahan, otomatis
operator wajib memahami proses utama dalam IPAL dan faktor apa
saja yang menjadi penting dalam proses utama tersebut.
17
Apabila unit proses merupakan pengolahan berbasis fisika seperti
filter, maka faktor penting dalam keberhasilan pengolahan adalah
optimalisasi fungsi filter, dengan titik control berupa tekanan
tangki, media filter dan parameter tersaring.
Apabila unit proses yang dipantau merupakan pengolahan berbasis
biologis, maka faktor penting dalam keberhasilan pengolahan
biologis adalah menjamin lingkungan kehidupan dalam digester
baik dan mendukung bagi mikroorganisme pengurai untuk
menurunkan pencemar dalam influen air limbah. Karena,
mikroorganisme pengurai inilah yang akan mengubah material
organic dalam air limbah menjadi sel tisu yang memiliki specific
gravity lebih besar daripada air dan mudah mengendap.
18
Beberapa jamur (fungi) dan protozoa ditemukan dalam penguraian
anaerobik, namun bakteri tetap merupakan mikroorganisme yang
dominan bekerja dalam proses penguraian anaerobik. Ada 4
(empat) grup bakteri yang terlibat dalam transformasi material
komplek menjadi molekul yang sederhana seperti metan dan
karbon dioksida. Kelompok bakteri ini bekerja secara sinergis
(Archer dan Kirsop, 1991; Barnes dan Fitzgerald, 1987; Sahm, 1984;
Sterritt dan Lester, 1988; Zeikus, 1980).
19
Lingkungan kehidupan mikroorganisme tersebut dapat
dikondisikan melalui beberapa hal yaitu pengaturan pH air limbah,
temperatur air limbah, penambahan nutrient/trace element,
pembubuhan oksigen dan pengadukan yang tepat3).
20
Mikroorganisme mengalami proses metabolisme yang terdiri dari
proses katabolisme dan anabolisme. Proses anabolisme
memerlukan energi (reaksi endergonik) dan terjadi pada proses
sintesa mikroorganisme, sedangkan proses katabolisme yang
terjadi pada proses oksidasi dan respirasi merupakan reaksi
eksergonik karena melepaskan energi (Reynolds, 1985). Proses
transformasi substrat berlangsung dalam suatu kelompok protein
yang berperan sangat penting dalam proses biologis, yaitu enzim
yang bersifat katalis.
21
permukaan media. Beban hidrolis yang tinggi dapat menyebabkan
pengelupasan lapisan biofilm yang menempel pada media,
sehingga efisiensi pengolahan menjadi turun.
22
inorganic (N, P, S, Ca dan Mg). Selain carbon dan sumber energi,
mikroorganisme membutuhkan material untuk sintesa sel dan
pertumbuhannya. Material inorganic yang dibutuhkan oleh
mikroorganisme adalah N, S, P, K, Mg, Ca, Fe, Na, dan Cl.
Sedangkan nutrient minor yang tetap penting dibutuhkan adalah
Zn, Mn, Mo, Se, Cu, Co, Ni, V dan W.
Kebutuhan Oksigen
Kebutuhan Oksigen (DO) Flathman (1994) menyatakan bahwa
oksigen terlarut dalam reaktor melekat diam terendam harus
dijaga antara 2 – 4 mg/L. Oksigen berperan dalam proses oksidasi,
sintesa dan respirasi dari sel.
23
nitrat. Mekanisme proses penguraian senyawa amoniak yang
terjadi pada lapisan biofilm sbb.
24
Lama kelamaan, lapisan biofilm yang tumbuh pada media
penyangga tersebut semakin tebal dan menyebabkan oksigen tidak
mencapai ke lapisan biofilm bagian dalam. Hal ini mengakibatkan
terbentuknya zona anaerobik. Senyawa nitrat yang terbentuk
diubah ke dalam bentuk nitrit yang kemudian dilepaskan menjadi
gas nitrogen (N2). Proses demikian tersebut dinamakan proses
denitrifikasi.
25
f. Rangkaian IPAL & Sistem Jaringan
Sedangkan untuk menjaga kontinitas proses pengolahan, operator
harus menjalankan seluruh fungsi unit proses dalam IPAL sehingga
dapat beroperasi terus menerus dan menghasilkan kinerja IPAL
yang baik.
Berikut dijelaskan satu persatu apa saja yang harus diamati dan
dilakukan pada kegiatan monitoring tersebut.
26
Contoh 1
27
6. 1 Monitoring Harian
28
Periode pelaporan 3 bulan sekali, bersamaan dengan pengiriman
sampel untuk dianalisa secara berkala untuk ke Laboratorium
BPLHD/Labkesda.
29
Contoh 2
30
Contoh 3
31
Dalam melakukan monitoring harian juga pengelola perlu untuk
memahami alur air limbah seperti contoh berikut:
PTB
Laundry
P/S
L/S
IPAL Saluran
Pembuangan
33
Contoh 4
34
Selain formulir diatas juga dapat menggunakan formulir khusus
untuk evaluasi alat di masing instalasi, seperti form dibawah ini:
Contoh 5
35
6. 3. Monitoring 3 Bulanan
36
Contoh 6
37
POKOK EVALUASI HASIL PENGOLAHAN
BAHASAN 2 LIMBAH CAIR
Adakalanya hal ini tidak akan maksimal, oleh karena itu dari hasil
pemeriksaan rutin harian/mingguan/bulanan, data-data tersebut
kita rangkum dan kita hitung menggunakan rumus efisiensi ()
dalam satuan %.
38
Evaluasi hasil pengolahan limbah cair dapat dilakukan berdasarkan
data parameter karakteristik air limbah dan air terolah yang
diperiksa secara rutin.
39
Contoh 7
40
Contoh 8
UPAYA YANG
KOMPONEN PEMANTAUAN PARAMETER DILAKUKAN
LINGKUNGAN HASIL BAKU
NO YANG UNTUK
YANG PEMANTAUAN MUTU
DIPANTAU LOKASI METODE JADUAL PETUGAS DIPANTAU MENGATASI
MASALAH
41
TIM PENYUSUN
1. Aulia Fitriani, ST, MKM
2. Setyawati Oktavia, A.Md
DAFTAR PUSTAKA
1. Pedoman Teknis Instalasi Pengolahan Air Limbah Dengan Sistem
Biofilter Anaerob Aerob Pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan,
Kementerian Kesehatan RI, 2011
2. Cordova, M R, Kajian Air Limbah Domestik Di perumnas Bantar
Kemang, Kota Bogor dan pengaruhnya pada Sungai Ciliwung.
3. Metcal & Eddy
4. Suoth, Alfrida E., Karakteristik Air Limbah Rumah Tangga (Grey
water) pada Salah Satu Perumahan Menengah Keatas yang Berada
di Tangerang Selatan, Ecolab Vol. 10 No. 2 Juli 2016 : 47 – 102
5. Lynch, J.M. & N.J. Poole. 1979. Water pollution and its prevention.
p 226- 245. In Microbial Ecology: A Conceptual Approach. Blackwell
scientific Publication. Oxford.
6. Wahyuni, Eva Ari., Karakteristik pH dan pengaruhnya terhadap
bakteri Coliform di perairan Selat Madura Kabupaten Pamekasan,
Depik Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan, Pesisir dan Perikanan p-ISSN: 2089-
7790, e-ISSN: 2502-619
7. Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan,
Kemenkes RI, Pedoman Teknis Instalasi Pengolahan Air Limbah
42
Dengan Sistem Biofilter Anaerob Aerob Pada Fasilitas Pelayanan
Kesehatan, 2011.
8. Polprasert, .1989. Organic Wastes Recycling. Wiley, Chichester, U.K
43