Anda di halaman 1dari 10

Klasifikasi Bloom Ranah Kognitif Beserta Contoh 

C1-C6
Filed under: Penelitian, Skipsi — 3 Komentar
Maret 17, 2013
 
 
 
 
 
 
20 Votes

Pada tahun 1950-an Benyamin Bloom memimpin suatu tim yang terdiri atas para ahli psikologi
dalam menganalisis perilaku belajar akademik. Hasil pekerjaan tim ini dikenal dengan taksonomi
Bloom. Taksonomi Bloom menggolongkan tiga kategori perilaku belajar dan saling melengkapi
(overlapping).
Bloom mengklasifikasi lebih lanjut kognitif menjadi 6. Keenam klasifikasi ranah kognitif bloom
adalah sebagai berikut:
1. Pengetahuan
2. Pemahaman
3. Penerapan
4. Analisis
5. Sintesis
6. Penilaian
berikut contoh keenam klasifikasi yang selanjutnya di singkat C1, C2, C3, C4, C5, C6
Contoh soal Hafalan/Ingatan (Recall) C1 atau pengetahuan
Jenjang ini meliputi kemampuan menyatakan kembali fakta, konsep, prinsip, prosedur yang telah
dipelajari oleh siswa.
Kata “komputer” berasal dari kata “computare” yang artinya…………………
Contoh soal Pemahaman (Comprehension) C2
Pada jenjang ini siswa diharapkan kemampuannya untuk mengerti makna dari informasi yang
diperoleh baik berupa fakta, konsep, dan prinsip.
Berdasarkan kegunaan nya, perangkat keras digolongkan dalam tiga bagian utama yaitu……
Contoh soal Penerapan (Application) C3
Yang termasuk jenjang penerapan adalah kemampuan menggunakan prinsip, aturan, atau metode
yang telah diketahuinya dalam situasi baru atau situasi kongkrit.
Saat mengakhiri pemakaian windows, prosedur mematikan computer yang benar adalah……
Contoh soal Analisis (Analysis) C4
Yang dimaksud jenjang analisis adalah kemampuan menguraikan suatu informasi yang dihadapi
menjadi komponen-komponennya, sehingga struktur informasi serta hubungan antar
komponeninformasi tersebut menjadi jelas.
Tuliskan secara singkat langkah-langkah membuat surat dengan Mailings
Contoh soal Sintesis (Synthesis) C5
Yang dimaksud jenjang sintesis adalah kemampuan untuk mengintegrasikan bagian-bagian terpisah
menjadi suatu keseluruhan yang terpadu. Termasuk di dalamnya kemampuan merencanakan
eksperimen, karya tulis (laporan, artikel), menyusun cara baru untuk mengklarifikasikan obyek,
peristiwa, dan informasi-informasi lainnya.
Ada 2 syarat utama dalam pembuatan mail merge yaitu……
Contoh soal Evaluasi (Evaluation) C6
Yang dimaksud jenjang evaluasi adalah kemampuan untuk mempertimbangkan nilai suatu
pernyataan, uraian, pekerjaan, berdasarkan kriteria tertentu yang ditetapkan. Misalnya memilih
rumusan yang didukung oleh data.
Software yang digunakan untuk keperluan mengetik naskah, dokumen atau yang lebih dikenal
sebagai software pengolah kata adalah……………
Dikembangkan dari: http://blog.tp.ac.id n http://smpn2lem.blogspot.com
Ditahun 2016 ini taksonomi bloom telah mengalami revisi
 
Dimana
SD sampai C2
SMP sampai C4
SMA sampai C6
ANALISIS KRITIS RANAH KOGNITIF
TAKSONOMI BLOOM
Taksonomi Bloom adalah klasifikasi tujuan pendidikan menjadi tiga ranah atau dimensi, yaitu ranah kognitif, afektif
dan psikomotorik. Ranah kognitif berkaitan dengan kognisi atau penalaran/ pemikiran atau intelegensi). Ranah
afektif berkaitan dengan afeksi atau rasa. Ranah psikomotorik berkaitan dengan psikomotor atau gerak jasmani yang
terkait dengan jiwa. Dalam ranah kognitif, keterampilan intelektual dibagi pada tingkatan-tingkatan, yaitu C1
sampai dengan C6. Pada Taksonomi Bloom yang lama, tingkatan C1- C6 dalam ranah kognitif adalah sebagai
berikut:

Ranah kognitif Taksonomi Bloom


–     C1 : Pengetahuan (kemampuan menangkap informasi dan menyatakan kembali informasi tersebut tanpa
memahaminya).
–     C2 : Pemahaman (kemampuan memahami makna dari apa yang dilihat dan dipelajari dan melihat hal tersebut
dari berbagai segi)
–     C3 : Penerapan (kemampuan menggunakan konsep yang diterima dalam situasi baru secara nyata)
–     C4 : Analisis (mengkategorikan materi dan konsep-konsep ke dalam bagian-bagian sehingga struktur
susunannya mudah dipahami)
–     C5 : Sintesis (kemampuan untuk mengintegrasikan bagian-bagian yang terpisah menjadi suatu keseluruhan
yang terpadu)
–     C6 : Evaluasi (kemampuan untuk membuat penilaian terhadap suatu situasi, nilai atau ide)
Konsep taksonomi Bloom seperti yang telah disebutkan di atas, telah mengalami revisi atau perbaikan. Pada
dasarnya, masing-masing kategori tetap disusun secara hirarki dari urutan terendah ke urutan yang lebih tinggi, dari
C1 hingga C6. Taksonomi Bloom yang telah mengalami revisi adalah sebagai berikut:

Ranah kognitif Taksonomi Bloom (revised)


C1 ® Mengingat (Remember) : mengingat kembali pengetahuan yang diperoleh dari ingatan jangka panjang.
Adapun proses dalam ranah kognitif ini adalah :
1.1.   Mengenali (recognizing) atau mengidentifikasi : menemukan pengetahuan dari ingatan jangka panjang yang
sesuai dengan materi yang disajikan (misalnya: mengenali tanggal-tanggal penting dalam sejarah Amerika)
1.2. Mengingat (recalling) atau menemukan kembali : menemukan hubungan atau kaitan antara pengetahuan dari
ingatan jangka panjang (misalnya: mengingat kembali hari-hari penting dalam sejarah Amerika)
C2 ® Memahami (Understand) : membangun pengertian atau makna dari pesan berupa perintah atau instruksi,
termasuk secara lisan, tertulis dan hubungan dengan kejadian yang sebenarnya atau dalam bentuk gambar. Adapun
proses dalam ranah kognitif tingkat ini meliputi:
 
2.1. Menafsirkan (interpreting) atau mengartikan/ menggambarkan ulang : mengubah dari satu bentuk gambaran
(misal: angka) ke bentuk lain (misal: kalimat) (misalnya: menafsirkan hal penting yang disampaikan dan ditulis)
2.2. Memberi contoh (exampliying) atau mengilustrasikan : menemukan contoh yang sesuai dan cocok atau
mengilustrasikan suatu konsep (misal: memberi contoh macam-macam gaya menggambar artistik)
2.3. Mengklasifikasi (Classifying) atau mengelompokkan : menentukan konsep yang ada pada suatu materi atau
kategori (misal : klasifikasi atau menentukan  apakah kasus kelainan jiwa akan diobservasi atau dideskripsikan)
2.4. Meringkas (summarizing) : meringkas suatu bagian yang umum atau poin-poin utama dari suatu tema (misal:
menulis ringkasan singkat dari kejadian-kejadian dalam bentuk gambar yang direkam)
2.5. Menduga (inferring) atau mengambil kesimpulan atau memprediksi: menggambarkan kesimpulan secara nyata
dari informasi yang disajikan (misal: mempelajari bahasa luar, menduga atau mengambil kesimpulan mengenai tata
bahasa dari contoh yang disajikan)
2.6. Membandingkan (compairing) atau memetakan dan mencocokkan : mendeteksi atau mencari kesesuaian antara
dua ide, objek dan hal-hal yang serupa (misal: membandingkan kejadian-kejadian bersejarah dengan keadaan masa
kini)
2.7. Menjelaskan (explaining) atau membangun suatu model : membangun hubungan sebab-akibat dari suatu sistem
(misal: menjelaskan penyebab kejadian penting pada abad ke-18 di Perancis)
C3 ® Mengaplikasikan (Apply) : menerapkan atau menggunakan suatu tata cara yang telah diberikan pada suatu
keadaan. Proses kognitif yang dilalui adalah :
3.1 Menjalankan (executing) : menerapkan suatu cara yang telah dikenal untuk tugas yang telah biasa dijumpai
(misal: membagi atau memisahkan satu kelompok angka dari kumpulan angka yang lain, dimana kedua kelompok
angka tersebut beranggotakan lebih dari satu angka)
3.2 Mengimplementasikan (implementing) : menggunakan cara yang telah ada untuk menyelesaikan tugas yang
belum dikenal sebelumnya (misal: menggunakan Hukum Newton 2 dalam keadaan yang tepat atau khusus).
C4 ® Menganalisis (Analyze) : memutuskan suatu material ke dalam unsur-unsur pokok dan menentukan bagaimana
hubungan/kaitan dari satu unsur tersebut dengan unsur yang lain dan kedalam tujuan atau struktur umum dari suatu
materi. Proses kognitif yang dilalui adalah:
4.1 Membedakan (diffrentiating) atau memilih : membedakan bagian yang memiliki hubungan dengan bagian yang
tidak memiliki hubungan atau memisahkan bagian yang penting dengan bagian yang tidak penting dari materi yang
telah disajikan (misal: membedakan antara angka yang berhubungan dengan angka yang tidak berhubungan dalam
masalah kalimat matematika)
4.2. Mengorganisir (organizing) atau menemukan hubungan, mengintegrasi, garis besar, uraian dan menyusun
secara struktur : menentukan bagaimana suatu unsur  atau fungsi sesuai dengan strukturnya (misal:  menentukan
kesesuaian fakta-fakta dalam cerita sejarah dengan fakta-fakta yang sesuai atau keterangan sejarah
yangbertentangan)
4.3. Menemukan makna tersirat (attributing) : menetukan pokok permasalahan, bias, nilai atau maksud tersembunyi
dari materi yang ada (misal: menentukan pokok permasalahan atau tema yang diambil penulis essay dari sudut
pandang politik)
C5 ® Evaluasi (Evaluate) : membuat penilaian atau keputusan berdasarkan kriteria atau standar. Proses ini meliputi:
5.1. Memeriksa (checking) atau mengkoordinasi, menemukan, mengawasi dan menguji : menemukan
ketidaksesuaian atau kesalahan antara proses dan hasil; menentukan bahwa proses dan hasil memiliki kesesuaian;
mengawasi ketidakefektifan suatu cara dalam penerapan (misal: menentukan bahwa ilmuwan mengambil
kesimpulan dari data observasi yang diperoleh)
5.2 Mengritik (Critiquing) atau memutuskan : menemukan ketidaksesuaian antara hasil dan kriteria dari luar,
menentukan bahwa hasil sesuai atau tidak, menemukan kesalahan dari suatu cara yang menyebabkan suatu masalah
( memutuskan satu dar dua metode atau cara yang terbaik untuk memecahakan permasalahan yang ada).
C6 ® Membuat (Create) : mengambil semua unsur pokok untuk membuat sesuatu yang memiliki fungsi atau
mengorganisasikan kembali element yang ada ke dalam stuktur atau pola yang baru. proses ini meliputi :
6.1 Merumuskan (generating) : membuat hipotesis atau dugaan sebagai alternatif berdasarkan kriteria yang ada
(misal: menyusun hipotesis untuk laporan dari fenomena yang telah diamati)
6.2. Merencanakan (planning) atau mendesain : merencanakan cara untuk menyelesaikan tugas (misal: rencana
penelitian dengantelaah pustaka ditulis berdasarkan topik sejarah yang ada)
6.3. Memproduksi (producing) : menemukan atau menghasilkan suatu produk ( menciptakan suatu lingkungan atau
keadaan untuk tujuan tertentu)
Dari uraian di atas, ada perbedaan antara taksonomi Bloom yang lama dengan taksonomi Bloom yang telah direvisi
yaitu pada ranah kognitif C5. Pada taksonomi Bloom terdahulu, C5 adalah proses sintesis dan evaluasi ada pada
ranah kognitif C6. Namun pada taksonomi Bloom yang telah direvisi, ranah kognitif C5 ditempati oleh proses
evaluasi dan ranah kognitif C6 digantikan oleh proses mencipta atau berkarya. Seperti yang telah disebutkan bahwa
taksonomi ini bertujuan untuk mengklasifikasikan tujuan pendidikan yang akan dicapai, maka dengan perubahan
pada taksonomi berarti terjadi perubahan pula pada tujuan akhir pendidikan yang ingin dicapai. Jika menggunakan
taksonomi Bloom yang terdahulu, tujuan akhir pendidikan adalah siswa atau pelajar mampu menilai suatu ide atau
situasi yang ada, maka pada taksonomi yang baru ini, tujuan akhir pendidikan adalah siswa mampu menghasilkan
suatu karya atau produk dengan memanfaatkan dan menggunakan cara-cara atau konsep dari pengetahuan-
pengetahuan yang telah diperoleh selama proses belajar. Dengan tercapainya ranah kognitif tertinggi yaitu mencipta
atau berkarya, siswa lebih bisa mengimplementasikan pengetahuan yang telah ia dapat ke dalam bentuk atau objek
yang nyata. Hal tersebut akan berpengaruh pada hasil pendidikan yaitu sumber daya manusia yang semakin baik.

Selain adanya perubahan ranah atau tingkat kognitif tertinggi dalam taksonomi yang berakibat pada perubahan
tujuan akhir pendidikan yang ingin dicapai, dalam taksonomi Bloom yang direvisi ranah kognitif sintesis tidak ada.
Ranah kognitif tersebut bukan dihilangkan namun diintegrasikan dengan ranah kognitif analisis yaitu dalam proses
mengorganisir (organizing). Pengintegrasian analisis dan sintesis dilakukan karena siswa akan secara otomatis
melakukan sintesis setelah ia selesai menganalisis materi yang telah diterima dengan tujuan untuk memudahkan
proses belajarnya secara keseluruhan.
Pada taksonomi Bloom yang telah direvisi, jika dilihat dari penggunaan kata untuk proses dari tiap tingkatan atau
ranah kognitif, lebih menggunakan kata kerja. Dengan demikian, terlihat jelas bahwa pada taksonomi baru ini lebih
menekankan pada proses  dan tahapan pengolahan informasi oleh otak, yaitu dimulai dari tahapan mengingat,
memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi dan mencipta sehingga pengetahuan yang telah diterima dapat
dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari.

REFLEKSI
Berdasarkan uraian diatas, dapat diketahui perbedaan-perbedaan antara taksonomi Bloom yang lama dengan
taksonomi Bloom hasil revisi. Menurut saya, taksonomi Bloom yang telah direvisi lebih tepat untuk dilaksanakan
pada zaman modern seperti ini. Pengetahuan tidak cukup hanya untuk dipelajari, namun lebih diutamakan untuk
dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, pengetahuan akan membantu menyelesaikan
permasalahan yang kerap muncul saat ini. Model penciptaan suatu karya yang baru atau pembuatan suatu proyek
lebih dapat memacu siswa untuk berpikir kritis dan terpadu dengan memanfaatkan pengetahuan-pengetahuan yang
telah diperoleh selama proses belajar dibandingkan dengan kemampuan untuk menilai suatu situasi tanpa mencari
solusi dari kesalahan yang ada dalam situasi tersebut.

Taksonomi Bloom yang baru ini sesuai dengan dasar pengajaran yang sedang diterapkan, yaitu berbasis kontekstual
dan problem solving, sehingga evaluasi atau penilaian terhadap kognitif siswa yang paling tinggi adalah menemukan
atau menciptakan sesuatu yang baru untuk memecahkan masalah yang ada. Penciptaan karya diperoleh oleh siswa
dengan memanfaatkan segala sesuatu yang ada di lingkungan sekitarnya. Dengan demikian, siswa selalu dilatih
untuk menjadi seseorang yang kritis.

Bagi seorang guru, taksonomi Bloom sangat bermanfaat untuk menyusun suatu rangka pembelajaran. Guru akan
memulainya dari tingkat terendah dari ranah kognitif hingga tertinggi karena otak dari setiap siswa akan memproses
pengetahuan atau materi yang disajikan sesuai dengan urutan proses kognitif tersebut. Siswa akan memahami
pengetahuan yang disampaikan atau diperkenalkan terlebih dahulu oleh guru. Kemudian siswa akan mengingat
kembali, setelah itu siswa akan memahaminya. Dengan demikian, seorang guru tidak serta merta memberi penilaian
rendah terhadap siswanya yang belum paham, karena bisa saja terdapat suatu gap atau kesalahan pada saat guru
menyampaikan atau memperkenalkan pengetahuan tersebut. Begitu pula dengan proses-proses berikutnya, sehingga
dapat disimpulkan bahwa adanya taksonomi Bloom ini, seorang guru dapat menilai atau menginstropeksi cara
mengajarnya di kelas.
Selain beberapa hal di atas, taksonomi Bloom juga dapat dijadikan acuan bagi seorang guru dalam menyusun soal-
soal untuk evaluasi. Hendaknya soal-soal tersebut dapat meliputi seluruh tingkat atau ranah kognitif, disusun dari
yang termudah yaitu tingkat terendah dari ranah kognitif (C1) hingga ranah kognitif tertinggi (C6), meski karyanya
tidak dalam bentuk benda, namun dalam bentuk hipotesis (dugaan) atau rancangan sementara. Dengan demikian,
guru akan dapat mengetahui ranah kognitif mana yang telah dicapai oleh para siswanya dan dapat menyusun suatu
strategi untuk meningkatkan kemampuan siswa yang masih mencapai tingkat rendah untuk ranah kognitifnya.
Kata Kerja untuk Ranah Kognitif (C1 - C6)
CONTOH KATA KERJA RANAH KOGNITIF (Cl – C6)

Pengetahuan (Cl) Pemahaman (C2) Penerapan (C3) Analisis (C4) Sintesis (C5) Penilaian (C6)

Mengutip Memperkirakan Menugaskan Menganalisis Mengabstraksi Membandingkan

Menyebutkan Menjelaskan Mengurutkan Mengaudit Mengatur Menyimpulkan

Menelusuri Mengkategorikan Menentukan Memecahkan Menganimasi Menilai

Menggambar Mencirikan Menerapkan Menegaskan Mengumpulkan Mengarahkan

Membilang Merinci Menyesuaikan Mendeteksi Mengkategorikan Mengkritik

Mengidentiflkasi Mengasosiasikan Mengkalkulasi Mendiagnosis Mengkode Menimbang

Mendaftar Membandingkan Memodifikasi Menyeleksi Mengkombinasikan Memutuskan

Menunjukkan Menghitung Mengklasifikasi Memerinci Menyusun Memisahkan

Memberi label Mengkontrasikan Menghitung Menominasikan Mengarang Memprediksi

Memberi indek Mengubah Membangun Mendiagramkan Membangun Memperjelas

Memasangkan Mempertahankan Mengurutkan Mengkorelasikan Menanggulangi Menugaskan

Menamai Menguraikan Membiasakan Merasionalkan Menghubungkan Menafsirkan

Menandai Menjalin Mencegah Menguji Menciptakan Mempertahankan

Membaca Membedakan Menentukan Mencerahkan Mengkreasikan Memerinci

Menyadap Mendiskusikan Menggambarkan Menjelajah Mengoreksi Mengukur

Menghafal Menggali Menggunakan Membagankan Merancang Merangkum

Menulis Mencontohkan Menilai Menyimpulkan Merencanakan Membuktikan

Mencatat Menerangkan Melatih Menemukan Mendikte Memvalidasi

Mengulang Mengemukakan Menggali Menelaah Meningkatkan Mengetes

Mereproduksi Mempolakan Mengemukakan Memaksimalkan Memperjelas Mendukung


Meninjau Memperluas Mengadaptasi Memerintahkan Memfasilitasi Memilih

Memilih Menyimpulkan Menyelidiki Mengedit Membentuk Memproyeksikan

Menyatakan Meramalkan Mengoperasikan Mengaitkan Merumuskan

Mempelajari Merangkum Mempersoalkan Memilih Menggeneralisasi

Mentabulasi Menjabarkan Mengkonsepkan Mengukur Menggabungkan

Memberi kode Melaksanakan Melatih Memadukan

Meramalkan Mentransfer Membatasi

Memproduksi Mereparasi

Memproses Menampilkan

Mengaitkan Menyiapkan

Mensuimulasikan Memproduksi

Memecahkan Merangkum

Mel.akukan Merekonstruksi

Mentabulasi

Menyusun

Memproses

Meramalkan
Dalam ranah kognitif itu terdapat enam aspek atau jenjang proses berfikir, mulai dari jenjang
terendah sampai dengan jenjang yang paling tinggi. Keenam jenjang atau aspek yang dimaksud
adalah:

 Pengetahuan/hafalan/ingatan (knowledge) 

Adalah kemampuan seseorang untuk mengingat-ingat kembali (recall) atau mengenali kembali
tentang nama, istilah, ide, rumus-rumus, dan sebagainya, tanpa mengharapkan kemampuan untuk
menggunkannya. Pengetahuan atau ingatan adalah merupakan proses berfikir yang paling
rendah.
Salah satu contoh hasil belajar kognitif pada jenjang pengetahuan adalah dapat menghafal surat
al-’Ashar, menerjemahkan dan menuliskannya secara baik dan benar, sebagai salah satu materi
pelajaran kedisiplinan yang diberikan oleh guru Pendidikan Agama Islam di sekolah.

 Pemahaman (comprehension) 

Adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu
diketahui dan diingat. Dengan kata lain, memahami adalah mengetahui tentang sesuatu dan dapat
melihatnya dari berbagai segi. Seseorang peserta didik dikatakan memahami sesuatu apabila ia
dapat memberikan penjelasan atau memberi uraian yang lebih rinci tentang hal itu dengan
menggunakan kata-katanya sendiri. Pemahaman merupakan jenjang kemampuan berfikir yang
setingkat lebih tinggi dari ingatan atau hafalan.
Salah satu contoh hasil belajar ranah kognitif pada jenjang pemahaman ini misalnya: Peserta
didik atas pertanyaan Guru Pendidikan Agama Islam dapat menguraikan tentang makna
kedisiplinan yang terkandung dalam surat al-’Ashar secara lancar dan jelas.

 Penerapan (application) 

Adalah kesanggupan seseorang untuk menerapkan atau menggunakan ide-ide umum, tata cara
ataupun metode-metode, prinsip-prinsip, rumus-rumus, teori-teori dan sebagainya, dalam situasi
yang baru dan kongkret. Penerapan ini adalah merupakan proses berfikir setingkat lebih tinggi
ketimbang pemahaman.
Salah satu contoh hasil belajar kognitif jenjang penerapan misalnya: Peserta didik mampu
memikirkan tentang penerapan konsep kedisiplinan yang diajarkan Islam dalam kehidupan
sehari-hari baik dilingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat.

 Analisis (analysis) 

Adalah kemampuan seseorang untuk merinci atau menguraikan suatu bahan atau keadaan
menurut bagian-bagian yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan di antara bagian-
bagian atau faktor-faktor yang satu dengan faktor-faktor lainnya. Jenjang analisis adalah
setingkat lebih tinggi ketimbang jenjang aplikasi.
Contoh: Peserta didik dapat merenung dan memikirkan dengan baik tentang wujud nyata dari
kedisiplinan seorang siswa dirumah, disekolah, dan dalam kehidupan sehari-hari di tengah-
tengah masyarakat, sebagai bagian dari ajaran Islam.

 Sintesis (syntesis) 

Adalah kemampuan berfikir yang merupakan kebalikan dari proses berfikir analisis. Sisntesis
merupakan suatu proses yang memadukan bagian-bagian atau unsur-unsur secara logis, sehingga
menjelma menjadi suatu pola yang yang berstruktur atau bebrbentuk pola baru. Jenjang sintesis
kedudukannya setingkat lebih tinggi daripada jenjang analisis. Salah satu jasil belajar kognitif
dari jenjang sintesis ini adalah: peserta didik dapat menulis karangan tentang pentingnya
kedisiplinan sebagiamana telah diajarkan oleh islam.

 Penilaian/penghargaan/evaluasi (evaluation) 

Adalah merupakan jenjang berpikir paling tinggi dalam ranah kognitif dalam taksonomi Bloom.
Penilian/evaluasi disini merupakan kemampuan seseorang untuk membuat pertimbangan
terhadap suatu kondisi, nilai atau ide, misalkan jika seseorang dihadapkan pada beberapa pilihan
maka ia akan mampu memilih satu pilihan yang terbaik sesuai dengan patokan-patokan atau
kriteria yang ada.

Anda mungkin juga menyukai