Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTEK KERJA BATU

Dosen Pengampu
Pak Novriadi

Disusun oleh :

Yohana Christine Kurniawan ( 1905021006 )

KELAS SI-1B
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PRODI DIII TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
2019
Kata Pengantar

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah melimpahkan
rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga laporan ini bisa selesai pada
waktunya.
Saya berharap semoga laporan ini bisa bisa bermanfaat. Namun terlepas dari itu, saya
memahami bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga saya sangat
mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya laporan
selanjutnya yang lebih baik lagi.
HARI PERTAMA

Menyiapkan peralatan & bahan-bahan serta mengatur posisi penempatan praktik kerja.

1. Peralatan

a. Kotak Spesi

b. Sekop/Cangkul

e. Ayakan

f. Ruskam

c. Ember

g. Sendok Spesi

d. Plat Siku

h. Palu karet
k. Meteran

l. Benang

i. Palu Pemotong Bata

m. Line bobbyn
j. Waterpas

2. Bahan-bahan

a. Pasir

d. Air

c. Keramik

b. Kapur

e. Batu Bata
HARI KEDUA

MEMASANG BATA ½ BATU DENGAN IKATAN BIASA.

TUJUAN :
1. Memasang dinding batu bata dengan cara (teknik) yang telah ditentukan.
2. Memotong bata ukuran ½ bt dengan palu pemotong.
3. Menentukan ketegakan & kedataran pasangan dengan watrepass.
PERALATAN :
1. Sendok spesi 5. Ember
2. Cangkul/sekop 6. waterpass
3. Line bobbyn 7. Benang
4. Kotak spesi 8. Ayakan
5. Palu karet
BAHAN :
1. Pasir 3. Air
2. Kapur 4. Bata
LANGKAH-LANGKAH KERJA :
1. Mengaduk mortar secara manual dengan perbandingan 1 kapur : 4 pasir.
2. Tentukan pada lokasi pekerjaan penempatan dari pasangan yang akan dibangun dengan
tongkat ukur & tandai posisi setiap bata menurut panjang rata-rata dari bata ditambah 1
siar (1,2 cm)
3. Ambil satu sendok spesi & satu bata, pasang melintang dengan jarak 15s/d 20 cm dari
salah satu ujung pasangan yang sudah ditandai sebelumnya & datarkan dengan waterpass
kearah panjang & lebarnya.
4. Ambil waterpass & letakkan di atas gauge rod dengan posisi berdiri arah melebar,
kemudian lihat gelembung nivo pada waterpass, apabila posisi gelembung belum tepat di
tengah nivo berarti kedua bata tersebut belum datar. Untuk mendapatkannya kita harus
menaikkan atau menurunkan bata yang kedua tadi.
5. Setelah kedua bata itu datar, ambil line bobbyn & kaitkan pada masing-masing kepala bata
tersebut dengan benang yang renggang.
6. Pada waktu kita mulai memasang kita berdiri diantara lokasi pekerjaan & kotak spesi
dengan posisi lokasi pekerjaan di sebelah kiri & kotak spesi di sebelah kanan.
7. Pemasangan kita mulai dengan cara tangan kiri mengambil bata & tangan kanan
mengambil adukan dengan sendok spesi.
8. Letakkan adukan tadi pada dasar salah satu ujung dengan posisi sendok miring kearah
kita & untuk melepaskan sendok dari adukan, kita tarik kebelakang sambil
mengangkatnya keatas.
9. Kemudian letakkan bata diatas spesi tadi dengan salah satu sisi memanjangnya sejajar
benang & untuk menyamakan kedataran bata dengan benang, bata kita tekan kebawah
sambil menggesek-gesekkan kemuka & kebelakang.
10. Pemasangan bata berikutnya, pengambilan & peletakkan spesi sama dengan cara
pemasangan pertama & peletakkan bata harus dalam posisi miring kebelakang,
dibenamkan kedalam spesi kira-kira 1 cm & didorong kebelakang.
11. Pertemuan bata pertama & bata kedua harus dibatasi oleh spesi yang terdorong tadi
setebal ±1 cm.
12. Ujung bata yang disebelah muka kita tekan kebawah sambil menggerak-gerakkan ke arah
muka belakang, sehingga sama datar & sejajar dengan benang.
13. Untuk pemasangan bata berikutnya caranya sama seperti pemasangan kedua tadi &
sampai penuh satu baris.
LAPISAN KEDUA
1. Siar tegak dari pasangan bata lapisan kedua harus tepat berada pada pertengahan bata
yang dibawahnya, maka pemasangan batu yang pertama pada lapisan kedua, dimulai
dengan bata setengah.
2. Bata setengah ini dibuat dengan jalan memotong bata yang utuh menjadi dua bagian yang
sama besar dengan palu pemotong, namun sebelum dipotong ada baiknya bata tersebut
diukur panjang setengahnya menggunakan meteran.
3. Untuk pasangan bata lapisan kedua dimulai dengan bata setengah yang dipasang pada
salah satu ujung pasangan.
4. Selanjutnya ukurlah kedataran bata tersebut dengan menggunakan waterpass.
5. Pada ujung yang satu lagi kita pasang bata setengah dengan meletakkan bata tersebut
tanpa ditekan, lalu ukur juga kedatarannya dengan waterpass.
6. Kemudian kita cantolkan line bobbyn pada kedua bata tersebut sebagai pedoman
pemasanga bata diantara kedua bata tersebut.
7. Untuk pemasangan lapisan ketiga persis sama dengan lapisan pertama.
8. Untuk pemasangan lapisan keempat persis sama dengan lapisan kedua, & begitu juga
untuk lapisan selanjutnya.
9. Setelah dilakukan proses penilaian, pasangan dibongkar kembali & lokasi pekerjaan
dibersihkan serta peralatan dicuci bersih.

HARI KETIGA

MEMASANG DINDING 1 BATA DALAM IKATAN JERMAN (DEUTCH BOND) SEBANYAK


LIMA LAPISAN.

TUJUAN :
1. Membuat pasangan satu bata dalam ikatan jerman (deutch bond).
2. Membuat akhir pasangan berbentuk tangga & tegak.
3. Menghitung kebutuhan bahan yang dibutuhkan per m2 pasangan, dengan
komposisi adukan 1 kapur : 4 pasir.
PERALATAN :

1. Sendok spesi 7. Kotak spesi


2. Waterpass 8. Meteran
3. Palu pemotong bata 9. Ember
4. Line bobbyn 10. Cangkul/sekop
5. Benang 11. Ayakan
6. Palu karet

BAHAN :
1. Pasir 3. Air
2. Kapur 4.Bata

LANGKAH-LANGKAH KERJA :

1. Mengaduk mortar secara manual dengan perbandingan 1 kapur : 4 pasir.


2. Hitung kebutuhan bahan yang diperlukan & siapkan semua peralatan serta bahan.
3. Buat kepala pasangan dengan bata me;lintang pada setiap ujung pasangan yang akan dibuat
dengan jarak 15 s/d 20 cm yang saling waterpass.
4. Kemudian cantolkan line bobbyn pada kedua bata tersebut, lalu kita mulai memasang bata
lapisan pertama dengan bata melintang sampai penuh.
5. Untuk pemasangan lapisan kedua, kita mulai dengan bata berukuran ¾ panjang,
sedangkan pada ujung pasangan yang berbentuk tangga kita pasang bata utuh sisi ujung
bata tepat berada diatas pertengahan bata yang melintang. Setelah kedua bata itu terpasang,
cantolkan line bobbyn dengan benang yang renggang.
6. Pemasangan bata kita lekukan sebagai berikut :
a. Pertama kita pasang bata yang dekat ke benang, dengan sisi pas dengan bennag, kemudian
dilanjutkan dengan memasang bata yang sebelah belakang. Siar melintang harus terisi
penuh & siar tengah biarkan sedikit kosong.
b. Pemasangan bata tidak boleh jika hanya satu jalur yang dekat benang saja yang
didahulukan, tapi harus maju dua sejajar sekaligus.
c. Pengambilan spesi harus pas untuk satu bata, sehingga mortar tidak berjatuhan kelantai.
7. Untuk lapisan ketiga sama dengan pemasangan lapisan pertama, yaitu dimulai dengan bata
melintang pada kedua ujung pasangan.
8. Pemasangan bata pada lapisan keempat, dilakukan dengan memasang bata ¾ pada ujung
yang tegak & dilanjutkan dengan bata melintang & pada bata yang lainnya kita pasang
memajang dua berjajar.
9. Untuk lapisan kelima sama dengan pemasangan lapisan pertama, yaitu dimulai dengan bata
melintang pada kedua ujung pasangan.
10. Setelah selesai melakukan pekerjaan, bersihkan semua peralatan & lokasi kerja.
HASIL GAMBAR :
HARI KEEMPAT

MELANJUTKAN PEMASANGAN DINDING 1 BATA DALAM IKATAN JERMAN (DEUTCH


BOND) HINGGA SEPULUH LAPISAN.

TUJUAN :
1. Membuat pasangan satu bata dalam ikatan jerman (deutch bond).
2. Membuat akhir pasangan berbentuk tangga & tegak.
3. Menghitung kebutuhan bahan yang dibutuhkan per m2 pasangan, dengan
komposisi adukan 1 kapur : 4 pasir.

PERALATAN :

1. Sendok spesi 7. Kotak spesi


2. Waterpass 8. Meteran
3. Palu pemotong bata 9. Ember
4. Line bobbyn 10. Cangkul/sekop
5. Benang 11. Ayakan
6. Palu karet

BAHAN :
1. Pasir 3. Air
2. Kapur 4.Bata

LANGKAH-LANGKAH KERJA :

1. Mengaduk mortar secara manual dengan perbandingan 1 kapur : 4 pasir.


2. Hitung kebutuhan bahan yang diperlukan & siapkan semua peralatan serta bahan.
3. Buat kepala pasangan dengan bata me;lintang pada setiap ujung pasangan yang akan dibuat
dengan jarak 15 s/d 20 cm yang saling waterpass.
4. Kemudian cantolkan line bobbyn pada kedua bata tersebut, lalu kita mulai memasang bata
lapisan pertama dengan bata melintang sampai penuh.
5. Untuk pemasangan lapisan kedua, kita mulai dengan bata berukuran ¾ panjang,
sedangkan pada ujung pasangan yang berbentuk tangga kita pasang bata utuh sisi ujung
bata tepat berada diatas pertengahan bata yang melintang. Setelah kedua bata itu terpasang,
cantolkan line bobbyn dengan benang yang renggang.
6. Pemasangan bata kita lekukan sebagai berikut :
d. Pertama kita pasang bata yang dekat ke benang, dengan sisi pas dengan bennag, kemudian
dilanjutkan dengan memasang bata yang sebelah belakang. Siar melintang harus terisi
penuh & siar tengah biarkan sedikit kosong.
e. Pemasangan bata tidak boleh jika hanya satu jalur yang dekat benang saja yang
didahulukan, tapi harus maju dua sejajar sekaligus.
f. Pengambilan spesi harus pas untuk satu bata, sehingga mortar tidak berjatuhan kelantai.
7. Untuk lapisan ketiga sama dengan pemasangan lapisan pertama, yaitu dimulai dengan bata
melintang pada kedua ujung pasangan.
8. Pemasangan bata pada lapisan keempat, dilakukan dengan memasang bata ¾ pada ujung
yang tegak & dilanjutkan dengan bata melintang & pada bata yang lainnya kita pasang
memajang dua berjajar.
9. Untuk lapisan kelima sama dengan pemasangan lapisan pertama, yaitu dimulai dengan bata
melintang pada kedua ujung pasangan.
10. Begitu juga pemasangan selanjutnya hingga lapisan kesepuluh.
11. Setelah selesai melakukan pekerjaan, bersihkan semua peralatan & lokasi kerja.
HASIL GAMBAR :
HARI KELIMA

MEMPLESTER DINDING BATA.

TUJUAN :
1. Mengukur serta menentukan ketebalan plesteran sebidang dinding.
2. Mengaduk mortar untuk plesteran dengan baik.
3. Memplester dengan teknik yang benar & hasil yang datar serta tidak retak-retak.
PERALATAN :

1. Sendok spesi 6. Ruskam


2. Waterpass 7. Meteran
3. Line bobbyn 8. Ember
4. Jidar 9. Cangkul/sekop
5. Kotak spesi 10. Ayakan

BAHAN :

1. Pasir 2. Kapur 3. Air

HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN:

1. Adukan mortar harus benar-benar homogen.


2. Lapisan tampak depan setebal ±1 cm & tampak belakang ±1,5 cm.
3. Plesteran harus rata & tegak lurus.
4. Pelontaran mortar dengan cara (teknik) backhand & dimulai dari bagian bawah keatas.

LANGKAH-LANGKAH KERJA :

1. Mengaduk mortar secara manual dengan perbandingan 1 kapur : 4 pasir.


2. Aduk pada kotak spesi sampai benar-benar rata (homogen).
3. Bersihkan permukaan pasangan yang akan di plester.
4. Apabila permukaan dinding terlalu kering, dapat diperciki dengan air.
5. Buatlah empat titik plesteran sebagai pedoman untuk memplester seluruh bagian dinding
bata, kemudia diukur kedatarannya menggunakan waterpass yang diletakkan diatas jidar.
6. Lalu kita buat kepala plesteran dengan cara mengisi serta menghubungkan kedua titik
plesteran tadi, lalu diratakan dengan ruskam dengan cara menggosoknya dengan cara
melingkar.
7. Setelah semua kepala plesteran selesai, maka plesterlah semua ruang antara kepala
plesteran dan menggosoknya dengan menggunakan ruskam agar meratakan serta
menghaluskan permukaan yang diplester.
8. Kemudian lihat hasil kedataran plesteran dengan bantuan jidar, lalu letakkan waterpassnya.
9. Setelah selesai melakukan proses pemlesteran, bersihkan semua peralatan & lokasi kerja.
HASIL GAMBAR :
HARI KEENAM

MEMASANG UBIN DINDING.

TUJUAN :
1. Melakukan pemasangan ubin dinding dengan datar & siku.
2. Mengisi celah-celah antara ubin dengan baik.
PERALATAN :

1. Sendok spesi 6. Meteran


2. Waterpass 7. Ember
3. Plat siku 8. Cangkul/sekop
4. Kotak spesi 9. Ayakan
5. Palu karet

BAHAN :
1. Pasir 3. Air
2. Kapur 4. Keramik
LANGKAH-LANGKAH KERJA :
1. Mengaduk mortar secara manual dengan perbandingan 1 kapur : 4 pasir.
2. Ambil ketegak lurusan dinding dengan waterpass, pada tiap-tiap sudut tembok.
3. Untuk pemasangan ubin pada dinding, mortar diletakkan pada bagian bawah keramik
sebelum ditempelkan/ dipasang ke dinding.
4. Dipasang sebanyak 4 keramik pada bagian dinding yang horizontal & 3 keramik pada
bagian dinding yang vertikal.
5. Kemudian perhatikan batas-batas & jarak setiap siar harus sama & membentuk tanda
tambah (+)
6. Cek kedataran maupun siku-siku setiap keramik setelah dipasang satu per satu dengan
menggunakan waterpass & plat siku.
7. Setelah selesai melakukan pekerjaan, bersihkan semua peralatan & lokasi kerja.
HASIL GAMBAR :
HARI KETUJUH

MEMASANG UBIN LANTAI.

TUJUAN :
1. Melakukan pemasangan ubin lantai dengan datar & siku.
2. Mengisi celah-celah antara ubin dengan baik.

PERALATAN :

1. Sendok spesi 6. Meteran


2. Waterpass 7. Ember
3. Plat siku 8. Cangkul/sekop
4. Kotak spesi 9. Ayakan
5. Palu karet

BAHAN :
1. Pasir 3. Air
2. Kapur 4. Keramik
LANGKAH-LANGKAH KERJA :
1. Mengaduk mortar secara manual dengan perbandingan 1 kapur : 4 pasir.
2. Ukur kedataran lantai dengan waterpass, apabila dasar pemasangan bergelombang,
maka perlu diuruk dengan selapis pasir kemudian diratakan & dipadatkan.
3. Tentukan pedoman ketinggian lantai yang akan dibuat yaitu dengan ketebalan ± 2 cm.
4. Dipasang sebanyak 4 keramik pada bagian lantai yang horizontal & 3 keramik pada
bagian lantai yang vertikal.
5. Kemudian perhatikan batas-batas & jarak setiap siar harus sama & membentuk tanda
tambah (+)
6. Cek kedataran maupun siku-siku setiap keramik setelah dipasang satu per satu dengan
menggunakan waterpass & plat siku.
7. Setelah selesai melakukan pekerjaan, bersihkan semua peralatan & lokasi kerja.
HASIL GAMBAR :

HARI KEDELAPAN

MEMASANG DINDING BATA MEMBENTUK SUDUT SIKU.

TUJUAN :

1. Membuat sudut siku dilapangan menggunakan alat sederhana.


2. Membuat konstruksi sambungan sudut siku dengan benar.
3. Memasang bata pada sudut pertemuan dinding dengan tegak & datar.
4. Membuat pasangan akhir model tangga.
PERALATAN :

1. Sendok spesi 6. Meteran


2. Waterpass 7. Ember
3. Plat siku 8. Cangkul/sekop
4. Kotak spesi 9. Ayakan
5. Palu karet

BAHAN :

1. Pasir 2. Kapur 3. Air

LANGKAH-LANGKAH KERJA :

1. Mengaduk mortar secara manual dengan perbandingan 1 kapur : 4 pasir.


2. Buat kepala pasangan pada jalur A dengan datar, lalu cantolkan line bobbyn dengan
benang yang regang.
3. Buat lagi kepala pasangan pada jalur B, kedataran harus sama dengan kepala pasangan
pada jalur A, lalu cantolkan pula line bobbyn dengan benang yang regang.
4. Lalu kedua benang tersebut disikukan dengan cara menempelkan siku plat.
5. Letakkan batu bata tanpa mortar sebelah dalam benang sehingga sudut siku berada di
sebelah luar bata, sebagai percobaan apakah sudut tersebut betul kesikuannya.
6. Pasang terlebih dahulu lapisan pertama pada jalur A sebanyak 5 bata.
7. Kemudian pada lapis dua, pasang terlebih dahulu jalur B pada pertemuan sudut sebuah
bata sebanyak 4 bata.
8. Kemudian diteruskan memasang sebuah bata pada ujung jalur B, dengan membentuk
gigi tangga yang sudah di waterpas dengan bata pertama.
9. Lalu pasang sebuah bata pada ujung A & diwaterpas dengan bata kesatu juga, lalu cek
ketegakannya dengan waterpas.
10. Begitu juga dengan pemasangan lapisan selanjutnya.
11. Setelah selesai melakukan pekerjaan, bersihkan semua peralatan & lokasi kerja.
HASIL GAMBAR :
HARI KESEMBILAN

MEMPLESTER DINDING BATA MEMBENTUK SUDUT SIKU.

PERALATAN :

1. Sendok spesi 7. Ruskam


2. Waterpass 8. Meteran
3. Line bobbyn 9. Ember
4. Jidar 10. Cangkul/sekop
5. Kotak spesi 11. Ayakan
6. Plat siku

BAHAN :
1. Pasir 2. Kapur 3. Air
LANGKAH-LANGKAH KERJA :
1. Mengaduk mortar secara manual dengan perbandingan 1 kapur : 4 pasir.
2. Aduk pada kotak spesi sampai benar-benar rata (homogen).
3. Bersihkan permukaan pasangan yang akan di plester.
4. Apabila permukaan dinding terlalu kering, dapat diperciki dengan air.
5. Lalu kita buat kepala plesteran dengan bantuan plat siku, lalu diratakan dengan ruskam
dengan cara menggosoknya dengan cara melingkar.
6. Setelah semua kepala plesteran selesai, maka plesterlah semua ruang antara kepala
plesteran dan menggosoknya dengan menggunakan ruskam agar meratakan serta
menghaluskan permukaan yang diplester.
7. Kemudian lihat hasil kedataran plesteran dengan bantuan jidar & kesikuannya dengan
plat siku.
8. Kemudian periksa sudutnya, ketegakannya kedatarannya, siarnya, konstruksi
sambungan sudutnya.
9. Setelah selesai melakukan proses pemlesteran, bersihkan semua peralatan & lokasi kerja.
HASIL GAMBAR :
HARI KESEPULUH

Semua pekerjaan praktik bengkel telah selesai. Maka dari itu, kegiatan pada hari terakhir adalah
membersihkan bengkel.

Anda mungkin juga menyukai