Anda di halaman 1dari 5

Pengertian Kesejahteraan sosial

Kesejahteraan sosial dapat berarti:

Kesejahteraan masyarakat di bidang ekonomi, pemberdayaan orang yang dianggap satu kesatuan.
(Lihat kemakmuran ekonomi dan fungsi kesejahteraan sosial.)

Penyediaan layanan sosial di berbagai bidang, untuk kepentingan masyarakat individu. Penggunaan
ini memiliki ide yang sama dengan negara kesejahteraan.

Dalam Kesejahteraan Sosial Indonesia juga digunakan sebagai nama disiplin akademik, sisi terapan
sosiologi.

Kesejahteraan sosial adalah suatu kondisi di mana seseorang merasa nyaman, damai, bahagia, dan
mampu memenuhi kebutuhan mereka.

Pengertian Kesejahteraan Sosial Menurut Para Ahli

Gertrude Wilson

“Kesejahteraan sosial adalah kekhawatiran yang diselenggarakan dari semua orang untuk semua
orang”.

Walter Friedlander

“Kesejahteraan sosial adalah sistem yang terorganisir dari institusi dan pelayanan sosial yang
dirancang untuk membantu individu atau kelompok untuk mencapai standar hidup dan kesehatan
yang lebih baik”.

Elizabeth Wickenden

“Kesejahteraan sosial, termasuk undang-undang, program, manfaat dan jasa yang menjamin atau
memperkuat layanan untuk memenuhi kebutuhan sosial dasar rakyat dan menjaga ketertiban dalam
masyarakat”.

Pre-conference working committee for the XVth International Conference of Social Welfare

“Kesejahteraan sosial adalah usaha sosial secara keseluruhan yang terorganisir dan memiliki tujuan
utama untuk meningkatkan kehidupan orang berdasarkan konteks sosial. Ini termasuk kebijakan dan
layanan yang berkaitan dengan berbagai kehidupan di masyarakat seperti pendapatan, jaminan
sosial, kesehatan , perumahan, pendidikan, rekreasi, tradisi budaya, dll “.

Pendekatan Kesejahteraan Sosial

Menurut Midgley, terdapat empat pendekatan dalam mengupayakan kesejahteraan sosial :

Filantropi sosial
Filantropi berkaitan erat dengan upaya kesejahteraan sosial yang dilakukan oleh pendeta dan
relawan, upaya amal (charity) di mana orang-orang ini menyumbangkan waktu, uang, dan energi
untuk membantu orang lain. Pelaku dikenal sebagai filantropi filantropis.

Filantropi sosial yang bertujuan untuk mempromosikan kesejahteraan sosial dengan mendorong
penyediaan barang pribadi dan jasa kepada orang yang membutuhkan. Ada beberapa karakteristik
dari pendekatan filantropi sosial, di antaranya:

Amal, di mana pendekatan ini tidak memiliki kesinambungan. Artinya, tidak ada interaksi dengan
penerima manfaat ketika bantuan selesai diberikan.

Penerima pasif, menggunakan pandangan bahwa orang tidak mampu memenuhi kebutuhan mereka,
sehingga pelaksanaannya tidak melibatkan partisipasi penerima.

Acak, tidak memiliki metode atau fase tertentu dalam pelaksanaannya.

Kemauan, ketergantungan bisnis pada niat baik dari donor dan kemauan pemerintah untuk
menggunakan uang pembayar pajak untuk mendukung badan amal.

Pekerja Sosial

Berbeda dengan pendekatan untuk filantropi, pekerjaan sosial adalah pendekatan yang terorganisasi
untuk mempromosikan kesejahteraan sosial dengan menggunakan profesional yang memenuhi
syarat untuk menangani masalah-masalah sosial. Namun, perkembangan pekerjaan sosial tidak
dapat dipisahkan dari perkembangan filantropi. Sejak abad ke-19, telah mengalami pengembangan
profesional dan pekerjaan sosial akademik cukup pesat dan telah menyebar di seluruh dunia.

Administrasi Sosial

Pendekatan administrasi sosial berusaha untuk mempromosikan kesejahteraan sosial dengan


menciptakan program-program sosial pemerintah yang meningkatkan kesejahteraan warganya
melalui penyediaan layanan sosial. Pendekatan ini diadakan langsung oleh pemerintah. Salah satu
contoh yang paling terkenal adalah hukum kemiskinan dikeluarkan oleh Ratu Elizabeth I.

Pembangunan Sosial

Pembangunan sosial adalah proses terencana perubahan sosial yang dirancang untuk meningkatkan
kehidupan masyarakat secara keseluruhan, di mana pembangunan dilakukan untuk melengkapi
proses dinamis pembangunan ekonomi.

Tujuan dan fungsi kesejahteraan sosial

Tujuan Kesejahteraan Sosial

Tujuan utama dari sistem kesejahteraan sosial menurut Leonard Schneiderman secara terperinci
dirumuskan bahwa tujuannya antara lain system maintenance, system control, dan system change.

System maintenance
Tujuan dari sistem ini adalah mencakup pemeliharaan dan menjaga kesinambungan keberadaan
serta tatanan nilai-nilai sosial.

System control

Tujuan dari sistem ini adalah mengadakan kontrol secara efektif terhadap perilaku yang tidak sesuai
atau menyimpang dari nilai-nilai sosial yang ada.

System change

Scheneiderman mengungkapkan bahwa tujuan dari sistem ini adalah mengadakan perubahan ke
arah berkembangnya suatu sistem yang lebih efektif bagi anggota masyarakat.

Gabungan dari beberapa tujuan yang telah diuraikan dapat ditemukan pada program usaha
kesejahteraan sosial. Misalnya program jaminan ekonomi,program pemberdayaan
masyarakat,kesehatan mental dll yang semuanya secara langsung bertujuan untuk mencapai sasaran
pemeliharaan, kontrol dan perubahan.

Untuk mewujudkan tercapainya tujuan kesejahteraan sosial disusun berbagai program dan kegiatan
yang disebut usaha-usaha kesejahteraan sosial. Pengertian antara kesejahteraan sosial dan usaha
kesejahteraan sosial seringkali disamakan. UU RI Nomor 6 Tahun 1974 memberi batasan mengenai
keduanya. Usaha kesejahteraan sosial menurut undang-undang tersebut adalah semua upaya,
program, dan kegiatan yang ditujukan untuk mewujudkan, membina, memelihara, dan memulihkan
dan mengembangkan kesejahteraan sosial.

Usaha kesejahteraan sosial tidak hanya dilaksanakan jika timbul hambatan atau masalah tetapi juga
dilakukan sebagai pengembangan sumber-sumber daya untuk menumbuhkan, membina dan
meningkatkan terwujudnya kesejahteraan sosial serta menunjang usaha-usaha lain yang mempunyai
tujuan sama.

Fungsi-Fungsi Kesejahteraan Sosial

Sistem kesejahteraan sosial merupakan subsistem dari masyarakat yang lebih besar yang
memberikan sanksi-sanksi dan dukungan-dukungan terhadapnya. Sebagai subsistem, kesejahteraan
sosial mempunyai fungsi khusus yakni mengatasi masalah yang ada kaitannya dengan penyesuaian-
penyesuaian sosial dan relasi-relasi sosial.

Dalam perkembangan proses sosial terbentuk siklus : organisasi-disorganisasi-reorganisasi. Siklus


tersebut berkaitan dengan fungsi kesejahteraan sosial. Kesejahteraan sosial berfungsi sebagai
reorganisasi dari adanya disorganisasi.

Artinya kesejahteraan sosial berfungsi mengembalikan funsionalitas peranan-peranan sosial dari


suatu sistem yang telah mengalami gangguan atau kerusakan akibat adanya perubahan. Fungsi
kesejahteraan sosial secara umum adalah sebagai penunjang pembangunan di bidang-bidang
lainnya seperti pembangunan sektor ekonomi. Tiap negara mempunyai tingkat ekonomi yang
berbeda, maka terdapat perbedaan pula pada penekanan fungsi kesejahteraan sosial.

Dapat disimpulkan fungsi kesejahteraan sosial adalah sebagai berikut :

Fungsi penyembuhan dan pemulihan (kuratif dan rehabilitatif)

Fungsi pencegahan (preventif)

Fungsi pengembangan (promotif,developmental)

Fungsi penunjang (suportif)

Kriteria-Kriteria Usaha Kesejahteraan Sosial

Dalam menyelsaikan masalah-masalah sosial yang makin beragam diperlukan adanya kriteria-kriteri
tertentu tentang cara penanggulangan yang lebih tepat dan efisien. Wilensky dan Lebeaux
mengemukakan lima kriteria untuk menentukan usaha kesejahteraan sosial :

Formal organization

Usaha-usaha kesejahteraan sosial merupakan suatu organisasi yang formal.

Social sponsorship and accountability

Usaha kesejahteraan sosial diselenggarakan oleh masyarakat atas dukungan dari masyarakat.

Absence of profit motive as dominant program purpose

Tidak ada motif mencari keuntungan sebagai tujuan yang menonjol dalam suatu program.

Fucntional generalization : an integrative view of human needs

Memiliki fungsi yang bersifat umum yaitu ada kebulatan pandangan tentang kebutuhan-kebutuhan
manusia yang memerlukan bantuan dan perlu dipenuhi.

Direct concern with human consumption needs

Secara langsung berhubungan dengan konsumsi kebutuhan-kebutuhan manusia.

Berdasarkan kriteria-kriteria diatas dapat dikatakan bahwa kesejahteraan sosial mencakup berbagai
komponen seperti program-program, pelayanan-pelayanan, peraturan atau perundang-undangan,
tanggung jawab masyarakat dan para petugas pelaksana.
Lembaga-Lembaga Kesejahteraan Sosial

Terbentuknya lembaga-lembaga kesejahteraan sosial merupakan realisasi dari kriteria-kriteria


pertama tentang organisasi formal. Dilihat dari segi praktek pekerjaan sosial, lembaga kesejahteraan
sosial dapat dilihat dari tempat kedudukan (setting) , program dan pelayanannya di mana pekerja
sosial menjalankan tugas operasionalnya.

Gordon Hamilton membagi dalam dua golongan, yaitu primary setting dan secondary setting.
Primary setting misalnya pada lembaga kesejahteraan sosial keluarga dan anak di mana metode-
metode dan praktek pekerjaan sosial diterapkan dalam keseluruhan kegiatan. Sedangkan dalam
secondary setting pekerjaan sosial merupakan salah satu bagian dari keseluruhan metode dan
pelayanan.

Arthur Dunham mengedepankan klasifikasi lembaga kesejahteraan sosial menurut naungannya,


lapangan kerja dan wilayah geografinya. Menurut naungannya adalah berupa lembaga
pemerintahan dan swasta. Sedangkan menurut lapangan kerja sesuai fungsinya dapat
dikelompokkan menjadi 9 jenis, yaitu kesejahteraan keluarga, kesejahteraan anak, kesehatan, cacat
tubuh, kesehatan mental, pelanggar-pelanggar dewasa, rekreasi dan pendidikan informal,
perencanaan, koordinasi, dan program pembangunan, dan lain-lain yang meliputi departemen
kesejahteraan negara bagian dan berbagai badan kesejahteraan masyarakat pada umumnya.

Untuk klasifikasi berdasarkan wilayah geografinya terdiri dari lokal, regional-nasional, regional-
internasional dan internasional. Dari berbagai jenis lembaga kesejahteraan sosial dapat pula
dikelompokkan menjadi dua golongan yaitu lembaga terapi dan lembaga sosialisasi.

Lembaga-lembaga kesejahteraan sosial dalam pelayanannya tidak membedakan golongan, ras


maupun atas dasar ideologi dan kepercayaannya. Kegiatannya antara lain mencakup bantuan dan
pelayanan serta mengembangkan usaha-usaha sosial serta usaha-usaha kesejahteraan sosial.

Anda mungkin juga menyukai