Anda di halaman 1dari 1

Kejamakan etnis yang ada diIndonesia adalah merupakan suatu kekayaan bangsa yang tidak ternilai

harganya. Sudut pandang ini lahir dari mereka yang mampu berfikiran positif. Memandang nkri tidak
hanya cerita tentang satu suku bangsa saja melainkan multyetnis. Akan tetapi berbeda bagi mereka
yang berpikiran sempit, apalagi rasizme. Perbedaan akan dijadikan alasan untuk serang-serangan.
“Kami merantau keibukota dengan tekat besar bisa berguna bagi tanah tumpah darah kami.
Sungguh tidak menyangka akan mengalami tindakan rasizme oleh mereka yang tidak mampu
berpikiran terbuka tentang bangsa ini. Kami ditolak ditempat kos karena alasan kami bau, kami
disebut monyet, kami dilarang berpendapat dan duduk berdampingan karena kami kegelapan, kami
lelah dengan cara memandang kalian tentang kami. Bahkan kami sedih saat Dosen kami mengatakan
kami makan Babi tidak dimasak,” komentar Mariana Senin pukul 14.30 WIB di depan Gedung Sate
Surabaya.

Rasisme dan berbagai pelanggaran-pelanggaran yang memicu konfelik SARA jelas bertentangan
dengan ideology pancasila. Tindakan ini bagian dari berbagai pelanggaran-pelanggaran terhadap
nilai-nilai dasar dalam butir pancasila, yaitu persatuan Indonesia. Hal ini telah sudah seharusnya
menjadi perhatian berbagai pihak-pihak. Menanamkan kesadaran pada generasi muda tentang
menerima perbedaan, saling toleransi, dan menghargai orang lain adalah tindakan realitas untuk
membina kharakter generasi muda yang pancasilaisme. Apalagi mahasiswa sebagai kaum intelektual
dan masyarakat akademis sudah seharusnya menjadi role model sebagai agent of change.
Mahasiswa mampu membina kerukunan, mahasiswa menanamkan berbagai nilai-nilai pancasila
untuk diri sendiri, dan lingkungan para masyarakat pada umumnya.

No 3

Paragraf 1 : Berdasarkan sudut pandang

Paragraf 2 : Sebab Akibat

No 4

Paragraf 1 : Argumentasi

Paragraf 2 : Eksposisi

Anda mungkin juga menyukai