Anda di halaman 1dari 5

Nama : Ulfa Nisatul Akmalia

Npm : 2003101010424
Kelas : Hukum Pidana E

JAWABAN LATIHAN SOAL BAB V

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan overmacht, dan diatur dalam pasal berapa di
dalam KUHP?
Jawab:
Pengertian:
Daya paksa (Overmacht) adalah suatu pengertian yang normative dimana seseorang
karena ancaman bahaya dipaksa melakukan suatu perbuatan pidana walaupun dia
tidak menghendaki melakukan perbuatan tersebut.
Contoh: Seorang Teller yang diancam perampok untuk menyerahkan uang yang ada
padanya.
Aturan:
Overmacht diatur dalam pasal 48 KUHP yang menyatakan, bahwa:
“barangsiapa yang melakukan perbuatan karena pengaruh daya paksa tidak
dipidana.”

2. Apakah yang dimaksud dengan keadaan darurat, dan sebutkan 3 macam keadaan
terpaksa?!
Jawab:
Pengertian:
Keadaan darurat adalah ssuatu daya paksa relative dari sebab di luar perbuatan
manusia dan suatu keadaan dimana suatu kepentingan hukum terancam bahaya, yang
untuk menghinri ancaman bahaya itu terpaksa dilakukan perbuatan yang
kenyataannya melanggar kepentingan hukum yang lain.
Keadaan terpaksa dibagi menjadi tiga macam, yaitu:
a) Dalam keadaan terjadi pertentangan antara dua kepentingan hukum;
b) Dalam hal terjadi pertentangan antara kewajiban hukum dan kepentingan
hukum;
c) Dalam hal terjadi pertentangan antara dua kewajiban hukum.
3. Apakah yang dimaksud dengan pembelaan terpaksa yang melampaui batas, dan apa
persamaannya dengan pembelaan terpaksa?
Jawab:
Pengertian:
Pembelaan Terpaksa yang Melampaui Batas (Noodweer Exces) adalah pembelaan
terpaksa yang melampaui batas, yang langsung disebabkan oleh kegoncangan jiwa
yang hebat karena serangan atau ancaman serangan itu, tidak dipidana.
Adapun persamaan antara pembelaan terpaksa dan pembelaan terpaksa yang
melampaui batas adalah:
• keduanya terdapat serangan atau ancaman serangan yang melawan hukum, yang
ditujukan pada tiga kepentingan hukum (tubuh, kehormatan kesusilaan dan harta
benda) dan adanya kesamaan pada melakukan perbuatan pembelaan memang
dalam keadaan terpaksa dalam untuk usaha mempertahankandan melindungi
suatu kepentingan hukum yang terancam bahaya oleh serangan atau ancaman
serangan yang melawan hukum.
• Pembelaan itu ditujukan untuk mempertahankan dan melindungi kepentingan
hukum diri sendiri atau kepentingan hukum orang lain.

4. Coba saudara berikan contoh kasus dari seseorang yang diringankan pidananya karena
menjalankan perintah jabatan yang tidak sah dengan i'tikad baik?
Jawab:
Dari apa yang dirumuskan pada Pasal 51 ayat (2) KUHP, ada syarat yang wajib
dipenuhi agar orang yang menjalankan perintah yang tidak sah dengan itikad baik itu
tidak dipidana, ialah syarat subjektif dan syarat objektif yang bersifat kumulatif-
imperatif.
a) Syarat subjektif, ialah dengan itikad baik dia mengira bahwa perintah itu
adalah sah;
Contoh:
Seorang penyidik menurut Pasal 16 (1) KUHAP berwenang memberi perintah
pada penyidik pembantu utnuk melakukan penangkapan. Andaikata perintah
itu ditujukan pada orang yang telah diketahui penyidik bukan orang yang
boleh ditangkap, tetapi adalah orang yang dibenci, apabila 2 syarat telah
dipenuhi maka penyidik pembantu menjadi masuk akal apabila dia membela
dirinya dengan beritikad baik dalam menjalakan perintah iitu dan dia tidak
dapat dipidana. Sikap batin “mengira perintah yang sah” adalah harus
ditujukan pada kedua faktor diatas.
b) Syarat objektif, ialah pada kenyataannya perintah itu masuk dalam bidang
tugas pekerjaannya.
Contoh:
Pejabat penyidik pembantu atas dasar perintah penyidik dia berwenang
melakukan penangkapan yang sekaligus berupa kewajiban untuk
melaksanakan perintah itu, ini adalah masuk ruang lingkup pekerjaan dalam
jabatannya. Andaikata si penyidik memerintahkan pada penyidik pembantu
untuk memukuli tersangka yang tidak memberikan keterangan berisi
pengakuan, lalu perintah itu dilaksankan. Maka perbuatan penyidik pembantu
ini sudah berada diluar ruang lingkup pekerjaan jabatannya, dan dia
bertanggung jawab sepenuhnya taas penyiksaan.

5. Sebutkan tiga dasar yang menyebabkan diperberatnya pidana umum?


Jawab:
Undang-undang mengatur tentang tiga dasar (alasan) yang menyebabkan
diperberatnya pidana umum, ialah:
a. Karena jabatan
Pemberatan karena jabatan ditentukan dalam Pasal 52 KUHP yang rumusan
lengkapnya adalah:
"Bilamana seorang pejabat karena melakukan tindak pidana melannggar
suatu kewajiban khusus dari jabatannya atau pada waktu melakukan tindak
pidana memakai kekuasaan, kesempatan atau sarana yang diberikan
kepadanya karena jabalannya, pidananya dapat ditambah sepertiga. "
Dasar pemberat pidana tersebut dalam Pasal 52 ini adalah terletak pada
keadaan jabatan dari kualitas si pembuat (pejabat atau pegawai negeri)
mengenai empat hal ialah dalam melakukan tindak pidana dengan:
-Melanggar suatu kewajiban khusus dari jabatannya
-Memakai kekuasaan jabatannya
-Menggunakan kesempatan karena jabatannya
-Menggunakan sarana yang diberikan karena jabatannya
b. Karena menggunakan bendera kebangsaan
Melakukan suatu tindak pidana dengan menggunakan sarana bendera
kebangsaan dirumuskan dalam Pasal 52 a, KUHP yang bunyi lengkapnya
adalah:
"Bilamana pada waktu melakukan kejahatan digunakan bendera kebangsaan
Republik Indonesia, pidana untuk kejahatan tersebut dapat ditambah
sepertiga."
Pasal 52 a ini menyebutkan secara tegas penggunaan bendera kebangsaan itu
adalah waktu melakukan kejahatan, maka disini tidak berlaku pada
pelanggaran. Disini berlaku pada kejahatan manapun, termasuk kejahatan
menurut perundang-undangan di luar KUHP.
c. Karena pengulangan (recidive)
Alasan pemberatan pidana pada pengulangan ini ialah terletak pada 3 (tiga)
faktor:
a) faklor lebih dari satu kali melakukan tindak pidana
b) faktor telah dijatuhkan pidana terhadap si pembuat oleh negara karena
tindak pidana yang pertama
c) pidana itu telah dijalankannya pada yang besangkutan

6. Bagaimanakah sanksi pidana yang dapat dikenakan terhadap anak nakal yang
melakukan tindak pidana yang diancam hukuman mati atau penjara seumur hidup
dalam kaitannya dengan peringanan pidana atas penghapusan Pasal 45, 46 dan 47
KUHP?
Jawab:
Pidana yang dapat dijatuhkan kepada anak nakal yang melakukan tindak pidana ialah
pidana pokok dan pidana tambahan (23 ayat 1).
a) Pidana Pokoknya ada 4 macam (23 ayat 2), ialah:
▪ pidana penjara
▪ menjalankan pekerjaan pekerjaan jabatan atau pencairan (352)
▪ pada pencurian ringan ialah (1) tidak dilakukan dalam sebuah kediaman
atau pekarangan yang tertutup yang didalamnya ada tempat kediaman, dan
(2) nilai/harga benda (objek) kurang dari Rp.250,- (364)
▪ penggelapan ringan ialah: (1) objeknya bukan ternak, dan (2) nilai
benda/objek kejahatan kurang dari Rp. 250,- (373) penipuan ringan ialah
(1) objek kejahatan bukan ternak, dan (2) nilai benda-objek kejahatan
kurang dari Rp. 250,- (379)
b) Tindak pidana yang lebih ringan, yang pembanding lebih ringannya itu bukan
pada bentuk pokok, tetapi pada perbuatan serta syarat-syarat lainnya yang
sama. Contohnya, kejahatan meninggalkan bayi karena takut diketahui
melahirkan pada Pasal 308 jika dibandingkan kejahatan meninggalkan anak
pada Pasal 305.

7. Sebutkan hal-hal apa saja yang menyebabkan hapusnya hak negara untuk menuntut
seorang pelaku tindak pidana?
Jawab:
Hapusnya Hak Negara untuk Menuntut Pidana dikarenakan beberapa hal yaitu:
1) Ne bis in idem (Pasal 76)
Melarang negara untuk menuntut kedua kalinya si pembuat yang
pembuatannya telah diputus oleh pengadilan yang putusannya telah
mempunyai kekuatan hukum tetap.
2) Meninggalnya si pembuat (Pasal 77)
3) Lampau waktu atau kadaluarsa (Pasal 78-80)
4) Penyelesaian di luar pengadilan, yaitu dengan dibayarnya denda maksimum
dan biaya-biaya bila penuntutan telah dimulai (Pasal 82: bagi pelanggaran
yang hanya diancam pidana denda)

8. Sebutkan hal-hal apa saja yang menyebabkan hapusnya hak negara untuk
menjalankan pidana terhadap pelaku tindak pidana?
Jawab:
Hal-hal yang menyebabkan hapusnya hak negara untuk menjalankan pidana terhadap
pelaku tindak pidana sebagai berikut:
a) Meninggalnya terpidana
b) Kadaluarsa
c) Pemberian Grasi

Anda mungkin juga menyukai