Tanahdangkaldalam
Tanahdangkaldalam
1 - 2011
PEDOMAN TEKNIS
PENGEMBANGAN IRIGASI TANAH DANGKAL
DAN IRIGASI TANAH DALAM
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 i Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 ii
BAGIAN I
DAFTAR ISI C. Pelaporan ................................................... 21
D. Pengendalian ............................................... 22
PEDOMAN TEKNIS DAFTAR PUSTAKA ..................................................23
PENGEMBANGAN IRIGASI TANAH DANGKAL
LAMPIRAN
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 iii Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 iv
BAGIAN II
DAFTAR ISI D. Pengendalian ............................................... 70
LANGKAH-LANGKAH SEDERHANA UNTUK MENENTUKAN
PEDOMAN TEKNIS
TITIK LOKASI PENGEBORAN..................................71
PENGEMBANGAN IRIGASI TANAH DALAM
DAFTAR PUSTAKA ..................................................73
LAMPIRAN
I. PENDAHULUAN .................................................43
A. Latar Belakang ............................................. 43
B. Tujuan dan Sasaran........................................ 45
C. Pengertian .................................................. 46
II. PEMILIHAN LOKASI DAN PETANI/KELOMPOK TANI ......48
A. Persyaratan Lokasi......................................... 49
B. Persyaratan Petani ........................................ 50
III. KOMPONEN IRIGASI TANAH DALAM.........................52
A. Komponen Irigasi Tanah Dalam .......................... 52
1. Sumur ................................................... 52
2. Pompa Air dan Perlengkapannya ................... 53
3. Rumah Pompa/Genset ............................... 54
4. Jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT) ................... 55
B. Kriteria Teknis ............................................. 56
IV. PELAKSANAAN..................................................59
A. Survey Inve3.
B. stigasi dan Desain Sederhana ............................ 59
B. Konstruksi/Pengembangan Irigasi Tanah Dalam ...... 63
C. Operasi dan Pemeliharaan ............................... 65
D. Pelatihan .................................................... 65
E. Pembinaan .................................................. 66
F. Pemanfaatan ............................................... 66
G. Pembiayaan ................................................. 67
I. Waktu Pelaksanaan ........................................ 67
V. MONITORING DAN EVALUASI ................................68
A. Indikator Kinerja ........................................... 68
B. Monitoring dan Evaluasi................................... 68
C. Pelaporan ................................................... 69
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 v Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 vi
BAGIAN I meningkatkan produktivitas pertanian juga
PEDOMAN TEKNIS memungkinkan terjadinya akselerasi sirkulasi air
PENGEMBANGAN IRIGASI TANAH DANGKAL tanah. Secara teroritis, berdasarkan
pemanfaatannya, maka ada dua jenis air tanah yaitu :
I. PENDAHULUAN (1) air tanah dangkal dan (2) air tanah dalam.
A. Latar Belakang
Pengelompokan ini sangat erat kaitannya dengan
Pemanfaatan air permukaan, seperti sungai, danau, pemanfaatan air tanah dan kebutuhan
waduk, embung dan lain-lain telah lama dilakukan infrastrukturnya. Bagi daerah yang mempunyai potensi
masyarakat. Namun demikian, karena kebutuhannya sumber air tanah dangkal, pemanfaatannya akan lebih
belum proporsional dibandingkan dengan mudah karena infrastruktur yang diperlukan lebih
ketersediaannya terutama pada musim kemarau, sederhana, sehingga dapat dikembangkan oleh petani
maka sering kali tanaman yang dibudidayakan pada setempat secara mandiri ataupun jika memerlukan
periode tersebut mengalami kekeringan. Berdasarkan dukungan masih pada tingkatan yang relatif terbatas.
fakta empirik tersebut, maka perlu dipikirkan Sumber air tanah dangkal umumnya terdapat di dalam
alternatif lain untuk memenuhi kebutuhan air lapisan-lapisan tanah yang tidak begitu dalam,
tanaman dari sumber air yang lain. Air tanah sehingga memungkinkan untuk diangkat ke permukaan
merupakan salah satu pilihan sumber air yang dapat dengan menggunakan pompa.
dikembangkan untuk pertanian.
Pemanfaatan air tanah dangkal dari sumur-sumur yang
Pertimbangannya, potensi air tanah di suatu wilayah diangkat dengan menggunakan pompa memerlukan
relatif tetap apabila tidak diusahakan, maka pengisian biaya tambahan, baik untuk pengadaan pompa
air tanah (water recharging) tidak terjadi secara maupun pembuatan bangunan penampung (reservoir)
alamiah, karena beda potensial antara air tanah dan sebagai tandon air. Oleh karena itu, perlu adanya
permukaan tanahnya konstan. Pengambilan air tanah dukungan pembiayaan yang akan berasal dari jenis
sesuai dengan kemampuan pengisiannya, selain dapat komoditas yang diusahakan petani dan kelompoknya
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 1 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 2
sehingga keberlanjutan (sustainability) usaha pompa b. Meningkatnya ketersediaan air irigasi pada
dalam pendayagunaan air tanah dangkal dapat lahan pertanian.
dipertahankan. Agar nilai manfaat air tanah dangkal c. Berkurangnya resiko kegagalan usahatani
dapat dioptimalkan, maka perlu dirancang mekanisme karena kekurangan air irigasi/kekeringan.
pembayaran biaya operasional dan pemeliharaan (OP)
d. Meningkatnya produksi usahatani melalui
dalam kelompok (partisipasi petani), agar
peningkatan areal tanam dan peningkatan
ketergantungan kepada pemerintah dapat
produktivitas.
diminimalkan.
C. Pengertian
B. Tujuan dan Sasaran
1. Air Tanah : air yang terdapat dalam lapisan tanah
1. Tujuan :
atau batuan di bawah permukaan tanah.
Tujuan kegiatan Pengembangan Irigasi Tanah
2. Air Tanah Dangkal : air yang terdapat dalam
Dangkal adalah :
lapisan tanah atau batuan di bawah permukaan
a. Meningkatkan ketersediaan air irigasi pada tanah pada kedalaman < 30 meter.
lahan pertanian, terutama pada lahan kering
3. Irigasi : usaha penyediaan, pengaturan, dan
dan tadah hujan.
pembuangan air untuk menunjang usaha
b. Meningkatkan IP (Intensitas Pertanaman), luas pertanian, termasuk di dalamnya irigasi air
tanam, dan produktivitas usaha tani. permukaan, irigasi air tanah, irigasi tambak, dan
c. Meningkatkan kualitas produksi pertanian dan irigasi rawa.
pendapatan petani. 4. Sumber Air : tempat atau wadah air alami dan/
2. Sasaran : atau buatan yang terdapat pada, di atas, ataupun
a. Terbangunnya Irigasi Tanah Dangkal sebanyak di bawah permukaan tanah.
1807 unit (alokasi per kabupaten berdasarkan 5. Sumber Air Irigasi : tempat atau wadah air alami
DIPA dan POK dapat dilihat pada Lampiran dan/atau buatan yang terdapat pada, di atas,
1).
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 3 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 4
ataupun di bawah permukaan tanah yang dapat
II. PEMILIHAN LOKASI DAN PETANI/KELOMPOK TANI
dipergunakan untuk irigasi.
Agar pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dapat
6. Koordinat : letak/posisi suatu wilayah berdasar
berhasil dengan baik, maka pemilihan lokasi harus
garis lintang, garis bujur, dan ketinggian di atas
dilakukan dengan tepat. Beberapa kriteria yang perlu
permukaan laut.
diperhitungkan antara lain :
7. Jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT) : saluran dan
bangunan yang merupakan satu kesatuan dan
A. Persyaratan Lokasi
diperlukan untuk pengaturan dan penyaluran
irigasi air tanah yang mencakup penyediaan, 1. Di lokasi yang bersangkutan mempunyai potensi air
pengambilan, penyaluran dan pembagian. tanah dangkal, baik kuantitas maupun kualitasnya.
8. Muka air bawah tanah : permukaan air tanah di Potensi sumber air tanah dangkal yang tersedia
dalam sumur bor dihitung dari muka tanah paling tidak dapat memberikan air irigasi
setempat atau titik acuan lain. suplementer (supplementary irrigation) pada areal
seluas kurang lebih 5 hektar sesuai jenis komoditas
yang diusahakan.
2. Di lokasi yang bersangkutan usahataninya sudah
berkembang atau paling tidak daerah tersebut
sesuai untuk pengembangan usaha tani tanaman
pangan, hortikultura, perkebunan, dan
peternakan.
3. Pengembangan usaha tani di lokasi tersebut sering
mengalami kendala/masalah air/kekeringan.
4. Diprioritaskan pada lokasi lahan sawah tadah
hujan dan lahan kering kawasan tanaman pangan,
hortikultura, dan perkebunan. Untuk kawasan
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 5 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 6
peternakan, digunakan untuk hijauan makanan III. KOMPONEN IRIGASI TANAH DANGKAL
ternak, air minum ternak, dan sanitasi ternak. A. Komponen Irigasi Tanah Dangkal
5. Dapat dikembangkan di lokasi Daerah Irigasi (DI) Agar air tanah dangkal dapat dimanfaatkan untuk air
yang memiliki jaringan irigasi di mana kondisi irigasi, maka diperlukan upaya pengambilan/
ketersediaan air pada musim kemarau tidak pengangkatan ke permukaan tanah, misalnya dengan
mampu mengairi lahan usaha tani. pompa. Minimal ada tiga komponen yang diperlukan
6. Lahan usaha tani yang akan mendapat pelayanan agar air tanah dangkal tersedia untuk irigasi : (a)
Irigasi Tanah Dangkal yang akan dibangun adalah sumur (b) pompa air dan motor penggerak dan (c)
lahan milik petani. jaringan distribusi.
1. Sumur
B. Persyaratan Petani/Kelompok
Untuk dapat memanfaatkan air tanah, terlebih dahulu
1. Petani di lokasi memerlukan Irigasi Tanah Dangkal harus dibuat sumur sebagai tempat pengambilan.
dan mampu memanfaatkan serta merawatnya
Sumur tersebut dapat
dengan baik termasuk menyediakan dana
berupa sumur gali (cara
operasional dan pemeliharaan yang dibuktikan dari
pengembangannya dengan
surat pernyataan kelompok tani atas nama petani.
digali) dan sumur bor/
2. Diprioritaskan pada kelompok tani/P3A yang sudah
terbentuk atau akan membentuk kelompok tani/ sumur pantek (cara
P3A/P3AT apabila dibangun Irigasi Tanah Dangkal. pengembangannya dengan
3. Dalam pengelolaannya termasuk pemanfaatannya, dibor). Kedalaman sumur
sarana/fasilitas/peralatan Irigasi Tanah Dangkal yang dibuat disesuaikan
tidak boleh dikuasai secara perorangan tetapi dengan kedalaman air
harus digunakan oleh anggota kelompok. tanah ( < 30 m ).
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 7 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 8
2. Pompa Air dalam pipa. Untuk
mengurangi kehilangan air
Pompa air dipergunakan untuk mengangkat air dalam
(water losses) dalam
tanah ke permukaan
penyaluran, JIAT perlu
tanah. Jenis pompa
dibuat secara permanen
air yang biasa
dengan dilining ataupun
digunakan untuk air
menggunakan sistim perpipaan.
tanah dangkal pada
umumnya pompa
jenis sentrifugal.
B. Kriteria Teknis
Pompa air
digerakkan dengan motor penggerak bertenaga diesel Pengertian 1 unit Irigasi Tanah Dangkal berdasarkan
atau bensin atau tenaga listrik atau tenaga angin luas layanan oncoran adalah sebagai berikut :
(kincir angin). Pompa air tanah dangkal bersifat a. 1 (satu) buah pompa air dan motor penggeraknya
mobile (dapat dipindah-pindahkan), dimana 1 (satu) dengan 1 (satu) atau lebih sumur bor/sumur gali
unit pompa air akan digunakan untuk melayani termasuk saluran distribusinya, atau
beberapa sumur.
b. 2 (dua) buah pompa air dan motor penggeraknya
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 9 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 10
Beberapa kriteria yang perlu diperhatikan dalam
pengembangan Irigasi Tanah Dangkal antara lain : c. Pipa-pipa :
a. Sumur : Pipa-pipa diperlukan untuk pipa selubung luar
dapat dibuat dalam bentuk sumur gali atau (casing pada sumur bor), pipa/selang hisap,
sumur bor. Diameter sumur gali dengan dan pembuangan.
diameter lebih kurang 1 meter. Bila struktur Terbuat dari bahan besi atau PVC (paralon)
tanahnya labil, dinding sumur dapat diperkuat cukup kuat.
dengan tembok atau buis beton. Untuk sumur
Diutamakan yang telah memiliki SNI atau
bor/pantek, diameter selubungnya disesuaikan
sertifikat hasil uji dari intansi atau lembaga
dengan kondisi jenis pompanya.
sertifikasi yang resmi ditunjuk oleh
Kedalaman sumur disesuaikan dengan pemerintah.
kedalaman dan ketebalan lapisan akuifer.
d. Jaringan Distribusi (JIAT)
b. Pompa air :
Penyempurnaan jaringan distribusi
tipe : sentrifugal atau axial. dimaksudkan agar air yang dikeluarkan dari
penggerak : motor bertenaga diesel atau pompa dapat dimanfaatkan seefisien dan
bensin, tenaga listrik atau tenaga angin (kincir seefektif mungkin, dengan mengurangi
angin). kebocoran/ kehilangan air pada saluran
dapat diterima petani, mudah dalam tersebut.
perawatan dan suku cadang tersedia di pasar Jaringan distribusi tersebut dapat berupa pipa
setempat. atau selang yang tahan bocor.
Diutamakan telah memiliki/memenuhi SNI atau
memiliki sertifikat hasil uji dari intansi atau
lembaga sertifikasi yang resmi ditunjuk oleh
pemerintah.
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 11 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 12
Laporan hasil survei investigasi paling tidak
IV. PELAKSANAAN
memuat :
Tahapan pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dapat
a. Letak lokasi berdasarkan daerah
dilaksanakan sebagai berikut :
administratif dan koordinat lintang dan
bujur dengan menggunakan Global
A. Survey Investigasi dan Desain (SID) Sederhana
Positioning System/GPS atau ekstrapolasi
1. Survey Investigasi dari peta topografi yang tersedia.
Survey investigasi dimaksudkan untuk b. Kondisi usaha tani dan jenis komoditi yang
mendapatkan calon lokasi dan petani yang layak dikembangkan.
sesuai untuk pengembangan Irigasi Tanah c. Gambar/sketsa saluran distribusi.
Dangkal, baik dari segi teknis maupun sosial. d. Potensi air tanah dangkal untuk kebutuhan
Pelaksanaan survei investigasi dikoordinasikan irigasi, meliputi kedalaman dan kapasitas
dengan instansi/Sub Dinas terkait terutama pompa/air yang keluar dari mesin pompa.
dengan Sub Dinas yang menangani komoditas e. Luas layanan oncoran (command area) yang
yang akan dikembangkan. akan diairi.
Pelaksanaan survei investigasi dibiayai oleh 2. Desain/rancangan sederhana Irigasi Tanah Dangkal
daerah (tidak termasuk dalam dana TP yang
Rancangan/desain sederhana disusun untuk
dialokasikan) dan dilaksanakan oleh petugas
lokasi yang ditetapkan sebagai calon lokasi
Dinas Pertanian Kabupaten/Kota bersama
pengembangan Irigasi Tanah Dangkal.
dengan petugas Kecamatan.
Rancangan/desain Irigasi Tanah Dangkal
Calon lokasi dan calon petani yang memenuhi
sederhana sekurang-kurangnya mencakup luas
persyaratan ditetapkan oleh Kepala Dinas
lahan yang akan diairi (daerah oncoran),
Kabupaten/Kota sebagai lokasi pengembangan
letak/lokasi sumur (koordinat sumur),
Irigasi Tanah Dangkal.
kedalaman sumur, dan rancangan jaringan
irigasi yang akan dibangun. Satu hal yang
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 13 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 14
perlu diperhitungkan dalam penyusunan desain 4. Kebutuhan anggaran
sumur air tanah dangkal sederhana yaitu dalam Meliputi perkiraan kebutuhan biaya untuk
hal distribusi. Untuk menekan biaya pengadaan bahan, peralatan, pompa air dan
operasional dalam hal distribusi air, maka air perlengkapannya, pengembangan sumur,
tanah dangkal yang telah diangkat dari pemasangan pipa-pipa, dan pengembangan/
sumbernya dengan menggunakan pompa air perbaikan jaringan distribusinya. Perkiraan
dapat ditampung pada posisi yang lebih tinggi kebutuhan anggaran ini dijadikan acuan dalam
dibandingkan daerah layanan irigasinya dengan penyusunan harga perkiraan sendiri (HPS).
menggunakan bak penampung air (jika dananya
mencukupi), sehingga dapat didistribusikan ke B. Pola Pelaksanaan Konstruksi/Pengembangan Irigasi
lahan usaha tani dengan gaya gravitasi. Tanah Dangkal
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 15 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 16
C. Operasi dan Pemeliharaan E. Pelatihan
1. Operasi dan pemeliharaan jaringan Irigasi Tanah 1. Petani/kelompok tani penerima manfaat diberikan
Dangkal diserahkan kepada petani/kelompok tani. pelatihan terutama teknis operasional dan
2. Biaya operasi dan pemeliharaan Irigasi Tanah pemeliharaan jaringan irigasi air tanah.
Dangkal menjadi tanggungjawab petani/kelompok 2. Pelatihan teknis operasi jaringan Irigasi Tanah
tani sebagai penerima manfaat. Dangkal dilaksanakan oleh pihak ketiga/pelaksana
3. Besarnya iuran pelayanan irigasi yang dibutuhkan, pengadaan dan pemasangan irigasi air tanah.
ditetapkan berdasarkan hasil musyawarah
anggota/kelompok tani. F. Pemanfaatan
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 17 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 18
I. Waktu Pelaksanaan
V. MONITORING DAN EVALUASI
Jadwal/waktu pelaksanaan kegiatan pengembangan
A. Indikator Kinerja
Irigasi Tanah Dangkal mengacu pada jadwal palang
pelaksanaan sebagaimana terdapat pada Lampiran 3. Beberapa indikator kinerja yang digunakan sebagai
ukuran untuk penilaian kinerja kegiatan
Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal adalah sebagai
berikut :
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 19 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 20
C. Pelaporan Pertanian c.q Direktur Pengelolaan Air Irigasi
dengan alamat Direktorat Pengelolaan Air Irigasi,
1. Terdapat 2 (tiga) jenis laporan yang harus dibuat
Jl. Taman Margasatwa No. 3 Ragunan Pasar
yaitu Laporan Bulanan dan Laporan Akhir.
Minggu Jakarta Selatan, dengan tembusan kepada
2. Laporan Bulanan memuat perkembangan Kepala Dinas ”Pertanian” Propinsi.
pelaksanaan kegiatan yang disusun setiap bulan,
berisi kemajuan pelaksanaan kegiatan sampai D. Pengendalian
bulan berjalan. Laporan Bulanan dikirim ke Dinas
Pertanian Propinsi dengan tembusannya Dalam upaya mengurangi kesalahan yang terjadi
disampaikan ke Pusat (Ditjen PLA dan Direkrotat dalam pelaksanaan pengembangan Irigasi Tanah
Pengelolaan Air). Laporan Bulanan disusun Dangkal, maka perlu dilaksanakan pengendalian yang
mengacu pada Lampiran 4.1, 4.2 (diisi di tingkat intensif. Pengendalian terhadap pelaksanaan kegiatan
Kabupaten/Kota) serta 4.3 dan 4.4 (diisi di pengembangan Irigasi Tanah Dangkal akan
tingkat Propinsi). dilaksanakan dengan mengikuti acuan Sistem
Pengendalian Internal (SPI) sebagaimana tercantum
3. Laporan Akhir disusun setelah pelaksanaan
pada Lampiran 6. Selanjutnya pelaksana di tingkat
pembangunan Irigasi Tanah Dangkal selesai, berisi
propinsi dan kabupaten/kota dapat membuat
seluruh rangkaian kegiatan Pelaksanaan
daftar/check list pengendalian dengan mempedomani
Pembangunan Irigasi Tanah Dangkal. Agar lebih
check list yang tercantum pada Lampiran 6 dimaksud.
informatif dan komunikatif, Laporan Akhir agar
dilengkapi dengan foto-foto dokumentasi dari
setiap tahap kegiatan (kondisi sebelum kegiatan,
saat dalam pelaksanaan dan setelah selesai
kegiatan). Laporan Akhir agar mengikuti outline
seperti pada Lampiran 5.
4. Laporan Bulanan dan Laporan Akhir disampaikan
kepada Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 21 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 22
DAFTAR PUSTAKA
Anonimous. Pedoman Teknis Konstruksi Jaringan Irigasi Air
Tanah Sistim Perpipaan. Dit. Irigasi. Ditjen Sumber
Daya Air. Departemen Pekerjaan Umum. 2004.
---------------. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 7
Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air. 2004.
Sekretariat Negara Republik Indonesia. Jakarta.
Direktorat Bina Rehabilitasi dan Pengembangan Lahan.
Petunjuk Teknis Pengembangan Pompa Air Tanah
Dangkal. Proyek Pengembangan Sumberdaya, Sarana
dan Prasarana Tanaman Pangan dan Hortikultura.
1994/1995. Jakarta.
Direktorat Pemanfaatan Air Irigasi, Direktorat Jenderal
Bina Sarana Pertanian, Departemen Pertanian.
2002. Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi
Pompa. Jakarta.
Direktorat Pemanfaatan Air Irigasi, Direktorat Jenderal
Bina Sarana Pertanian, Departemen Pertanian.
2004. Penyusunan Database Sarana Air Tanah Untuk
Irigasi Pertanian. Laporan Akhir. PT. Gita Rencana
Multiplan. Jakarta.
Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral,
Nomor : 1451 K/10/MEM/2000 Tanggal 3 Nopember
2000 tentang Prosedur Pemberian Izin Pengeboran
dan Izin Pengambilan Air Bawah Tanah (Lampiran V).
Jakarta.
Sosrodarsono, Suyono dan Takeda, Kensaku (editor).
Hidrologi Untuk Pengairan. 2003. PT. Pradnya
Paramita. Jakarta.
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 23
Lampiran 1
REKAPITULASI KEGIATAN
PENGEMBANGAN IRIGASI TANAH DANGKAL
ALOKASI KEGIATAN DALAM BENTUK TUGAS PEMBANTUAN
DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI, DITJEN PSP TAHUN 2011
Sub Sektor
Jumlah
No Pusat/Prop/Kab/Kota Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan Peternakan
Unit Biaya Unit Biaya Unit Biaya Unit Biaya Unit Biaya
TOTAL INDONESIA 654 9,810,000,000 342 5,130,000,000 342 5,130,000,000 469 7,035,000,000 1,807 27,480,000,000
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 24
Sub Sektor
Jumlah
No Pusat/Prop/Kab/Kota Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan Peternakan
Unit Biaya Unit Biaya Unit Biaya Unit Biaya Unit Biaya
2 Prop. Jawa Tengah 51 765,000,000 19 285,000,000 39 585,000,000 32 480,000,000 141 2,115,000,000
15 Blora 10 150,000,000 5 75,000,000 15 225,000,000
16 Boyolali 2 30,000,000 2 30,000,000
17 Brebes 3 45,000,000 3 45,000,000
18 Cilacap 5 75,000,000 5 75,000,000
19 Demak 5 75,000,000 5 75,000,000 10 150,000,000
20 Grobogan 5 75,000,000 4 60,000,000 9 135,000,000
21 Jepara 4 60,000,000 4 60,000,000
22 Kendal 5 75,000,000 5 75,000,000 10 150,000,000
23 Klaten 5 75,000,000 5 75,000,000
24 Kudus 2 30,000,000 5 75,000,000 7 105,000,000
25 Magelang 5 75,000,000 5 75,000,000
26 Pati 5 75,000,000 2 30,000,000 7 105,000,000
27 Pemalang 5 75,000,000 2 30,000,000 7 105,000,000
28 Purbalingga 5 75,000,000 10 150,000,000 4 60,000,000 19 285,000,000
29 Purworejo 5 75,000,000 5 75,000,000
30 Rembang 10 150,000,000 10 150,000,000
31 Semarang 4 60,000,000 4 60,000,000
32 Sragen 5 75,000,000 5 75,000,000
33 Sukoharjo 2 30,000,000 2 30,000,000
34 Tegal 5 75,000,000 5 75,000,000
35 Kota Semarang 2 30,000,000 2 30,000,000
*-
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 25
Sub Sektor
Jumlah
No Pusat/Prop/Kab/Kota Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan Peternakan
Unit Biaya Unit Biaya Unit Biaya Unit Biaya Unit Biaya
3 Prop. DIY 30 450,000,000 22 330,000,000 29 435,000,000 2 30,000,000 83 1,245,000,000
Bantul 22 330,000,000 9 135,000,000 31 465,000,000
Gunung Kidul 10 150,000,000 4 60,000,000 14 210,000,000
Kulon Progo 6 90,000,000 2 30,000,000 8 120,000,000
Sleman 20 300,000,000 10 150,000,000 30 450,000,000
4 Prop. Jawa Timur 143 2,145,000,000 32 480,000,000 57 855,000,000 27 405,000,000 259 3,885,000,000
Bangkalan 5 75,000,000 5 75,000,000
Bayuwangi 44 660,000,000 44 660,000,000
Gresik 25 375,000,000 25 375,000,000
Jombang 10 150,000,000 10 150,000,000 20 300,000,000
Lamongan 5 75,000,000 5 75,000,000
Madiun 2 30,000,000 5 75,000,000 7 105,000,000
Magetan 10 150,000,000 10 150,000,000
Malang 8 120,000,000 8 120,000,000
Mojokerto 15 225,000,000 15 225,000,000
Nganjuk 7 105,000,000 7 105,000,000
Ngawi 5 75,000,000 5 75,000,000
Pacitan 18 270,000,000 18 270,000,000
Pamekasan 10 150,000,000 5 75,000,000 15 225,000,000
Probolinggo 16 240,000,000 5 75,000,000 21 315,000,000
Sampang 20 300,000,000 15 225,000,000 35 525,000,000
Tuban 7 105,000,000 10 150,000,000 17 255,000,000
Tulungagung 2 30,000,000 2 30,000,000
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 26
Sub Sektor
Jumlah
No Pusat/Prop/Kab/Kota Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan Peternakan
Unit Biaya Unit Biaya Unit Biaya Unit Biaya Unit Biaya
5 Prop. NAD - - - - - - 25 375.000.000 25 375.000.000
Aceh Utara 10 150.000.000 10 150.000.000
Bireun 10 150.000.000 10 150.000.000
Pidie 5 75.000.000 5 75.000.000
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 27
Sub Sektor
Jumlah
No Pusat/Prop/Kab/Kota Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan Peternakan
Unit Biaya Unit Biaya Unit Biaya Unit Biaya Unit Biaya
8 Prop. Riau - - 17 255,000,000 - - 18 270,000,000 35 525,000,000
Indragiri Hilir 2 30,000,000 2 30,000,000
Indragiri Hulu 3 45,000,000 3 45,000,000
Kuantan Singingi 3 45,000,000 3 45,000,000
Pelalawan 3 45,000,000 3 45,000,000
Rokan Hilir 3 45,000,000 3 45,000,000
Rokan Hulu 2 30,000,000 2 30,000,000
Siak 17 255,000,000 2 30,000,000 19 285,000,000
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 28
Sub Sektor
Jumlah
No Pusat/Prop/Kab/Kota Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan Peternakan
Unit Biaya Unit Biaya Unit Biaya Unit Biaya Unit Biaya
11 Prop. Kalimantan Tengah - - - - - - 3 45,000,000 3 45,000,000
Kotawaringin Timur 3 45,000,000 3 45,000,000
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 29
Sub Sektor
Jumlah
No Pusat/Prop/Kab/Kota Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan Peternakan
Unit Biaya Unit Biaya Unit Biaya Unit Biaya Unit Biaya
15 Prop. Sulawesi Selatan 61 915,000,000 - - 3 45,000,000 20 300,000,000 84 1,260,000,000
Bantaeng 10 150,000,000 10 150,000,000
Barru 5 75,000,000 5 75,000,000
Bulukumba 3 45,000,000 3 45,000,000
Enrekang 10 150,000,000 10 150,000,000
Gowa 10 150,000,000 10 150,000,000
Jeneponto 5 75,000,000 5 75,000,000
Luwu 5 75,000,000 5 75,000,000
Luwu Utara 5 75,000,000 5 75,000,000
Maros 5 75,000,000 5 75,000,000
Sinjai 5 75,000,000 5 75,000,000
Takalar 5 75,000,000 5 75,000,000
Kota Makassar 11 165,000,000 11 165,000,000
Kota Palopo 5 75,000,000 5 75,000,000
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 30
Sub Sektor
Jumlah
No Pusat/Prop/Kab/Kota Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan Peternakan
Unit Biaya Unit Biaya Unit Biaya Unit Biaya Unit Biaya
17 Prop. Maluku 10 150,000,000 - - 10 150,000,000 - - 20 300,000,000
Kota Tual 10 150,000,000 10 150,000,000 20 300,000,000
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 31
Sub Sektor
Jumlah
No Pusat/Prop/Kab/Kota Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan Peternakan
Unit Biaya Unit Biaya Unit Biaya Unit Biaya Unit Biaya
21 Prop. Papua - - - - - - 65 975,000,000 65 975,000,000
Kota Jayapura 20 300,000,000 20 300,000,000
Pegunungan Bintang 20 300,000,000 20 300,000,000
Sarmi 25 375,000,000 25 375,000,000
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 32