Anda di halaman 1dari 25

PT-PSP C 1.

1 - 2011

PEDOMAN TEKNIS
PENGEMBANGAN IRIGASI TANAH DANGKAL
DAN IRIGASI TANAH DALAM

DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI


DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN
KEMENTERIAN PERTANIAN
2011
KATA PENGANTAR Buku pedoman ini dibagi menjadi 2 bagian, masing-
  masing terdiri dari Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi
 
Tanah Dangkal dan Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi
Kegiatan Pengembangan Irigasi Air Tanah (Irigasi
Tanah Dalam. Oleh karena itu, penggunaan atau pemanfaatan
Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam) dalam menunjang
buku pedoman ini harus disesuaikan dengan jenis kegiatan
pembangunan pertanian merupakan salah satu bentuk upaya
yang akan dilaksanakan di masing-masing daerah.
pengembangan sumber air irigasi untuk usaha pertanian, baik
untuk sub sektor tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, Demikian semoga pedoman ini dapat dijadikan sebagai

maupun peternakan. acuan/petunjuk oleh para pelaksana kegiatan dengan sebaik-


baiknya dan dengan penuh rasa tanggung jawab.
Petunjuk/pedoman teknis pengembangan Irigasi Tanah
Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam ini disusun dengan maksud
untuk menjadi pedoman atau petunjuk atau acuan Jakarta, Januari 2011
pelaksanaan bagi para pelaksana kegiatan pengelolaan air,
Direktur Pengelolaan Air Irigasi,
khususnya pengembangan irigasi air tanah di daerah
(Propinsi dan Kabupaten/ Kota). Pedoman teknis ini
diharapkan dapat membantu dan mempermudah pelaksanaan
kegiatan di lapangan, terutama dalam mengartikan dan
Ir. Prasetyo Nuchsin, MM
merinci ketentuan-ketentuan teknis di tingkat lapangan.
NIP. 19580208 198403 1 001
Dengan pertimbangan bahwa kondisi dan potensi antar
daerah yang sangat bervariasi, maka pedoman teknis ini
harus dijabarkan lebih lanjut dalam bentuk Petunjuk
Pelaksanaan oleh Satker Propinsi (Dinas-dinas lingkup  
 
Pertanian di tingkat Propinsi) dan selanjutnya dalam
bentuk Petunjuk Teknis oleh Satker Kabupaten (Dinas-
dinas lingkup Pertanian di tingkat Kabupaten/Kota) sesuai
dengan kondisi dan potensi di daerah masing-masing

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 i Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 ii
BAGIAN I
DAFTAR ISI C.  Pelaporan ................................................... 21 
D.  Pengendalian ............................................... 22 
PEDOMAN TEKNIS DAFTAR PUSTAKA ..................................................23 
PENGEMBANGAN IRIGASI TANAH DANGKAL
LAMPIRAN
 

KATA PENGANTAR ................................................... i 


DAFTAR ISI .......................................................... iii 
I.  PENDAHULUAN .................................................. 1 
A.  Latar Belakang .............................................. 1 
B.  Tujuan dan Sasaran......................................... 3 
C.  Pengertian ................................................... 4 
II.  PEMILIHAN LOKASI DAN PETANI/KELOMPOK TANI ....... 6 
A.  Persyaratan Lokasi.......................................... 6 
B.  Persyaratan Petani/Kelompok ............................ 7 
III.  KOMPONEN IRIGASI TANAH DANGKAL ...................... 8 
A.  Komponen Irigasi Tanah Dangkal ......................... 8 
1.  Sumur .................................................... 8 
2.  Pompa Air ............................................... 8 
3.  Jaringan Distribusi ..................................... 9 
B.  Kriteria Teknis ............................................. 10 
IV.  PELAKSANAAN..................................................13 
A.  Survey Investigasi dan Desain (SID) Sederhana........ 13 
B.  Pola Pelaksanaan Konstruksi/Pengembangan Irigasi
Tanah Dangkal.............................................. 16 
C.  Operasi dan Pemeliharaan ............................... 17 
D.  Pembinaan .................................................. 17 
E.  Pelatihan .................................................... 18 
F.  Pemanfaatan ............................................... 18 
G.  Pembiayaan ................................................. 18 
I.  Waktu Pelaksanaan ........................................ 19 
V.  MONITORING DAN EVALUASI ................................20 
A.  Indikator Kinerja ........................................... 20 
B.  Monitoring dan Evaluasi................................... 20 

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 iii Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 iv
BAGIAN II
DAFTAR ISI D.  Pengendalian ............................................... 70 
LANGKAH-LANGKAH SEDERHANA UNTUK MENENTUKAN
PEDOMAN TEKNIS
TITIK LOKASI PENGEBORAN..................................71 
PENGEMBANGAN IRIGASI TANAH DALAM
DAFTAR PUSTAKA ..................................................73 
  LAMPIRAN
I.  PENDAHULUAN .................................................43 
A.  Latar Belakang ............................................. 43 
B.  Tujuan dan Sasaran........................................ 45 
C.  Pengertian .................................................. 46 
II.  PEMILIHAN LOKASI DAN PETANI/KELOMPOK TANI ......48 
A.  Persyaratan Lokasi......................................... 49 
B.  Persyaratan Petani ........................................ 50 
III.  KOMPONEN IRIGASI TANAH DALAM.........................52 
A.  Komponen Irigasi Tanah Dalam .......................... 52 
1.  Sumur ................................................... 52 
2.  Pompa Air dan Perlengkapannya ................... 53 
3.  Rumah Pompa/Genset ............................... 54 
4.  Jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT) ................... 55 
B.  Kriteria Teknis ............................................. 56 
IV.  PELAKSANAAN..................................................59 
A. Survey Inve3.
B. stigasi dan Desain Sederhana ............................ 59 
B.  Konstruksi/Pengembangan Irigasi Tanah Dalam ...... 63 
C.  Operasi dan Pemeliharaan ............................... 65 
D.   Pelatihan .................................................... 65 
E.  Pembinaan .................................................. 66 
F.  Pemanfaatan ............................................... 66 
G.  Pembiayaan ................................................. 67 
I.  Waktu Pelaksanaan ........................................ 67 
V.  MONITORING DAN EVALUASI ................................68 
A.  Indikator Kinerja ........................................... 68 
B.  Monitoring dan Evaluasi................................... 68 
C.  Pelaporan ................................................... 69 

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 v Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 vi
BAGIAN I  meningkatkan produktivitas pertanian juga
PEDOMAN TEKNIS memungkinkan terjadinya akselerasi sirkulasi air
PENGEMBANGAN IRIGASI TANAH DANGKAL tanah. Secara teroritis, berdasarkan
pemanfaatannya, maka ada dua jenis air tanah yaitu :
I. PENDAHULUAN (1) air tanah dangkal dan (2) air tanah dalam.

A. Latar Belakang
Pengelompokan ini sangat erat kaitannya dengan
Pemanfaatan air permukaan, seperti sungai, danau, pemanfaatan air tanah dan kebutuhan
waduk, embung dan lain-lain telah lama dilakukan infrastrukturnya. Bagi daerah yang mempunyai potensi
masyarakat. Namun demikian, karena kebutuhannya sumber air tanah dangkal, pemanfaatannya akan lebih
belum proporsional dibandingkan dengan mudah karena infrastruktur yang diperlukan lebih
ketersediaannya terutama pada musim kemarau, sederhana, sehingga dapat dikembangkan oleh petani
maka sering kali tanaman yang dibudidayakan pada setempat secara mandiri ataupun jika memerlukan
periode tersebut mengalami kekeringan. Berdasarkan dukungan masih pada tingkatan yang relatif terbatas.
fakta empirik tersebut, maka perlu dipikirkan Sumber air tanah dangkal umumnya terdapat di dalam
alternatif lain untuk memenuhi kebutuhan air lapisan-lapisan tanah yang tidak begitu dalam,
tanaman dari sumber air yang lain. Air tanah sehingga memungkinkan untuk diangkat ke permukaan
merupakan salah satu pilihan sumber air yang dapat dengan menggunakan pompa.
dikembangkan untuk pertanian.
Pemanfaatan air tanah dangkal dari sumur-sumur yang
Pertimbangannya, potensi air tanah di suatu wilayah diangkat dengan menggunakan pompa memerlukan
relatif tetap apabila tidak diusahakan, maka pengisian biaya tambahan, baik untuk pengadaan pompa
air tanah (water recharging) tidak terjadi secara maupun pembuatan bangunan penampung (reservoir)
alamiah, karena beda potensial antara air tanah dan sebagai tandon air. Oleh karena itu, perlu adanya
permukaan tanahnya konstan. Pengambilan air tanah dukungan pembiayaan yang akan berasal dari jenis
sesuai dengan kemampuan pengisiannya, selain dapat komoditas yang diusahakan petani dan kelompoknya

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 1 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 2
sehingga keberlanjutan (sustainability) usaha pompa b. Meningkatnya ketersediaan air irigasi pada
dalam pendayagunaan air tanah dangkal dapat lahan pertanian.
dipertahankan. Agar nilai manfaat air tanah dangkal c. Berkurangnya resiko kegagalan usahatani
dapat dioptimalkan, maka perlu dirancang mekanisme karena kekurangan air irigasi/kekeringan.
pembayaran biaya operasional dan pemeliharaan (OP)
d. Meningkatnya produksi usahatani melalui
dalam kelompok (partisipasi petani), agar
peningkatan areal tanam dan peningkatan
ketergantungan kepada pemerintah dapat
produktivitas.
diminimalkan.

C. Pengertian
B. Tujuan dan Sasaran
1. Air Tanah : air yang terdapat dalam lapisan tanah
1. Tujuan :
atau batuan di bawah permukaan tanah.
Tujuan kegiatan Pengembangan Irigasi Tanah
2. Air Tanah Dangkal : air yang terdapat dalam
Dangkal adalah :
lapisan tanah atau batuan di bawah permukaan
a. Meningkatkan ketersediaan air irigasi pada tanah pada kedalaman < 30 meter.
lahan pertanian, terutama pada lahan kering
3. Irigasi : usaha penyediaan, pengaturan, dan
dan tadah hujan.
pembuangan air untuk menunjang usaha
b. Meningkatkan IP (Intensitas Pertanaman), luas pertanian, termasuk di dalamnya irigasi air
tanam, dan produktivitas usaha tani. permukaan, irigasi air tanah, irigasi tambak, dan
c. Meningkatkan kualitas produksi pertanian dan irigasi rawa.
pendapatan petani. 4. Sumber Air : tempat atau wadah air alami dan/
2. Sasaran : atau buatan yang terdapat pada, di atas, ataupun
a. Terbangunnya Irigasi Tanah Dangkal sebanyak di bawah permukaan tanah.
1807 unit (alokasi per kabupaten berdasarkan 5. Sumber Air Irigasi : tempat atau wadah air alami
DIPA dan POK dapat dilihat pada Lampiran dan/atau buatan yang terdapat pada, di atas,
1).

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 3 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 4
ataupun di bawah permukaan tanah yang dapat
II. PEMILIHAN LOKASI DAN PETANI/KELOMPOK TANI 
dipergunakan untuk irigasi.
Agar pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dapat
6. Koordinat : letak/posisi suatu wilayah berdasar
berhasil dengan baik, maka pemilihan lokasi harus
garis lintang, garis bujur, dan ketinggian di atas
dilakukan dengan tepat. Beberapa kriteria yang perlu
permukaan laut.
diperhitungkan antara lain :
7. Jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT) : saluran dan
bangunan yang merupakan satu kesatuan dan
A. Persyaratan Lokasi
diperlukan untuk pengaturan dan penyaluran
irigasi air tanah yang mencakup penyediaan, 1. Di lokasi yang bersangkutan mempunyai potensi air
pengambilan, penyaluran dan pembagian. tanah dangkal, baik kuantitas maupun kualitasnya.
8. Muka air bawah tanah : permukaan air tanah di Potensi sumber air tanah dangkal yang tersedia
dalam sumur bor dihitung dari muka tanah paling tidak dapat memberikan air irigasi
setempat atau titik acuan lain. suplementer (supplementary irrigation) pada areal
seluas kurang lebih 5 hektar sesuai jenis komoditas
yang diusahakan.
2. Di lokasi yang bersangkutan usahataninya sudah
berkembang atau paling tidak daerah tersebut
sesuai untuk pengembangan usaha tani tanaman
pangan, hortikultura, perkebunan, dan
peternakan.
3. Pengembangan usaha tani di lokasi tersebut sering
mengalami kendala/masalah air/kekeringan.
4. Diprioritaskan pada lokasi lahan sawah tadah
hujan dan lahan kering kawasan tanaman pangan,
hortikultura, dan perkebunan. Untuk kawasan

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 5 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 6
peternakan, digunakan untuk hijauan makanan III. KOMPONEN IRIGASI TANAH DANGKAL
ternak, air minum ternak, dan sanitasi ternak. A. Komponen Irigasi Tanah Dangkal
5. Dapat dikembangkan di lokasi Daerah Irigasi (DI) Agar air tanah dangkal dapat dimanfaatkan untuk air
yang memiliki jaringan irigasi di mana kondisi irigasi, maka diperlukan upaya pengambilan/
ketersediaan air pada musim kemarau tidak pengangkatan ke permukaan tanah, misalnya dengan
mampu mengairi lahan usaha tani. pompa. Minimal ada tiga komponen yang diperlukan
6. Lahan usaha tani yang akan mendapat pelayanan agar air tanah dangkal tersedia untuk irigasi : (a)
Irigasi Tanah Dangkal yang akan dibangun adalah sumur (b) pompa air dan motor penggerak dan (c)
lahan milik petani. jaringan distribusi.
1. Sumur
B. Persyaratan Petani/Kelompok
Untuk dapat memanfaatkan air tanah, terlebih dahulu
1. Petani di lokasi memerlukan Irigasi Tanah Dangkal harus dibuat sumur sebagai tempat pengambilan.
dan mampu memanfaatkan serta merawatnya
Sumur tersebut dapat
dengan baik termasuk menyediakan dana
berupa sumur gali (cara
operasional dan pemeliharaan yang dibuktikan dari
pengembangannya dengan
surat pernyataan kelompok tani atas nama petani.
digali) dan sumur bor/
2. Diprioritaskan pada kelompok tani/P3A yang sudah
terbentuk atau akan membentuk kelompok tani/ sumur pantek (cara
P3A/P3AT apabila dibangun Irigasi Tanah Dangkal. pengembangannya dengan
3. Dalam pengelolaannya termasuk pemanfaatannya, dibor). Kedalaman sumur
sarana/fasilitas/peralatan Irigasi Tanah Dangkal yang dibuat disesuaikan
tidak boleh dikuasai secara perorangan tetapi dengan kedalaman air
harus digunakan oleh anggota kelompok. tanah ( < 30 m ).

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 7 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 8
2. Pompa Air dalam pipa. Untuk
mengurangi kehilangan air
Pompa air dipergunakan untuk mengangkat air dalam
(water losses) dalam
tanah ke permukaan
penyaluran, JIAT perlu
tanah. Jenis pompa
dibuat secara permanen
air yang biasa
dengan dilining ataupun
digunakan untuk air
menggunakan sistim perpipaan.
tanah dangkal pada
 
umumnya pompa
jenis sentrifugal.
B. Kriteria Teknis
Pompa air
digerakkan dengan motor penggerak bertenaga diesel Pengertian 1 unit Irigasi Tanah Dangkal berdasarkan
atau bensin atau tenaga listrik atau tenaga angin luas layanan oncoran adalah sebagai berikut :
(kincir angin). Pompa air tanah dangkal bersifat a. 1 (satu) buah pompa air dan motor penggeraknya
mobile (dapat dipindah-pindahkan), dimana 1 (satu) dengan 1 (satu) atau lebih sumur bor/sumur gali
unit pompa air akan digunakan untuk melayani termasuk saluran distribusinya, atau
beberapa sumur.
b. 2 (dua) buah pompa air dan motor penggeraknya

3. Jaringan Distribusi dengan 2 (dua) buah atau lebih sumur bor/sumur


gali termasuk jaringan distribusinya.
Untuk mengalirkan air
Alternatif pilihan butir a atau b didasarkan pada
dari pompa ke lahan
kecukupan dana dan diuraikan dalam Rencana
usahatani, maka perlu
Anggaran Biaya (RAB).
dibangun jaringan
irigasi air tanah (JIAT),
yang terdiri atas:
saluran, bangunan pengatur berupa pintu dan boks
pembagi, bangunan pengatur debit dan katup
penutup yang berfungsi untuk mengatur arah aliran

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 9 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 10
Beberapa kriteria yang perlu diperhatikan dalam
pengembangan Irigasi Tanah Dangkal antara lain : c. Pipa-pipa :
a. Sumur : ƒ Pipa-pipa diperlukan untuk pipa selubung luar
ƒ dapat dibuat dalam bentuk sumur gali atau (casing pada sumur bor), pipa/selang hisap,
sumur bor. Diameter sumur gali dengan dan pembuangan.
diameter lebih kurang 1 meter. Bila struktur ƒ Terbuat dari bahan besi atau PVC (paralon)
tanahnya labil, dinding sumur dapat diperkuat cukup kuat.
dengan tembok atau buis beton. Untuk sumur
ƒ Diutamakan yang telah memiliki SNI atau
bor/pantek, diameter selubungnya disesuaikan
sertifikat hasil uji dari intansi atau lembaga
dengan kondisi jenis pompanya.
sertifikasi yang resmi ditunjuk oleh
ƒ Kedalaman sumur disesuaikan dengan pemerintah.
kedalaman dan ketebalan lapisan akuifer.
d. Jaringan Distribusi (JIAT)
b. Pompa air :
ƒ Penyempurnaan jaringan distribusi
ƒ tipe : sentrifugal atau axial. dimaksudkan agar air yang dikeluarkan dari
ƒ penggerak : motor bertenaga diesel atau pompa dapat dimanfaatkan seefisien dan
bensin, tenaga listrik atau tenaga angin (kincir seefektif mungkin, dengan mengurangi
angin). kebocoran/ kehilangan air pada saluran
ƒ dapat diterima petani, mudah dalam tersebut.
perawatan dan suku cadang tersedia di pasar ƒ Jaringan distribusi tersebut dapat berupa pipa
setempat. atau selang yang tahan bocor.
ƒ Diutamakan telah memiliki/memenuhi SNI atau
memiliki sertifikat hasil uji dari intansi atau
lembaga sertifikasi yang resmi ditunjuk oleh
pemerintah.

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 11 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 12
ƒ Laporan hasil survei investigasi paling tidak
IV. PELAKSANAAN
memuat :
Tahapan pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dapat
a. Letak lokasi berdasarkan daerah
dilaksanakan sebagai berikut :
administratif dan koordinat lintang dan
bujur dengan menggunakan Global
A. Survey Investigasi dan Desain (SID) Sederhana
Positioning System/GPS atau ekstrapolasi
1. Survey Investigasi dari peta topografi yang tersedia.

ƒ Survey investigasi dimaksudkan untuk b. Kondisi usaha tani dan jenis komoditi yang
mendapatkan calon lokasi dan petani yang layak dikembangkan.
sesuai untuk pengembangan Irigasi Tanah c. Gambar/sketsa saluran distribusi.
Dangkal, baik dari segi teknis maupun sosial. d. Potensi air tanah dangkal untuk kebutuhan
ƒ Pelaksanaan survei investigasi dikoordinasikan irigasi, meliputi kedalaman dan kapasitas
dengan instansi/Sub Dinas terkait terutama pompa/air yang keluar dari mesin pompa.
dengan Sub Dinas yang menangani komoditas e. Luas layanan oncoran (command area) yang
yang akan dikembangkan. akan diairi.
ƒ Pelaksanaan survei investigasi dibiayai oleh 2. Desain/rancangan sederhana Irigasi Tanah Dangkal
daerah (tidak termasuk dalam dana TP yang
ƒ Rancangan/desain sederhana disusun untuk
dialokasikan) dan dilaksanakan oleh petugas
lokasi yang ditetapkan sebagai calon lokasi
Dinas Pertanian Kabupaten/Kota bersama
pengembangan Irigasi Tanah Dangkal.
dengan petugas Kecamatan.
ƒ Rancangan/desain Irigasi Tanah Dangkal
ƒ Calon lokasi dan calon petani yang memenuhi
sederhana sekurang-kurangnya mencakup luas
persyaratan ditetapkan oleh Kepala Dinas
lahan yang akan diairi (daerah oncoran),
Kabupaten/Kota sebagai lokasi pengembangan
letak/lokasi sumur (koordinat sumur),
Irigasi Tanah Dangkal.
kedalaman sumur, dan rancangan jaringan
irigasi yang akan dibangun. Satu hal yang

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 13 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 14
perlu diperhitungkan dalam penyusunan desain 4. Kebutuhan anggaran
sumur air tanah dangkal sederhana yaitu dalam Meliputi perkiraan kebutuhan biaya untuk
hal distribusi. Untuk menekan biaya pengadaan bahan, peralatan, pompa air dan
operasional dalam hal distribusi air, maka air perlengkapannya, pengembangan sumur,
tanah dangkal yang telah diangkat dari pemasangan pipa-pipa, dan pengembangan/
sumbernya dengan menggunakan pompa air perbaikan jaringan distribusinya. Perkiraan
dapat ditampung pada posisi yang lebih tinggi kebutuhan anggaran ini dijadikan acuan dalam
dibandingkan daerah layanan irigasinya dengan penyusunan harga perkiraan sendiri (HPS).
menggunakan bak penampung air (jika dananya
mencukupi), sehingga dapat didistribusikan ke B. Pola Pelaksanaan Konstruksi/Pengembangan Irigasi
lahan usaha tani dengan gaya gravitasi. Tanah Dangkal

3. Kebutuhan bahan, peralatan, dan mesin


1. Pelaksanaan Konstruksi/pengembangan Irigasi
Berdasarkan hasil SID akan dapat diketahui Tanah Dangkal dilaksanakan dengan pola Bansos
kebutuhan bahan, peralatan, dan mesin yang (dana ditransfer langsung ke rekening kelompok
diperlukan. Data kedalaman dan potensi air tani). Pola pelaksanaan Bansos mengikuti
tanah, ketinggian bak penampung dari posisi ketentuan yang ada dalam Pedoman Umum
pompa air dan luas lahan oncoran dapat digunakan Bansos Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana
untuk menetapkan spefisikasi pompa air, Pertanian.
spesifikasi motor penggerak pompa, jumlah dan
2. Pelaksanaan pengembangan Irigasi Tanah Dangkal
spesifikasi kebutuhan pipa-pipa, dan
dilakukan berdasarkan kepada usulan yang
pembangunan/perbaikan jaringan irigasi yang
diajukan oleh petani/kelompoktani seperti RUKK
diperlukan.
(Rencana Usulan Kerja Kelompok) setelah
mendapat persetujuan dari Kepala Dinas Kab/Kota
(contoh RUKK dapat dilihat pada Lampiran 2).

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 15 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 16
C. Operasi dan Pemeliharaan E. Pelatihan

1. Operasi dan pemeliharaan jaringan Irigasi Tanah 1. Petani/kelompok tani penerima manfaat diberikan
Dangkal diserahkan kepada petani/kelompok tani. pelatihan terutama teknis operasional dan
2. Biaya operasi dan pemeliharaan Irigasi Tanah pemeliharaan jaringan irigasi air tanah.
Dangkal menjadi tanggungjawab petani/kelompok 2. Pelatihan teknis operasi jaringan Irigasi Tanah
tani sebagai penerima manfaat. Dangkal dilaksanakan oleh pihak ketiga/pelaksana
3. Besarnya iuran pelayanan irigasi yang dibutuhkan, pengadaan dan pemasangan irigasi air tanah.
ditetapkan berdasarkan hasil musyawarah
anggota/kelompok tani. F. Pemanfaatan

Dengan pertimbangan biaya investasi, operasi dan


D. Pembinaan
pemeliharaan yang relatif tinggi, maka
1. Pembinaan terhadap petani penerima manfaat pemanfaatannya harus dilakukan secara efektif dan
dilakukan Dinas “Pertanian” Propinsi dan efisien.
Kabupaten/Kota secara berkelanjutan.
G. Pembiayaan
2. Pembinaan antara lain meliputi teknik operasi dan
pemeliharaan Irigasi Tanah Dangkal, pemilihan Biaya yang tersedia untuk pengembangan Irigasi Tanah
komoditas yang diusahakan, teknik budidaya, Dangkal dipergunakan untuk pembuatan sumur
panen, pasca panen, pengolahan, dan pemasaran bor/gali, pengadaaan pipa-pipa, pompa air dan
hasil, serta pengembangan usaha lainnya. perlengkapannya, jaringan irigasi/distribusi.
Kebutuhan biaya untuk SID dan pembinaan
disediakan dari APBD Propinsi, APBD Kabupaten/
Kota, dan partisipasi masyarakat.

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 17 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 18
I. Waktu Pelaksanaan
V. MONITORING DAN EVALUASI
Jadwal/waktu pelaksanaan kegiatan pengembangan
A. Indikator Kinerja
Irigasi Tanah Dangkal mengacu pada jadwal palang
pelaksanaan sebagaimana terdapat pada Lampiran 3. Beberapa indikator kinerja yang digunakan sebagai
ukuran untuk penilaian kinerja kegiatan
Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal adalah sebagai
berikut :

1. Output : Terbangun dan berfungsinya Irigasi


Tanah Dangkal.
2. Outcome : Terjadinya peningkatan keter-
sediaan air irigasi untuk usaha tani
dengan memanfaatkan potensi air
tanah dangkal.
3. Benefit : Terjadinya peningkatan usaha
pertanian, seperti peningkatan luas
tanam, intensitas pertanaman (IP),
peningkatan produktivitas.
4. Impact : Peningkatan produksi usahatani dan
pendapatan petani.

B. Monitoring dan Evaluasi

1. Monitoring pengembangan Irigasi Tanah Dangkal


dilakukan secara swakelola oleh Dinas Pertanian
Kabupaten/Kota dan Propinsi.
2. Evaluasi dilakukan pada setiap akhir tahun.

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 19 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 20
C. Pelaporan Pertanian c.q Direktur Pengelolaan Air Irigasi
dengan alamat Direktorat Pengelolaan Air Irigasi,
1. Terdapat 2 (tiga) jenis laporan yang harus dibuat
Jl. Taman Margasatwa No. 3 Ragunan Pasar
yaitu Laporan Bulanan dan Laporan Akhir.
Minggu Jakarta Selatan, dengan tembusan kepada
2. Laporan Bulanan memuat perkembangan Kepala Dinas ”Pertanian” Propinsi.
pelaksanaan kegiatan yang disusun setiap bulan,
berisi kemajuan pelaksanaan kegiatan sampai D. Pengendalian
bulan berjalan. Laporan Bulanan dikirim ke Dinas
Pertanian Propinsi dengan tembusannya Dalam upaya mengurangi kesalahan yang terjadi
disampaikan ke Pusat (Ditjen PLA dan Direkrotat dalam pelaksanaan pengembangan Irigasi Tanah
Pengelolaan Air). Laporan Bulanan disusun Dangkal, maka perlu dilaksanakan pengendalian yang
mengacu pada Lampiran 4.1, 4.2 (diisi di tingkat intensif. Pengendalian terhadap pelaksanaan kegiatan
Kabupaten/Kota) serta 4.3 dan 4.4 (diisi di pengembangan Irigasi Tanah Dangkal akan
tingkat Propinsi). dilaksanakan dengan mengikuti acuan Sistem
Pengendalian Internal (SPI) sebagaimana tercantum
3. Laporan Akhir disusun setelah pelaksanaan
pada Lampiran 6. Selanjutnya pelaksana di tingkat
pembangunan Irigasi Tanah Dangkal selesai, berisi
propinsi dan kabupaten/kota dapat membuat
seluruh rangkaian kegiatan Pelaksanaan
daftar/check list pengendalian dengan mempedomani
Pembangunan Irigasi Tanah Dangkal. Agar lebih
check list yang tercantum pada Lampiran 6 dimaksud.
informatif dan komunikatif, Laporan Akhir agar
dilengkapi dengan foto-foto dokumentasi dari  
setiap tahap kegiatan (kondisi sebelum kegiatan,
saat dalam pelaksanaan dan setelah selesai
kegiatan). Laporan Akhir agar mengikuti outline
seperti pada Lampiran 5.
4. Laporan Bulanan dan Laporan Akhir disampaikan
kepada Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 21 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 22
DAFTAR PUSTAKA
 
Anonimous. Pedoman Teknis Konstruksi Jaringan Irigasi Air
Tanah Sistim Perpipaan. Dit. Irigasi. Ditjen Sumber
Daya Air. Departemen Pekerjaan Umum. 2004.
---------------. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 7
Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air. 2004.
Sekretariat Negara Republik Indonesia. Jakarta.
Direktorat Bina Rehabilitasi dan Pengembangan Lahan.
Petunjuk Teknis Pengembangan Pompa Air Tanah
Dangkal. Proyek Pengembangan Sumberdaya, Sarana
dan Prasarana Tanaman Pangan dan Hortikultura.
1994/1995. Jakarta.
Direktorat Pemanfaatan Air Irigasi, Direktorat Jenderal
Bina Sarana Pertanian, Departemen Pertanian.
2002. Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi
Pompa. Jakarta.
Direktorat Pemanfaatan Air Irigasi, Direktorat Jenderal
Bina Sarana Pertanian, Departemen Pertanian.
2004. Penyusunan Database Sarana Air Tanah Untuk
Irigasi Pertanian. Laporan Akhir. PT. Gita Rencana
Multiplan. Jakarta.
Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral,
Nomor : 1451 K/10/MEM/2000 Tanggal 3 Nopember
2000 tentang Prosedur Pemberian Izin Pengeboran
dan Izin Pengambilan Air Bawah Tanah (Lampiran V).
Jakarta.
Sosrodarsono, Suyono dan Takeda, Kensaku (editor).
Hidrologi Untuk Pengairan. 2003. PT. Pradnya
Paramita. Jakarta.

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 23
Lampiran 1

REKAPITULASI KEGIATAN
PENGEMBANGAN IRIGASI TANAH DANGKAL
ALOKASI KEGIATAN DALAM BENTUK TUGAS PEMBANTUAN
DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI, DITJEN PSP TAHUN 2011

Sub Sektor
Jumlah
No Pusat/Prop/Kab/Kota Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan Peternakan
Unit Biaya Unit Biaya Unit Biaya Unit Biaya Unit Biaya

TOTAL INDONESIA 654 9,810,000,000 342 5,130,000,000 342 5,130,000,000 469 7,035,000,000 1,807 27,480,000,000

1 Prop. Jawa Barat 32 480,000,000 48 720,000,000 - - 55 825,000,000 135 2,025,000,000


1 Bandung 10 150,000,000 10 150,000,000
2 Bandung Barat 10 150,000,000 10 150,000,000
3 Ciamis 5 75,000,000 10 150,000,000 15 225,000,000
4 Cianjur 19 285,000,000 19 285,000,000
5 Cirebon 10 150,000,000 5 75,000,000 15 225,000,000
6 Garut 10 150,000,000 10 150,000,000
7 Indramayu 5 75,000,000 5 75,000,000
8 Karawang 5 75,000,000 5 75,000,000
9 Kuningan 6 90,000,000 6 90,000,000
10 Majalengka 5 75,000,000 5 75,000,000
11 Sukabumi 5 75,000,000 5 75,000,000
12 Sumedang 6 90,000,000 5 75,000,000 11 165,000,000
13 Tasikmalaya 4 60,000,000 10 150,000,000 14 210,000,000
14 Kota Tasikmalaya 5 75,000,000 5 75,000,000

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 24
Sub Sektor
Jumlah
No Pusat/Prop/Kab/Kota Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan Peternakan
Unit Biaya Unit Biaya Unit Biaya Unit Biaya Unit Biaya
2 Prop. Jawa Tengah 51 765,000,000 19 285,000,000 39 585,000,000 32 480,000,000 141 2,115,000,000
15 Blora 10 150,000,000 5 75,000,000 15 225,000,000
16 Boyolali 2 30,000,000 2 30,000,000
17 Brebes 3 45,000,000 3 45,000,000
18 Cilacap 5 75,000,000 5 75,000,000
19 Demak 5 75,000,000 5 75,000,000 10 150,000,000
20 Grobogan 5 75,000,000 4 60,000,000 9 135,000,000
21 Jepara 4 60,000,000 4 60,000,000
22 Kendal 5 75,000,000 5 75,000,000 10 150,000,000
23 Klaten 5 75,000,000 5 75,000,000
24 Kudus 2 30,000,000 5 75,000,000 7 105,000,000
25 Magelang 5 75,000,000 5 75,000,000
26 Pati 5 75,000,000 2 30,000,000 7 105,000,000
27 Pemalang 5 75,000,000 2 30,000,000 7 105,000,000
28 Purbalingga 5 75,000,000 10 150,000,000 4 60,000,000 19 285,000,000
29 Purworejo 5 75,000,000 5 75,000,000
30 Rembang 10 150,000,000 10 150,000,000
31 Semarang 4 60,000,000 4 60,000,000
32 Sragen 5 75,000,000 5 75,000,000
33 Sukoharjo 2 30,000,000 2 30,000,000
34 Tegal 5 75,000,000 5 75,000,000
35 Kota Semarang 2 30,000,000 2 30,000,000
*-

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 25
Sub Sektor
Jumlah
No Pusat/Prop/Kab/Kota Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan Peternakan
Unit Biaya Unit Biaya Unit Biaya Unit Biaya Unit Biaya
3 Prop. DIY 30 450,000,000 22 330,000,000 29 435,000,000 2 30,000,000 83 1,245,000,000
Bantul 22 330,000,000 9 135,000,000 31 465,000,000
Gunung Kidul 10 150,000,000 4 60,000,000 14 210,000,000
Kulon Progo 6 90,000,000 2 30,000,000 8 120,000,000
Sleman 20 300,000,000 10 150,000,000 30 450,000,000

4 Prop. Jawa Timur 143 2,145,000,000 32 480,000,000 57 855,000,000 27 405,000,000 259 3,885,000,000
Bangkalan 5 75,000,000 5 75,000,000
Bayuwangi 44 660,000,000 44 660,000,000
Gresik 25 375,000,000 25 375,000,000
Jombang 10 150,000,000 10 150,000,000 20 300,000,000
Lamongan 5 75,000,000 5 75,000,000
Madiun 2 30,000,000 5 75,000,000 7 105,000,000
Magetan 10 150,000,000 10 150,000,000
Malang 8 120,000,000 8 120,000,000
Mojokerto 15 225,000,000 15 225,000,000
Nganjuk 7 105,000,000 7 105,000,000
Ngawi 5 75,000,000 5 75,000,000
Pacitan 18 270,000,000 18 270,000,000
Pamekasan 10 150,000,000 5 75,000,000 15 225,000,000
Probolinggo 16 240,000,000 5 75,000,000 21 315,000,000
Sampang 20 300,000,000 15 225,000,000 35 525,000,000
Tuban 7 105,000,000 10 150,000,000 17 255,000,000
Tulungagung 2 30,000,000 2 30,000,000

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 26
Sub Sektor
Jumlah
No Pusat/Prop/Kab/Kota Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan Peternakan

Unit Biaya Unit Biaya Unit Biaya Unit Biaya Unit Biaya
5 Prop. NAD - - - - - - 25 375.000.000 25 375.000.000
Aceh Utara 10              150.000.000           10                  150.000.000
Bireun 10              150.000.000           10                  150.000.000
Pidie 5                75.000.000              5                    75.000.000

6 Prop. Sumatera Utara 15 225.000.000 17 255.000.000 - - 71 1.065.000.000 103 1.545.000.000


Dairi 20                300.000.000            20                  300.000.000
Tanah Karo 20                300.000.000            20                  300.000.000
Simalungun 10                150.000.000            10                  150.000.000
Tapanuli Selatan 10                150.000.000            10                  150.000.000
Toba Samosir 17               255.000.000  16                240.000.000            33                  495.000.000
Nias Barat 5                  75.000.000  5                  75.000.000            10                  150.000.000

7 Prop. Sumatera Barat - - 27 405.000.000 19 285.000.000 61 915.000.000 107 1.605.000.000


Lima Puluh Kota 2                  30.000.000  5                  75.000.000               7                  105.000.000
Agam 20               300.000.000  2                  30.000.000  2                  30.000.000            24                  360.000.000
Mentawai 5                  75.000.000               5                    75.000.000
Padang Pariaman 5                  75.000.000               5                    75.000.000
Pesisir Selatan 8                120.000.000               8                  120.000.000
Sijunjung 4                  60.000.000               4                    60.000.000
Tanah Datar 7               105.000.000  7                105.000.000            14                  210.000.000
Kota Padang Panjang 8                120.000.000               8                  120.000.000
Kota Pandang 1                  15.000.000  5                  75.000.000               6                    90.000.000
Kota Payakumbuh 5                  75.000.000               5                    75.000.000
Kota Sawahlunto 5                  75.000.000               5                    75.000.000
Kota Solok 5                  75.000.000               5                    75.000.000
Dharmas Raya 2                  30.000.000  2                  30.000.000               4                    60.000.000
Solok Selatan 5                  75.000.000               5                    75.000.000
Pasaman Barat 2                  30.000.000               2                    30.000.000

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 27
Sub Sektor
Jumlah
No Pusat/Prop/Kab/Kota Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan Peternakan
Unit Biaya Unit Biaya Unit Biaya Unit Biaya Unit Biaya
8 Prop. Riau - - 17 255,000,000 - - 18 270,000,000 35 525,000,000
Indragiri Hilir 2 30,000,000 2 30,000,000
Indragiri Hulu 3 45,000,000 3 45,000,000
Kuantan Singingi 3 45,000,000 3 45,000,000
Pelalawan 3 45,000,000 3 45,000,000
Rokan Hilir 3 45,000,000 3 45,000,000
Rokan Hulu 2 30,000,000 2 30,000,000
Siak 17 255,000,000 2 30,000,000 19 285,000,000

9 Prop. Sumatera Selatan 29 435,000,000 - - 8 120,000,000 25 375,000,000 62 930,000,000


Ogan Komering Ilir 29 435,000,000 25 375,000,000 54 810,000,000
Kota Prabumulih 2 30,000,000 2 30,000,000
Kota Lubuk Linggau 5 75,000,000 5 75,000,000
Ogan Ilir 1 15,000,000 1 15,000,000

10 Prop. Lampung 13 195,000,000 24 360,000,000 30 450,000,000 - - 67 1,005,000,000


Lampung Barat 10 150,000,000 10 150,000,000
Lampung Selatan 14 210,000,000 14 210,000,000
Lampung Utara 10 150,000,000 30 450,000,000 40 600,000,000
Kota Bandar Lampung 3 45,000,000 3 45,000,000

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 28
Sub Sektor
Jumlah
No Pusat/Prop/Kab/Kota Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan Peternakan
Unit Biaya Unit Biaya Unit Biaya Unit Biaya Unit Biaya
11 Prop. Kalimantan Tengah - - - - - - 3 45,000,000 3 45,000,000
Kotawaringin Timur 3 45,000,000 3 45,000,000

12 Prop. Kalimantan Timur 1 15,000,000 - - - - 14 210,000,000 15 600,000,000


Berau 6 90,000,000 6 90,000,000
Kutai Kertanegara 1 15,000,000 1 15,000,000
Kota Samarinda 8 120,000,000 8 120,000,000

13 Prop. Sulawesi Utara 15 225,000,000 - - - - - - 15 225,000,000


Minahasa 10 150,000,000 10 150,000,000
Minahasa Selatan 5 75,000,000 5 75,000,000

14 Prop. Sulawesi Tengah 14 210,000,000 37 555,000,000 - - - - 51 765,000,000


Donggala 10 150,000,000 10 150,000,000
Kota Palu 10 150,000,000 10 150,000,000
Parigi Moutong 7 105,000,000 7 105,000,000
Tojo Una-Una 7 105,000,000 7 105,000,000
Sigi 17 255,000,000 17 255,000,000

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 29
Sub Sektor
Jumlah
No Pusat/Prop/Kab/Kota Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan Peternakan
Unit Biaya Unit Biaya Unit Biaya Unit Biaya Unit Biaya
15 Prop. Sulawesi Selatan 61 915,000,000 - - 3 45,000,000 20 300,000,000 84 1,260,000,000
Bantaeng 10 150,000,000 10 150,000,000
Barru 5 75,000,000 5 75,000,000
Bulukumba 3 45,000,000 3 45,000,000
Enrekang 10 150,000,000 10 150,000,000
Gowa 10 150,000,000 10 150,000,000
Jeneponto 5 75,000,000 5 75,000,000
Luwu 5 75,000,000 5 75,000,000
Luwu Utara 5 75,000,000 5 75,000,000
Maros 5 75,000,000 5 75,000,000
Sinjai 5 75,000,000 5 75,000,000
Takalar 5 75,000,000 5 75,000,000
Kota Makassar 11 165,000,000 11 165,000,000
Kota Palopo 5 75,000,000 5 75,000,000

16 Prop. Sulawesi Tenggara 90 1,350,000,000 65 975,000,000 55 825,000,000 - - 210 3,150,000,000


Buton 5 75,000,000 5 75,000,000
Buton Utara 5 75,000,000 2 30,000,000 7 105,000,000
Konawe 15 225,000,000 5 75,000,000 4 60,000,000 24 360,000,000
Kolaka 15 225,000,000 10 150,000,000 25 375,000,000 50 750,000,000
Muna 5 75,000,000 10 150,000,000 15 225,000,000
Konawe Selatan 20 300,000,000 25 375,000,000 45 675,000,000
Konawe Utara 5 75,000,000 5 75,000,000 10 150,000,000 20 300,000,000
Bombana 10 150,000,000 10 150,000,000 14 210,000,000 34 510,000,000
Kolaka Utara 10 150,000,000 10 150,000,000

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 30
Sub Sektor
Jumlah
No Pusat/Prop/Kab/Kota Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan Peternakan
Unit Biaya Unit Biaya Unit Biaya Unit Biaya Unit Biaya
17 Prop. Maluku 10 150,000,000 - - 10 150,000,000 - - 20 300,000,000
Kota Tual 10 150,000,000 10 150,000,000 20 300,000,000

18 Prop. Bali - - - - 1 15,000,000 15 225,000,000 16 240,000,000


Bangli 1 15,000,000 10 150,000,000 11 165,000,000
Kota Denpasar 5 75,000,000 5 75,000,000

19 Prop. NTB 80 1,200,000,000 - - 68 1,020,000,000 - - 148 2,220,000,000


Bima 5 75,000,000 5 75,000,000
Lombok Barat 25 375,000,000 10 150,000,000 35 525,000,000
Lombok Tengah 25 375,000,000 23 345,000,000 48 720,000,000
Lombok Timur 10 150,000,000 10 150,000,000
Sumbawa 20 300,000,000 10 150,000,000 30 450,000,000
Kota Bima 10 150,000,000 10 150,000,000
Sumbawa Barat 10 150,000,000 10 150,000,000

20 Prop. NTT 44 660,000,000 15 225,000,000 10 150,000,000 - - 69 1,035,000,000


Kota Kupang 2 30,000,000 2 30,000,000
Timor Tengah Utara 10 150,000,000 10 150,000,000
Belu 10 150,000,000 10 150,000,000
Lembata 20 300,000,000 20 300,000,000
Sikka 5 75,000,000 5 75,000,000
Sumba Barat Daya 5 75,000,000 5 75,000,000
Sumba Tengah 17 255,000,000 17 255,000,000

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 31
Sub Sektor
Jumlah
No Pusat/Prop/Kab/Kota Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan Peternakan
Unit Biaya Unit Biaya Unit Biaya Unit Biaya Unit Biaya
21 Prop. Papua - - - - - - 65 975,000,000 65 975,000,000
Kota Jayapura 20 300,000,000 20 300,000,000
Pegunungan Bintang 20 300,000,000 20 300,000,000
Sarmi 25 375,000,000 25 375,000,000

22 Prop. Bengkulu 20 300,000,000 - - - - 12 180,000,000 32 480,000,000


Bengkulu Selatan 3 45,000,000 3 45,000,000
Seluma 20 300,000,000 20 300,000,000
Kepahiang 9 135,000,000 9 135,000,000

23 Prop. Banten 6 90,000,000 - - - - - - 6 90,000,000


Kota Serang 6 90,000,000 6 90,000,000

24 Prop. Gorontalo - - - - 13 195,000,000 6 90,000,000 19 285,000,000


Boalemo 3 45,000,000 3 45,000,000
Pohuwato 10 150,000,000 3 45,000,000 13 195,000,000
Bone Bolango 3 45,000,000 3 45,000,000

25 Prop. Kepulauan Riau - - 19 285,000,000 - - - - 19 285,000,000


Bintan 7 105,000,000 7 105,000,000
Kota Batam 12 180,000,000 12 180,000,000

26 Prop. Papua Barat - - - - - - 18 270,000,000 18 270,000,000


Manokwari 18 270,000,000 18 270,000,000

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011 32

Anda mungkin juga menyukai