Akuntansi Biaya Pertemuan 14
Akuntansi Biaya Pertemuan 14
HARGA POKOK
PRODUK
BERSAMA
OLEH:
A.SULOLIPU
(02220130012)
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
1
2014/2015
HARGA POKOK PRODUK BERSAMA
2
sampai pada titik pisah. Nilai jual dari masing-masing produk bersama relatif sama sehingga
tidak ada produk yang dianggap sebagi produk utama dan produk sampingan.
Contoh: Pabrik penyulingan minyak mentah (crude oil) menghasikan minyak siap
dikonsumsi berupa minyak gasolin, karosine, minyak diesel (solar), minyak bakar, minyak
tanah, dll.
2. Produk Sampingan (by-product)
Istilah produk sampingan digunakan untuk suatu produk yang bernilai total relatif
kecil dan diproduksi secara berbarengan dengan produk yang bernilai lebih besar. Produk
yang nilainya lebih besar biasa disebut dengan produk utama. Produk sampingan juga bisa
diartikan sebagai produk yang bukan tujuan utama operasi perusahaan tetapi tidak dapat
dihindarkan terjadinya dalam proses pengolahan produk disebabkan sifat bahan yang diolah
atau karena sifat pengolahan produk, kuantitas dan nilai produk sampingan relatif kecil
dibandingkan dengan nilai keseluruhan produk.
Pembedaan produk utama dan produk sampingan terletak pada nilai jualnya. Jika nilai
jual salah satu produk relatif lebih kecil dari yang lainnya maka dikategorikan sebagai produk
sampingan, sedangkan apabila produk-produk yang dihasilkan relatif sama maka
dikategorikan sebagai produk bersama.
Contoh: pada pabrik penggergajian kayu, kayu lapis dan papan kayu merupakan
produk utama, sedangkan serbuk gergaji dan kayu bakar merupakan produk sampingan.
3. Produk sekutu (coproduct)
Produk sekutu dapat didefinisikn sebagai beberapa macam produk yang dihasilkan
dalam waktu yang sama, tetapi tidak berasal dari proses pengolahan yang sama atau tidak
dari bahan baku yang sama.
Contoh : Pabrik penggergajian dapat menghasilkan papan kayu dan kayu lapis dari
berbagai jenis kayu log (kayu gelonggongan) yang diproses sehingga macam produk yang
dihasilkan dapat berupa papan kayu jati, kayu meranti, kayu kanfer, begitu pula dapat
dihasilkan kayu lapis jati,meranti atau kanfer.
Produk bersama dan produk sekutu memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Produk bersama dan produk sekutu merupakan tujuan utama kegiatan produksi.
b. Dengan mengolah produk bersama, produsen tidak dapat menghindarkan diri untuk
menghasilkan semua jenis produk bersama, jika ingin memproduksi salah satu
diantara prduk bersama tersebut.
c. Produk diproses secara bersamaan dan setiap produk mempunyai nilai yang relatif
sama antara satu dengan yang lainnya.
3
d. Setiap produk mempunyai hubungan fisik yang sangat erat dalam proses produksi.
Apabila terjadi peningkatan kualitas untuk satu unit jenis produk yang dihasilkan,
maka kualitas yang lain akan bertambah secara proporsional.
e. Dalam produk bersama dikenal istilah Split-Off Point adalah saat dimana produk-
produk tersebut dapat diidentifikasi atau dipisah ke masing-masing produk secara
individual.
f. Setelah Split-Off Point (titik pisah) tersebut dapat dijual pada titik pisah (secara
langsung) dan dapat juga dijual setelah pisah (setelah proses lebih lanjut) untuk
mendapatkan produk yang lebih menguntungkan. Biaya yang dikeluarkan untuk
memproses produk lebih lanjut disebut biaya proses lanjutan atau biaya setelah titik
pisah (severable cost)
Produk sampingan dapat digolongkan sesuai dengan dapat tidaknya produk tersebut
dijual pada saat terpisah dari produk utama.
a. Produksi sampingan yang dapat dijual setelah terpisah dari produk utama, tanpa
memerlukan pengolahan lebih lanjut.
b. Produk sampingan yang memerlukan proses pengolahan lebih lanjut setelah terpisah
dari produk utama.
Contoh :
PT “ABC” memproduksi 3 macam produk yaitu alfa, beta dan gamma. Biaya bersama
yang dikeluarkan selama satu periode adalah sebsar Rp 20.000.000,00. Jumlah produksi dan
harga jual masing-masing produk tertera pada table berikut:
5
Produk Jumlah unit Harga unit
Alfa 5.000 Rp 1000
Beta 10.000 Rp 1500
Gamma 7.000 Rp 1300
Penyelesaian :
Contoh :
Dengan menggunakan data perusahaan PT. ABC pada contoh soal metode nilai pasar,
diketahui biaya proses lanjutan masing-masing produk adalah sebagai berikut:
Produk Hrg Biaya Nilai Jmlh Nilai jual Rasio Alokasi** HPP
bersama jual/ Tmbh jual Prduk (20.000.000) /kg
kg an Hipote
sis*
6
Alfa 1.000 400 600 5.000 3.000.000 22,06 4.412.000 882,4
%
Beta 800 300 500 10.000 5.000.000 36,76 7.352.000 735,2
%
Gamma 1.300 500 800 7.000 5.600.000 41,18 8.236.000 1.176,6
%
13.600.000 100% 20.000.000
Contoh :
Suatu perusahaan menghabiskan biaya Rp 2.000.000 untuk memproduksi 1000 liter
produk dari minyak mentah. Rata-rata biaya produksi per unit adalah Rp 2.000 (Rp
2.000.000/1000)
7
Solar 100 Rp 2.000 Rp 200.000
Jumlah 1000 Rp 2.000.000
8
Berikut adalah data produk yang dihasilkan dari satu ton batu bara yang
menghabiskan biaya sebesar Rp 1.000.000 :
9
Metode ini memperlakukan penjualan produk sampingan berdasarkan penjualan
kotor. Hal ini dilakukan karena biaya persediaan final dari produk utama dianggap terlalu
tinggi sehingga menanggung biaya yang seharusnya dibebankan pada produk sampingan.
Dalam metode ini penjualan atau pendapatan produk sampingan dalam laporan laba rugi
dapat dikategorikan sebagai berikut :
a) Pendapatan penjualan produk sampingan dicatat sebagai penghasilan diluar usaha.
Dalam metode ini pendapatan yang diperoleh dari penjualan produk sampingan
dikurangi dengan returnya, dicatat dalam rekening “Pendapatan Penjualan Produk
Sampingan” dan pada akhir periode akuntansi ditutup ke rekening Rugi-Laba. Rekening
pendapatan penjualan produk sampingan dicantumkan dalam laporan Laba-Rugi pada
kelompok penghasilan di luar usaha (other income).
Metode ini tidak mencoba untuk menentukan harga pokok sampingan. Metode ini
cocok bila digunakan pada perusahaan yang:
- Nilai produk sampingnya tidak begitu penting atau tidak dapat ditentukan.
- Penggunaan metode yang lebih teliti tidak sebanding dengan manfaat yang diperoleh.
- Pemisahan produk sampingan dari produk utama tidak begitu jelas dan pembebanan harga
pokok produk sampingan pada produk utama tidak mengakibatkan perbedaan yang mencolok
pada harga pokok produk utama.
Terdapat beberapa kekurangan pada metode pendapatan penjualan produk sampingan
dicatat sebagai penghasilan diluar usaha, yaitu:
- Apabila pada akhir periode akuntansi terdapat persediaan pokok sampingan, maka timbul
masalah penilaian persediaan untuk tujuan pembuatan neraca perusahaan. Pada umumnya
persediaan akhir produk sampingan tidak diadakan penilaian sehingga mengakibatkan harga
pokok persediaan produk utama lebih besar.
- Dapat mengakibatkan perbandingan pendapatan dan biaya yang kurang tepat karena
perbedaan periode akuntansi. Pada saat produk sampingan selesai diproduksi tidak ada
pencatatan jurnal, pencatatan dilakukan ketika produk dijual. Apabila produksi dan
penjualannya tidak dalam satu periode maka perhitungan pendapatan dan biaya menjadi
kurang tepat.
- Tidak adanya pengawasan dari terhadap persediaaan produk sampingan mengakibatkan
rawan terjadi penggelapan.
- Dapat mengaburkan gambaran menyeluruh tentang hasil usaha perusahaan.
Contoh : Diketahui data dari kegiatan operasional perusahaan “ABC” sebagai berikut:
10
Unit Produksi Produk Utama 16.200 unit
Unit Penjualan Produk Utama 13.500 unit
Unit Persediaan Awal Produk Utama 500 unit
Harga Jual per Unit Rp750
Biaya produksi/unit produk utama Rp500
Hasil Penjualan Produk Sampingan (2.000xRp300) Rp600.000
Beban Pemasaran dan Administrasi Produk Utama Rp2.925.000
Metode ini merupakan variasi dari metode pertama. Semua biaya produksi dikurangkan
dari pendapatan penjualan semua produk (baik utama maupun sampingan) untuk
mendapatkan laba bruto. Dalam metode ini tidak ada alokasi biaya bersama seperti dalam
metode pertama.
Dengan menggunakan data perusahaan “ABC”, maka laporan laba-rugi menggunakan
metode ini akan tampak sebagai berikut:
11
Penjualan Rp 10.125.000
Pendapatan penjualan produk sampingan Rp 600.000+
Penjualan bersih Rp 10.725.000
Harga Pokok Penjualan :
Persediaan awal (500xRp 500) Rp 250.000
Total biaya produksi (16.200 x Rp 500) Rp 8.100.000 +
Tersedia dijual Rp 8.350.000
Persediaan akhir (3.200 xRp 500) Rp 1.600.000 -
Rp 6.750.000-
Laba Kotor Rp 3.975.000
Beban pemasaran dan administrasi Rp 2.925.000-
Laba operasi Rp 1.050.000
Dari laporan laba rugi diatas, ditampilkan Rp600.000 dari penjualan produk sampingan
sebagai tambahan penjualan produk utama. Akibatnya total pendapatan menjadi Rp
10.725.000,00. Sedangkan angka lainnya tetap sama.
c) Pendapatan penjualan produk sampingan dicatat sebagai pengurang harga pokok penjualan.
Dari data perusahaan “ABC”, jika dibuat laporan laba-rugi dengan metode in maka akan
menjadi:
Penjualan Rp 10.125.000
Harga Pokok Penjualan :
Persediaan awal (500xRp 500) Rp 250.000
Total biaya produksi (16.200 x Rp 500) Rp 8.100.000 +
Tersedia dijual Rp 8.350.000
Persediaan akhir (3.200 x Rp 500) Rp 1.600.000 -
Harga pokok penjualan Rp 6.750.000
Pendapatan penjualan produk sampingan Rp 600.000 -
Rp 6.150.000 -
Laba Kotor Rp 3.975.000
Beban pemasaran dan administrasi Rp 2.925.000 -
Laba operasi Rp 1.050.000
12
Dalam kasus ini, hasil penjualan produk sampingan sebesar Rp600.000 dikurangkan
pada harga pokok penjualan sehingga HPP menjadi Rp6.150.000 (HPP sebelum dikurangkan
sebesar Rp 6.750.000).
d) Pendapatan penjualan produk sampingan dicatat sebagai pengurang total biaya produksi.
Pada metode ini, hasil penjualan produk sampingan sebesar Rp600.000 dikurangkan
pada total biaya produksi sebesar Rp 8.100.000 sehingga menghasilkan biaya produksi netto
sebesar Rp7.500.000. Pegurangan ini menyebabkan biaya per unit rata-rata menjadi
Rp464,07 (7.500.000+250.000 : 16.700) Konsekuansinya persediaan akhir sebesar Rp
1.600.000,00 menjadi Rp1.485.024,00
Laporan laba rugi akan tampak sebagai berikut :
Penjualan Rp 10.125.000
Harga Pokok Penjualan :
Persediaan awal (500x500) Rp 250.000
Total biaya produksi (16.200 x 500) Rp 8.100.000
Pendapatan penjualan PS Rp 600.000-
Rp 7.500.000+
Tersedia dijual Rp 7.750.000
Persediaan akhir (3.200 x 464,07) Rp 1.485.024 -
Rp 6.264.976 -
Laba Kotor Rp 3.860.024
Beban pemasaran dan administrasi Rp 2.925.000 -
Laba operasi Rp 935.024
2. Produk sampingan memerlukan proses lanjutan setelah dipisah dari produk utama atau
pengakuan atas pendapatan bersih.
Dalam metode ini disadari kebutuhan untuk membebankan sebagian biaya ke produksi
sampingan. Tetapi bukan berarti mengalokasikan biaya produk utama ke produk sampingan.
Biaya pemrosesan dan pemasaran produk sampingan setelah pemisahan dicatat dalam
perkiraan yang berbeda dengan produk utama. Angka-angka yang ada tetap akan
diperhitungkan didalam laporan laba-rugi sesuai dengan metode yang ada pada metode
pertama.
13
Ayat jurnal dalam metode ini juga terdiri atas pembebanan biaya setelah pemisahan
(proses lanjutan) terhadap hasil penjualan produk sampingan. Beban pemasaran dan
administrasi juga dialokasikan kedalam produk sampingan sesuai tarif yang telah
direncanakan sebelumnya.
Dalam metode ini hasil penjualan bersih produk sampingan dapat dihitung, yaitu :
Pendapatan bersih produk sampingan inilah yang nantinya akan dimaksukkan pada
perhitungan laporan laba-rugi.
Seperti metode pertama, dalam menghitung harga pokok produk sampingan metode
kedua juga bisa dilkaukan dengan metode-metode yang ada pada metode pertama, yaitu:
1. Diperlakukan sebagai penghasilan diluar usaha atau pendapatan lain-lain.
2. Diperlakukan sebagai penambah penjualan atau pendapatan produk utama.
3. Diperlakukan sebagai pengurang harga pokok penjualan.
4. Diperlakukan sebagai pengurang biaya produksi.
Contoh:
Misalkan diketahui data sebagai berikut :
Jumlah biaya produksi untuk 10.000kg produk utama 700.000
Pendapatan penjualan (9000 x 120) 1.080.000
Biaya pengganti produk sampingan yang digunakan dalam pengolahan produk 50.000
utama
Biaya pemasaran dan administrasi&umum 100.000
Persediaan akhir produk 1000kg
Tugas
Misalkan diketahui perusahaan XYZ memproduksi produk utama sebanyak 900 buah
dan produk sampingan sebanyak 100 buah. Produk sampingan jika dijual akan laku sebesar
Rp 500/buah. Biaya bersama yang dikeluarkan sebanyak Rp1.600.000. hitunglah harga pokok
produk utama dan produk sampingan.
15
Jawaban dkirim lewat email dengan subject “TugasAkbi14_Nama” ke
sam.manihuruk@gmail.com
16