Anda di halaman 1dari 8

METODE ONE DAY FIVE AYAT DALAM MENINGKATKAN

KEMAMPUAN MENGHAFAL AL-QUR’AN SANTRI DI PONDOK


PESANTREN AL-AQOBAH 4 JOMBANG

Tri Fahad Lukman Hakim1, Dr. Rahmat, M.Pd.I 2

Institut Pesantren KH. Abdul Chalim Mojokerto


Koresponden e-mail : trifahadlukmanhakim@gmail.com, rahmat@ikhac.ac.id

ABSTRAK

Metode One Day Five Ayat yang digunakan Pondok Pesantren Al-aqobah 4
Jombang adalah metode yang dimodifikasi oleh pengasuh yayasan untuk
memudahkan para santri dalam menghafal al-qur’an. Penelitian ini
menggunakan suatu pendekatan studi kasus, dan merupakan jenis penelitian
kualitatif.
Hasil penelitian Implementasi metode one day five ayat di Pondok
Pesantren Al-aqobah 4 Jombang, berdasarkan hasil penelitian menunjukkan
bahwa implementasi sudah berjalan sangat baik. Hal ini dibuktikan, a) Sebelum
santri menghafal, santri diperbaiki bacaannya terlebih dahulu. b) Pondok
Pesantren Al-aqobah 4 Jombang menerapkan target hafalan jelas karena
terstruktur. c) metode one day five ayat ini mengulang-ulang ayat. d) evaluasi
menghafal yang dilakukan Pondok Pesantren Al-aqobah 4 Jombang dengan
melihat kemampuan santri. Implikasi metode one day five ayat dalam
meningkatkan kemampuan menghafal santri, menghafal lebih terstruktur,
sehingga target hafalan bisa tercapai. a) Metode one day five ayat memudahkan
santri dalam menghafal, bahkan yang lemah hafalannya pun bisa mengikutinya
dan santri termotivasi menambah hafalan karena program menghafal yang
tersistematis. b) Faktor pendukung menghafal target hafalan tiap santri tidak
sama, pemberian reward kepada santri yang mampu mencapai target,
mengadakan event, mendatangkan figur yang memotivasi dalam menghafal. c)
kendalanya masalah kedisiplinan penerapan di lapangan.

Kata Kunci: Metode, Menghafal, One day Five Ayat.

PENDAHULUAN

Salah satu bentuk dari pemeliharaan keaslian al-qur’an yakni dengan


menghafalkannya, menghafal al-qur’an adalah memasukkan informasi ayat al-
qur’an, dapat disimpan dan bisa menyampaikannya kembali secara nyata baik
lisan maupun tulisan yang sudah diluar kepalanya. Adapun yang berbeda dengan
menghafal dengan yang lain, yakni adanya upaya mempertahan ataupun
mengulanginya serta diiringi menambah ayat yang akan dihafal lagi. people yang
yang hafal al-qur’an merupakan orang-orang pilihan, yang dipilih Allah. (Akmal
Mundiri, dkk., 2017).
Menghafal al-qur’an juga menjadi sebuah trend dikalangan kaum muslim
sendiri, terbukti mulai dari anak-anak, remaja, sampai lanjut usia
menghafalkannya dan memiliki tujuan yang bermacam-macam. Santri yang
merupakan remaja yang bertempat di pondok pesantren dalam kesehariannya pun
menghafalkan al-qur’an, untuk itu dalam menghafal al-qur’an dibutuhkan sebuah
metode agar menghafal al-qur’an menjadi mudah. Metode merupakan sebuah
selangkah yang tidak dapat ditinggalkan pada pelaksanaan belajar mengajar. Pada
saat mengajar guru seharusnya memakai sebuah metode dan memakai metode
yang tidak boleh asal, harus sesuai dengan visi pembelajaran. (Saiful Bahri
Djamarah., 2012) Metode menghafal ini perlu guna menyelesaikan hafalan al-
qur’an, karena dengannya seseorang akan lebih mudah dalam menghafalkan,
Metode menghafal banyak macam dan ragamnya serta memiliki lebih serta
kurang sendiri-sendiri.
Maka dari itu metode menghafalkan al-qur’an sangat menarik untuk
diteliti karena metode menghafal al-qur’an adalah sebuah cara agar memudahkan
santri hafal al-qur’an. Karena Menghafal al-quran tidaklah sama dengan
menghafalkan buku atau ensiklopedia lainnya, oleh karenaya dibutuhkan sebuah
metode yang tepat. Karena bagi mereka yng menghafalkan al-qur’an tentunya
akan di angkat derajatnya oleh Allah. Hal ini merupakan perbuatan mulia yang
apabila seorang anak bisa menghafalkan al-quran, maka di akhirat kelak dia
mendapatlan anugrah bisa memakaikan mahkota kepada kedua orang tuanya.
(Abdul Azis dan Abdul Rauf., 2004)
Penelitian ini mendesak untuk dilakukan karena kemampuan santri dalam
menghafal al-qur’an berbeda satu dengan lainnya tidaklah sama. Ada yang
mudah dalam menghafal al-quran dan ada yang mengalami kesulitan. Yang
dilakukan para penghafal al-qur’an yang baru memulai menghafal tentu saja, akan
menemui halangan dan rintangan yang terkadang bisa mematahkan semangat
dalam menghafalkan al-qur’an. Ada banyak metode dan model yang dipakai
dalam mempermudah para penghafal al-qur’an dalam menghatamkan ayat al-
qur’an. (Ahsin., 2008) Kesulitan dalam menghafal itu sebanding karena seorang
yang hafal dapat ganjaran dari Allah sebagai bentuk kecintaanya pada al-qur’an.
(Ahsin Sakho Muhammad., 2018)
Menghafal al-qur’an di pondok pesantren al-aqobah sangatlah unik,
karena memakai sebuah metode one day five ayat, metode ini adalah hasil dari
modifikasi dari pemilik lembaga tersebut, yang mana para santri membaca satu
ayat dengan cara diulang-ulang bersama-sama sampai lancar, hafal tanpa
menghafal, begitu menurut gus fikri selalu pengasuh. Dan praktiknya dilakukan 5
kali dalam sehari, waktunya tiap satu ayat sebelum menjelang sholat fardu, jika
sholat fardu jumlahnya lima, begitupun metode ini. Pondok peasntren Al-Aqobah
jombang menerapkan Metode One day Five Ayat sejak tahun 2019 dan tiap
tahunnya mencetak 5 penghafal Qur’an. (Gus Fikri., 2021) Ini sebagai penyegaran
terobosan yang dilakukan pengasuh untuk para penghafal al-qur’an agar bisa
memakai metode yang mudah dalam menghafalkan Alqur’an.
Untuk melakukan penelitian ini, peneliti membutuhkan penelititian
terdahulu agar memiliki gambaran yang lebih jelas. penelitian yang dilakukan
Irsad Roxiyul Azmi, lembaga Pondok Pesantren Hamalatul Qur’an Jogoroto
Jombang dan lembaga pondok Pesantren Sulaimaniyah cabang Surabaya ini
memiliki strategi dalam menghafalkan al-qur’an dengan tepat dan hasilnya
hafalan itu memiliki kualitas dan Efisiensi waktu dalam jangka masa satu tahun
saja dan bisa waktunya diperpendek lagi.
Keadaan ini diamati mulai pelaksanaan sebelum menghafal, ciri dari
startegi dalam menghafal ini, adalah cepat dalam menghafalkan serta hasil yang
berkualitas. (Irsad Roxiyul Azmi., 2018)
Dari paparan diatas menunjukkan bahwasanya tema yang akan diteliti
memiliki perbedaan dari segi objek penelitian dan lokasi penelitian, oleh
karenanya peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini, dengan tema metode
one day five ayat dalam meningkatkan kemampuan menghafal santri di pondok
pesantren Al-Aqobah 4 Jombang.

METODE

Jenis penelitian ini yakni kualitatif memakai pendekatan studi kasus,


Objek penelitian kualitatif yakni meneliti ilmu sosial, data yang dikumpulkan dan
dianalisis ialah suatu kata dan perbuatan people dan orang dalam penelitian ini
tidak seperti penelitian kuantitattif yang cenderung ke angka. (Afrizal., 2014)
Penelitian ini menggunakan tiga langkah dalam mendapatkan data yakni :
observasi, wawancara, dan dokumentasi (Sugiono., 2015) Teknik analisis yang
pakai adalah pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan kemudian
ditarik kesimpulan. (Moleong., 2015) dan selanjutnya memakai triangulasi dalam
pengecekan keabsahan data. Yang tujuannya adalah untuk mengetahui metode
one day five ayat dalam penerapan dan implikasinya di pondok pesantren Al-
aqobah 4 Jombang.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Akan digambarkan data terkait hasil penelitian yang disusun berdasarkan
jawab dari pertanyaan dalam penelitian secara observasi, amatan di medan yang
diteliti dan wawancara. Dirangkum di bawah ini :
1. Implementasi Metode One Day Five Ayat di Pondok Pesantren Al-Aqobah 4
Jombang
a) Pra menghafal Pondok pesantren Al-aqobah 4 jombang memberikan
ketentuan pada santri sebelum menghafalkan Al-Qur’an kepada santri
tidak langsung diperbolehkan menghafal, tapi diperbaiki terlebih dahulu
bacaannya. (Gus Fikri., 2021). Tujuannya untuk memudahkan santri dalam
menghafal, maka para santri harus di tahsin terlebih dahulu. (M Sabilu
Rosyad., 2021). Dan untuk ke tahap menghafalkan Al-Qur’an, di tes dulu,
dilihat bacaannya, apakah sudah baik makhroj dan tajwidnya, mengingat
tidak semua santri baru yang masuk berlatar belakang pendidikan agama
semuanya. Yang belum baik bacaannya ini akan kita perbaiki terlebih
dahulu. (Agus., 2021)
b) Pelaksanaan menghafal menggunakan metode one day five ayat yang mana
dalam sehari para santri menghafalkan lima ayat. (Gus Fikri., 2021).
Metode ini adalah hasil modifikasi oleh pengasuh pondok pesantren al-
aqobah 4 jombang untuk memudahkan santri dalam menghafal lebih
terstruktur, karena setiap hari santri memiliki target yang jelas dalam
menghafal, yakni lima ayat dalam satu hari. (M Sabilu Rosyad., 2021)
Pelaksanaan metode one day five ayat ini yang mana santri membacanya
dengan mengulang-ulanginya setiap sholat wajib lima waktu, satu ayat.
Setelah selesai adzan, santri membuat barisan, satu pembimbing
membacakan satu ayat kemudian para santri mengulang-ualang satu ayat
tersebut bersama-sama sampai sebelum waktu iqomat tiba. (Agus., 2021)
c) Evaluasi menghafal menggunakan metode one day five ayat dilihat dari
target hafalan santri. Karena di awal, target itu yang menentukan santri,
jadi yang jadi tolak ukurnya adalah capaian dari targetnya, Karena setiap
santri tidak sama target hafalannya mempertimbangkan psikologi santri,
bilamana tidak mampu dipaksakan nanti tidak baik untuk santri, dan disini
juga santri tidak hanya menghafal Al-Qur’an tapi banyak mempelajari
banyak hal, diantaranya membaca kitab kuning, kegiatan ekstra lainnya.
(Gus Fikri., 2021). Target yang dibuat santri, bilamana target terlalu
sedikit nantinya, dilihat kemampuan santri tersebut, kalau ternyata setoran
hafalannya lancar, tapi target yang ditentukan terlalu sedikit, akan
ditambah untuk target hafalan di semester berikutnya. (M. Sabilu Rosyad.,
2021) terkadang ada santri yang mematok target hafalannya dibawah
kemampuannya Ada juga santri yang sebenarnya mampu 3 juz
persemesternya, tapi membuat targetnya hanya 2 juz, akan diberikan
pengertian nantinya untuk menaikkan target hafalannya. (Agus., 2021)

2. Implikasi Metode One Day Five Ayat dalam Meningkatkan Kemampuan


Menghafal al-qur’an Santri di Pondok Pesantren Al-aqobah 4 Jombang
a) Kemampuan menghafal santri setelah menggunakan metode one day five
ayat ini bisa juga disebut hafal tanpa menghafal. Jadi tidak memberatkan
santri dalam menghafal. (Gus Fikri., 2021). Metode ini, selain
memudahkan santri dalam menghafal, Capaian hafalan santri pun terukur,
yakni lima ayat dalam sehari. (M. Sabilu Rosyad., 2021). Metode one day
five ayat ini, untuk yang lemah hafalannya pun bisa mengikutinya. (Agus.,
2021). Peneliti juga menanyakan komentar santri dalam memakai metode
one day five ayat ini yang mana memudahkan dalam menghafal, karena
hanya dengan mengulang-ulanginya tanpa terasa hafal dengan sendirinya.
(Muhanif., 2021)
b) Ada beberapa faktor pendukung yang membuat Metode One Day Five
Ayat memudahkan santri dalam menghafalkan Al-Qur’an yang mana
target hafalan tiap anak tidak sama, sesuai kemampuan santri, dari pondok
pesantren sendiri memberikan reward kepada santri yang mampu
mencapai target, dan mengadakan event tambahan seperti Musabaqah
Tilawatil Qur’an untuk anak-anak. (Gus Fikri., 2021). Dengan metode ini
pula santri sangat termotivasi dalam menghafal Al-Qur’an untuk
menambah hafafalannya karena program menghafal yang tersistimatis
dengan target yang jelas. (M. Sabilu Rosyad). Pengasuh pun
mendatangkan figur penghafal Al-Qur’an untuk menyemangati santri
dalam menghafal untuk menginspirasi santri untuk meningkatkan
hafalannya. (Agus., 2021)
c) Terkait kendala yang dialami oleh santri dalam menggunakan Metode
One Day Five Ayat adalah memastikan pengurus disiplin dalam
mengkondisikan para santri, karena bilamana pengurus tidak disiplin, akan
tercecer anak-anak, maka penerapan metode ini tidak maksimal karena
seperti dijelaskan sebelumnya waktunya setelah adzan dan iqomah
penggunaan metode ini. (Gus Fikri., 2021) Kedisipinan adalah kunci
sukses dan tidaknya metode ini agar efektif ketika diterapkan pada para
santri. (M. Sabilu Rosyad., 2021). Karena ada sebagian anak-anak yang
tidak disiplin, karena waktunya yang sudah ditentukan sebelum sholat
dilaksanakan, kalo ada anak terlambat, bisa terkendala penerapannya.
(Agus., 2021)

ANALISIS TEORI

Disini akan dijelaskan mengenai analisis teori atas fokus penelitian


bagaimana Implementasi Metode One Day Five Ayat di Pondok Pesantren
Al-Aqobah 4 Jombang dan Implikasi Metode One Day Five Ayat dalam
Meningkatkan Kemampuan Menghafal Santri di Pondok Pesantren Al-aqobah
4 Jombang sebagai berikut :
1. Implementasi Metode One Day Five Ayat di Pondok Pesantren Al-
Aqobah 4 Jombang
Pra Menghafal yang dilakukan Pondok pesantren Al-aqobah 4 Jombang
dengan menggunakan metode one day five ayat dalam meningkatkan
kemampuan menghafal santri telah sesuai dengan teori yakni koreksi atas
bacaan dari segi harokat, makhraj, serta sifat huruf sangat membantu
hafalan dikemudian hari. Pasalnya ketika terlanjur hafal, namun terjadi
kesalahan bacaan, hal ini akan sulit sekali melakukan pembenaran.
( Ahsin dan Raghib As-Sirjani., 2013)
Pondok Pesantren Al-Aqobah 4 Jombang melakukan target halafalan
adalah tepat karena dalam menghafal Al-Qur’an setiap orang mempunyai
tingkat kemampuan yang berbeda-beda, begitu juga dengan aktivitas
masing-masing orang juga berbeda maka dari itu diperlukan perencanaan
yang jelas dalam menghafalkan Al-Qur’an 30 juz selama 3 tahun, 5
tahun, 10 tahun atau lebih dari itu. ( Ahsin dan Raghib As-Sirjani., 2013)
Mengulang-ulang ayat ini dalam penerapan metode one day five ayat ini
dalam teori pembelajaran disebut takrir yakni menghafal dengan cara
mengulang-ulanginya pada intruktor. Dengan tujuan agar ayat yang
sudah dihafal tetap diingat dengan baik. Caranya diulang mandiri,
diperdengarkan pada intruktor. (Ahsin., 2008)
Pondok pesantren Al-Aqobah sudah tepat dengan melakukan evaluasi
untuk mengetahui taraf efisiensi metode yang dipergunakan dalam
lapangan pendidikan. (Mahirab B., 2017)
2. Implikasi Metode One Day Five Ayat dalam Meningkatkan Kemampuan
Menghafal al-qur’an Santri di Pondok Pesantren Al-aqobah 4 Jombang
Terkait menghafal menggunakan metode one day five ayat dalam
meningkatkan kemampuan menghafal santri telah sesuai dengan teori
yakni Pondok Pesantren Al-Aqobah 4 Jombang melakukan target
halafalan adalah tepat karena dalam menghafal Al-Qur’an setiap orang
mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda-beda, begitu juga dengan
aktivitas masing-masing orang juga berbeda maka dari itu diperlukan
perencanaan yang jelas dalam menghafalkan Al-Qur’an 30 juz selama 3
tahun, 5 tahun, 10 tahun atau lebih dari itu. (Ahsin dan Raghib As-
Sirjani., 2013)
Pondok Pesantren Al-Aqobah 4 Jombang menggunakan sebuah Metode
adalah tepat karena sebuah metode adalah cara yang dipergunakan untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Penentuan metode
yang akan digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran akan sangat
menentukan berhasil atau tidaknya pembelajaran yang sedang
berlangsung. (Hamruni., 2013).

KESIMPULAN

Secara garis besar dapat disimpulkan berdasarkan hasil penelitian dan


pembahasan yang telah dijabarkan di atas, maka dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Implementasi metode one day five ayat di Pondok Pesantren Al-aqobah 4
Jombang, berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi
sudah berjalan sangat baik. Hal ini dibuktikan, a) Sebelum santri menghafal,
santri diperbaiki bacaannya terlebih dahulu. b) Pondok Pesantren Al-aqobah 4
Jombang menerapkan target hafalan jelas karena terstruktur. c) metode one day
five ayat ini mengulang-ulang ayat. d) evaluasi menghafal yang dilakukan
Pondok Pesantren Al-aqobah 4 Jombang dengan melihat kemampuan santri.
2. Implikasi metode one day five ayat dalam meningkatkan kemampuan
menghafal al-qur’an santri, menghafal lebih terstruktur, sehingga target hafalan
bisa tercapai. a) Metode one day five ayat memudahkan santri dalam
menghafal, bahkan yang lemah hafalannya pun bisa mengikutinya dan santri
termotivasi menambah hafalan karena program menghafal yang tersistematis.
b) Faktor pendukung menghafal target hafalan tiap santri tidak sama,
pemberian reward kepada santri yang mampu mencapai target, mengadakan
event, mendatangkan figur yang memotivasi dalam menghafal. c) kendalanya
masalah kedisiplinan penerapan di lapangan.
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Azis dan Abdul Rauf, Kiat Sukses Menjadi Hafidz Qur’an Da’iyah,
(Bandung: Syaamil Cipta Media, 2004), 55.

Abdul Muhsin dan Raghib As-Sirjani, Orang Sibuk pun Bisa Hafal Al-
Qur’an, (Solo : Pqs Pubishing, 2013), 65-86.

Afrizal, Metode Penelitian Kualitatif (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), 12.

Ahsin, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur’an (Jakarta: Bumi Aksara,


2008), 19.

Ahsin Sakho Muhammad, Menghafal Al-Qur’an, manfaat dan keutamaan


keberkahan dan metode praktisnya (Jakarta Selatan : Qaf Media
Kreativa, 2018), 29.

Akmal Mundiri, dkk, Implementasi Metode STIFIn dalam Meningkatkan


Kemampuan Menghafal Al-Qur’an di Rumah Qur’an STIFIn Paiton
Probolinggo, Volume 5 Nomer 2, 2017, 3.

Hamruni, Strategi Pembelajaran, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2013),


21.

Irsad Roxiyul Azmi, “Strategi Menghafal Al-Qur’an Efektif Dan Efisien


(Studi Multi Kasus Pondok Pesantren Hamalatul Qur’an Jombang
Dan Pondok Sulaimaniyyah Surabaya).” (UIN Sunan Ampel
Surabaya, 2018).

Mahirab B, Evaluasi Belajar Peserta didik (Siswa), Jurnal Idaarah, 2


(Desember 2017), 258-259.

Moleong, Lexy J. Qualitative Research Methodology, (Bandung: PT. Teen


Rosda Karya, 2017), 15

Saiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Rineka Cipta,


2012), 178.

Sugiono, Understanding Qualitative Research Methods, (Bandung: Alfabeta)


2014, 62-64

Anda mungkin juga menyukai