Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

RAID
(Redundant Array Of Independent Disks)
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah ARKOM

Disusun Oleh :
Adi Umbu W Langu ( 20101084)

Program Studi Teknik Informatika


STMIK STIKOM INDONESIA
THN 2021

I
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii


BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2
1.3 Tujuan Masalah ....................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................... 5
A. Pengertian RAID......................................................................... 5
B. Jenis RAID .................................................................................. 5
C. Studi Kasus Penerapan RAID ..................................................... 6
2.4 Level RAID ............................................................................................. 7
2.5 Implementasi RAID ................................................................................. 15
BAB III PENUTUP ................................................................................................. 17
3.1 Kesimpulan .............................................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 16

I
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem basis data adalah satu mata kuliah yang bertujuan memberikan
pengetahuan mengenai pengelolahan data atau memanipulasi data menggunakan
perangkat lunak dan perangkat keras yang sesuai kebutuhan. Materi yang dibahas
dalam makalah ini mengenai media penyimpanan data menggunakan konsep RAID
(Redundant Array Of Independent Disks).
Perkembangan teknologi yang pesat memunculkan banyak konsep dalam
mengatur media penyimpanan data diantaranya adalah konsep RAID. RAID merupakan
konsep lebih dari satu hardisk yang bekerja sama untuk memperoleh kinerja yang lebih
naik dibanding dengan satu hardisk. Diharapkan konsep raid ini dapat memberikan
solusi dalam mengatur media penyimpanan data.
Istilah RAID pertama kali didefinisikan oleh David A. Patterson, Garth A.
Gibson dan Randy Katz dari University of California, Barkeley, Amerika Serikat pada
tahun 1987, yaitu 9 tahun setelah paten yang dimiliki oleh Norman Ken Ouchi. Mereka
bertiga mempelajari tentang kemungkinan penggunaan dua hard disk atau lebih agar
terlihat sebagai sebuah perangkat tunggal oleh sistem yang menggunakannya, dan
mereka kemudian mempublikasikannya ke dalam bentuk sebuah paper berjudul “A case
for Redundant Arrays of Inexpensive Disks (RAID)” pada bulan Juni 1988 pada saat
konferensi SIGMOD. Spesifikasi tersebut menyodorkan beberapa RAID level atau
kombinasi dari drive-drive tersebut. Setiap RAID level tersebut secara teoritis memiliki
kelebihan dan kekurangan. Satu tahun berselang, implementasi RAID pun mulai banyak
muncul ke permukaan. Sebagian besar implementasi tersebut memang secara
substansial berbeda dengan RAID level yang asli yang dibuat oleh Patterson dan
kawan-kawan, tapi implementasi tersebut menggunakan nomor yang sama dengan apa
yang ditulis oleh Patterson.
Seiring dengan perkembangan zaman, level dan implementasi RAID pun
berkembang. Oleh karena itu, penulis menyusun sebuah makalah dengan judul “Konsep
RAID dan Impelementasinya” agar dapat mengetahui level dan implementasi RAID
pada saat sekarang.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu teknologi RAID?
2. Apa saja jenis-jenis teknologi RAID?
3. Berikan salah satu contoh studi kasus penerapan RAID?
1.3 Tujuan
a) Mengetahui apa itu teknologi RAID
b) Mengetahui jenis – jenis RAID
c) Mengetahui kasus pada penerapan RAID

1
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Pengertian RAID
RAID, atau Redundant Array of Independent Disks merujuk kepada sebuah
teknologi di dalam penyimpanan data komputer yang digunakan untuk
mengimplementasikan fitur toleransi kesalahan pada media penyimpanan komputer
(terutama hard disk) dengan menggunakan cara redundansi (penumpukan) data, baik itu
dengan menggunakan perangkat lunak, maupun unit perangkat keras RAID terpisah.
Kata “RAID” juga memiliki beberapa singkatan Redundant Array of Inexpensive Disks,
Redundant Array of Independent Drives, dan juga Redundant Array of Inexpensive
Drives. Teknologi ini membagi atau mereplikasi data ke dalam beberapa hard disk
terpisah. RAID didesain untuk meningkatkan keandalan data dan meningkatkan kinerja
I/O dari hard disk.
RAID juga merupakan organisasi disk memori yang mampu menangani
beberapa disk dengan sistem akses paralel dan redudansi ditambahkan untuk
meningkatkan reliabilitas. Kerja paralel ini menghasilkan resultan kecepatan disk yang
lebih cepat.
Penggunaan istilah RAID pertama kali diperkenalkan oleh David A. Patterson,
Garth A. Gibson dan Randy Katz dari University of California, Berkeley, Amerika
Serikat pada tahun 1987. Tetapi walaupun mereka yang menggunakan istilah RAID
pertama kali, tetapi hak paten RAID sejatinya dimiliki oleh Norman Ken Ouchi dari
IBM, yang pada tahun 1978.

B. Jenis RAID
Ada beberapa jenis dari RAID yaitu RAID 0 s/d RAID 6 :

1
1. RAID level 0 : Striped Disk Array tanpa Fault Toleransi
Juga dikenal dengan modus stripping. Membutuhkan minimal 2
harddisk. Sistemnya adalah menggabungkan kapasitas dari beberapa harddisk.
Sehingga secara logikal hanya "terlihat" sebuah harddisk dengan kapasitas yang
besar (jumlah kapasitas keseluruhan harddisk).
Pada awalnya, RAID 0, digunakan untuk membentuk sebuah partisi yang sangat
besar dari beberapa harddisk dengan biaya yang efisien.
Misalnya:
Kita membutuhkan suatu partisi dengan ukuran 500GB. Harga sebuah harddisk
berukuran 100GB adalah Rp.500.000,- sedangkan harga harddisk berukuran
500GB adalah Rp.5.000.000,-. Nah, kita dapat membetuk suatu partisi
berukuran 500GB dari 5 unit harddisk berukuran 100GB dengan menggunakan
RAID 0. Tentunya skenario ini lebih murah karena memakan biaya lebih murah:
5 x Rp.500.000,- = Rp.2.500.000,-. Lebih murah daripada harus membeli
harddisk yang berukuran 500GB. Itulah kenapa pada awalnya disebut redundant
array of inexpensive disk.

Contoh lain:
Pada saat ini ukuran harddisk terbesar yang tersedia di pasaran adalah 500GB,
sedangkan kita membutuhkan suatu partisi dengan ukuran 2TB. Nah, kita dapat
membeli 4 unit harddisk berkapasitas 500GB dan mengkonfigurasinya dengan
RAID 0, sehingga kita dapat memiliki suatu partisi berkururan 2TB tanpa harus
menunggu harddisk dengan kapasitas sebesar itu tersedia di pasar.
Data yang ditulis pada harddisk-harddisk tersebut terbagi-bagi menjadi
fragmen-fragmen. Dimana fragmen-fragmen tersebut disebar di seluruh
harddisk. Sehingga, jika salah satu harddisk mengalami kerusakan fisik, maka
data tidak dapat dibaca sama sekali.
Namun ada keuntungan dengan adanya fragmen-fragmen ini: kecepatan.
Data bisa diakses lebih cepat dengan RAID 0, karena saat komputer membaca
sebuah fragmen di satu harddisk, komputer juga dapat membaca fragmen lain di
harddisk lainnya.

1
2. RAID level 1 : Mirroring dan Duplexing
RAID 1 identik dengan total redundansi dimana 2 harddisk yang masing-
masing samakapasitasnya menyalin isi (mirorring) data disk satu sama lainnya.
Yang satu secara otomatis dan secara terus menerus melakukan back-up
terhadap yang lainnya. Operasi dialihkan ke salah satu dari drive tunggal yang
normal bila yang lainnya rusak.
Biasa disebut dengan modus mirroring. Membutuhkan minimal 2
harddisk. Sistemnya adalah menyalin isi sebuah harddisk ke harddisk lain
dengan tujuan: jika salah satu harddisk rusak secara fisik, maka data tetap dapat
diakses dari harddisk lainnya.
RAID 1 didesain untuk menangani data yang teramat penting (bernilai
amat mahal/sulit diganti bila hilang). Konsep kerja ini menyebabkan kapasitas
total harddisk akan berkurang setengahnya walau tidak mempengaruhi
performance keseluruhan. Kontroller RAID 1 yang lebih canggih biasanya
mampu mengirimkan data sebanyak 2 kali lipat dengan cara membaca sektor-
sektor yang bersangkutan dari 2 drive secara serentak.

Contoh:
Sebuah server memiliki 2 unit harddisk yang berkapasitas masing-masing 80GB
dan dikonfigurasi RAID 1. Setelah beberapa tahun, salah satu harddisknya
mengalami kerusakan fisik. Namun data pada harddisk lainnya masih dapat
dibaca, sehingga data masih dapat diselamatkan selama bukan semua harddisk
yang mengalami kerusakan fisik secara bersamaan.

1
3. RAID level 2 : Kesalahan-Memperbaiki Coding
Cara kerjanya adalah dengan memisahkan masing-masing bit dari
byte/blok data pada drive yang terpisah dan menambahkannya pada beberapa
drive lainnya untuk pemeriksaan kesalahan. Misalnya RAID level 2 akan
menyimpan sebuah 16 bit digital secara satu per satu bit pada 16 drive dengan 5
drive ditambahkan untuk dicadangkan pada proses pemeriksaan kesalahan. Dari
seluruh total kapasitas disk, sebanyak 37,5 % digunakan untuk byte pemeriksaan
kesalahan data.
RAID level 2 tidak cocok digunakan untuk menyimpan file data dengan
ukuran yang kecil. Keuntungan penggunaan RAID Level 2 adalah kecepatan
transfer data yang tinggi. Hal ini didapat karena drive mengirimkan data secara
paralel. Setiap kesalahan yang terjadi akan dikoreksi tanpa menimbulkan waktu
tunda sedikitpun karena kontrolernya dapat memanfaatan informasi yang ada
tanpa perlu membaca ulang drive lagi.
RAID 2, juga menggunakan sistem stripping. Namun ditambahkan tiga
harddisk lagi untuk pariti hamming, sehingga data menjadi lebih reliable.
Karena itu, jumlah harddisk yang dibutuhkan adalah minimal 5 (n+3, n > 1).
Ketiga harddisk terakhir digunakan untuk menyimpan hamming code dari hasil
perhitungan tiap bit-bit yang ada di harddisk lainnya.

Contoh:
Kita memiliki 5 harddisk (sebut saja harddisk A,B,C, D, dan E) dengan ukuran
yang sama, masing-masing 40GB. Jika kita mengkonfigurasi keempat harddisk

1
tersebut dengan RAID 2, maka kapasitas yang didapat adalah: 2 x 40GB =
80GB (dari harddisk A dan B). Sedangkan harddisk C, D, dan E tidak digunakan
untuk penyimpanan data, melainkan hanya untuk menyimpan informasi pariti
hamming dari dua harddisk lainnya: A, dan B. Ketika terjadi kerusakan fisik
pada salah satu harddisk utama (A atau B), maka data tetap dapat dibaca dengan
memperhitungkan pariti kode hamming yang ada di harddisk C, D, dan E.

4. RAID level 3 : Paritas Bit-Interleaved


RAID 3, juga menggunakan sistem stripping. Juga menggunakan
harddisk tambahan untuk reliability, namun hanya ditambahkan sebuah harddisk
lagi untuk parity.. Karena itu, jumlah harddisk yang dibutuhkan adalah minimal
3 (n+1 ; n > 1). Harddisk terakhir digunakan untuk menyimpan parity dari hasil
perhitungan tiap bit-bit yang ada di harddisk lainnya.
RAID level 3 memanfaat prinsip pendeteksian kesalahan bukan
mengkoreksi kesalahan. Pendeteksian kesalahan dilakukan dengan pemrosesan
pemeriksaan paritas. Saat error terdeteksi oleh kontroler maka RAID akan
membaca ulang data pada drive untuk menyelesaikan masalah error tersebut.
Artinya seluruh piringan disk pada RAID akan berputar lebih banyak dari
biasanya. RAID 3 biasanya digunakan pada Superkomputer.

1
5. RAID level 4 : Dedicated Parity Hard
Sama dengan sistem RAID 3, namun menggunakan parity dari tiap block
harddisk, bukan bit. Kebutuhan harddisk minimalnya juga sama, 3 (n+1 ; n >1).
RAID level 4 bekerja pada level sektor bukannya level bit. Sebuah file
pada RAID 4 akan dipecah menjadi beberapa sektor dimana setiap sektorna akan
disebarkan pada semua drive. Lalu nantinya sektor itu akan dibaca secara serial.
Pertama dari drive ke 1,lalu ke 3 , dst.
Untuk pendeteksian kesalahan RAID 4 menambahkan sebuah drive paritas dan
kontroler RAID 4 dapat memperbaiki performancenya dengan teknik data
striping. Dua atau lebih sektor dari drive yang berlainan dapat dibaca secara
serentak lalu disimpan pada RAM berkecepatan tinggi dan secara berurutan akan
dikirimkan ke user dengan kecepatan tinggi.
Operasi penulisan lebih lamban dari operasi pembacaan. Hal ini
dikarenakan RAID 4 memakai teknologi baca setelah tulis. Artinya setelah data
dituliskan ke disk lalu dilakukan pembacaan untuk menentukan paritas
kemudian data paritas tersebut dituliskan ke drive parity.

1
6. RAID level 5 : Block Interleaved Paritas Terdistribusi
RAID 5 melenyapkan drive parity yang ada pada RAID 4. Informasi
pemeriksaan paritas ditambahkan sebagai sektor biasa yang menjelajahi seluruh
disk pada RAID persis sepeti halnya data biasa lainnya. Keuntungannya adalah
kontroler RAID 5 mampu menyediakan kempuan data striping dan elevator
seeking.
RAID 5 pada dasarnya sama dengan RAID 4, namun dengan pariti yang
terdistribusi. Yakni, tidak menggunakan harddisk khusus untuk menyimpan
paritinya, namun paritinya tersebut disebar ke seluruh harddisk. Kebutuhan
harddisk minimalnya juga sama, 3 (n+1 ; n >1).
Hal ini dilakukan untuk mempercepat akses dan menghindari bottleneck
yang terjadi karena akses harddisk tidak terfokus kepada kumpulan harddisk
yang berisi data saja.

7. RAID level 6 : Disk data Independen dengan Paritas ganda

1
Secara umum adalah peningkatan dari RAID 5, yakni dengan
penambahan parity menjadi 2 (p+q). Sehingga jumlah harddisk minimalnya
adalah 4 (n+2 ; n > 1). Dengan adanya penambahan pariti sekunder ini, maka
kerusakan dua buah harddisk pada saat yang bersamaan masih dapat ditoleransi.
Misalnya jika sebuah harddisk mengalami kerusakan, saat proses pertukaran
harddisk tersebut terjadi kerusakan lagi di salah satu harddisk yang lain, maka
hal ini masih dapat ditoleransi dan tidak mengakibatkan kerusakan data di
harddisk bersistem RAID 6.

8. RAID Tingakat 0+1 dan 1+0


Jika pada sebuah disk gagal pada RAID 0+1, seluruh disk-nya tidak
dapat diakses, sedangkan pada RAID 1+0, disk gagal tersebut tidak dapat
diakses tetapi pesangan strip masih bisa, dan pasangan mirror-nya masih dapat
diakses untuk menggantikan sehingga disk lainnya yang rusak masih bisa
digunakan.

1
C. Penerapan Studi Kasus

Contoh kasus:
Kita memiliki 4 harddisk (sebut saja harddisk A,B,C, dan D) dengan ukuran yang
sama, masing-masing 40GB. Jika kita mengkonfigurasi keempat harddisk
tersebut dengan RAID 3, maka kapasitas yang didapat adalah: 3 x 40GB = 120GB.
Sedangkan harddisk D tidak digunakan untuk penyimpanan data, melainkan
hanya untuk menyimpan informasi parity dari ketiga harddisk lainnya: A, B, dan
C. Ketika terjadi kerusakan fisik pada salah satu harddisk utama (A, B, atau C),
maka data tetap dapat dibaca dengan memperhitungkan parity yang ada di
harddisk D. Namun, jika harddisk D yang mengalami kerusakan, maka data tetap
dapat dibaca dari ketiga harddisk lainnya.

Pada umumnya, RAID diimplementasikan di dalam komputer server, tapi bisa


juga digunakan di dalam workstation. Penggunaan di dalam workstation umumnya
digunakan dalam komputer yang digunakan untuk melakukan beberapa pekerjaan
seperti melakukan penyuntingan video/audio. Implementasi RAID, selain secara
hardware (dengan RAID controller) juga dapat dilakukan secara software, misalnya
pada Microsoft Windows NT 4.0
RAID mengabungkan beberapa hard disk fisik ke dalam sebuah unit logis
penyimpanan, dengan menggunakan perangkat lunak atau perangkat keras khusus.
Solusi perangkat keras umumnya disesain untuk mendukung penggunaan beberapa hard
disk secara sekalilgus, dan system operasi tidak perlu mengetahui cara kerja skema

1
RAID tersebut. Sementara itu, solusi perangkat lunak umumnya diimplementasikan di
dalamlevel system informasi, dan tentu saja menjadikan beberapa hard disk menjadi
sebuah kesatuan logis yang digunakan untuk melakukan penyimpana. RAID biasanya
digunakan untuk peningkatan keandalan / reabilitas yang sangat penting untuk
melindungi informasi yang sangat kritis untuk beberapa lahan bisnis, seperti halnya
basis data, atau bahkan meningkatkan kinerja yang sangat penting untuk beberapa
pekerjaan, seperti halnya untuk menyajikan video on demand ke banyak penonton
secara sekaligus.
Ada tiga tempat untuk mengimplementasikan RAID: software, RAID controller dan
array storage:
1. Software RAID
RAID diimplementasikan pada server dengan software menggunakan drive
internal atau eksternal JBOD (hanya sekelompok disk). Perangkat lunak, biasanya
seorang administrator mengelola semua mirroring data atau perhitungan paritas.
2. Controller RAID
Ini adalah kartu yang dapat ditambahkan ke server dan offload overhead RAID
dari CPU. RAID controller adalah solusi yang lebih baik untuk server tunggal daripada
perangkat lunak RAID karena CPU server yang menghabiskan pengolahan power parity
perhitungan atau mengelola data mirror. RAID controller menggunakan salah satu drive
internal atau JBOD. Sebuah RAID controller berbasis server dapat gagal dan menjadi
titik tunggal kegagalan.
3. Penyimpanan Array
Sebuah array penyimpanan biasanya terdiri dari dua harddisk kinerja tinggi,
pengendali RAID berlebihan dan nampan disk. Semua potongan array adalah berlebihan
dan dibangun untuk mengatasi permasalahan lingkungan produksi dengan banyak
server mengakses penyimpanan pada waktu yang sama. Mereka mendukung beberapa
RAID tingkat dan jenis drive yang berbeda spesifikasi dan kecepatannya. Penyimpanan
array juga biasanya memiliki snapshot, salinan volume dan kemampuan untuk
mereplikasi dari satu array ke yang lain.

1
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
RAID, singkatan dari Redundant Array of Independent Disks merupakan
organisasi disk memori yang mampu menangani beberapa disk dengan sistem akses
paralel dan redudansi ditambahkan untuk meningkatkan reliabilitas / kehandalan.
Konsep kunci dari RAID meliputi mirroring (penyalinan data ke lebih dari satu buah
hard disk), striping (pemecahan data ke beberapa hard disk) dan juga koreksi kesalahan,
di mana redundansi data disimpan untuk mengizinkan kesalahan dan masalah untuk
dapat dideteksi dan mungkin dikoreksi (lebih umum disebut sebagai teknik fault
tolerance/toleransi kesalahan).
RAID dapat dibagi menjadi 8 level, yaitu level 0, level 1, level 2, level 3, level 4, level
5, level 6, level 0+1 dan 1+0. Setiap level tersebut memiliki kelebihan dan
kekurangannya.
Pada umumnya, RAID diimplementasikan di dalam komputer server, tapi bisa juga
digunakan di dalam workstation.

1
DAFTAR PUSTAKA

Wikipedia. "RAID". Wikipedia, the free encyclopedia. 2007. Wikimedia Foundation,


Inc. 29 May. 2007.

Pansuri, Alvin. “DISK ARRAY DAN OPERATING SYSTEM SUPPORT”. 6 Juni


2014 Diperoleh 25 Oktober 2014 dari
http://nanik201043500120.wordpress.com/2012/06/06/raid-redundant-array-of-
independent-disks/

Dolanan. “RAID (Redundant Array Of Independent Disks)”. 24 April 2013. Diperoleh


25 Oktober dari http://dolanan4techno.wordpress.com/2013/04/24/raid-redundant-array-
of-independent-disks/

Double-u. “RAID”. 27 Juni 2011. Diperoleh 25 Oktober dari


http://inknowlege.wordpress.com/2011/06/27/raid/

Sari, Gita Kurnia. “RAID” 5 Juni 2011. Diperoleh 25 Oktober dari http://absolute-
jimbeam-wijaya.blogspot.com/2010/06/ jaringan-komputer-raid.html

“KONSEP SISTEM TEKNOLOGI RAID” 7 Juli 2014. Diperoleh 25 Oktober dari


http://articloud.blogspot.com/2014/07/konsep-sistem-teknologi-raid.html

Anda mungkin juga menyukai