Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Meningitis merupakan suatu reaksi peradangan yang terjadi pada lapisan
yang membungkus jaringan otak (araknoid dan piameter) dan sumsum tulang
belakang yang disebabkan organisme seperti bakteri, virus, dan jamur.
Kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan otak yang parah dan berakibat fatal
pada 50% kasus jika tidak diobati (Speets et al., 2018).
Meningitis adalah kumpulan gejala demam, sakit kepala dan meningismus
akibat inflamasi pada ruang subarachnoid yang dibuktikan dengan pleositosis
cairan serebrospinalis (CSS). Meningitis dapat terjadi akut, subakut atau
kronis tergantungetiologi dan pengobatan awal yang tepat. Meningitis akut
terjadi dalam waktu beberapa jam sampai beberapa hari, yang disebabkan oleh
bakteri, virus, non infeksi, meningitis akut pada anak dirawat di rumah sakit
secara rutin dan diberikan antibiotik spektrum luas sambil menunggu hasil
kultur karena sulit membedakan meningitis bakterial dengan meningitis
aseptik.
Gejala yang paling umum pada pasien dengan meningitis adalah leher
kaku, demam tinggi, sensitif terhadap cahaya, kebingungan, sakit kepala,
mengantuk, kejang, mual, dan muntah. Selain itu pada bayi, fontanelle
menonjol dan penampilan ragdoll juga sering ditemukan (Piotto, 2019).
Meningitis bakterial (penyakit meningitis yang disebabkan oleh bakteri)
berada pada urutan sepuluh teratas penyebab kematian akibat infeksi di
seluruh dunia dan menjadi salah satu infeksi yang paling berbahaya pada anak.
Meningitis jenis ini merupakan penyebab utama kematian pada anak-anak,
dengan perkiraan 115.000 kematian di seluruh dunia pada tahun 2015.
Salah satu manifestasi klinik dari meningitis yaitu demam yang
disertai oleh kejang, Kejang adalah gangguan aktivitas listrik di otak. Kondisi
ini sering kali ditandai oleh gerakan tubuh yang tidak terkendali dan disertai
hilangnya kesadaran. Kejang bisa menjadi tanda adanya penyakit pada otak,
atau kondisi lain yang memengaruhi fungsi otak.

1
Kejang demam merupakan penyebab kejang tersering pada anak.
Kejang demam secara umum didefinisikan sebagai bangkitan kejang yang
terjadi pada anak usia 6 bulan sampai 5 tahun, serta berhubungan dengan
kenaikan suhu tubuh yaitu suhu yang melebihi 380C. Kejang ini disebabkan
oleh suatu proses ekstrakranial. Apabila kejang demam terjadi pada usia
kurang dari 6 bulan, maka harus dipikirkan penyebab lain seperti infeksi
susunan saraf pusat maupun epilepsi yang terjadi bersamaan dengan demam.
Di Indonesia, angka kejadian meningitis pada anak tergolong masih tinggi,
menempati urutan ke-9 dari sepuluh penyakit tersering berdasarkan data
delapan rumah sakit pendidikan di Indonesia. Kasus suspek meningitis
bakterial pada anak di Indonesia lebih tinggi dibandingkan di negara maju,
yakni 158 dari 100.000 anak per tahun (Anniazi 2020).
Meningitis bakterial merupakan infeksi sistem saraf pusat (SSP) yang
paling berat dan sering serta masih menjadi masalah kesehatan di dunia.Angka
kematian mencapai 25% di negara maju dan lebih tinggi lagi di negara
berkembang walaupun telah ada terapi antimikroba dan perawatan intensif
yang canggih. Meningitis bakterial terutama menyerang anak usia <2 tahun,
dengan puncak angka kejadian pada usia 6-18 bulan.
Istilah meningitis aseptik digunakan untuk semua jenis radang meningen
otak yang tidak disebabkan oleh bakteri yang memproduksi pus. Meskipun
virus adalah penyebab utama, banyak etiologi yang lain baik infeksi dan non
infeksi yang dapat menyebabkan meningitis aseptik. Meningitis aseptik tidak
identik dengan meningitis viral meskipun keduanya sering digunakan secara
bergantian. Meningitis aseptik merupakan salah satu penyebab peradangan
meningen yang banyak ditemukan, dapat terjadi pada semua usia meskipun
lebih sering terjadi pada anak-anak.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah pada makalah yaitu,
“Bagaimana Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Pada Klien dengan
meningitis dengan disertai kejang demam”

2
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk memahami tentang asuhan keperawatan gawat darurat pada
Klien dengan meningitis dengan disertai kejang demam
2. Tujuan Khusus
a. Memahami pengkajian asuhan keperawatan gawat darurat pada Klien
dengan meningitis dengan disertai kejang demam
b. Memahami diagnosa asuhan keperawatan gawat darurat pada Klien
dengan meningitis dengan disertai kejang demam
c. Memahami intervensi asuhan keperawatan gawat darurat pada Klien
dengan meningitis dengan disertai kejang demam
d. Memahami implementasi asuhan keperawatan gawat darurat pada
Klien dengan meningitis dengan disertai kejang demam
e. Memahami evaluasi asuhan keperawatan gawat darurat pada Klien
dengan meningitis dengan disertai kejang demam
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi kelompok
Sebagai penambahan referensi dan bahan pustaka bagi Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Hang Tuah Tanjungpinang mengenai asuhan
keperawatan gawat darurat pada Klien dengan meningitis dengan disertai
kejang demam
2. Bagi pembaca
Untuk menambahkan wawasan dan memberi informasi kepada
mahasiswa lain dan kepada masyarakat tentang asuhan keperawatan gawat
darurat pada Klien dengan meningitis dengan disertai kejang demam
E. Sistematika Penulisan
Makalah ini terdiri dari 5 bab, yaitu BAB I pendahuluan, BAB II tinjauan
teoritis, BAB III laporan kasus, BAB IV penutup

Anda mungkin juga menyukai