PEMBAHASAN
b. Patofifiologi
d. Pemeriksaan Penunjang
1) EKG
2) Pemeriksaan laboratorium darah
3) Kateterisasi jantung ( Coronary Angiography)
4) Radiologi
5) Ekhokardiografi
e. Diagnose Keperawatan
1) Nyeri akut b.d nekrosis otot jantung (infark miokard akut)
2) Penurunan curah jantung b.d penurunan fraksi ejeksi jantung
3) Perfusi jaringan tidak efektif b.d kelaparan otot jantung dan terjadi iskemik
2. Patofisiologi
Fraktur dibagi menjadi fraktur terbuka dan fraktur tertutup. Tertutup bila tidak
terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar. Sedangkan fraktur terbuka
bila terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar oleh karena perlukaan
di kulit. Sewaktu tulang patah pendarahan biasanya terjadi di sekitar tempat patah ke
dalam jaringan lunak sekitar tulang tersebut, jaringan lunak juga biasanya mengalami
kerusakan. Reaksi pendarahan biasanya timbul hebat setelah fraktur. Aktivitas
osteoblast teransang dan terbentuk tulang baru imatur yang disebut callus. Bekuan
fibrin direabsorbsi dan sel-sel tulang baru mengalami remodeling untuk membentuk
tulang sejati.
3. Pengkajian Kegawatdaruratan
a. Airway , adanya sumbatan atau obstruksi jalan napas oleh adanya penampakan
secret akibat kelemahan reflek batuk
b. Breathing, kelemahan menelan, batuk, melindungi jalan napas, timbulnya
pernapasan yang sulit dan atau tak teratur, serta napas terdengar ronchi, aspirasi.
c. Circulation, tekanan darah dapat normal, pada tahap dini, disritmia, kulit dan
membran mukosa pucat, dingin, sianosis pada tahap lanjut.
4. Diagnose Keperawatan
a. Nyeri berhubungan dengan spasme otot dan kerusakan sekunder terhadap fraktur
b. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan rangka neuromuskuler.
c. Defisit perawatan diri berhubungan dengan keterbatasan gerak sekunder terhadap
fraktur
d. Resiko tinggi kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan fraktur
e. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan kerusakan kulit, trauma jaringan