Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH

HASIL HASIL PENELITIAN TERKAIT PADA MASALAH KASUS KEGAWAT


DARURATAN BERBAGAI SISTEM TREND DAN ISSUE TERKAIT KASUS KEGAWAT
DARURATAN BERBAGAI SISTEM EVIDENCE BASED PRACTICE DALAM
PENATALAKSANAAN KASUS KEGAWAT DARURATAN DI BERBAGAI SISTEM
BAB II

PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN TERKAIT PADA MASALAH PENYAKIT PADA KASUS


KEGAWAT DARURATAN DI BERBAGAI SISTEM

1. KARDIOVASKULER ( INFARK MIOKARD)


a. Definisi
Infrak miokard akut (5) adalah kematian jaringan miokard akibat oklusi akut
pembuluh darah coroner . infark miokard akut merupakan kondisi nekrosis miokard
akibat sindroma iskemia yang tidak stabil. (Anderson dkk, 2017)
Pada miokard akut dapat ditemukan beberapa penyebab yang dapat menimbulkan
keadaan
a. Aterossklerosis arteri coroner
b. Spasme arteri coroner
c. Stenosis aorta
d. Hipertensi
e. Lesitrombotik
f. Hipertrafi ruang jantung

b. Patofifiologi

Infark miokard yang disebabkan trombus arteri coroner dapat mengenai


endocardium sampai epikardium, disebut infark transmural. Namun bisa juga hanya
mengenai daerah subendokardial, disebut infark subendokardial. Setelah 20 menit
terjadinya sumbatan, infark sudah dapat terjadi pada subenfokardium dan bila
berlanjut terus rata-rata dalam 4 jam terlah terjadi infark transmural. Kerusakan
miokard ini dari endokardium ke epikardium menjadi komplit dan irevarsibel dalam
3 samapi 4 jam.

c. Pengkajian kegawat daruratan


a. Airway
1) Kaji dan pertahankan jalan napas
2) Lakukan headtilt cinlift jika perlu
3) Gunakan alat bantu untuk jalan napas bila diperlukan
4) Pertimbangkan untuk merujuk ke ahli anastesi untuk di lakukan intubasi jika
tidak dapat mempertahankan jalan napas
b. Breathing
1) Kaji saturasi oksigen dengan menggunakan pulse oxsimeter, untuk
mempertahankan saturasi lebih dari 92%.
2) Berikan oksigen dengan aliran tinggi melalui non re-breatmask
3) Pertimbangkan untuk mendapatkan pernapasan dengan menggunakan bag
valve mask
4) Lakukan pemeriksaan sistem pernapasan
5) Dengarkan adanya bunyi pleura
6) Lakukan pemeriksaan foto thoraxs mungkin normal, tetapi lihat untuk
mendapatkan : bukti adanya wedge shaped shadow infark.
c. Circulation
1) Kaji nyeri yang dirasakan klien
2) Kaji penyebab nyeri yang dirasakan oleh klien
3) Kaji lama rasa nyeri yang dirasakan oleh klien
4) Kaji penambahan atau pengurangan berat badan pada klien

d. Pemeriksaan Penunjang
1) EKG
2) Pemeriksaan laboratorium darah
3) Kateterisasi jantung ( Coronary Angiography)
4) Radiologi
5) Ekhokardiografi

e. Diagnose Keperawatan
1) Nyeri akut b.d nekrosis otot jantung (infark miokard akut)
2) Penurunan curah jantung b.d penurunan fraksi ejeksi jantung
3) Perfusi jaringan tidak efektif b.d kelaparan otot jantung dan terjadi iskemik

f. Intervensi Kegawatdaruratan dan Monitoring


1) Infus intravena dimulai dengan membuat rute untuk obat atau cairan yang akan
diperlukan
2) Oksigen (O2) diberikan agar tidak terjadi hipoksemia
3) Pemantauan jantung terus dilakukan berdasarkan hasil EKG
4) Pemasangan defibrillator dilakukan
5) Pemberian obat jantung IV berupa aspirin dan beta blocker
6) Morfin intravena dosis kecil diberikan untuk menghilangkan kecemasan klien,
menyingkirkan ketidaknyamanan di dada, untuk memperbaiki toleransi selang
endotrakhea, dan memudahka adaptasi terhadap ventilator mekanik.

g. Penatalaksanaan Medis Pada Kegawatdaruratan


1) Tirah baring
2) Terapi reperfusi dengan kateter jantung
3) Analgesik

2. SISTEM MUSKULOSKELETAL (FRAKTUR)


1. Definisi
Fraktur adalah patah tulang oleh trauma atau tenaga fisik, fraktur merupakan
terputusnya kontinuitas tulang kebanyakan fraktur akibat dari trauma (Mansjoer, 2011)
Beberapa penyebab fraktur :
a. Cidera atau benturan
b. Fraktur patologik , terjadi pada daerah-daerah tulang yang telah menjadi lemah oleh
karena tumor, kanker dan osteoporosis
c. Fraktur beban, terjadi pada orang-orang yang baru saja menambah tingkat aktivitas
mereka, seperti baru diterima dalam angkatan bersenjata atau orang-orang yang
baru mulai latihan lari.

2. Patofisiologi
Fraktur dibagi menjadi fraktur terbuka dan fraktur tertutup. Tertutup bila tidak
terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar. Sedangkan fraktur terbuka
bila terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar oleh karena perlukaan
di kulit. Sewaktu tulang patah pendarahan biasanya terjadi di sekitar tempat patah ke
dalam jaringan lunak sekitar tulang tersebut, jaringan lunak juga biasanya mengalami
kerusakan. Reaksi pendarahan biasanya timbul hebat setelah fraktur. Aktivitas
osteoblast teransang dan terbentuk tulang baru imatur yang disebut callus. Bekuan
fibrin direabsorbsi dan sel-sel tulang baru mengalami remodeling untuk membentuk
tulang sejati.

3. Pengkajian Kegawatdaruratan
a. Airway , adanya sumbatan atau obstruksi jalan napas oleh adanya penampakan
secret akibat kelemahan reflek batuk
b. Breathing, kelemahan menelan, batuk, melindungi jalan napas, timbulnya
pernapasan yang sulit dan atau tak teratur, serta napas terdengar ronchi, aspirasi.
c. Circulation, tekanan darah dapat normal, pada tahap dini, disritmia, kulit dan
membran mukosa pucat, dingin, sianosis pada tahap lanjut.
4. Diagnose Keperawatan
a. Nyeri berhubungan dengan spasme otot dan kerusakan sekunder terhadap fraktur
b. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan rangka neuromuskuler.
c. Defisit perawatan diri berhubungan dengan keterbatasan gerak sekunder terhadap
fraktur
d. Resiko tinggi kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan fraktur
e. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan kerusakan kulit, trauma jaringan

Anda mungkin juga menyukai