Genap 2020/2021, Rabu(B) 9.30-12.00 (Aula 1/online) Dr. ZULFA ZAKIAH DAUN TUNGGAL DAN DAUN MAJEMUK Berdasarkan jumlah helai daun pada satu tangkai : • Daun Tunggal (folium simplex): pada satu tangkai daun terdapat satu helai daun. Contoh: daun jambu biji • Daun Majemuk (folium compositum): – pada satu tangkai daun terdapat lebih dari satu helai daun, – tangkai daun bercabang, pada cabang terdapat helaian daun Psidium guajava (jambu biji) Folium simplex
Delonyx regia (flamboyan)
Folium compositum • Bagian-bagian pada daun majemuk : – Ibu tangkai daun (petiolus communis) – Tangkai anak daun (petiololus) – Anak daun (foliolum) – Upih daun, ditemukan pada beberapa daun, mis. Daun pinang (Areca cathecu) • Hal yang perlu diketahui tentang daun majemuk : – Anak daun terjadi bersama-sama dan gugur dalam waktu yang bersamaan. – Pertumbuhannya terbatas dan pada ujungnya tidak mempunyai kuncup – Pada ketiak anak daun tidak akan pernah ada kuncup. Susunan anak daun pada ibu tangkai daun : 1. Daun Majemuk Menyirip (Pinnatus) 2. Daun Majemuk Menjari (Palmatus/Digitatus) 3. Daun Majemuk Bangun kaki (Pedatus) 4. Daun Majemuk Campuran (Digitato pinnatus) 1. Daun Majemuk Menyirip (DMM) • Anak daun tersusun di kanan dan kiri ibu tangkai daun • Terdiri dari : – DMM beranak daun satu (unifoliolatus), mis. Jeruk purut (Citrus hystrix) – DMM genap (abrupte pinnatus) : anak daun berpasangan dan pada ujung ibu tangkai daun terputus/tidak ada anak daun, mis. Leci (Litchi chinensis), pohon asam (Tamarindus indica) – DMM gasal (imparipinnatus) : anak daun berpasangan dan pada ujung ibu tangkai terdapat satu anak daun (ukurannya lebih besar), mis. Mawar (Rosa sp.), belimbing manis (Averrhoa bilimbi) • DMM beranak daun satu
Leci (Litchi chinensis) • Berdasarkan duduk dan besar kecilnya anak daun pada ibu tangkai daun : – DMM dengan anak daun berpasangan : anak daun tersusun berhadapan – DMM berseling : anak daun tersusun secara berseling – DMM berselang – seling (interupte pinnatus) : anak daun tersusun berselang-seling antara anak daun yang lebar dengan anak daun yang sempit/kecil, mis. Tomat (Solanum lycopersicum) Daun Majemuk Ganda (DMG) • Hanya dimiliki oleh DMM • Anak daun duduk pada cabang ibu tangkai • Secara umum dibedakan atas : – DMG dengan sempurna : jika tidak ada satupun anak daun yang duduk pada ibu tangkai, contoh: Caesalpinia pulcherrima – DMG tidak sempurna : jika masih ada anak daun yang duduk pada ibu tangkai Caesalpinia pulcherrima DMM genap ganda dua dengan sempurna Sambucus javanicus DMM ggasal ganda dua tak sempurna Moringa oleracea DMM gasal rangkap 3 tak sempurna • Berdasarkan letak anak daun pada cabang : – DMMG dua (bipinnatus) : anak daun duduk pada cabang tingkat satu dari ibu tangkai – DMMG tiga (tripinnatus) : anak daun duduk pada cabang tingkat dua dari ibu tangkai – DMMG empat, dst : jarang ditemukan 2. Daun Majemuk Menjari (DMMj) • Semua anak daun tersusun memencar pada ujung ibu tangkai • Berdasarkan jumlah anak daun : – DM menjari beranak daun dua (bifoliolatus) : pada ujung tangkai terdapat dua anak daun, mis. Nam-nam (Cynometra cauliflora) – DM menjari beranak daun tiga (trifoliolatus) : terdapat tiga anak daun, mis. Para (Hevea brasiliensis) – DM menjari beranak daun lima (quinquefoliolatus) : terdapat lima anak daun, mis. Daun maman (Gynandropsis pentaphylla) – DM menjari beranak daun tujuh (septemfoliolatus) : terdapat tujuh anak daun , mis. Kapuk randu (Ceiba pentandra) • DM menjari
Semanggi gunung (Oxalis corniculata)
Nam-nam (Cynometra cauliflora)
DMMj Beranak daun 2 Para (Hevea brasiliensis) DMMj beranak daun 3
Kapuk randu (Ceiba pentandra)
DMMj beranak daun 7 3. Daun Majemuk Bangun Kaki (Pedatus) • Susunannya seperti daun majemuk menjari, tetapi dua anak daun paling pinggir tidak duduk pada ibu tangkai, melainkan pada tangkai anak daun disampingnya, mis. Keladi pohon (Araceae) 4. Daun majemuk Campuran • Susunan anak daun campuran antara menjari dengan menyirip, mis. Putri malu (Mimosa pudica) Daun majemuk bangun kaki (pedatus) Arisaema filiforme (Araceae) Daun majemuk campuran Mimosa pudica FILOTAKSIS • Filotaksis : Tata letak daun (susunan daun/duduk daun) pada batang • Berdasarkan jumlah daun pada batang : 1. Pada setiap nodus hanya terdapat satu daun : – Tersebar (folia sparsa/alternatus) – Roset : daun yang susunannya berjejal karena mempunyai ruas batang sangat pendek, terdiri dari roset batang (daun berjejal pada ujung batang, mis. Kelapa (Cocos nucifera) dan roset akar (daun berjejal pada pangkal batang, mis. Lobak (Raphanus sativus) 2. Pada setiap nodus batang terdapat 2 daun : – Berhadapan (oppositus) : daun berhadapan (180o), mis. Melinjo (Gnetum gnemon) – Berhadapan bersilang (decusatus) : daun pada setiap buku tersusun berhadapan, tapi antara buku satu dan lainnya letaknya bersilangan, mis. Soka (Ixora sp.) 3. Pada setiap nodus batang terdapat lebih dari 2 daun (berkarang/vertisilatus), mis.alamanda (Allamanda cathartica) Duduk daun decusatus Duduk daun tersebar Calotropis gigantea (alternatus) Sida rhombifolia Duduk daun roset Duduk daun berhadapan Roset batang (opositus) Arenga pinnata (aren/enau) Jambu biji (Psidium guajava ) • Tata letak daun pada tumbuhan sejenis akan selalu sama dan dapat digunakan untuk pengenal tumbuhan. • Khusus pada filotaksis tersebar akan diketahui beberapa istilah : – Garis spiral (spiral genetik) : garis yang menghubungkan daun-daun dari bawah ke atas. – Garis vertikal (ortostik) : garis yang menghubungkan dua daun yang tegak lurus satu sama lain. • Berdasarkan spiral genetik dan garis ortostik, maka pada filotaksis tersebar dapat ditentukan rumus daun (divergensi) yaitu a/b, dimana : – a : banyaknya (berapa kali) garis spiral genetik melingkari batang. – b : jumlah daun yang dilewati. Mis. Rumus daun 1/3 artinya : • garis spiral genetik melingkari batang sebanyak 1x, • daun yang dilewati sebanyak 3 daun (daun pertama tidak dihitung) • Rumus daun merupakan suatu pecahan, yang mana daun yang dilewati nilainya tetap untuk satu jenis tumbuhan, terdiri dari 1/2, 1/3, 2/5, 3/8, 5/13 dst.....deret Fibonacci • Filotaksis yang telah diketahui rumus daunnya akan dapat dibuat bagan (skema) dan diagram tata letak daunnya. • Bagan (skema) tata letak daun : bagan yang menggambarkan tata letak daun pada batang secara vertikal (dilihat dari depan) • Diagram daun : proyeksi tata letak daun dalam bidang datar (dilihat dari atas). Diagram Daun Spirostik dan Parastik • Spirostik : perubahan ortostik menjadi garis spiral genetik yang melingkari batang, letak daun pada batang mengikuti ortostik yang telah berubah. • Spirostik terjadi karena pertumbuhan tidak lurus tetapi memutar.mis. Pandan (Pandanus tectorius) memiliki 3 spirostik. • Parastik : daun yang susunannya menurut garis spiral ke kiri dan ke kanan, pada batang kelihatan ada 2 spiral,mis.garis spiral yang menunjukkan aturan letak mata pada buah nenas.