Anda di halaman 1dari 39

MARKAS BESAR

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA MILIK DINAS


LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

HANJAR PENDIDIKAN POLRI


PENGANTAR KONTRA INTELIJEN
untuk

PENDIDIKAN PENGEMBANGAN SPESIALISASI


PERWIRA PERTAMA KONTRA INTELIJEN

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI


2020

i
IDENTITAS BUKU

PENGANTAR KONTRA INTELIJEN

Penyusun :

Tim Perumus Hanjar Dikbangspes Perwira Pertama Kontra Intelijen


Lemdiklat Polri T.A. 2020

Editor :

1. Kombes Pol. Nirboyo, S.I.K.


2. AKBP Wiwing Bundari, M.Si.
3. Kompol Tanto Hartanto, A.Md.
4. Pembina Rudiyanto, S.Pd.
5. Penda I Ari Suparni

Hanjar Pendidikan Polri


Pendidikan Pengembangan Spesialisasi
Perwira Pertama Kontra Intelijen

Diterbitkan oleh:

Bagian Kurikulum dan Bahan Ajar Pendidikan Pengembangan Spesialisasi


Biro Kurikulum
Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Polri
Tahun 2020

Hak cipta dilindungi Undang-Undang


Dilarang menggandakan sebagian atau seluruh isi Hanjar Pendidikan Polri ini,
tanpa izin tertulis dari Kalemdiklat Polri.

vi
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

DAFTAR ISI

Cover .................................................................................................................. i
Sambutan Kalemdiklat Polri ............................................................................... ii
Keputusan Kalemdiklat Polri............................................................................... iv
Lembar identitas buku ........................................................................................ vi
Daftar isi ............................................................................................................ vii

MODUL PENGANTAR KONTRA INTELIJEN

Pendahuluan .................................................................................. 1
Standar Kompetensi ....................................................................... 1
Kompetensi dasar .......................................................................... 2
Materi Pelajaran ............................................................................. 2
Metode Pembelajaran .................................................................... 3
Alat, Media, Bahan dan Sumber Belajar ........................................ 3
Kegiatan Pembelajaran .................................................................. 4
Tagihan / Tugas ............................................................................. 5
Lembar Kegiatan ............................................................................ 5
Bahan Bacaan ................................................................................ 6
POKOK BAHASAN 1
KONSEP DASAR INTELIJEN
1. Pengertian intelijen ................................................................... 6
2. Tugas pokok, fungsi dan peranan Intelkam .............................. 8
3. Siklus intelijen…………………………………………………….... 10
4. Hakikat intelijen sebagai organisasi……………………………... 10
5. Hakikat intelijen sebagai kegiatan……………………………...... 13
6. Hakikat intelijen sebagai organisasi……………………………... 23
POKOK BAHASAN 2
KONSEP KONTRA INTELIJEN
1. Pengertian kontra intelijen ........................................................ 26
2. Tujujan kontra intelijen .............................................................. 26
3. Sasaran kontra intelijen ............................................................ 26
4. Bentuk,prinsip dan sifat operasi kontra intelijen ........................ 27
5. Tahap, teknik dan taktik kontra intelijen .................................... 31

PENGANTAR KONTRA INTELIJEN vii


DIKBANGSPES PERWIRA PERTAMA KONTRA INTELIJEN
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

6. Persyaratan petugas kontra intelijen ......................................... 32


7. Pentingnya kontra dalam operasi kontra intelijen ..................... 32
Rangkuman .................................................................................... 34
Latihan …………………………………………………………………. 35

PENGANTAR KONTRA INTELIJEN viii


DIKBANGSPES PERWIRA PERTAMA KONTRA INTELIJEN
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

PENGANTAR KONTRA INTELIJEN


MODUL

10 JP (450 menit)

Pendahuluan

Perkembangan ilmu pengetahuan, informasi dan teknologi


berpengaruh terhadap perkembangan masyarakat begitu cepat sehingga
mempengaruhi stabilitas keamanan baik global, regional maupun
keamanan dalam negeri. Hal ini menuntut profesionalisme bagi setiap
anggota Polri khususnya pengemban tugas Intelijen sehingga mampu
memprediksi perkembangan situasi lebih dini dan dapat memberikan
informasi secara cepat, tepat dan akurat guna mendukung operasional
kepolisian dalam rangka mewujudkan dan menjaga stabilitas
Kamtibmas.
Guna mewujudkan profesionalisme khususnya anggota inelijen
maka dilaksanakan pendidikan pengembangan spesialisasi lidik
keamanan yang didukung dengan berbagai komponen pendidikan yang
salah satunya adalah penyediaan bahan ajar dalam bentuk modul.
Untuk memberikan arah dan mempermudah pemahaman tentang
kontra intelijen, maka dalam Hanjar ini akan dibahas tentang konsep
dasar intelijen dan konsep dasar kontra intelijen.

Standar Kompetensi

Memahami konsep dasar intelijen dan kontra intelijen.

PENGANTAR KONTRA INTELIJEN 1


DIKBANGSPES PERWIRA PERTAMA KONTRA INTELIJEN
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Kompetensi Dasar

1. Memahami konsep dasar intelijen.

Indikator hasil belajar:


a. menjelaskan pengertian intelijen;
b. menjelaskan tugas pokok, fungsi dan peran Intelkam;
c. menjelaskan siklus intelijen;
d. menjelaskan hakikat intelijen sebagai kegiatan;
e. menjelaskan hakikat intelijen sebagai organisasi;
f. menjelaskan hakikat intelijen sebagai produk.

2. Memahami konsep dasar kontra intelijen.

Indikator hasil belajar:


a. menjelaskan pengertian kontra intelijen;
b. menjelaskan tujuan kontra intelijen;
c. menjelaskan bentuk kontra intelijen;
d. menyebutkan sasaran kontra intelijen;
e. menjelaskan tahap kontra intelijen;
f. menjelaskan teknik dan taktik kontra intelijen;
g. menjelaskan pentingnya kontra dalam keberhasilan
pelaksanaan kontra intelijen.

Materi Pelajaran

1. Pokok bahasan 1:
Konsep dasar intelijen.

Sub pokok bahasan 1:


a. pengertian intelijen;
b. tugas pokok, fungsi dan peran Intelkam;
c. siklus intelijen;
d. hakikat intelijen sebagai kegiatan;
e. hakikat intelijen sebagai organisasi;
f. hakikat intelijen sebagai produk.

2. Pokok bahasan 2:
Konsep dasar kontra intelijen.

Sub pokok bahasan 2:


a. pengertian kontra intelijen;
b. tujuan kontra intelijen;
PENGANTAR KONTRA INTELIJEN 2
DIKBANGSPES PERWIRA PERTAMA KONTRA INTELIJEN
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

c. bentuk kontra intelijen;


d. sasaran kontra intelijen;
e. tahap kontra intelijen;
f. teknik dan taktik kontra intelijen;
g. pentingnya kontra dalam keberhasilan pelaksanaan kontra
intelijen.

Metode Pembelajaran

1. Metode ceramah
Metode ini digunakan untuk menyampaikan materi tentang:
pengertian intelijen, tugas pokok, fungsi dan peran intelijen, siklus
intelijen, hakikat intelijen sebagai kegiatan, hakikat intelijen sebagai
organisasi dan hakikat intelijen sebagai produk.

2. Metode tanya jawab


Metode ini digunakan untuk memperdalam pemahaman
penguasaan materi dan untuk mengetahui tingkat penguasaan
materi yang telah disampaiakan pendidik.

3. Metode diskusi
Metode ini digunakan untuk memperoleh berbagai ide atau
pendapat tentang sasaran kontra intelijen dan pentingnya kontra
dalam keberhasilan pelaksanaan kontra intelijen.

Alat, Media, Bahan dan Sumber Belajar

1. Alat, media dan bahan:


a. white board;
b. laptop;
c. LCD;
d. layar/LCD;
e. proyektor/LCD;
f. spidol/penghaPUS;
g. kertas HVS;
h. papan flip chart;
i. kertas flip chart;
j. alat tulis.

PENGANTAR KONTRA INTELIJEN 3


DIKBANGSPES PERWIRA PERTAMA KONTRA INTELIJEN
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

2. Sumber belajar:
a. Peraturan Kepala Badan Intelijen Keamanan Nomor 1 Tahun
2016 tentang Kontra Intelijen.
b. Intelijen karangan Wahyu Saronto; (2004); Jakarta; PT
Ekalaya Saputra;

Kegiatan Pembelajaran

1. Tahap awal: 10 menit

a. Pendidik melaksanakan apersepsi:


1) pendidik melaksanakan perkenalan;
2) pendidik menyampaikan tujuan pembelajaran dan
menyampaikan tugas-tugas yang harus dilaksanakan
peserta didik selama pembelajaran;
3) pendidik menciptakan suasana pembelajaran yang
kondusif.
b. Peserta didik menyimak dan melaksanakan instruksi pendidik.

2. Tahap inti: 330 menit

Tahap inti 1: penyampaian materi: 150 menit


a. pendidik menyampaikan materi tentang hakikat intelijen yang
meliputi pengertian, sejarah, tupoksiran intelkam dan siklus
intelijen;
b. peserta didik menyimak dan mencatat hal-hal yang penting.
c. pendidik memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
bertanya hal-hal yang belum dipahami;
d. peserta didik bertanya dan menanggapi materi yang
disampaikan pendidik.

Tahap inti 2: diskusi: 180 menit


a. pendidik membentuk 5 kelompok diskusi, masing masing
kelompok beranggotakan 5 orang. setiap kelompok diberikan
persoalan yang berbeda (ipoleksosbudkam) untuk
didiskusikan;
b. peserta didik melakukan diskusi;
c. pendidik memfasilitasi diskusi;
d. peserta didik memaparkan hasil diskusi, ditanggapi kelompok
lain;
e. pendidik memberikan tanggapan hasil diskusi;
f. peserta didik mengumpulkan hasil diskusi.

PENGANTAR KONTRA INTELIJEN 4


DIKBANGSPES PERWIRA PERTAMA KONTRA INTELIJEN
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

3. Tahap akhir: 20 menit

a. pendidik memberikan ulasan secara umum terkait dengan


proses pembelajaran dan hasil pembelajaran;
b. pendidik mengecek penguasaan materi dengan cara bertanya
secara lisan dan acak kepada peserta didik;
c. pendidik menyimpulkan materi, melakukan evaluasi
pembelajaran dan menutup pembelajaran.

4. Tes capaian kompetensi: 90 menit


Tes tertulis dengan bentuk tes objektif (pilihan ganda dan uraian
singkat) dan tes subjektif (uraian bebas).

Tagihan / Tugas

1. Peserta didik mengumpulkan laporan hasil diskusi.


2. Peserta didik mengumpulkan resume materi, satu hari setelah
pembelajaran.

Lembar Kegiatan

-----------------------------------------------------------------------------------------

PENGANTAR KONTRA INTELIJEN 5


DIKBANGSPES PERWIRA PERTAMA KONTRA INTELIJEN
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Bahan Bacaan

POKOK BAHASAN 1
KONSEP DASAR INTELIJEN

1. Pengertian Intelijen

Istilah ”intelijen” berasal dari kata ”intelegensia” yang artinya


adalah ”kecerdasan”. Ini memberikan makna bahwa pekerjaan
intelijen memerlukan kecerdasan. Dalam arti luas, intelijen
merupakan suatu proses yang dalam pengelolaannya memerlukan
pemikiran, untuk menghasilkan informasi penting tentang sesuatu
yang telah dan akan terjadi. Merujuk pada Suroso (tahun buku:
halaman) beberapa pengertian harafiah terkait dengan intelijen
adalah sebagai berikut:

a. Inteligen : mempunyai atau menunjukkan tingkat


kecerdasan yang tinggi, berpikiran tajam, cerdas
dan berakal.
b. Inteligensi : daya membuat reaksi atau penyesuaian yang
cepat dan tepat baik secara fisik maupun mental,
terhadap pengalaman-pengalaman baru,
membuat pengalaman dan pengetahuan yang
telah dimiliki siap untuk dipakai apabila
dihadapkan pada fakta-fakta atau kondisi-kondisi
baru.
c. Intelijen :
d. Petugas intelijen:
orang yang bertugas mencari keterangan
(mengamat-amati) seseorang contohnya setiap
orang yang bekerja di suatu badan atau dinas
rahasia.

Teori intelijen pertama kali dicetuskan oleh seorang ahli


strategi dan perang dari dataran Cina yang hidup sekitar
tahun 500 SM yang bernama Sun Tsu. Secara singkat ia telah
meletakan dasar-dasar ilmu intelijen dalam falsafah perang di Cina.
Beberapa teori dasar ilmu intelijen yang dicetuskan Sun Tsu, antara
lain:
“.....Siapa yang memahami diri sendiri dan diri lawan secara
mendalam berada di jalan kemenangan pada semua pertempuran.
Siapa yan memahami diri sendiri, tetapi tidak memahami lawannya,
hanya berpeluang sama besarnya untuk menang (dengan
lawannya). Siapa yang tidak memahami dirinya sendiri maupun
lawannya, berada pada jalan untuk hancur dalam semua
pertempuran.
PENGANTAR KONTRA INTELIJEN 6
DIKBANGSPES PERWIRA PERTAMA KONTRA INTELIJEN
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

......Kenali musuhmu, kenali dirimu, dan kemenangamu tidak


terancam. Kenali lapangan, kenali cuaca dan kemenangan akan
lengkap.... Saya akan mampu meramalkan pihak mana yang akan
menang dan pihak mana yang akan kalah.... dalam menilai sesuatu
maka ada tiga faktor yang harus dianalisa yaitu: faktor diri, faktor
musuh dan faktor lingkungan....”
Dari teori Sun Tsu itu dapat disimpulkan, bahwa apabila ingin
memenangkan peperangan diperlukan kemampuan untuk
mengenal diri sendiri, mengenal lawan dan mengenal lingkungan.
Teori Sun Tsu akhirnya tersebar dan dipergunakan oleh
berbagai pihak dan berbagai organisasi. Teori dasar ini terus
berkembang yaitu bagaimana upaya-upaya untuk mendapatkan
informasi tentang diri sendiri, tentang lawan, tentang lingkungan,
kemudian bagaimana menganalisa informasi tersebut sehingga
dapat diketahui dengan pasti berbagai resiko, rencana lawan dan
kemungkian adanya hambatan-hambatan yang bersifat non teknis.
Untuk ini diperlukan orang yang mampu mencari informasi atau
data dan telah dilatih dan diberi kemampuan khusus yang disebut
mata-mata. Pada perkembangan berikutnya kegiatan mata-mata
berubah menjadi spionase yaitu kegiatan mencari data yang tidak
hanya dilakukan dari luar, tetapi sudah meningkat yang kegiatannya
juga mencakup penyusupan ke dalam tubuh kelompok atau
organisasi lawan. Caranya adalah dengan mempengaruhi orang-
orang tertentu di pihak lawan yang memiliki akses terhadap
informasi vital, memanfaatkan orang itu secara sadar atau tidak
sadar, untuk memberikan informasi dengan imbalan yang menarik.
Dalam perkembangan berikutnya upaya mencari informasi
tentang kelemahan lawan dilakukan pula oleh pihak lawan,
sehingga timbul keperluan untuk melakukan ”barikade” dan
pengamanan data masing-masing organisasi, sehingga tidak
mudah diketahui lawan.
Di samping itu dilakukan pula upaya-upaya supaya pasukan
dan seluruh anggota organisasi mempunyai keteguhan hati dan
komitmen, agar tidak dimanfaatkan oleh spionase lawan.
Berikutnya, sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, tugas spionase semakin lama jadi semakin sulit dan
semakin luas. Istilah spionase berubah menjadi intelijen. Intelijen
adalah kegiatan yang di samping mencari data dan informasi, juga
harus mampu memprediksi atau membuat perkiraan mengenai
kejadian dan kegiatan yang mungkin akan dihadapi atau terjadi di
masa datang.
Berkaitan dengan pembahasan masalah asal mula intelijen,
bahwa masalah informasi menjadi faktor yang sangat penting bagi
aspek kehidupan di era globalisasi ini. Informasi yang telah diolah
menjadi intelijen merupakan pondasi penting untuk melaksanakan
aktifitas. Pada era sekarang ini masalah intelijen sudah bergeser
menjadi pemahaman, bahwa intelijen merupakan proses yang
harus dilakukan oleh suatu organisasi atau individu apabila
PENGANTAR KONTRA INTELIJEN 7
DIKBANGSPES PERWIRA PERTAMA KONTRA INTELIJEN
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

menginginkan hasil yang maksimal. Tanpa proses intelijen kita akan


dihadapkan kepada suatu belantara informasi yang semuanya
dianggap penting dan harus digunakan. Di manapun di seluruh
dunia, teori dasar intelijen berkisar pada teori penyelidikan,
pengamanan dan penggalangan.
Secara umum pengertian intelijen adalah usaha, pekerjaan,
kegiatan dan tindakan yang dilakukan dengan metode-metode
tertentu dan secara terorganisasi untuk mendapatkan atau
menghasilkan produk berupa pengetahuan tentang masalah-
masalah yang dihadapi, kemudian disajikan kepada pimpinan atau
user sebagai bahan pengambilan keputusan atau kebijaksanaan.
Berdasarkan uraian pengertian intelijen sebagaimana tersebut
di atas, pengertian intelijen mengandung 3 (tiga) pengertian pokok,
yaitu:
a. intelijen sebagai organisasi;
b. intelijen sebagai kegiatan;
c. intelijen sebagai produk.

2. Tugas Pokok, Fungsi dan Peranan Intelkam

a. Tugas Pokok Intelkam

Tugas pokok Intelkam mendukung dan mengamankan semua


kebijaksanaan yang akan atau telah digariskan pimpinan Polri
baik di pusat maupun di daerah. Berkaitan dengan hal
tersebut, intelijen kepolisian merupakan:
1) pemberi peringatan dini (early warning) suatu penentu
arah atau dasar bagi pengambilan tindakan dan
kebijaksanaan bagi pimpinan polri;
2) pencipta kondisi secara tertutup bagi kepentingan
pelaksanaan tugas pokok polri;
3) pengamanan kebijaksanaan pimpinan yang telah atau
sedang akan dilaksanakan;
4) pelaksana kebijaksanaan pimpinan.

Untuk kepentingan itu intelijen kepolisian bergerak


dengan orientasi ke depan, bertujuan untuk mencari latar
belakang, trend perkembangan dari suatu gejala, kasus,
situasi dan kondisi masyarakat (sasaran tugas Polri) berusaha
sedapat mungkin menemukan dan mengidentifikasi setiap
gejala dan kecenderungan yang mengarah pada timbulnya
gangguan Kamtibmas, dijalankan secara terus menerus dan
untuk dapat dijadikan dasar bagi pelaksanaan tugas teknis
kepolisian lainnya.

PENGANTAR KONTRA INTELIJEN 8


DIKBANGSPES PERWIRA PERTAMA KONTRA INTELIJEN
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

b. Fungsi Intelkam

1) Fungsi intelijen bagi suatu organisasi adalah merupakan


“mata” dan “telinga” bagi pimpinan, di dalam
pelaksanaannya intel Polri memberikan dasar dan arah
bagi pengembangan kebijaksanaan satu tindakan baik
dalam rangka operasional maupun pembinaan.
2) Fungsi tersebut dilaksanakan dengan menyelenggarakan
kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
a) Penyelidikan
(1) melaksanakan pengamatan atau penelitian
terhadap masalah dan perubahan-perubahan
serta perkembangan kehidupan sosial dalam
masyarakat untuk dapat menandai trend
situasi;
(2) melaksanakan deteksi dan mengidentifikasi
serta menilai ancaman, gangguan atau
hambatan terhadap Kamtibmas.
b) Pengamanan
Melaksanakan pengamanan terhadap sasaran
tertentu dalam masyarakat dengan jalan berusaha
menghilangkan sumber-sumber kerawanan di
bidang Ipoleksosbudkam yang terdapat dalam
masyarakat guna menutup kesempatan dan
mencegah berhasilnya pihak-pihak tertentu untuk
mengeksploitasi kelemahan-kelemahan tersebut
bagi kepentingan yang membahayakan Kamtibmas.
c) Penggalangan
Menciptakan kondisi tertentu yang menguntungkan
di dalam masyarakat bagi pelaksanaan tugas Polri.

c. Peranan Intelkam
Dalam kegiatan rutin maupun operasi Polri intelijen
mempunyai peranan mendahului, menyertai dan mengakhiri.
1) Mendahului
kegiatan ini merupakan pengumpulan data awal, melalui
proses siklus intelijen untuk menghasilkan produk
intelijen guna disajikan secara dini kepada pimpinan
dalam penentuan kebijaksanaan.
2) Menyertai
melaksanakan deteksi identifikasi dan asesmen setiap
permasalahan yang terjadi meliputi informasi PG, AG dan
GN, kemudian informasi dilakukan proses analisa dalam
rangka membuat perkiraan untuk menghasilkan produk
intelijen yang bertujuan sebagai masukan bagi pimpinan
atau fungsi teknis lainnya.

PENGANTAR KONTRA INTELIJEN 9


DIKBANGSPES PERWIRA PERTAMA KONTRA INTELIJEN
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

3) Mengakhiri
mengadakan analisa dan evaluasi setiap hasil
pelaksanaan tugas dalam rangka pengembangan
terhadap sasaran, hakikat ancaman yang dihadapi pada
masa datang.

3. Siklus Intelijen

Pengertian siklus intelijen adalah urut-urutan tindakan atau


langkah-langkah yang ditempuh oleh organisasi intelijen dalam
rangka melaksanakan kegiatan di mana setelah langkah akhir
selalu kembali kepada langkah awal dari mana kegiatan intelijen
dimulai.
Seluruh kegiatan dalam siklus intelijen dapat dikelompokan
dalam 4 (empat) tahap yaitu: perencanaan, pengumpulan atau
pelaksanaan, pengolahan dan penyajian.

a. Tahap perencanaan
Tahap perencanaan adalah suatu tahap di mana kegiatan
yang akan dilakukan harus direncanakan. Produk dari tahap
perencanaan adalah rencana kegiatan.

b. Tahap pengumpulan
Tahap ini merupakan pelaksanaan kegiatan intelijen, di mana
pelaksana mencari dan mengumpulkan bahan-bahan
keterangan atau sumber sumber bahan keterangan sesuai
dengan perintah atau permintaan.Pengumpulan bahan
keterangan dapat dilakukan dengan berbagai kegiatan, baik
bersifat terbuka maupun tertutup sesuai kondisi sasarannya.

c. Tahap pengolahan
Tahap pengolahan adalah tahap di mana hasil-hasil
pelaksanaan tugas diolah untuk dijadikan produk intelijen.

d. Tahap penyajian
Tahap penyajian adalah suatu metode tentang pendistribusian
produk intelijen dalam bentuk yang sesuai dan tepat pada
waktunya untuk dapat digunakan.

4. Hakikat Intelijen Sebagai Organisasi

a. Pengertian intelijen sebagai organisasi


Intelijen sebagai organisasi adalah badan atau alat yang
dipergunakan untuk menggerakan kegiatan-kegiatan sesuai
dengan bidang atau fungsinya guna mencapai tujuan intelijen
yang telah ditetapkan pihak yang berwenang dan bertanggung
jawab.

PENGANTAR KONTRA INTELIJEN 10


DIKBANGSPES PERWIRA PERTAMA KONTRA INTELIJEN
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

b. Organisasi Intelijen Terbuka


1) Penyusunan organisasi intelijen.
Penyusunan organisasi intelijen dapat menggunakan
dasar-dasar sebagai berikut:
a) Penyusunan atas dasar fungsinya:
(1) penyelidikan;
(2) pengamanan;
(3) penggalangan.
b) Penyusunan atas dasar sasarannya:
(1) bidang politik;
(2) bidang ekonomi;
(3) bidang sosial budaya;
(4) bidang keamanan negara;
(5) bidang keamanan khusus.
c) Penyusunan atas dasar wilayahnya:
(1) dalam negeri;
(2) luar negeri.

2) Proses pembentukan organisasi intelijen.


Pembentukan organisasi intelijen dapat didasarkan atas
fungsi, sasaran dan wilayah atau modifikasi dari ketiga
hal tersebut:
a) Badan Intelijen Keamanan Polri (Baintelkam),
merupakan modifikasi antara fungsi dan sasaran;
b) Badan Intelijen Negara (BIN), merupakan
modifikasi antara fungsi dan wilayah;
c) Direktorat Intelkam Polda, merupakan modifikasi
antara fungsi, sasaran dan wilayah.

c. Organisasi Intelijen Tertutup


Organisasi intelijen tertutup yang sering disebut dengan
organisasi klandestain adalah suatu organisasi yang
mewadahi kegiatan intelijen yang tidak dikehendaki oleh orang
atau pihak lain dengan ciri-ciri adanya oposisi. Oposisi dapat
berbentuk peraturan atau perundang-undangan dan tindakan
pengamanan dengan sanksi hukum dan tindakan kekerasan.

1) Prinsip-prinsip organisasi klandestin.


Prinsip-prinsip organisasi klandestin harus memenuhi
aturan sebagai berikut:
a) diperlukan suatu struktur organisasi dan disiplin yang
sifatnya otentik untuk menjamin keamanan;
b) unsur bawahan diarahkan dan dikendalikan dari
atas, namun demikan keputusan lapangan dapat dan
sering diberikan kewenangan bagi bawahan yang
bertugas digaris depan dalam rangka mendukung
keberhasilan operasi;
PENGANTAR KONTRA INTELIJEN 11
DIKBANGSPES PERWIRA PERTAMA KONTRA INTELIJEN
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

c) Pembentukan organisasi didasarkan pada faktor


efisiensi dan keamanan secara seimbang.

2) Unsur pokok organisasi intelijen tertutup atau klandestin.


a) Sponsor, unsur pertama yang punya kehendak,
yakni, negara, organisasi atau kelompok tertentu
yang langsung mengawasi dan mendukung dan
mengarahkan kegiatan klandestin.
b) Sasaran, unsur kedua yakni, orang, tempat atau
benda dan kegiatan yang menjadi target atau
kehendak pihak sponsor.
c) Agent, unsur ketiga, yakni orang yang sebagai media
atau perantara oleh sponsor untuk mencapai
sasaran yang diklasifikasikan menurut tugasnya.
d) Sistem komunikasi, unsur keempat yang perlu
mendapatkan pengamanan efesien dan tepat waktu,
dilaksanakan Markas Besar, pengendali dan
agennya satu jaringan agennya dalam rangka
mendukung tugas operasi intelijen.
e) Principal Agent (PA), adalah pemimpin Agent (AU)
yang banyak mengarahkan tugas di dalam jaringan
yang biasanya ditentukan pengendali (HA). PA tidak
muncul karena faktor keamanan atau tidak punya
akses tersebut.
f) Action Agent (AA) atau agen pelaksana yakni
anggota jaringan yang melaksanakan tugas
klandestin yang dapat digolongkan menurut
tugasnya yaitu:
a) penjejak, bertugas meneliti personel dan
tempat untuk kepentingan operasi;
b) pengusut, bertugas melaporkan baket dari
perorangan atau benda;
c) pengurus dana, bertugas mendapatkan dana
dan digunakan benda operasi;
d) pengurus perbekalan, bertugas mendapatkan
dan mengurus perbekalan;
e) penjaga tempat aman, bertugas untuk
memimpin pengamanan tempat yang akan
digunakan, organisasi sebagai tempat
pertemuan, penempatan, latihan, debriefing
dan sebagainya;
f) menejer tempat penyimpanan, bertugas
menyelenggarakan penyimpanan/
pendistribusian/pengangkutan dukungan
kebutuhan operasi;
g) agent penghubung bertugas sebagai
penghubung antar perantara.

PENGANTAR KONTRA INTELIJEN 12


DIKBANGSPES PERWIRA PERTAMA KONTRA INTELIJEN
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

5. Hakikat Intelijen Sebagai Kegiatan

a. Penyelidikan

Penyelidikan adalah suatu kegiatan yang merupakan bagian


yang integral dari fungsi Intelijen Keamanan, yang
berkewajiban untuk mencari, mengumpulkan, mengolah dan
menyajikan informasi sebagai usaha penginderaan dan
peringatan dini bagi pimpinan Polri, baik dalam bidang
pembinaan maupun operasional kepolisian sehingga hasilnya
berguna atau diperlukan dalam pelaksanaan tugas Polri.
Kegiatan penyelidikan dilaksanakan melalui dua metode yaitu
teknik penyelidikan dan taktik penyelidikan.

1) Teknik penyelidikan

Teknik penyelidikan adalah penggunaan cara-cara


melaksanakan kegiatan intelijen, yang meliputi:
a) penyelidikan terbuka.
Yaitu penyelidikan yang dilakukan secara terbuka
dan mengutamakan sumber sumber terbuka yang
tersedia secara berencana dan terarah. Cara ini
antara lain dilakukan dengan kegiatan: penelitian,
wawancara, dan interogasi.
b) penyelidikan tertutup.
Penyelidikan secara tertutup dilakukan tanpa
diketahui oleh sasaran, untuk mendapatkan bahan-
bahan keterangan yang tidak mungkin diperoleh
dengan penyelidikan secara terbuka. Cara tertutup
memerlukan keahlian dan keterampilan dalam
pelaksanaannya, cara ini biasanya dilakukan
dengan kegiatan sebagai berikut: eliciting,
pengamatan, penggambaran, penjejakan,
pembuntutan, penyadapan, penyurupan dan
penyusupan.

2) Taktik penyelidikan
Taktik penyelidikan adalah penerapan teknik
penyelidikan dihadapkan dengan sasaran yang pada
hakikatnya merupakan seni atau keterampilan petugas
dalam melakukan penyelidikan.
Pada garis besarnya taktik penyelidikan dibagi menjadi
dua yaitu:

PENGANTAR KONTRA INTELIJEN 13


DIKBANGSPES PERWIRA PERTAMA KONTRA INTELIJEN
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

a) samaran (cover).
adalah upaya untuk menyamarkan identitas diri
atau jatidiri sebagai petugas atau identitas dari
tugas yang sedang dilaksanakannya.
Bentuk-bentuk penyamaran meliputi :
(1) penyamaran nama (cover name atau cover
identitas);
(2) penyamaran pekerjaan (cover job);
(3) penyamaran cerita/tugas/cover story mission.
(4) penyamaran fisik;
(5) penyesatan (desepsi).
b) desepsi kata
Mengalihkan cerita dari keadaan yang sebenarnya
untuk memindahkan perhatian dari sasaran
terutama bila muncul kecurigaan apabila mulai
tentang apa yang dilakukan oleh petugas.
Memberikan kata-kata sandi yang telah disepakati
sesama petugas pada saat berada dengan
masyarakat di lingkungan sasaran.
c) desepsi gerakan
(1) Melakukan penyesatan gerakan untuk
mengalihkan perhatian sasaran atau
masyarakat di lingkungan sasaran yang
menaruh curiga terhadap kegiatan yang
sedang dilaksanakan.
(2) Melakukan gerakan tertentu yang telah
disepakati sesama petugas untuk
menyampaikan informasi, maka kala berada di
lingkungan sasaran atau masyarakat di daerah
atau lokasi sasaran.

3) Sasaran penyelidikan intelijen.


a) Sasaran yang bersifat umum, meliputi antara lain:
orang, benda, tempat atau lokasi, kegiatan dan
permasalahan.
b) Sasaran yang bersifat khusus.
Antara lain permasalahan yang memerlukan bukti
hukum yang dapat dijadikan bukti petunjuk yang
berkaitan dengan informasi meliputi: permasalahan
orang asing, senjata api dan bahan peledak,
penyelundupan, terorisme, narkoba, illegal logging,
perdagangan manusia, money loundring, dan
korupsi. Sasaran tersebut mengindikasikan
timbulnya dampak Ipoleksosbud pada bentuk
ancaman keamanan yang luas, dan memerlukan
rekomendasi intelijen taktis.

PENGANTAR KONTRA INTELIJEN 14


DIKBANGSPES PERWIRA PERTAMA KONTRA INTELIJEN
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

4) Sifat penyelidikan intelijen.


Sifat penyelidikan intelijen dibagi menjadi dua yaitu:
a) penyelidikan yang bersifat taktis
Kegiatan penyelidikan intelijen yang berusaha
mencari, mengumpulkan dan mengolah bahan-
bahan keterangan untuk digunakan bagi
kepentingan taktis yaitu untuk menentukan
tindakan-tindakan yang akan diambil dengan resiko
yang diperhitungkan. Juga bagaimana
mendayagunakan sarana-sarana yang ada untuk
mencapai hasil yang maksimal dalam batas waktu
tertentu.
b) penyelidikan yang bersifat strategis
Kegiatan penyelidikan intelijen untuk mencari,
mengumpulkan dan mengolah bahan-bahan
keterangan untuk dipergunakan bagi kepentingan
strategi.
Pelaksanaan penyelidikan dilakukan secara
terus menerus terhadap gejolak atau peristiwa atau
permasalahan tertentu di bidang ipoleksosbudkam
yang dinilai berpengaruh langsung maupun tidak
langsung terhadap kestabilan kamtibmas atau
kamdagri.Hasil penyelidikan tersebut dapat
dipergunakan sebagai peringatan dini oleh
pimpinan guna menentukan tindakan atau
kebijakan.

b. Pengamanan

1) Pengertian pengamanan
Pengamanan intelijen adalah segala usaha pekerjaan
dan tindakan yang bertujuan untuk:
a) mencegah berhasilnya usaha, pekerjaan, kegiatan
dan operasi pihak lain atau lawan dalam rangka:
(1) mengumpulkan bahan keterangan mengenai
pihak sendiri;
(2) melakukan sabotase atau perusakan terhadap
barang, bangunan dan instansi-instansi
penting pihak sendiri;
(3) melaksanakan penggalangan dalam rangka
meruntuhkan kesetiaan anggota, pendukung
dan pengikut pihak sendiri.
b) menumpas dan menggulung setiap usaha dan
itikad tidak baik oleh pihak lain atau lawan yang
melakukan penyelidikan, sabotase dan
penggalangan terhadap pihak sendiri;
c) mencegah sejauh mungkin terjadinya kerugian
akibat terjadinya suatu bencana alam.
PENGANTAR KONTRA INTELIJEN 15
DIKBANGSPES PERWIRA PERTAMA KONTRA INTELIJEN
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

2) Prinsip-prinsip pengamanan dibagi menjadi:


a) kerahasiaan/klandestin, yaitu pengamanan
dilakukan secara tertutup dan hanya diketahui oleh
orang tertentu atau yang bersangkutan saja;
b) ketelitian, yaitu pengamanan dilakukan secara
cermat dan saksama;
c) kedisiplinan, yaitu pengamanan dilakukan dengan
dilandasi oleh kesadaran terhadap semua peraturan
dan tata tertib yang telah ditetapkan;
d) keamanan, yaitu pengamanan dilakukan secara
berhati-hati;
e) keberanian, yaitu pengamanan dilakukan dengan
hati yang mantap dan rasa percaya diri dalam
menghadapi kesulitan;
f) mengutamakan sumber informasi di sasaran utama
(primer) secara langsung dan hindari sumber
informasi kedua (sekunder).

3) Penggolongan pengamanan

a) Berdasarkan tujuan pengamanan.


(1) Preventif (pencegahan)
Segala usaha pekerjaan, kegiatan
pengamanan yang ditujukan untuk mencegah,
menghalangi usaha pekerjaan dan kegiatan
pihak lawan untuk mencapai tujuan atau
memaksa lawan meninggalkan bekas atau
jejak bila berhasil masuk kepada sistem
pengamanan kita. Tindakan preventif
dibedakan menjadi 3 (tiga):
(a) tindakan aktif.
Tindakan nyata untuk menghalangi pihak
lawan yang akan melakukan spionase
sabotase dan penggalangan dengan:
 pengebalan masyarakat terhadap
penggalangan lawan;
 patroli penjagaan, dsb;
 memberikan dan membuat petunjuk
atau peraturan tentang sistem
keamanan.
(b) Tindakan deseptif (penyesatan)
Tindakan ini dimaksudkan untuk
menyesatkan dan mengelabui pihak
lawan seperti tindakan pengamanan,
gerakan tipuan, pembuatan benda-benda
tipuan, penyesatan informasi dan

PENGANTAR KONTRA INTELIJEN 16


DIKBANGSPES PERWIRA PERTAMA KONTRA INTELIJEN
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

kegiatan sehingga lawan tidak dapat


mencapai sasaran yang dituju.
(c) tindakan pasif
tindakan yang bertujuan untuk
menyembunyikan segala sesuatu yang
perlu dirahasiakan terhadap pihak lain,
misalnya penyimpanan dokumen di
almari besi, pemasangan pagar, sistem
penerangan, alarm.
(2) represif.
Adalah tindakan yang dilakukan oleh pihak
sendiri untuk mengungkap latar belakang
suatu peristiwa yang terjadi, menggulung dan
menumpas jaringan lawan yang berhasil
melakukan penyelidikan, sabotase dan
penggalangan terhadap pihak kita.
(a) Deteksi.
Yaitu kegiatan untuk mengetahui atau
menemukan suatu petunjuk atau indikasi
terjadinya suatu peristiwa sehingga dapat
dilakukan penyelidikan atau penyidikan.
(b) Investigasi.
Kegiatan untuk mengumpulkan bahan
keterangan secara sistematis untuk dapat
mengungkap latar belakang suatu kasus
yang telah terjadi atau terhadap
kemungkinan timbulnya suatu peristiwa
atau gejala berdasarkan indikasi atau
petunjuk yang didapat.
(c) Eksploitasi/Negasi.
Kegiatan untuk mendayagunakan hasil-
hasil yang diperoleh dari investigasi
dengan melakukan upaya negasi secara:
 legal
diproses sesuai dengan ketentuan
hukum atau peraturan perundang-
undangan yang berlaku lewat
pengadilan dan dipublikasikan.
 illegal
diproses dan didayagunakan seperti
: dijadikan double agent, pertukaran
agen, dikerjapaksakan
 ekstra illegal: diculik, tabrak lari,
suntik mati, dibunuh

PENGANTAR KONTRA INTELIJEN 17


DIKBANGSPES PERWIRA PERTAMA KONTRA INTELIJEN
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

b) Berdasarkan bentuk pengamanan


(1) Langsung, dilakukan secara nyata, secara fisik
menyentuh sasaran atau obyek yang
diamankan.
(2) Tidak langsung, Tidak menyentuh objek atau
sasaran dengan cara:
(a) pengawasan melalui sistem administrasi
dengan mengeluarkan ijin, rekomendasi,
tanda lapor;
(b) pengawasan melalui kegiatan
penyelidikan untuk mengumpulkan data
tentang kegiatan seseorang atau badan
atau lembaga yang dijadikan sasaran
pengawasan seperti terhadap golongan
ekstrim, teroris, residivis dan sebagainya.

c) Berdasarkan sifat pengamanan:


(1) terbuka
Baik preventif maupun represif dilakukan agar
pengamanan diketahui pihak lawan atau lain
dengan pertimbangan:
(a) kegiatan yang dilaksanakan tidak
mempunyai resiko yang besar;
(b) daerah sasaran memungkinkan atau
mengharuskan kegiatan secara terbuka
atau untuk membantu kelancaran operasi
yang sedang dijalankan;
(c) untuk menjamin kontinuitas pengetahuan
tentang sasaran;
(d) sebagai pelengkap dari kegiatan yang
dilakukan secara tertutup.

(2) Tertutup
Dilaksanakan secara tertentu sedemikian rupa
sehingga pihak lain atau sasaran pengamanan
tidak mengetahui dengan pertimbangan :
(a) sasaran diklasifikasikan sangat penting,
misalnya VIP tamu negara, kejahatan
terorganisasi, dan sebagainya;
(b) kegiatan yang dilaksanakan mengandung
resiko yang besar apabila diketahui lawan
atau pihak lain;
(c) sebagai kelengkapan kegiatan operasi
yang dilakukan secara terbuka.

PENGANTAR KONTRA INTELIJEN 18


DIKBANGSPES PERWIRA PERTAMA KONTRA INTELIJEN
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

d) Berdasarkan dari sasarannya pengamanan dibagi


menjadi:

(1) eksternal meliputi:


(a) orang (pejabat VVIP atau VIP, tokoh
nasional, pemuka atau tokoh masyarakat,
tamu-tamu negara dan pemerintah),
kelompok atau organissi tertentu dan
orang asing.
(b) benda
 benda berharga milik negara atau
masyarakat;
 senjata api, bahan peledak dan
bahan-bahan berbahaya.
(c) kegiatan perorangan, masyarakat dan
pemerintah;
(d) bahan keterangan (rahasia negara).
(e) lokasi atau tempat;
(f) obyek vital nasional dan instalasi
pemerintah.

(2) Internal
(a) personel Polri;
(b) materiil Polri;
(c) kegiatan atau operasional Polri;
(d) bahan keterangan;
(e) badan atau kesatuan Polri.

c. Penggalangan

1) Pengertian penggalangan intelijen dan penggalangan


Intelpol

Penggalangan intelijen adalah segala usaha, pekerjaan,


kegiatan dan tindakan yang dilakukan oleh organisasi
khusus untuk merubah, menciptakan suatu kondisi di
daerah tertentu dalam jangka waktu tertentu susuai
keinginan atasan yang berwenang.

Penggalangan Intelpol adalah segala usaha, pekerjaan,


kegiatan dan tindakan secara berencana dan terarah
oleh Intelijen untuk menciptakan/mengubah kondisi
tertentu dalam masyarakat/sasaran menjadi
menguntungkan pelaksanaan tugas Polri minimal tidak
menjadi hambatan.

2) Tujuan Penggalangan
Menciptakan kondisi sasaran agar maksimal
PENGANTAR KONTRA INTELIJEN 19
DIKBANGSPES PERWIRA PERTAMA KONTRA INTELIJEN
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

menguntungkan bagi kepentingan tugas pokok Polri dan


minimal tidak menghalangi pelaksanaan tugas pokok
Polri.

3) Sasaran Penggalangan
a) Individu/tokoh tertentu:
(1) mempunyai sifat menentang;
(2) menghasut untuk menentang.

b) Kelompok masyarakat tertentu


(1) kelompok yang menentang pajak
pembangunan;
(2) kejahatan terorganisasi
(a) kelompok penjahat;
(b) organisasi kejahatan;
(c) jaringan kejahatan.

4) Pola Penggalangan

a) Pola Konstruktif Persuasif sebagaimana dimaksud


merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
dimanasasaran diarahkan untuk berfikir dan
menentukan keputusan sendiri sesuai dengan arah
yang telah ditentukan oleh pihak penggalang yaitu:

(1) biarkan sasaran berfikir sendiri/LET THEM


THINK yaitu sasaran langsung dirangsang
dengan fakta dan data yang telah disusun
secara terarah agar sasaran dapat berpikir
sendiri dan terarah kepada keadaan yang
diharapkan pihak penggalang;
(2) biarkan sasaran mengambil keputusan
sendiri/LET THEM DECIDE yaitu sasaran
dirangsang dengan masalah-masalah yang
tersusun dan terarah supaya sasaran
mengambil suatu keputusan sendiri untuk
berbuat sesuatu yang diharapkan pihak
penggalang. Penciptaan masalah-masalah ini
adalah dengan cara menyusun dan
melemparkan permasalahan yang berkaitan
dengan usaha pencapaian tujuan pihak
penggalang.

b) Pola Destruktif Persuasif/LET THEM FIGHT


(biarkan sasaran berbeda pendapat)sebagaimana
dimaksud adalah sasaran diharapkan mengikuti
dorongan lawan dan mengingkari kepatuhan
terhadap kelompoknya. Sasaran dirangsang
PENGANTAR KONTRA INTELIJEN 20
DIKBANGSPES PERWIRA PERTAMA KONTRA INTELIJEN
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

dengan fakta-fakta yang dibuat ada supaya emosi


sasaran dieksploitir sehingga terjadi perbedaan
pendapat di kalangan sendiri dan kemudian
memihak kepada pihak sendiri.

5) Tahap Penggalangan

a) Terhadap sasaran individu


(1) Tahap pendekatan
Pelaksanaan penggalangan harus mempunyai
pengetahuan yang tinggi tentang sasaran
situasi dan kondisi lingkungan serta titik
kekuatan/kelamahan, perbuatan tercela serta
latar belakang disertai dengan samaran yang
lengkap.
(2) Tahap mempengaruhi
Memanfaatkan titik kekuatan dan kelemahan
lawan sebagai sarana eksploitasi sehingga
membuat sasaran terpengaruh dan bersimpati
kepada pelaksana dan menjadi tawaran moril.
Jalan lain dengan peyuapan/penyogokan/
paksaan.
(3) Tahap pengarahan dan pengendalian.
(a) sasaran diarahkan kepada tujuan yang
ingin dicapai oleh pihak penggalang;
(b) agar sasaran tidak membelot/tidak salah
arah, maka dikendalikan dan diawasi.
(4) Tahap pemanfaatan.
Apabila penggalang yakin sasaran sudah
dapat menerima konsepsi. Sasaran
digerakkan untuk berbuat sesuai kehendak
pihak penggalang.

b) Terhadap sasaran kelompok


(1) Penyusupan (penetrasi)
(a) secara tertutup masuk sasaran;
(b) membentuk jeringan makin luas;
(c) bila expose (terpaksa ke luar) jaringan
meneruskan penggalangan;
(d) memakai sarana pihak sasaran.

(2) Penceraiberaian
(a) timbulkan perpecahan (kelompok-
kelompok);
(b) lemahkan loyalitas sehingga wibawa
pimpinan hancur;
(c) ciptakan opini baru.

PENGANTAR KONTRA INTELIJEN 21


DIKBANGSPES PERWIRA PERTAMA KONTRA INTELIJEN
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

(3) Pengingkaran:
(a) manfaatkan rapuhnya kesetiaan dan
berkurangnya pengaruh pimpinan;
(b) alihkan loyalitas pengaruh pimpinan
kepada pihak penggalang;
(c) utamakan anggota yang berpengaruh
(akan berhasil baik apabila dapat
dukungan anggota yang berpengaruh).

(4) Pengarahan
(a) mantapnya kepercayaan dan dukungan
sasaran kepada penggalang;
(b) pengarahan agar secara wajar, perlu
pengendalian secara teliti;
(c) hindari pemaksaan;
(d) waktu relatif lama.

(5) Penggeseran
(a) nilai besarnya dukungan dan perlawanan;
(b) Pilih tema yang tepat;
(c) waktu yang tepat sesuai situasi psikologi
sasaran;
(d) geser sesuai rencana.

(6) Penggabungan.
(a) penggabungan dilaksanakan bila
penggeseran berjalan baik;
(b) penggabungan harus diikuti pengawasan
dan pengamanan.

6) Taktik dan teknik penggalangan


a) Taktik:
(1) menarik simpati;
(2) menekan;
(3) menyesatkan;
(4) memecah belah;
(5) mendorong/rangsangan berfikir;
(6) persuasif.

b) Teknik :
(1) perang urat syaraf;
(2) sebar desas desus;
(3) issue;
(4) kontak terselubung;
(5) teror mental;
(6) penetrasi;
(7) bentuk opini;
(8) gosip;
PENGANTAR KONTRA INTELIJEN 22
DIKBANGSPES PERWIRA PERTAMA KONTRA INTELIJEN
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

(9) manfaatkan kelemahan ekonomi;


(10) propaganda;
(11) agitasi;
(12) provokasi.

7) Media Penggalangan
a) Personel
(1) face to face.
(2) melalui oknum berpengaruh;
(3) melalui keluarga/kawan dekat.
b) Dengan alat
(1) telephone;
(2) plakat/selebaran;
(3) surat kaleng.
c) Fasilitas lain
Kemudahan/fasilitas dan lain-lain.

8) Tema penggalangan
Harus memenuhi:
a) Punya pengaruh psikologi pada sasaran sehingga
dapat dijadikan panutan.
b) Memenuhi syarat:
(1) sesuai situasi dan kondisi;
(2) menunjukkan kebenaran;
(3) tidak menimbulkan kontradiksi.
c) Memuat pesan
(1) sesuai ide penggalang;
(2) dapat diterima sasaran;
(3) selaras dengan pola taktik, teknik, media dan
tema yang dibuat.

6. Hakikat Intelijen Sebagai Produk

a. Pengertian Produk Intelijen

1) Produk Intelijen
Produk Intelijen adalah suatu bentuk pelaporan hasil dari
kegiatan operasional Intelijen, setelah melalaui proses
pengolahan yang meliputi pencatatan, penilaian dan
penafsiran atau tulisan dinas yang dibuat dan
dikeluarkan oleh badan Intelijen sebagai hasil
kegiatan/operasional Intelijen, melalui proses
pengolahan dan administrasi yang disusun sesuai
dengan bentuk-bentuk yang telah ditentukan dan erat
hubungannya dengan tugas tugas keamanan dan
ketertiban masyarakat.

PENGANTAR KONTRA INTELIJEN 23


DIKBANGSPES PERWIRA PERTAMA KONTRA INTELIJEN
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

2) Informasi Intelijen
Informasi Intelijen adalah bahan keterangan berupa
fakta-fakta, data atau keadaan yang mempunyai nilai
Intelijen, baik yang bersifat statis maupun dinamis.
3) Data
Data adalah keterangan atau bahan nyata dan benar
yang dapat dijadikan dasar kajian, analisis atau
kesimpulan.
4) Fakta
Fakta adalah hal, keadaan atau peristiwa yang
merupakan kenyataan yang benar-benar ada atau
terjadi.

b. Macam-macam produk intelijen

Produk Intelijen terdiri dari:


1) Produk Intelijen Strategis
Produk Intelijen strategis digunakan sebagai dasar bagi
pembuatan kebijakan yang bersifat strategis yang dibuat
secara berkelanjutan dan berkala.
Produk Intelijen strategis meliputi.
a) Intelijen Dasar meliputi:
(1) berisi bahan keterangan tentang semua aspek
kehidupan dalam suatu daerah/tempat tertentu
yang dapat digunakan sebagai pengetahuan
dasar tentang potensi situasi dan kondisi
daerah untuk kepentingan penyelenggaraan
tugas-tugas Polri;
(2) digunakan untuk memberikan gambaran,
catatan dan pengetahuan bagi pimpinan dalam
mendeteksi gejala dan perubahan
diwilayah/daerahnya sehingga dapat
mengambil langkah-langkah yang tetap;
(3) mencakup bidang bidang yang luas, umum
dan bersifat statis.

b) Perkiraan Intelijen meliputi:


(1) Berisi mengenai lingkungan strategis tentang
bidang yang meliputi aspek Astagatra dan
perkembangannya yang dijadikan dasar acuan
untuk menyusun perencanaan kerja Polri.
(2) Digunakan untuk:
(a) mengambarkan perkembangan pengaruh
lingkungan strategis luar negeri yang
bersifat global maupun regional terhadap
situasi keamanan dalam negeri;
(b) merumuskan perkiraan bentuk ancaman
potensial dari tingkatan kejahatan
PENGANTAR KONTRA INTELIJEN 24
DIKBANGSPES PERWIRA PERTAMA KONTRA INTELIJEN
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

tradisional sampai kepada ancaman


kontijens;
(c) memperkirakan ancaman yang mungkin
terjadi dalam satu tahun, dua tahuan
sampai lima tahun termasuk membuat
rangking gangguang kamtibmas maupun
rangking kerawanan daerah;
(d) memprediksi sedini perkembangan
situasi keamanan dalam negeri pada
jangka pendek, menengah dan panjang
serta merumuskan bentuk-bentuk
ancaman yang paling mungkin terjadi
serta merekomendasikan cara bertindak
yang dipilih dalam upaya mengantisipasi
perkembangan situasi tersebut.

(3) Perkiraan Intelijen keamanan bersifat telaahan


dan dibuat secara berkala serta berkelanjutan
untuk masa berlaku:
(a) 1 (satu) tahunan;
(b) 2 (dua) tahunan;
(c) 5 (lima) tahunan.

2) Produk Intelijen taktis:


a) Digunakan untuk kepentingan operasional
Kepolisian maupun operasional Intelijen yang
bersifat taktis atau sesuai dengan kondisi tertentu
yang akan berpengaruh pada situasi dan kondisi
kehidupan masyarakat.
b) Produk Intelijen taktis meliputi:
(1) Laporan Harian;
(2) laporan Harian Khusus;
(3) Laporan Informasi;
(4) Informasi Khusus;
(5) Laporan Khusus;
(6) Laporan Atensia;
(7) Telahaan Intelijen;
(8) Perkiraan Intelijen Khusus;
(9) Perkiraan Intelijen Cepat;
(10) Perkiraan Intelijen Singkat;
(11) Perkiraan Intelijen Kontijensi;
(12) Laporan Intelijen;
(13) Memo Intelijen;
(14) Nota Intelijen.

PENGANTAR KONTRA INTELIJEN 25


DIKBANGSPES PERWIRA PERTAMA KONTRA INTELIJEN
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

POKOK BAHASAN 2
KONSEP KONTRA INTELIJEN

1. Pengertian Kontra Intelijen

Kontra Intelijen adalah segala bentuk usaha pekerjaan


kegiatan dan tindakan yang terarah dan terencana untuk
menemukan, mengusut, menumpas, mengungkap, meniadakan dan
menetralisir setiap perbuatan, kegiatan dan tindakan yang dilakukan
oleh pihak lawan berupa; spionase, sabotase, teror, subversi dan
penggalangan, maupun dari pihak sendiri yang dapat mengancam
perikehidupan masyarakat dan pelaksanaan pembangunan
nasional.
Kontra Intelijen adalah lawan intelijen yang bertujuan untuk
menghancurkan keefektifan kegiatan intelijen musuh/lawan antara
lain spionase, sabotase dan subversi. Dengan demikian Kontra
Intelijen meliputi Kontra Spionase, Kontra Sabotase dan Kontra
Subversi. Pembidangan ini bukanlah mutlak dan disesuaikan untuk
kepentingan pengamanan negara. Misalnya pada tahun 1993,
Inggris merombak MI-5 menjadi empat bagian, yaitu Kontra
Spionase (25%), Kontra Terorisme Domestik (44%), Kontra
Terorisme Internasional (26%) dan Kontra Subversi (5%). Jadi
bentuk kontra intelijen selalu disesuaikan dengan bentuk intelijen
musuh/lawan.

2. Tujuan Kontra Intelijen

Pada hakikatnya tujuan dari pada kegiatan/operasi kontra


intelijen adalah:

a. menemukan/mencegah spionase dan penggalangan intelijen


lawan;
b. investigasi spionase, sabotase dan penggalangan intelijen
lawan;
c. menumpas dan atau mengeksploitasi spionase, sabotase dan
penggalangan intelijen lawan.

3. Sasaran Kontra Intelijen

Kegiatan Kontra Intelijen selalu diarahkan kepada kegiatan intelijen


lawan yang berusaha melakukan spionsase, sabotase dan
penggalangan, baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri

PENGANTAR KONTRA INTELIJEN 26


DIKBANGSPES PERWIRA PERTAMA KONTRA INTELIJEN
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

4. Bentuk, Prinsip dan Sifat Operasi Kontra Intelijen

a. Bentuk operasi kontra intelijen

1) Operasi kontra spionase


Operasi intelijen ini dilaksanakan dalam rangka
menghadapi spionase pihak lawan di daerah sendiri yang
melakukan kegiatan intelijen secara berencana dan
terarah melalui kegiatan mata-mata rahasia/tertutup,
terorganisir dan terkendali dengan baik guna
mendapatkan informasi rahasia mengenai masalah
tertentu untuk kepentingan lawan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam operasi
kontra spionase adalah menguasai dan melaksanakan
taktik dan teknik spionase, sebagai berikut:
a) sistem organisasi klandestein;
b) sistem komunikasi klandestein;
c) taktik dan tteknik samaran/desepsi;
d) cara-cara membentuk dan membina serta
mengendalikan jaringan di bawah permukaan;
e) taktik dan tteknik infiltrasi;
f) taktik dan tteknik penetrasi;
g) data-data sasaran.

2) Operasi kontra sabotase


Operasi dalam rangka menghadapi kegiatan
sabotase lawan yaitu berupa pengrusakan atau
penghancuran tempat/objek vital oleh lawan yang
merupakan tujuan dari kegiatan lawan dalam
menghancurkan berbagai kegiatan pihak sendiri.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan sabotase
lawan adalah:
a) Mengetahui Sabotir (agen lawan).
b) Apa perbuatan yang akan dilakukan (rusak, hancur,
lumpuhkan).
c) Benda yang akan digunakan.
d) Metode yang digunakan:
(1) sabotase bakar;
(2) sabotase peledakan;
(3) sabotase mekanik;
(4) sabotase biologi;
(5) sabotase kimia.

PENGANTAR KONTRA INTELIJEN 27


DIKBANGSPES PERWIRA PERTAMA KONTRA INTELIJEN
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

3) Radikalisme

Radikalisme adalah suatu ideologi (ide atau gagasan)


dan paham yang ingin melakukan perubahan pada sistem
sosial dan politik dengan menggunakan cara-cara
kekerasan/ ekstrim. Radikalisme sering dikaitkan dengan
terorisme karena kelompok radikal dapat melakukan cara
apapun agar keinginannya tercapai, termasuk meneror
pihak yang tidak sepaham dengan mereka. Walaupun
banyak yang mengaitkan radikalisme dengan Agama
tertentu, pada dasarnya radikalisme adalah masalah
politik dan bukan ajaran Agama.

a) Ciri-ciri radikalisme
(1) radikalisme adalah tanggapan pada kondisi
yang sedang terjadi, tanggapan tersebut
kemudian diwujudkan dalam bentuk evaluasi,
penolakan, bahkan perlawanan dengan
keras;
(2) melakukan upaya penolakan secara terus-
menerus dan menuntut perubahan drastis
yang diinginkan terjadi;
(3) orang-orang yang menganut paham
radikalisme biasanya memiliki keyakinan yang
kuat terhadap program yang ingin mereka
jalankan;
(4) penganut radikalisme tidak segan-segan
menggunakan cara kekerasan dalam
mewujudkan keinginan mereka;
(5) penganut radikalisme memiliki anggapan
bahwa semua pihak yang berbeda
pandangan dengannya adalah bersalah.

b) Faktor penyebab radikalisme


(1) faktor pemikiran;
(2) faktor ekonomi;
(3) faktor politik;
(4) faktor sosial;
(5) faktor psikologis;
(6) faktor pendidikan.

4) Terorisme

Teror adalah segala bentuk usaha, tindakan dan kegiatan


yang terencana dan terarah untuk menciptakan
ketakutan, kengerian, dan kekejaman baik fisik maupun
psikis.

PENGANTAR KONTRA INTELIJEN 28


DIKBANGSPES PERWIRA PERTAMA KONTRA INTELIJEN
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

a) Tujuan teror
(1) mengintimidasi, menakut-nakuti, memaksa,
menekan, atau memengaruhi pemerintah,
badan, institusi, publik secara umum atau
lapisan masyarakat untuk melakukan atau
abstain dari melakukan sebuah tindakan atau
untuk mengadopsi atau meninggalkan
pendirian tertentu atau untuk bertindak
menurut prinsip-prinsip tertentu;
(2) mengganggu pelayanan publik, pemberian
pelayanan esensial kepada publik atau untuk
menciptakan darurat publik;
(3) menciptakan kerusuhan, pemberontakan;
(4) promosi, sponsor, kontribusi, perintah,
bantuan, gerakan, dorongan, usaha,
ancaman, konspirasi, pengorganisasian atau
perekrutan seseorang dengan niat untuk
melakukan tindakan.

b) Jenis-jenis dan kegiatan teror


(1) peledakan bom;
(2) pembunuhan;
(3) penghadangan;
(4) penculikan;
(5) penyanderaan;
(6) perampokan;
(7) pembajakan;
(8) ancaman/intimidasi.

5) Perang uraf syaraf/propaganda

Perang urat saraf (psychological warfare) adalah suatu


strategi yang dilakukan oleh suatu pihak terhadap pihak
lain (lawannya), dengan tujuan untuk melemahkan
pertahanan lawan.
a) Jenis-jenis PUS/propaganda
(1) propaganda putih (white propaganda);
(2) propaganda abu-abu (grey propaganda);
(3) propaganda hitam (black propaganda).

b) Kegiatan PUS/propaganda
(1) pawai;
(2) kampanye;
(3) diskusi;
(4) demonstrasi;
PENGANTAR KONTRA INTELIJEN 29
DIKBANGSPES PERWIRA PERTAMA KONTRA INTELIJEN
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

(5) hiburan;
(6) organisasi sosial;
(7) kontak pribadi.

c) Media PUS/propaganda
(1) media elektronik meliputi: televisi, internet,
radio, film dan handphone;
(2) media cetak meliputi: koran, majalah,
spanduk, baliho, gambar/kalikatur/kartun,
pamplet, buku dan selebaran.

d) Teknik PUS/Propaganda
(1) teknik kampanye glittering generality;
(2) teknik kampanye transfer;
(3) teknik kampanye testimoni (kesaksian);
(4) teknik kampanye plain folks;
(5) teknik kampanye card staking;
(6) teknik bandwagon;
(7) name calling.

b. Prinsip Operasi Kontra Intelijen


1) sesuai dengan tugas pokok;
2) menghindari publikasi;
3) obyektif;
4) kebenaran (konfirmasi);
5) offensif;
6) flexible (luwes);
7) kontinuitas (terus menerus);
8) koordinasi.

c. Sifat operasi kontra intelijen

Pada dasarnya operasi Kontra Intelijen dilakukan secara


tertutup, namun untuk mendukung operasi Kontra Intelijen
secara tertutup tersebut kadang-kadang dibutuhkan suatu
koordinasi dengan instansi-instansi terkait atau pihak oposisi
pembantu didalam upaya mendapatkan petunjuk dan bukti-
bukti authentik yang diperlukan, dengan sendirinya operasi/
kegiatan Kontra Intelijen dilakukan secara tertutup dan terbuka.
1) Tertutup
Identitas personel, alat peralatan, kegiatan dan tujuannya
dirahasiakan.
2) Terbuka.
Identitas personel dan alat peralatan, tidak dirahasiakan
sedangkan kegiatan dan tujuannya dirahasiakan.

PENGANTAR KONTRA INTELIJEN 30


DIKBANGSPES PERWIRA PERTAMA KONTRA INTELIJEN
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

5. Tahap, Teknik dan Taktik Kontra Intelijen

a. Tahap Kontra Intelijen

Dalam penyelenggaraan Kontra Intelijen harus melalui 3 (tiga)


tahap yaitu:
1) Deteksi
Deteksi merupakan tawal awal kontra intelijen yang
bertujuan untuk menemukan/mendapatkan petunjuk,
indikasi, jejak dan usaha-usaha yang dilakukan oleh
pihak lawan. Deteksi dilaksanakan atas dasar indikasi
yang timbul.
2) Investigasi
Untuk mendapatkan bukti-bukti tentang kegiatan lawan,
dilaksanakan atas dasar petunjuk yang sudah didapati.
3) Exploitasi
Merupakan tahapan kontra intelijen setelah tahapan
investigasi yang bertujuan untuk memanfaatkan situasi
dan kondisi jaringan lawan/sasaran sehingga diperoleh
keuntungan sebesar-besarnya bagi pihak sendiri.
4) Negasi
Merupakan tahap terakhir kontra intelijen yang bertujuan
menetralisir, menghentikan, meniadakan (menumpas)
intelijen lawan. Negasi dilakukan atas dasar bukti-bukti
yang telah didapat maka Intelijen lawan yang telah
terungkap dimanfaatkan atau dimusnahkan.

b. Teknik kontra intelijen


1) penelitian file/dokumen;
2) observasi dan discription (pengamatan dan
penggambaran);
3) wawancara dan elicitasi;
4) penjejakan teknik (penyadapan);
5) penjejakan fisik;
6) photo intelijen;
7) penyurupan;
8) interogasi;
9) pembentukan agen rangkap (double agent);
10) penyesatan dan penipuan;
11) ajukan pengadilan;
12) publisitas;
13) ancaman.

PENGANTAR KONTRA INTELIJEN 31


DIKBANGSPES PERWIRA PERTAMA KONTRA INTELIJEN
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

c. Taktik kontra intelijen

1) Operasi garis dalam


Adalah dengan membentuk jaringan Penetrasi ke dalam
tubuh/organisasi sasaran melalui:
a) agen/petugas dari klompok/organisasi/ jaringan
sasaran;
b) sasaran antara yang mempunyai akses terhadap
sasaran;
c) penyusupan agen/petugas ke dalam tubuh sasaran.

2) Operasi garis luar


Adalah dengan melaksanakan kegiatan pemanfaatan
orang orang yang memiliki Baket sasaran di lingkungan
sasaran meliputi:
a) pemeriksaan berkas berkas;
b) bukti bukti pribadi;
c) media cetak (surat khabar);
d) media eletronika (televisi, radio);
e) buku buku;
f) majalah;
g) dokumen.

6. Persyaratan Petugas Kontra Intelijen.

Berdasarkan fungsi dan tugas Kontra Intelijen, maka diperlukan


petugas-petugas yang memiliki kwalitas kemampuan dan
kepribadian tertentu untuk mencapai oftimasi operasional, dengan
persyaratan sebagai berikut:
a. sumber daya energi dan keuletan;
b. stabilitas emosi;
c. intelligensi;
d. motivasi;
e. observasi dan memori yang kuat (daya ingat);
f. sosiabilitas;
g. Kemampuan Khusus (tambahan):
1) kecepatan membaca situasi;
2) cekatan menggunakan alat khusus intel;
3) pembuatan Laporan.

7. Pentingnya Kontra Dalam Operasi Intelijen

Kontra Intelijen adalah segala bentuk usaha pekerjaan kegiatan dan


tindakan yang terarah dan terencana untuk menemukan, mengusut,
menumpas, mengungkap, meniadakan dan menetralisir setiap
perbuatan, kegiatan dan tindakan yang dilakukan oleh pihak lawan
PENGANTAR KONTRA INTELIJEN 32
DIKBANGSPES PERWIRA PERTAMA KONTRA INTELIJEN
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

berupa; spionase, sabotase, teror, subversi dan penggalangan,


maupun dari pihak sendiri yang dapat mengancam perikehidupan
masyarakat dan pelaksanaan pembangunan nasional. Dari
pengertian tersebut maka kontra intelijen sangat dibutuhkan dalam
mengamankan dan memperlancar operasi intelijen sehingga sesuai
rencana yang telah ditentukan, sehingga tujuan operasi intelijen
dapat tercapai sesuai rencana.

PENGANTAR KONTRA INTELIJEN 33


DIKBANGSPES PERWIRA PERTAMA KONTRA INTELIJEN
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Rangkuman

1. Dalam arti luas, intelijen merupakan suatu proses yang dalam


pengelolaannya memerlukan pemikiran, untuk menghasilkan
informasi penting tentang sesuatu yang telah dan akan terjadi.

2. Hakikat intelijen mengandung 3 (tiga) pengertian pokok, yaitu:


a. intelijen sebagai organisasi;
b. intelijen sebagai kegiatan;
c. intelijen sebagai produk.

3. Tugas pokok Intelkam


a. pemberi peringatan dini (early warning) suatu penentu arah
atau dasar bagi pengambilan tindakan dan kebijaksanaan bagi
pimpinan polri;
b. pencipta kondisi secara tertutup bagi kepentingan
pelaksanaan tugas pokok polri;
c. pengamanan kebijaksanaan pimpinan yang telah atau sedang
akan dilaksanakan;
d. pelaksana kebijaksanaan pimpinan.

4. Fungsi intelijen bagi suatu organisasi adalah merupakan “mata” dan


“telinga” bagi pimpinan, di dalam pelaksanaannya intel Polri
memberikan dasar dan arah bagi pengembangan kebijaksanaan
satu tindakan baik dalam rangka operasional maupun pembinaan.
Fungsi tersebut dilaksanakan dengan menyelenggarakan kegiatan
penyelidikan, pengamanan dan penggalangan.

5. Peranan Intelkam yaitu: mendahului, menyertai dan mengakhiri.


6. Siklus intelijen: tahap perencanaan, tahap pengumpulan, tahap
pengolahan dan tahap penyajian.

7. Kontra Intelijen adalah segala bentuk usaha pekerjaan kegiatan dan


tindakan yang terarah dan terencana untuk menemukan, mengusut,
menumpas, mengungkap, meniadakan dan menetralisir setiap
perbuatan, kegiatan dan tindakan yang dilakukan oleh pihak lawan
berupa; spionase, sabotase, teror, subversi dan penggalangan,
maupun dari pihak sendiri yang dapat mengancam perikehidupan
masyarakat dan pelaksanaan pembangunan nasional.

8. Bentuk operasi kontra intelijen: operasi kontra spionase, operasi


kontra sabotase, radikalisme, terorisme dan perang uraf
syaraf/propaganda.

9. Taktik kontra intelijen meliputi: operasi garis dalam dan operasi


garis luar.

PENGANTAR KONTRA INTELIJEN 34


DIKBANGSPES PERWIRA PERTAMA KONTRA INTELIJEN
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Soal Latihan

1. Jelaskan pengertian Intelijen !


2. Jelaskan sejarah singkat Intelijen !
3. Jelaskan Tupoksiran Intelijen !
4. Jelaskan siklus Intelijen !

PENGANTAR KONTRA INTELIJEN 35


DIKBANGSPES PERWIRA PERTAMA KONTRA INTELIJEN

Anda mungkin juga menyukai