Anda di halaman 1dari 13

DESKRIPSI KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA

KELAS XI IPA PADA MATERI TITRASI ASAM BASA

ARTIKEL PENELITIAN

OLEH:
TIOMORA SITANGGANG
NIM. F1062141004

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PMIPA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PONTIANAK
2018
LEMBAR PERSETUJUAN

DESKRIPSI KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA


KELAS XI IPA PADA MATERI TITRASI ASAM BASA

ARTIKEL PENELITIAN

TIOMORA SITANGGANG
NIM F102141004

Disetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Husna Amalya Melati, M.Si Rody Putra Sartika, M.Pd


NIP. 198112032006042001 NIP. 198611082008121001

Mengetahui,

Dekan FKIP Ketua Jurusan PMIPA

Dr. H. Martono, M.Pd Dr. H. Ahmad Yani, M.Pd


NIP. 196803161994031014 NIP. 19660401191021001
DESKRIPSI KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS XI IPA PADA
MATERI TITRASI ASAM BASA

Tiomora Sitanggang, Husna Amalya Melati, Rody Putra Sartika


Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Untan Pontianak
Email: tiomora.sitanggang034@gmail.com

Abstract
This research was done with aimed to provide an overview of the science process skills
of XI IPA grade students of SMAK Abdi Wacana on acid base titration material. The
method of this research is a descriptive research. The technique used is measurement
techniques and direct communication techni ques by using instruments in the form of
assessment sheets of science process skills and interview guidelines. The subjects in this
study were 20 students of class XI IPA. The results obtained show that the average value
of students in classifying is 78% in the highly skilled category. The average score of
students in observing, measuring and interpreting data in a row is 60%, 68%, 68% in the
skilled category. The average score of students in communicating and concluding
successively was 48% and 45% in the less skilled category.

Keyword: Science Process Skills, Acid Base Titrations

PENDAHULUAN Nahadi, dkk (2012), keterampilan pross dalam


Pada abad ke-21 ditekankan pada tujuh (7) pembelajaran harus ditumbuhkan dalam diri
keterampilan berikut: (1) kemampuan berpikir peserta didik sesuai dengan taraf perkembangan
kritis dan pemecahan masalah, (2) kolaborasi pemikirannya. Keterampilan-keterampilan ini
dan kepemimpinan, (3) ketangkasan dan akan menjadi roda penggerak penemuan dan
kemampuan beradaptasi, (4) inisiatif dan pengembangan fakta dan konsep serta
berjiwa entrepeneur, (5) mampu berkomunikasi penumbuhan dan pengembangan sikap,
efektif baik secara oral maupun tertulis, (6) wawasan, dan nilai dari peserta didik.
mampu mengakses dan menganalisis informasi, Keterampilan proses sains siswa penting
dan (7) memiliki rasa ingin tahu dan imajinasi untuk dikembangkan dikarenakan siswa tidak
(Wagner dan Change Leadership Group, 2010). hanya mempelajari apa yang sudah ada tetapi
Kehidupan di abad ke-21 menuntut berbagai siswa juga belajar bagaimana memperoleh
keterampilan yang harus dikuasai seseorang, pengetahuan tersebut. Selain itu dengan
sehingga diharapkan pendidikan dapat keterampilan proses sains, siswa dituntut untuk
mempersiapkan siswa untuk menguasai lebih aktif dan kreatif dalam memecahkan
berbagai keterampilan tersebut agar menjadi masalah dan menghubungkan pelajaran dengan
pribadi yang sukses dalam hidup. hal-hal yang terjadi dalam kehidupan sehari-
Keterampilan-keterampilan penting di abad ke- hari mereka (Ni Luh, dkk, 2015)
21 masih relevan dengan empat pilar kehidupan Menurut Dimyati dan Moedjiono (2002),
yang mencakup learning to know, learning to keterampilan proses sains dapat diartikan
do, learning to be dan learning to live together. sebagai keterampilan intelektual, sosial dan
( Siti Zubaidah, 2016). fisik terkait dengan keterampilan dasar yang
Menurut Silabus Kimia SMA (2016), telah ada dalam diri siswa. Menurut Funk
pembelajaran kimia lebih menekankan pada (dalam Trianto, 2014) ada berbagai
penggunaan pendekatan keterampilan keterampilan dalam keterampilan proses sains,
proses/kerja ilmiah. Menurut Depdiknas dalam keterampilan tersebut meliputi keterampilan

1
dasar (basic skills) dan keterampilan integrasi melakukan percobaan dan interpretasi data
(integrated skills). Keterampilan proses sains (Rambuda, 2004)
dasar meliputi mengukur, mengamati, Hasil observasi yang dilakukan pada
memprediksi, mengklasifikasikan, menarik tanggal 18 September 2017 terhadap kegiatan
kesimpulan dan berkomunikasi (Padilla, 1990), percobaan, dapat dilihat pada Tabel1
sedangkan keterampilan proses sains
terintegrasi meliputi menentukan variabel,

Tabel 1. Hasil Observasi Kegiatan Percobaan Temokimia di kelas XI IPA


SMAK Abdi Wacana Pontianak Tahun Ajaran 2017/2018
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
1. Guru meminta siswa melakukan Siswa tidak melakukan percobaan sesuai
percobaan sesuai prosedur dengan prosedur
5 orang siswa menuangkan larutan HCl dan
NaOH dari botol langsung ke gelas ukur
tanpa menggunakan corong. (mengukur)
2 orang siswa mengukur larutan
menggunakan gelas kimia bukan
menggunakan gelas ukur. (mengukur)
10 orang siswa mengukur larutan
menggunakan gelas ukur tapi tidak bisa
membedakan meniskus bawah dan atas
(mengamati)

2. Guru meminta siswa mengisi 5 orang siswa tidak mengisi Lembar Kerja
Lembar Kerja Siswa sesuai dengan Siswa (mengkomunikasikan)
percobaan
3. Guru memeriksa hasil Lembar 7 orang siswa tidak menuliskan rumusan
Kerja Siswa masalah, hasil pengamatan dan kesimpulan
(menginterprestasi)

Hasil observasi saat percobaan Negeri 2 Pontianak kurang terampil dalam hal
menunjukkan bahwa umumnya siswa belum merumuskan masalah dan menyimpulkan.
terampil dalam keterampilan proses sains Menurut penelitian Uma Fadziliz Arifin (2015),
dasar sesuai dengan keterampilan proses sains keterampilan proses sains siswa pada
dasar dalam mengukur, mengamati, keterampilan merancang percobaan masih
mengklasifikasikan, dan mengkomunikasikan. kurang dikarenakan siswa belum mampu
Keterampilan proses sains dasar siswa belum merencanakan percobaan secara mandiri.
tampak, dapat dilihat dari Tabelbahwa siswa Bambang Subali (2011), menemukan bahwa
belum mengetahui cara menggunakan alat, keterampilan proses sains siswa SMA di
padahal keterampilan ini menunjang untuk Provinsi DIY pada mata pelajaran Biologi
siswa memiliki keterampilan proses sains masih kurang terutama pada keterampilan
siswa terintegrasi. melakukan pengukuran dan keterampilan
Beberapa hasil penelitian menunjukan investigasi.
bahwa keterampilan proses sains siswa masih Berdasarkan hasil wawancara dengan guru
rendah ini dapat dilihat dari penelitian Cici bidang studi mata pelajaran kimia SMAK Abdi
Hariyani (2016) menemukan bahwa Wacana Pontianak pada tanggal 28 september
keterampilan proses sains pada siswa X SMK 2017 diperoleh informasi bahwa dalam guru

2
jarang menggunakan metode-metode yang yang berjumlah 20 siswa. Prosedur penelitian
variatif, sehingga hasil belajar siswa cenderung dalam penelitian ini terdiri dari tiga tahap
tidak mencapai ketuntasan yang sudah sebagai berikut:
ditentukan. Kegiatan percobaan kimia selama
ini juga jarang dilakukan, sehingga kurang Tahap Persiapan
menekankan pada keterampilan proses sains Langkah-langkah yang dilakukan pada
siswa. Guru sendiri menyadari bahwa tahap persiapan antara lain: (1) menyusun
keterampilan proses sains yang memadai harus instrumen penelitian berupa lembar observasi
dimiliki oleh siswa. Guru juga belum pernah dan pedoman wawancara, (2) menyusun
melakukan penilaian keterampilan proses sains perangkat pembelajaran berupa LKS, (3)
pada siswa, padahal melalui penilaian melakukan validasi terhadap instrumen
keterampilan proses sains ini guru dapat penelitian..
mengetahui ketercapaian kompetensi dasar
yaitu KD 4.13 dimana siswa diharapkan dapat Tahap Pelaksanaan
merancang, melakukan dan menyimpulkan Langkah-langkah yang dilakukan pada
serta menyajikan hasil percobaan. tahap persiapan antara lain: (1) Menentukan
Salah satu materi yang dapat dilakukan jadwal penelitian, (2) Melakukan penilaian
untuk mengamati keterampilan proses sains keterampilan proses sains siswa.
siswa adalah materi titrasi larutan asam dan
basa. Pada materi titrasi asam basa ini, sifat Tahap Penyelesaian
asam basa pada suatu larutan bersifat abstrak Langkah-langkah yang dilakukan pada
maka dari itu penyampaian materi secara lisan tahap persiapan antara lain: (1) Menganalisis
akan membuat siswa kesulitan dalam data, (2) Melakukan pengumpulan data
memahaminya sehingga perlu dilakukan tambahan untuk mendukung analisi data
praktikum. Sesuai dengan kompetensi dasar melalui observasi dan wawancara terhadap
mata pelajaran kimia SMA kelas XI IPA bahwa siswa, (3) Mendeskripsikan hasil pengolahan
pada materi titrasi asam basa ini siswa diharap data dan membuat kesimpulan dari penelitian
dapat merancang, melakukan dan yang dilakukan, (4) Menyusun laporan
menyimpulkan serta menyajikan hasil penelitian.
percobaan titrasi asam basa. Berdasarkan Teknik yang digunakan dalam penelitian
paparan latar belakang tersebut, untuk ini adalah teknik pengukuran dan teknik
mengetahui keterampilan proses sains siswa komunikasi langsung. Alat pengumpul data
SMAK Abdi Wacana, maka dilakukan yang diperlukan dalam penelitian ini adalah
penelitian untuk mendeskripsi keterampilan lembar penilaian keterampilan proses sains dan
proses sains dasar pada siswa kelas XI IPA pedoman wawancara.
SMAK Abdi Wacana pada materi titrasi asam
basa. Teknik analisis data
Hasil tes keterampilan proses sains siswa
METODE PENELITIAN dianalisis dengan menggunakan analisis
Bentuk penelitian ini adalah penelitian deskriptif persentase keterampilan proses sains
deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan siswa, dimana langkah-langkah analisis data
penelitian yang berusaha memaparkan suatu sebagai berikut: 1. Memberikan skor atau nilai
gejala, peristiwa atau kejadian di masa mentah pada lembar penilaian praktikum siswa
sekarang, fenomena yang ada menjadi perhatian kelas XI IPA SMA Kristen Abdi Wacana
yang akan diGrafikkan apa adanya (Sudjana, berdasarkan kriteria pada rubrik penilaian, 2.
2015). Penelitian ini dirancang untuk Mengubah skor mentah menjadi persen
mengumpulkan informasi yang berkenaan menggunakan persentase dengan rumus :
dengan keterampilan proses sains siswa pada ∑ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑒𝑛𝑡𝑎ℎ
materi titrasi asam basa. Subjek dalam Nilai persentase = ∑ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
×100
penelitian ini sebanyak 20 siswa kelas XI IPA (Purwanto, 2008)

3
3. Menentukan nilai rata-rata yang diperoleh diungkapkan oleh responden dari pertanyaan
oleh siswa terhadap keterampilan proses sains yang diajukan oleh peneliti.
pada materi titrasi asam basa yang dilakukan, 4.
Menentukan kategori keterampilan untuk HASIL PENELITIAN DAN
masing-masing siswa berdasarkan skala PEMBAHASAN
kategori keterampilan proses sains. (Tabel 2) 1. Keterampilan proses sains keseluruhan
tiap siswa kelas XI IPA SMAK Abdi
Tabel 2. Kategori Tingkatan Keterampilan Wacana pada Materi Titrasi Asam Basa
Rekapitulasi hasil penelitian tentang
Persentase Skor Kategori keterampilan proses sains siswa kelas XI IPA
1% - 25% Tidak Terampil SMAK Abdi Wacana pada materi titrasi asam
26% - 50% Kurang Terampil basa dengan persentase keterampilan proses
51% - 75% Terampil sains siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Sungai
76% - 100% Sangat Terampil Raya pada Materi Asam Basa berdasarkan
kategori dapat dilihat pada Grafik 1.
(Zulfatin, 2014) Berdasarkan Grafik 1 dapat dilihat bahwa
(5) Merata-ratakan jumlah persentase setiap keterampilan proses sains siswa dari semua
aspek keterampilan proses sains yang dinilai. aspek penilaian keterampilan tergolong ke
Analisis data hasil wawancara dilakukan kategori kurang terampil terampil dengan
berdasarkan penelaahan atas jawaban yang persentase terbesar yaitu 60%.

45%
persentase keseluruhan aspek(%)

45%
40% 30%
35% 25%
30% terampil
25%
20% kurang
15% terampil
10% 0%
sangat
5% terampil
0%
Kategori Keterampilan Proses Sains tidak
terampil

Grafik 1. Keterampilan Proses Sains Siswa Berdasarkan Kategori

Menurut Nurliani (2018), siswa pada 2. Keterampilan proses sains siswa


dasarnya sudah memiliki keterampilan proses kelas XI IPA SMAK Abdi Wacana
sains, oleh sebab itu untuk memperoleh Pada Materi Titrasi Asam Basa
keterampilan proses sains yang maksimal baik Berdasarkan Aspek
terutama KPS dasar harus dilatihkan pada siswa Keterampilan proses sains yang dinilai
sejak dini. Menurut Oemar Hamalik (2002) pada hasil penelitian keterampilan proses sains
bahwa kemampuan-kemampuan fisik dan siswa kelas XI IPA SMAK Abdi Wacana pada
mental tersebut pada dasarnya telah dimiliki materi titrasi asam basa adalah keterampilan
oleh siswa meskipun masih sederhana dan perlu proses sains dasar yaitu mengamati, mengukur,
dirangsang agar menunjukkan jati dirinya. mengklasifikasikan, menginterpretasi data,

4
mengkomunikasikan, dan menyimpulkan. Materi Titrasi Asam Basa berdasarkan
Persentase keterampilan proses sains siswa indikator dapat dilihat pada Grafik 2.
kelas XI IPA SMAK Abdi Wacana Pada

90%
78%
persentase skor keseluruhan (%)

80%
68% 68%
70% 60%
60%
48% 45%
50%
40%
30%
20%
10%
0%

Aspek Keterampilan Proses Sains

Grafik 2. Keterampilan Proses Sains Siswa Setiap Aspek

Berdasarkan Grafik 2, dapat kita lihat menginterprestasikan data. Siswa tergolong


bahwa siswa tergolong sangat terampil pada kurang terampil pada aspek berkomunikasi dan
aspek mengukur dan mengkasifikasi. Siswa menyimpulkan. .
tergolong terampil pada aspek mengamati dan

a. Mengamati warna saat titrasi dan mengamati volume


Pada percobaan penentuan kadar asam larutan pada skala buret. Penilaian keterampilan
cuka, siswa mengamati perubahan mengamati disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Keterampilan Mengamati


Total Siswa % Kategori
No
Indikator Keterampilan
.
2 1 0
1 Mengamati perubahan 9 3 8 58% Terampil
warna ketika titik akhir
titrasi sudah tercapai
2 Mengamati volume NaOH 7 10 3 63% Terampil
yang digunakan pada skala
buret dengan posisi mata
horizontal (mendatar)
terhadap permukaan larutan

5
Selama titrasi, larutan dalam buret Pada indikator keterampilan 2, sebanyak 7
diteteskan secara perlahan melalui keran ke siswa memperoleh skor 2, yang berarti
dalam labu erlenmeyer yang mengandung mengamati volume titik akhir titrasi yang
larutan pereaksi lain. Titran ditambahkan digunakan untuk titrasi dalam buret dengan
sampai seluruh reaksi selesai yang dinyatakan posisi mata sejajar/horizontal dengan
dengan berubahnya warna indikator. Perubahan permukaan larutan meniskus bawah. Sebanyak
warna ini menandakan telah tercapainya titik 10 siswa memperoleh skor 1 yang berarti
akhir titrasi (James E. Brady, 1999). mengamati volume titik akhir titrasi yang
Berdasarkan Tabel 3 kedua indikator tersebut digunakan untuk titrasi dalam buret dengan
masuk dalam kategori terampil. Pada indikator posisi mata tidak sejajar dengan permukaan
keterampilan 1, sebanyak 9 siswa memperoleh larutan meniskus bawah (lebih keatas atau
skor 2 yang berarti menghentikan proses titrasi kebawah). Sebanyak 3 siswa memperoleh skor
saat terjadi perubahan warna merah muda. 0, yang berarti mengamati volume titik akhir
Sebanyak 3 siswa memperoleh skor 1 yang titrasi yang digunakan untuk titrasi dalam buret
berarti menghentikan proses titrasi saat terjadi dengan tanpa memperhatikan posisi yang benar
perubahan warna sedikit cerah/sebelum berubah sama sekali. Kesalahan tersebut akan
warna. Sebanyak 8 siswa memperoleh skor 0 mempengaruhi perhitungan kadar asam cuka.
yang berarti menghentikan proses saat
perubahan warna larutan terlalu tua. Setelah b. Mengukur
dilakukan wawancara, siswa (AG) mengatakan Pada percobaan penentuan kadar asam
bahwa keran yang digunakannya keras dan cuka, siswa mampu menggunakan alat yaitu
siswa (NS) menyangka bahwa kalau sudah ada buret, pipet tetes dan erlenmeyer. Pada tahap
warna merah berarti sudah tercapai titik akhir menggunakan buret siswa melakukan dengan
titrasinya dan siswa mengaku tidak membaca terampil. Indikator keterampilan pada tahap ini
prosedur kerja dengan cermat. Sebenarnya titik masuk dalam kategori terampil dengan
akhir titrasi tercapai setelah asam basa bereaksi persentase 63%. Penilaian keterampilan
sempurna dan kelebihan satu tetes NaOH akan menggunakan buret disajikan pada Tabel 4.
mengakibatkan berubah warna dari bening
menjadi merah muda.
Tabel 4. Keterampilan Menggunakan Buret

Total Siswa % Kategori


Indikator Keterampilan
2 1 0
Menutup keran buret ketika 5 15 0 63% Terampil
menuangkan larutan sampai
tanda nol dan membuka
keran untuk mengeluarkan
larutan setetes demi setetes
Berdasarkan tabel 4, diperoleh informasi bahwa sehingga larutan yang keluar terlalu banyak.
pada indikator menggunakan buret. Siswa Menurut wawancara dengan siswa (AD) bahwa
memperoleh skor 2 sebanyak 5 orang siswa keran pada buret terlalu keras sehingga siswa
sangat terampil, diminta siswa menutup keran susah mengkontrol larutan yang keluar.
buret ketika menuangkan larutan sampai tanda Menurut wawancara dengan siswa (MN) bahwa
nol dan membuka keran untuk mengeluarkan siswa terlalu terburu-buru membuka keran
larutan tetes demi tetes. Selebihnya 15 orang sehingga larutan yang keluar tidak setetes demi
siswa memperoleh skor 1 dengan kategori setetes. Pada tahap menggunakan pipet tetes,
kurang terampil, dimana siswa mengeluarkan indikator keterampilan yang masuk dalam
larutan tidak setetes demi setetes kategori terampil dengan persentase 75%.
Dapat dilihat pada Tabel 5.

6
Tabel 5. Keterampilan Menggunakan Pipet Tetes
Total Siswa % Kategori
Indikator Keterampilan
2 1 0
Mengambil larutan dengan cara 5 15 0 63% Terampil
memencet balon karet di luar
kemudian lepas didalam larutan
dan angkat meneteskan larutan
dengan memencet kembali
balon karet dari pipet dan ujung
pipet ditempelkan ada dinding
dalam bagian atas.

Berdasarkan tabel 5, siswa sebanyak 5 memasukan ujung pipet tetes kedalam larutan
orang tergolong sangat terampil yang didalam erlenmeyer. Setelah melakukan
memperoleh skor 2, dimana siswa benar dalam wawancara, siswa (VS) mengaku tidak
melakukan prosedur mengambil larutan membaca prosedur kerja dengan teliti.
menggunakan pipet tetes. Sebanyak 15 siswa Pada tahap menggunakan erlenmeyer,
yang tergolong ke dalam kategori kurang indikator keterampilan yang masuk dalam
terampil yang memperoleh skor 1, yang berarti kategori terampil dengan persentase 78%.
siswa tidak melakukan prosedur penggunaan Dapat dilihat pada tabel 6.
pipet tetes dengan benar yaitu siswa

Tabel 6. Keterampilan Menggunakan Erlenmeyer


Total Siswa % Kategori
Indikator Keterampilan
2 1 0
Posisi tangan kiri memegang 11 9 0 63% Terampil
keran, tangan kanan
memegang erlenmeyer dan
digoyangkan erlenmeyer
secara memutar pada saat
titrasi

Berdasarkan tabel 6, siswa sebanyak 11 sama sekali melakukan percobaan titrasi asam
orang tergolong sangat terampil yang basa.
memperoleh skor 2, dimana siswa benar
melakukan titrasi yaitu posisi tangan c. Mengklasifikasikan
memegang keran, tangan kanan memegang Pada keterampilan mengklasifikasikan,
erlenmeyer dan menggoyangkan erlenmeyer siswa diminta mencatat volume hasil titrasi
secara memutar pada saat titrasi. Sebanyak pada tabel yang telah disediakan dengan
siswa memperoleh skor 1 yang tergolong lengkap. Menurut Dimyati dan Mudjiono
kurang terampil dimana posisi tangan siswa (2002), mengklasifikasikan merupakan
benar, tetapi siswa tidak menggoyangkan keterampilan proses untuk memilah berbagai
erlemeyer secara memutar. Menurut hasil objek peristiwa berdasarkan sifat-sifat
wawancara dengan siswa (NP), bahwa siswa khususnya, sehingga didapatkan
tidak mengetahui jika erlenmyer harus golongan/kelompok sejenis dari peristiwa yang
digoyangkan karena siswa tidak pernah dimaksud. Penilaian keterampilan
mengklasifikasikan disajikan pada Tabel 7.

7
Tabel 7. Keterampilan Mengklasifikasi
Total % Kategori
Indikator Siswa
Keterampilan 2 1 0
Menuliskan 13 5 2 78% Sangat terampil
volume sebelum
titrasi dan hasil
titrasi pada tabel
yang telah
disediakan

Berdasarkan Tabel 7, diperoleh informasi volume hasil titrasi karena terburu-buru


bahwa indikator keterampilan mengikuti kegiatan paskibra.
mengklasifikasikan tergolong dalam kategori
sangat terampil dengan persentase sebesar 78%. d. Menginterprestasi Data
Siswa yang mendapat skor 2 sebanyak 13 siswa Pada aspek keterampilan menginterprestasi
yang tergolong dalam kategori sangat terampil. data tergolong ke dalam kategori kurang
Siswa menuliskan volume sebelum titrasi dan terampil dengan rata-rata persentase sebesar
hasil titrasi pada tabel yang telah 64%, dimana siswa diminta untuk menuliskan
disediakandengan lengkap dan dengan pembahasan berdasarkan perhitungan dari hasil
keterangan yang jelas. Siswa yang mendapat pengamatan secara sistematis dan
skor 1 sebanyak 5 siswa yang tergolong dalam membandingkan hasil dengan teori dan
kategori kurang terampil. Siswa Menuliskan menuliskan perhitungan dari hasil pengamatan.
volume sebelum titrasi dan hasil titrasi pada Menurut Rustaman (2005), keterampilan aspek
tabel yang telah disediakan tetapi kurang interpretasi meliputi keterampilan mencatat
lengkap dan tanpa keterangan yang jelas. Dan hasil pengamatan dengan bentuk angka-angka,
sebanyak 2 siswa Tidak menuliskan volume menghubungkan hasil pengamatan, menemukan
sebelum titrasi dan hasil titrasi pada tabel yang pola keteraturan dari satu pengamatan hingga
telah disediakan. Menurut wawancara dengan memperoleh kesimpulan. Penilaian
siswa (NT), bahwa siswa lupa menuliskan keterampilan menginterprestasi data disajikan
pada Tabel 8.

Tabel 8. Keterampilan Menginterprestasi Data


Total Siswa % Kategori
No. Indikator Keterampilan
2 1 0
1 Menuliskan pembahasan 6 10 4 55% Terampil
berdasarkan perhitungan
dari hasil pengamatan
secara sistematis dan
membandingkan hasil
dengan teori
2 Menuliskan perhitungan 9 11 0 78% Terampil
dari hasil pengamatan

8
Berdasarkan Tabel 8 diperoleh informasi dari hasil pengamatan dengan jelas dan benar.
bahwa pada indikator 1, siswa diminta Siswa yang memperoleh skor 1 sebanyak 11,
menuliskan pembahasan berdasarkan tergolong ke dalam kategori kurang terampil.
perhitungan dari hasil pengamatan secara Siswa yang memperoleh skor ini, menuliskan
sistematis dan membandingkan hasil dengan perhitungan kadar asam cuka berdasarkan hasil
teori tergolong dalam kategori terampil dengan pengamatan dengan tidak jelas dan kurang
persentase sebesar 55%. Siswa yang mendapat benar. Hasil wawancara dengan siswa (MS)
skor 2 sebanyak 6 siswa yang tergolong dalam diperoleh informasi bahwa siswa lupa cara
kategori sangat terampil. Siswa yang untuk mencari kadar asam cuka botol. Menurut
memperoleh skor 2 ini, menuliskan hasil wawancara dengan siswa (NT), bahwa
pembahasan sesuai dengan pengamatan dan siswa mengerjakan perhitungan hingga selesai
perhitungan. Siswa yang memperoleh skor 1 karena sibuk kegiatan paskibra sekolah.
sebanyak 14, tergolong ke dalam kategori
kurang terampil. Siswa yang memperoleh skor e. Berkomunikasi
ini, membuat pembahasan tapi tidak sesuai Pada aspek keterampilan berkomunikasi
dengan hasil pengamatan dan perhitungan dan tergolong ke dalam kategori kurang terampil
tidak membandingkan dengan teori. Hasil dengan rata-rata persentase sebesar 48%.
wawancara dengan siswa (CM) diperoleh Menurut Rustaman (2005), keterampilan
informasi bahwa siswa kurang berkonsentrasi berkomunikasi adalah menginformasikan hasil
dan terburu-buru sehingga tidak memperhatikan pengamatan, hasil prediksi, dan hasil percobaan
tabel pengamatan dan hasil perhitungan yang kepada orang lain. Pada penelitian ini, siswa
telah dibuat sebelumnya. Siswa yang diminta untuk menulis semua data hasil
memperoleh skor 0 sebanyak 4 siswa, tergolong pengamatan, perhitungan, pembahasan dan
kategori tidak terampil, karena siswa tidak kesimpulan ditempat yang sudah disediakan
menuliskan pembahasan. Menurut hasil dengan lengkap. Penilaian keterampilan
wawancara dengan siswa (NT), bahwa siswa berkomunikasi disajikan pada Tabel 9.
tidak mengerjakan pembahasan karena lupa Berdasarkan Tabel 9 diperoleh informasi
mengerjakan dan sibuk kegiatan paskibra bahwa indikator keterampilan berkomunikasi
sekolah. Pada indikator 2 siswa diminta untuk tergolong dalam kategori kurang terampil
menuliskan perhitungan dari hasil pengamatan dengan persentase sebesar 48%. Siswa yang
yang tergolong terampil dengan persentase mendapat skor 2 sebanyak 2 siswa yang
sebesar 78%. Siswa yang mendapatkan skor 2 tergolong dalam kategori sangat terampil,
sebanyak 9 orang siswa yang tergolong dalam dimana siswa mengerjakan lembar kerja siswa
kategori sangat terampil. siswa yang dengan lengkap tanpa ada bagian yang tidak
memperoleh skor 2 ini, menuliskan perhitungan diisi pada lembar kerja siswa.

Tabel 4.9. Keterampilan berkomunikasi


Total Siswa % Kategori
No. Indikator Keterampilan
2 1 0
1 Menulis semua data hasil 2 15 3 48 kurang
pengamatan, perhitungan, % terampil
pembahasan dan kesimpulan
ditempat yang sudah disediakan
dengan lengkap.

Siswa yang mendapat skor 1 sebanyak 15 siswa pengamatan, perhitungan, pembahasan dan
yang tergolong dalam kategori kurang terampil, kesimpulan ditempat yang sudah disediakan
dimana siswa menulis semua data hasil dengan tidak lengkap, di;ihat dari lembar kerja

9
yang ada bagian nya tidak kerjakan. Menurut dan (RA) tidak mngerjakan lembar kerja siswa
hasil wawancara dengan siswa (CM), bahwa ia karena sibuk mengikuti kegiatan paskibra
tidak mengerti mengerjakan pada bagian sekolah sehingga lupa mengerjakan lembar
perhitungan sehingga dia tidak mengerjkan kerja tersebut.
bagian tersebut. Siswa yang mendapat skor 0
sebanyak 3 siswa yang tergolong dalam f. Menyimpulkan
kategori tidak terampil. Siswa yang Pada aspek keterampilan menyimpulkan
memperoleh skor 0 ini tidak menuliskan semua tergolong ke dalam kategori kurang terampil.
data hasil pengamatan, perhitungan, Pada penelitian ini, siswa diminta untuk
pembahasan dan kesimpulan ditempat yang membuat kesimpulan sesuai dengan tujuan
sudah disediakan. Menurut hasil wawancara percobaan. Penilaian keterampilan
dengan siswa (VS), bahwa siswa tersebut malas menyimpulkan disajikan pada Tabel 10.
mengerjakan lembar kerja siswa. Siswa (NT)

Tabel 10. Keterampilan Menyimpulkan


Indikator Total Siswa % Kategori
No.
Keterampilan 2 1 0
1 Membuat kesimpulan 4 10 6 45% kurang
sesuai dengan tujuan terampil
percobaan

Berdasarkan Tabel 10, diperoleh informasi (NT), (RA), (PT) ini tidak menuliskan
bahwa indikator keterampilan berkomunikasi kesimpulan dikarenakan kesibukan
tergolong dalam kategori kurang terampil
dengan persentase sebesar 45%. Siswa di kegiatan paskibra sehingga tidak
memperoleh skor yang berbeda sesuai dengan mengerjakan nya. Hasil wawancara dengan 3
jawaban yang diberikan dan kemampuan siswa siswa lain (VS), (AD), (MN) yang tidak
dalam membuat kesimpulan. Siswa yang menuliskan kesimpulan disebabkan siswa
memperoleh skor 2 sebanyak 4 siswa yang tersebut malas dan tidak tahu mau menuliskan
tergolong dalam kategori sangat terampil, yang apa pada bagian kesimpulan.
menunjukkan bahwa telah membuat
kesimpulan yang benar yang sesuai dengan SIMPULAN DAN SARAN
tujuan percobaan. Siswa yang memperoleh skor Simpulan
1 sebanyak 10 siswa yang tergolong ke dalam Berdasarkan hasil penelitian, dapat
kategori kurang terampil, dimana siswa disimpulkan bahwa keterampilan proses sains
membuat kesimpulan yang berupa teori. Setelah siswa bervariasi pada tiap kategori. Hasil yang
dilakukan wawancara, siswa (NP) beranggapan diperoleh menunjukan bahwa rata-rata nilai
bahwa isi kesimpulan adalah hasil dari siswa dalam mengklasifikasi sebesar 78%
percobaan dan teori. Menurut Yuli Rohyami dengan kategori sangat terampil. Rata-rata nilai
(2011) kesimpulan yang benar adalah berisi siswa dalam mengamati, mengukur dan
jawaban sesuai dengan tujuan percobaan yang menginterprestasi data berturut-turut sebesar
ditulis dalam kalimat yang sederhana.Siswa 60%, 68%, 68% dengan kategori terampil.
yang memperoeh skor 0 sebanyak 6 siswa Rata-rata nilai siswa dalam berkomunikasi dan
yang tergolong ke dalam kategori tidak menyimpulkan berturut-turut sebesar 48% dan
terampil, dimana 6 siswa ini tidak menuliskan 45% dengan kategori kurang terampil.
kesimpulan pada lembar kerja siswa. Menurut
hasil wawancara dengan 6 siswa yang tidak Saran
menuliskan kesimpulan, bahwa 3 orang siswa Berdasarkan hasil penelitian dan
kelemahan-kelemahan dalam penelitian, jika

10
dilakukan penelitian yang sama maka sebaiknya Process Skills In The Teaching Of
pada saat melakukan penelitian guru membantu Geography In Secondary In The Free State
dalam mengawasi siswa agar siswa benar-benar Province. South African Journal Of
dalam melakukan praktikum dan mengisi Education. 1: 10-17.
lembar kerja siswa. Rustaman, N. (1995). Peranan Praktikum
Dalam Pendidikan Biologi. Bandung: IKIP
DAFTAR RUJUKAN Bandung.
Roth, Wolff-Michael & Anita Roychoudhury.
Arifin, Uma Fadzilia, Subiyanto Hadisaputro, (1993). The Development of Science
& Endang Susilaningsih. (2015). Process Skills in Authentic Contexts.
Pengembangan Lembar Kerja Praktikum Journal of Research in Science Teaching.,
Siswa Terintegrasi Guided Inquiry Untuk Vol. 30, No. 2, PP. 127-152.
Keterampilan Proses Sains. (Online). Subali, Bambang. (2009). Pengukuran
Retrieved Maret 2018, from Chemistry in Keterampilan Proses Sains Pola Divergen
Education: dalam Mata Pelajaran Biologi SMA di
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/che Provinsi DIY dan Jawa Tengah. Disertasi,
mined tidak diterbitkan. Yogyakarta: Program
Arikunto, Suharsimi. (2009). Prosedur Pascasarjana UNY.
Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Sudjana. (2005). Metode dan Teknik
Jakarta: Penerbit Rineka Cipta. Pembelajaran Partisipatif. Bandung:
Day and Underwood. (1998). Analisis Kimia Falah.
Kuantitatif. Jakarta: Erlangga. Sugiyono.(2016). Metode Penelitian
Desi dan Sutarno. (2012). Model Kegiatan Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,
Laboratorium Berbasis Problem Solving Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
pada Pembelajaran Gelombang dan Optik Trianto. (2014). Model Pembelajaran Terpadu:
untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Konsep, Strategi, dan Implementasinya
Sains Siswa. Jurnal Exacta. Vol. X, No. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan
2(148-155). Pendidikan (KTSP). Jakarta: Bumi Aksara.
Dimyati dan Moedjiono. (2002). Belajar Dan Wulandari, Risty Aprilia. (2012). Analisis
Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta. Keterampilan Komunikasi dalam
Hariyani, Cici. (2016). Deskripsi Keterampilan Penyusunan Laporan Praktikum
Proses Sains Siswa Kelas X SMK Negeri 2 Termokimia Pada Siswa Kelas XI IPA.
Pontianak. Pontianak: Universitas Jurnal Pendidikan Kimia Jurusan
Tanjungpura. Pendidikan Matematika dan Ilmu
Khamidinal. (2009). Teknik Laboratorium Pengetahuan Alam Universitas
Kimia. Yogyakarta: Pustaka Pustaka. Tanjungpura Pontianak.
Nurliani. (2018). Deskripsi Keterampilan Zubaidah, Siti. (2016). Keterampilan Abad Ke-
Proses Sains Siswa Kelas Xi Ipa Sma 21: Keterampilan Yang Diajarkan Melalui
Negeri 2 Sungai Raya Pada Materi Asam Pembelajaran. Malang: Universitas Negeri
Basa. Pontianak: Universitas Tanjungpura. Malang.
Hamalik, Oemar. (2002). Proses Belajar Zulfatin. (2014). Profil Keterampilan Proses
Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara. Sains Siswa SMA dalam Kegiatan
Permana, I. (2009). Memahami Kimia 2 : SMA Praktikum Materi Elastisitas Yang Dinilai
dan MA Kelas XI IPA. Jakarta : Pusat Menggunakan Penilaian Kinerja.
Perbukuan Departemen Pendidikan Bandung: Universitas Pendidikan
Nasional. Indonesia.
Purwanto. (2008). Metodologi Penelitian
Kuantitatif untuk Psikologi dan
Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rambuda dan Fraser. (2004). Perceptions Of
Teacher Of The Application Of Science

11

Anda mungkin juga menyukai