Seminar Nasional Episode-62

19 Agustus 2021

Potensi Sorgum Sebagai Bahan Baku Industri Pangan, Pakan d

Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN)

Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi (PAIR)
e-mail : Soeranto@batan.go.id
 Apa Itu Sorgum?
 Sorgum adalah tanaman serealia yang memiliki
daya adaptasi luas pada kondisi lahan marginal
(sub-optimal) panas dan kering
 Ada 3 jenis sorgum: sorgum biji (grain), sorgum
biomas (forage) dan sorgum manis (sweet)
 Sorgum biji merupakan sumber pangan global (ke-
5 setelah gandum, padi, jagung, barley), dan
tergolong sebagai pangan fungsional
 Sorgum biomas dapat diolah menjadi pakan ternak
ruminansia yang dapat disimpan lama
 Sorgum manis dapat diolah menjadi sirup, gula
(jaggery) atau diproses lanjut untuk bioenergi
Contoh Pangan Olahan Berbasis Sorgum
Kandungan Nutrisi Sumber Pangan
Kandungan/100 g
Unsur Nutrisi Beras Sorgum Singkong Jagung Kedele

Kalori (cal) 360 332 146 361 286

Protein (g) 6.8 11.0 1.2 8.7 30.2
Lemak (g) 0.7 3.3 0.3 4.5 15.6
Karbohidrat (g) 78.9 73.0 34.7 72.4 30.1
Kalsium (mg) 6.0 28.0 33.0 9.0 196.0
Besi (mg) 0.8 4.4 0.7 4.6 6.9
Posfor (mg) 140 287 40 380 506
Vit. B1 (mg) 0.12 0.38 0.06 0.27 0.93
Sumber: DEPKES RI, 1995
Sorgum Sebagai Pakan Ternak
 Contoh Pakan Komersial Berbasis Sorgum

Sorinfer = Sorgum Indigofera Fermentasi,

Pabrik ada di Jonggol, kerjasama IPB, BATAN dan Mitra Swasta
(Program Pengembangan RISPRO LPDP)
Sorgum Manis untuk Gula/Sirup
 Sorgum Manis untuk Bioenergi

difermentasi menghasilkan bioetanol yang kemudian digunakan untuk bah

 Apa Peran Iptek Nuklir?
 Dalam perbaikan varietas atau genetik tanaman,
termasuk sorgum (dengan teknik mutasi)
 Dalam system budidaya, misal dalam mempelajari
efisiensi pemupukan tanaman (teknik perunut)
 Pengawetan produk pertanian atau produk olahan
makanan (teknik sterilisasi)
 Riset terkait aplikasi Iptek Nuklir untuk pertanian,
termasuk sorgum, banyak dilakukan di BATAN
 Dalam melakukan riset, Indonesia (BATAN)
bekerjasama dengan banyak mitra baik nasional
maupun internasional
 Mitra Kerjasama
 Kementerian Pertanian
 Perguruan Tinggi & Badan Litbang
 Pemerintah Daerah
 Perusahaan Swasta
 Organisasi Internasional
• FAO/IAEA, FNCA/JAEA, JSPS/IRB,
ICRISAT, APEC, ASEAN
 Apa Keunggulan Indonesia?
 Memiliki fasilitas nuklir yang lengkap untuk
mendukung riset bidang pertanian khususnya
pemuliaan mutasi tanaman
 Memiliki SDM yang kuat untuk melakukan riset
berbasis iptek nuklir yang telah diakui oleh dunia
internasional (Joint FAO/IAEA Outstanding Award)
 Memiliki kemampuan pengembangan ilmu
pengetahuan dan mampu menjadi pusat kerjasama
internasional (IAEA Collaborating Center)
 Memiliki tenaga ahli (expert) yang mampu bekerja
di tingkat internasional
Iradiator
Gamma
ada di
BATAN
Iradiator Gamma Merah Putih
Award dari Joint FAO/IAEA
IAEA Collaborating Center
Hosting Regional Training Course
International Laboratory Activities
IAEA Individual Training Course at BATAN
Observing Sorghum Mutants in the Field
Indonesian Expert Sent to Africa
Scientific Visit of Malawian Scientists
Training Fellow from Vienna University
 Released Sorghum Mutant Varieties

Patir-9 Patir-4 ZH-30

Patir-1 Mutant Mutant
Mutant Mutant

“Samurai 1" “?????" “Samurai 2" “Pahat”

Varietas Mutan Sorgum Pahat (ZH-30)
 Galur Mutan Sorgum Pakan

Galur G5

Galur G7

Galur G8

New Sorghum Mutant Lines Proposed for Release

Galur Mutan Sorgum Pendek & Genjah
(In collaboration with IAEA for Marker Development)

Penanaman
sorgum di Citayam,
18 Juni 2019
 Kesimpulan
 Iptek Nuklir bermanfaat dalam bidang pertanian,
khususnya terkait upaya perbaikan varietas/genetik
sorgum yang memiliki potensi untuk pangan, pakan
ternak dan bioenergi
 BATAN memiliki fasilitas yang memadai untuk
penelitian aplikasi Iptek Nuklir di bidang pertanian,
dan terbuka untuk bekerjasama dgn banyak mitra
 Dalam pemuliaan tanaman, BATAN diakui oleh Joint
FAO/IAEA dan kini telah ditetapkan menjadi IAEA
Collaborating Center for Plant Mutation
Breeding dan melakukan banyak training
internasional
 Terimakasih Atas Perhatian

Training Fellows from Malaysia, Malawi and Togo