Anda di halaman 1dari 15

Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia Vol. 4 No.

1 Maret 2016
ISSN: 2337-6007 (online); 2337-585X (Printed)

KENDALA PELAKSANAAN PROGRAM JKN TERKAIT

GONDOKUSUMAN II YOGYAKARTA

Nuryati1 2 2

3
Diploma Rekam Medis Sekolah Vokasi UGM
1

Abstract

Keywords

Abstrak

Kata Kunci: .

40
Nuryati, dkk. Kendala Pelaksanaan Program JKN Terkait Penerimaan Pasien ...

PENDAHULUAN Sebelum dimulainya program JKN, BPJS Kesehatan


pernah melakukan sosialisasi mengenai tata cara
Dalam upaya pembangunan kesehatan di Indonesia,
pelaksanaannnya fasilitas pelayanan kesehatan yang
Pemerintah menyelenggarakan Program JKN.
bekerja sama dengan BPJS Kesehatan, termasuk
Berdasarkan Perpres RI Nomor 12 tahun 2013
Puskesmas. Namun, sosialisasi itu tidak diikuti
tentang Jaminan Kesehatan, Jaminan Kesehatan
dengan komunikasi yang terus menerus antara
adalah jaminan berupa perlindungan kesehatan agar
Puskesmas dengan BPJS Kesehatan, sehingga
peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan
terkadang ada ketentuan baru dalam pelaksanaan
dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar
JKN yang tidak segera diketahui oleh Puskesmas.
kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang
telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh Apalagi sejak berjalannya program JKN ini ada
pemerintah. peraturan yang berubah dan juga peraturan tambahan
yang ditetapkan setelah tanggal 1 Januari 2014.
Mulai 1 Januari 2014, Jaminan Kesehatan Nasional
Misalnya, pedoman pelaksanaan program JKN baru
diselenggarakan di Indonesia. Program JKN
diundangkan dan berlaku pada 25 Juni 2014, standar
diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan. BPJS
tarif pelayanan kesehatan dalam penyelenggaraan
kesehatan merupakan tranformasi dari PT Askes, yang
JKN yang berlaku mulai 1 September 2014. Dengan
sebelumnya telah lebih dulu menjadi penyelenggara
adanya peraturan baru yang berkaitan dengan
jaminan kesehatan bagi masyarakat Indonesia.
pelaksanaan JKN, BPJS Kesehatan dan Dinas
Menurut Perpres RI Nomor 12 tahun 2013 tentang
Kesehatan Kota Yogyakarta telah memperbarui
Jaminan Kesehatan, BPJS Kesehatan adalah badan
perjanjian kerjasama mengenai pelayanan kesehatan
hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan
tingkat pertama pada Puskesmas di kota Yogyakarta
program Jaminan Kesehatan.
sebanyak 4 kali dan yang terakhir dilakukan pada
Berdasarkan Permenkes RI Nomor 71 Tahun 2013 bulan November 2014. Puskesmas diharapkan untuk
tentang Jaminan Kesehatan, pelayanan kesehatan menjalankan Program JKN sesuai dengan peraturan
bagi Peserta yang dijamin oleh BPJS Kesehatan yang berlaku.
terdiri atas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
Dengan adanya peraturan yang berubah-ubah dan juga
dan Pelayanan Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan,
kurangnya komunikasi antara Puskesmas dengan BPJS
Pelayanan kesehatan bagi Peserta dilaksanakan secara
Kesehatan, memungkinkan terjadinya permasalahan
berjenjang sesuai kebutuhan medis dimulai dari
di Puskesmas sebagai pelaksana program JKN yang
Fasilitas Kesehatan tingkat pertama. Sebagaimana
berhubungan langsung dengan pasien. Apalagi
tercantum dalam Permenkes RI Nomor 71 Tahun
Program JKN bisa dikatakan program yang masih
2013 tentang Pelayanan Kesehatan Pada Jaminan
baru, Puskesmas juga masih terus berusaha untuk
Kesehatan Nasional, fasilitas kesehatan tingkat
menyesuaikan pelaksanaan Program JKN dengan
pertama dapat berupa Puskesmas atau yang setara,
segala perubahan aturan yang ada.
praktik dokter, praktik dokter gigi, klinik pratama
atau yang setara dan Rumah Sakit Kelas D Pratama Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
atau yang setara. 1. Mendiskripsikan pelaksanaan Program JKN di
Sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan Puskesmas Gondokusuman II terkait penerimaan
tingkat pertama dalam penyelenggaraan jaminan pasien, pengolahan data medis, pelaporan dan
kesehatan nasional, peran Puskesmas sangatlah besar, pendanaan.
termasuk Puskesmas Gondokusuman II. Menurut 2. Mengetahui kendala pelaksanaan Program
Kemenkes RI (2014), Puskesmas merupakan JKN di Puskesmas Gondokusuman II, terkait
salah satu fasilitas kesehatan tingkat pertama di penerimaan pasien, pengolahan data medis,
satu wilayah kecamatan atau sebagian wilayah pelaporan dan pendanaan.
kecamatan akan difungsikan sebagai
dari salah satu sistem penyelenggaraan pelayanan Puskesmas
kesehatan perorangan yang dikelola oleh BPJS
Kesehatan. Puskesmas akan difungsikan dalam Berdasarkan Permenkes RI Nomor 75 Tahun
proses penjaringan pasien agar pelayanan kesehatan 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat, yang
perseorangan dapat diberikan secara benar dan tepat dimaksud dengan Pusat Kesehatan Masyarakat
sesuai dengan tingkat kebutuhannya. yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

41
Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia Vol. 4 No.1 Maret 2016
ISSN: 2337-6007 (online); 2337-585X (Printed)

upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan


perseorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif, Yang meliputi berbagai kementerian/lembaga terkait
untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang antara lain Kementerian Koordinator Kesejahteraan
setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Rakyat, Kementerian Kesehatan, Kementerian
Keuangan, Kementerian Sosial, Kementerian Tenaga
Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional Kerja dan Transmigrasi, Kementerian Dalam Negeri,
dan Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN).
Menurut Sabarguna (2007), pelaksanaan adalah
proses, cara, pembuatan, melaksanakan sesuai dengan
rancangan dan keputusan (kesepakatan). Kejelasan
yang pokok sebagai dasar pelaksanaan program (JKN)
adalah kejelasan apa yang akan dimonitor, dapat
berpartisipasi aktif walaupun disadari sepenuhnya Peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
penentuan indikator dan di kembangkannya secara adalah seluruh penduduk Indonesia, termasuk orang
bertahap yang mempengaruhi cara pelaksanaan dan asing yang bekerja paling singkat 6 (enam) bulan di
pelaksana yang melakukan program. Indonesia, yang telah membayar iuran.

Berdasarkan Perpres RI Nomor 12 Tahun 2013


tentang Jaminan Kesehatan, Jaminan Kesehatan Pemberi Pelayanan Kesehatan
adalah jaminan berupa perlindungan kesehatan agar
peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan Pemberi Pelayanan Kesehatan adalah seluruh
dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar fasilitas layanan kesehatan primer (Fasilitas
kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang Kesehatan Tingkat Pertama) dan rujukan (Fasilitas
telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut).
pemerintah.
Berdasarkan Permenkes RI Nomor 28 Tahun 2014
tentang Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan
Kesehatan Nasional, penyelenggaraan jaminan Badan Penyelenggara adalah badan hukum publik
kesehatan nasional mengacu pada prinsip-prinsip yang menyelenggarakan program jaminan kesehatan
Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yaitu: sebagaimana yang ditetapkan oleh Undang-Undang
Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara
a. Dana amanat dan nirlaba dengan manfaat untuk Jaminan Sosial (BPJS).
semata-mata peningkatan derajat kesehatan
masyarakat. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71
b. Menyeluruh (komprehensif) sesuai dengan tahun 2013 Tentang Jaminan Kesehatan pelayanan
standar pelayanan medik yang dan kesehatan tingkat pertama diatur dalam pasal 16,
rasional. pasal 17, pasal 18, pasal 19.
c. Pelayanan terstruktur, berjenjang dengan
portabilitas dan ekuitas.
ntabel. Sumber Daya Manusia
Berdasarkan Permenkes RI Nomor 28 tahun Berdasarkan Permenkes RI Nomor 75 Tahun 2014
2014 tentang Pedoman Pelaksanaan Program tentang Puskesmas, sumber daya manusia yang ada
Jaminan Kesehatan Nasional, tujuan pelaksanaan di Puskesmas diatur pada pasal 16.
program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) untuk
memberikan perlindungan kesehatan dalam bentuk
manfaat pemeliharaan kesehatan dalam rangka P-Care
memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan
kepada setiap orang yang telah membayar iuran P-Care (Primary Care) merupakan sistem informasi
atau iurannya dibayar oleh pemerintah. Unsur-unsur pelayanan pasien yang ditujukan bagi pasien yang
penyelenggaraan dalam Jaminan Kesehatan Nasional menjadi peserta BPJS berbasis komputer dan
meliputi regulator, peserta program JKN, pemberi internet. P-Care ditujukan bagi pelayanan primer
pelayanan kesehatan dan badan penyelenggara. (Puskesmas) dan didalamnya melakukan pengolahan
data mulai dari pendaftaran, penegakan diagnosis,

42
Nuryati, dkk. Kendala Pelaksanaan Program JKN Terkait Penerimaan Pasien ...

pemberian terapi hingga pemeriksaan laboratorium. Menurut IFHIMA (2012), aspek yang penting dari
P-Care ini dikembangkan oleh PT Askes dan pendaftaran pasien adalah:
merupakan pengembangan dari aplikasi pelayanan a. Ketika seorang datang ke rumah sakit atau klinik
kesehatan. Diharapkan dengan adanya P-Care, untuk pertama kalinya, mereka harus terdaftar
semua data kesehatan yang berhubungan dengan sebagai pasien baru. Namun untuk memastikan
pelayanan pasien bersifat realtime, terintergrasi dari bahwa pasien adalah pasien baru maka harus
setiap bagian di suatu institusi pelayanan kesehatan ditanya apakah mereka pernah ke rumah sakit
(Siagian, 2014). atau klinik sebelumnya. Bahkan jika mereka
mengatakan tidak, staf klinik masih harus
memeriksa pasien dalam komputer
Simpus di fasilitas itu, indek utama pasien atau dengan
Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) bagian rekam kesehatan, tergantung pada
adalah suatu tatanan manusia dan atau peralatan yang tingkat komputerisasi di fasilitas itu. Langkah
ini diperlukan untuk memastikan bahwa pasien
menyediakan informasi untuk membantu proses
tidak ada sejumlah rekam kesehatan dirumah
manajemen Puskesmas untuk mencapai sasaran
sakit atau klinik dan untuk memastikan bahwa
kegiatannya. SIMPUS merupakan sebuah sistem
tidak ada duplikasi rekam kesehatan.
informasi yang terintegrasi dan didesain multi user
b. Jika pasien belum mempunyai sejumlah rekam
yang disiapkan untuk menangani keseluruhan proses
kesehatan, maka pasien terdaftar dan nomor
manajemen Puskesmas. SIMPUS merupakan suatu identifikasi pasien diberikan. Di sebagian
perangkat lunak atau dalam istilah komputer adalah besar rumah sakit dan pusat kesehatan, nomor
yang fungsi utamanya untuk mengolah data registrasi ini digunakan sebagai nomor rekam
pasien yang berkunjung ke Puskesmas (Banunaek, kesehatan pasien.
2014). c. Jika pasien memiliki data yang ada diindeks
utama pasien dan sejumlah rekam kesehatan,
informasi yang baru harus diperiksa dengan data
Penerimaan Pasien JKN sebelumnya dan perubahan dicatat.
Tempat penerimaan pasien rawat jalan adalah unit
pelayananan penerimaan dan pendaftaran pasien
yang akan berlangsung ke poliklinik pada suatu Menurut Rustiyanto (2010), data adalah ciri/
rumah sakit. Disinilah pelayanan pertama kali karakterisktik, informasi/ fakta yang mengandung
diterima oleh seorang pasien saat tiba di rumah arti kebenaran. Sedangkan menurut Hatta (2011),
sakit. Seorang pasien akan merasakan kesan baik data diperoleh melalui pencatatan (recording)
apabila mendapat pelayanan yang ramah, sopan, terhadap berbagai hal di institusi layanan kesehatan
bertanggungjawab dan lain-lain (Depkes RI, 1997). ataupun dari survei/ riset/ penelitian. Pada prinsipnya
Menurut Budi (2011), tempat penerimaan pasien data adalah hasil pengukuran (measurement)
merupakan gerbang pertama di suatu fasilitas terhadap karakteristik yang diteliti, yaitu sesuatu
pelayanan kesehatan. Beberapa pasien memutuskan yang bisa berupa kegiatan atau kejadian, atau ciri
untuk berobat ke di suatu fasilitas pelayaan kesehatan tertentu. Pengukuran dapat dilakukan baik melalui
dengan mempertimbangkan tempat penerimaan perhintungan, misalnya jumlah wanita ber-KB, atau
pasien yang nyaman dan petugas yang memuaskan. melalui pengukuran dengan alat pengukuran berat
Untuk jenis penerimaan pasien di fasilitas pelayanan badan. Secara umum pengukuran tersebut diperoleh
kesehatan ada yang disebut pasien baru dan pasien melalui pengamatan atau observasi.
lama. Pasien baru berarti bahwa pasien tersebut Data medis didapatkan setelah pasien mendapat
belum pernah belum pernah melakukan kunjungan pemeriksaan dari tenaga kesehatan (Budi, 2011).
ke fasilitas pelayanan kesehatan tersebut atau pasien Menurut Rustiyanto (2010), pengolahan data
tersebut baru pertama kali datang berobat ke fasilitas yaitu suatu kegiatan untuk menyusun data yang
pelayanan tersebut. Untuk pasien lama merupakan diperoleh seluruhnya menjadi suatu susunan yang
pasien yang pernah berobat di fasilitas pelayanan dapat dianalisa dan ditarik kesimpulan. Pengolahan
kesehatan tertentu. data dapat dilakukan dengan menggunakan tangan

43
Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia Vol. 4 No.1 Maret 2016
ISSN: 2337-6007 (online); 2337-585X (Printed)

(manual) maupun mempergunakan alat elektronik, Menurut Manullang dalam Rusdiana (2014),
sehingga akan menghasilkan keluaran (output) yang mengkategorikan sumber-sumber penyebab
berdasarkan prinsip 6M yaitu
jumlah angka rata-rata, prosentase dan sebagainya. dan money.

METODE PENELITIAN
Pelaporan adalah salah satu fungsi manajemen
berupa penyampaian pengembangan atau hasil Jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
kegiatan atau pemberian keterangan mengenai segala Rancangan penelitian dengan Cross sectional survey.
hal yang bertalian dengan tugas dan fungsi-fungsi Subyek penelitian ini adalah 3 Petugas Penerimaan
kepada pejabat yang lebih tinggi, baik secara lisan Pasien JKN, 4 Petugas Pengolahan Data Medis Pasien
secara tulisan (Rusdiana, 2014). JKN dan 1 Administrator BPJS. Obyek penelitian ini
adalah kegiatan pelaksanaan JKN terkait penerimaan
Menurut Sumarto dan Dwiantara (2000), laporan
pasien, pengolahan data medis, pelaporan dan
memiliki berbagai macam kegunaan dan mungkin
pendanaan. Pengumpulan data dengan cara wawancara,
sekali dari masing-masing kegunaan tersebut saling
observasi dan studi dokumentasi.Instrumen penelitian
berkaitan satu sama lain. Adapun beberapa manfaat
untuk pengumpulan data dalam penelitian ini adalah
tersebut antara lain:
pedoman wawancara, c observasi, dan c
a. Sebagai sarana komunikasi vertikal Studi Dokumentasi. Analisis penelitian kualitatif
b. Sebagai alat pertanggungjawaban terdiri dari 3 tahap, yaitu: reduksi data, penyajian data,
c. Memberikan informasi penting. penarikan kesimpulan
d. Sebagai bahan untuk pengambilan keputusan
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan
temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada.
Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu
Pembiayaan kesehatan atau lebih tepatnya disebut objek yang sebelumnya masih remang-remang atau
pendanaan kesehatan merupakan suatu cara dalam gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat
memungkinkan seseorang memenuhi kebutuhan berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis
medisnya (Hatta, 2011). Berdasarkan Permenkes atau teori. Kesimpulan awal yang dikemukakan
RI Nomor 59 Tahun 2014 Tentang Standar Tarif masih bersifat sementara dan akan berubah jika tidak
Pelayanan Kesehatan Dalam Penyelenggaraan ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada
Program Jaminan Kesehatan, tarif pelayanan pada tahap pengumpulan data berikutnya.
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama meliputi tarif Penarikan kesimpulan dalam penelitian akan dilakukan
kapitasi dan tarif non kapitasi. Tarif kapitasi adalah setelah analisis dan pembahasan yang merupakan
besaran pembayaran per-bulan yang dibayar dimuka temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada
oleh BPJS Kesehatan kepada Fasilitas Kesehatan yang merupakan hasil dari analisis berdasarkan tujuan
Tingkat Pertama berdasarkan jumlah peserta yang penelitian. Data yang akan diolah pada penelitian ini
terdaftar tanpa memperhitungkan jenis dan jumlah merupakan data dari hasil wawancara, observasi dan
pelayanan kesehatan yang diberikan.Tarif non studi dokumentasi.
kapitasi adalah besaran pembayaran klaim oleh
BPJS Kesehatan kepada Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama berdasarkan jenis dan jumlah pelayanan HASIL DAN PEMBAHASAN
kesehatan yang diberikan.
-
sional Di Puskesmas Gondokusuman II Terkait
Kendala Pelaksanaan JKN

Menurut Depdiknas (2008), kendala diartikan


sebagai halangan; rintangan; gendala; Man faktor
atau keadaan yang membatasi, menghalangi, atau Penerimaan pasien JKN
mencegah pencapaian sasaran; kekuatan yang
memaksa pembatalan pelaksanaan; mengendalakan Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti,
menghalangi; merintangi; menggendalakan. diketahui bahwa penerimaan pasien di Puskesmas

44
Nuryati, dkk. Kendala Pelaksanaan Program JKN Terkait Penerimaan Pasien ...

Gondokusuman II menggunakan satu loket pendaftaran. menjadi suatu susunan yang dapat dianalisa dan
Loket pendaftaran tidak dibedakan antara pasien JKN ditarik kesimpulan. Pengolahan data dapat dilakukan
dan pasien non JKN. Tidak ada petugas khusus untuk dengan menggunakan tangan (manual) maupun
melayani pendaftaran pasien JKN. Semua petugas bisa mempergunakan alat elektronik.
melayani pendaftaran pasien JKN. Petugas penerimaan
P-Care (Primary Care) merupakan sistem informasi
pasien di Puskesmas Gondokusuma II berjumlah 4
pelayanan pasien yang ditujukan bagi pasien yang
orang.
menjadi peserta BPJS berbasis komputer dan internet
Menurut Budi (2011), tempat penerimaan pasien (Siagian, 2014).
merupakan gerbang pertama di suatu fasilitas pelayanan
Pengolahan data medis pasien JKN merupakan proses
kesehatan. Beberapa pasien memutuskan untuk berobat
entry data medis pasien ke dalam P-Care. P-Care
ke di suatu fasilitas pelayaan kesehatan dengan
merupakan aplikasi dari BPJS Kesehatan untuk
mempertimbangkan tempat penerimaan pasien yang
pengolahan data pasien JKN di fasilitas kesehatan
nyaman dan petugas yang memuaskan. Sedangkan
tingkat pertama. Sebagai fasilitas kesehatan tingkat
menurut Agustina (2010), tempat penerimaan pasien
pertama yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan,
rawat jalan (TPPRJ) disebut juga loket pendaftaran
Puskesmas Gondokusuman II juga menggunakan
rawat jalan atau sebagai pintu awal pasien masuk atau
P-Care untuk pengolahan data pasien JKN. Data pasien
kontak pertama kali pasien datang ke rumah sakit.
JKN terdiri dari data sosial dan data medis. Untuk
Begitu juga yang di Puskesmas Gondokusuman II,
pengolahan data sosial sudah di-entry ke dalam P-Care
dalam pelaksanaan Program JKN di tempat pendaftaran
oleh bagian penerimaan pasien. Sedangkan untuk
merupakan kontak awal pasien dengan Puskesmas.
pengolahan data medis pasien JKN akan diuraikan
Pengecekkan kepesertaan dilakukan petugas untuk berikut ini.
memastikan apakah pasien sudah terdaftar sebagai
Berdasarkan observasi yang dilakukan, diketahui bahwa
peserta JKN atau belum. Pengecekkan ini dilakukan
petugas yang meng-entry data medis pasien JKN ke
dengan memasukkan NIK ke dalam aplikasi P-Care.
dalam P-Care adalah perawat, dokter, perawat gigi dan
Pengecekkan NIK ini dikhususkan untuk pasien yang
bidan yang berada di masing-masing balai pengobatan.
merupakan penduduk dalam kota Yogyakarta. Jika
Petugas menggunakan data hasil pemeriksaan pasien
penduduk dalam kota Yogyakarta sudah terdaftar sebagai
JKN yang tertulis pada rekam medis pasien sebagai
peserta JKN, maka pasien tidak bisa menggunakan
sumber data untuk entry ke dalam P-Care. Rekam
jaminan KTP untuk berobat. Identitas sosial pasien
medis pasien JKN berisi anamnesis, diagnosis, terapi,
JKN yang dicatat pada resep obat berupa nama pasien,
dan identitas tenaga medis yang memeriksa pasien.
alamat, nomor rekam medis, tanggal kunjungan,
Petugas di BP-KIA meng-entry data medis pasien JKN
balai pengobatan tujuan, nomor jaminan dan jenis
ke dalam P-Care menggunakan komputer yang tersedia
kepesertaan JKN. Hal di atas juga sesuai dengan hasil
di ruang BP-KIA. Sedangkan petugas BPU dan BPG
observasi berikut ini.
menggunakan komputer di Laboratorium dan ruang
Entry data sosial ke dalam P-Care dilakukan dengan Gizi untuk entry data medis pasien JKN ke P-Care
cara memasukkan nomor kepesertaan pasien JKN dan secara bergantian. Hal ini dikarenakan komputer milik
tujuan kunjungan pasien JKN. Untuk pasien baru, BPU dan BPG mati. Pengolahan data medis pasien JKN
entry data sosial ke dalam SIMPUS dilakukan dengan dilakukan dengan meng-entry hasil pemeriksaan pasien
cara memasukkan nomor rekam medis, nama, alamat, JKN ke dalam P-Care sesuai dengan petunjuk yang ada
jenis jaminan, nomor jaminan, umur, jenis kelamin, dalam P-Care. Entry data medis pasien JKN dilakukan
tujuan kunjungan dan cara bayarnya untuk pasien baru. setelah jam pelayanan pasien selesai. Berdasarkan
Sedangkan untuk pasien lama, cukup memasukkan observasi yang peneliti lakukan, diketahui bahwa
nomor rekam medis, tujuan kunjungan, cara bayarnya. langkah-langkah entry data medis ke dalam P-Care
Hal ini memerlukan waktu yang lebih lama dalam adalah sebagai berikut.
penerimaan pasien JKN, karena harus entry data sosial
1) Pilih menu Entry Data, kemudian pilih submenu
yang hampir sama ke dalam dua aplikasi yang berbeda.
pelayanan pasien.
2) Memasukkan nomor pendaftaran pasien sesuai
dengan nomor urut saat entry data sosial di
P-Care untuk pencarian pasien. Jika pencarian
Rustiyanto (2010), pengolahan data yaitu suatu kegiatan pasien berhasil akan tampil isian data medis
untuk menyusun data yang diperoleh seluruhnya yang harus dimasukkan.

45
Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia Vol. 4 No.1 Maret 2016
ISSN: 2337-6007 (online); 2337-585X (Printed)

3) Kolom isian data medis yang dimasukkan yang belum di-entry ke dalam menu entry data
berupa keluhan, terapi, diagnosis, kesadaran, pelayanan. Dari 408 jumlah keseluruhan pasien
tinggi badan, berat badan, tekanan darah JKN yang berkunjung pada 2-16 Maret 2015, baru
sistole dan diastole, 224 data medis pasien JKN yang berhasil di-entry
rate, tenaga medis dan status pulang. Namun ke dalam menu entry data pelayanan pada P-Care.
mengingat tidak semua pemeriksaan pasien
sesuai dengan daftar isian tersebut maka petugas Selain entry data medis ke dalam P-Care, Puskesmas
hanya mengisi hasil pemeriksaan pasien berupa Gondokusuman II juga masih melakukan entry data
diagnosis pasien, tekanan darah untuk pasien medis pasien JKN ke dalam SIMPUS. SIMPUS ini
yang beresiko darah tinggi, dan tenaga medis digunakan untuk entry semua data medis pasien,
yang menangani, serta status pulang jika pasien baik pasien JKN dan pasien non JKN. Rekam medis
dirujuk. dipisahkan antara pasien JKN dan pasien non JKN.
4) Untuk memasukkan diagnosis pasien, petugas Selanjutnya, data medis pasien JKN di-entry ke
memasukkan kata kunci ke dalam pencarian dalam P-Care yang merupakan aplikasi milik BPJS
diagnosis. Kata kunci yang dimasukkan berupa Kesehatan. Berdasarkan observasi yang dilakukan
istilah penyakit dalam bahasa Inggris. Hal peneliti, langkah-langkah entry data medis ke dalam
ini dilakukan karena dalam P-Care semua SIMPUS adalah sebagai berikut.
diagnosis berupa bahasa Inggris. Setelah 1) Pilih menu pemeriksaan, kemudian pilih submenu
ditemukan diagnosis beserta kodenya, petugas pemeriksaan sesuai balai pengobatannya.
memilik untuk menyimpan diagnosis Misalkan BPU, maka pilih pemeriksaan umum.
yang dipilih. 2) Memasukkan kategori pencarian pasien, bisa
5) Setelah selesai pengisian semua data pelayanan, menggunakan nomor rekam medis, nama atau
maka pilih simpan untuk menyimpan semua alamat pasien.
data pelayanan yang telah di-entry dalam 3) Setelah itu, input data pasien berupa anamnesis,
P-Care. kode diagnosis, tindakan dan obat.
4) Jika ada rujukan maka, tujuan rujukan juga
diinput ke dalam SIMPUS.

Gambar 1
Tampilan Pengisian Data Medis Pada P-Care
Gambar 2
Masing-masing balai pengobatan di Puskesmas Tampilan SIMPUS Untuk Input Data Medis Pasien
Gondokusuman II sudah meng-entry data medis
pasien JKN ke dalam menu entry data pelayanan
yang ada pada P-Care. Namun, belum semua data SIMPUS merupakan sebuah sistem informasi yang
medis pasien JKN yang berobat ke Puskesmas terintegrasi dan didesain multi user yang disiapkan
Gondokusuman II dapat di-entry sampai ke dalam untuk menangani keseluruhan proses manajemen
P-Care. Puskesmas. SIMPUS merupakan suatu perangkat
Berdasarkan hasil studi dokumentasi yang dilakukan lunak atau dalam istilah komputer adalah
peneliti dengan mencocokkan jumlah kunjungan yang fungsi utamanya untuk mengolah data pasien
pasien pada lembar laporan RJTP dengan data pada yang berkunjung ke Puskesmas (Banunaek, 2014).
P-Care, terdapat beberapa data medis pasien JKN

46
Nuryati, dkk. Kendala Pelaksanaan Program JKN Terkait Penerimaan Pasien ...

Berdasarkan Perjanjian Kerjasama Antara BPJS Kota Yogyakarta Bagi Peserta BPJS Kesehatan
Kesehatan Cabang Utama Yogyakarta Dengan Nomor 41.A/PER.YK/2014, kewajiban Pihak Kedua
Pemerintah Kota Yogyakarta Tentang Pelayanan (Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta) salah satunya
Kesehatan Tingkat Pertama Pada Puskesmas Di adalah membuat dan menyampaikan laporan bulanan
Kota Yogyakarta Bagi Peserta BPJS Kesehatan kepada Pihak Pertama (BPJS Kesehatan) yang
Nomor 41.A/PER.YK/2014, kewajiban Pihak Kedua mencakup pencatatan atas jumlah kunjungan Peserta
(Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta) salah satunya dan rujukan serta pelayanan lainnya yang diberikan
adalah merekam seluruh data pelayanan yang telah kepada peserta.
diberikan kepada Peserta melalui aplikasi fasilitas
Laporan yang dibuat Puskesmas Gondokusuman II
kesehatan tingkat pertama (P-Care) yang diberikan
sebagai bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan
Pihak Pertama (BPJS Kesehatan). Pemanfaatan
program JKN adalah laporan kunjungan pasien JKN
P-Care merupakan salah satu indikator kualitas
dan laporan 10 besar penyakit pasien JKN. Laporan
mutu dalam evaluasi dan penilaian penyelenggaraan
tersebut dibuat berdasarkan jenis kepesertaan pasien,
pelayanan kesehatan bagi Peserta BPJS.
yakni Askes, Jamkesmas dan BPJS Mandiri.
Berdasarkan teori di atas, Puskesmas Gondokusuman
Untuk pembuatan laporan, petugas biasanya
II juga telah melakukan pengolahan data medis pasien
menggunakan data pasien JKN yang ada dalam
JKN setelah jam pelayanan selesai. Pengolahan
SIMPUS. Untuk laporan kunjungan pasien JKN,
data medis dilakukan dengan cara entry hasil
petugas mengambil data dari register harian pasien
pemeriksaan ke dalam P-Care dan SIMPUS.
dengan disesuaikan jenis kepesertaanya, apakah
Puskesmas Gondokusuman II telah melakukan
Askes, Jamkesmas atau BPJS Mandiri dalam
pengolahan medis pasien JKN sesuai dengan
SIMPUS. Kemudian, petugas meng-copy data ke
Perjanjian Kerjasama di atas, yakni merekam seluruh
dalam dengan sesuai format laporan
data pelayanan yang telah diberikan kepada Peserta
kunjungannya. Setelah itu, petugas melakukan
melalui aplikasi fasilitas kesehatan tingkat pertama
(P-Care) yang diberikan Pihak Pertama (BPJS
diambil dari SIMPUS dengan data pasien JKN yang
Kesehatan), baik data sosial maupun data medis.
ada pada lembar laporan RJTP. Petugas kadang-
Namun, dalam pelaksanaannya belum semua data
kadang juga menggunakan P-Care untuk
medis pasien JKN di-entry ke dalam P-Care.
data pasien JKN Sedangkan untuk laporan 10 besar
penyakit pasien JKN, petugas mengambil data dari
SIMPUS.

Pelaporan adalah salah satu fungsi manajemen


berupa penyampaian pengembangan atau hasil
kegiatan atau pemberian keterangan mengenai segala
Puskesmas Gondokusuman II menjalankan program
hal yang bertalian dengan tugas dan fungsi-fungsi
JKN sejak 1 Januari 2014. Dalam program JKN
kepada pejabat yang lebih tinggi, baik secara lisan
ini ada dua macam sistem pendanaan yakni sistem
secara tulisan (Rusdiana, 2014).
kapitasi dan sistem non kapitasi. Untuk sistem
Menurut Sumarto dan Dwiantara (2000), laporan pendanaan kapitasi, Puskesmas Gondokusuman
memiliki berbagai macam kegunaan dan mungkin II akan menerima penggantian biaya pelayanan
sekali dari masing-masing kegunaan tersebut saling kesehatan sesuai dengan jumlah peserta yang
berkaitan satu sama lain. Adapun beberapa manfaat terdaftar di Puskesmas Gondokusuman II setiap
tersebut antara lain: bulannya tanpa melakukan klaim terlebih dahulu.
1) Sebagai sarana komunikasi vertikal; Sedangkan untuk sistem pendanaan non kapitasi,
2) Sebagai alat pertanggungjawaban; Puskesmas Gondokusuman II bisa melakukan klaim
3) Memberikan informasi penting; kepada BPJS Kesehatan untuk beberapa pelayanan
4) Sebagai bahan untuk pengambilan keputusan. yang tidak termasuk pelayanan kapitasi. Pelayanan
non kapitasi tersebut antara lain pelayanan ANC, ibu
Berdasarkan Perjanjian Kerjasama Antara BPJS nifas, bayi, KB, dan beberapa pelayanan
Kesehatan Cabang Utama Yogyakarta Dengan lainnya sesuai dengan ketentuan yang ada dalam
Pemerintah Kota Yogyakarta Tentang Pelayanan MOU.
Kesehatan Tingkat Pertama Pada Puskesmas Di

47
Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia Vol. 4 No.1 Maret 2016
ISSN: 2337-6007 (online); 2337-585X (Printed)

Dalam sistem pendanaan non kapitasi, Puskesmas dengan Perjanjian di atas. Dana kapitasi masuk ke
harus melakukan klaim kepada BPJS Kesehatan, Puskesmas Gondokusuman II tiap bulannya.
persyaratan yang harus disertakan pada saat klaim
adalah kwitansi pelayanan rangkap tiga dengan
bermaterai cukup, fotokopi kartu JKN, daftar rekap
pelayanan dan persyaratan lain yang tercantum dalam Kesehatan Nasional Di Puskesmas Gondoku-
MOU. Namun, Puskesmas Gondokusuman II belum
pernah melakukan klaim pelayanan non kapitasi
kepada BPJS Kesehatan, misalnya pelayanan ANC.
Dalam pelaksanaan suatu kegiatan sering kali
Pendanaan kesehatan merupakan suatu cara dalam menghadapi kendala yang dapat menyebabkan
memungkinkan seseorang memenuhi kebutuhan pelaksanaan suatu kegiatan tidak berjalan dengan
medisnya (Hatta, 2011). Berdasarkan Permenkes lancar. Begitu juga dengan pelaksanaan program
RI Nomor 59 Tahun 2014 Tentang Standar Tarif JKN terkait penerimaan pasien, pengolahan data
Pelayanan Kesehatan Dalam Penyelenggaraan medis, pelaporan serta pendanaan di Puskesmas
Program Jaminan Kesehatan, tarif pelayanan pada Gondolusuman II masih ditemukan kendala dalam
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama meliputi tarif pelaksanaannya. Menurut Kemenkes RI (2014),
kapitasi dan tarif non kapitasi. elemen penilaian akreditasi Puskesmas antara lain
Berdasarkan Permenkes RI Nomor 59 Tahun 2014
yang ada dalam proses penyelenggaraan pelayanan
Tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan Dalam
dan upaya Puskesmas untuk kemudian dilakukan
Penyelenggaraan Program JKN, tarif kapitasi
koreksi dan pencegahan agar tidak terulang
adalah besaran pembayaran per-bulan yang dibayar
lagiBerikut ini kendala yang dihadapi Puskesmas
dimuka oleh BPJS Kesehatan kepada FKTP
Gondokusuman II dalam pelaksanaan program JKN
berdasarkan jumlah peserta yang terdaftar tanpa
dilihat dari 6M
memperhitungkan jenis dan jumlah pelayanan
dan money).
kesehatan yang diberikan. Tarif kapitasi diberlakukan
pada FKTP yang melakukan administrasi pelayanan;
pelayanan promotif dan preventif, pemeriksaan, man.
pengobatan, dan konsultasi medis, tindakan medis
non spesialistik, baik operatif maupun non operatif; Man atau sumber daya manusia merupakan kunci
pelayanan obat dan bahan medis habis pakai, utama keberhasilan suatu organisasi. Dalam hal
termasuk pil dan kondom untuk pelayanan Keluarga pelaksanaan JKN di Puskesmas Gondokusuman
Berencana; pemeriksaan penunjang diagnostik II, yang dimaksud man adalah petugas yang terkait
laboratorium tingkat pertama. Standar tarif kapitasi dengan penerimaan pasien, pengolahan data medis,
di FKTP ditetapkan untuk puskesmas atau fasilitas pelaporan dan pendanaan. Kendala yang muncul dari
kesehatan yang setara sebesar Rp3.000,00 sampai unsur man adalah sebagai berikut.
dengan Rp 6.000,00.
1)
Sedangkan berdasarkan Perjanjian Kerjasama Antara
BPJS Kesehatan Cabang Utama Yogyakarta Dengan
Dalam penerimaan pasien JKN, petugas
Pemerintah Kota Yogyakarta Tentang Pelayanan
penerimaan pasien harus melakukan
Kesehatan Tingkat Pertama Pada Puskesmas Di Kota
pengecekkan kepesertaan pasien JKN di
Yogyakarta Bagi Peserta BPJS Kesehatan Nomor
entry data sosial pasien JKN pada P-Care dan
41.A/PER.YK/2014, biaya pelayanan kesehatan
SIMPUS menggunakan komputer. Berdasarkan
rawat jalan tingkat pertama dibayarkan berdasarkan
hasil observasi yang dilakukan peneliti, masih
kapitasi perjiwa per-bulan sudah sudah termasuk
ada dua petugas penerimaan pasien yang belum
pajak. Tarif kapitasi untuk masing-masing Puskesmas
bisa mengoperasikan komputer. Petugas akan
di Kota Yogyakarta sebesar 6000 rupiah. Pembayaran
kesulitan ketika harus mengecek kepesertaan
kapitasi kepada Puskesmas dilaksanakan setiap bulan
pasien JKN dan entry data ke dalam P-Care
selambat-lambatnya tanggal 15 bulan berjalan sesuai
dan SIMPUS. Apalagi ketika petugas yang bisa
dengan ketentuan yang berlaku. Begitu juga yang
mengoperasikan komputer sedang tidak ada di
terjadi di Puskesmas Gondokusuman II, untuk sistem
ruang penerimaan pasien.
pendanaan JKN secara kapitasi sudah berjalan sesuai

48
Nuryati, dkk. Kendala Pelaksanaan Program JKN Terkait Penerimaan Pasien ...

Dalam hal ini, petugas penerimaan pasien masih Di BPG dan BP-KIA, entry data medis pasien
menggandalkan dua orang petugas yang bisa JKN ke dalam P-Care maupun SIMPUS hanya
mengoperasikan komputer dalam pengecekkan dikerjakan oleh satu orang saja karena jumlah
kepesertaan pasien JKN dan entry data sosial pasien JKN yang tidak banyak dibandingkan
pasien JKN. Hal ini dikarenakan petugas yang dengan BPU. Namun, ketika semua petugas
belum bisa mengoperasikan komputer memiliki pengolahan data medis mendapat tugas luar
tugas utama sebagai petugas kasir dan petugas maka entry data medis ke dalam P-Care juga
Meskipun tugas utama dari petugas yang akan terganggu.
belum bisa mengoperasikan bukan pendaftaran
pasien, namun dalam pelaksanaannya semua 4)
petugas yang ada di penerimaan pasien bekerja

yang ada di penerimaan pasien, mulai dari Dalam pengolahan data medis pasien JKN.
pendaftaran, kasir dan . Salah satu data yang di-entry ke dalam P-Care
adalah diagnosis. Diagnosis yang di-entry harus
2) - merupakan kode diagnosisnya. Di Puskesmas
Gondokusuman II terkadang petugas belum bisa
Identifikasi jenis kepesertaan pasien JKN menentukan kode diagnosis karena tidak hafal
dilakukan oleh petugas penerimaan pasien. kode, diagnosis pada P-Care menggunakan
Petugas harus memastikan jenis kepesertaan istilah bahasa Inggris. Selain itu, tidak semua
pasien JKN, apakah pasien tersebut termasuk diagnosis pasien JKN dalam kasus rujukan
ke dalam pasien Askes, Jamkesmas atau BPJS bisa di-entry ke dalam P-Care. Untuk kasus
Mandiri. Namun masih ada pasien JKN yang rujukan, kode diagnosis yang di-entry ke dalam
diidentifikasi tidak sesuai kepesertaannya. P-Care harus disesuaikan dengan diagnosis
yang diperbolehkan dirujuk.
pasien Jamkesmas, maka data pasien JKN yang Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti
ada di SIMPUS berbeda dengan data pasien JKN diketahui bahwa pada saat terjadi permasalahan
yang ada di lembar laporan RJTP. dalam menentukan kode diagnosis pasien JKN,
petugas pengolahan data medis akan membuka
JKN, petugas pelaporan akan menggunakan catatan yang berisi daftar-daftar kode diagnosis.
bukti kunjungan yang telah ditandatangani Selain itu petugas juga akan mengkonsultasikan
oleh pasien JKN pada lembar laporan RJTP lagi kepada dokter yang merawat pasien
sebagai pedoman utama untuk membuat laporan
kunjungan pasien JKN. Kemudian untuk 5) -
tahui tata cara pendanaan JKN secara non
laporan 10 besar penyakit tetap menggunakan
data diagnosis pasien JKN yang ada pada
SIMPUS . Untuk pendanaan program JKN secara non
kapitasi, Puskesmas Gondokusuman II harus
3) melakukan klaim kepada BPJS Kesehatan setiap
bulannya. Namun, SDM yang ada di Puskesmas
Dalam proses pengolahan data medis pasien Gondokusuman II masih beranggapan bahwa
JKN, Puskesmas Gondokusuman II melakukan semua Puskesmas rawat jalan hanya memperoleh
entry data sosial dan data medis ke dalam pembayaran program JKN secara kapitasi saja.
P-Care. Namun, belum semua data medis Hal ini dikarenakan peraturan pendanaan non
dapat di-entry ke dalam P-Care karena petugas kapitasi untuk puskesmas rawat jalan belum
mendapat tugas di luar Puskesmas seperti lama keluar. Selain itu, petugas juga belum
posyandu, penyuluhan dan rapat. Dalam hal ini, memahami tata cara klaim pelayanan non
petugas di BPU melakukan pembagian tugas kapitasi karena belum membaca MOU secara
untuk proses entry data medis pasien JKN ke keseluruhan.
dalam yakni ada satu perawat dan satu Meskipun demikian, Puskesmas Gondokusuman
dokter. Sedangkan dua perawat BPU lainnya II pernah mencoba untuk melakukan rekap
entry data medis pasien ke dalam SIMPUS. untuk pelayanan non kapitasi pada bulan Januari

49
Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia Vol. 4 No.1 Maret 2016
ISSN: 2337-6007 (online); 2337-585X (Printed)

2015, tetapi sampai sekarang belum melakukan


klaim kepada BPJS Kesehatan. machines.

Machine yang dimaksud dalam pelaksanaan JKN ini


materials. adalah komputer, aplikasi P-Care dan SIMPUS yang
digunakan untuk entry data pasien JKN.
Kartu JKN merupakan salah satu persyaratan yang
harus di bawa pasien JKN ketika berobat ke sarana 1) P-Care error
pelayanan kesehatan. Berdasarkan hasil observasi Aplikasi P-Care digunakan untuk pengecekkan
yang dilakukan peneliti diketahui bahwa dalam data kepesertaan, entry data sosial dan entry data
kartu BPJS Mandiri sudah tertera fasilitas kesehatan pelayanan pasien JKN. Namun, berdasarkan
tingkat pertama tempat pasien terdaftar. Namun, observasi yang dilakukan oleh peneliti, diketahui
untuk kartu Jamkesmas dan Kartu Askes belum bahwa aplikasi P-Care kadang error. Hal ini
tertera fasilitas kesehatan tingkat pertama tampat menyebabkan pengecekkan kepesertaan, entry
pasien terdaftar. Petugas harus mengecek fasilitas data sosial dan entry data pelayanan pasien JKN
kesehatan tingkat pertama tempat pasien Jamkesmas tidak bisa dilakukan.
dan Askes melalui P-Care.
Berdasarakan hasil wawancara dinyatakan
bahwa kendala yang dihadapi dari unsur mesin
adalah P-Care error. Dengan begitu, Puskesmas
Gondokusuman II tidak bisa melakukan
pengecekkan kepesertaan, entry data sosial
dan entry data pelayanan pasien JKN ke dalam
P-Care.
Dalam permasalahan P-Care error, Puskesmas
Gondokusuman II melapor kepada kantor BPJS
Kesehatan dan diketahui bahwa P-care error
karena .
Untuk kelangsungan pelayanan penerimaan
pasien JKN, pengecekkan kepersertaan pasien
Gambar 3 Kartu JKN
pihak BPJS Kesehatan melalui telepon untuk
Berdasarkan hasil observasi, untuk kartu Jamkesmas mengetahui fasilitas kesehatan tingkat pertama
dan kartu Askes, petugas penerimaan pasien akan tempat pasien terdaftar. Namun hal tersebut
memberi label bertuliskan fasilitas kesehatan tingkat memerlukan waktu yang lebih lama lagi dalam
pertama tempat pasien terdaftar. Ketika P-Care pelayanan pasien JKN.
error, label tersebut sangat membantu petugas
Berdasarkan hasil wawancara dinyatakan bahwa
untuk mengetahui dimana pasien JKN terdaftar
pihak BPJS untuk melakukan pengecekkan
Kesehatan.
kepesertaan pasien. Namun, jika pasien tidak

pasien JKN akan dilayani sebagai pasien umum.


Sedangkan untuk entry data tidak dilakukan
oleh pihak Puskesmas Gondokusuman II ketika
P-Care error. Jika P-Care sudah tidak error data
pasien JKN tetap tidak di entry.

2)
Gambar 4. Label Pada Kartu Jamkesmas dan Askes

Komputer merupakan yang digunakan


oleh petugas di masing-masing balai pengobatan

50
Nuryati, dkk. Kendala Pelaksanaan Program JKN Terkait Penerimaan Pasien ...

untuk melakukan entry data pelayanan pasien dan SIMPUS juga akan menambah waktu
JKN. Berdasarkan hasil wawancara, diketahui yang dibutuhkan untuk pengolahan data pasien
bahwa belum semua komputer di balai JKN. Untuk mengatasi belum terintegrasinya
pengobatan dapat digunakan untuk entry data antara P-Care dengan SIMPUS, Puskesmas
pelayanan pasien JKN. Komputer yang tidak Gondokusuman II sudah menyampaikan kepada
dioperasikan adalah komputer BPU dan BPG. BPJS Kesehatan untuk mengintegrasikan antara
Untuk entry data pasien, petugas BPU dan P-Care dan SIMPUS. Dengan integrasi tersebut
BPG menggunakan komputer yang ada di diharapkan dengan satu kali entry data pasien
laboratorium dan ruang gizi secara bergantian. JKN sudah bisa memenuhi kebutuhan data pada
Hal tersebut dikarenakan keterbatasan daya SIMPUS maupun P-Care. Pengintegrasian
listrik yang ada di Puskesmas Gondokusuman antara P-Care dan SIMPUS juga harus
II. Karena keterbatasan daya listrik terkadang memperhatikan keamanan data dan item-item
juga menyebabkan listrik mati. data yang ada pada P-Care dan SIMPUS,
Untuk mengatasi permasalahan ini, Puskesmas misalnya kode diagnosis disamakan antara
Gondokusuman II sudah pernah menggunakan P-Care dan SIMPUS. Namun, sampai saat ini
stavol agar komputer yang ada bisa digunakan integrasi antara P-Care dan SIMPUS belum
untuk entry data pelayanan di masing-masing bisa dilakukan.
balai pengobatan. Namun penggunaan stavol
belum bisa mengatasi permasalahan tersebut methods
karena stavol terbakar.
Methods merupakan penetapan cara pelaksanaan
kerja suatu tugas. Dalam pelaksanaan program JKN
3) - di Puskesmas Gondokusuman II, kendala dari segi
methods adalah sebagai berikut.

1) Double entry data pasien JKN ke dalam P-care


Dalam membuat laporan untuk program
JKN, petugas menggunakan data dalam
SIMPUS untuk proses pembuatannya. Namun, Belum terintegrasinya P-Care dengan SIMPUS,
dalam SIMPUS tidak tersedia kolom nomor petugas juga harus harus bekerja dua kali dengan
kepesertaan pasien BPJS Mandiri. Hal ini meng-entry data pasien JKN yang hampir sama
membuat petugas harus menulis sendiri nomor ke dalam dua aplikasi yang berbeda, yakni
kepesertaan pasien BPJS Mandiri pada format P-Care dan SIMPUS. Petugas masih berusaha
laporan yang ada di . untuk meng-entry data pasien JKN ke dalam
P-Care dan SIMPUS. Dengan jumlah pasien
Hasil wawancara juga sesuai dengan hasil
JKN yang di Puskesmas Gondokusuman II
observasi yang dilakukan peneliti dengan
belum terlalu banyak, petugas masih bisa untuk
melihat item data pada SIMPUS, diketahui
melakukan entry data ke dalam P-Care maupun
bahwa tidak tersedia kolom nomor kepesertaan
SIMPUS. Berbeda jika jumlah pasien JKN
pasien BPJS Mandiri. Dalam SIMPUS, jenis
banyak maka akan memakan banyak waktu dan
kepesertaan BPJS Mandiri diinput sebagai
membebani petugas.
pasien kelompok khusus.
2)

4) P-Care
Di Puskesmas Gondokusuman II, dalam
P-Care digunakan untuk pengolahan data pasien melakukan penerimaan pasien berdasarkan
JKN, sedangkan SIMPUS digunakan untuk pada prosedur kerja pendaftaran dan rekam
pengolahan semua kunjungan pasien termasuk medis sebagai pedoman petugas penerimaan
juga pasien JKN. Di Puskesmas Gondokusuman pasien agar pelayanan pasien di unit pendaftaran
II, belum ada integrasi antara P-Care dengan dan rekam medis berjalan dengan tertib dan
SIMPUS. Antara P-Care dan SIMPUS masih lancar. Berdasarkan studi dokumentasi pada
berjalan sendiri-sendiri. Dengan begitu, data PKIK Puskesmas Gondokusuman II, prosedur
pasien JKN akan di-entry ke dalam P-Care pelayanan unit pendaftaran dan rekam medis
dan SIMPUS. Belum terintegrasinya P-Care adalah sebagai berikut.

51
Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia Vol. 4 No.1 Maret 2016
ISSN: 2337-6007 (online); 2337-585X (Printed)

a) Pasien datang ambil nomor urutan antrian; fasilitas tingkat pertamanya. Sekarang ini,
b) Pasien menunggu panggilan; pasien JKN harus periksa sesuai dengan fasilitas
c) Petugas memanggil pasien sesuai nomor urut tingkat pertama tempat pasien terdaftar.
antrian;
Berdasarkan hasil wawancara dengan salah
d) Petugas mendaftar sesuai keperluan pasien;
satu pasien JKN yang menyatakan bahwa
e) Petugas memberikan form isian data pasien;
pada saat mendapat kartu Jamkesmas, pasien
f) Petugas membuat kartu tanda berobat dan resep
tersebut hanya diarahkan untuk membawa
sesuai data pasien;
kartu Jamkesmas yang dimiliki untuk periksa
g) Pasien dipersilahkan menunggu di poli tujuan
pasien; di manapun dan tidak mendapat informasi
h) Petugas membuat rekam medis baru sesuai bahwa peserta JKN harus berobat sesuai dengan
nomor indeks; fasilitas kesehatan tempat pasien terdaftar.
i) Petugas mengurutkan rekam medis pasien sesuai Berikut kutipan wawancaranya.
dengan nomor urut antrian; Pasien yang merupakan penduduk dalam Kota
j) Petugas mengantar rekam medis ke poli sesuai Yogyakarta juga ada yang melakukan komplain
tujuan pasien. karena tidak bisa menggunakan KTP sebagai
jaminan kesehatannya. Hal ini dikarenakan
Dalam penerimaan pasien JKN juga masih penduduk Kota Yogyakarta yang sudah terdaftar
menggunakan prosedur kerja di atas. Petugas sebagai peserta JKN harus menggunakan
melaksanakan semua langkah yang ada dalam jaminan tersebut di FKTP dimana pasien
prosedur kerja pendaftaran dan rekam medis tersebut. terdaftar. Jaminan KTP hanya bisa digunakan
Namun, terdapat langkah pelayanan pendaftaran untuk penduduk kota Yogyakarta yang belum
pasien JKN yang belum terinci dalam prosedur memiliki jaminan apapun.
kerja pendaftaran dan rekam medis di atas. Langkah
Hasil di atas senada dengan pernyataan dari
tersebut adalah pengecekkan kepersertaan JKN dan
salah satu pasien JKN. Pasien JKN menyatakan
entry data sosial pasien ke dalam P-Care maupun
tidak mengetahui bahwa penduduk Kota
ke dalam SIMPUS. Meskipun belum tertulis
Yogyakarta yang sudah memiliki kartu JKN
dalam prosedur kerja, petugas sudah melakukan
harus menggunakan kartu JKN untuk berobat di
pengecekkan kepesertaan pasien JKN dan entry data
tempat pasien terdaftar dan tidak diperbolehkan
sosial pasien JKN ke dalam P-Care dan SIMPUS.
menggunakan KTP sebagai jaminannya.
Hal ini dikarenakan ketentuan-ketentuan yang belum
terinci dalam prosedur kerja sudah disampaikan Dari permasalahan di atas, petugas penerimaan
secara lisan. pasien akan memberikan penjelasan kepada
pasien mengenai prosedur pelayanan JKN.
Sedangkan untuk pengolahan data medis, pelaporan Jika pasien JKN tidak terdaftar di Puskesmas
dan pendanaan JKN tidak ada prosedur kerja ataupun Gondokusuman II, petugas akan mengarahkan
instruksi kerja secara tertulis yang digunakan oleh pasien untuk kembali ke fasilitas kesehatan
petugas dalam melaksanakan kegiatan pengolahan tempat pasien terdaftar atau dilayani sebagai
data medis, pelaporan dan pendanaan. pasien umum. Selain itu petugas juga akan
Berdasarkan hasil wawancara kepada pertugas terkait mengarahkan kepada pasien yang tidak terdaftar
pengolahan data medis, pelaporan dan pendanaan di Puskesmas Gondokusuman II lapor kepada
yang menyatakan bahwa tidak ada prosedur kerja BPJS Kesehatan untuk pindah fasilitas kesehatan
secara tertulis yang digunakan sebagai pedoman ke Puskesmas Gondokusuman II jika ingin tetap
dalam melakukan tugasnya. periksa sebagai pasien JKN.

markets. Berdasarkan hasil wawancara, upaya yang


dilakukan adalah menjelaskan mengenai
dalam pelaksanaan program JKN perubahan sistem yang terkait dengan
adalah pasien. Kendala yang terjadi dilihat dari berlakunya JKN sejak tahun 2014 kepada
segi adalah kurang pahamnya pasien pasien. Untuk pasien JKN yang tidak terdaftar
mengenai prosedur pelayanan pasien JKN. di Puskesmas Gondokusuman II, maka
Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya pasien petugas akan mengarahkan pasien ke fasilitas
yang kurang paham mengenai penunjukkan kesehatan tempat pasien terdaftar untuk

52
Nuryati, dkk. Kendala Pelaksanaan Program JKN Terkait Penerimaan Pasien ...

mendapatkan pelayanan tingkat pertamanya. maka waktu pelayanannya juga semakin lama.
Jika pasien menghendaki periksa di Puskesmas 2. Data medis pasien JKN di-entry ke dalam
Gondokusuman II petugas akan meminta pasien P-Care dan SIMPUS. Namun, belum semua
untuk meminta surat sekali periksa dari kantor data medis pasien JKN dapat di-entry ke dalam
BPJS Kesehatan atau pindah fasilitas kesehatan P-Care.
ke Puskesmas Gondokusuman II atau membayar 3. Pelaporan program JKN terdiri dari laporan
sendiri tanpa menggunakan kartu JKN yang kunjungan dan laporan 10 besar penyakit
dimiliki pasien. Selain itu, petugas juga akan berdasarkan jenis kepesertaan pasien JKN,
mengarahkan pasien yang merupakan penduduk yakni Askes, Jamkesmas dan BPJS Mandiri.
Kota Yogyakarta dan sudah terdaftar sebagai Laporan tersebut dikirim ke Dinkes Kota
peserta JKN untuk menggunakan fasilitas Yogyakarta setiap bulan.
pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan 4. Pendanaan program JKN ada dua macam, yakni
pasien terdaftar. berdasarkan kapitasi dan non kapitasi. Untuk
kapitasi, Puskesmas menerima pembayarannnya
Kartu JKN harus dibawa oleh pasien JKN setiap bulan. Sedangkan untuk non kapitasi,
ketika berobat ke Puskesmas Gondokusuman Puskesmas Gondokusuman II belum berjalan.
II. Namun, berdasarkan hasil wawancara 5. Kendala pelaksanaan program JKN terkait
diketahui bahwa belum semua pasien JKN penerimaan pasien, pengolahan data medis,
membawa kartu kepesertaan JKN saat periksa pelaporan dan pendanaan disebabkan oleh
di Puskesmas Gondokusuman II. Pasien yang unsure 6M, yakni
tidak membawa kartu JKN, untuk sementara dan money.
didaftar sebagai pasien umum.
Dalam hal pasien yang tidak membawa kartu
JKN, petugas penerimaan pasien menyarankan
pasien agar membawa kartu JKN untuk DAFTAR PUSTAKA
kunjungan berikutnya.
Abdelhak, M.; Grostick, S.; Hanken, M.A. (2011).
money.
Money merupakan hal yang tidak kalah Sidney: WB. Saunders
pentingnya dalam suatu organisasi. Uang harus Company.
disediakan untuk membiayai gaji tenaga kerja,
alat-alat yang dibutuhkan dan harus dibeli, serta Agustina, I.E; Hastuti, A.P.; Mulyono, S. (2010).
hasil yang akan dicapai dari suatu organisasi. “Tinjauan Alur Prosedur Pelayanan Pasien
Rawat Jalan Peserta Jamkesmas di RSUD
Berdasarkan wawancara dengan Responden Kabupaten Karanganyar”. Jurnal Kesehatan.
Triangulai 4, dalam pelaksanaan program
JKN di Puskesmas Gondokusuman II masih http://ejurnal.stikesmhk.ac.id [Diakses pada
ditemukan kendala dari segi money. Kendala 10 Juni 2015].
tersebut tidak hanya belum adanya anggaran
untuk memperbaiki keterbatasan daya listrik Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian Suatu
yang ada di Puskesmas Gondokusuman II, . Jakarta: PT Rineka Cipta.
tapi juga anggaran untuk intergrasi P-Care dan
Banunaek, N. (2014). “Sistem Informasi Puskesmas
SIMPUS. (SIMPUS)”. Blog [Internet].Tersedia dalam
http://nomensenbanuanek.blogspot.com
SIMPULAN [Diakses Pada 6 Juni 2015].

1. P eneri m aan pa sien JKN dim ul ai dari BPJS Kesehatan. (2014). “Bridging System
pengambilan nomor antrian, kemudian Perpendek Antrean Pelayanan”. Buletin Info
BPJS Kesehatan. Edisi X. Jakarta: BPJS
identitas sosial lainnya, entry data sosial ke Kesehatan.
dalam P-Care dan SIMPUS serta mengantarkan
rekam medis ke balai pengobatan. Dengan harus Budi, S. C. (2011).
entry data sosial ke dalam P-Care dan SIMPUS, Medis. Yogyakarta: Quantum Sinergis Media.

53
Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia Vol. 4 No.1 Maret 2016
ISSN: 2337-6007 (online); 2337-585X (Printed)

Bungin, B. (2009). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor 71 tahun 2013 Pelayanan Kesehatan
Lainnya. Jakarta : Kencana. Pada Jaminan Kesehatan Nasional [Internet].
Tersedia dalam www.depkes.go.id [Diakses
Depkes RI. (1997). Pada 16 Desember 2014].
Jakarta:
Depkes RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Puskesmas
Hatta, G. R. (2011). Pedoman Manajemen Informasi [Internet]. Tersedia dalam www.depkes.go.id
[Diakses pada 5 Juni 2015].
Jakarta. Universitas Indonesia (UI-Press).
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 12
IFHIMA. (2012). Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan
[Internet]. Tersedia dalam www.jkn.kemkes.
[Internet]. Tersedia go.id [Diakses Pada 6 Desember 2014].
dalam https://ifhima.files.wordpress.com
[Diakses Pada 23 Januari 2015]. Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 57 Tahun 2012
Tentang Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan
Kemenkes RI. (2014). Pedoman Pendampingan Daerah Kota Yogyakarta [Internet]. Tersedia
. dalam http [Diakses
Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Upaya pada 9 Juni 2015].
Kesehatan.
Perjanjian Kerjasama Antara BPJS Kesehatan Cabang
___________. (2014). . Utama Yogyakarta Dengan Pemerintah Kota
Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Upaya Yogyakarta Tentang Pelayanan Kesehata
Kesehatan. Tingkat Pertama Pada Puskesmas Di Kota
Yogyakarta Bagi Peserta BPJS Kesehatan
Moleong, L.J. (2013). Metodologi Penelitian Kualitatif.
Nomor 41.A/PER.YK/2014.
Bandung : Rosdakarya.
Puskesmas Gondokusuman II. (2015). Profil
Muninjaya, A.A.G. (1999). Manajemen Kesehatan.
Jakarta: EGC.
. Yogyakarta: Puskesmas
Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi Penelitian Gondokusuman II
Kesehatan: Edisi Revisi. Jakarta : Rineka Cipta.
Rusdiana, H. A. (2014).
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Bogor: Pustaka Setia.
Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Panduan Praktik
Rustiyanto, E. (2010).
Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan
Yogyakarta: Graha
Kesehatan Primer [Internet]. Tersedia dalam
Ilmu.
www.hukor.depkes.go.id [Diakses pada 28
Desembar 2014]. Undang-undang Nomor 24 Tahun 2011 Tentang
badan Penyelenggara Jaminan Sosial Internet].
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Tersedia dalam www.jkn.kemkes.go.id [Diakses
Nomor 28 Tahun 2014 tentang Pedoman
Pada 6 Desember 2014].
Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan
Nasional [Internet]. Tersedia dalam www. Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004 Tentang Sistem
depkes.go.id [Diakses Pada 16 Desember 2014]. Jaminan Sosial Nasional [Internet]. Tersedia
dalam www.jkn.kemkes.go.id [Diakses Pada 6
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Desember 2014]
Nomor 59 Tahun 2014 Tentang Standar Tarif
Pelayanan Kesehatan Dalam Penyelenggaraan
Program Jaminan Kesehatan [Internet]. Tersedia
dalam www.depkes.go.id [Diakses Pada 6
Desember 2014].

54

Anda mungkin juga menyukai