SINUSITIS
Disusun oleh:
a. Faktor lokal
Yaitu semua kelainan di dalam (internal) yang mengakibatkan sumbatan. Misalnya :
infeksi, tumor, benda asing, alergi, kelainan anatomi, polutan, dan gangguan pada
mukosilia.
b. Faktor sistemik
Yaitu keadaan di luar hidung (eksternal) yang menyebabkan sinusitis. Misalnya :
penggunaan obat-obatan yang mengakibatkan sumbatan pada hidung.
a. Infeksi virus
Sinusitis akut dapat terjadi karena paparan virus Rhinovirus, Influenza dan
Parainfluenza virus.
b. Infeksi bakteri
Bakteri yang dapat menyebabkan sinusitis yaitu bakteri Streptococcus pneumonia,
Haemophilus influenza. Jika sistem imun menurun dan drainase dari sinus tersumbat
akibat pilek atau infeksi virus, maka bakteri yang sebelumnya tidak berbahaya, akan
berkembang dan masuk ke dalam sinus, dan dapat menyebabkan sinusitis.
c. Infeksi jamur
Jamur yang dapat menyebabkan sinusitis pada individu dengan gangguan imun
misalnya jamur Aspergillus sp.
7. Pengkajian
Riwayat kesehatan:
a. Keluhan utama
b. Riwayat kesehatan terdahulu
c. Riwayat kesehatan keluarga
8. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
b. Tanda-tanda vital
c. B1 (breathing)
d. B2 (blood)
e. B3 (brain)
f. B4 (bladder)
g. B5 (bowel)
h. B6 (bone)
9. Pemeriksaan penunjang
a. Rinoskopi anterior
b. Rinoskopi posterior
c. Transiluminasi : Dilakukan di ruangan yang gelap dan dengan penlight difokuskan ke
dalam mulut. Arah sumber cahaya menghadap ke atas. Sinus yang normal akan tampak
gambaran terang pada daerah glabella
d. X foto sinus paranasal
10. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada sinusitis11:
Prinsip pengobatan yaitu menghilangkan gejala, mengurangi infeksi dan mengurangi
penyebab.
a. Pengobatan konservatif
1) Istirahat cukup dan udara harus bersih dengan kelembaban 45-55%
2) Antibiotik yang adekuat
3) Analgesic untuk mengurangi nyeri
4) Antihistamin (jika ada alergi)
5) Kortikosteroid (dalam jangka pendek jika memiliki riwayat alergi cukup parah)
b. Pengobatan operatif
Hanya dilakukan jika ada gejala sakit yang kronis : otitis media kronik, bronchitis
kronik atau ada komplikasi serta abses orbita atau komplikasi abses intracranial. Prinsip
operasi sinus adaalh memperbaiki sinus paranasalis yaitu dengan cara membebaskan muara
sinus dari sumbatan. Operasi yang dilakukan adalah dengan menggunakan sinoskopi.
11. Asuhan Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan NOC NIC EBN
1 Ketidakefektifan bersihan Status pernapasan: kepatenan Managemen jalan napas Judul jurnal:
jalan napas b.d mukuis jalan napas 1. Posisikan pasien untuk “Posisi Lateral Kiri Elevasi kepala 30o
berlebihan Setelah dilakukan tindakan memaksimalkan ventilasi terhadap Nilai Tekanan Parsial Oksigen
keperawatan selama 3x24 jam, 2. Lakukan fisioterapi dada, (PO2) pada Pasien dengan Ventilasi
status pernapasan: kepatenan sebagaimana mestinya Mekanik”
jalan napas pasien membaik 3. Buang sekret dengan memotivasi Posisi lateral kiri dapat meningkatkan
dengan kriteria hasil: pasien untuk melakukan batuk atau ventilasi dimana anatomi jantung berada di
1. Kemampuan untuk menyedot lendir sebelah kiri, di antara bagian atas dan bawah
mengeluarkan sekret dari 4. Motivasi pasien untuk bernapas pelan, paru membuat tekanan paru meningkat arteri
skala 1 menjadi rentang 2-4 dalam, berputar dan batuk di apex lebih rendah pada bagian basal paru.
2. Akumulasi sputum dari skala 5. Instruksikan bagaimana agar bisa Berdasarkan hasil penelitian yang telah
1 menjadi rentang 2-3 melakukan batuk efektif dilakukan setelah dilakukan intervensi,
3. Batuk dari skala 2 menjadi perubahan posisi lateral kiri dan elevasi pada
rentang 3-4 Fisioterapi dada kepala 30o dilakukan oleh peneliti dan
1. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan dibantu petugas ruang intensif. Selama
fisioterapi dada kepada pasien posisi lateral kiri elevasi kepala 30o pasien
2. Monitor status respirasi dan terlihat lebih nyaman, tidak gelisah,
kardiologi hemodinamik stabil, saturasi meningkat
3. Monitor jumlah dan karakteristik mencapai 100%, dan sekret mudah
sputum disuction. Kondisi seperti ini menyebabkan
4. Tentukan segmen paru yang akan bersihan jalan napas efektif dan pasien dapat
dilakukan fisioterapi dada di atas, jika bernapas dengan baik sehingga oksigenasi
pasien tidak dapat mengikuti posisi adekuat. Posisi lateral kiri dapat
tersebut, lakukan modifikasi memfasilitasi pergerakan sekret dibantu oleh
pemposisian gaya gravitasi dari paru-paru ke saluran
5. Gunakan bantal untuk menopang napas bagian atas, sehingga sekret dapat
posisi pasien dengan mudah dikeluarkan dengan tindakan
6. Tepuk dada dengan teratur dan cepat suction.
dengan menggunakan telapak tangan
yang dikuncupkan di atas area yang Judul jurnal:
ditentukan selama 3-5 menit, hindari “Penataksanaan Fisioterapi Dada pada
perkusi di atas tulang belakang, ginjal, Kasus Pneumothorax Bilateral di RS
payudara, area insisi, dan tulang rusuk Paru Dr. Ario Wirawan Salatiga”
yang patah Fisioterapi dada digunakan untuk
7. Getarkan dengan cepat dan kuat mengalirkan sputum ke saluran pernapasan
dengan telapak tangan, jaga agar bahu yang lebih besar, mengeluarkan sputum dari
dan lengan tetap lurus, pergelangan saluran pernapasan, mengurangi sesak
tangan kencang, pada area yang akan napas, normalisasi pola pernapasan,
dilakukan fisioterapi dada ketika peningkatan ekspansi thoraks, serta
pasien menghembuskan napas dan peningkatan aktivitas kemampuan
batuk 3-4 kali fungsional.
8. Instruksikan pasien untuk Terapi yang diberikan pada Tn. S usia 71
mengeluarkan napas dengan teknik tahun setelah diberikan terapi fisioterapi
napas dalam dada derajat sesak napas berkurang (dengan
9. Anjurkan untuk batuk selama dan Borg Scale) dari T0 dengan hasil 7 yaitu
setelah tindakan sangat berat berat menjadi T6 dengan hadil
10. Sedot sputum 4 yaitu kadang berat.
11. Monitor pernapasan pasien sebelum
dan setelah prosedur
DAFTAR PUSTAKA